Tumgik
satulangkahkita · 4 months
Text
2/2
tidak mudah memang mengendalikan perasaan yang sudah terlanjur dalam. terlebih ada cerita lama yang belum usai.
Halalkan atau Tinggalkan Sebab Tuhanmu Tak Mengizinkan
mungkin ini terdengar pahit dan tidak sedikit yang tak terima lalu memilih beralih. namun, saling mengingatkan meski pahit lebih baik dibanding manis namun menjerumuskan.
Memilih meninggalkan, caraku men-sugesti diri, kalaulah dia yang terbaik. maka akan kujemput dengan ketaatan dan penuh pinta kepada Yang Maha Menentukan agar Ia sendiri yang menggerakkan hatinya untuk menghalalkan.
Namun, jangan lupakan untuk menyisakan sedikit ruang agar ketika ekspektasi digerakkan untuk menghalalkan tidak sesuai harapan. masih ada ruang untuk kita belajar merelakan.
inilah jawaban atas pertanyaan yang seringkali datang. memilih menjauh,agar hati ini tak salah jatuh. kau dengan mimpi dan duniamu. dan begitupun aku dengan duniaku dan mimpi mimpiku. inilah caraku menjemputmu dengan ketaatan dan lirih pinta kepada Dia Yang Maha Menentukan. pun jika akhirnya tak kunjung dihalalkan, aku yakin bahwa itulah yang terbaik yang ia berikan.
2 notes · View notes
satulangkahkita · 4 months
Text
1/2
Makin bertambah usia, jadi banyak belajar untuk benar benar mengeja ikhlas dalam setiap lelah. mengeja sabar ketika tak sesuai kira...
Makin kesini, juga makin bersyukur ditengah lingkungan yang menghalalkan hubungan lebih antar lelaki dan wanita namun Allah menjaga sejak usia belia meski belum mengenal syariatnya.
Pernah suatu kali ditanya "pernah pacaran?", "enggak" jawabku. "kenapa" tanyanya. gk tau setiap kali ada kesempatan, ntah kenapa aku punya seribu alasan untuk menghindar, terlebih semenjak mengenal agama jadi tambah yakin untuk gk kearah sana. "tapi pernah gk suka sama orang?" tanyanya lagi.
pada hakikatnya, menyukai seseorang itu adalah fitrah setiap manusia. klo gk pernah suka. berarti patut dipertanyakan itu... hehehe..
Namun, lagi lagi tentang menjaga, seperti kisahnya ibunda fatimah yang menyukai sayyidina ali. hanya ia dan Allah yang tahu bahwa ibunda kita menyimpan perasaan suka ke sayyidina ali. Sekali kali membaca sejarah kisah para nabi, sahabat, dan para ibunda kita itu perlu, agar kita bisa mengambil hikmahnya untuk kehidupan yang saat ini kita jalani. Dan yang perlu ditanamkan, berbeda generasi bukan berarti berbeda cara. tapi lagi lagi perkara syariat seharusnya tidak perlu kita gugat dengan dalih perbedaan zaman.
Yang seringkali menjadi pertanyaan adalah gk semudah itu untuk menempatkan perasaan ketempat seharusnya. terlebih ketika perasaan sudah terlanjur dalam..
Next post
1 note · View note
satulangkahkita · 1 year
Text
Selamat Datang di Fase Dewasa
Selamat datang di fase Dewasa
Fase dimana kamu merasakan banyak lelah
Fase dimana kamu merasa tertinggal
Fase dimana kamu merasa khawatir akan masa depan
Fase dimana kamu dipenuhi banyak overthingking akan segala hal
Tumblr media
Sampai mungkin pernah ngebatin “ Ternyata dewasa tak seindah yang kubayangkan dulu, aku lelah dengan semuanya harus berapa kali aku beristirahat agar lelahku hilang, aku berusaha menjaga kewarasanku meski terkadang ingin berteriak menyerah”
Teruntuk Aku dan kamu yang diposisi yang sama,
Satu hal yang harus kamu tau, bahwa hidup bukan untuk berlomba siapa duluan yang sukses, tapi siapa yang bertahan dan berjuang sampai garis finish (Surga-Nya)
Persembangkan saja yang terbaik versi kamu sendiri, Hasilnya? itu ranah Allah, Percayakan sama Dia kan?
Terimakasih sudah berjuang sampai dititik sekarang, yang gk kebayang deh dulu merasa gk bisa ngelewatin. Tapi yeaah semua ternyata bisa dilalui meski harus terseok seok...
Terlebih, belakangan sering banget ditanyain “ Kapan nikah?”, “Ditunggu undangannya”, “Cepet Nyusul ya”...Jawabanku? ya tentu saja “Doakan ya hehe”.
Keyakinanku satu, bahwa “Jika dihidup ini dipertemukan dan diyakinkan hati, maka Allah memandangku siap menempuh ibadah terpanjang. Tapi jika belum, maka mungkin Ia memintaku untuk mempersiapkan. Baik persiapan pertemuan dengan doi atau pertemuan abadi dengan Cinta Tertinggiku kepada Allah” ;)
Selamat, Barakallahulakum untuk sahabat dan teman teman yang sudah menyempurnakan separuh agamanya. Tidak ada kado terbaik selain doa terkhusyu’ semoga menjadi keluarga yang Allah berkahi dengan rahmatnya, Keridhoannya, Menjadi sebaik baik keluarga rabbaniyyun hingga jannahNya.
10 notes · View notes
satulangkahkita · 1 year
Text
KAMU PEREMPUAN, KENAPA BELAJAR TERUS?
Tumblr media
Kenapa belajar terus?
Kamu perempuan, gk perlu pendidikan tinggi-tinggi? karena hanya  akan mengurus dapur dan keluarga
Udah cukup S1 aja, gk perlu S2, ntar gk ada yang mau deket karena jenjang mu lebih tinggi dari dia?
Jawaban saya, saya ingin mendidik anak anak dengan sebaik baiknya. Dengan keilmuan yang saya punya (insyaa Allah), ilmu secara akhirat dan dunia dengan maksimal..
Ilmu yang terus menerus dipelajari, bukan untuk menjadi perempuan yang lebih tinggi daripada suami.  karena selamanya seorang perempuan adalah seoarang makmum bukan imam
Setinggi apapun pendidikan, keilmuan, selamanya perempuan akan tetap sebagai makmum. Yang saya pelajari adalah setidaknya, sya berharap  anak anak saya kelak mendapatkan pendidikan, pengetahuan, dan bagaimana menggapai kedekatan dengan tuhannya (Allah Subhanahu wata’ala), pendidikan dan pengetahuan dari bagian ilmu kehidupan yang akan dijalaninya kelak. 
Sedikit mengutip dari penelitian tahun 1994 oleh peneliti di Medical Research Council Social and Public Health Sciences Unit dengan mewawancarai sebanyak 12.686 orang berusia 14 hingga 22 tahun. Hasilnya, dengan memperhatikan beberapa hal seperti IQ anak, ras, pendidikan, dan status sosial ekonomi, hasilnya menemukan kecerdasan anak menurun dari ibu.
sumber: https://pediasure.co.id/article/kecerdasan-anak-menurun-dari-ibu
Semangat menuntut ilmu, karena seorang perempuan (ibu) adalah madrasah pertama bagi anak anaknya
---Lampung Timur, 11 Februari 2023-----
4 notes · View notes
satulangkahkita · 1 year
Text
Menjauh untuk Menjaga
Jangan terlalu dekat. Jangan terlalu jauh. Jangan baperan. Jangan terlalu terbuka. Jangan Terlalu Tertutup.   Jangan terlalu dekat. Jangan terlalu jauh. Jangan baperan. Jangan terlalu terbuka. Jangan Terlalu Tertutup. Jangan terlalu dekat. Jangan terlalu jauh. Jangan baperan. Jangan terlalu terbuka. Jangan Terlalu Tertutup..
Mantera yang selalu di ucapkan ketika keluar dari zona kesendirian. Kenapa? tidak mudah memang bagi seorang muslimah tidak bergaul dengan laki2 terlebih lingkungan kerja dan sosial yang mau tidak mau memang akan berurusan dengan mereka. 
Tidak sedikit mereka yang baru mengenal, spontan mengatakan “jangan menutup kemungkinan yang ada”, “cobalah beri kesempatan yang didepan”,” Membatasi itu harus tapi jangan menutup kemungkinannya”. 
Yupss begitulah nasihat nasihat yang selama 2 tahun terus berputar hehe...melalui tulisan ini aku harap diriku sendiri, yang merasakan hal yang sama, dan khususnya aku yang akan membaca kembali di waktu yang berbeda...
Tetaplah Objektif dengan Menjauh untuk Menjaga Keobjektifan itu. Ibarat menghadap tembok untuk melihat keseluruhan bidang tembok itu, apakah ada lubangnya, apakah ada kroposnya, apakah lubangnya besar, apakah lubangnya sangat kecil?, apakah pondasinya kokoh, atau justru sebaliknya rapuh?
Jangan terlalu dekat. Karena itu hanya akan membuat kita melihat dinding yang terlihat didepan mata. tidak menyeluruh bukan?
Jangan terlalu jauh. Karena itu hanya akan membuat kita tidak mampu melihat hal hal detail didinding itu. Hanya nampak luasan dinding secara kasat mata bukan? tapi detailnya, tidak.
Jangan baperan. Melibatkan hati sepenuhnya dalam membuat keputusan adalah kesalahan terbesar. kenapa? sering sekali mereka yang menyukai seseorang yang bukan mahramnya “buta” untuk melihat baik buruknya orang tersebut. terkadang mereka tau betul keburukannya tapi seolah sirna begitu saja dengan dalih “aku yakin nanti dia berubah” atau “dia bilang dia mau berubah” atau “ketika menikah nanti kita akan berubah bersama”. Bukankah mereka “buta”?
Menohok sekali kata beliau (yang tak bisa kusebutkan namanya), “Mayoritas perempuan itu, gk objektif ketika milih, kebanyakn cenderung main perasaan jadilah lebih sering subjektif. Misalnya kriterianya a b c d tapi ketika dah punya perasaan sama si e. seketika kriteria a b c d tadi dinomor sekiankan asalkan dia bilang ‘nanti berubah’  lenyap sudah kriteria itu”. 
Yaa TETAPLAH OBJEKTIF . Jika salah katakan salah. jika tidak sesuai katakan tidak sesuai. jika lubangnya besar katakan bahwa lubangnya besar. jika pondasinya tidak kokoh katakan bahwa pondasinya perlu diperbaiki. Jika ingin berubah silahkan berubah. Bukan karena kita, tapi karena Allah, karena Allah mencintai orang yang berubah ke arah kebaikan. jika ingin memperbaiki pondasi silahkan perbaiki dulu pondasi. Karena kitapun sama bukan? kita tengah memperbaiki pondasi dinding kita sendiri. 
Jika pondasi kita sendiri rapuh, bagaimana mau perbaiki pondasi orang lain?. Sampai kapan? bukankah manusia itu tidak sempurna?. yah benar....
Tidak ada yang benar benar 100 persen bersih dan kokoh. Untuk itu, melibatkan hati pada Allah bukan pada manusia adalah hal yang MUTLAK. Ia lebih tahu manakah yang layak dan tidak, mana yang lebih baik dari yang baik, mana yang lebih utama, dari yang utama dan mana yang lebih mendekati poin 100 dari Allah. Bukankah 60 lebih baik dari 50 dan 70 lebih baik dari 60?
Dan bukankah dari semua aktivitas kita, semua pilihan yang kita ambil, adalah untuk MENDAPAT KERIDHAAN-NYA?
Sedikit Menjauh untuk Menjaga adalah salah satu cara untuk menjaga keobjektifan itu....
Kota Metro, 29 Januari 2023
1 note · View note
satulangkahkita · 1 year
Text
Support System-ku
Belakangan ini lagi belajar menjadi support  sistem ke diri sendiri. suka bisik ke diri " gapapa kok kalau gagal, gapapa kalau beberapa kenyataan tidak  sesuai kemauanmu, dibanyakin lagi ya sabarnya, dikuatin lagi pundaknya"
Tumblr media
Jadi sering ngingatin ke diri kalau semua rencana rencana baikmu memang gk harus terkabulkan semua. Gak semua keinginanmu harus terjawab hari ini. Bukan karena gk ada yang semangatin. tapi lagi berusaha menjadi orang pertama yang sebagai penyemangat dan penguat untuk diri sendiri.
Sejauh ini jadi semakin ngerti sama hidup, kita gk bisa selalu bergantung sama orang lain. karena mereka gk bisa ngerti sepenuhnya, gk bisa selalu ada saat kita lagi dititik terendah.
Cukup Allah yang menjadi penenang hati, membangkitkan diri sendiri untuk mensupport kala sedang tidak baik baik saja
Dear aku yang mungkin akan membaca tulisan ini kembali di waktu yang tak lagi sama namun mungkin dikondisi serupa... Kuat ya, tersenyum untuk hal apapun didepan, hadapi dengan keyakinan penuh bahwa akan ada yang Allah persiapkan untuk jiwa yang berjuang dalam koridorNya
Lampung Timur, 03 Januari 2023
3 notes · View notes
satulangkahkita · 2 years
Text
Penempatan Ku di ...
#RandomPost
Ada hati yang kecewa, ada pula yang menangis bahagia melihat selembar kertas yang tertulis namanya..
It’s oke, menangislah tapi jangan lupa untuk bersyukur. Alhamdulillah 
Yang jauh dari rumah, Mungkin Allah tengah mengajarkan untuk lebih mandiri, Allah uji hati disuasana dimana dia belum mengenal siapapun, 
Yang dekat rumah, Mungkin Allah tengah ajarkan untuk lebih dan lebih berbakti kepada orang tua, kepada keluarga terdekat
Sebuah pesan yang mengiringi perjalananku dari Kata kata Kasubbag Umum BPS Kab Pringsewu, Bu Niken, yang waktu itu memberikan nasehat kepadaku, menjadi perekat dihati bahwa dimanapun ditempatkan, ingat 2 hal
1. Harus Punya prinsip, kamu bekerja bukan untuk pimpinan tapi utamanya untuk Allah, kemudian BPS, dan masyarakat. Jadi se se... apapun disana berbaurlah tapi tidak melebur
2. Tanamkan dalam hati, bahwa kamu gk selamanya ada disini, atau gk selamanya ada diposisi ini. karena dengan begitu akan selalu ada niat untuk pulang ke tempat yg dekat dengan rumah, ada niat untuk melanjutkan studi, ada niat untuk terus meningkatkan kapasitas diri 
Tak apa mengeluh sedikit karena memang fitrahnya manusia begitu bukan? 
                                                                                        إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا
Artinya: ” Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (Q. S. Al Ma’ariij: 19)
                                                                                           إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعًا
Artinya: ” Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,” (Q. S. Al Mariij: 20)
tapi setelah itu, Berserahlah pada yang Maha Berkehendak bagaimanapun kehendaknya, Semakin yakin sama Allah, semakin berhusnudzon kepadaNya 
Melepaskan segala urusan dengan bahagia. Bukan menahan nahannya seakan tidak terima. 
Hamba ridha apapun yang Engkau mau ya Rabb,  Karena ridhaMu jugalah yang  kuharap
Talangpadang, 18 Maret 2022 ---STIS Angkatan 59---
1 note · View note
satulangkahkita · 3 years
Text
Catatanku: Fiqih Prioritas
#Pendahuluan: Kebutuhan Akan Fikih Prioritas
Fikih prioritas, maksudnya meletakkan sesuatu pada peringkatnya dengan adil. bagaimana adil? adil dari segi nilai, hukum, dan pelaksanaannya. Jadi, 
sesuatu yang penting tidak didahulukan atas sesuatu yang kurang penting    
sesuatu yang tidak kuat tidak didahulukan atas sesuatu yang kuat      
sesuatu yang biasa biasa saja tidak didahulukan atas sesuatu yang utama 
sesuatu yang  semestinya didahulukan harus di dahulukan
setiap perkara harus diletakkan ditempatnya dengan seimbang dan lurus, tidak lebih dan tidak kurang
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan necara (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neaca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu “     (Ar Rahman:7-9)”
Dasarnya adalah bahwa sesuatu itu tidak memiliki tingaktatan yang sama. dan bahkan kita sering mendengar hadits , amalan yang paling dicintai, amalan yang utama, amalan yang paling mulia. ini menunjukkan bahwa memang ada yang mulia diatas yang mulia, ada yang utama diatas utama, ada yang dicintai diatas dicintai..
contohnya : shalat berjamaah 27 kali lipat dari shalat sendiri, atau sejelek jelek orang ialah yang paling banyak omong, bermulut besar, dan berlagak pandai, dan sebaik baik umatku ialah mereka yang paling baik akhlaknya
ada juga contoh lain: Manusia yang dianggap pencuri paling ulung ialah orang yang mencuri shalatnya, tidak menyempurnakan rukun dan sujudnya; sedangkan manusia yang paling kikir ialah orang yang paling enggan mengucapkan salam
dalam bukunya juga disebutkan, bahwa manusia itu gk sama, derajat manusia itu berbeda meskipun kemanusiaan mereka sama. Mereka sama karena sama sama diciptakan sebagai manusia. 
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaa kamu saling kenal mengenal. sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi allah ialah orang yang paling bertakwa diantaran kamu (Al Hujurat:13)
“...Katakanlah: ‘adakah sama orang orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?..” (Az zumar:9)
Intinya, manusia aja berbeda satu dengan lainnya , mereka memiliki kelebihan yg tidak dimiliki oleh lainnya. Amal dan perbuatan mereka berbeda dan yang membedakan kedudukan mereka satu sama lainnya ialah ilmu, amal, ketakwaan, dan perjuangannya
Sumber: Fiqih Prioritas oleh Dr. Yusuf Al Qardhawi
3 notes · View notes
satulangkahkita · 3 years
Text
Catatanku: Fiqih Prioritas
Bismillah mau coba nulis disini lebih rutin lagi. karena keseringan nulis di buku. kadang bukunya hilang jadi susah kalau mau baca lagi, atau nulis insight di notes hp atau laptop ketika di restarts beberapa file hilang, nah mau coba di laman seperti ini, biar sewaktu waktu ingin me-recall materi lebih mudah dan harapannya semoga insight yg saya peroleh juga bermanfaat buat siapapun yg membacanya
Kalo kita tipe orang yang punya banyak mimpi, segudang amanah dan tanggung jawab, segudang pencapaian yang diinginkan dalam waktu kesekian dan kesekian, sejuta impian yang dipinta sebelum raga ini dipanggil pulang. Aku yakin pasti kalian punya daftar capaian harian, pekanan, bulanan, atau tahunan. Dan kalian punya target target hariannya, ibaratnya tersusun rapih lah ya what I have to do now??. 
Tapi kadang tuh, ngerasa gk sih waktu yg Allah kasih 24 jam berasa kurang??
Rasanya ketika kita banyak sekali target yang ingin dicapai, kewajiban yang ingin ditunaikan dengan sempurna, impian impian yang ingin diraih, waktu seakan tak cukup. sampe-sampe kadang ngorbanin waktu tidur ataupun istirahat. Al hasil?? ya kadang tubuh tuh collapse, atau terburuknya ibadah serasa aktivitas rutin tanpa ruh yg terpaut dengan Allah, atau bahkan tertunda dan terbengkalai (huuu pengalaman banget ini)
Sadar klo ada yang perlu kita kurangi, tahu kok kita tuh dah over dan harus ada yg diperbaiki. tapi kadang hati dan fikiran ini tuh egonya tinggi banget. gk mau menurunkan target, melepas, atau menunda impian sejenak. Still on that way :(
Nah kadang kita tuh tahu kan ya harus buat skala prioritas, tapi kira kira skala prioritas kita dah bener belum ya???
so, alhamdulillah disaranin buat baca buku prioritas karangan  Dr. Yusuf Qardhawi, Bismillah mau coba nulis insight per bahasannya dapet apa aja
Talangpadang, 07 November 2021
1 note · View note
satulangkahkita · 3 years
Quote
Berdoa ibarat mengetuk pintu Allah, Jangan putus teruslah mengetuk, Hingga pintu itu terbuka dan kita masih setia menunggu di depan pintu itu
someone
1 note · View note
satulangkahkita · 3 years
Text
Selamat Sudah Sampai di Tahap Ini
Ku ucapkan selamat sudah sampai ditahap ini, di titik ini... kamu yang sekarang mungkin lebih tangguh atau lebih rapuh. tapi apapun itu, aku yakin dirimu yang membaca ini adalah orang yang menginginkan termotivasi oleh kehidupan.
Tariklah napas yang panjang, dan hembuskan dengan perlahan Tariklah napas yang panjang, dan hembuskan dengan perlahan Tariklah napas yang panjang, dan hembuskan dengan perlahan
Bayangkan, kamu yang saat ini sudah melalui banyak sekali ujian, banyak sekali cobaan. sudah tak terhitung tangis, tawa, kecewa, bahagia, marah, atau rasanya sudah tak tahan dengan masalah yang bertubi tubi. 
Tapi lihatkan, kamu bisa melalui itu semua. Kenapa? karena kamu yakin kamu mampu melewati itu semua dengan baik. kamu yakin di setiap usaha akan ada hasil terlepas itu baik atau buruk. tapi yang kamu yakini apapun hasilnya itulah yang terbaik yang akan menjadi tonggak pelajaran untuk kedepan.
Terkadang kita sering memberikan semangat kepada orang lain “ ayo semangat kamu pasti bisa”. Tapi kita suka sekali lupa, Diri kita pun juga butuh semangat bukan?
Pejamkan Mata, kosongkan pikiran, tenangkan hati  dan tarik napas panjang, hembuskan.... Katakan pada hatimu, “Aku bisa melewati ini Aku bisa” “Aku punya Tuhan yang mampu menolongku” “Wahai diriku, Ayo semangat. Wahai Hatiku mari tenang bersama” “Wahai pikiranku, tenanglah kita cari solusi bersama” Tarik Napas panjang, tahan 5 detik, hembuskan...
Selamat Mencoba
Seminar Skripsi, Jumat 2 Juli 2021
2 notes · View notes
satulangkahkita · 3 years
Text
Keputusan
Tumblr media
Keputusan bukan penentu, Bukan pula langkah akhir...
Ketika kita memutuskan berarti kita Memulai. Untuk Istiqomah perlu ada keputusan hati dan fikiran. akan ada seribu duri dalam setiap langkah. Manusia biasa tak akan sanggup..
beberapa mungkin takut mengambil keputusan, tak berani memulai karena mungkin merasa tak pantas, tak mampu..
Jika demikian, bukankah ada Allah?
atau ternyata kita masih berburuk sangka pada Nya?
Saat takut tak mampu, tak bisa menyelesaikannya, kau lupa akan ke Maha KuasaNya dengan Pertolongan
Padahal Allah berjanji membersamai para pejuang yang menempuh jalan-Nya.
Saat kau takut tak mampu menjaganya, hakikatnya kau melupakan penjagaan Allah. kita hanya melibatkan diri dalam barisan penjaga. Sejatinya Allah yang menjaganya
Allah tak-kan bertanya” Kenapa Kau gagal?” Tapi ia bertanya “Kenapa kau tak memulai?”
1 note · View note
satulangkahkita · 3 years
Text
Hidup Sekali-Berarti- Mati
Tumblr media
Hidup sekali , Berarti Lalu Mati
~Ahmad Rifa’i Rif’an~
Kata kata singkat namun penuh makna. Mengajarkan arti kehidupan dunia bahwa antara hidup dan mati ada sebuah perjalanan yang harus diusahakan sepenuh hati..
Waktu terus berjalan, memakan usia, mendekati batas akhir perjalanan..sesekali tengoklah ke belakang
apa saja yang telah ku lakukan?
Adakah manfaat diriku untuk orang lain?
Kontribusi mana dari diriku untuk agamaku, bangsa dan negara?
Untuk Abi dan umi?
Sudahkan aku Berarti?
4 notes · View notes
satulangkahkita · 3 years
Quote
“Tidaklah istiqamah iman seorang hamba sampai istiqamah hatinya, dan tidaklah istiqamah hatinya sampai istiqamah lisannya (bertutur kata yang baik).” (HR Ahmad)
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri  dalam 
Mutiara Hikmah dari Kajian Riyaadhush Shaalihiin: “233.Amalan yang Paling Dicintai Oleh Allah?”
2 notes · View notes
satulangkahkita · 3 years
Text
Hati Hati dengan Lisan dan Tulisanmu!!
Niat hati mengingatkan, tapi berujung pertikaian Niat hati berdakwah, tapi memicu benci resah Niat hati demi kebaikan, tapi berujung kebatilan
Menyampaikan pun punya adab, bukan semau adabmu. bukankah Allah telah sampaikan dalam Al-quran bagaimana nabi berdakwah?
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (An-Nahl:125)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159)
yah beliau menyampaikan dengan lemah lembut, bil hikmah dan mau’idzotil hasanah (dengan hikmah dan pengajaran yang baik). Bukan umpatan, hinaan, cacian, perkataan kasar. Hati Hati lisanmu dan tulisanmu kelak akan dipertanggungjawabkan bukan?
Tak takutkah kau menjadi bagian dari hadits nabi yang mengaku umatnya tapi tidak mengikuti sesuai tuntunannya, melebih lebihkan, dan mengatas namakan ini dari nabi?? nauzubillahi mindzalik
“(Wahai Rabbku), mereka betul-betul pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sebenarnya engkau tidak mengetahui bahwa mereka telah mengganti ajaranmu setelahmu.” Kemudian aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku.”  (HR. Bukhari, no. 7051) Sumber:  Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal (Rumaysho)
Alhamdulillah, niatnya sudah baik. niat sudah benar, ingin menyampaikan kebenaran. tapi, bukankah niat yang suci, tujuan yang ilahi, harus disampaikan dengan cara yang suci, dengan cara yang Ia ridhai??
Bukankah semua itu, harapmu adalah keridhaan dariNya. 
Maka tempulah cara nya dengan yang Allah perintahkan, jika ingin menyampaikan sampaikanlah dengan bahasa yang baik, jika berdakwah sampaikanlah dengan cara yang baik pula
Hati hati lisan dan tulisanmu bisa jadi menghantarkanmu ke surga atau neraka tergantung padamu....
Ahad, 18 April 2021
1 note · View note
satulangkahkita · 3 years
Text
Belajar dari KeTidak Baik Baik Saja
Tumblr media
Bila semua usaha kita selalu berhasil, kapan kita belajar mengambil hikmah dari sebuah kegagalan?
Ketika semua dakwah kita diterima dengan mudah semua kalangan, kapan kita bisa belajar bersabar dari ujian dakwah?
Seandainya keinginan kita mudah terwujud. Kapan kita menengadahkan tangan kepada-Nya?
Dan jika.. semua impian kita selalu sukses, lantas kapan kita mengimani bahwa ketentuan-nya lebih baik?
Jika skripsi lancar jaya. Kapan kita memohon dengan lirih untuk dimudahkan menghadap dosbing
Yah..Dari sini kita belajar, kita butuh itu semua, butuh ketidak baik baik saja agar dari situ kita belajar untuk mengadu kepada yang Tepat, mengokohkan langkah langkah ini, menguatkan hati dari weakness menjadi strongest
“ Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar (At-Talaq :2)”
4 notes · View notes
satulangkahkita · 3 years
Text
Jika memang harus terlepas, Maka lepaslah
Tumblr media
Jika memang harus terlepas, maka lepaslah
Jika memang harus pergi maka biarlah
Jangan menggenggam terlalu erat
 Yang membuat berat adalah hati yang melekat,  merasa memiliki atas apa yang dititipi, bukankah semua hanya titipan? lalu mengapa kita enggan ketika semuanya pergi
Karir, harta, dunia, pasangan, prang tercinta dan segala isinya sejatinya bukanlah milik kita bukan??
Bersyukur diberikan kesempatan dititipi. semoga  segala kesalahan Allah maafkan dan ampuni, jika benar merasa tertitipi. maka  semuanya jadi ringan di hati
Berserah pada yang Maha Memiliki bagaimanapun  kehendaknya, melepaskan segala urusan dengan bahagia. Bukan menahan nahannya seakan tidak terima. 
Hamba ridha apapun yang Engkau mau ya Rabb, karena ridhaMu jugalah yang   kuharap
3 notes · View notes