Tumgik
sayacalonibu · 22 hours
Text
Apakah mereka musuhmu?
290424
Bismillaah
Saat melihat anakmu, bagaimana perasaanmu?
Senangkah, bersyukurkah, atau jangan-jangan malah sumpek?
Ingatlah, mereka belum lagi memiliki dosa
Kata2 yg mereka keluarkan, kelakuan out of the box mereka, semua itu tidak membawa dosa bagi mereka
Kamulah, sebagai orang dewasa, yg membawa beban dosa atas kesalahanmu.
Apakah kamu tidak takut?
Saat mereka berteriak kesal, marah, bahkan memukul, mereka tidak akan dikenai dosa.
Berbeda dengan kamu.
Saat kamu memilih untuk marah, berteriak, berucap tak baik, berlaku kasar, maka bersiaplah akan aliran dosanya.
Begitu pula saat kamu bersabar. Bukankah balasan sabar adalah kebaikan tak terbatas?
0 notes
sayacalonibu · 8 days
Text
Ahnaf kepeleset + kejedug pinggiran kamar mandi
15/04/2024
Bismillaah
Sekira jam 14.00, saya di kamar dengan rosyad dan ahnaf, saat ahnaf tiba2 lari keluar kamar. Sedetik kemudian terdengar suara gedebug keras. "Wadu, benda apa tuh yg jatuh?", pikir saya.
"UMIIIIIIIII" teriak ahnaf kencang sekali.
Saya tergopoh ke sumber suara.
Di depan kamar mandi, ahnaf menangis sambil memegang jidatnya yg benjol. Besar. Ada darah mengalir di sana.
"mas ahnaf jatuh?"
"IYAA"
"mas ahnaf nggak pakai celana, mau pipis? Dang pipis dulu, umi ambilkan es"
Ahnaf lalu pipis, sambil menangis meraung. Dia sentor dan cebok, lalu keluar kamar mandi.
Setelahnya, saya peluk dia yg masih meraung. Saya doakan kesembuhan untuknya. Saya lisankan kekhawatiran saya dan doa-doa saya untuknya. Alhamdulillaah, Rosyad nurut tidak digendong dulu. Saya jadi bisa fokus ke kakaknya.
"mas ahnaf tadi kepeleset?"
"iya. Aku tadi jalan cepet2 biar auratku nggak kelihatan" (ternyata dia lepas celana di kamar tidur dekat kamar mandi, baru lari ke kamar mandi)
"maasyaa Allah. Mas ahnaf sudah bagus berusaha tidak keliatan auratnya. Lha apa besok lagi celananya dilepasnya di kamar mandi aja?"
Ahnaf diam. Hanya menangis saja.
"mas ahnaf ini benjol besar banget, lho. Pasti sakit ya.. ini ada darahnya juga. Allahummasyfi mas ahnaf"
"umi aku nggak kenapa2 kan?" (Kayaknya dia khawatir bakal ada sesuatu sama kepalanya. Mungkin karena sering mendengar percakapan saya dan abinya seputar kasus2 pasien kami)
"mas ahnaf minta sama Allah ya biar disembuhkan.."
"huwaaaa huwaaa sakiiit sakiit"
"astaghfirullah.. astaghfirullah.."
"huwaa astaghfirullah.. huwaa.. umii aku nggak mau lagi ngomong benjol gedi" (sebelumnya, memang dia sering gimmick terbentur lalu bilang benjol gedi)
"mas ahnaf bilang yg baik aja ya, biar dikabulkan Allah juga yg baik"
"itu temenku yg bilang benjol gedi, umi"
"lha apa temennya dibilangin aja biar ga bilang benjol gedi lagi?"
"itu hf umi, yg bilang. Umi bilang aja ke kak an biar kak an bilang ke hf" (hf adalah putra kak an, guru di sekolah ahnaf)
"oo yaa, InsyaAllah ya"
"umi, ini darahnya udah berhenti?"
"alhamdulillaah udah."
"berarti itu dari darah vena?"
"iya" (wow maasyaa Allah, batin saya)
"berarti ini darah kotor?"
"iya. Mas ahnaf tahu dari mana?
"ya dari buku lah"
----
Maasyaa Allah, sepenggal kejadian yg bagi saya mengajarkan banyak hal. Bahwa anak bisa sewaktu-waktu pergi, entah apa sebabnya. Kalau Allah berkehendak, maka akan terjadi.
Allah lah yg berkuasa memberi sakit, dan Dia pula yg menyembuhkan. Mau dokter atau apapun profesi kita, kalau Allah belum berkehendak menyembuhkan, ya nggak akan sembuh.
Allah menjadikan anak 6 tahun itu sangat mudah menyerap informasi. Semoga Allah jadikan ia muslim ilmuwan, ulama yg berkah ilmunya, yg baik akhlaknya dan agamanya. Aamiin.
0 notes
sayacalonibu · 18 days
Text
Menjadi istri, ibu, anak
Pernah terpikir untuk pergi dari rumah agar lebih tenang? Kabur, dengan cara menikah. Mungkin itu bukan solusi.
Karena setelah menikah, PR sebelum menikah akan datang lagi, meminta untuk diselesaikan.
Kita yg membenci orangtua, kelak mungkin akan berhadapan dengan anak yg membenci kita.
Kita yg sering menyalahkan pihak luar, jarang mengoreksi diri, mungkin kelak akan berhadapan dengan anak yg sulit menerima bahwa dirinya bersalah.
Menjadi istri, ibu, dan anak, sejatinya mengantarkan kita ke titik paling lemah sebagai manusia. Dan kita akan sadar bahwa kita sangat terbatas. Dan Allah yang Maha Kuasa menjadikan makhluk Nya lembut perkataannya, baik akhlaknya, dalam pemahaman agamanya. Kita akan tersadar bahwa kita tidak kuasa menjadikan anak-anak kita cerdas luar biasa, jika Allah tidak berkehendak. Bagaimanapun usaha kita menjadikannya berilmu, tapi jika Allah tidak berkehendak menjadikan ilmu itu bermanfaat, maka hanya akan menjadi wawasan saja. Ilmu itu tidak akan mengubah perilaku manusianya.
Tapi tentu saja, berdiam diri bukan solusi.
Allah memerintahkan manusia untuk berusaha. Maka mari kita lakukan tugas kita, dan berharap Allah menerima amal kita.
Kita yg lebih suka tertawa-tawa sambil menggulirkan jari di gawai daripada menghadiri majelis ilmu, mungkin kelak akan berhadapan dengan anak yg rela bertengkar dengan orangtua demi bisa screentime.
Kita yg sering melampiaskan emosi ke anak, sangat mungkin berhadapan dengan anak yg
1 note · View note
sayacalonibu · 4 months
Text
alhamdulillaah
Pengingat agar diri ini selalu bersyukur
Suami sangat setia
Dia bisa bilang "kangen banget"
Ibu masih sehat
Anak2 dikasih Allah jasad yg bisa berfungsi baik
Udah bisa daftar haji
Ada tempat untuk bermukim
Ada baju bersih untuk digunakan
Bisa sholat
Bisa baca Quran
Bisa belajar Islam
Masih ketemu sama suami
Diri ini masih dianggap cantik
Masih bisa praktik
Masih bisa jualan
Masih hidup.
alhamdulillaahilladzi bini'matihi tatimmush shalihat
1 note · View note
sayacalonibu · 11 months
Text
sakinah (2)
"kabar kejadian Andi marah besar hingga terjadi pemukulan sampai ke telinga adik Andi yg lain. Yang sudah bekerja di luar kota. Ia menyayangkan pemukulan itu. Tidak perlu ada pukul-memukul, katanya. Biaya kuliah adiknya biar ia yang menanggung.
Andi langsung setuju."
"alhamdulillaah.. ikut lega dengernya. Kasian juga si adik kalau terpaksa ga bisa kuliah. Tapi horor juga ya sampai ada pukul-memukul gitu"
"iya. Nah Andi ini merasa sudah sekitar 2 minggu ini ada yg membisiki. Menyuruhnya melakukan ini dan itu. Andi tidak cerita ke istrinya. Ia berusaha menemui ustadz untuk diruqyah. Beberapa hari berhasil. Ia tidak lagi mendengar bisikan. Tapi lalu suara itu datang lagi kalau ia merasa tertekan. Sampai ia pernah membentak suara itu. Kowe iso meneng po ra, katanya."
".... Halusinasi?", Tanyaku. Takut dan khawatir, mengingat diagnosis dari kondisi itu adalah sesuatu yg kurang mengenakkan.
"ya. Kujelaskan kalau dari sisi kedokteran, apa yg ia alami adalah gejala dari penyakit kejiwaan. Bisa diatasi, InsyaAllah, dengan obat dari dokter jiwa. Dan dari sisi agama, bisa jadi memang gangguan jin. Kusarankan rutin baca al baqarah, dzikir pagi petang, ruqyah mandiri."
"ya Allah.. semoga Allah memberi kemudahan.. berat ya hidupnya. Mengurus ibu, keluarganya, adik-adiknya. Bapaknya sudah lepas tangan dengan keluarga dari istri pertamanya.
Mungkin itu juga yg membuatnya kurang bisa mengontrol emosi hingga sampai tega memukul adiknya.
Apa pendapatmu mengenai bapak Andi yg menikah lagi? Dengan kondisi istri pertamanya tidak setuju," tanyaku. Agak ragu sebenarnya saat kulayangkan pertanyaan itu.
"kok tiba2 tanya gitu? " Dia balik bertanya.
"ya aku pingin tau gimana kamu sebagai laki2, melihat seseorang menikah tanpa persetujuan istri pertamanya. Memang persetujuan istri pertama bukan syarat seseorang bisa menikah lagi, kan"
"hmmm. Menikah itu kan agar sakinah ya. Kalau menikahnya seperti itu kan jadi nggak sakinah"
"uuu maasyaa Allah... Lha sekarang km merasa sakinah ga? Hehe"
"wkwk kok nanya gitu. Lha emang sakinah tu apa hayo"
"eeee... tenang, kan?"
"sakinah juga berasal dari kata...... bisa juga berarti tempat tinggal, tempat untuk pulang"
3 notes · View notes
sayacalonibu · 11 months
Text
sakinah
kemarin teman suami datang. Seperti biasa, SOP kami adalah saya dan anak2 stay di dalam rumah kalau tamu yg datang hanya teman (atau teman2) suami.
Jam 10 malam, suami masuk kamar saat saya ketiduran setelah menidurkan anak2. Suami cerita, bahwa temannya tadi tiba2 minta izin bertamu. Tiba2 saja. Bahkan temannya ini (sebut saja Andi) belum pernah tahu rumah ibu saya (saya dan suami saat ini tinggal di rumah ibu saya). 40 menit jaraknya dari rumah Andi.
"Andi adalah anak laki2 pertama dari 7 bersaudara. Anak pertama perempuan, dan Andi adalah anak kedua. Adiknya yg paling kecil kelas 3 SD. Bapaknya seorang ketua ormas. Nikah lagi dengan seorang perempuan yg sudah punya anak dari pernikahan sebelumnya. Dan sekarang Andi sudah punya adik dari ibu keduanya.
Bapaknya menikah tanpa persetujuan ibu kandung Andi. Dan sekarang tinggal bersama istri kedua dan anak-anaknya. Bapak Andi memberikan usaha percetakan untuk dikelola. Sekarang Andi yg mengelola. Andi, istri, anaknya, ibunya, dan adik-adiknya sehari-hari "hidup" dari hasil percetakan itu. Tentu setelah dipotong untuk gaji karyawan-karyawannya. Bapaknya sudah tidak lagi memberi uang bulanan, karena usaha percetakannya sudah seluruhnya diberikan kepada Andi.
Uang dari percetakan itu sangat cukup untuk keluarga Andi, ibu, dan adik-adiknya. Cukup, untuk tidak dibilang kekurangan. Semua pengeluaran harus dipikirkan dengan cermat. Bisa dibilang, pas-pasan. Hingga suatu ketika salah satu adiknya lulus SMA dan ingin kuliah.
Andi tidak setuju. Biaya kuliah sangat mahal. Perhitungannya, hasil percetakan tidak bisa menutup biaya kuliah sekaligus sekolah adik-adiknya sekaligus hidup sehari-hari semua keluarga. Kata Andi, orang hidup ga selalu harus kuliah.
Adik Andi kesal. Tapi ia menurut kakaknya. Ia lalu bekerja di minimarket. Tapi tidak lama. Enam bulan setelahnya, ia keluar dan mendaftar di universitas swasta, XXX di jogja."
"XXX kan mahal bangettt. Temen FULDFK ku dulu bilang, setaun kuliah di sana udah sama kayak beli mobil satu. Dia kuliah 3 tahun ya sama kayak beli mobil 3"
"Lhaiya. Akhirnya yg diperkirakan Andi betul terjadi. Adiknya kebingungan bayar uang kuliah. Andi bilang uang percetakan tidak cukup. Kubilang apa. Lalu adiknya bilang ke bapaknya. Bapaknya malah minta ke Andi. Lagi-lagi karena merasa sudah memberi perusahaan.
Andi naik pitam. Kemarahannya memuncak. Ia maki-maki adiknya, ia salahkan bapaknya. Begitu marahnya Andi sampai ia pukul adiknya.
0 notes
sayacalonibu · 1 year
Text
perpanjangan sim
Formulir di aplikasi : no HP yg bisa dihubungi saat darurat dan hubungan dengan anda
Aku : 08xxx, suami
Dia : AYANG yo
----
Alhamdulillaah yah masih bisa kayak gini. Terima kasih ya Allah atas kebaikan pada suami hamba. Mohon sabarkan hamba pada kekurangannya.
Mohon maaf yah pembaca, saya lagi bucin.
4 notes · View notes
sayacalonibu · 1 year
Text
Silang Pendapat
lebaran tahun ini sangat berbeda. Untuk pertama kalinya, anak cucu ibu berkumpul semua dalam satu waktu. Terakhir kami lima bersaudara berkumpul adalah saat bapak berpulang. Tahun 2021, dua tahun lalu. Saat itu hanya bersebelas, ibu dan 5 pasang anak menantunya. Silang pendapat saat itu adalah apakah makam bapak akan dipasang kijing atau tidak, dan apakah akan diadakan tahlilan atau tidak.
Saat ini, kami berkumpul lagi. Dengan mengajak serta anak-anak kami, cucu-cucu ibu. Berapa jumlah kami seluruhnya? Dua puluh dua! Tahun ini kami menjadi tuan rumah halal bihalal, dan lagi-lagi, kami mengalami silang pendapat. Apakah akan diadakan yasinan atau tidak selama acara.
Menggenggam kebenaran sungguh sangat berat. Bagai memegang bara api. Digenggam panas, tak digenggam lepas.
tapi inilah keluarga kami. Dengan kepala yg berbeda, pengalaman yg berbeda, pemahaman yg berbeda, yg tentu saja memberi output berbeda.
Inilah kami yg berusaha mencurahkan isi hati, dan berusaha menyelami perasaan sesama saudara. Inilah hari di mana air kata berderai dan bahu terguncang karena tangis yg tak tertahan. Tak hanya perempuan. Inilah hari saat kakak laki2 saya untuk pertama kalinya saya melihatnya menangis tersedu lagi bagai anak-anak di pelukan ibu kami. Pun kami. Menangis memeluk ibu kami. Orangtua kami yg tinggal satu ini. Pintu surga kami.
Alhamdulillaahilladzi bini'matihi tatimmush shalihat. Segala puji bagi Allah, yg dengan nikmatNya segala amal sholih menjadi sempurna. Sungguh saya sangat bersyukur menjadi bagian dari keluarga ini, yg dengan warna-warni personilnya tetap berusaha menjadi hamba Allah yg terbaik, yg mencari surgaNya.
Semoga Allah pertemukan kami lagi kelak, di surgaNya. aamiin.
1 note · View note
sayacalonibu · 1 year
Text
Lelah
"dokter X (menyebut nama perempuan) tu padahal suaminya spesialis, lho. Tapi dia (dr X) kok masih kerja di RS ya. Dua RS lagi"
" karena bagi perempuan, kerja di luar tu ga cuma masalah uang. Ada mindset yg tertanam bahwa bekerja di luar itu prestisius. Kerja di rumah itu ga keren. Itu mindset yg tertanam dari para pendahulu. Generasi baby bloomer. Mereka merasakan sulitnya masa setelah peperangan. Pernah disampaikan oleh bu elly risman, saat ada kliennya yg ibu pekerja, mendapati anaknya diperlakukan buruk oleh pengasuhnya. Bu elly sampai minta maaf dan berkata bahwa generasi beliaulah yg menanamkan perempuan harus bekerja.
Di rumah itu capek. Banget. Monoton. Beres2, pas udah beres diberantakin lagi. Masak. Nyuci. Gituu aja. Ga ada hal yg menantang. Tapi capeknya nyata. Giliran anaknya yg menantang, kitanya marah2.
Aku pernah ngerasain kerja di luar, meski cuma setahun. Dan kerasa banget kalau di luar aku adalah aku. Bukan istrinya H, bukan ibunya ahnaf. Tapi aku adalah dokter S. Kemewahan tersendiri bisa merasakan sebagai diri sendiri. Orang menyebutnya aktualisasi diri.
Kerja di luar memang capek. Tapi kerja di rumah lebih capek. Dan bosan.
Tapi aku ga menyesal memilih ini. Karena amanah yg kutinggalkan terlalu besar jika aku kerja di luar.
Aku paham sih gimana perempuan yg bekerja di luar tu. Walaupun suaminya spesialis. Karena ya itu, bekerja di luar itu kemewahan. Bukan hanya soal uang"
Percakapan kami malam itu di atas motor sepulang dari jaga di pondok.
Kisah ini saya tulis sehari setelah ahnaf menyelesaikan iqro 5. Alhamdulillaahi bini'matihi tatimmush shalihat.
Maha Baik Allah yg menjadikan manusia kecil itu memberi pelajaran banyak untuk orang di sekitarnya. Memberi pelajaran untuk bersyukur dan tentu saja bersabar.
10 notes · View notes
sayacalonibu · 1 year
Text
Sudah Tahu
Pillow talk:
"Umi, ayo cerita."
"Hmm boleh. Nabi ulul azmi ya (sebelumnya kami main ular tangga islami yg ada tebak-tebakan sebutkan nabi ulul azmi)"
"Aaah apa ituu. Aku ga hafaal"
"Nabi Nuh, Isa, Musa, Isa, Muhammad. Sekarang kisah nabi Nuh ya"
"Aah udah pernah"
"Kalau gitu Nabi Isa ya."
"Ya. Tiga ya umi (cerita 3 kisah yg berbeda)"
"(dalam hati: ngek. Ngantuk banget ini udahan)"
Lalu saya bercerita tentang Maryam yg shalih, yg selalu beribadah kepada Allah, yg mendapat buah-buahan langsung dari Allah, yg mendapat kabar dari malaikat bahwa ia akan mempunyai anak meskipun tidak bersuami, yg ia melahirkan anaknya sendirian karena tetangganya menuduh Maryam berbuat tidak baik, yg ia kesakitan saat melahirkan (saya kaitkan dengan momen saya akan melahirkan adik, di mana ahnaf melihat saya menahan sakit dari siang hingga malam), yg ia diperintah Allah menggoyang pohon kurma, lalu Allah turunkan kurma di dekat Maryam hinggan Maryam bisa memakan kurma itu. Saya juga kisahkan saat Maryam pulang sambil menggendong Nabi Isa yg masih bayi, tetangganya kembali menuduh. Lalu Allah jadikan Nabi Isa yg masih bayi bisa ngomong.
"Nabi Isa waktu itu masih bayi, lho. Kayak adik gitu, masih bayi, masih digendong. Tapi bisa ngomong! Maasyaa Allah ya!" Seru saya malam itu.
Saya lanjut kisahnya saat Nabi Isa saat berdakwah, sebagian kaumnya malah menganggapnya sebagai tuhan. Itulah kaum nasrani.
"Lho, nasrani, umi?"
"Iya"
"Yang di ashabul ukhdud itu??"
"eeee... (biasalah, saya berusaha mengingat itu kisah mana)"
"yang hanya satu orang yang selamat itu lhooo. Trus dia lari jauuuuh" lalu ahnaf berkisah tentang ashabul ukhdud.
Maasyaa Allah. kesekian kalinya saya takjub sama ahnaf. Karena kemampuannya menyerap informasi dan menceritakan kembali. Maha besar Allah yg menjadikannya demikian.
Sungguh momen seperti ini yg membuat saya berpikir,
"alhamdulillaah, saya tidak salah memilih jalan. Terima kasih ya Allah telah membuat saya memilih hidup di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengasuh anak-anak, meninggalkan keriuhan bekerja di luar, meninggalkan semua bentuk apresiasi kinerja, memakai daster dan pakaian rumah, dan segala rupa kehidupan ibu rumah tangga"
Karena ternyata, Allah menjadikan ahnaf sungguh membuat saya banyak mengucap syukur. Selain tentu saja memohon ampun.
2 notes · View notes
sayacalonibu · 1 year
Text
Orang Kaya
Ahnaf: Umi, aku mau jadi orang kaya.
Umi: Oh gitu?
A: aku mau ngajak umi, abi, adek, mbah uti umroh *senyum lebar*
---
Maasyaa Allah. Tabarakallaah.
Anak 4 tahun itu, yg sering bikin umi inhale exhale, kadang kelepasan juga marah-marah, ternyata punya niat semulia itu.
Terima kasih kepada kakak saya, yg telah mengajak ibu saya umroh. Kakak mengajak istrinya, 3 anaknya, dan ibu saya. Berapa usia kakak saya? 40 tahun. Terpaut 12 tahun dengan saya.
Dan momen mbah uti umroh itu ternyata sangat membekas di ahnaf. Bagaimana harunya kami menerima kabar dari kakak, bahwa kakak akan umroh, dengan mengajak serta ibu.
Ahnaf mungkin melihat kami menangis. Bukan sedih. Tapi bahagia.
Ahnaf mungkin mendengar bagaimana kangennya mbah uti bisa kembali ke tanah suci, meski baru saja sampai di rumah.
Dan itu membekas di hatinya.
Ya Allah, ampuni hamba yang lemah ini, yang tidak mempu melawan hawa nafsu untuk meluapkan amarah. Lindungi anak-anak kami dari buruknya perangai kami.
---
Percakapan selanjutnya:
Umi: maasyaa Allah, terima kasih mas ahnaf.. umi senang sekali.. semoga Allah mudahkan mas ahnaf untuk bisa jadi orang kaya, bisa ngajak umi, abi, adek, mbah uti umroh.. aamiin
Ahnaf: tapi nanti mbah uti masih hidup ga ya umi?
Umi: 🙃🙃🙃🙃 *kenapa sampe sana mikirnya wooooiii. Anaknya siapa sih ini🥲*
*inhale, exhale*
3 notes · View notes
sayacalonibu · 1 year
Text
come back
Bismillaah. Memulai lagi di laman ini. Sudah lama sekali. Si calonibu sekarang sudah dititipi Allah dua anak. Perkenalkan, Ahnaf, 4 tahun, dan Rosyad, 5 bulan.
Banyak perubahan di laman ini. Sedikit kagok saat mengoperasikannya.
Saya ingin menulis dengan tenang di sini, utamanya tentang Ahnaf dan Rosyad. Banyak orang tidak mengenal saya di sini, jadi saya harap saya bisa lebih bebas mengabadikan momen-momen dengan mereka. Oh dan tentu ada Abu Ahnaf juga yang mungkin akan sesekali muncul. Hahaha.
0 notes
sayacalonibu · 3 years
Text
Tumblr media
22 februari, rencana kami, mengantar bapak kontrol, ambil hasil pemeriksaan HBV DNA, lihat seberapa kemajuan pengobatannya
Kontrol bukan hal yang mudah bagi bapak. Bapak harus menahan capeknya duduk di kursi roda selama berjam-jam. Karena biasanya bapak tidur, otomatis duduk pun adalah sesuatu yang berat.
Tapi Allah menghendaki bapak tidak lagi merasakan sakitnya ganti selang NGT, bosannya tidur berbaring di kasur, sulitnya bergerak meski hanya miring kanan-kiri, sakitnya diambil darah tiap bulan, dan kesakitan serta kesulitan duniawi lainnya. Semoga, Allah juga berkenan menghilangkan kesakitan untuk bapak di akhirat kelak. Dan Allah berkenan mengumpulkan keluarga kami kelak di jannah-Nya. Aamiin.
Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.
1 note · View note
sayacalonibu · 3 years
Text
Someone said:
Penghasilan seberapa banyak pun, rasa-rasanya masih tetap kurang. Karena kebutuhan untuk berinfaq itu sangat besar.
0 notes
sayacalonibu · 3 years
Text
E ini tumblr saya kok jadi tempat sambat ya. Hahah. Maafkan saya. Pinginnya sih ya bermanfaat gotu postingannya. Berfaedah. Banyak hikmah. Kalau dirasa mengganggu ya unfollow aja gapapa~
Baarakallaah fiikum
0 notes
sayacalonibu · 3 years
Text
Tumblr media
Google calendar saya disinkronkan sama google calendar suami. Biar ga repot nanyain+kasih tau berkali-kali.
Jaga pagi lanjut siang, jaga siang lanjut malam, jaga malam lanjut pagi, bahkan pernah jaga malam-pagi-siang-malam.. maasyaa Allah semoga Allah membalas ikhtiarmu mencari nafkah yg halal dengan balasan terbaik, semoga Allah mengumpulkan kita di surga-Nya.. aamiin.
Bukan bermaksud mengeluh ya.. karena toh ini bukan saya yang menjalani marathon jaga. Saya menjalani marathon sendirian sama ahnaf seharian full, diselingi ngurus pasien. Sama (bantu ibu) ngurus bapak juga kalo saya lagi di rumah. Kalo urusan masak-nyuci piring-nyuci baju-nyapu-ngepel-jemur-lipat baju-mandiin bocah-nyebokin-nyuapin-boboin kan udah lazim di kalangan buibu ya jadi ga masuk hitungan. (Hahah jarene gak sambat sil, astaghfirullaah)
Postingan ini semoga bisa menjadi pengingat bagi saya pribadi, bahwa sekesal apapun saya saat kami sedang berantem, dia pernah berusaha sampai seperti ini. Bahwa di jadwal yang seperti ini, dia selalu menyempatkan video call saya dan ahnaf. Membacakan an naba, ar rahman, abasa, dan lainnya. Meski sebentar. Meski terputus karena ada pasien.
Postingan ini semoga juga bisa membawa semangat bagi ibu-ibu di luar sana, bahwa kerja keras kita di rumah adalah ladang ibadah, sebagaimana para ayah juga beribadah di luar sana.
Dan juga, semoga para ayah yang mungkin lupa menyapa keluarga karena saking sibuknya, bisa menyempatkan memberi kabar. Atau sekadar voice note. Atau sekadar sticker "❤️". Terlihat sepele, tapi yakinlah istrimu akan membaca ulang gombalan-gombalan, kata-kata sayang dan perhatian, demi bisa kembali ke jalan yang benar saat sedang bertengkar.
Kemudian, untuk para calon suami dan calon istri, manfaatkan masa-masa emas sebelum menikah untuk belajar. Untuk dunia saja kita persiapkan luar biasa, masa untuk akhirat mau yang biasa? Jika saat ini hilal jodoh belum tampak, sangat mungkin Allah memberi waktu lebih banyak untuk berbenah diri.
Allah nggak akan memberi cobaan di luar kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah aja yakin kita bisa lulus ujian-Nya, masa iya kita ga yakin? La haula wa la quwwata illa billah
5 notes · View notes
sayacalonibu · 3 years
Text
Tulisan ini mengandung sambatan. Silakan diskip jika dirasa tidak berfaedah 😂
----------
Kata teman saya, kalau istri jauh dari suami, jatuhnya kangen. Tapi kalau deket, jatuhnya berantem.
Hmm. Sedihnya, hal itu bener. Wkwkwk. Astaghfirullaah.
Suami post jaga malam-pagi-malam-pagi dari hari senin pagi sampai jumat pagi. Jumat paginya saya dapat pasien suspek covid di rumah saya. Praktis saya harus desinfeksi semua ruangan periksa. Harus bersih bersih badan juga. Padahal saya sendirian sama bocah pemuda 2.5 tahun, yg lagi suspek HFMD, yg kalau lagi moodnya ga bagus bisa sampai tantrum. Yg makannya jadi susah karena lidahnya kerasa ga enak. Jadi laper, kalo laper, gampang emosi, habis nangis jd tambah laper, tp lidahnya ga enak, makannya ga banyak, laper lagi, emosi lagi. Hhhhh.
Alhamdulillaah, Allah ternyata memberi kemudahan bersamaan dengan kesulitan. Iyasih jadi repot karena ada PR desinfeksi ruangan, tapi ternyata si pemuda baik-baik saja selama saya memeriksa+bersih bersih diri. Nggak nangis. Maasya Allaah, tabarakallaah.
Iyasih, jadi lebih terasa capeknya, karena dari pagi ga ada jeda kegiatannya. Nyapu halaman, nyuapin, mandiin, ngurus pasien, mandi+keramas, masak, nyuci baju, jemur, bikin adonan donat, nyuapin, sholat, lanjut ngebentuk donat + goreng, desinfeksi ruangan, ngepel, nyuci lagi, mandi lagi, nyuapin lagi (tp ditolak), hhhhhhh.
Capek bgt. Asli.
Apalagi pas suami pulang setelah jumatan trus nyeletuk tentang ruang periksa yg belum sempat saya desinfeksi.
Langsung emosyen saya. Astaghfirullah.
Padahal, hei, suamimu itu habisan pulang jaga, lho. Habisan jatuh dari motor, lho. Habisan nyari nafkah buat kamu sama anakmu, lho.
Padahal, hari ini kamu bisa nyetok donat kesukaan anak sama suamimu, lho. Lumayan bikin mereka "anteng" saat kamu belum sempat nyiapin makan.
Padahal, hari ini Allah juga mengirim ke kamu beberapa pasien lain yg nggak mengarah ke covid, lho. Yg mana itu jadi salah satu jalan rezekimu.
Padahal, hari ini Allah jadikan pemuda kecilmu mau makan donatmu. Meski ia menolak makanan lain.
Di belahan lain dunia ini, ada ibu yang pedih hatinya melihat anaknya tak mampu mendapat makanan. Ada ibu yg merangkap bapak karena si bapak tak memberi nafkah. Ada istri beranak dua yg ditinggal mati suaminya. Ada lansia yg berusaha jualan sandal, sepatu, demi bisa makan hari itu.
Ayolah mau sampai kapan kamu fokus pada kesulitan, aementara banyak kemudahan lainnya?
Memang Rasulullah bilang bahwa muslim terbaik adalah yg paling baik akhlaknya terhadap istrinya. Tapi di sisi lain, bukankah suami adalah juga orang yg paling berhak mendapat versi terbaik dari istrinya?
Seorang perempuan bahkan boleh masuk dari pintu surga manapun, asal melakukan 5 perkara. Hanya 5. Salah satunya? Taat pada suaminya.
Bismillah, ya, diriku. Semangat memperbaiki diri. Semoga Allah jadikan istiqomah dalam kebaikan. Aamiin.
-kamar Pabelan, 20/11/2020
3 notes · View notes