seseorang yang akan terus berusaha menikmati proses dari sebuah perjalanan hidup ini dengan cinta dan kesungguhan
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text

Sebuah keisengan untuk sebuah usaha agar setidaknya pintu bisa ketutup. Nunggu nanti dapet ide lagi buat bentuk yang lebih rapihnya.
1 note
·
View note
Text

NOMOR KESEKIAN
Ada wanita yang menolak laki-laki yang ketika mensyaratkan kalau calonnya harus bisa masak. Ada juga laki-laki yang tidak menjadikan bisa masak sebagai syarat. Tidak salah juga untuk keduanya. Toh tidak menyalahi syari'at juga dalam persyaratannya.
Tapi, banyak juga wanita yang baru bisa memasak ketika sudah menikah. Malah ada yang tadinya gak suka masak, jadi suka masak. Ada yang tadinya bisa masak tapi takut kalau masakannya suami gak suka, jadi malah masak terus.
Perihal di atas sebenernya perkara tekhnis. Pembentukannya tergantung bagaimana dari Suaminya. Sehingga terbentuk kesadaran dari sang Istri. Perkara masakan rumah soal rasa enak atau gak nya nomor kesekian. Poin utamanya adalah harmonisasinya.
Entah dalam bentuk ucapan, atau ekpresi bahagianya. Ketika awal istri iseng-iseng memasak, gua selalu jujur soal masakan istri tentang rasa, tapi tentunya dengan bahasa yang memotivasi. Juga, gua selalu siap menghabiskannya apapun yang dimasak istri. Karena, sekali lagi bukan soal rasa, tapi ada nilai ibadah yan terkandung di dalamnya. Kurang asin pernah. Keasinan juga pernah. Bahkan gosong pun pernah.
Tapi, dari situlah terbentuk kepercayaan diri dalam diri istri untuk berani memasak. Istri dasarnya sudah bisa. Cuma awal-awal dia suka takut gak enak. Tapi ketika dia liat penyikapan gua, sekarang udah macem-macem yang pernah dia buat.
Gambar kali ini, pertama kalinya istri mencoba bikin Macaroni schotel. Langsung ludes. Kedua kalinya, pernah bikin di rumah orang tua. Ludes juga. Bahkan bisa ngasih ke tetangga.
#CeritaSuhel
#AsalCeloteh
1 note
·
View note
Text
Berikut adalah koleksi doa-doa terbaik isteri untuk suami.
Doa 1
Ya Allah, berikanlah kepadaku suami yang terbaik si sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat.
Doa 2
Ya Allah, jadikanlah hambamu ini dicintai oleh suami dengan rahmat-mu wahai Zat Yang Maha Penyayang DiAntara Para Penyayang.
Doa 3
Ya Allah, berikanlah suamiku kemudahan rezekinya, jika letaknya masih jauh maka dekatkanlah. Jika masih di langit, maka segera turunkanlah untuknya. Jika tertanam di dasar Bumi hanya Engakulah yang mampu mengeluarkannya.
Doa 4
Ya Allah, berkahilah rezeki yang diperoleh suami hambamu agar membawa kebaikan kepada kami sekeluarga di dunia dan di akhirat.
Doa 5
Ya Tuhanku, berikanlah suami hamba balasan yang sebaik-baiknya atas didikannya padaku dan pahala yang sebesar-besarnya atas kasih sayang yang suami hamba limpahkan.
Doa 6
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu.
Doa 7
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syaitan dan dari mimpi-mimpi buruk (HR. Ibn as-Sani)
Doa 8
Ya Allah, aku memohon curahan cinta-Mu dan kecintaan orang-orang yang mencintai-Mu, serta memohon curahan amal yang dapat mengantarakan diriku.
Doa 9
Ya Allah, bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku, izinkanlah mereka memberi syafa’at untukku.
Doa 10
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar terbuka hati untuk berbuat kebajikan dan menjauhi kemungkaran.
Doa 11
Ya Allah bukakanlah bagiku hikmahmu dan limpahkanlah padaku keberkahanMu, wahai Pengasih dan Penyayang.
Doa 12
Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah pula aku secara keluar yang benar.
Doa 13
Ya Allah, berilah kesihatan dan kemudahan rezeki kepada kami, dan selalu jadikan kami berada di jalanMU yang lurus.
Doa 14
Ya Allah Ya Rabb.. Segala Puji bagiMu, yang telah mempertemukan kami dengan RamadhanMu.. Semoga kami bertemu RamadhanMu selanjutnya.
Doa 15
Ya Allah Ya Rabb.. Aku berdoa untuk semua hati yang menangis kerana kepahitan hidup. Bantulah kami Tuhanku untuk menjadi manusia-manusia yang terus berharap kepadaMu.
Doa 16
Ya Tuhanku, berkati aku dan keluargaku di setiap saat. Lindungilah kami dan jauhkan kami dari kemungkaran dan orang-orang yang berniat jahat kepada kami.
346 notes
·
View notes
Photo

Jadi gini ceritanya. Beberapa hari ini, aku banyak liat di sosmed para member @oneweekonepaper memposting ucapan selamat lebaran mereka dengan background ciri khas kampung halaman masing-masing. Awalnya bingung ada apa karena udah lama gak liat grup 🙏🙏. Ternyata, emang lagi ada momennya. Akhirnya, karena gak mau ketinggalan, mumpung lagi di Taman Dirgantara-Majalengka, langsung buat tulisan OWOP pake rerumputan. Ini bukan kreatif, tapi emang lagi gak bawa pulpen 😂😂😂 Happy Ied Mubarak @oneweekonepaper 🙌🙌🙌 Mohon maaf yang belum kena Tag 🙏🙏🙏 (at Majalengka, Jawa Barat)
0 notes
Photo

Alhamdulillah.... Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh donatur yang telah memberikan bantuannya. Terima kasih juga kepada seluruh relawan sinergi dari @komunitaspendakimuslim yang memberikan waktu, tenaga, dan pikiranya untuk membantu berbagi kebaikan kepada warga. Ditengah letihnya aktifitas kalian, masih ada senyuman yang membahagiakan. Kebaikan itu menular. Kebaikan itu membahagiakan. Kebaikan itu menentramkan. Kebaikan itu... Seperti saat kita menanam pohon dan kita meninggal. Tapi, orang setelah kita bisa menikmati hasil dari pohon yang kita tanam. Jazakumullahu khoiran jaza. Semoga kelak, ini menjadi pemberat timbangan amal kebajikan kalian di hari akhir nanti. Aamiin... (at Kelurahan Bungur, Jakarta Pusat.)
0 notes
Photo

Kami bukan sengaja memilih alas tidur seperti ini. Kami bukan sengaja memilih tempat tidur di luar seperti ini. Kami juga bukan sengaja memilih tidur berhimpitan seperti ini. Tapi, memang kondisi inilah yang kami punya saat ini. Karena kondisi saat ini lah yang mengharuskan kami seperti ini. Saat hujan turun, kami hanya bisa meneduh dengan atap yang masih meneteskan air. Sesudahnya, kami harus tidur dengan kondisi kasur yang lembab terkena air. Dinginnya malam, menyatu dengan kasur lembab yang kami tiduri. Saat orang di luar sana dengan kasur nyamannya, dan kebingungan bagaimana caranya bisa tidur nyenyak. Mereka yang beralaskan kayu dan berhimpitan, bisa tersenyum dengan teduh di sepanjang tidur malamnya. (at Luar Batang,Jakarta Utara)
0 notes
Photo

Seperti sebuah kopi. Kau tahu rasanya pahit, tapi kau tetap meminumnya. Dengan argumen "Mungkin karena sudah biasa, Hel. Jadi pahit yg seharusnya ada, jadi terasa nikmat di setiap tegukannya". Dan tanpa kau sadari, pahit itu berubah. Bukan berarti rasa pahitnya hilang. Tapi rasa pahitnya itu menjadi nikmat. Jadi kesimpulannya? Buat sendiri aja. Akupun tak bermaksud untuk membuat kesimpulan. Cuma mau menuliskan apa yang barusan terlintas di kepala. Makanya lumayan gak jelas.
0 notes
Text
Ahmad Ammar
Siapa dia? tanyaku pada diri sendiri. Waktu itu banyak dari teman-teman Malaysia ku yang membicarakan tentang dirinya. Karena penasaran, aku pun ikut mendengarkan perbincangan mereka. Sampai akhirnya aku tertarik untuk membaca lembaran-lembaran sejarah hidupnya. Karena dia pun telah pergi lebih dahulu ke pangkuan-Nya. Ada perasaan haru, sedih, bangga, bahkan malu ketika cerita demi cerita kubaca. Dia adalah Ahmad Ammar.
Mungkin tidak banyak yang mengenalinya, tapi mungkin ia menjadi buah bibir para penghuni surga. Benar firman Allah: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya” (Al Baqarah: 154). Dan benar, bahwa Ammar tetap hidup dengan lembaran sejarah hidupnya, dengan jejak perjuangannya, membangkitkan kembali semangat jiwa-jiwa pemuda yang semakin pupus agar kembali bergerak.
Saat ini, Allah mengizinkanku untuk berkenalan denganmu wahai Ammar. Bahwa pesanmu telah sampai untukku dan untuk para pencari ilmu lainnya yang sedang merantau jauh dari negerinya. “Pergilah menuntut ilmu, berjihad, berdakwah, kemana saja. Dan bersiaplah…sekiranya kita ditakdirkan untuk tidak kembali atau gugur kepada orang orang tercinta, keluarga dan sahabat”. Engkau berangkat dengan semangat. Membawa senyum untuk hadir menyampaikan ilmu tentang ikhlas. Dan kini engkau telah berhasil mengajarkan makna ikhlas, tidak hanya untuk calon muridmu tapi juga untuk dunia dan ummat. Visi dan misimu mengindahkan keduanya, antara dunia dan akhirat.
“Hidup ini bukan untuk diri sendiri, tetapi kita adalah milik orang lain yang memerlukan”.
Ya, benar Ammar. Allah telah menjadikan Islam sebagai agama rahmatan lil alamin “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Al anbiya 107). Bahwa kita adalah rahmat untuk menyampaikan setiap kebaikan, secara menyeluruh. Terimakasih Ammar, aku memang tidak pernah mengenalmu, bahkan aku baru mendengar namamu saat ini. Tapi Allah memperkenalkanmu padaku dengan cara yang berbeda. Kau mengembalikan semangat yang hilang untuk terus berjuang. Dunia ini adalah tempat untuk berjuang dan tempat untuk berlelah lelah, sedang syurga adalah tempat istirahat yang sebaik baiknya. Memang pantaslah ketika langit memuliakanmu dan bumi menghormatimu. Terimakasih Ammar.
IIUM,Kuala Lumpur #SpreadTheKhayr #CeritaCintaAhmadAmmar
3 notes
·
View notes
Link
B a n y a k. Ternyata jumlah yang banyak itu tak sepenuhnya baik dan tak seutuhnya buruk. Meski demikian, tetap saja segala sesuatu yang “kebanyakan” seringkali menjadi hal yang tidak dibenarkan. Kecuali kebanyakan pahala, kebanyakan ilmu, dan kebanyakan amal shalih. Cc: dirisendiri :xNamun pada kenyataannya, tidak sedikit manusia yang menginginkan segala sesuatunya dapat diperoleh, dimiliki, dan dinikmati dalam jumlah yang banyak; uang yang banyak, makan yang banyak, mobil yang banyak, gelar pendidikan yang banyak, dan masih banyak lagi “banyak-banyak” yang sengaja tidak diundang pada kesempatan ini. Uang yang banyak tidak akan pernah mampu menjamin seseorang akan bahagia dengannya. Makan yang banyak tidak lantas membuat manusia terpuaskan olehnya, tidak pula menjadi sehat karenanya. Mobil yang banyak pun tidak akan mampu mengantarkan si pemilik menuju tempat yang hendak dituju dalam satu waktu. Begitu pula dengan gelar pendidikan yang banyak, tidak akan membuat batu nisan kita tampak indah karenanya. Cukuplah ia tertulis si Fulan bin Fulan atau Fulana binti Fulana… . Sudah menjadi rahasia umum, gelar pendidikan yang melekat begitu banyak di sebelah nama tersebut hampir hampir tidak teraplikasikan sama sekali. Bahkan seperempatnya saja tidak. Kalau sudah begitu, apalah arti sebuah gelar pendidikan (yang banyak) itu. Namun jika kualitas yang menjadi prioritas, semuanya akan terasa lebih indah dan lebih nikmat. Uang yang telah ada kita gunakan dengan sebaik-baiknya, kita alokasikan sedemikian rupa, sehingga akan terasa cukup dan terasa lebih bahagia. Makan makanan yang berkualitas halalan thayyiban, mengandung gizi seimbang, dan dengan porsi yang cukup akan lebih terasa mengenyangkan dan menyehatkan. Mobil dengan spesifikasi yang efisien dan purna jual yang memuaskan akan menimbulkan dampak positif bagi keseharian pemilik dan keberlangsungan kendaraan itu sendiri. Meski hanya satu, ianya sudah cukup untuk menunjang kebutuhan mobilitas pemiliknya. Dan seseorang yang mampu mengaktualisasikan, mengaplikasikan, dan berinovasikan dari background pendidikannya akan lebih terbilang sukses dan berhasil walau hanya dengan menyandang satu gelar. Begitupula dalam hal berbicara, kualitas tetaplah yang utama. “…fal yaqul khairan, au liyashmut.” Berkatalah yang baik, atau diam. Seperti yang kita ketahui bersama, I-eS-Pe-eS dan ilmu public speaking secara umum sendiri telah mengajarkan bagaiamana seseorang mengasah dan mengolah kualitas berbicaranya, bukan mengasah dan mengolah kuantitas berbicaranya. Kemudian yang menjadi penting di sini ialah jangan sampai olah kata (public speaking) tersebut melenyapkan olah hati (rasa). Justru yang menjadi prioritas untuk diasah dan diolah pertamakali adalah hati. Sedangkan yang lainnya akan mengikuti. Sebab bahagia dan sejahtera bukanlah diukur dari banyaknya kuantitas, melainkan dari harga sebuah kualitas. Sebab bahagia dan sejahtera bukan pula tercipta dari pandangan mata yang mampu melihat kesana kemari, melainkan dari intinya hati. KH. Ihya’ Ulumiddin
8 notes
·
View notes
Text
Perjalanan Merupakan Rintangan
Musim hujan tiba, langit mendung abu-abu sudah menjadi hal yang biasa ku lihat disetiap paginya, sinar matahari yang mencoba menyelinap dari sela awanpun semakin menipis seperti halnya dimusim hujan biasanya.
Pagi ini, pemandangan itu tidak kudapati. Langit biru cerah dan teduh menjadi penghias awalku menjalani hari. Pagi ini, aku bersama teman-temanku dari kampus akan melakukan touring menuju…
View On WordPress
0 notes
Text
Peperangan jiwa
Awalnya aku tak mengerti keadaan ini, apakah bulan yang memang tidak nampak di siang hari menjadi alasannya? Ataukah rasa panas dari api yang membekukan es kutub utara?
Mungkin diri ini lah yang membuat itu semua kembali ke masa lalu, perilaku yang membuatku jatuh tersungkur di tanah, menangis merana dalam penyesalan yang tak ada rasa.
Sudahlah, kini itu semua kucoba untuk melupakannya dan…
View On WordPress
0 notes
Text
PELANGI KEHIDUPAN
Tampak hambar di lidah, terasa buram dalam pandangan. Ataukah sebaliknya?
Ini bukan khayalan ataupun sebatas tebakan. Mungkinkah kita yang salah? Atau objek ini yang membiaskannya kepada indra kita seperti itu?
Semua itu kita yang memilih, tak ada paksaan atau peringatan. Kita seharusnya sadar, saat mulai terasa buram di lidah dan hambar di penglihatan.
Seseorang cendekiawan pernah mengatakan “Tanda saat kita menemukan kesenangan dan cinta dalam kehidupan, semua nampak berwarna dan berkilauan di mata” Begitulah memang seharusnya. Dengan muka berseri, kita menyambut pagi.
Sekarang, siapa yang mau di salahkan? Saat semuanya hanya ada hitam putih. Diri kita? Atau kehidupan ini?
0 notes
Text
MATAHARI
Tak perlu kita mencarinya untuk meminta, karena dia sudah lebih dulu mengertinya, jauh sebelum kita memerlukannya
0 notes
Link
Share dari tulisan salah seorang ikhwan di Kaskus.... Baca sampai akhir gan, bikin merinding Sering kita dengar kalau Bahaya Pornografi itu adalah merusak otak, mengacaukan pikiran, membuat malas. ...
0 notes
Quote
Ya Allah aku tak pantas memohon kepadaMu karena dengan dosa2ku ini, tapi kmana lagi aku akan meminta selain kepada Mu
0 notes