seadanyablog
seadanyablog
GIMANA CARANYA NULIS ?
15 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
seadanyablog · 2 years ago
Text
Aku adalah Asu
Makin hari mkin banyak orang aneh yang ngeributin hal aneh, tidak masuk di akal.
Makin meyakinkan saya untuk pergi ke kampung jadi petani.
Punya kebun, ternak, dan sekolah untuk anak-anak.
Orang bilang sekolah biar pinter, nyatanya udah pinter malah kebelenger.
Peradaban yang terlihat makin maju (SOCIATY-TECHNOLOGY), nyatanya mundur.
Saya bukan orang yang agamis, tapi semua agama mengajarkan kita jadi khalafah kan ? jagain bumi ?. bagian mana dari "Kemajuan" yang menjaga keseluruhan ekosistem dibumi?
Jangan kan buat jagain hal lain selain diri sendiri. komunikasi sesama manusia aja susah.
Katanya makhluk sosial. alat utama bersosialisasi (yaitu kata) aja saling tidak sepakat.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Matahari. Bulan. Dan Kebenaran.
Sore hari punya matahari terbenam. Turunnya di barat. Tapi pagi hari punya matahari terbit. Munculnya dari timur. Aram juga ikut. Diantara senja menuju fajar. Aram tidak mau berlama lama katanya. Dia malu. Jangan terlambat. Dia tidak suka menunggu. Aram bukan makhluk sosial. Bahkan makhluk pun bukan. Tapi dia baik. Keluar dari tempat persembunyiannya hanya untuk mengantarkan fajar. Juga menyapa bumi. Begitu pula matahari dan bulan. Mereka kompak. Matahari menjaga bumi di siang hari. Begitu malam bulan yang menyelimuti bumi. Indah ya? Tentu. Bahkan sempurna. Mereka terus bergerak bergantian tanpa diminta. Tidak bisa mereka berlama-lama bersembunyi. Seperti kata Buddha. Ada tiga hal yang tidak bisa berlama-lama bersembunyi. Matahari. Bulan. Dan Kebenaran. 
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Anda Boleh Saja Berubah Pikiran
“Anda boleh saja berubah pikiran”. Boleh memang. Siapa yang berani melawan? Bahkan diri sendiri pun segan. Tidak ada yang melarang. Kadang ketika bermain game kita sering kali menyimpan banyak data dengan pilihan yang berbeda-beda agar disaat pikiran berubah kamu tidak perlu mengulangnya dari awal. Tapi sayangnya hidup ini bukan game. Masih tetap menyenangkan. Menyenangkan dengan cara yang berbeda. 
Musisi jazz tahu benar cara berubah pikiran. Jika nadanya benar orang di sekitarnya akan bahagia. Jika salah? Ya belajar lagi saja. Siapa tahu besok terkenal.
Berubah pikiran itu sifatnya pribadi. Ya efeknya untuk pribadi tentu. Orang lain juga sih. Sedikit. Atau mungkin banyak? Tidak perlu pusing. Kalau pusing ada banyak obat sakit kepala. Jadi berubah pikiranlah sebanyak kamu mau. Tapi terlalu banyak pun seperti tidak mempunyai pendirian. Jadi gimana? Itu urusanmu. Mau jadi orang yang seperti apa. Yang jelas.. anda boleh saja berubah pikiran, tapi jangan merepotkan. 
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Ada Saatnya
Hidup itu sulit ya? Ya kalau mudah mungkin tidak ada pedagang apalagi pembeli. Tapi apa betul sulit? Atau hanya tidak menikmati? Atau memang tidak bersyukur? Sifat dasar manusia. Selalu ingin lebih.
Untukku roda adalah penemuan paling luar biasa. Dengan adanya roda saat itu membuat dunia berkembang hingga sekarang kamu bisa membaca tulisan ini sambil bersantai diatas kasur. Sebagian besar penemuan tercipta karena adanya dorongan atau paksaan. Dan manusia diberikan akal dan pikiran untuk memecahkan dan mencari solusi dari semua masalah dan kesulitan. Seiring dengan berkembangnya manusia kemudahan pun mengikuti. Zaman sekarang banyak hal yang bisa kita lakukan dengan mudah. Tapi entah kenapa kesulitan dan masalah pun selalu ikut bergandengan. Terus menerus naik seperti lupa cara untuk turun.
Oh sepertinya masih masalah yang sama. Sifat manusia. Selalu ingin lebih. Setelah mendapatkan sesuatu mulai berpikir kembali untuk mendapatkan yang lain. Tapi itu adalah hal yang baik. Penemuan dan segala inovasi bermula dari sana. Baik memang. Hanya perlu di ingat. Ada dua hal. Ada saatnya jangan pernah berhenti untuk mencari sesuatu. Dan ada juga saatnya untuk bersyukur dengan segala keberadaan. Tidak perlu merepotkan banyak orang. Apalagi menyakiti. Jadi ini semua analogi lagi? Loh!? Kata siapa? Sudah tidak perlu repot baca saja~
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Mangga dan Pisang
Aku suka sekali buah mangga. Bentuknya aku suka. Mengupasnya pun mudah. Harus ditemani pisau sih terkadang. Mangga rasanya manis. Tapi terkadang asam. Lah semakin kesini semakin asam dan pahit. Kenapa ini?? Apa yang salah? Aku semakin tidak mengerti dengan rasa mangga. Semakin tidak karuan. Apa aku salah memetik buah? Tapi masih di pohon yang sama. Atau aku bosan? Atau mungkin salah memilih buah? Ah sepertinya bosan. Sudah tidak perlu dibahas.
Eh pisang siapa ini di meja makan? Aku belum pernah makan pisang. Emang enak? Penasaran sih tapi aku sukanya mangga. Gak aku makan deh. Tapi penasaran. Ku makan. Enak juga. Eh beneran enak. Tambah ah. Pisang enak, aku mudah mengerti rasanya. Mengupasnya pun lebih mudah tidak perlu lagi ditemani pisau. Besok ku tanam pohon pisang didepan rumah.
Ya ampun dalam buah pisang aku menemukan banyak hal yang tidak dapat aku temui di buah mangga. Sekarang buatku pisang adalah nomor satu. Tapi aku tidak enak memakan pisang didepan pohon mangga. Aku tanam di belakang rumah saja biar tidak ketahuan. Orang lain pun tidak banyak yang melihat~
Sepertinya ada yang aneh. Pohon pisangku cepat tumbuh bahkan meyusul jauh tinggi dibanding pohon manggaku. Tapi kenapa buah yang dihasilkan sedikit? Pohon pisangku seperti berhati-hati setiap kali ingin berbuah. Sedangkan pohon manggaku sekarang berbuah terus. Aku suka mangga. Titik!
Aku baru tahu. Ternyata proses pertumbuhan pohon pisang itu dengan menghasilkan anak pisang atau tunas. Jadi selain memproduksi buah pohon pisang memberikan sarinya kepada calon-calon tunas? Jadi seharusnya kelak bisa mendapatkan buah yang jauh lebih banyak dari tunas-tunas yang baru? Ah aku tidak peduli. Aku suka mangga.
Tapi aku sudah banyak sekali memakan pisang. Kulit pisang berserakan dimana mana jadinya. Banyak orang yang terjatuh dan sakit karenanya. Apa perlu ku bersihkan? Sudahlah. Aku punya pohon mangga didepan rumah. Pohon mangga sudah berjanji untuk selalu memberikan buah yang manis. Aku suka mangga! Semua orang harus tahu kalau aku suka mangga. Aku pindahkan juga deh pohon pisang ke depan rumah. Agar aku tidak selalu melihat kebelakang. Seolah tidak terjadi apa-apa. Beres.
Tapi.. pohon mangga itu berbuah berapa kali ya dalam sebulan? Ah lupakan. Aku padamu. Mangga.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Reverse
Mari berpura-pura. Aku adalah seorang laki-laki. Tulen dan tidak suka pakai rok. Sebagai seorang laki-laki aku cukup perasa. Tapi tidak cukup pintar merangkai kata. Selalu gagap ketika berhadapan dengan orang, karena aku tidak pandai berakting. Dengan umurku yang sekarang bisa dibilang pola pikirku masih seperti anak kecil. Tapi menurutku aku cukup dewasa. Aku tidak butuh satu atau dua orang untuk mendengarkan ceritaku. Biar saja kupendam. Selesai. Temanku tidak banyak karena aku pemalu. Terkadang untuk berkenalan pun aku enggan. Hidupku normal saja. Seperti kebanyakan orang lainnya. Aku tidak punya keahlian apa-apa makanya hidupku berjalan dengan normal. Bosan juga. Apa kubuat mereka bertengkar saja? Atau kugedor pintu rumah makan cepat saji yang sudah tutup di ujung jalan sana? Jangan. Aku tidak setega itu. Namun satu yang kusuka dari diriku. Aku ini sangat berkomitmen. Aku punya loyalitas yang tinggi. Sebuah janji akan terus kupegang hingga ku mati. Aku tidak berpura-pura. Tolong. Siapa aku? Terjawab. Ketika semua terbalik.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Benci
Atas dasar apa manusia membenci? Atas dasar kesalahan. Lalu mengapa tidak memaafkan? Bukan tidak. Mungkin belum. Setelah benci haruskah saling menyakiti? Sebagian mungkin ya. Sebagian lagi acuh tak acuh. Apakah perbedaan menimbulkan kebencian? Indahnya sih tidak. Manusia dihadiahi akal dan pikiran. Untuk apa? Untuk memperhitungkan dan merasakan. Memperhitungkan apa yang harus dilakukan dan merasakan apa yang dirasakan oleh makhluk hidup lainnya. Mulia memang. Seharusnya. Namun terkadang akal kepercayaan membuat manusia hilang kendali. Begitu juga dengan pikiran yang menalar dengan logika membuat semua terasa benar. Akal dan pikiran itu baiknya berjalan berdampingan. Seperti chewbacca yang selalu setia berdampingan dengan Han Solo. Sulit? Tidak juga. Berarti mudah? Belum tentu. Ok cukup kamu terlewat batas. Batas? Batas yang mana? Batasku dan batasmu berbeda. Tapi satu yang kutahu, kebencian itu tidak perlu dibalas dengan kebencian. Hanya opini. Bila tidak setuju kamu boleh pergi. Tapi aku ikut. Ada rumah makan enak di ujung jalan sana. Biar ku traktir. Akan ku undang juga satu temanku. Sebut saja dia damai.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Dedikasi
Saya lahir di era 90-an. Bisa dibilang sebagai generasi peralihan. Mengalami masa-masa serba manual. Masa-masa yang memegang teguh sebuah janji pertemuan karena belum ada perangkat untuk mengirim sebuah pesan singkat. Masa-masa koran dan teh adalah kombinasi yang menakjubkan di pagi hari. Sampai akhirnya generasi kami pun yang mulai memperkenalkan sesuatu yang bernama teknologi. Banyak yang bilang generasi kami adalah generasi emas. Kenapa? Karena mengalami dua era yang berbeda hingga menjadi jembatan untuk era milenia ini. Menjadikan generasi ini menjadi generasi yang bijak. Katanya. Well, terdengar sombong. Tapi kenyataan berkata begitu. Ok karena itu ayo kita debatkan sedikit.
Berita terbaru adalah Majalah HAI akan menerbitkan “Last Print Issue” di bulan Juni 2017 ini. Cukup mengagetkan untuk saya sebagai salah satu pembacanya. Sudah cukup lama Majalah HAI melayani pembacanya dengan media yang terasa fisiknya. Dan akhirnya setelah bertahun-tahun konsisten dijalannya majalah HAI akhirnya harus mengakui kekalahan pada zaman. Majalah HAI tidak hilang. Namun hilang secara harafiah. Era digital begitu keras menghantam redaksi majalah HAI. Sampai akhirnya jalan digital harus mereka tempuh.
Ok kembali pada generasi peralihan. Lantas apa hubungannya? Sebagian orang yang bekerja di Majalah HAI berasal dari generasi peralihan. Untuk mereka media yang di cetak adalah sebuah kebanggaan. Memegang dan membaca tulisan mereka sendiri pada media cetak terasa lebih prestisius dibandingkan hanya terpampang di platform digital. Namun tetap yang terpenting adalah konsumen. Majalah HAI adalah majalah yang diperuntukan untuk remaja. Remaja yang dulu berlangganan setiap bulannya kini sudah mulai sibuk dengan keluarga kecilnya. Lalu remaja yang mana? Tentu remaja yang lahir di era ini. Remaja yang sebagian besar sudah pandai mengakses berita dari perangkatnya. Bagi sebagian mereka semakin simpel dan cepat aksesnya semakin pula mereka suka. Seperti halnya CD dan kaset yang tergulung habis oleh platform musik digital. Terbukti dengan banyaknya outlet-outlet CD dan kaset yang gulung tikar.
Untuk saya pribadi membeli dan mengoleksi sesuatu yang berbentuk barang itu menarik. Dari kecil saya biasa berlangganan media cetak berupa koran atau majalah. Ada nama-nama seperti Koran Pikiran Rakyat, Koran Fantasi, Koran Bola, Majalah Hotgame, Majalah Game Station, Majalah Hai dan masih banyak lagi. Khusus untuk Koran Pikiran Rakyat ayah saya tidak berlangganan koran yang diantar kerumah sebagaimana biasanya tapi ada satu penjual koran di lampu lalu lintas Jalan Kopo yang selalu menunggu di pagi hari. Itu menarik bukan main. Lalu saya sebagai anak kecil normal lainnya pada waktu itu memiliki banyak idola. Entah itu idola dalam bermusik, pemain bola atau bahkan karakter komik. Saya selalu berburu artikel atau berita tentang idola saya. Saya kumpulkan lalu saya gunting untuk dijadikan kliping. Poster-poster idola pun lengkap sudah di dinding kamar. Dan semua hal tersebut mungkin tidak terjadi pada sebagian generasi sekarang ini. Sehingga esensi pada sebuah barang yang berbentuk itu semakin hilang. Sangat disayangkan memang.
Kejadian ini mengingatkan saya pada film The Secret Life of Walter Mitty. Sebuah film yang dibintangi oleh Ben Stiller. Film ini menceritakan tentang Walter Mitty yang bekerja di sebuah perusahaan majalah kenamaan bernama LIFE Magazine. Serupa dalam film ini pun semua sudah serba digital yang akhirnya LIFE Magazine harus menyudahi pembuatan majalah secara fisik. Film yang mengajarkan sebuah dedikasi yang tinggi.
Begini.. dalam hal ini saya pribadi bukan tidak mengindahkan pergantian format yang terjadi. Hanya menyayangkan saja. Karena menurut saya pun ada banyak alasan positif yang mendorong Majalah HAI untuk melakukan hal tersebut. Di era ini pembaca membutuhkan pengantar berita yang lebih cepat dan aktual. Dan hal itu di amini oleh Majalah HAI dengan adanya platform digital dan sosial media. Memang judulnya adalah “mau tidak mau” karena semua berbasis pada konsumen. Mungkin apabila tradisi yang dirasakan saya dan generasi peralihan itu terjadi juga pada generasi sekarang mungkin akan lebih banyak lagi media-media yang menjual secara fisik. Namun memang kenyataan kalah telak oleh era digital. Untuk bisa bertahan kita harus bisa menyesuaikan. Begitu hal nya dengan musik dan fashion. Zaman itu cepat dan tidak kompromi. Semoga dengan pesatnya perkembangan zaman dan hantaman era digital yang bertubi-tubi ini masih ada apresiasi untuk orang-orang yang berdedikasi. We Need More Space.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Katanya Makhluk Sosial
Manusia itu makhluk sosial. Akunya. Harus bisa menghargai dan peduli terhadap perasaan orang lain. akunya lagi. Semakin banyak melibatkan orang lain semakin banyak juga besar kemungkinan orang lain merasa bahagia. Atau mungkin merasa tersakiti. Ketika berhadapan dengan seseorang secara bersamaan pun berhadapan dengan sebagian keluarga dan sanak saudaranya. Juga mungkin teman-temannya. Dalam rumus duniawi membawa kebaikan akan menambah jumlah temanmu. Dan sebaliknya dengan menyakiti sesama mahkluk berakal akan menambah jumlah musuhmu. Tidak perlu. Tapi ada. Dan jangan salah kebaikan untukmu belum berarti bahagia untuk orang lain. Mungkin.
Perhatikan langkahmu. Pikirkan hingga matang. Karena jika salah kamu tidak akan tahu ada orang tua yang sedih dibalik anak yang tersakiti. Ada juga anak yang marah dibalik orang tua yang kecewa. Selagi masih menjadi manusia janganlah berjanji. Untuk hal seperti ini tidak perlu kamu pintar, hanya perlu menjadi manusia saja. Secara harafiah.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Sang Komandan
Kamu adalah aktor atau mungkin aktris. Dunia ini adalah layarmu. Untukmu kamu adalah pemeran utama. Orang tua, kakak adikmu dan teman-temanmu adalah pemeran pendukung. Orang lain yang tidak kamu kenal adalah figuran. Sejak lahir kamu sudah memiliki naskah. Namun tidak dengan alur cerita. Seperti sinetron stripping alur cerita bisa berubah-ubah sesuai dengan yang kamu mau. Karena selain menjadi pemeran utama kamu merangkap juga sebagai sutradara dan penulis.
Tulislah alur cerita yang menurutmu menarik. Tidak perlu melulu bahagia. Mungkin sedikit sedih boleh dicoba siapa tahu ratingnya naik. Dan disaat proses casting carilah orang-orang yang tepat untuk masuk dalam filmmu. Hati-hati terkadang ada beberapa orang yang terlihat cocok dan menggebu-gebu disaat proses casting. Namun setelah mulai proses syuting sifat dan sikapnya tidak sesuai dengan aturanmu.
Mengulang beberapa adegan yang sama itu urusanmu. Hanya saja apabila memang adegan itu terus menerus merusak ratingmu mungkin kamu harus berpikir lagi untuk menulis alur cerita yang baru. Buatlah semenarik mungkin. Isi filmmu dengan soundtrack lagu yang menurutmu cocok. Hanya disini kamu bisa memilih soundtrack tanpa harus memikirkan royalti. Bahkan John Lennon tidak akan bangkit dari kuburnya untuk meminta royalti jika lagu The Beatles kamu pakai untuk soundtrack filmmu.
Latar tempat bisa kamu pilih sesukamu. Apabila kamu mendapatkan uang dari sponsor kamu bisa memilih lokasi di seluruh penjuru Indonesia. Dan apabila mendapatkan sponsor yang besar tidak hanya tukang bubur saja yang bisa naik haji kamu pun bisa syuting disana. Atau bahkan kamu bisa memakai latar tempat yang sama dengan film AADC.
Tapi ingat.. semua orang di sekelilingmu memiliki peran yang sama menurutnya. Jadi permasalahannya kamu memilih dia untuk jadi pemeran di filmmu atau justru kamulah yang menjadi pemeran di filmnya. Atau mungkin kamu dan dia bisa berkolaborasi membuat satu film yang sama dan menulis cerita bersama. Menarik. Karena setiap komandan membutuhkan konsultan. Begitu juga sebaliknya. Mungkin.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Sampai Kapan
Sifat manusia. Makan setelah lapar. Minum setelah haus. Berlari setelah tertinggal. Bergerak setelah diminta. Yakin setelah dipaksa. Gak salah, tapi sampai kapan?
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Remote TV
Memperlakukan remote tv itu harus baik. Remote tv sudah memberikan waktunya untuk kamu. Yang berarti remote tv sudah memberikan setengah hidupnya untuk kamu. Setengah lagi ia berikan pada televisi. Karena televisi adalah keluarganya dan remote bekerja untuk televisi. Jika kamu terus menerus menekan remote tv dengan kasar ia akan mulai kehilangan kepercayaannya padamu dan mulai sulit untuk mematuhi perintahmu. Jika kamu meletakan remote tv sembarangan ia akan menghilang dan sulit untuk dicari. Terlepas dari baru atau tidaknya isi baterai remote tv yang sudah sulit untuk percaya terkadang akan mematuhi perintah secara terpaksa setelah di goyang-goyang. Banyak tombol pada remote tv yang tidak kita mengerti namun apabila dipahami kamu akan memahami seisi televisi. Keberadaan remote tv akan sangat berharga disaat ia hilang.
Iya. Analogi.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Mesin Waktu
Apa yang akan kamu lakukan apabila ternyata dibawah kasurmu ada sebuah mesin waktu? Situasi apa yang akan kamu ulang?
Membahagiakan orang tua sebelum mereka pergi untuk selamanya? Atau memutuskan jurusan dalam berkuliah? Atau memutuskan untuk berkuliah atau berkarir? Atau memutuskan jalur mana yang akan kamu pilih agar tidak terkena macet? Atau mengungkapkan perasaan pada gebetan yang selama ini di pendam? Atau mungkin merasa menyesal karena tertidur dalam waktu yang cukup lama padahal kamu bisa melakukan hal yang lebih penting seharusnya? Terlalu banyak bertanya. Kamu bukan wartawan.
Jika mesin waktu itu ada apakah rasa penyesalan akan ada juga? Mungkin tidak. Lantas kata menyesal ini bermakna apa? Negatif kah? Positif kah? Mungkin negatif. Lalu untuk apa menyesal ini diciptakan? Ya agar menjadi sebuah pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Betul. Berarti kesimpulannya apabila mesin waktu itu ada maka manusia tidak akan belajar soal kesalahan. Dengan mudah apabila melakukan kesalahan kamu bisa mundur kembali ke waktu yang sama dan memperbaiki kesalahan. Menarik. Tapi mungkin macet tidak akan terjadi dijalanan melainkan di ruang waktu.
Penyesalan itu akan selalu ada. Dan biasanya akan diawali dengan kata-kata “aduh”, “andai” dan “sayang”. Terlalu banyak penyesalan itu tidak baik karena otak akan terus menerus menekan tombol rewind. Apapun yang dilakukan secara terus menerus dan berlebihan itu akan mengakibatkan kerusakan. Karena sampai saat ini belum ada tukang reparasi otak manusia. Itu masalahnya.
Ngomong-ngomong soal penyesalan saya ada sedikit cerita. Ada satu kalimat tanya pada diri saya. Mengapa dulu saya tidak memberanikan diri untuk mengucapkan pada teman saya bahwa saya akan mengejar sebuah kesempatan? Disaat itu hati dan pikiran saya sedang pisah ranjang. Dan otak saya berhasil tidur di ranjang sedangkan hati saya mengerut di lantai bersama karpet. Jadi teman saya pun maju untuk mendapatkan kesempatan tersebut. Dan akhirnya setelah berlangsung setahun lebih si “menyesal” ini pun datang bertamu. Ramah dan hangat. Saya suguhi makanan dan minuman. Saya dengan “menyesal” berbicara banyak hal. Bahkan saya izinkan dia untuk menginap dirumah. Namun pada akhirnya saya tahu apa tujuan dia datang bertamu. Dia mengingatkan saya akan keputusan saya setahun silam. Untungnya secara bersamaan si “sabar” pun ikut datang bertamu dan sesekali berbisik “tenang tidur saja kalau kau mau biar aku yang urus ego mu”.
Tidak menarik memang. Karena menarik hanya milik Dian Sastro. Dan juniornya. Mungkin penggemarnya juga. Merangkap.
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Perbedaan
Apa yang menarik dari sebuah perbedaan pendapat? Cara menyelesaikannya? Atau mimik muka satu sama lain? Atau mungkin tingkah laku satu sama lain? Apapun. Semuanya menjadi satu paket estetik yang menarik.
Perbedaan pendapat itu sifatnya menguatkan. Seharusnya
0 notes
seadanyablog · 2 years ago
Text
Plester mengobatimu saat luka. Menjaga lukamu dari debu dan segala kotoran. Menutupi luka dari penglihatan orang. Dan terbuang saat lukamu mengering.
Tidak perlu dikasihani. Itu cuma plester. Plester tidak berasa.
1 note · View note