karena setiap kita tak pernah benar-benar memiliki apa pun
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Iya capek. Gapapa menghindar sebentar pergi ke tempat sepi hanya untuk menangis. Gapapa kok. Ga ada yang salah dengan menjadi lemah. Jika sudah agak lega dan tenang, angkat kepala, dan yuk berjalan lagi. Pelan2 juga gapapa. Toh semua orang punya waktunya sendiri-sendiri.
299 notes
·
View notes
Text
Rehatlah sejenak. Biarkan dia dengan segala keinginannya. Jangan libatkan diri jika hanya akan tersakiti.
Kamu harus tetap baik-baik saja.
#Sept 2023
0 notes
Text
"Ya Allah, aku memang sedang tidak mampu memahami mengapa Engkau tempatkan aku di titik saat ini. Tapi, semoga ketidaktahuanku tak lantas menjadikan aku tidak ridha atas apa yang menjadi takdir-Mu"
494 notes
·
View notes
Text
Saat hatimu tiba-tiba mengecil, entah karena suatu alasan apapun itu, semoga kamu bisa meluaskan pandangan hatimu untuk melihat dari sudut yang paling indah.
Sebab bumi Allah luas serta karuniaNya.
9823, ruang semesta.
224 notes
·
View notes
Text
Dilan dan pacaran
_"Jangan rindu. Ini berat, Kamu tak akan kuat. Biar Aku saja."_
Kalimat ini jadi sangat booming di social media bahkan di dunia nyata.
Sebuah media cetak menyebut bahwa film Dilan mampu menarik 3 juta penonton dalam 10 hari pemutaran filmnya. WOW.
Film Dilan seolah jadi jawaban atas hadirnya sebuah film yang seluruh isinya membuat penonton menjadi rileks, sangat mengalir, dan tidak membuat kepala memikirkan bagaimana jalan ceritanya
Film Dilan memang untuk dirasakan, bukan untuk dipikirkan
Ia menjadi hadiah, bagi penikmat film yang betul-betul ingin dihibur, dan distimulasi aspek-aspek afektif-nya
Hadiah ini pun secara eksplisit diungkap dalam sebuah adegan
_"Ini hadiah untukmu. Cuma TTS. Tapi sudah kuisi semua. Aku sayang Kamu. Aku tidak mau Kamu pusing karena harus mengisinya." - Dilan_
Bagi saya, yang sudah menjalani 5 tahun pernikahan, film ini menjadi semacam reminder betapa gombalan dan kata-kata mutiara adalah bunga-bunga cinta, yang dapat membuat lebih indah hubungan asmara
Betapa di awal menikah, seringkali saya melontarkan kata-kata gombal untuk istri, yang membuat hari-hari pernikahan kita terasa mesra dan bahagia, walau secara fakta harta dan tahta, belumlah semapan saat ini
Maka betapa merinding bulu kuduk, ketika mendengar beberapa percakapan dalam film
_"Angin ada untuk meniup rambutmu. Aku ada untuk mencintaimu." - Dilan_
Ih jijik. Malu ah. Norak! Basi! Dasar tukang gombal.
Tapi, coba deh para suami mengatakan hal itu pada istrinya.
Ada senyum kecil yang pasti terlukis di ujung bibir para istri, yang pasti mencoba menyembunyikannya, tapi tak kuasa menyangkalnya.
Itulah gombalan
Jauh di dalam lubuk hati paling dalam, kita suka gombalan, bahagia ketika bisa menggombal, dan bahagia digombali
Karena kita jadi merasa spesial, lebih agung, lebih indah.
Kita jadi merasa bebas menginginkan. Kita merasa diinginkan.
Kita ingin menjadi rapuh tanpa merasa takut. Kita ingin memberi tanpa syarat.
Maka telinga ini senang mendengar
_"Kamu itu lebih berwarna dari pelangi. Lebih segar dari pagi." - Dilan_
Kita pun takluk ketika ada orang yang membuat pertahanan perasaan kita jebol dengan kalimat
_"Kontrol dirimu. Jangan tunjukkan kerapuhanmu. Jangan rendahkan dirimu." Dilan_
_"Cinta itu dirasakan, bukan dipikirkan. Dia lebih butuh balasan, bukan alasan." - Dilan_
Sekali lagi
Film Dilan bukan untuk dianalisa logikanya, dibedah jalan ceritanya, atau dikritisi akting pemainnya.
Kisah Dilan itu untuk dirasakan. Maka istirahatkan pikiranmu sejenak saja. Ijinkan hatimu menikmatinya.
Balasan kita atas rasa yang Dilan hadirkan dalam hati ini? Kita ceritakan kisah Dilan pada teman-teman kita. Kita tuliskan kutipan rayuan Dilan pada Milea di jejaring media sosial kita. Tanpa sadar, kita jadi Dilan Ambassador yang membuat orang semakin penasaran untuk menonton filmnya.
Film ini penting sekali untuk ditonton
*untuk yang sudah menikah*
Karena sudah ada target halal untuk berbagi rasa bahagia melalui gombalan
Menambah kenikmatan dalam pernikahan
Maka bapak ibu, rekan-rekan sekalian, tolong ingatkan anak-anak, keponakan dan adik-adik kita untuk bisa menahan diri dari rayuan dan gombalan sebelum halal dalam mahligai pernikahan
Karena ia akan hanya mengaduk-aduk perasaan, tanpa ada kepastian dan amalan yang membawa kebahagiaan
Walau berat, tapi ajarkan pada generasi muda untuk sabar
_"Terkadang rindu hadir diluar nalar. Ingin segera berlari dan terbang menghampiri!" - Dilan_
Dan agar para mahasiswa-mahasiswa kita ingat akan tugas, dan tetap mau belajar dan berkarya,
Bukan untuk sering menggombal dan mengikuti apa kata Dilan
_“PR ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari matematika. Lebih luas dari fisika. Lebih kerasa dari biologi” - Dilan_
Karena jika sudah menikah, tentu semua akan indah pada waktunya, insyaAllah
_"Jika saatnya sedih menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, Kau dan Aku akan menjadi Kita" - Dilan_
*Zein Permana
Dosen Fakultas Psikologi UNJANI*
*Dapet ini dari grup WhatsApp dan ingin share ke yang lain boleh kan? :)
2 notes
·
View notes
Text
goyah
Sejak berstatus warganet zaman now, bukan hal asing bagi kita untuk mengonsumsi potongan kisah hidup orang lain lewat linimasa. Sayang, mengonsumsi kisah hidup para karib, kerabat atau idola secara intens hari ini terasa tak seasyik dulu sebelum kita tumbuh dewasa karena rasa minder yang kadang mencuat kala mendapati hal-hal baik yang dicapai oleh orang lain dalam unggahannya.
Melihat foto mereka yang terlihat harmonis dengan keluarga kecilnya membuat kita sedikit resah dengan pikiran tentang pasangan hidup. Melihat video mereka yang tengah menempuh studi di luar negeri membuat kita lumayan gelisah dengan diskusi tentang titel idaman. Goyah. Perasaan itu bisa lumayan mengusik ketika rasa mindernya tumbuh sebagai penghambat produktivitas.
Maka, hal sederhana yang terbilang ampuh sebagai pelipur resah-gelisah dalam kondisi tersebut adalah menyadari bahwa tujuan, kondisi, ikhtiar, prioritas dan takdir setiap orang sedemikian berbeda.
Katakanlah kita memiliki sahabat yang bertujuan memiliki bisnis - sama seperti kita. Ketika sahabat kita giat mengembangkan diri dengan rajin mengikuti seminar kewirausahaan, membaca buku-buku penunjang hingga berkonsultasi dengan para praktisi, kita masih saja berkutat dengan prioritas lain. Dengan perbedaan tersebut, tentu wajar jika dalam perjalanannya ia lebih dulu meraih apa yang kita sama-sama inginkan.
Namun, contoh di atas hanya menekankan perbedaan poin ikhtiar dan prioritas atas tujuan yang serupa. Apa jadinya kalau tujuan, kondisi aktual dan takdir yang ditentukan-Nya pun berlainan secara keseluruhan bagi setiap orang? Tidak mengherankan kalau momentum pencapaiannya akan berbeda pula. Karenanya, tenanglah. Tak perlu kita berkecil hati apalagi sontak mengubah arah. Malah, perbedaan tersebut layak menjadi lecutan bagi kita untuk terus memacu diri dalam kesabaran dan kesyukuran.
Akhirnya, capaian siapapun dalam bentuk apapun yang terlihat di linimasa hanya perlu dikembalikan pada fungsi asalnya yakni sebagai kabar berita. Kita perlu turut bersukacita dengan capaian para karib-kerabat lewat ucapan selamat juga doa baik yang diikutsertakan. Dengan begitu, raihan mereka takkan sedikitpun menyulitkan hati apalagi menghambat laju proses yang tengah kita tempuh kini.
Kalaulah unggahan-ungggahan tersebut masih saja menyulitkan hati, tentu menekan tombol unfollow tetap mudah untuk dilakukan. Toh unfollow di dunia maya takkan serta merta dimaknai sebagai upaya pemutusan hubungan di dunia nyata. Selebihnya, cek hati kita. Mungkin selama ini perasaan insecure hadir dalam hati karena kurangnya rasa syukur atas apa yang kita miliki. Lagipula, setiap orang memiliki hak untuk menghiasi linimasa dengan unggahan-unggahannya dalam bentuk apapun.
Kita sederhanakan dengan simpulan bahwa selera bermedia sosial setiap orang pasti berbeda agar kita tak mudah menyalahkan orang lain yang tak sepemahaman. Dengannya, media sosial tetap baik, ringan, asyik lagi menyenangkan untuk disimak - setidaknya bagi diri kita sendiri.
1K notes
·
View notes
Text
Sakit hati
Bagaimana kalau sakit hatinya dibawa sampai seumur hidupnya? Bagaimana kalau yang kamu tertawakan saat ini adalah dia yang menawanmu kelak di Yaumul Hisab? Bagaimana kamu yakin dia tidak mendoakanmu dan memohon pada Allah agar Dia membalasmu dengan sebaik-baiknya pembalasan?
Hayo lho dijaga jempolnya, dijaga pikirannya, dijaga mulutnya. Jangan biarkan orang sakit hatinya gegara apa yg kita pikirkan dan kita lakukan.
2 notes
·
View notes
Text
Bisakah kamu berhenti membuat dirimu semenyedihkan itu? Berhenti iri dan kesal kepada mereka dan cukup buat dirimu bahagia saja. Lakukan apa yang menyenangkan hatimu meski tanpa mereka. Hey! Mereka terlihat bahagia tanpa ada kamu. Aku percaya kamu juga bahagia tanpa mereka.
- selangkah
0 notes
Text
Kewajiban orang tua terhadap anak #1
Anak adalah anugerah dari Allah sekaligus amanah bagi ayah dan ibunya. Ia adalah anugerah karena tidak semua pasangan suami dan istri Allah karuniakan anak sebagai sarana mendapat ridhoNya. Anak adalah amanah karena sejatinya mereka adalah kepunyaan Allah yang dititipkan kepada orang tuanya. Selayaknya menjaga barang titipan, anak tentu harus dijaga sebaik mungkin.
Moms and Dads, menjaga titipan Allah berupa anak bukanlah perkara mudah, namun hadiah luar biasa bagi mereka yang mampu melaksanakannya. Bukankah anak yang sholih dan sholehah yang senatiasa mendoakan orang tua adalah tabungan akhirat yang sangat besar?
Siapakah yang tak ingin memiliki tabungan akhirat yang besar? Namun, sebelum berharap mendapatkannya, sudahkah kewajiban kita sebagai orang tua kepada anak telah tertunaikan? Bagaimana kita berharap mendapat sesuatu tanpa beramal sebelumnya?
Apa saja kewajiban orang tua terhadap anaknya yang harus ditunaikan? Ada banyak kewajiban orang tua dan kali ini kita ringkaskan menjadi 7 poin. Pada sesi ini kita akan membahas poin 1-4.
1. Memilihkan ayah dan ibu yang baik untuk anak
Setiap kita memang tak bisa memilih akan lahir dari orang tua seperti apa, namun kita bisa memilih pasangan yang baik untuk menjadi ibu dan ayah yang baik untuk anak kita. Setiap anak berhak mendapatkan orang tua yang baik, maka tugas kita sebagai calon dan orang tua adalah menjadi pribadi yang baik. Baik seperti apa? Tentunya baik sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan pada kita.
2. Memberikan nama anak yang baik “Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan namamu dan nama ayahmu, maka baguskanlah nama kalian.” (H.R. Abu Dawud)
Dari hadist di atas kita tahu bahwa kita diperintahkan untuk memberikan nama yang baik untuk anak kita. Nama yang baik itu yang seperti apa? “Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman”. (H.R. Muslim).
Nama Abdullah atau Abdurrahman sebagaimana disebutkan dalam hadist di atas adalah nama yang paling disukai Allah. Selain itu kita bisa memberi nama anak kita dengan nama para nabi, sahabat, dan lainnya dengan catatan mengandung arti yang baik dan tidak menyalahi syariat Islam.
3. Melakukan Aqiqah “Anak itu tergadai dengan aqiqahnya, disembelih sebagai tebusannya pada hari ketujuh dan diberi nama pada hari itu serta dicukur kepalanya”. (H.R. Tirmidzi)
Sebagai rasa syukur kita atas anugerah Allah, maka hendaknya kita melakukan aqiqah untuk anak kita. “Untuk bayi laki-laki (menyembelih) dua ekor kambing dan untuk bayi perempuan (menyembelih) satu ekor kambing, tidak mengapa baginya baik kambing itu jantan atau betina”. (H.R. Tirmidzi).
4. Memberi anak ASI “Para ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan persusuan”. (Q.S. Al-Baqarah: 233).
Memberikan ASI eksklusif bukan hanya dianjurkan dalam kesehatan tapi juga dianjurkan dalam Islam. ASI memberikan kekebalan tubuh bagi anak agar kelak menjadi anak yang sehat. Dalam Islam, memberikan ASI bukan hanya sekedar anak mendapat ASI tetap lebih kepada menyusui anak secara langsung. Menyusui anak secara langsung akan membangun kelekatan antara anak dan ibu sedari kecil. Kelekatan adalah modal penting dalam pengasuhan anak. Banyak ditemui anak yang ketika dewasa tidak dekat dengan ibu dan akhirnya nasehat ibu pun tak didengar oleh anak.
Demikian moms and dads pembahasan tentang kewajiban orang tua terhadap anak. Sesi #superparenting selanjutnya akan kita lanjutnya poin 4-7. (tw)
📚 Sumber : 1. ummi-online(dot)com 2. cahyadi-takariawan(dot)web(dot)id
🌷SUPERMOM’s NOTE🌷 Edisi #superparenting 17 12 2017
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄 ☘ Email : [email protected] ☘ Fanpage FB : https://web.facebook.com/supermomwannabefanpage/ ☘ Twitter : https://twitter.com/supermom_w ☘ Instagram : https://www.instagram.com/supermom_w/ ☘ Tumblr : http://supermomwannabee.tumblr.com/ ☘ WhatsApp: +6281904714215 ☘ Line: @qxb9368f (use @) Link: http://line.me/ti/p/%40qxb9368f
66 notes
·
View notes
Photo
Al Quds adalah tanah suci yang penuh berkah. Al Quds tanah para nabi. Allaah menjadikannya kiblat pertama Muslim. Kesinilah wajah menghadap saat sholat dahulu.
Rasulullaah shallahu allaihi wassalam memerintahkan Usamah bin Zaid ra membawa pasukan untuk membebaskannya. Dibawah kekhalifahan Umar bin Khaththab ra, Al Quds bebas dari penguasaan Romawi, hingga Yahudi bisa masuk kembali dan kesucian Nasrani tetap utuh.
Sholahuddin Al Ayyubi kembali mencontoh Umar, membebaskannya dari The Crusaders, kaum salib Eropa sehingga Al Quds kembali menjadi pusat ilmu dan peradaban Islam.
Saat Zionist Internasional mengirimkan Yahudi Eropa ke Palestina pada tahun 1900-an, jumlah Yahudi di Al Quds tak sampai 10%. Mayoritasnya adalah Muslim.
Dimana logika pembenaran Al Quds/ Yerusalem dijadikan Ibu Kota Penjajah yang tidak punya hak berdiri di tanah suci?!
SAY NO!!! to Al Quds/ Yerusalem for Israel!!!
—
©smart_171
3K notes
·
View notes
Text
Mengerti arti Bacaan Sholat
Sebenarnya jika kita tanya hati kita paling dalam. Apakah kita mengerti dengan semua bacaan Sholat yang kita baca? Memang jika kita ingin mengetahui dan mengerti apa yg kita lafadzkan saat kita Sholat, maka hal itu akan sangat jauh lebih baik, malah mungkin jika kita resapi kita akan mendapatkan apa itu ke Khusyuk an dlm melaksanakan Sholat Fardhu kita. Rasulullah SAW bersabda “sholatlah seakan-akan engkau sedang melihat Tuhan atau Tuhan sedang melihatmu” ( Rukun Ihsan ).
Mari kita mulai belajar meresapi arti dari bacaan Sholat kita. Karena Sholat merupakan Dzikir yang sempurna.
Takbir Takbiratul Ihram —-> ALLAAHU AKBAR
(Allah Maha Besar)
Iftitah Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila. (Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang). Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin. (Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik) Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin. (Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam). Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin. (Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)
Al Fatihah Adapun Rasulullah SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali. Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya. Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim) (Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang) Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin (Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam) Arrahmaan, Arrahiim (Maha Pengasih, Maha Penyayang) Maaliki, yaumiddiin (Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali) Iyyaaka, na’budu, wa iyyaaka, nasta’iin (Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan) Ihdina, asshiraathal, mustaqiim (Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus) Shiraath, alladziina, an’am, ta ‘alayhim (Jalan, yang, telah Engkau beri ni’mat, kepada mereka) Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin. (Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat) Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda “Apabila engkau berdiri utk shalat bertakbirlah lalu bacalah yg mudah dari al-Qur’an “.
Ruku’
Lalu ruku’, dimana ketika ruku’ ini beliau mengucapkan :
Subhaana, rabbiyal, ‘adzhiimi, Wabihamdihi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
—-> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali. (Hadits Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani) Rasulullah sering sekali memperpanjang Ruku’, Diriwayatkan bahwa : “Rasulullaah SAW, menjadikan ruku’nya, dan bangkitnya dari ruku’, sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
I’tidal
Pada saat ketika kita i’tidal atau bangkit dari ruku, dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, seiring Rasululullah SAW menegakkan punggungnya dari ruku’ beliau mengucapkan:
Sami’allaahu, li, man, hamida, hu “Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya”. (Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim) “Apabila imam mengucapkan “sami’allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu”, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW (Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
Hal ini diperkuat pula dengan : Disaat Rasulullah sedang Sholat berjamaah, lalu ketika I’tidal beliau mengucapkan “Sami’allaahu, li, man, hamidah” lalu ada diantara makmun mengucapkan “Rabbanaa lakal hamdu”, Lalu pada selesai Sholat, Rasul bertanya “Siapakah gerangan yang mengucap “Rabbanaa lakal hamdu”, ketika aku ber I’tidal? Aku melihat para malaikat berlomba lomba untuk menulis kebaikan akan dirimu dari jawaban itu”. Maka sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan : Rabbanaa, lakal, hamdu (Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji) Kesmpurnaan lafadzh diatas :
mil ussamaawaati, wa mil ul ardhi, wa mil u maa shyi’ta, min shai in, ba’du (Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya) (Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu ‘Uwanah)
Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do’a sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah SAW. Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu. Subhaana, rabbiyal, a’laa, wa, bihamdi, hi (Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya) Duduk antara dua Sujud
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita melafadzkan seperti yang dilakukan Rasulullaah, dan bacalah do’a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Di dalam duduk ini, Rasulullah SAW mengucapkan :
Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii wahdinii, wa ‘aafinii, Wa’Fuanni
(Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku) Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim). Duduk At-Tasyaahud Awal
Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu ‘Uwanah, Asy-Syafi’i, dan An-Nasa’i. Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada kami. Beliau mengucapkan : Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah. Assalaamu ‘alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh. Assalaamu ‘alayna wa ‘alaa ‘ibaadillaahisshaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah. (dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, ‘abduhu, warasuuluh)
2. Menurut hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah. Dari Ibn Mas’ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepadaku : —-> (Mari diresapi setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk) Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat. (Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan). Assalaamu ‘alayka *, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu , wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya). Assalaamu ‘alaynaa, wa ‘alaa, ‘ibaadillaahisshaalihiiin. (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh). Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah. (Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allah). Wa asyhadu, anna muhammadan, ‘abduhu, wa rasuluhu. (Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya).
Notes : * Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan : Assalaamu ‘alannabiy (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi). Bacaan shalawat Nabi SAW di akhir sholat
Rasulullah SAW. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari’atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya. Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum/biasa kita lafadzkan, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa, aali muhammad. (Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, shallayta, ‘alaa ibrahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Wa ‘barikh alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad. (Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad) Kamaa, baarakta, ‘ala ibraahiim, wa ‘alaa, aali ibraahiiim. (Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim). Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid. (Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
Salam
“Rasulullah SAW. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :
Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah, serta berkatNya),
sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan : Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.”
( Hadist Riwayat : Abu Daud, An-Nasa’i, dan Tirmidzi )
Mari di perhatikan, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih lengkap daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua )
————————————————————————————————————————-
Subhanallah dan Alhamdulillah, Maha Benar Allah atas segala FirmanNya. Luar biasa sekali ya arti dari bacaan Sholat ini. Makin merunduk kita, makin terlihat kecil kita, makin menangis kita.
Saya berharap agar ini menjadi bagian dari jalan kemudahan untuk kita di dalam menggapai khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan. Maka jika kita tahu dan mengerti akan nikmatnya shalat itu, mari kita share ke keluarga kita.
Selamat meresapi dan jangan lupa untuk share ke orang orang yang kita cintai.
8K notes
·
View notes