selidikikilatdaritimur
selidikikilatdaritimur
selidiki Kilat dari Timur
583 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Setelah Menanggung Kesukaran, Kasihku kepada Tuhan Bahkan Lebih Kuat
Oleh Saudara Zhou Rui, Provinsi Jiangxi
Namaku Zhou Rui dan aku seorang Kristen di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Sejak aku mulai memahami berbagai hal, aku melihat orang tuaku bekerja keras di ladang dari pagi hingga malam demi mencari nafkah. Meskipun telah berupaya dengan keras, mereka hampir tidak menghasilkan uang sepeser pun setiap tahun, jadi keluarga kami selalu hidup dalam kemiskinan yang cukup parah.
Setiap kali aku melihat orang-orang yang memiliki kekuasaan dan pengaruh yang hidupnya cukup nyaman tanpa perlu bekerja keras, aku merasa iri kepada mereka, sehingga aku membulatkan tekad: setelah dewasa, aku pasti akan berhasil dalam karier atau mendapatkan jabatan di pemerintahan untuk memperbaiki kemiskinan dan keterbelakangan keluargaku sehingga orang tuaku juga bisa menjalani kehidupan orang kaya. Namun, aku berjuang demi cita-cita ini selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah bisa mendapatkan apa yang kuinginkan; aku terus menjalani kehidupan yang miskin. Aku sering menghela napas dalam kekhawatiran karena tidak menunjukkan hasil sama sekali betapapun sibuknya aku, dan lambat laun aku kehilangan keyakinan dalam hidupku. Tepat pada saat aku mulai tawar hati dan putus asa terhadap kehidupan, keselamatan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman kualami dalam hidupku. Dari firman-Nya aku memahami beberapa kebenaran dan aku jadi mengetahui akar penyebab penderitaan manusia di dunia. Aku juga mengerti bagaimana manusia seharusnya hidup agar bisa menjalani kehidupan yang paling bermakna dan berharga. Sejak saat itu, meskipun sedang berada dalam kebingungan dan ketidakberdayaan, aku menemukan arah dalam hidupku. Dengan meninggalkan depresi dan kesedihan, aku merasakan semangat dan kesempatan baru untuk mengubah hidupku, serta melihat pengharapan akan kehidupan. Kemudian, agar orang-orang yang masih hidup dalam penderitaan dan ketidakberdayaan juga bisa mendapatkan keselamatan yang sangat langka ini, aku mulai pergi dari satu tempat ke tempat lain, dengan penuh semangat memberitakan keselamatan Tuhan pada akhir zaman. Namun, yang tidak kuduga adalah bahwa dalam proses penyebaran Injil, aku ditangkap dua kali oleh pemerintah Tiongkok dan mengalami penyiksaan kejam yang tak berperikemanusiaan …. Di dalam lubang gelap yang buruk ini, Tuhan Yang Mahakuasa tidak pernah meninggalkan aku; firman-Nya memberiku iman dan kekuatan, berulang-ulang menuntunku untuk menang atas kuasa gelap Iblis dan memperkuat kasihku kepada-Nya.
Suatu hari pada bulan Juni 2003; dua orang saudara dan aku pergi ke sebuah desa untuk menyebarkan Injil, ketika kami dilaporkan oleh orang jahat. Lima atau enam polisi dalam tiga mobil polisi melaju ke arah kami dan memborgol kami tanpa mengajukan satu pertanyaan pun. Sambil mendorong dan menendang kami, mereka memaksa kami masuk ke mobil dan membawa kami ke Biro Keamanan Umum (BKU). Di dalam mobil aku tidak merasa takut sama sekali. Aku selalu merasa bahwa tujuan menyebarkan Injil adalah untuk membawa keselamatan kepada manusia, jadi kami tidak melakukan kesalahan apa pun; begitu kami tiba di BKU, aku akan menjelaskan situasinya, dan polisi akan membiarkan kami pergi. Namun, aku tidak menyangka bahwa polisi pemerintah Tiongkok lebih kejam dan lebih biadab daripada para bajingan atau penguasa yang jahat. Setelah kami tiba di BKU, polisi bahkan tidak memberi kami kesempatan untuk menjelaskan sebelum memisahkan kami dan menginterogasi kami sendiri-sendiri. Tak lama setelah aku masuk ke ruang interogasi, seorang polisi membentakku, "Kebijakan Partai Komunis adalah 'Kelonggaran bagi mereka yang mengaku, dan kekejaman bagi mereka yang menentang.' Apa kau tahu itu?" Selanjutnya, dia bertanya tentang data pribadiku. Melihat jawabanku tidak memuaskannya, seorang polisi lainnya mendekatiku dan mendengus, "Huh. Kau tidak mau bekerja sama. Kami harus memberimu pelajaran, lalu lihat saja, apa itu akan membuatmu mengatakan yang sebenarnya." Kemudian dia melambaikan tangannya dan berkata, "Bawakan beberapa batu bata ke sini supaya kita bisa menghukumnya!" Tak lama setelah dia mengatakan ini, dua polisi menghampiri, memegang salah satu tanganku, dan menariknya dari atas pundakku ke bawah ke arah punggungku sambil menarik tanganku yang lain ke atas, dan kemudian memborgolnya dengan paksa. Seketika aku merasakan sakit yang tak tertahankan, seakan-akan lenganku akan patah. Bagaimana bisa orang yang begitu lemah seperti aku menanggung siksaan seperti itu? Sesaat kemudian aku rebah ke lantai. Melihat ini, polisi jahat itu dengan tiba-tiba mengangkat borgol itu ke atas dan menempelkan dua batu bata di antara tangan dan punggungku. Rasa nyeri yang tiba-tiba terasa menembus jantungku, seakan-akan ribuan semut mengunyah tulang-tulangku. Dalam kesakitan yang luar biasa, aku menggunakan seluruh sisa kekuatanku untuk memohon kepada Tuhan: "Tuhan Yang Mahakuasa, selamatkanlah aku. Tuhan Yang Mahakuasa, selamatkanlah aku …." Meskipun pada saat itu, aku baru menerima keselamatan Tuhan pada akhir zaman sekitar tiga bulan, belum diperlengkapi dengan banyak firman-Nya, dan hanya mengerti sedikit kebenaran, namun demikian, karena aku terus menerus berdoa, Tuhan memberiku iman dan kekuatan dan menanamkan keyakinan yang teguh di dalam diriku: aku harus menjadi kesaksian bagi Tuhan; aku sama sekali tidak boleh menyerah kepada Iblis! Setelah itu, aku mengertakkan gigiku dan sama sekali menolak untuk mengatakan sepatah kata pun. Bingung dan jengkel, para polisi jahat itu mencoba cara jahat lain dalam upaya menaklukkanku: mereka meletakkan dua batu bata di lantai dan memaksaku berlutut di atasnya; pada saat yang sama, mereka menarik borgolku dengan keras. Lenganku langsung sakit tak tertahankan, rasanya seperti patah. Aku berlutut di sana selama beberapa menit sebelum rebah lagi ke lantai, dan kemudian para polisi itu dengan kasar menarik borgolku untuk membuatku bangun, dan memaksaku untuk terus berlutut. Dengan cara ini mereka menyiksaku berulang kali. Saat itu adalah puncak musim panas, jadi aku merasa kesakitan dan kepanasan; butir-butir keringat menetes terus menerus dari wajahku. Aku mengalami kesulitan untuk tetap berlutut sehingga sulit bernapas, dan aku hampir pingsan. Meskipun demikian, gerombolan polisi jahat ini terlihat sangat senang melihat penderitaanku. "Merasa nyaman?" kata salah seorang dari mereka. "Kalau kau terus menolak bicara, kami punya banyak cara untuk menanganimu!" Melihatku tidak menjawab, mereka marah karena frustrasi dan berkata, "Jadi kau merasa belum cukup ya? Lagi!" … Setelah dua atau tiga jam penyiksaan ini, aku merasakan sakit dari kepala sampai ujung kaki dan tidak memiliki kekuatan lagi. Aku rebah ke lantai dan tidak mampu bergerak, dan bahkan kehilangan kendali atas kandung kemih dan ususku. Menghadapi siksaan kejam dari para polisi jahat ini, aku benar-benar membenci diriku sendiri karena telah begitu buta dan bodoh sebelumnya; dengan naif, aku berasumsi bahwa BKU akan menjadi tempat yang bernalar dan bahwa para polisi akan menegakkan keadilan dan membebaskanku. Aku tidak pernah menyangka bahwa mereka akan begitu jahat dan kejam untuk berusaha memaksakan pengakuan dari mulutku melalui penyiksaan tanpa bukti sedikit pun, menyiksaku sampai hampir mati. Mereka benar-benar luar biasa jahatnya! Aku terbaring di lantai seakan-akan hancur berkeping-keping dan tidak mampu bergerak bahkan jika aku menginginkannya. Aku tidak tahu bagaimana mereka berencana untuk menyiksaku lebih lanjut, aku juga tidak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan. Dalam penderitaan dan ketidakberdayaanku, yang bisa kulakukan adalah terus memohon kepada Tuhan untuk memberiku kekuatan sehingga aku bisa terus bertahan. Tuhan mendengar permohonanku, dan mengasihaniku, membuatku mengingat salah satu ucapan-Nya: "Sekarang adalah momen yang penting. Jangan berkecil hati atau patah semangat. Engkau harus melihat ke depan dalam segala hal dan tidak berbalik …. mengorbankan segalanya dan meninggalkan semua keterikatan dan mengejar dengan segenap kekuatanmu" ("Bab 20, Perkataan Kristus pada Awal Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Firman Tuhan memberiku iman dan kekuatan yang luar biasa. Firman-Nya sungguh benar! Karena aku berjalan di jalan terang dan kebenaran, aku seharusnya memiliki iman untuk terus bertahan; bahkan jika sampai pada napas terakhirku, aku tetap harus bertahan sampai akhir! Firman Tuhan memberikan semangat hidup, memampukanku memiliki iman dan keberanian yang dapat digunakan untuk melawan setan-setan jahat ini sampai akhir, dan aku juga perlahan-lahan mendapatkan kembali sebagian kekuatan fisikku. Setelah itu, polisi jahat itu terus menginterogasiku, dan terus menginjak-injak kakiku dengan kejam sampai kakiku hancur dan berdarah. Meskipun demikian, aku tidak merasakan sakit lagi. Aku tahu ini karena perbuatan Tuhan yang luar biasa; telah mengasihaniku dan menunjukkan perhatian pada kelemahanku, Dia telah meringankan penderitaanku. Belakangan, para polisi jahat itu menahan kami dengan tuduhan "mengganggu ketertiban umum." Malam itu, mereka memborgol kami masing-masing ke balok semen terpisah yang beratnya tiga atau empat ratus pon. Kami dirantai ke balok semen itu hingga keesokan malamnya, saat mereka kembali membawa kami ke rumah tahanan setempat.
Memasuki rumah tahanan rasanya seperti dibuang ke neraka. Petugas lapas memaksaku untuk merangkai bola lampu berwarna. Awalnya, aku dipaksa merangkai enam ribu bola lampu per hari, tetapi setelah itu, jumlahnya meningkat setiap hari sampai akhirnya mencapai dua belas ribu. Akibat beban kerja harian yang berlebihan ini, aku bekerja sangat keras, tetapi tetap tidak mampu menyelesaikan tugas. Aku tidak punya pilihan selain terus merangkainya sepanjang malam. Terkadang aku benar-benar tidak tahan lagi, dan ingin tidur, tetapi begitu aku terlihat oleh mereka, aku akan dipukuli dengan kejam. Petugas lapas itu bahkan dengan suara keras menghasut para penindas di penjara itu, "Kalau para narapidana ini tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya atau tidak melakukannya dengan benar, kalian harus memberi mereka beberapa suntikan 'penisilin.'" Yang mereka maksudkan dengan memberikan suntikan "penisilin" adalah membenturkan lutut ke selangkangan seorang narapidana, menyikut bagian tengah punggungnya dengan keras sementara dia membungkuk kesakitan, dan kemudian menginjak kaki narapidana tersebut dengan tumit sepatu. Metode kejam ini terkadang bisa menyebabkan seseorang pingsan di tempat dan bahkan menjadi lumpuh seumur hidup. Di penjara jahat ini, aku melakukan kerja keras yang berat setiap hari dan masih harus menanggung pukulan yang kejam. Selain itu, tiga makanan yang diberikan setiap hari bahkan tidak layak untuk anjing atau babi: hidangan yang kami makan terbuat dari daun lobak yang tidak dibumbui dan bayam air (yang sering kali diselingi dengan daun dan akar busuk, pasir, dan lumpur), bersama dengan sekitar seratus lima puluh gram beras dan secangkir air yang telah digunakan untuk mencuci beras. Sepanjang hari, aku sangat lapar hingga perutku terus-menerus keroncongan. Dalam lingkungan seperti ini, aku hanya bisa mengandalkan Tuhan Yang Mahakuasa; setiap kali aku dipukuli, aku akan segera berdoa, memohon kepada Tuhan untuk memberiku iman dan kekuatan sehingga aku bisa mengalahkan godaan Iblis. Setelah lebih dari dua puluh hari dianiaya dan disiksa, tubuhku menjadi kurus sampai tidak bisa dikenali: aku tidak memiliki kekuatan di lengan dan kakiku, aku tidak dapat berdiri tegak, dan aku bahkan tidak memiliki kekuatan untuk merentangkan tanganku. Meskipun demikian, para penjaga gila itu bukan saja yang tidak peduli terhadap keadaanku yang parah, tetapi mereka bahkan menggelapkan beberapa ratus yuan yang dikirim keluargaku kepadaku. Seiring berjalannya waktu, kondisi fisikku semakin memburuk; aku menjadi sangat lemah sehingga aku tidak dapat menahan diri untuk berkeluh kesah, "Mengapa, di negara ini, orang yang percaya kepada Tuhan harus mengalami penderitaan yang seperti ini? Bukankah alasanku menyebarkan Injil adalah untuk membawa orang ke hadapan Tuhan untuk menerima keselamatan Tuhan? Dan aku bahkan tidak melakukan kejahatan apa pun …." Semakin aku memikirkan hal ini, semakin sulit bagiku untuk menanggungnya dan semakin aku merasa diperlakukan tidak adil. Yang bisa kulakukan hanyalah terus berdoa kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk mengasihani dan menyelamatkanku. Di tengah kesengsaraan dan ketidakberdayaanku, Tuhan membawaku untuk mengingat sebuah lagu pujian dari ucapan-Nya: "… 2. Mungkin engkau semua ingat firman ini: 'Sebab penderitaan ringan kami, yang hanya sementara, mengerjakan bagi kami kemuliaan yang lebih besar dan kekal.' Firman ini adalah apa yang akan Tuhan genapi di akhir zaman. Dan firman ini akan digenapi atas diri mereka yang sangat menderita oleh karena si naga merah yang sangat besar di tanah tempat ia berada. Naga merah yang sangat besar menganiaya Tuhan dan merupakan musuh Tuhan, jadi di negeri ini, orang-orang yang percaya kepada Tuhan menjadi sasaran penghinaan dan penganiayaan. Itu sebabnya firman ini akan menjadi nyata di tengah-tengahmu. 3. Sangatlah sulit bagi Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya di negeri si naga merah yang sangat besar, tetapi melalui kesulitan itu Tuhan melakukan tahap pekerjaan-Nya untuk menyatakan hikmat dan perbuatan-Nya yang menakjubkan. Tuhan memakai kesempatan ini untuk menyempurnakan sekelompok orang ini. Karena penderitaan orang-orang, kualitas mereka, dan semua watak iblis dalam diri orang-orang di negeri yang najis ini, Tuhan melakukan pekerjaan penyucian dan penaklukan-Nya supaya, dari sini, Dia dapat memperoleh kemuliaan dan mendapatkan mereka yang menjadi saksi atas perbuatan-Nya sebagai milik-Nya. Ini adalah makna sepenuhnya dari semua pengorbanan yang telah Tuhan kerjakan untuk sekelompok orang ini" ("Engkau Semua adalah Orang-orang yang akan Menerima Warisan Tuhan" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"). Firman Tuhan memberiku penghiburan dan dorongan yang luar biasa, dan memampukanku untuk memahami kehendak-Nya. Karena kami percaya kepada Tuhan di negara ateis, kami ditakdirkan untuk menanggung kekerasan dan penganiayaan Iblis, si setan; namun, menjadi sasaran penderitaan ini diizinkan Tuhan, oleh karena itu, penderitaan seperti ini memiliki nilai dan makna. Justru melalui penganiayaan dan penderitaan seperti inilah, Tuhan menanamkan kebenaran di dalam diri kami, dengan demikian membuat kami memenuhi syarat untuk membawa janji-Nya. "Penderitaan" ini adalah berkat Tuhan, dan, dapat tetap setia kepada Tuhan melalui penderitaan ini adalah kesaksian kemenangan Tuhan atas Iblis, dan ini juga adalah bukti kuat bahwa aku telah didapatkan oleh Tuhan. "Hari ini," pikirku, "karena aku mengikuti Tuhan, aku menderita penganiayaan seperti itu di tangan para setan Partai Komunis Tiongkok, dan ini adalah Tuhan yang menunjukkan kepadaku perkenanan khusus, jadi sudah sepatutnya aku harus tunduk pada pengaturan Tuhan dan dengan senang hati menghadapi dan menerimanya dengan ketenangan pikiran yang tabah." Aku teringat ucapan Tuhan lainnya, yang diucapkan di Zaman Kasih Karunia: "Diberkatilah mereka yang dianiaya karena kebenaran: karena kerajaan surga adalah milik mereka" (Matius 5:10). Pada saat itu, aku memiliki iman dan kekuatan yang lebih besar: bagaimanapun Iblis dan setan-setannya menyiksaku, aku bertekad untuk tidak menyerah kepada mereka, dan aku bersumpah bahwa aku akan menjadi kesaksian dan memuaskan Tuhan! Dipenuhi otoritas dan kuasa, firman Tuhan telah mengusir kesedihan dan ketidakberdayaan yang kurasakan di dalam diriku, dan meringankan penderitaan fisik yang merusak yang telah kualami. Firman Tuhan membuatku melihat terang dalam kegelapan, dan rohku bertumbuh semakin kuat dan pantang menyerah.
Belakangan, meski tidak memiliki bukti, pemerintah Tiongkok memvonis hukuman satu tahun pendidikan ulang kepadaku melalui kerja paksa. Ketika polisi membawaku ke kamp kerja paksa, para penjaga penjara di sana melihat bahwa aku hampir tak lebih dari kulit dan tulang dan bahkan hampir tidak terlihat lagi seperti manusia. Takut aku akan mati, mereka tidak berani menerimaku, jadi para polisi itu tidak punya pilihan selain mengembalikan aku ke rumah tahanan. Pada saat itu, aku telah disiksa oleh polisi jahat itu sampai pada titik di mana aku tidak bisa makan, namun mereka bukan saja tidak memberiku perawatan medis, tetapi mereka bahkan mengatakan aku berpura-pura. Ketika mereka melihat bahwa aku tidak bisa menelan makanan sama sekali, mereka menyuruh seseorang untuk membuka mulutku dan dengan paksa menuangkan makanan ke mulutku. Ketika mereka melihatku kesulitan menelan, mereka memukuliku. Aku dicekoki makanan dan dipukuli seperti boneka kain sebanyak tiga kali. Setelah melihat bahwa mereka tidak bisa menuangkan makanan lagi ke mulutku, mereka tidak punya pilihan selain membawaku ke rumah sakit. Pemeriksaan mengungkapkan bahwa pembuluh darahku telah mengeras; darahku telah berubah menjadi adonan hitam, dan tidak dapat bersirkulasi dengan baik. Dokter berkata, "Jika orang ini ditahan lebih lama lagi, dia pasti akan mati." Meskipun demikian, polisi jahat yang penuh kebencian itu tetap tidak mau membebaskan aku. Belakangan, dengan nyawaku yang sudah di ujung tanduk, para tahanan lainnya mengatakan bahwa aku sudah tidak ada harapan lagi dan pasti mati. Saat itu aku sangat sedih; aku merasa bahwa aku masih muda dan baru saja menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, masih banyak yang bisa kunikmati, dan aku belum melihat hari kemuliaan Tuhan. Aku sungguh tidak pasrah disiksa sampai mati oleh pemerintah Tiongkok. Aku sama sekali membenci gerombolan polisi jahat yang tidak berperasaan ini, dan bahkan lebih membenci rezim jahat dan keji yang menentang Surga ini, yang adalah pemerintah Tiongkok. Rezim inilah yang telah merampas kebebasanku untuk mengikuti Tuhan yang benar, dan rezim inilah yang membawaku ke ambang kematian dan tidak mengizinkanku untuk menyembah Tuhan yang benar. Partai Komunis dengan gila-gilaan menentang Tuhan, dengan kejam menganiaya umat Kristen, dan ingin membasmi semua orang yang percaya kepada Tuhan dan mengubah Tiongkok menjadi wilayah yang tak bertuhan. Iblis si setan yang jahat ini memang musuh yang sangat bertentangan dengan Tuhan, dan selain itu, ia adalah musuh yang tidak pernah dapat kumaafkan. Aku bersumpah, bahkan jika aku disiksa sampai mati pada hari itu, aku sama sekali tidak akan berkompromi atau menyerah kepada Iblis! Dalam kesedihan dan kemarahanku, aku teringat sesuatu yang pernah Tuhan katakan: "Ribuan tahun kebencian berkumpul di hati, dosa ribuan tahun tertulis di hati—bagaimana ini tidak melahirkan kebencian? Tuhan yang membalas dendam, menghancurkan seluruh musuh-Nya, tidak membiarkannya mengacau lebih lama lagi, dan tidak lagi membiarkannya berulah seperti yang diinginkannya! Sekaranglah waktunya: Manusia sudah lama mengumpulkan kekuatannya, mendedikasikan usahanya, membayar harga, untuk ini, untuk menyingkapkan wajah Iblis dan membuat orang-orang, yang selama ini dibutakan dan mengalami segala penderitaan dan kesulitan agar bangkit dari rasa sakit mereka dan meninggalkan si Iblis tua yang jahat ini" ("Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Setelah merenungkan firman Tuhan, aku semakin melihat dengan jelas wajah setan pemerintah Tiongkok yang kejam dan jahat, dan menyadari bahwa pada saat itu, aku sedang menghadapi peperangan rohani antara hidup dan mati, antara yang baik dan jahat. Tujuan pemerintah Tiongkok dalam menghancurkanku seperti ini adalah untuk memaksaku meninggalkan Tuhan dan mengkhianati Dia, tetapi Tuhan telah mengingatkan dan mendorongku untuk berdiri teguh, membebaskan diriku dari cengkeraman kematian yang ada atasku, dan menjadi kesaksian kemenangan bagi Tuhan. Aku tidak boleh menarik diri ke dalam sikap negatif; aku harus dengan tekun bekerja sama dengan Tuhan dan tunduk pada pengaturan dan rencana-Nya. Seperti Petrus, aku harus tunduk sampai mati, dan, di saat-saat terakhir hidupku, menjadi kesaksian yang kuat dan meyakinkan bagi Tuhan dan menghibur hati-Nya. Hidupku ada di tangan Tuhan dan, meskipun Iblis mungkin melukai dan membantai tubuh fisikku, dia tidak dapat memusnahkan jiwaku, apalagi melakukan apa pun untuk menghalangi tekadku untuk percaya kepada Tuhan dan mengejar kebenaran. Entah aku selamat atau tidak pada hari itu, satu-satunya keinginanku adalah memercayakan hidupku kepada Tuhan dan menerima pengaturan-Nya; bahkan jika aku dimutilasi, aku sama sekali tidak akan menyerah kepada Iblis! Saat aku rela mengorbankan hidupku dan aku bertekad untuk menjadi kesaksian bagi Tuhan, Dia membuka jalan keluar bagiku dengan membangkitkan narapidana lain untuk memberiku makan. Ketika itu terjadi, aku dipenuhi dengan kegembiraan; jauh di lubuk hati aku tahu Tuhan ada di sisiku dan selalu menyertaiku. Selama ini, Dia telah mengawasi dan melindungiku, berempati dengan kelemahanku serta dengan saksama mengatur segalanya untukku. Di sarang setan yang gelap itu, meskipun tubuhku telah dirusak, di dalam hatiku aku tidak lagi merasakan begitu banyak penderitaan dan kesedihan. Setelah itu, para polisi jahat itu menahanku selama lima belas hari lagi, tetapi melihat bahwa nyawaku sudah di ujung tanduk dan aku bisa mati kapan saja, akhirnya mereka tidak punya pilihan selain melepaskanku. Awalnya bobotku lima puluh kilo lebih, tetapi selama hampir dua bulan aku dikurung, aku telah disiksa sampai hanya tinggal kulit dan tulang, bobotku tinggal dua puluh lima atau tiga puluh kilo, dan hidupku ada di antara hidup dan mati. Meskipun demikian, gerombolan monster ini masih ingin mendendaku sepuluh ribu yuan. Pada akhirnya, melihat bahwa keluargaku sama sekali tidak mungkin memiliki uang sebesar itu, mereka menuntut enam ratus yuan untuk menutupi biaya makananku, dan hanya setelah dibayar barulah mereka akan membebaskanku.
Mengalami penyiksaan dan perlakuan kejam yang tidak berperikemanusiaan di tangan pemerintah Tiongkok membuatku merasa seakan-akan aku baru saja lolos dari pintu gerbang neraka. Aku bisa keluar dalam keadaan hidup semata-mata berkat pemeliharaan dan perlindungan Tuhan; Dia menunjukkan keselamatan besar-Nya kepadaku. Merenungkan kasih Tuhan, aku merasa sangat tersentuh, dan mendapatkan penghargaan yang lebih dalam lagi atas betapa berharganya firman Tuhan. Setelah itu, aku rajin membaca ucapan-ucapan-Nya setiap hari, dan sering berdoa kepada Tuhan. Lambat laun, aku semakin memahami pekerjaan yang Tuhan lakukan demi menyelamatkan umat manusia pada akhir zaman. Setelah beberapa saat, di bawah pemeliharaan Tuhan, tubuhku berangsur-angsur pulih, dan aku mulai lagi menyebarkan Injil dan memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Namun, selama rezim jahat tetap berdiri, mereka tidak akan pernah berhenti mencoba mengganggu dan menghancurkan pekerjaan Tuhan. Belakangan, aku kembali menjadi sasaran pengejaran dan penangkapan gila-gilaan oleh polisi pemerintah Tiongkok.
Suatu hari di bulan November 2004, angin musim dingin bertiup dengan sangat dingin dan udara dipenuhi oleh dengan butiran salju tebal. Sementara menyebarkan Injil, beberapa saudara-saudari dan aku secara diam-diam diikuti oleh polisi PKT. Pada jam 8 malam itu, kami sedang di tengah pertemuan, ketika kami tiba-tiba mendengar suara ketukan yang mendesak dan teriakan di pintu: "Buka! Buka pintunya! Kami dari Biro Keamanan Umum! Kalau kalian tidak buka pintu ini sekarang, kami akan mendobraknya! …" Tanpa berpikir panjang, kami segera menyembunyikan pemutar VCD, buku, dan materi lainnya. Sesaat kemudian, lima atau enam polisi mendobrak pintu, menyerbu masuk seperti segerombolan penjahat atau perampok. Salah seorang dari mereka berteriak, "Jangan ada yang bergerak! Taruh tangan kalian di kepala dan jongkok di dekat dinding!" Langsung, beberapa polisi bergegas masuk ke setiap kamar dan memorakporandakan seluruh tempat itu. Mereka menyita empat pemutar VCD portabel dan beberapa buku tentang iman kepada Tuhan. Segera setelah itu, mereka memaksa kami masuk ke mobil polisi dan membawa kami ke kantor polisi setempat. Dalam perjalanan ke sana, adegan demi adegan penyiksaan mengerikan yang kualami oleh para polisi jahat setahun yang lalu melintas dalam ingatanku, dan mau tak mau aku merasa agak gelisah, tidak tahu apa lagi yang akan dilakukan para polisi jahat ini untuk menyiksaku kali ini. Takut aku tidak akan sanggup menanggung kekejaman mereka dan bahwa pada akhirnya aku akan melakukan sesuatu untuk mengkhianati Tuhan, aku berdoa dengan sungguh-sungguh di dalam hati kepada-Nya. Tiba-tiba aku teringat beberapa firman Tuhan yang telah kami baca selama ibadah beberapa hari sebelumnya: "Aku penuh harapan untuk saudara-saudari-Ku, dan Aku percaya bahwa engkau semua tidak berkecil hati atau putus asa, dan tidak peduli apa pun yang Tuhan lakukan, engkau semua seperti panci api—engkau tidak akan pernah suam dan engkau dapat bertahan sampai akhir, sampai pekerjaan Tuhan sepenuhnya terungkap …" ("Jalan … (8)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Dan semoga kita semua bersumpah di hadapan Tuhan: 'Akan bekerja sama! Pengabdian sampai akhir hayat! Jangan pernah berpisah, selalu bersama!' Semoga saudara dan saudari-Ku menetapkan tekad ini di hadapan Tuhan, sehingga hati kita tidak tersesat dan kehendak kita tidak tergoyahkan!" ("Jalan … (5)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Firman Tuhan menggetarkan hatiku. Aku berpikir tentang bagaimana Tuhan telah turun dari surga ke bumi dan mengalami begitu banyak ujian dan kesengsaraan dalam pekerjaan-Nya demi membawa keselamatan bagi umat manusia. Adalah harapan-Nya agar manusia akan tetap setia kepada-Nya sampai akhir, seberapapun sulitnya keadaan mereka. Sebagai orang yang dipilih oleh Tuhan, dan yang telah menikmati pembekalan ucapan-ucapan-Nya, aku harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya. "Bagaimanapun beratnya aku menderita atau disiksa," pikirku, "hatiku harus tetap penuh iman; perasaanku terhadap Tuhan tidak boleh berubah, dan keinginanku tidak boleh goyah. Aku harus menjadi kesaksian yang kuat untuk Tuhan, dan sama sekali tidak boleh menyerah atau tunduk kepada Iblis. Selain itu, aku tidak boleh mengkhianati Tuhan hanya agar hidupku lewat begitu saja tanpa memiliki tujuan yang berarti. Tuhan adalah Pribadi yang kuandalkan, dan lebih dari itu, Dia adalah andalanku yang setia. Selama aku sungguh-sungguh bekerja sama dengan Tuhan, Dia pasti akan memimpinku untuk menang atas Iblis." Jadi, dalam hati aku bertekad di hadapan Tuhan, "Ya Tuhan! Bahkan jika aku harus mengorbankan hidupku, aku akan menjadi kesaksian bagimu. Penderitaan macam apa pun yang kualami, aku akan tetap berpegang pada jalan yang benar. Aku sama sekali menolak untuk menyerah kepada Iblis!" Diperkuat oleh firman Tuhan, imanku bertumbuh seratus kali lipat, dan aku menemukan iman dan tekad untuk mengorbankan segalanya demi menjadi kesaksian bagi Tuhan.
Segera setelah kami sampai di kantor polisi, para polisi itu bergegas menghangatkan diri di dekat tungku perapian. Mereka semua memelototiku, dan dengan alis berkerut dan mata yang penuh kemarahan, mereka menginterogasiku dengan suara keras: "Mulai bicara! Siapa namamu? Sudah berapa banyak orang yang telah kau sebarkan Injil? Dengan siapa kau berhubungan? Siapa pemimpin gerejamu?" Melihat bahwa aku bertekad untuk tetap diam, salah seorang dari polisi jahat itu memperlihatkan sifatnya yang kasar dengan menghampiri dan dengan beringas mencekik leherku. Dia kemudian membantingkan kepalaku ke dinding, berulang kali, sampai aku merasa pusing dan telingaku berdenging. Selanjutnya, dia mengangkat tinjunya dan memukuli wajah dan kepalaku dengan ganas sambil berteriak, "Kaulah pemimpin sialan itu, bukan? Ayo bicara! Kalau tidak, aku akan menggantungmu dari atas gedung dan membiarkanmu beku sampai mati!" Para polisi jahat itu memukuliku dengan kejam selama setengah jam penuh atau lebih, sampai aku merasa pusing dan hidungku berdarah-darah. Melihat bahwa mereka tidak bisa mendapatkan jawaban yang mereka inginkan, mereka membawaku ke BKU. Dalam perjalanan, aku memikirkan tentang pemukulan gila yang baru saja kuterima dari para polisi jahat itu, dan gelombang ketakutan yang tak terduga melintasiku. Aku berpikir dalam hati, "Karena mereka telah menyiksaku dengan kejam tepat setelah aku tiba di kantor polisi setempat, lalu perlakuan kejam seperti apa yang akan dilakukan polisi di BKU untuk menyiksaku? Segala sesuatunya terlihat buruk bagiku. Kali ini mungkin aku tidak akan keluar hidup-hidup…." Sementara aku merenungkan hal ini, hatiku dipenuhi dengan perasaan putus asa dan kesedihan yang tak terlukiskan. Di tengah kesedihan dan ketidakberdayaanku, tiba-tiba aku teringat bagaimana Tuhan telah membuatku secara ajaib bertahan hidup tahun sebelumnya ketika para polisi jahat telah menyiksaku sampai hampir mati. Aku segera menjadi tenang, dan berpikir, "Bukankah hidup atau matiku ada di tangan Tuhan? Tanpa seizin Tuhan, Iblis tidak bisa berhasil membunuhku apa pun yang diusahakannya. Aku telah melihat perbuatan Tuhan yang luar biasa di masa lalu, jadi bagaimana aku bisa lupa? Bagaimana aku bisa begitu tidak percaya?" Pada saat itu, aku melihat bahwa tingkat pertumbuhanku masih belum terlalu matang—ketika diperhadapkan dengan ujian di ambang kematian, aku masih tidak mampu berada di pihak Tuhan. Aku tak bisa tidak teringat dengan salah satu ucapan Tuhan: "Tetapi jika engkau hidup dalam pikiranmu, itu berarti engkau diambil oleh Iblis dan ini adalah jalan buntu. Sangat sederhana sekarang: Pandanglah diri-Ku dengan hatimu dan rohmu akan segera menjadi kuat, engkau akan mendapatkan jalan untuk menerapkannya dan Aku akan memandu setiap langkahmu. Firman-Ku akan diungkapkan kepadamu sepanjang waktu dan di semua tempat. Tidak peduli di mana atau kapan, atau seberapa buruk lingkungannya, Aku akan menunjukkannya kepadamu dengan jelas dan hati-Ku akan diungkapkan kepadamu jika engkau memandang-Ku dengan hatimu. Dengan cara ini engkau akan menempuh jalan ke depan dan tidak pernah kehilangan arah" ("Bab 13, Perkataan Kristus pada Awal Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Firman Tuhan adalah sebuah rambu yang memimpin jalan, membuat pikiranku semakin jernih. Aku menyadari bahwa Tuhan ingin menggunakan lingkungan yang sulit ini untuk menyucikanku, sehingga pada masa krisis aku akan meninggalkan gagasan dan imajinasiku dan kekhawatiranku tentang tubuhku, dan terus maju dengan hanya mengandalkan Tuhan dan bergantung pada firman Tuhan. Ini adalah momen yang sangat penting di mana Tuhan sedang memimpinku untuk mengalami pekerjaan-Nya, dan aku tahu bahwa aku sama sekali tidak boleh mundur. Aku harus menaruh hidup dan matiku sepenuhnya di tangan Tuhan dan mengandalkan Tuhan sambil berjuang melawan Iblis sampai akhir!
Ketika kami sampai di BKU, para polisi itu kembali memisahkan kami dan menginterogasi kami secara terpisah. Ketika mereka terus-menerus berusaha memaksaku untuk memberi tahu mereka tentang hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaanku kepada Tuhan, salah seorang polisi jahat melihat bahwa aku bersikeras tutup mulut, yang membuatnya sangat marah, "Kau kira bisa lolos dari kami dengan berpura-pura bodoh. Aku tak ada waktu untuk itu!" Sembari berkata demikian, dia merenggut kerah bajuku dengan kedua tangan dan membantingku ke lantai seperti karung pasir. Kemudian polisi jahat lainnya maju dan mulai menendangi dan menginjak-injakku, sampai aku berguling-guling kesakitan. Setelah itu, mereka menginjak kepalaku dan menekan dengan keras dan menggiling kepalaku…. Aku masih belum sepenuhnya pulih dari siksaan biadab yang kualami setahun sebelumnya, jadi setelah kembali dipukuli dengan kejam, tiba-tiba aku merasa pusing dan mual. Dengan sangat kesakitan dari kepala sampai ujung kaki, aku meringkukkan tubuhku. Selanjutnya, polisi jahat menanggalkan sepatu dan kaus kakiku, kemudian memaksaku untuk berdiri bertelanjang kaki di lantai. Udaranya begitu dingin sampai gigiku bergemeletuk tak terkendali, dan kedua kakiku sama sekali mati rasa. Aku merasa tidak tahan lagi, dan aku bisa rebah ke lantai sewaktu-waktu. Menghadapi siksaan jahat para polisi yang kejam ini, aku tidak bisa menahan amarah dan kegeraman yang membara. Aku membenci antek-antek setan yang benar-benar jahat ini, dan membenci pemerintah Tiongkok yang keji dan reaksioner. Mereka menentang Surga dan merupakan musuh Tuhan, dan demi memaksaku mengkhianati Tuhan dan menolak Dia, mereka menghancurkan dan menyiksaku, bertekad untuk membunuhku. Diperhadapkan dengan kekejaman dan kebengisan Iblis, aku malah semakin merenungkan kasih Tuhan. Aku memikirkan fakta bahwa demi membawa keselamatan bagi umat manusia, dan demi keberadaan kami di masa depan, Dia telah menanggung penghinaan yang luar biasa sementara berjalan di antara kami untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dia telah memberikan hidup-Nya bagi kami, dan sekarang dengan sabar dan sungguh-sungguh mengungkapkan firman-Nya untuk menuntun kami di sepanjang jalan dalam mengejar kebenaran untuk memperoleh keselamatan…. Menghitung semua harga penderitaan yang telah Tuhan bayarkan demi keselamatan umat manusia, aku merasa bahwa tak seorang pun mengasihiku lebih daripada Tuhan mengasihiku; Tuhan menghargai hidupku lebih dari siapa pun. Iblis hanya bisa melukaiku, atau menelan dan membunuhku. Pada saat itu, aku malah merasakan lebih banyak kasih sayang dan pemujaan kepada Tuhan yang bertumbuh di hatiku dan tidak bisa menahan diri untuk berdoa dalam hati kepada-Nya: "Tuhan, terima kasih telah membimbing dan menyelamatkanku seperti ini. Bagaimanapun Iblis menyiksaku hari ini, aku pasti akan berusaha keras untuk bekerja sama dengan-Mu. Aku bersumpah, aku tidak akan menyerah atau tunduk kepada iblis!" Dengan dorongan kasih Tuhan, meskipun tubuh fisikku lemah dan tak berdaya akibat siksaan, hatiku teguh dan kuat, dan aku tidak pernah sekali pun menyerah kepada para polisi jahat itu. Mereka terus menyiksaku sampai pukul satu keesokan harinya ketika, melihat bahwa mereka benar-benar tidak akan mendapatkan jawaban dariku, mereka tidak punya pilihan selain mengembalikanku ke rumah tahanan.
Setelah sampai di rumah tahanan, para polisi jahat itu kembali menghasut para penindas di penjara untuk memikirkan cara apa pun yang mereka bisa untuk menghukumku. Saat itu aku telah disiksa sedemikian rupa hingga tubuhku dipenuhi luka dan memar; aku benar-benar lemas, dan tak lama setelah aku masuk ke sel penjaraku, aku langsung rebah ke lantai yang dingin membeku. Melihatku seperti ini, tanpa berkata apa pun, para penindas penjara menarikku berdiri dan memukuli kepalaku dengan tinju mereka. Mereka memukuliku sampai kepalaku pusing, dan aku rebah lagi ke lantai. Setelah itu, semua narapidana datang untuk mengejekku, memaksaku menekan satu tangan ke lantai dan menaruh tangan satu lagi ke atas telingaku, dan kemudian berputar-putar di lantai seperti kompas. Setelah melihatku rebah ke lantai karena pusing sebelum melakukan lebih dari dua putaran, mereka kembali menendang dan memukuliku. Salah seorang narapidana bahkan menonjok perutku dengan keras, membuatku tak sadarkan diri saat itu juga. Setelah itu, para narapidana diberi perintah oleh para petugas lapas untuk menganiaya dan menyiksaku dengan cara yang berbeda setiap hari, dan membuatku mengerjakan semua pekerjaan kotor sehari-hari seperti mencuci semua piring, membersihkan toilet, dan sebagainya. Aku bahkan dipaksa mandi air dingin pada hari-hari bersalju. Selain itu, setiap kali aku mandi, mereka semua memaksaku untuk menyabuni tubuh dari kepala sampai ujung kaki dan kemudian membiarkan air dingin mengalir perlahan-lahan ke seluruh tubuhku. Setelah mandi selama hampir setengah jam, aku sangat kedinginan sampai tubuhku berwarna keunguan dan menggigil kedinginan. Diperhadapkan dengan penyiksaan dan kekejaman yang tak berperikemanusiaan ini, aku terus-menerus berdoa kepada Tuhan, takut jika aku meninggalkan Tuhan, aku sepenuhnya akan menjadi tawanan Iblis. Melalui doa, firman Tuhan secara terus-menerus bergema dalam diriku dan membimbingku: "Mereka yang disebut oleh Tuhan sebagai pemenang adalah mereka yang tetap mampu bersaksi, mempertahankan keyakinan, dan pengabdian mereka kepada Tuhan saat dipengaruhi dan diserang oleh Iblis, yaitu, saat berada dalam kekuatan kegelapan. Jika engkau tetap mampu menjaga kemurnian hati dan kasih tulusmu terhadap Tuhan apa pun yang terjadi, engkau memberikan kesaksian di hadapan Tuhan, dan inilah yang disebut oleh Tuhan sebagai pemenang" ("Engkau Harus Mempertahankan Pengabdianmu kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Firman Tuhan adalah terang, menerangi dan menenangkan pikiranku. Aku tahu bahwa dikepung oleh Iblis justru adalah saat aku perlu memiliki kesetiaan dan kasih kepada Tuhan. Meskipun lingkungan yang menyedihkan ini telah membawa penderitaan dan siksaan pada tubuh fisikku, di balik semua itu tersembunyi kasih dan berkat Tuhan yang sangat besar. Tuhanlah yang telah memberiku kesempatan untuk menjadi kesaksian bagi-Nya di depan Iblis dan untuk sepenuhnya mempermalukan dan mengalahkan Iblis. Karena itu, sementara menjalani penderitaan ini, aku mengingatkan diriku berulang-ulang bahwa aku harus sabar sampai akhir, menjadi kesaksian bagi Tuhan dengan mengandalkan bimbingan-Nya di sarang setan yang gelap ini, dan berjuang untuk menjadi pemenang. Dibimbing oleh firman Tuhan, hatiku semakin teguh dan kuat. Apa pun kelemahan dan siksaan yang menggerogoti tubuh fisikku, aku memiliki keyakinan bahwa aku dapat menanggung semuanya untuk memulai peperangan hidup atau mati melawan Iblis dan menjadi kesaksian bagi Tuhan dengan nyawaku yang sekarat.
Setelah dipenjara selama lebih dari dua puluh hari, tiba-tiba aku masuk angin parah. Kedua tangan dan kakiku menjadi sakit dan lemas, aku benar-benar kehabisan tenaga, dan pikiranku semakin kacau. Seiring dengan memburuknya keadaanku dan pemukulan tanpa henti serta penyiksaan dari tahanan lainnya, aku merasa tidak tahan lagi. Dalam hatiku, aku merasa sangat lemah dan tertekan, dan berpikir dalam hatiku, "Kapan siksaan dan kekejaman setiap hari ini akan berakhir? Tampaknya kali ini aku akan divonis, jadi tidak ada banyak harapan aku akan keluar dari sini hidup-hidup …." Begitu aku berpikir seperti itu, hatiku tiba-tiba terasa seakan-akan telah jatuh ke jurang maut yang tak berdasar, dan aku tenggelam dalam keputusasaan dan penderitaan yang begitu dalam sehingga aku tidak mampu menemukan jalan keluar. Di saat-saat yang paling sulit, aku teringat sebuah lagu pujian dari firman Tuhan: "Aku tidak ingin engkau dapat mengucapkan banyak kata menyentuh, atau menceritakan banyak kisah menarik; namun, Aku meminta agar engkau dapat memberikan kesaksian baik untuk-Ku, dan bahwa engkau dapat sepenuhnya dan secara mendalam masuk ke dalam kenyataan. … Jangan lagi memikirkan masa depanmu, dan bertindaklah sebagaimana engkau sekalian bertekad di hadapan-Ku untuk menyerahkan diri pada pengaturan Tuhan dalam semua hal. Semua yang berada dalam rumah-Ku harus melakukan sebanyak mungkin yang mereka bisa lakukan; engkau harus mempersembahkan dirimu yang terbaik pada bagian terakhir dari pekerjaan-Ku di bumi. Apakah engkau sungguh-sungguh bersedia melakukan hal tersebut?" ("Dapatkah Engkau Benar-benar Tunduk Pada Pengaturan Tuhan?" dalam "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"). Baris demi baris, firman Tuhan berdetak di hatiku, membuatku merasa sangat malu. Aku teringat tentang berapa kali aku telah menangis tersedu-sedu, dan semakin bertekad untuk mengabdikan diri kepada Tuhan dalam segala hal dan tunduk pada pengaturan dan rencana-Nya. Aku juga teringat tentang bagaimana, ketika firman Tuhan telah membimbingku sementara aku menanggung penderitaan dan siksaan, aku telah bersumpah demi hidupku di hadapan Tuhan bahwa aku akan menjadi kesaksian bagi-Nya, tetapi ketika Tuhan benar-benar membutuhkanku untuk membayar harga yang sesungguhnya demi memuaskan Dia, aku malah berpegang erat pada kehidupan dan takut pada kematian, hanya peduli pada apa yang akan menimpa tubuh fisikku. Aku telah sama sekali mengabaikan kehendak Tuhan, dan hanya berpikir untuk melarikan diri dari keadaan sulitku dan sampai ke tempat yang aman sesegera mungkin. Aku melihat betapa rendah dan tak berharganya diriku; aku tidak punya cukup iman kepada Tuhan, dan aku terlalu penuh tipu daya. Aku tidak mampu memberikan pengabdian yang sejati kepada Tuhan, dan aku tidak memiliki natur ketaatan di tubuhku. Pada saat itu aku mengerti bahwa dalam pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, yang Dia inginkan adalah kasih sejati dan kesetiaan manusia; ini adalah permintaan terakhir Tuhan, dan tugas terakhir yang Dia percayakan kepada umat manusia. "Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan," pikirku. "Aku harus sepenuhnya menyerahkan diriku ke tangan-Nya. Karena hidupku telah diberikan kepadaku oleh Tuhan, Dia memiliki keputusan akhir tentang apakah aku harus hidup atau mati. Mengingat bahwa aku telah memilih Tuhan, aku harus mempersembahkan hidupku bagi-Nya dan tunduk pada pengaturan-Nya; apa pun penderitaan dan penghinaan yang mungkin kualami, aku harus mempersembahkan diriku kepada Tuhan dengan tindakanku. Aku seharusnya tidak memiliki pilihan atau tuntutanku sendiri; ini adalah tugasku, serta jalan berpikir yang harus kumiliki. Fakta bahwa aku masih bisa bernapas dan hidup adalah semata-mata karena perlindungan dan pemeliharaan Tuhan; ini adalah penyediaan hidup dari-Nya—kalau tidak, bukankah sejak lama aku telah dihancurkan sampai mati oleh setan? Ketika aku pertama kali mengalami penderitaan dan kesukaran yang begitu dalam, Tuhan telah menuntunku untuk mengalahkannya. Apa lagi alasanku sekarang untuk kehilangan iman kepada Tuhan? Bagaimana aku bisa bersikap negatif dan lemah, mundur dan ingin melarikan diri?" Ketika pemikiran ini muncul, dalam hatiku, aku mengakui kesalahanku kepada Tuhan: "Tuhan Yang Mahakuasa! Aku sangat egois dan serakah; aku hanya ingin menikmati kasih dan berkat-Mu, tetapi tidak mau dengan tulus mempersembahkan diriku kepada-Mu. Ketika aku berpikir harus menanggung penderitaan penjara jangka panjang, aku hanya ingin bebas dan menghindarinya. Aku benar-benar telah sangat menyakiti perasaan-Mu. Ya Tuhan! Aku tidak ingin terus tenggelam lebih dalam; aku hanya ingin tunduk pada pengaturan dan rencana-Mu dan menerima bimbingan-Mu. Bahkan jika aku mati di penjara, aku tetap ingin menjadi kesaksian bagi-Mu. Meskipun aku akan disiksa sampai mati, aku akan tetap setia kepada-Mu sampai akhir!" Setelah berdoa, aku merasa sangat tersentuh. Meskipun aku masih kesakitan seperti sebelumnya, dalam hati aku merasakan iman dan tekad untuk tidak menyerah selama aku belum memenuhi janjiku untuk memuaskan Tuhan. Segera setelah aku menjadi teguh dan yakin bahwa aku akan menjadi kesaksian bagi Tuhan sampai mati, sesuatu yang ajaib terjadi. Dini hari di suatu pagi, aku bangun dari tempat tidur, dan mendapati aku tidak bisa merasakan kedua kakiku. Aku sama sekali tidak mampu berdiri, apalagi berjalan. Awalnya para polisi jahat itu tidak percaya kepadaku; menganggapku berpura-pura, mereka berusaha memaksaku berdiri. Namun, sekeras apa pun aku berusaha, aku tidak mampu berdiri. Mereka kembali lagi keesokan harinya untuk memeriksaku. Melihat kedua kakiku sedingin es dan sama sekali tidak ada sirkulasi darah, mereka menjadi yakin bahwa aku benar-benar lumpuh. Setelah itu, mereka memberi tahu keluargaku bahwa mereka bisa membawaku pulang. Pada hari aku pulang ke rumah, secara ajaib kakiku kembali bisa merasakan, dan aku tidak mengalami kesulitan berjalan sama sekali! Aku tahu dalam lubuk hatiku bahwa ini semua berkat Tuhan Yang Mahakuasa yang menunjukkan belas kasihan atas kelemahanku. Dia sendiri yang telah membuka jalan keluar bagiku, memungkinkanku untuk bebas dari sarang Iblis tanpa hambatan setelah aku ditahan secara ilegal selama sebulan oleh pemerintah Tiongkok.
Setelah dua kali ditahan dan menjadi sasaran penyiksaan kejam pemerintah Tiongkok yang tak berperikemanusiaan, meskipun aku menderita secara fisik dan bahkan hampir mati, kedua pengalaman luar biasa ini sebenarnya membentuk landasan yang kuat dalam perjalanan imanku kepada Tuhan. Di tengah penderitaan dan kesengsaraanku, Tuhan Yang Mahakuasa telah memberiku penyiraman kebenaran dan penyediaan kehidupan yang paling nyata, tak hanya memungkinkanku untuk melihat yang sebenarnya mengenai pemerintah Tiongkok, kebenciannya akan kebenaran, permusuhannya terhadap Tuhan, dan sifat setannya, dan tak hanya diperkenalkan dengan kejahatan keji pemerintahan Tiongkok yang dengan gila-gilaan menentang Tuhan dan menganiaya umat-Nya, tetapi Tuhan juga menganugerahkan penghargaan dalam diriku akan kuasa dan otoritas firman Tuhan. Dapat lolosnya aku dari cengkeraman jahat Partai Komunis Tiongkok, dua kali, semata-mata adalah hasil dari pemeliharaan dan belas kasihan Tuhan. Selain itu, ini adalah perwujudan dan penegasan akan semangat hidup dari Tuhan yang luar biasa. Aku sekarang sangat menyadari bahwa kapan dan di mana saja, Tuhan Yang Mahakuasa selalu adalah satu-satunya penopang dan keselamatanku! Dalam kehidupan ini, bahaya atau kesulitan apa pun yang mungkin kujumpai, aku bertekad untuk tetap berkomitmen mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa, secara aktif menyebarkan firman-Nya dan menjadi kesaksian bagi nama Tuhan, dan membalas kasih Tuhan dengan pengabdianku yang sejati!
5 notes · View notes
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Lagu Rohani Kristen 2020 - Hidup untuk Melakukan Kehendak Tuhan adalah Hidup yang Paling Bermakna
youtube
Lagu Rohani Kristen 2020 - Hidup untuk Melakukan Kehendak Tuhan adalah Hidup yang Paling Bermakna
Apabila kau mengasihi Tuhan,
masuk k'rajaan-Nya, jadi umat-Nya
adalah masa depan s'jatimu.
Tiada yang lebih diberkati.
Kini kau hidup 'tuk Tuhan,
melakukan kehendak-Nya.
Tuhan berkata hidupmu bermakna.
Hanya m'reka yang Tuhan pilih,
dapat hidup penuh makna.
Kau beruntung s'bab diberkati
'tuk punyai nilai di hidupmu.
Kar'na dipilih, diangkat, dikasihi Tuhan,
kau t'lah paham nilai hidup.
Bukan kar'na pengejaranmu baik,
tapi kar'na anug'rah Tuhan;
Dia celikkanmu,
maka kau datang ke hadapan-Nya.
Hanya m'reka yang Tuhan pilih,
dapat hidup penuh makna.
Kau beruntung s'bab diberkati
'tuk punyai nilai di hidupmu.
Jika Dia tak cerahkan-Mu,
kau tak 'kan rasa kasih-Nya,
atau mengasihi-Nya.
Dia g'rakkanmu,
agar kau b'ri hatimu pada-Nya.
Hanya m'reka yang Tuhan pilih,
dapat hidup penuh makna.
Kau beruntung s'bab diberkati
'tuk punyai nilai di hidupmu.
Hanya m'reka yang Tuhan pilih,
dapat hidup penuh makna.
Kau beruntung s'bab diberkati
'tuk punyai nilai di hidupmu.
Hanya m'reka yang Tuhan pilih,
dapat hidup penuh makna.
Kau beruntung s'bab diberkati
'tuk punyai nilai di hidupmu.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Jenis Keselamatan yang Lain
Tumblr media
Oleh Saudari Huang Lin, Tiongkok
Dahulu aku adalah orang percaya biasa di Gereja Karismatik, dan sejak mulai percaya kepada Tuhan, aku tidak pernah melewatkan ibadah satu kali pun. Ini terutama karena aku tahu kita berada pada akhir zaman dan nubuat-nubuat di Alkitab tentang kedatangan Tuhan kembali pada dasarnya telah digenapi; Tuhan akan segera datang kembali jadi aku menghadiri ibadah bahkan dengan lebih antusias, dengan semangat menantikan kedatangan-Nya, takut aku akan kehilangan kesempatan bertemu dengan Tuhan.
Suatu hari, adik perempuanku datang dan dengan berseri-seri berkata kepadaku, "Hei, aku datang untuk mengatakan kabar paling baik yang pernah ada—Tuhan Yesus sudah datang kembali! Dan lebih lagi, Dia telah datang kembali dalam daging. Dia mengungkapkan kebenaran dan melaksanakan pekerjaan-Nya pada akhir zaman untuk menghakimi dan mentahirkan manusia, dan dengan demikian menggenapi nubuat di Alkitab 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan' (1 Petrus 4:17). Jangan buang waktu lagi—ikuti pekerjaan baru Tuhan!" Ketika mendengar kabar bahwa Tuhan telah datang kembali, aku kaget dan juga dipenuhi keraguan. Aku berkata, "Dikatakan dalam kitab Wahyu, 'Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya' (Wahyu 1:7). Dan lagi gembala dan penatua sering mengatakan kepada kita ketika Tuhan datang Dia akan datang kepada kita dalam awan putih. Kau bilang Tuhan telah datang kembali dan Dia telah datang dalam daging. Bagaimana mungkin?" Adikku dengan nada serius menjawab, "Kau mengatakan Tuhan Yesus akan datang dalam awan, tetapi apa kau yakin tentang ini? Juga dinubuatkan di Alkitab: 'Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri' (Wahyu 16:15) dan 'Dan pada tengah malam terdengar teriakan, Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya' (Matius 25:6). Apa kau berani mengatakan Tuhan tidak mungkin datang secara diam-diam? Ada misteri dalam hal kedatangan Tuhan kembali, jadi kita harus mencarinya dengan pikiran terbuka! Jika kita berpegang pada gagasan dan imajinasi sendiri, bagaimana kita bisa menyambut kedatangan Tuhan?" Namun, bagaimanapun adikku memberikan persekutuannya, aku tetap tidak teryakinkan, sebaliknya aku percaya Tuhan akan kembali dalam awan putih dan Dia tidak mungkin datang dalam daging. Ia kemudian mengkhotbahkan Injil kepada anggota keluarga yang lain, dan setelah membagikan persekutuannya beberapa kali, suamiku, putra bungsuku dan istrinya (yang selama ini adalah orang tidak percaya) semuanya menerima pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa. Tetapi aku tetap berpegang pada gagasanku sendiri, menolak menerimanya.
Setelahnya, aku terus menghadiri ibadah di gereja lamaku, sementara suami, putra bungsuku dan istrinya menghadiri pertemuan di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Setiap kali pulang dari ibadah, aku merasa lesu, dan merasa bahwa semua yang mereka lakukan hanyalah hafalan; hatiku kosong dan aku merasa tidak mendapatkan apa-apa. Di sisi lain, mereka selalu begitu bahagia ketika kembali dari pertemuan, dan mereka akan sering mengadakan persekutuan dan bersama-sama mencari hal-hal seperti watak rusak apa yang mereka ungkapkan ketika menghadapi masalah, bagaimana mereka seharusnya mencari kehendak Tuhan dan bagaimana mereka seharusnya mengenal dan merenungkan diri mereka sendiri. Mereka juga akan mendiskusikan bagaimana cara mengamalkan kebenaran dan hidup sesuai dengan firman Tuhan, bagaimana meninggalkan watak rusak mereka dan disucikan, dan seterusnya. Mendengar mereka mendiskusikannya membuatku bingung, dan aku berpikir: "Sebelumnya, mereka hampir tidak punya iman sama sekali; bagaimana mereka bisa tahu bahwa mereka harus mencari kehendak Tuhan ketika menghadapi masalah, bahwa mereka mampu menemukan jalan pengamalan dan semua yang mereka katakan begitu masuk akal? Aku telah percaya kepada Tuhan Yesus selama bertahun-tahun; aku telah berdoa, menghadiri ibadah, dan membaca Alkitab secara konsisten, tetapi mengapa aku tidak pernah bisa mengerti kehendak Tuhan ketika sesuatu terjadi pada diriku? Dan bukan hanya aku—semua saudara dan saudariku di gerejaku juga sama. Kami semua terikat oleh segala macam dosa dan tidak dapat membebaskan diri kami; roh kami kering, gelap, dan tak berdaya, dan kami merasa semakin lama semakin jauh dari Tuhan. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?" Topik-topik yang mereka diskusikan sangat baru dan menarik, tentang watak rusak apa yang mereka ungkapkan, tentang bagaimana cara merenungkan dan mengenal diri mereka sendiri, tentang cara disucikan, dan lain-lain. Aku telah percaya Tuhan selama bertahun-tahun tetapi belum pernah mendengar gembala atau penatua di gerejaku mengkhotbahkan hal-hal itu dan aku tidak mengerti bagaimana mereka bisa paham begitu banyak! Aku bingung.
Dalam sekejap mata, saat panen tiba; dua putraku memanen jagung mereka dan membawanya pulang. Pada tahun-tahun sebelumnya, aku selalu menolong putra sulungku membersihkan jagung terlebih dahulu lalu menolong putra bungsuku, tetapi tahun ini putra bungsuku dan istrinya melakukannya sendiri. Aku berpikir: "Aku belum menolong keluarga putra bungsuku dengan panen mereka tahun ini, istrinya pasti marah kepadaku. Ia akan mengatakan aku pilih kasih." Namun, yang mengejutkanku, ia bukan saja tidak marah, tetapi ia berkata kepadaku dengan senang hati, "Bu, ayah dan ibu sudah tua. Tidak usah khawatirkan kami dan membantu pekerjaan kami. Jaga kesehatan kalian saja!" Aku sangat kaget mendengarnya berkata demikian. Itu benar-benar pertama kalinya ia mengatakan sesuatu yang penuh perhatian kepada kami. Ia tidak pernah mengatakan sesuatu seperti ini sebelumnya! Dan hal itu terjadi lagi—aku berkata kepada kedua putraku dan istri-istri mereka, "Anak-anak kalian akan segera masuk SD, jadi ibu akan membelikan mereka masing-masing sebuah sepeda." Jadi aku membelikan sepeda untuk anak putra sulungku, tetapi terjadi sesuatu dan aku harus menggunakan semua uang yang tersisa; aku tidak bisa lagi membelikan sepeda untuk anak putra bungsuku. Ibu menantu perempuanku akhirnya membelikannya sepeda. Aku merasa tidak enak dan berpikir: "Menantuku pasti marah kepadaku dan ia akan berkata aku tidak menepati kata-kataku." Namun, yang mengejutkanku, bukan saja ia tidak marah, tetapi ia menghiburku dengan mengatakan. "Bu, tidak perlu sedih karena tidak bisa membelikan sepeda buat anakku. Ayah dan ibu simpan saja uangnya mulai sekarang dan pakai untuk diri kalian. Jangan khawatirkan kami!" Aku benar-benar terkejut dengan dua kejadian itu. Sejak menantuku mulai percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, ia tidak lagi bertengkar denganku karena berbagai hal, sebaliknya ia menunjukkan perhatian dan rasa sayang kepada kami—ia benar-benar sudah berubah. Dan suamiku yang dulu sangat mudah marah—bahkan hal kecil saja bisa membuatnya marah. Namun, sekarang ia selalu tersenyum ketika berbicara denganku, bahkan kadang ketika aku marah kepadanya, ia akan mendengarkan dengan sabar dan dengan tenang berkata kepadaku, "Kita percaya kepada Tuhan yang sama. Hubungan daging kita adalah suami dan istri, tetapi secara roh, kita adalah saudara-saudari. Kita harus saling mengasihi, memahami dan mengampuni satu sama lain, dan hidup berdasarkan firman Tuhan. Bukannya begitu menurutmu? Aku dulu mudah marah dan gampang meledak dan ini disebabkan karena watak rusak Iblis dalam diriku. Aku terlalu sombong dan congkak dan kurang kemanusiaan yang cukup. Sekarang aku telah membaca banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan sudah mengerti bahwa pekerjaan akhir zaman Tuhan adalah menyelamatkan manusia dengan mengungkapkan firman-Nya. Dalam usaha mendapatkan keselamatan Tuhan, manusia perlu menerapkan firman Tuhan dalam kehidupan nyata, dan menangani setiap masalah sesuai dengan prinsip kebenaran. Aku harus meninggalkan dagingku, melakukan sesuai dengan firman Tuhan, dan hidup dalam kemanusiaan yang normal." Memperhatikan suami, anakku dan istrinya, membuatku terus berpikir: "Mereka baru menerima pekerjaan akhir zamanTuhan Yang Mahakuasa dua tahun lalu, bagaimana bisa mereka berubah begitu banyak? Mau tak mau, aku sangat diyakinkan oleh ini. Sedangkan diriku, aku sudah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan aku membaca Alkitab dan berdoa setiap hari, tetapi mengapa aku belum berubah sama sekali selama ini? Ketika sesuatu terjadi padaku, mengapa aku selalu tenggelam dalam dosa yang tidak bisa kulepaskan dari diriku? Hanya Tuhan yang memiliki kuasa untuk mengubah manusia. Benarkah Tuhan Yang Mahakuasa yang mereka percayai adalah Tuhan Yesus yang datang kembali? Jika ini memang benar dan aku terus menolak untuk menerimanya, tidakkah Tuhan akan meninggalkan aku? Betapa bodohnya aku kalau gagal mendapatkan keselamatan yang jelas-jelas diletakkan di depan mataku." Memikirkan ini, aku langsung merasa cemas. Aku ingin mencari tahu dan menyelidikinya, tetapi aku malu berbicara kepada keluargaku tentang hal ini.
Suatu hari ketika suamiku sedang keluar, aku diam-diam mengambil buku yang selalu ia baca. Waktu aku melihat sampulnya, tertulis enam kata dengan huruf besar dan warna emas berkilauan yang seperti melompat ke arahku, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia dan aku berpikir: "Misteri apa yang ada dalam buku ini sebenarnya? Buku ini bisa sangat mengubah orang—aku harus membacanya dengan saksama." Dengan hati-hati aku membuka buku itu dan melihat kata-kata ini tertulis di sana: "Inkarnasi ini adalah inkarnasi kedua Tuhan setelah pekerjaan Yesus selesai. Tentu saja, inkarnasi ini tidak terjadi secara terpisah, tetapi merupakan tahap ketiga pekerjaan setelah Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Setiap tahap baru dalam pekerjaan Tuhan selalu membawa permulaan yang baru dan zaman yang baru. Demikian juga, ada perubahan dalam watak Tuhan, dalam cara kerja-Nya, dalam lokasi pekerjaan-Nya, dan dalam nama-Nya. Maka tidak heran jika manusia sulit menerima pekerjaan Tuhan di zaman yang baru. Namun, betapa pun Tuhan ditentang oleh manusia, Tuhan selalu melakukan pekerjaan-Nya dan selalu memimpin seluruh umat manusia bergerak maju. Ketika Yesus datang ke dalam dunia manusia, Ia membawa Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat. Pada akhir zaman, Tuhan sekali lagi menjadi daging, dan ketika Ia menjadi daging, Ia mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan. Semua orang yang menerima inkarnasi Tuhan yang kedua akan dipimpin ke dalam Zaman Kerajaan, dan dapat menerima bimbingan Tuhan secara pribadi" (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Setelah membacanya, aku merenungkan: jika inkarnasi Tuhan yang kedua mengakhiri Zaman Kasih Karunia, mungkinkah Tuhan tidak lagi bekerja di dalam gereja-gereja dari Zaman Kasih Karunia? Sudahkah kita sekarang masuk ke dalam Zaman Kerajaan? Dikatakan di sini: "Semua orang yang menerima inkarnasi Tuhan yang kedua akan dipimpin ke dalam Zaman Kerajaan, dan dapat menerima bimbingan Tuhan secara pribadi." Karena suami, anakku dan istrinya menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, mereka benar-benar berubah banyak. Mungkinkah Tuhan Yang Mahakuasa yang mereka percayai benar-benar Tuhan Yesus yang datang kembali? Apakah mereka benar-benar mengikuti jejak langkah Tuhan dan menerima bimbingan pribadi Tuhan? Jika tidak, bagaimana mereka bisa mengerti begitu banyak kebenaran dan bagaimana mereka bisa berubah begitu banyak? Ini pasti hasil pekerjaan Roh Kudus—ini bukan sesuatu yang bisa mereka raih sendiri, tanpa pekerjaan Roh Kudus. Saat pikiran ini muncul, aku tiba-tiba melihat suamiku datang. Aku cepat-cepat menaruh buku itu ke tempatnya sebelumnya, dan berpikir: ia tidak boleh tahu aku telah membaca bukunya, atau ia akan menertawakanku.
Keesokan harinya ketika suamiku pergi untuk menghadiri pertemuan, aku sekali lagi mengambil buku itu dan mulai membacanya. Aku membaca bagian ini: "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Ia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia, tetapi tidak melepaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis. Jadi, setelah dosa manusia diampuni, Tuhan kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru. Tuhan memulai melakukan hajaran dan penghakiman, dan pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka benar-benar hidup dalam terang dan akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup" (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Aku benar-benar merenungkan bagian ini. Tuhan Yesus menebus semua umat manusia dengan disalibkan, tetapi Dia tidak menghapuskan watak rusak manusia. Natur berdosa tetap ada dalam diri manusia—ini benar sekali. Sedang bagi kita yang percaya kepada Tuhan, kita sering gagal memegang pengajaran Tuhan, dan kita berbohong, curang, dan setiap hari kita berbuat dosa lalu mengakui dosa kita, selalu berkubang dalam dosa, dan tak berdaya untuk melepaskan diri kita sendiri dari ikatan dosa. Ini adalah fakta yang tidak bisa dibantah. Tiba-tiba saja firman Tuhan dalam Alkitab teringat olehku: "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45). Tuhan minta kita mendapatkan kekudusan, tetapi kita sering berdosa dan tidak menyenangkan Tuhan—bagaimana bisa itu disebut kudus? Tuhan itu kudus dan kerajaan-Nya tidak bisa ternoda. Jadi bagaimana bisa kita, yang begitu sering berbuat dosa, masuk ke dalam kerajaan surga? Pikiran ini membuatku sedikit frustasi dan aku membaca ulang bagian itu: "Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menanggung dosa manusia sebagai korban penghapus dosa, tetapi juga membuat Tuhan wajib melakukan pekerjaan yang lebih besar untuk melepaskan manusia dari wataknya yang telah dirusak Iblis." Mungkinkah pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa merupakan pekerjaan lebih besar yang dilakukan oleh Tuhan Yesus yang telah datang kembali? Apakah hanya dengan menerima dan mengalami penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa kita bisa dilepaskan dari dosa dan disucikan dan diubahkan? Mungkinkah perubahan yang terjadi dalam diri suami dan menantuku adalah karena mereka mengalami pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan Yang Mahakuasa? Suamiku, anakku dan istrinya telah percaya Tuhan untuk waktu yang singkat, tetapi mereka telah mengerti beberapa kebenaran, dan lagi mereka bisa menjelaskan pemahaman mereka tentang watak rusak mereka, mencari kehendak Tuhan ketika sesuatu terjadi pada diri mereka dan menemukan jalan pengamalan. Sementara aku di sisi lain, telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tetapi ketika seseorang bertanya apa tepatnya arti beriman kepada Tuhan atau apa tepatnya yang dimaksud dengan kehendak Tuhan, sejujurnya aku tidak bisa menjawab, apalagi berbicara tentang perubahan watakku. Aku benar-benar merasa malu, memikirkan kondisiku dibandingkan mereka! Sepertinya aku harus meyelidiki pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa dengan sungguh-sungguh.
Sejak itu, setiap hari aku diam-diam membaca buku Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia tanpa sepengetahuan suamiku dan semakin aku membacanya, semakin aku merasakan terang di dalam hatiku dan semakin aku suka membacanya. Kadang aku bahkan tidak ingin menghadiri ibadah di gerejaku, tetapi tinggal di rumah membaca buku ini. Aku pernah membaca perkataan Tuhan Yang Mahakuasa ini: "Aku pasti akan menerangi dan mencerahkan semua orang yang lapar dan haus akan kebenaran dan yang mencari dengan ketulusan. Aku akan menunjukkan kepada engkau semua misteri dunia rohani dan menunjukkan kepada engkau semua jalan ke depan, menyebabkan engkau membuang watak rusakmu yang lama sesegera mungkin, sehingga engkau dapat mencapai kedewasaan hidup dan berguna bagi-Ku, dan pekerjaan Injil dapat segera berjalan tanpa rintangan. Baru setelah itu, Kehendak-Ku akan dipuaskan, baru setelah itu rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan diselesaikan secepat mungkin. Tuhan akan memperoleh kerajaan dan akan turun ke bumi, dan bersama-sama kita akan masuk ke dalam kemuliaan!" ("Bab 8, Perkataan Kristus pada Awal Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia") Mau tak mau, aku memikirkan perkataan Tuhan Yesus: "Diberkatilah mereka yang lapar dan haus akan kebenaran: karena mereka akan dipuaskan" (Matius 5:6). Semakin aku membaca, semakin aku merasa bahwa perkataan yang diucapkan Tuhan Yang Mahakuasa dan perkataan yang diucapkan Tuhan Yesus berasal dari sumber yang sama. Perkataan Mereka memiliki otoritas dan kuasa dan bagiku sangat mungkin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali! Pikiran ini mengejutkanku: aku tahu jika ini benar, aku harus segera menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, karena jika aku terus menolaknya, aku akan benar-benar ketinggalan pekerjaan Tuhan! Namun, bagaimana aku bisa mengatakannya kepada keluargaku? Mereka telah cukup banyak membagikan Injil kepadaku di masa lalu, tetapi aku selalu menolak untuk menerimanya. Jika aku berkata sekarang aku mau menerima pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa apa yang akan mereka pikirkan tentangku? Saat aku bimbang, Tuhan membukakan jalan bagiku.
Suatu hari menantuku dan seorang saudari datang untuk membagikan Injil kepadaku lagi. Aku tahu ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan, jadi aku berkata kepada mereka dengan jujur: "Sebenarnya, diam-diam aku sudah banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan aku merasa firman ini datang dari Tuhan. Tidak mungkin manusia bisa mengatakan kata-kata yang mengandung otoritas dan kuasa seperti itu." Menantuku kaget mendengarku mengatakan hal itu dan ia menengok ke saudari itu dan tertawa penuh sukacita. Aku meneruskan: "Tetapi ada sesuatu yang aku tidak mengerti. Tuhan Yesus menubuatkan: "Dan mereka akan melihat Anak Manusia datang di awan dengan kuasa dan kemuliaan besar" (Lukas 21:27). Kita orang percaya semuanya menantikan kedatangan kembali Tuhan Yesus, karena Dia akan datang ke antara kita dalam awan putih. Tetapi kau mengatakan Tuhan telah datang kembali, bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Jadi mengapa kita belum melihat Tuhan datang dalam awan putih? Tolong bersekutulah denganku tentang hal ini."
Saudari itu dengan semangat merespons, "Puji Tuhan! Seperti yang kita semua ketahui, ada banyak ayat di Alkitab yang menubuatkan kedatangan Tuhan kembali. Tetapi jika kita perhatikan dengan saksama, kita akan melihat bahwa kedatangan Tuhan dinubuatkan dengan dua cara berbeda: satu, Tuhan akan datang secara terbuka dalam awan dan semua orang akan melihat-Nya, seperti yang Lukas 21:27 katakan, 'Dan mereka akan melihat Anak Manusia datang di awan dengan kuasa dan kemuliaan besar' Satu lagi adalah Tuhan akan datang secara diam-diam seperti pencuri dan tidak ada yang akan tahu seperti dalam Matius 24:36: 'Tetapi mengenai hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, tidak juga malaikat di surga, maupun Anak, hanya Bapa-Ku yang di surga yang tahu.' Kita bisa melihat bahwa kedatangan Tuhan akan terjadi dalam dua tahap: pertama, Dia akan datang diam-diam dan setelahnya Dia melakukan satu tahap pekerjaan-Nya, lalu kedatangan-Nya akan dinyatakan secara terbuka. Apa yang kau bicarakan adalah nubuat tentang kedatangan Tuhan secara terbuka, sementara kita sedang ada dalam tahap penggenapan nubuat kedatangan-Nya secara diam-diam. Ini adalah tahap di mana Tuhan menjadi daging untuk melakukan pekerjaan-Nya dan menyelamatkan umat manusia. Begitu Tuhan telah selesai bekerja dalam daging, Dia kemudian akan datang secara terbuka sehingga semua orang bisa melihat-Nya …"
Mendengar persekutuan ini menerangi hatiku dan aku berpikir: "Ternyata, dinubuatkan dalam Alkitab bahwa Tuhan akan datang dengan dua cara berbeda. Pertama, Dia akan datang diam-diam, dan setelahnya Dia akan datang secara terbuka—ini benar-benar misteri! Aku telah membaca Alkitab selama bertahun-tahun, tetapi bagaimana bisa aku tidak pernah menemukan ini? Namun, sekarang saat aku memikirkannya, aku yakin bahwa ini benar!"
Menantuku berkata kepadaku, "Bu, saat Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan-Nya di dalam daging untuk menghakimi dan menyucikan manusia dengan firman, itu adalah tahap di mana Tuhan Yang Mahakuasa datang diam-diam dan itu adalah saat Tuhan mengungkapkan manusia dan memisahkan kita menurut jenis kita. Mari kita baca firman Tuhan Yang Mahakuasa untuk lebih mengerti aspek kebenaran ini." Ia lalu membaca: "Mungkin banyak orang tidak peduli dengan apa yang Aku katakan, tetapi Aku tetap ingin memberi tahu setiap orang yang disebut orang suci yang mengikuti Yesus bahwa, ketika engkau sekalian melihat Yesus turun dari surga di atas awan putih dengan matamu sendiri, itu akan menjadi penampakan terbuka dari Sang Matahari kebenaran. Barangkali itu akan menjadi saat yang sangat menyenangkan bagimu, tetapi ketahuilah bahwa saat engkau menyaksikan Yesus turun dari surga, saat itulah engkau turun ke neraka untuk dihukum. Itulah tanda berakhirnya rencana pengelolaan Tuhan, dan saatnya Tuhan memberi upah kepada orang baik dan menghukum yang jahat. Penghakiman Tuhan akan berakhir sebelum manusia melihat tanda-tanda, ketika hanya ada pengungkapan kebenaran. Mereka yang menerima kebenaran dan tidak mencari tanda-tanda, sehingga mereka disucikan, akan kembali ke hadapan takhta Tuhan dan masuk ke dalam pelukan Sang Pencipta. Hanya mereka yang bersikeras percaya bahwa 'Yesus yang tidak datang kembali di atas awan putih adalah Kristus palsu' akan menerima hukuman abadi, karena mereka hanya percaya kepada Yesus yang menunjukkan tanda-tanda, tetapi tidak mengakui Yesus yang mengumumkan penghakiman yang berat dan menunjukkan jalan kehidupan yang sebenarnya. Jadi, hanya dengan cara itulah Yesus menangani mereka pada saat Ia secara terbuka datang kembali di atas awan putih. Mereka terlalu keras kepala, terlalu percaya diri, terlalu sombong. Bagaimana mungkin orang-orang yang tidak berakhlak itu bisa diberi upah oleh Yesus? Kedatangan Yesus kembali adalah keselamatan besar bagi orang-orang yang mampu menerima kebenaran, tetapi bagi mereka yang tidak dapat menerima kebenaran, itu adalah tanda penghukuman" ("Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus adalah Saat Tuhan Menciptakan Langit dan Bumi yang Baru" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Saudari itu meneruskan persekutuannya. "Dari firman Tuhan, kita bisa melihat bahwa ketika Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan-Nya secara diam-diam, Dia hanya melakukan pekerjaan menghakimi dan menghajar manusia dengan firman. Ini artinya, Dia mengungkapkan semua kebenaran untuk membekali kita dengan apa yang kita butuhkan dalam hidup, dan semua orang yang menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, yang mengalami penghakiman dan hajaran firman Tuhan, yang akhirnya mengerti kebenaran dan mengenal Tuhan, dan yang watak hidupnya berubah, adalah para pemenang yang akan dijadikan Tuhan sebelum bencana. Begitu para pemenang ini telah dijadikan, pekerjaan agung Tuhan juga akan sepenuhnya lengkap, dan pekerjaan yang Dia lakukan secara diam-diam juga akan berakhir. Baru setelah itulah, Tuhan akan datang dalam awan dan menampakkan diri secara terbuka pada semua bangsa dan semua manusia. Sebagian orang secara membabi buta berpegang teguh pada gagasan mereka sendiri, hanya menantikan Tuhan Yesus yang datang dengan awan, tetapi mereka menolak menerima kebenaran apa pun yang diungkapkan oleh Tuhan ketika Ia mengerjakan pekerjaan-Nya secara diam-diam. Mereka semua ini adalah orang-orang yang memberontak terhadap Tuhan dan menentang Dia dan jika mereka tidak bisa berbalik kepada Tuhan dan menerima keselamatan-Nya pada akhir zaman, mereka akan meratap dan menggertakkan gigi di tengah bencana besar. Dinubuatkan dalam Wahyu 1:7, 'Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia. Jadilah demikian, Amin.' Coba pikirkan: ketika Tuhan datang dengan awan, semua orang akan melihat-Nya dan apa lagi yang akan mereka lakukan selain menyambut kedatangan-Nya dengan sukacita besar? Jadi mengapa semua orang meratap? Itu karena ketika Tuhan datang secara terbuka, mereka akan melihat bahwa Tuhan Yang Mahakuasa yang mereka tentang ternyata adalah benar Tuhan Yesus yang datang kembali, jadi bagaimana bisa mereka tidak memukuli dada, meratap, dan menggertakkan gigi?"
Aku terus menganggukkan kepala sambil mendengarkan persekutuan saudari itu dan aku berkata, "Ah, aku belum pernah mengerti ayat ini sebelumnya. Aku bertanya kepada gembala di gerejaku, tetapi ia tidak menjelaskan dengan jelas. Ternyata ayat ini tentang semua orang yang menolak menerima keselamatan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, tentang semua orang yang menentang Dia." Pada saat itu, aku tidak bisa tidak teringat betapa seringnya keluargaku membagikan Injil kepadaku, tetapi aku menolak dan menentang untuk menerimanya—aku merasa sangat tertekan. Dengan penuh penyesalan aku berkata kepada saudari itu, "Jika aku belum membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, jika firman Tuhan Yang Mahakuasa belum membukakan pintu hatiku dan membuatku memiliki hati yang mau mencari, aku takut aku masih tidak akan mendengarkan persekutuanmu, tetapi masih akan terobsesi dengan menantikan Tuhan Yesus datang kembali dalam awan puih dan menampakkan diri secara terbuka kepada manusia. Aku benar-benar tidak tahu dan bodoh! Baru sekaranglah aku mengerti bahwa tahap pekerjaan diam-diam Tuhan memang adalah kesempatan indah untuk kita menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan dan membuang watak rusak kita sehingga kita bisa mendapatkan keselamatan penuh! Ketika Tuhan datang di awan dan menampakkan diri secara terbuka kepada seluruh manusia, pekerjaan keselamatan-Nya sudah akan berakhir dan Dia akan mulai memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Dan ketika itu terjadi, bahkan jika aku benar-benar menyesal, sudah akan terlambat. Aku bersyukur kepada Tuhan karena tidak meninggalkan aku dan memberiku kesempatan untuk diselamatkan. Aku ingin menerima pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa!"
Aku kemudian mengambil inisiatif dan minta untuk bergabung dengan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan sama seperti suami, anakku, dan menantuku, aku membaca firman Tuhan dan bersekutu tentang kebenaran setiap hari dan aku mengalami penghakiman, hajaran, pemurnian, dan keselamatan oleh firman Tuhan. Dalam keluarga besar Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, aku menjalani kehidupan bergereja yang benar dan rohku penuh dengan damai dan suka cita. Aku benar-benar merasakan betapa besarnya kasih Tuhan bagiku, hanya saja dulu aku begitu mati rasa dan membiarkan Tuhan menunggu begitu lama. Aku bersyukur kepada Tuhan karena dengan cermat merancang semua orang, semua peristiwa, dan segala hal untuk membimbingku langkah demi langkah agar kembali ke dalam keluarga Tuhan—aku bersyukur kepada Tuhan karena membawaku kepada jenis keselamatan yang berbeda!
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Lagu Rohani Kristen 2020 - Tuhan yang Berinkarnasi adalah yang Paling Layak Dikasihi
youtube
Lagu Rohani Kristen 2020 - Tuhan yang Berinkarnasi adalah yang Paling Layak Dikasihi
S'tlah Tuhan jadi daging, hidup dengan manusia,
Dia m'lihat kebejatan, kondisi hidup manusia.
Dia rasakan betapa tak berdayanya,
b'tapa menyedihkan, malangnya m'reka.
Dia m'rasa iba 'kan kondisi manusia,
dan lebih peduli pada pengikut-Nya
kar'na insting-Nya s'bagai manusia.
M'reka yang 'kan dis'lamatkan, berharga di hati Tuhan;
lebih dari apa pun.
Dia bayar mahal, disangkal dan dilukai.
Tapi tak menyerah, Dia terus berkarya,
tak menyesal dan tak mengeluh.
Dia m'rasa iba 'kan kondisi manusia,
dan lebih peduli pada pengikut-Nya kar'na insting-Nya.
Dia m'rasa iba 'kan kondisi manusia,
dan lebih peduli pada pengikut-Nya
kar'na insting-Nya s'bagai manusia.
Dia tak menyerah dan terus berkarya.
Ini kar'na Dia tahu cepat atau lambat,
manusia 'kan bangkit dalam panggilan-Nya,
dan tersentuh oleh firman-Nya,
mengenali Dia Tuhan atas ciptaan, dan kembali pada-Nya …
Dia m'rasa iba 'kan kondisi manusia,
dan lebih peduli pada pengikut-Nya kar'na insting-Nya.
Dia m'rasa iba 'kan kondisi manusia,
dan lebih peduli pada pengikut-Nya
kar'na insting-Nya s'bagai manusia.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Ada Kebahagiaan Besar dalam Kejujuran
Tumblr media
Gan'en Kota Hefei, Provinsi Anhui
Dalam hidup saya, saya selalu mengikuti ungkapan, "Seseorang tak boleh memiliki niat untuk menyakiti orang lain, tetapi harus waspada agar tidak disakiti" dalam berhubungan dengan orang lain. Saya tidak pernah mudah memberikan kepercayaan saya kepada orang lain.
 Saya selalu merasa bahwa dalam situasidi mana Anda tidak mengetahui niat orang yang sebenarnya, Anda seharusnya jangan terlalu cepat membuka diri. Jadi, cukup bersikap tenang saja. Dengan cara ini, Anda melindungi diri sendiri dan akan dianggap oleh teman Anda sebagai "orang baik".
Bahkan setelah saya menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, saya terus memegang pepatah ini dalam berurusan dengan orang lain. Ketika saya melihat bahwa Tuhan meminta agar kita tidak bercela, terus terang, dan jujur, saya hanya dapat berterus terang untuk hal-hal kecil yang tidak penting bagi saya. Saya hampir tak pernah mau membagikan sisi tabiat saya yang menurut saya sangatlah rusak, karena takut saudara dan saudari seiman akan memandang rendah saya. Ketika pemimpin saya mengkritik saya karena melakukan pekerjaan saya ala kadarnya, saya dipenuhi dengan keraguan dan kecurigaan serta berpikir, "Mengapa pemimpin saya selalu mengincar saya dan menceritakan tentang keadaan saya di depan semua saudara dan saudari seiman saya? Bukankah ini jelas akan membuat saya kehilangan muka dan mempermalukan saya di depan semua orang? Mungkin pemimpin saya tidak begitu senang dengan saya, jadi dia memutuskan untuk merendahkan saya." Rasanya sangat menyakitkan dan tak tertahankan melihat saudara dan saudari lain dipromosikan, sementara saya tetap berada di posisi yang sama. Saya berasumsi bahwa saya tidak dipromosikan karena saya tidak layak untuk dilatih. Hati saya dipenuhi dengan kesalahpahaman dan keraguan. Saya merasa tidak memiliki masa depan, bahwa tidak ada gunanya terus berada di jalur ini. Karena saya selalu bersikap waspada dan mencurigai orang lain, saya semakin sering salah paham dengan Tuhan dan merasa semakin jauh dari-Nya. Kondisi saya menjadi semakin tidak normal dan akhirnya saya kehilangan hubungan dengan pekerjaan Roh Kudus dan jatuh ke dalam kegelapan.
Di kedalaman penderitaan, tersesat, dan tanpa arah, saya menemukan bagian Firman Tuhan ini: "Jika engkau seorang yang sangat curang, maka engkau akan memiliki hati yang tidak mudah percaya dan pikiran yang penuh curiga mengenai semua hal dan semua orang. Karena alasan ini, imanmu terhadap-Ku dibangun di atas fondasi kecurigaan. Sikap beriman seperti ini tidak akan pernah Aku akui. Karena tidak memiliki iman yang tulus, engkau akan semakin jauh dari kasih sejati. Jika engkau dapat meragukan Tuhan dan berspekulasi tentang diri-Nya sesuka hatimu, tidak diragukan lagi engkau adalah orang yang paling curang di antara manusia" ("Cara Mengenal Tuhan yang di Bumi" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Sewaktu saya merenungkan perkataan Tuhan ini, tanpa sadar saya merenungkan tindakan saya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Karena Terkesiap, saya berpikir: "Tidakkah saya hidup dengan 'hati dan pikiran yang penuh curiga mengenai semua hal dan semua orang'?" Dengan demikian, bukankah saya orang yang licik di mata Tuhan? Pada saat itu, kata-kata "orang yang licik" menembus hati saya seperti pisau tajam, menyebabkan saya menderita penderitaan yang tak tertahankan. Saya selalu berpikir bahwa selama saya berpegang pada pepatah "Seseorang tak boleh memiliki niat untuk menyakiti orang lain, tetapi harus waspada agar tidak disakiti," saya akan dianggap sebagai orang yang baik oleh teman-teman saya, sehingga saya telah menjadikan pepatah itu sebagai pedoman hidup saya dalam berhubungan dengan orang lain serta dalam menjalankan usaha. Tidak pernah, sepanjang hidup saya, saya mengira bahwa hidup dengan pepatah ini akan menjadikan saya orang yang licik. Ini berarti bahwa "Seseorang tak boleh memiliki niat untuk menyakiti orang lain, tetapi harus waspada agar tidak disakiti," pepatah yang begitu lama saya junjung tinggi ini, tidak sesuai dengan kebenaran serta bertentangan langsung dengan perkataan Tuhan. Saya terkejut menemukan filosofi kehidupan yang saya junjung tinggi sepanjang yang saya ingat, dijatuhkan dan ditiadakan oleh perkataan Tuhan sepertinya hanya dalam semalam saja. Namun, memang demikianlah adanya, saya tidak punya pilihan selain menerima fakta. Saya menenangkan diri, berpikir, dan menelaah kembali pepatah yang telah begitu lama saya pegang ini. Seiring berjalannya waktu, berkat pencerahan Tuhan, akhirnya saya mendapatkan pemahaman dan wawasan baru mengenai pepatah tersebut. Di permukaan, "Seseorang tak boleh memiliki niat untuk menyakiti orang lain, tetapi harus waspada agar tidak disakiti" tampaknya gagasan yang cukup masuk akal dan sesuai dengan pemahaman kebanyakan orang tentang hal yang benar dan salah. Sepertinya tidak ada yang salah dengan gagasan ini pada awalnya, karena gagasan ini hanya menyatakan bahwa kita harus waspada terhadap orang lain, tanpa bermaksud menyakiti orang lain. Selanjutnya, hidup dengan pepatah ini mencegah kita jatuh ke dalam perangkap, sementara pada saat yang sama, memungkinkan kita belajar bagaimana menjadi orang yang baik. Namun, ketika kita mempertimbangkan pepatah ini secara lebih teliti, jelas bahwa pepatah ini sebenarnya metode sangat jahat yang dipakai Iblis untuk merusak umat manusia. Pepatah ini diam-diam mengatakan kepada kita bahwa Anda tidak dapat memercayai siapa pun, bahwa setiap orang dapat berbuat jahat kepada Anda, jadi dalam hubungan Anda dengan orang lain, jangan pernah berbagi seutuhnya. Dengan begini, saya berhati-hati terhadap Anda, Anda menjadi curiga terhadap saya, dan kita sama-sama tidak saling memercayai. Hal ini membawa kita menyusuri jalan kesalahpahaman, permusuhan, dan rancangan jahat, yang menyebabkan manusia menjadi semakin jahat, berbahaya, licik, serta tidak tulus. Lebih buruk lagi, pepatah Iblis ini membuat kita waspada, curiga, dan tak percaya dalam bertemu dengan Tuhan kita yang penuh kasih dan baik hati. Kita mulai berpikir bahwa Tuhan juga berbahaya, licik, dan penuh tipu daya—bahwa Tuhan tidak bekerja demi memberi yang terbaik bagi kita. Akibatnya, betapa pun besarnya Tuhan mengasihi kita dan memerhatikan kita, kita enggan untuk menempatkan iman kita kepada Dia, apalagi menghargai betapa besar yang Dia kerjakan bagi kita. Sebaliknya, kita mempertanyakan semua yang Dia lakukan dengan hati yang tak percaya, dan memaksakan kesalahpahaman, keraguan, ketidaksetiaan, dan penolakan kita kepada-Nya. Dengan cara ini, Iblis berhasil mencapai tujuannya untuk merusak dan meracuni manusia dan membuat kita berpaling atau mengkhianati Tuhan. Namun, saya kurang mengerti dan tidak menyadari rencana jahat si Iblis. Saya mengambil kesesatannya menjadi filosofi hidup yang kokoh untuk dihormati dan dijunjung tinggi sehingga akhirnya saya menjadi semakin licik, curiga, dan berhati-hati. Alih-alih berdiri di pihak Tuhan, dan melihat hal-hal dari sudut pandang positif, situasi apa pun yang saya temui, saya selalu menggunakan pemikiran saya yang picik. Saya salah paham kepada Tuhan dan mempertanyakan niat-Nya. Akhirnya, karena kesalahpahaman saya kepada Tuhan semakin tinggi, saya kehilangan hubungan dengan pekerjaan Roh Kudus dan jatuh ke dalam kegelapan. Sekarang sudah jelas bahwa pepatah "Seseorang tak boleh memiliki niat untuk menyakiti orang lain, tetapi harus waspada agar tidak disakiti" hanyalah kesesatan yang dibuat Iblis untuk merusak dan menjebak manusia. Hidup dengan pepatah ini hanya akan membuat orang menjadi semakin licik dan cerdik, dengan tak sepatutnya mempertanyakan serta berhati-hati terhadap orang lain, pada saat yang sama, salah paham kepada Tuhan dan berpaling dari-Nya. Kehidupan yang demikian hanya akan membuat Tuhan jijik dan membuat manusia kehilangan hubungan dengan pekerjaan Roh Kudus dan jatuh ke dalam kegelapan. Pada akhirnya, penganut pepatah ini akan menjadi korban pengkhianatan mereka sendiri—masa depan mereka yang cerah telah padam. Pada titik ini, saya akhirnya menyadari bahwa ungkapan, "Seseorang tak boleh memiliki niat untuk menyakiti orang lain, tetapi harus waspada agar tidak disakiti," bukanlah filosofi kehidupan yang pantas, melainkan rencana keji Iblis untuk memperdaya dan menyiksa manusia. Ungkapan ini mampu merusak manusia, membuat mereka kehilangan kemanusiaannya dan menyimpang dari Tuhan atau mengkhianati-Nya. Hidup dengan berpedomankan ungkapan ini hanya akan menggiring orang untuk melawan Tuhan dan, dengan demikian, dibenci, ditolak, dan dibuang oleh-Nya.
Kemudian, saya melihat bagian perkataan Tuhan berikut ini: "Hakikat Tuhan adalah setia, jadi firman-Nya selalu bisa dipercaya. Selain itu, tindakan-Nya tidak mengandung kesalahan dan tidak untuk dipertanyakan. Inilah sebabnya Tuhan suka orang yang benar-benar jujur kepada-Nya. Kejujuran berarti memberikan hatimu kepada Tuhan; tidak pernah menipu-Nya dalam hal apa pun; terbuka kepada-Nya dalam segala sesuatu, tidak pernah menyembunyikan kebenaran; tidak pernah melakukan hal yang menipu mereka yang di atas dan memperdaya mereka yang di bawah; dan tidak pernah melakukan hal yang semata-mata demi mengambil hati Tuhan. Singkatnya, jujur adalah menjauhkan diri dari ketidaksucian dalam tindakan dan kata-katamu dan tidak menipu Tuhan maupun manusia. … Jika engkau memiliki banyak rahasia yang enggan engkau bagikan, dan jika engkau tidak mau membuka rahasiamu—yaitu kesulitanmu—di hadapan orang-orang untuk mencari jalan terang, maka Aku katakan engkau adalah orang yang tidak akan menerima keselamatan dengan mudah dan orang yang tidak akan mudah keluar dari kegelapan. Jika mencari jalan kebenaran menyenangkan hatimu, maka engkau adalah orang yang selalu diam di dalam terang. Jika engkau sangat senang menjadi pelaku pelayanan di rumah Tuhan, bekerja dengan rajin dan bersungguh-sungguh tanpa ingin dikenal, selalu memberi, dan tidak pernah mengambil, maka Aku katakan engkau adalah orang suci yang setia, karena engkau tidak mencari upah dan hanya menjadi orang yang jujur. Jika engkau mau berterus terang, jika engkau mau mengorbankan seluruh milikmu, jika engkau mampu mengorbankan hidupmu bagi Tuhan dan menjadi saksi, jika engkau jujur sampai ke taraf engkau hanya tahu untuk memuaskan Tuhan dan tidak memikirkan dirimu sendiri atau mengambil untuk dirimu sendiri, maka Aku katakan orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang terpelihara dalam terang dan yang akan hidup untuk selamanya di dalam kerajaan" ("Tiga Peringatan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Dari perkataan Tuhan saya menyadari, Tuhan mengasihi dan memberkati orang yang jujur. Hanya dengan bersikap jujur seseorang hidup dengan cara yang benar, selaras dengan maksud Tuhan. Jadi, hanya orang jujur yang memenuhi syarat untuk menerima keselamatan Tuhan. Saya juga mulai mengerti bagaimana bertindak sebagai orang yang jujur: Orang jujur berbicara dengan sederhana, terbuka, dan tanpa tipu daya—mereka menyebut sekop sebagai sekop atau bicara apa adanya. Orang jujur tidak pernah menipu orang lain, mereka tidak bertindak acuh tak acuh, dan mereka tidak pernah menipu atau berbohong kepada Tuhan. Hati orang jujur itu jujur dan tanpa pengkhianatan atau penyimpangan. Dalam berbicara dan bertindak mereka tidak menyimpan niat atau motif tersembunyi. Mereka tidak bertindak demi keuntungan mereka sendiri atau untuk memuaskan daging mereka, melainkan demi menjadi orang yang benar. Hati orang jujur itu murah hati, jiwanya jujur, dan mereka rela memberikan hati serta hidup mereka kepada Tuhan. Mereka tidak meminta balasan apa pun, tetapi hanya berusaha memenuhi keinginan Tuhan. Hanya mereka yang memiliki sifat-sifat ini yang bisa disebut orang jujur, orang yang hidup dalam terang.
Begitu saya memahami prinsip untuk menjadi orang jujur, saya mulai mencoba menerapkan prinsip-prinsip tersebut untuk dipraktikkan. Dalam hubungan saya dengan orang lain, saya secara sadar mencoba untuk tidak licik, atau menebak-nebak serta bersikap waspada. Ketika saya berhasil, saya merasa sangat bebas dan merdeka. Hidup seperti ini rasanya jauh lebih santai. Ketika saya menunjukkan keburukan saat memenuhi tugas saya, secara proaktif saya akan mencari rekan saudari saya untuk menyingkapkan hal yang baru saya pahami tentang diri saya dalam persekutuan dan saudari itu akan melakukan hal yang sama. Dalam prosesnya, bukan hanya kami tidak mengembangkan prasangka terhadap satu sama lain, kami bahkan menjadi lebih harmonis dalam koordinasi kami. Ketika saya mengutip perkataan Tuhan dalam menelanjangi kejahatan saya selama pertemuan, saudara dan saudari seiman saya tidak menganggap saya kecil seperti yang saya bayangkan sebelumnya, justru menganggap bahwa keadaan saya sebagai contoh penyelamatan Tuhan yang penuh kasih. Ketika saya tidak bekerja untuk nama baik dan kedudukan saya sendiri dalam memenuhi tugas saya, tetapi untuk memenuhi kehendak Tuhan, saya merasakan Roh Kudus bekerja melalui saya dan memberikan bimbingan kepada saya, sehingga saya dapat melihat maksud Tuhan dalam memenuhi tugas saya. Alhasil, saya sangat efektif dalam memenuhi tugas saya. Dalam doa, saya secara sadar mencoba membagikan pemikiran terdalam saya kepada Tuhan dan berbicara dari dalam jiwa. Ketika melakukannya, saya dapati bahwa saya semakin dekat kepada Tuhan dan merasa bahwa Tuhan itu begitu indah. Tentu saja, semua kesalahpahaman lama yang saya miliki terhadap Tuhan sirna dalam prosesnya. Melalui proses mempraktikkan kejujuran ini, saya mengalami bagaimana bersikap jujur membuat seseorang hidup dalam terang dan menerima berkat Tuhan. Menjadi orang yang jujur sungguh berarti dan berharga!
Setelah mengalami manfaat menjadi orang yang jujur, saya menjadi semakin mengerti bahwa pepatah Iblis, "Seseorang tak boleh memiliki niat untuk menyakiti orang lain, tetapi harus waspada agar tidak disakiti" merusak dan menyiksa umat manusia. Jika seseorang menjunjung pepatah ini, dia akan selalu hidup dalam kegelapan, kejahatan, dan siksaan. Hanya dengan menjadi orang jujur kita bisa hidup dalam terang, dipelihara, dan menerima pujian dari Tuhan. Mulai saat ini, saya berjanji untuk memulai dari awal lagi dan sepenuhnya meninggalkan pepatah Iblis ini, "Seseorang tak boleh memiliki niat untuk menyakiti orang lain, tetapi harus waspada agar tidak disakiti." Mulai sekarang, kejujuran akan menjadi pedoman dalam hidup saya dan saya akan berusaha untuk menyenangkan Tuhan dengan kejujuran saya.
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Sebilah Rumput Kecil yang Tumbuh di Antara Semak Berduri
Tumblr media
Oleh Saudari Yixin, Singapura
Pada bulan November 2016, aku berkenalan dengan Saudara Lin dan Saudari Zhang serta Saudari Xiaoxiao dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa melalui Facebook.
 Mereka menggabungkan beberapa nubuat dari Alkitab ke dalam persekutuan yang mereka berikan kepadaku dan menjadi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Persekutuan dan kesaksian mereka membuatku memahami bahwa Tuhan Yang Mahakuasa sedang melakukan pekerjaan menghakimi dan mentahirkan manusia melalui firman di atas dasar pekerjaan penebusan yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yang Mahakuasa melakukan pekerjaan ini demi menyelamatkan manusia sepenuhnya dari wilayah kekuasaan Iblis dan membebaskan kita dari watak kita yang rusak sehingga kita tidak akan lagi memberontak dan menentang Tuhan, melainkan akan menjadi orang yang sungguh-sungguh menaati dan menyembah-Nya. Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa aku jadi memahami bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman akan menyingkapkan gandum dan lalang, domba dan kambing, serta gadis bijaksana dan gadis bodoh, pada akhirnya memisahkan mereka masing-masing sesuai dengan jenis mereka sendiri dan memberi upah kepada yang baik dan menghukum yang jahat. Aku menyadari bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan kembali Tuhan Yesus yang telah lama kurindukan dan aku dengan sukacita menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.
Suatu hari, Saudari Zhu dari gereja lamaku secara tiba-tiba bertanya kepadaku tentang kesibukanku sekarang, dan karenanya aku memberitahukannya bahwa aku sedang menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Saudari Zhu mengatakan banyak hal buruk tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan juga menghujat Tuhan Yang Mahakuasa. Dia mendorongku untuk tidak berhubungan dengan mereka. Aku berkata, "Aku telah cukup lama berhubungan dengan beberapa saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan merasa senang telah bertukar gagasan dengan mereka. Mereka memiliki cara yang baru dan jelas dalam mempersekutukan kebenaran, dan aku telah memahami banyak kebenaran dari mendengarkan mereka. Itu telah sangat membantuku, aku mendapat banyak manfaat, dan mereka tentu saja tidak seperti yang kau katakan. Selain itu, firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat praktis dan telah menyelesaikan banyak masalah yang tidak pernah mampu aku pahami sebelumnya. Firman-Nya dapat menopang hidup kita dan telah menunjukkan kepada kita jalan penerapan." Melihat sikapku yang teguh, Saudari Zhu mengubah strategi dan bertanya kepadaku apakah aku akan memberi tahu Saudari Yun—yang memberitakan Injil Tuhan kepada kami—tentang penyelidikanku ke dalam pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku mengatakan kepadanya, "Tidak perlu memberitahunya sekarang. Masih ada banyak hal yang aku tidak mengerti, tetapi ketika aku sudah selesai menyelidikinya dan menjadi sangat yakin, maka aku akan memberi tahu semua orang apa yang telah aku temukan." Dia setuju bahwa aku harus memiliki gambaran yang jelas sebelum aku mengatakan apa pun kepada Saudari Yun.
Karena itu, adalah suatu hal yang tak terduga ketika, lima hari kemudian, pemilik salon tempat aku bekerja menghampiriku dan berkata, "Yixin, Saudari Yun telah memintaku untuk mendoakanmu. Sebenarnya, aku tidak tahu cara berdoa tetapi aku akan berusaha semampuku…." Mendengar hal ini, aku segera menyadari bahwa Saudari Zhu telah memberi tahu Saudari Yun tentang penyelidikanku ke dalam pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Aku merasa bahwa Saudari Zhu tidak berperilaku baik, dan aku agak kesal dengannya. Aku merasa dia telah menipu dan mengkhianatiku, dan aku mulai merasa bahwa bahkan saudara-saudariku di dalam Tuhan tidak bisa dipercaya. Tepat ketika aku sedang memikirkan hal ini, atasanku, tanpa bertanya kepadaku tentang apa pun juga, memberitahukan kepada puluhan orang rekan sekerja di salon dan memberi tahu mereka bahwa aku bukan orang Kristen yang baik dan aku telah tersesat. Dia kemudian mengatakan banyak hal yang menentang dan mengutuk Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Ini semua terjadi begitu cepat sehingga aku tidak tahu bagaimana harus bersikap, dan aku menjadi sangat kesal. Aku berdoa dalam hati, "Ya Tuhan, mereka telah mendengar kabar bahwa Engkau telah datang kembali, jadi mengapa mereka sama sekali tidak tertarik untuk menyelidiki kedatangan-Mu kembali? Mengapa mereka hanya mendengarkan kabar angin di Internet dan mengatakan semua hal yang menentang dan mengutuk-Mu? Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran, jadi bukankah itu membuktikan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan-Mu kembali? Mengapa mereka harus menentang kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Mungkinkah aku yang salah? Ya Tuhan, aku tidak tahu harus berbuat apa. Kumohon tuntun dan bimbing aku…."
Aku kemudian memberitahukan apa yang telah terjadi pada hari itu kepada Saudara Lin, dan dia menemukan satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa untukku: "Iblis terus-menerus melahap pengetahuan manusia tentang Aku dalam hati mereka, dan secara terus-menerus, dengan gigi yang diperlihatkan dan cakar terhunus, terlibat dalam pergolakan terakhir dari pergumulannya dengan maut. Apakah kamu sekalian mau diperangkap oleh tipu muslihatnya saat ini? Apakah kamu sekalian berharap, pada saat tahap terakhir dari pekerjaan-Ku diselesaikan, kamu sekalian mengakhiri kehidupanmu sendiri? Tentunya kamu sekalian tidak terus menunggu-Ku untuk memberikan kelonggaran sekali lagi? Berusaha mengenal-Ku adalah hal yang utama, tetapi kamu sekalian juga tidak boleh lalai untuk memberi perhatian pada perbuatan yang nyata. Aku menyingkapkan wawasan kepadamu secara langsung melalui Firman-Ku, dengan harapan bahwa kamu sekalian akan tunduk pada bimbingan-Ku" ("Bab 6, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Saudara Lin kemudian memberikan persekutuan. "Kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa apa yang telah terjadi kepada-Mu adalah peperangan di dunia roh dan kau menghadapi godaan Iblis. Pada akhir zaman, Tuhan telah berinkarnasi dalam daging dan mengucapkan firman-Nya agar dapat menyelamatkan umat manusia. Dengan melakukan itu, Dia memampukan kita untuk memahami kebenaran dari firman-Nya, mengetahui pekerjaan Tuhan, mengenal watak Tuhan, sepenuhnya meninggalkan Iblis dan berpaling kepada Tuhan, serta mendapatkan keselamatan dan didapatkan oleh Tuhan. Iblis selalu berada di dekat Tuhan, berusaha untuk mengacaukan dan mengganggu pekerjaan Tuhan, serta memperalat berbagai macam orang untuk membuat kabar bohong untuk memfitnah dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa—Kristus akhir zaman—dan menghalangi kita datang di hadapan Tuhan. Para pemimpin agama dan ateis yang berada dalam posisi kekuasaan merupakan perwujudan Iblis, dan setiap kali Tuhan berinkarnasi di bumi untuk melakukan pekerjaan-Nya, mereka menentang dan mengutuk-Nya, dan mereka berusaha mengacaukan dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti-Nya. Ketika Tuhan Yesus melakukan pekerjaan-Nya, para imam kepala, ahli Taurat, dan orang Farisi pada waktu itu bertindak sebagai antek-antek Iblis dan mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk mengutuk dan menentang pekerjaan-Nya. Mereka menyebarkan kabar bohong dan memberikan kesaksian palsu untuk memfitnah dan menghujat Tuhan Yesus. Contohnya, mereka dengan penuh penghujatan mengklaim bahwa Tuhan Yesus mengusir Iblis dengan kuasa Beelzebul, mereka memfitnah bahwa Tuhan Yesus menghasut penduduk setempat untuk tidak membayar pajak kepada kaisar, dan mereka menyuap beberapa tentara untuk memberikan kesaksian palsu yang menyatakan bahwa Tuhan Yesus tidak bangkit dan tubuh-Nya telah diambil secara diam-diam oleh para murid-Nya. Ketika Tuhan berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan baru-Nya pada akhir zaman, pemerintah Komunis Tiongkok, yang berusaha mengubah Tiongkok menjadi wilayah ateisme, bersama dengan banyak pendeta dan penatua agamawi yang ingin melindungi mata pencaharian dan status mereka sendiri, mulai menyebarkan banyak kebohongan dan kesaksian palsu tentang Tuhan Yang Mahakuasa dan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa agar dapat menipu dan menakut-nakuti orang, dan untuk mencegah orang menyelidiki dan menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Banyak orang yang tidak memahami kebenaran dan tidak memiliki ketajaman memercayai kabar bohong ini secara membuta dan melakukan perintah Iblis dengan menyebarkan kekeliruan ini, mengganggu orang, dan menghalangi mereka dari menerima jalan yang benar. Orang-orang seperti itu menjadi kaki tangan Iblis dan mereka menjadi orang jahat yang melawan Tuhan. Karena itu, kita harus melihat dengan jelas bahwa pemerintah Komunis Tiongkok yang ateis adalah musuh Tuhan, dan melihat dengan jelas bahwa para pendeta dan penatua yang menghalangi orang lain menyelidiki pekerjaan Tuhan adalah orang Farisi pada zaman kita. Kita harus melihat bahwa semua kabar bohong di Internet adalah bagian dari rencana Iblis untuk menghalangi kita berpaling kepada Tuhan, dan kita juga harus jelas bahwa jika kita ingin menyelidiki jalan yang benar, kita hanya perlu mendengarkan firman Tuhan dan sama sekali tidak boleh memercayai kabar bohong Iblis. Inilah caranya kita akan dapat berdiri di pihak Tuhan selama peperangan rohani dan menjadi kesaksian untuk Tuhan, dan tidak direbut oleh Iblis."
Persekutuan Saudara Lin membantuku memahami asal-usul kabar bohong itu. Aku sekarang mengerti bahwa tujuan Iblis dalam menyebarkan kabar bohong untuk mengacaukan dan menghalangiku adalah untuk mencegahku memperoleh keselamatan Tuhan pada akhir zaman. Setelah merenungkannya lebih lanjut, aku menyadari bahwa orang-orang yang menyerangku ini tidak pernah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, tidak pernah menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dan hanya secara membabi buta percaya pada kabar bohong dan menentang serta mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa. Pikiran mereka telah sepenuhnya dikuasai Iblis dan mereka melakukan perintah Iblis dan menentang Tuhan tanpa menyadarinya. Orang yang bijak akan terlebih dahulu membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dengan sungguh-sungguh dan melakukan penyelidikan menyeluruh sebelum membuat kesimpulan apa pun. Namun kepercayaan kepada Tuhan bukanlah masalah sepele, dan aku takut mengambil jalan yang salah, jadi aku masih memiliki sedikit kekhawatiran di hatiku. Sesampainya di rumah dari tempat kerja, aku berdoa kepada Tuhan dengan berlinang air mata, "Ya Tuhan, aku sangat tersesat dan bingung, tetapi aku tidak ingin hanya percaya pada apa yang orang lain katakan dan mengikutinya begitu saja. Aku ingin bertindak sesuai dengan kehendak-Mu, jadi kumohon tuntun dan bimbing aku." Malam itu, aku tertidur pulas, dan beberapa jam kemudian aku merasakan ada sesuatu yang tidak jelas sedang menekanku. Aku berusaha keras membuka mataku tetapi tidak bisa. Menyadari bahwa upayaku itu sia-sia, aku segera berteriak, "Tuhan Yesus, selamatkan aku!" Aku meneriakkan ini dua kali, tetapi tidak ada yang terjadi. Aku masih bisa merasakan ada sesuatu yang menekanku. Aku bingung dengan apa yang harus dilakukan dan menjadi sangat takut. Tiba-tiba, aku teringat tentang Tuhan Yang Mahakuasa, jadi aku berseru, "Tuhan Yang Mahakuasa! Tuhan Yang Mahakuasa!" Dan kemudian aku terbangun. Setelah bangun, aku masih agak terguncang, dan butuh beberapa saat sebelum aku sepenuhnya dapat berpikir jernih. Aku heran mengapa menyerukan nama Tuhan Yesus tidak berhasil sementara menyerukan "Tuhan Yang Mahakuasa!" langsung membangunkanku dengan segera. Kemudian aku teringat persekutuan yang telah disampaikan Saudara Lin kepadaku: "Tuhan memakai nama yang berbeda di setiap zaman dan, setelah Tuhan memulai pekerjaan baru, Roh Kudus kemudian menegakkan nama-Nya untuk zaman yang baru. Jadi untuk orang percaya mendapatkan pujian, pemeliharaan, dan perlindungan Tuhan, mereka harus berdoa menggunakan nama Tuhan di zaman terkini. Di zaman ini, Tuhan Yesus telah datang kembali dan menggunakan nama 'Tuhan Yang Mahakuasa' untuk mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan. Selama akhir zaman, nama Tuhan adalah Tuhan Yang Mahakuasa, jadi kita harus menggunakan nama ini dalam doa kita, kalau tidak Tuhan tidak akan mendengarnya." Saat itulah aku menyadari bahwa mimpi burukku tidak terjadi secara kebetulan, tetapi Tuhan telah mendengar doaku dan telah memberiku bukti bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Syukur kepada Tuhan! Setelah menyadari ini, hatiku melonjak penuh kekuatan dan sekarang aku memiliki iman untuk menghadapi serangan apa pun dari atasan dan para rekan sekerjaku.
Keesokan harinya di tempat kerja, atasanku sekali lagi mengatakan di depan semua orang yang bekerja di sana bahwa aku telah tersesat dan juga mengatakan banyak hal yang menghujat Tuhan Yang Mahakuasa. Mendengar dia mengatakan hal-hal seperti itu membuatku sangat marah, jadi aku bertanya kepadanya, "Kita semua adalah orang yang percaya kepada Tuhan. Mengapa kau tidak menyelidiki firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa dan mencari kehendak Tuhan daripada hanya mengutuk dan menghujat Dia secara membabi buta? Melakukan hal-hal seperti itu menunjukkan bahwa kau tidak memiliki rasa hormat kepada Tuhan di hatimu!" Setelah mengatakan semua ini, aku bergegas keluar. Tak lama kemudian atasanku datang mencariku dan mengatakan kepadaku bahwa aku seharusnya tidak marah kepadanya. Aku berkata, "Aku tidak ingin marah, tetapi kau seharusnya tidak mengatakan hal-hal itu. Hal-hal yang kau katakan yang menghujat, menentang, dan mengutuk Tuhan bukanlah hal-hal yang seharusnya pernah kita katakan sebagai orang percaya, karena semua itu menyinggung Dia. Dari sudut pandangmu, mungkin tampaknya kau sedang melakukan perbuatan baik dengan mendesakku untuk mengubah pikiranku. Namun aku adalah orang dewasa, dan aku memikirkan segala sesuatunya secara rasional. Masalah apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan kembali Tuhan Yesus atau bukan adalah sesuatu yang telah aku cari dan selidiki. Itu bukankah sesuatu yang secara sembarangan aku putuskan untuk dipercayai. Tolong hormati keputusanku, dan jangan mencoba menghentikan atau menghalangiku untuk mencari dan menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman." Atasanku kemudian bertanya apakah aku pernah melihat salah satu kabar angin di TV dan di Internet tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku menjawab, "Hal-hal negatif selalu berasal dari Iblis. Yang kubaca adalah firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan yang kutonton adalah film, video paduan suara, dan video musik yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku tidak menonton apa yang kau tonton. Gereja Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengizinkan jemaatnya untuk melakukan perbuatan jahat, yang justru berkebalikan dari apa yang sedang kalian semua katakan. Tuhan Yang Mahakuasa meminta agar kita menjadi orang jujur dan orang baik yang memiliki perikemanusiaan, hati nurani, dan nalar." Setelah mendengarkan apa yang kukatakan, atasanku bungkam, dan karena tidak ada pilihan lain, dia pergi.
Setelah itu, atasanku mulai menyindirku dan bahkan mulai mengejekku. Aku tahu bahwa dia mengatakan hal-hal ini dalam upaya memaksaku untuk meninggalkan imanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Suatu hari, tiba-tiba dia berkata kepadaku, "Saudari Yun ingin berbicara denganmu ketika dia kembali dari perjalanan bisnisnya." Ketika aku mendengar itu, aku merasa agak kesal dan sedikit gugup. Aku berpikir: "Saudari Yun pasti akan berusaha menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Aku menjadi seorang Kristen setelah mendengarkan khotbahnya dan dia adalah pelanggan VIP di salon kecantikan kami. Jika aku menyinggung dia, atasanku tidak akan senang dan aku akan memiliki lebih banyak masalah untuk rukun dengannya di masa depan." Sementara hari kembalinya Saudari Yun semakin dekat, aku menjadi semakin gugup dan takut. Suatu sore, aku sedang duduk di ruang VIP berdoa kepada Tuhan. Aku baru saja selesai berdoa ketika ponselku berdering. Itu dari atasanku. "Saudari Yun akan datang. Berikan dia perawatan wajah." Aku sama sekali tidak tertarik untuk melakukannya tetapi tidak mungkin aku bisa menolak. Ketika aku kembali ke ruang perawatan, aku memasang rekaman lagu rohani agar dapat menenangkan diri di hadapan Tuhan. Sambil mendengarkan lagu rohani, "Aku Bertekad untuk Mengasihi Tuhan", aku mendengar kalimat ini: "Aku berharap Engkau membuka mata rohku, aku berharap Roh-Mu menjamah hatiku, sehingga di hadapan-Mu aku membuang semua keadaan pasif, dan tidak dibatasi oleh orang, masalah, atau peristiwa apa pun; aku buka hatiku sepenuhnya di hadapan-Mu, sehingga seluruh keberadaanku diabdikan di hadapan-Mu, dan Engkau dapat mengujiku bagaimanapun yang Engkau inginkan. Sekarang, aku tidak memikirkan harapanku, aku juga tidak diikat oleh kematian. Dengan menggunakan hatiku yang mengasihi-Mu, aku ingin mencari jalan kehidupan" (Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru). Firman Tuhan memberiku iman, dan lambat laun aku mulai merasa lebih tenang dan lebih damai. "Benar," pikirku. "Aku tidak boleh dikekang oleh siapa pun, masalah, atau objek apa pun ketika memilih jalan yang benar. Karena aku sudah yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan kembali Tuhan Yesus, aku harus mengikuti-Nya tanpa kebimbangan atau keraguan sedikit pun. Bagaimana atasanku memandang dan memperlakukanku atau bagaimana hubunganku dengan Saudari Yun terbangun, semuanya berada di tangan Tuhan. Aku harus melepaskan diriku dari kekhawatiran dan menaati pengaturan Tuhan." Karena itu, aku pergi menghadapi situasi tersebut dengan kepercayaan diri.
Beberapa menit kemudian, Saudari Yun tiba. Aku berdoa dalam hati kepada Tuhan: "Ya Tuhan Yang Mahakuasa, aku takut dia akan mengatakan sesuatu yang menghujat, menentang, mengutuk dan menyerang-Mu. Aku juga takut dia akan mencoba menggangguku. Kumohon tolong dan lindungi aku, Tuhan." Awalnya, Saudari Yun hanya berbicara tentang perjalanan bisnisnya ke Israel dan betapa suksesnya itu. Namun, akhirnya, dia membahas topik itu secara tidak langsung. "Selama akhir zaman ada banyak Mesias dan nabi palsu yang mencoba menipu orang." Aku tidak ingin mendengarnya mengatakan sesuatu yang akan menghujat Tuhan Yang Mahakuasa, jadi aku memotongnya dengan berkata, "Ya, Tuhan memberi kita pengingat ini agar kita dapat berjaga-jaga terhadap para Mesias palsu yang meniru Tuhan Yesus dengan menunjukkan tanda-tanda dan mukjizat. Namun maksud Tuhan adalah untuk membuat kita mengembangkan ketajaman, bukan untuk membuat kita menolak mendengarkan semua orang yang memberitakan Injil kedatangan kembali Tuhan. Tuhan Yesus berkata: 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku' (Yohanes 10:27). Tuhan akan menuntun kita di jalan yang benar, jadi kita tidak seharusnya hanya khawatir disesatkan oleh para Mesias palsu pada akhir zaman, tetapi juga harus tetap mengingat fakta bahwa Tuhan akan datang kembali pada akhir zaman. Selama kita mencari Tuhan, maka kita akan menemukan manifestasi Tuhan karena Dia telah memberi tahu kita bahwa domba-domba Tuhan dapat mendengar suara Tuhan." Namun Saudari Yun tidak memperhatikan apa yang aku katakan dan hanya mengulangi hal-hal tentang Mesias palsu menipu orang selama akhir zaman dan agar aku harus lebih berhati-hati. Kemudian dia mengatakan lebih banyak hal tentang betapa buruknya Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku mengabaikannya, dan ketika dia melihat bahwa aku tidak akan menjawab, dia berhenti berbicara.
Setelah itu, atasanku masih tidak senang dengan aku percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan terus menyindir dan menyerangku di depan para rekan sekerjaku. Selama masa ini, saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa selalu ada untuk bersekutu dan membagikan firman Tuhan kepadaku sehingga aku dapat memahami kehendak Tuhan. Mereka juga mengatakan kepadaku bahwa Tuhan itu kudus, dan bahwa ketika Tuhan menciptakan manusia, Dia memberi kita kehendak bebas, kebebasan untuk memilih. Mereka mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah memaksa siapa pun untuk melakukan apa pun kecuali hanya mengungkapkan kebenaran yang memberikan makanan rohani bagi kita dan yang membantu kita memahami kehendak-Nya dan membedakan antara yang baik dari yang jahat. Contohnya, Tuhan memberi tahu Adam dan Hawa bahwa mereka boleh memakan buah dari pohon apa pun di Taman Eden kecuali buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, karena jika mereka melakukannya, mereka pasti akan mati! Esensi Tuhan itu baik dan Dia memberi manusia kebebasan untuk memilih; hanya Iblis yang mengendalikan dan memaksa orang, karena Iblis itu jahat. Jadi, menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman adalah keputusan masing-masing individu, dan tak seorang pun yang dipaksa melakukannya. Selain menceritakan kepadaku hal-hal ini, saudara-saudari itu juga menemukan satu bagian firman Tuhan: "Dalam setiap tahap pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri orang, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara orang-orang, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia, atau muncul dari campur tangan manusia. Namun, di balik layar, setiap tahap pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan orang-orang harus berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: Di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap tahap yang Tuhan lakukan di dalam dirimu, terdapat pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada pertempuran. … Ketika Tuhan dan Iblis bertempur di alam rohani, bagaimanakah seharusnya engkau memuaskan Tuhan, dan bagaimanakah cara agar engkau berdiri teguh dalam kesaksianmu bagi-Nya? Engkau harus tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi kepadamu adalah sebuah ujian besar dan merupakan saat ketika Tuhan membutuhkan engkau untuk menjadi kesaksian" ("Hanya Mengasihi Tuhan-lah yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Persekutuan dengan saudara-saudari membantuku memahami bagian ini sedikit. Aku sekarang mengerti bahwa apa pun yang terjadi kepadaku, itu selalu diizinkan oleh Tuhan. Tuhan menggunakan semua situasi ini dengan tujuan mengujiku untuk melihat apakah aku memiliki iman yang sejati kepada-Nya dan untuk membuatku membangun ketajaman. Tuhan ingin aku melihat dengan jelas apa yang berasal dari Dia dan apa yang berasal dari Iblis, dan Dia ingin aku belajar untuk bersandar kepada-Nya dan memandang Dia di masa ujian, untuk memberikan kesaksian bagi Tuhan seperti Ayub, dan dengan demikian mempermalukan Iblis.
Dengan bimbingan firman Tuhan dan bantuan saudara-saudari, aku dapat membangun gambaran yang lebih jelas tentang jalan yang benar, aku menjadi yakin bahwa aku tidak berada di jalan yang salah dengan mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa tetapi justru mengikuti jejak kaki Anak Domba. Saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa mempersekutukan kebenaran dan kehendak Tuhan bersamaku. Mereka menjadi saksi tentang pekerjaan Tuhan yang menyelamatkan umat manusia, dan tentang apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Dia. Mereka tidak pernah berusaha memaksaku untuk memercayai apa pun, melainkan membantuku belajar cara membedakan antara berbagai suara sehingga aku bisa membuat keputusanku sendiri dengan bebas. Namun Saudari Yun dan atasanku percaya pada semua kabar bohong di Internet dan terus-menerus mengatakan hal-hal yang menentang dan menghujat Tuhan agar dapat menghalangi dan memaksaku, serta mencegahku menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Ketika aku tidak menerima sudut pandang mereka, mereka mulai menindas, mengejek, dan menyerangku secara verbal. Namun aku melihat dengan jelas bahwa semua yang mereka katakan dan lakukan berasal dari Iblis, karena menindas, memaksa, dan menyerang orang adalah tindakan yang hanya dapat berasal dari Iblis. Syukur kepada Tuhan! Sekarang aku dapat melihat dengan cepat siapa yang berasal dari Tuhan dan siapa yang dari Iblis, dan aku sekarang memiliki ketajaman terhadap jenis orang seperti ini. Sekarang aku merasakan kelegaan memenuhi hatiku dan beban berat telah diangkat darinya. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena berinkarnasi dalam rupa manusia selama akhir zaman dan mengungkapkan begitu banyak kebenaran sehingga, setiap kali aku diganggu, aku dapat berpaling kepada firman Tuhan untuk memahami kehendak-Nya dan menemukan jalan penerapan. Aku merasa sangat beruntung untuk dapat tumbuh, sedikit demi sedikit, melalui pembekalan firman Tuhan!
Awalnya, aku berpikir bahwa semua masalah itu telah berakhir, jadi aku terkejut ketika ada serangan yang baru dimulai. Suatu hari, aku baru saja selesai memberikan perawatan kecantikan kepada seorang pelanggan ketika atasanku datang dan membawaku ke gedung sebelah. Ketika kami sampai di pintu, dia memberitahuku bahwa Saudari Yun sedang berada di sana menungguku. Aku masuk ke dalam, dan ketika aku melihat bahwa Saudari Yun dan Pendeta Liu serta istrinya berada di sana, aku segera mulai merasa gugup, dan aku sama sekali tidak tahu apa yang akan mereka lakukan. Aku segera berdoa dalam hati kepada Tuhan: "Ya Tuhan, mereka datang untuk berbicara denganku lagi. Kumohon lindungi aku dan tolong aku dengan memberiku hikmat untuk menjawab mereka." Setelah berdoa, aku tidak lagi merasa gugup, dan aku bertanya-tanya: apakah mereka datang untuk memaksaku meninggalkan Tuhan Yang Mahakuasa? Dan jika aku menolak, apakah aku akan kehilangan pekerjaanku? Namun kemudian aku ingat bahwa semuanya berada di tangan Tuhan dan pengaturan Tuhan selalu baik, jadi aku bertekad bahwa, bahkan jika aku kehilangan pekerjaan, aku tetap tidak akan meninggalkan Tuhan Yang Mahakuasa.
Pendeta itu bertanya kepadaku kapan aku mulai percaya kepada Tuhan, dan kemudian berbicara tentang banyak hal yang berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan. Kemudian dia bertanya kepadaku, "Apa kau tahu tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa? Apakah kau masih berhubungan dengan mereka?" Dia kemudian mengatakan banyak hal yang menghujat Tuhan Yang Mahakuasa dan memberikan tuduhan palsu terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku menjadi marah mendengarkannya, dan berkata, "Mengapa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa yang kau gambarkan sama sekali tidak sama seperti yang telah aku ikuti dan ketahui? Kita semua telah melihat banyak hal di Internet. Yang kulihat adalah firman Tuhan Yang Mahakuasa dan film serta video yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, juga kesaksian tertulis tentang pengalaman yang dialami oleh saudara-saudari. Aku juga telah melihat beberapa propaganda negatif, tetapi yang kulihat hanyalah banyak kabar angin dan kebohongan omong kosong dan tidak berdasar. Semua itu tidak dapat menghasilkan bukti yang dapat dipercaya sedikit pun untuk mendukung bahkan salah satu dari kabar bohong itu. Mereka mengarang cerita dari awal atau mengambil kebohongan yang sudah ada dan membumbuinya lalu menyebarkannya lagi. Ini semua adalah kebohongan Iblis, jadi aku tidak percaya dan sama sekali tidak tertarik pada semua itu. Mengapa kalian hanya percaya pada kabar bohong yang negatif tetapi bahkan tidak pernah melihat firman Tuhan di situs Gereja Tuhan Yang Mahakuasa? Tidak seorang pun di antara kalian yang membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, atau menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, melainkan kalian hanya mengutuknya sesuka kalian. Apakah itu hal yang benar untuk dilakukan?" Pendeta itu tidak menjawab pertanyaanku secara langsung melainkan berkata, "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa telah berkembang dengan sangat cepat, dan mereka telah secara aktif pergi ke gereja-gereja lain untuk mencuri jemaat mereka. Jika kau bersikeras percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, kami tidak akan bersikap baik lagi kepadamu. Kami akan memberi tahu semua saudara-saudari di gereja kami bahwa kau sekarang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, jadi lain kali kau datang ke jemaat kami, mereka akan berpikir kau datang untuk mencuri mereka dan mereka akan menolakmu." Dia kemudian mencoba menggunakan beberapa kesaksian palsu untuk menakutiku, tetapi tidak satu pun yang dia katakan memengaruhiku. Bahkan, aku merasa jadi lebih berani dan berkata, "Hal-hal yang sedang kau bicarakan ini, apakah kau telah melihatnya terjadi secara pribadi? Atau sudahkah kau melakukan penyelidikan menyeluruh dan mendapatkan bukti yang kuat? Bukti apa yang kau miliki bahwa para jemaat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa melakukan semua ini? Di mana buktinya? Kau hanya mengambil kabar bohong dan kesaksian palsu yang disebarkan oleh pemerintah PKT (Partai Komunis Tiongkok) dan komunitas agama untuk mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa dan secara keliru menuduh dan mempersalahkan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Apa kau tidak khawatir akan dihukum Tuhan, sama seperti orang Farisi?"
Aku melanjutkan, "Tuhan Yesus menubuatkan ini tentang kedatangan-Nya kembali: 'Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini' (Lukas 17:24-25). Apa artinya ini? Saat ini, seluruh komunitas keagamaan dan pemerintah Komunis Tiongkok yang ateis berusaha sekuat tenaga untuk menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Bukankah ini menggenapi nubuat Tuhan? Bukankah penentangan komunitas keagamaan dan pengutukan terhadap Tuhan Yang Mahakuasa sekarang ini sama persis dengan penentangan dan pengutukan orang Farisi Yahudi terhadap Tuhan Yesus bertahun-tahun yang lalu? Orang Farisi menentang Tuhan Yesus dan menyangkal bahwa Dia adalah Mesias yang dinubuatkan, tetapi murid-murid Tuhan dapat mengenali bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam nubuat dan karena itu mereka mengikuti Dia. Dan kini, kita sekarang mendapati diri kita dalam situasi yang sama persis. Para pendeta dan penatua tidak menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dan mereka menentang dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi domba-domba yang baik di berbagai denominasi dapat mengenali suara Tuhan dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mengakui bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Mengapa bisa begitu? Tuhan Yesus berkata bahwa domba-domba Tuhan dapat mendengar suara Tuhan, dan bahwa kedatangan kembali Tuhan akan memisahkan domba dari kambing. Aku belum lama percaya kepada Tuhan, dan aku tidak mengerti Alkitab dengan baik, jadi aku tidak tahu bagaimana Tuhan akan memisahkan domba dari kambing. Pendeta Liu, kau pernah sekolah Alkitab dan telah menjadi pendeta selama bertahun-tahun sekarang. Mungkin kau akan dapat menjelaskannya dengan baik kepadaku?" Pendeta Liu menatapku dengan marah, karena dia jelas sekali tidak tahu bagaimana menjelaskan ini kepadaku. Yang dia katakan adalah, "Kita orang percaya memperoleh kehidupan kekal karena kita telah dibaptis." Jadi aku berkata, "Apa? Semudah itukah memperoleh hidup yang kekal? Jadi semua orang yang telah datang ke gerejamu dan dibaptis akan memasuki kerajaan surga? Apakah itu selaras dengan apa yang dikatakan Tuhan? Apakah mereka semua adalah orang yang datang kepada Tuhan dengan hati yang tulus? Apakah mereka semua menaati kehendak Bapa surgawi? Setiap khotbah di gereja menyinggung tentang memberikan persembahan, tetapi Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa memberikan persembahan sama dengan mengasihi Tuhan. Jadi, apa artinya mengasihi Tuhan?" Pendeta Liu menjawab, "Banyak membaca Alkitab dan banyak berdoa artinya mengasihi Tuhan." Walaupun aku tidak tahu apa arti sesungguhnya mengasihi Tuhan, aku tahu adalah bodoh untuk berkata bahwa membaca Alkitab dan banyak berdoa artinya mengasihi Tuhan. Orang Farisi banyak membaca Alkitab dan banyak berdoa, tetapi dapatkah dikatakan bahwa mereka mengasihi Tuhan? Jika mereka mengasihi Tuhan, lalu mengapa mereka menghujat dan mengutuk Dia, dan memakukan Dia di kayu salib? Tampak bagiku bahwa pendeta itu sama sekali tidak mengerti apa artinya mengasihi Tuhan. Para pendeta mungkin memahami pengetahuan alkitabiah dan teori-teori teologis, tetapi itu tidak berarti bahwa mereka memahami kebenaran! Namun aku hanya bisa menyalahkan diriku sendiri karena sebelumnya tidak memiliki cukup ketajaman dan terlalu mengagumi mereka.
Ketika aku menyadari hal ini, aku merasa tidak ada gunanya melanjutkan perdebatan dengan Pendeta Liu, jadi aku berhenti berbicara. Namun pendeta itu memiliki banyak hal lagi untuk dikatakan. "Apa kau tahu bahwa mereka mengatakan Tuhan telah datang kembali berinkarnasi sebagai seorang perempuan untuk melakukan pekerjaan Tuhan?" Aku menjawab, "Rupa apa yang Tuhan ambil ketika Dia datang kembali dan berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan adalah urusan Tuhan. Kita hanyalah makhluk tidak berarti yang sangat kecil yang diciptakan oleh Tuhan, jadi bagaimana mungkin kita dapat membuat aturan untuk pekerjaan Tuhan? Dalam Alkitab dikatakan: 'Atau siapa yang telah menjadi penasihat-Nya?' (Roma 11:33–34). Firman Tuhan Yang Mahakuasa berkata: 'Manusia seharusnya tidak mendefinisikan pekerjaan Tuhan. Lagi pula, manusia memang tidak dapat mendefinisikan pekerjaan Tuhan. Di mata Tuhan, manusia lebih kecil daripada semut, jadi bagaimana mungkin manusia dapat memahami pekerjaan Tuhan?' (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu dan hikmat Tuhan melampaui segalanya, jadi bagaimanapun Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak perlu meminta izin terlebih dahulu kepada manusia!" Melihat bahwa mereka tidak memiliki minat sedikit pun dalam mencari dan menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, tetapi hanya ingin mencari-cari kesalahan dan mencari peluang untuk menyerang dan menghujat Tuhan serta menghalangiku menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan pembicaraan. Akhirnya, aku bertanya kepada mereka, "Apa kalian pernah berpikir tentang bagaimana kedatangan kalian ke salon hari ini akan memengaruhi pekerjaanku di sini?" Yang mengejutkanku, pendeta itu berbohong kepadaku dan berkata, "Atasanmu tidak tahu-menahu tentang percakapan ini." Sebelumnya, aku pasti akan sangat terkejut mendengar pendeta ini—seorang yang berkhotbah dan mengajar orang serta mengetahui Alkitab dengan sangat baik—dapat dengan begitu saja mengatakan kebohongan. Namun setelah baru saja mendengar mereka mengarang kebohongan yang menghujat Tuhan, aku sama sekali tidak terkejut. Perilaku ini sangat normal bagi mereka. Aku tidak bisa tidak teringat firman Tuhan Yesus: "Engkau adalah anak bapamu yang jahat dan keinginan bapamu itu yang engkau lakukan. Ia adalah pembunuh sejak awal, dan tidak hidup dalam kebenaran, karena tidak ada kebenaran di dalamnya. Ketika ia berbohong, ia berbicara dari dirinya sendiri: karena ia adalah pendusta, dan bapa dari segala dusta" (Yohanes 8:44). Dalam hati aku berkata kepada Tuhan: "Terima kasih, Tuhan! Kau telah mengizinkan peristiwa ini terjadi kepadaku hari ini sehingga aku dapat melihat bahwa mereka tidak memiliki pemahaman tentang kebenaran, dan bahwa mereka adalah para pembohong yang dengan berani menyebarkan kebohongan dan menipu orang. Sungguh, mereka adalah orang Farisi yang munafik." Tidak ada lagi yang bisa kukatakan kepada mereka dan aku ingin segera pergi dari situ.
Melihatku tidak berminat untuk melanjutkan pembicaraan, Saudari Yun berkata kepadaku, "Yixin, kau harus memikirkan anak-anak dan orang tuamu." Aku menjawab, "Mereka semua baik-baik saja, dan kami semua baik-baik saja. Aku percaya kepada satu-satunya Tuhan yang benar, Pencipta segala sesuatu. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Tuhan adalah Tuhan yang mengasihi dan menyelamatkan manusia, dan dengan berkat dan bimbingan Tuhan, keluargaku akan menjadi semakin baik." Pendeta itu dan Saudari Yun ingin berdoa untukku, tetapi aku menolak. Pastor Liu mengakhiri dengan sebuah peringatan: "Kalau kau tidak meninggalkan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, maka kau akan dikucilkan dari gereja kami!" Aku berpikir: "Dan seperti apa gereja hari-hari ini? Ini seperti bait suci ketika Tuhan Yesus pertama kali memulai pekerjaan-Nya: tidak lain adalah sarang penyamun. Semua ibadah itu tidak memberikan makanan rohani, jadi apa ruginya bagiku?" Aku sudah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, mengikuti jejak kaki Anak Domba, dan telah datang di hadapan takhta Tuhan. Aku diberi air kehidupan yang berasal dari Kristus dan menikmati disirami firman muka ke muka dan digembalakan oleh Tuhan. Aku adalah perempuan paling bahagia di bumi, dan sekarang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa adalah rumahku yang sesungguhnya.
Firman Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Segala sesuatu yang telah diatur sekarang ini bertujuan melatihmu sehingga engkau semua dapat bertumbuh dalam kehidupanmu, untuk membuat rohmu peka dan tajam, membuka mata rohanimu, dan membuat engkau mengenali hal-hal yang berasal dari Tuhan" ("Bab 13, Perkataan Kristus pada Awal Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Aku bersyukur kepada Tuhan karena telah mengasihani aku dan menggunakan gangguan dari kekuatan keagamaan untuk memungkinkanku membangun ketajaman. Aku melihat betapa penuh kebohongannya para pendeta agamawi itu, bagaimana mereka menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan bagaimana mereka tidak memiliki sedikit pun rasa hormat kepada Tuhan. Aku melihat bagaimana jemaat mereka berpegang teguh pada jalan mereka yang berdosa, bagaimana mereka mengikuti tren dan adibusana duniawi, bagaimana mereka saling menipu, dan bagaimana mereka sama sekali tidak berperilaku seperti orang yang percaya kepada Tuhan. Semua ini membuatku semakin yakin bahwa komunitas keagamaan tidak lagi memiliki pekerjaan Roh Kudus, bahwa komunitas itu diliputi kegelapan dan di bawah kendali Iblis. Pada saat yang sama, aku dapat melihat bahwa saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa mengejar kebenaran dan berusaha mengenal Tuhan di bawah bimbingan firman Tuhan dan, ketika mereka menghadapi kesulitan, mereka berusaha menggunakan firman Tuhan untuk menyelesaikan semua masalah mereka. Di dalam Gereja Tuhan Yang Mahakuasa ada seluruh kebenaran, firman Tuhan, dan Roh Kudus yang memerintah. Firman Tuhan Yang Mahakuasa harus terlaksana, dan apa yang difirmankan akan digenapi. Tidak seorang pun yang mampu menghalangi apa yang Tuhan ingin capai, dan ini adalah fakta yang tidak dapat dipungkiri! Firman Tuhan Yang Mahakuasa sungguh adalah kebenaran, dan Tuhan Yang Mahakuasa adalah manifestasi dari Tuhan atas ciptaan. Aku ingin mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa sepanjang sisa hidupku!
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Di Tengah Bencana, Aku Melihat Tangan Tuhan
Oleh Saudari Ying Xin, Beijing
15 Agustus 2012
Pada 22 Juli 2012, sehari setelah banjir di Beijing pada 21 Juli, aku bergegas mengunjungi seorang saudari yang baru saja menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dua bulan sebelumnya. Tak lama setelah aku memasuki desanya, pemandangan yang kulihat di hadapanku membuatku terpana! Aku melihat jalan-jalan telah ambruk, memperlihatkan fondasinya di bawah aspal. Di mana-mana ada pecahan-pecahan batu yang jatuh dari gunung.
 Beberapa dari batu yang jatuh itu adalah batu-batu besar yang berbobot beberapa ton. Lumpur menumpuk setinggi tiga puluh sentimeter, dan air hujan yang mengalir dari lereng gunung telah terbentuk menjadi sungai kecil…. Seluruh desa dalam kekacauan total, benar-benar tak dapat dikenali.
Aku berjalan melewati desa itu, dan saat setengah jalan naik ke gunung, aku melihat Saudari Li (saudari baru itu). Dia menjelaskan kepadaku bagaimana bencana itu telah terjadi.
Pada malam tanggal 21, suami saudari ini sedang memasak di sebuah gudang kecil di sebelah rumah batu mereka. Mereka berdua sedang bercengkerama dan tertawa bersama, tidak pernah membayangkan betapa mengerikannya hujan badai ini. Ketika saudari itu mendapati air sudah masuk ke sepatu karet setinggi lutut yang dia kenakan, tiba-tiba dia merasakan firasat buruk. Dia berteriak, "Kita ada dalam bahaya! Cepat, ayo kita lari ke atas gunung!" Begitu dia mengatakan ini, mereka melihat luapan air mengalir deras menuruni bukit, menggenangi tanah sedalam satu meter. Pada saat itu, saudari itu sangat ketakutan; dalam keadaan mendesak, dia menarik suaminya dan mulai memanjat lereng dengan menaiki beberapa pohon di belakang rumah. Hanya sekitar satu menit setelah mereka mencapai tanah yang lebih tinggi, aliran air yang deras menyembur dari gunung menyebabkan tanah longsor yang menjatuhkan bebatuan dan batu-batu besar serta serpihan-serpihan batu. Skuter listrik, sepeda, serta gudang kecil di halaman, dan bahkan salah satu sudut dari rumah batu itu, tiba-tiba tersapu bersih oleh arus yang deras itu.
Setelah itu, saudari itu berkata, "Sementara aku menyaksikan semua itu tersapu bersih, aku tidak merasa takut; sebaliknya, di hatiku, aku merasa sangat tenang dan damai. Meskipun barang-barang kami lenyap, aku masih memiliki Tuhan. Karena kekuatan arus sangat besar, siapa pun yang jatuh ke dalamnya pasti akan mati—tetapi kami baik-baik saja. Ini karena Tuhan Yang Mahakuasa menyelamatkan kami." Ketika saudari itu pulang untuk membereskan rumahnya, dia secara tak sengaja menemukan buku Pilihan dari Catatan Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan miliknya di atas tempat tidur, sama sekali utuh dan tidak rusak. Air tidak merendam tempat tidur atau membuat buku itu basah, meskipun semua barang lainnya di ruangan itu, termasuk meja dan kursi, sedang mengambang. Saudari itu berkata dengan penuh semangat, "Tuhan dengan sengaja meninggalkan buku ini untukku. Mulai hari ini dan seterusnya, aku harus melakukan yang terbaik untuk mengikuti-Nya!" Dia juga mengatakan bahwa biasanya, setelah pulang kerja dan berganti pakaian, dia hanya akan meletakkan pakaiannya di mana saja, tetapi pada hari itu dia malah telah menggantungnya. Baru kemudian saat memilah-milah barang-barangnya, dia menemukan ada dua ribu yuan yang tersisa di saku pakaiannya. Ini semua berkat perlindungan Tuhan. Ketika aku dan saudari itu berjalan di belakang gudangnya yang penuh jamur, kami melihat sebuah pemandangan yang bahkan lebih menakjubkan: jalan yang mengarah dari gudang ke area vila dipenuhi dengan tumpukan bebatuan dan batu-batu besar setinggi tiga puluh atau empat puluh sentimeter; ini telah menghalangi arus deras yang menyembur dari gunung untuk membanjiri gudang dan rumah batunya, dan membuat arus deras itu menabrak tumpukan batu itu dan menghentikannya. Banjir dan batu-batu itu tampak seakan-akan memiliki mata. Perbuatan Tuhan sungguh ajaib!
Sebenarnya, tujuan Tuhan dalam bencana bukanlah untuk sepenuhnya memusnahkan umat manusia, melainkan memakai bencana untuk menyadarkan jiwa kita dan memungkinkan kita semua untuk melihat kehidupan di tengah-tengah bencana, dan dengan demikian melepaskan diri kita dari cengkeraman Iblis dan kembali kepada Tuhan untuk menerima keselamatan dan perlindungan-Nya. Pada saat yang sama, Tuhan ingin memakai bencana untuk membuat kita sungguh-sungguh mengenal Dia, melihat perbuatan-Nya, dan untuk didapatkan oleh Tuhan. Ini adalah kasih dan kemurahan Tuhan bagi kita manusia. Lirik nyanyian pujian dari perkataan Tuhan, "Tuhan Turun Dengan Penghakiman," berbunyi sebagai berikut: "Saat turun ke negara naga merah besar, wajah Tuhan hadap semesta yang mulai gentar. Adakah tempat tanpa penghakiman-Nya? Tidak hidup dalam bencana-Nya? Ada bencana di s'mua tempat yang Dia datangi, tapi Dia b'ri kes'lamatan dan kasih-Nya. Tuhan mau banyak orang kenal Dia, lihat dan hormati-Nya. Lama m'reka tak lihat Dia, kini Dia nyata. Saat turun ke negara naga merah besar, wajah Tuhan hadap semesta yang mulai gentar. Adakah tempat tanpa penghakiman-Nya? Tidak hidup dalam bencana-Nya? Ada bencana di s'mua tempat yang Dia datangi, tapi Dia b'ri kes'lamatan dan kasih-Nya. Tuhan mau banyak orang kenal Dia, lihat dan hormati-Nya. Lama m'reka tak lihat Dia, kini Dia nyata."
Saudara-saudari, pada masa bencana yang sering terjadi ini, bagaimana seharusnya kita memilih jalan kita? Bagaimana seharusnya kita menjalani posisi terakhir kita sambil tetap memperhatikan kehendak Tuhan? Semakin besar bencana itu, Tuhan semakin gelisah. Kiranya kita semua dapat memahami pikiran dan maksud-Nya yang baik, sehingga kita dapat secara aktif berinisiatif untuk bekerja sama dengan Tuhan, menerima panggilan Tuhan dan amanat agung-Nya, membawa lebih banyak jiwa ke hadapan-Nya, dan, pada saat terakhir dan penting, mempersembahkan seluruh keberadaan kita kepada-Nya dengan menyebarkan Injil kerajaan!
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Penderitaan dan Ujian─Berkat-Berkat yang Tuhan Karuniakan
Wang Gang Provisi Shandong
Aku adalah seorang petani dan karena keluargaku miskin, aku selalu harus bepergian ke sana kemari untuk menemukan pekerjaan sementara guna mendapatkan uang; kupikir aku dapat mencari penghidupan yang baik bagi diriku sendiri melalui pekerjaan fisik.
Akan tetapi, pada kenyataannya, aku melihat bahwa tidak ada jaminan atas hak-hak hukum pekerja migran sepertiku; gajiku seringkali ditahan untuk alasan yang tidak jelas. Berkali-kali aku dicurangi dan dimanfaatkan oleh orang lain. Setelah setahun bekerja keras, aku tidak menerima jumlah yang semestinya kuterima. Aku merasa dunia ini begitu gelap! Manusia memperlakukan satu sama lain seperti binatang, di mana yang kuat memangsa yang lemah; mereka saling bersaing, saling memukul, dan aku semata-mata tidak mampu untuk terus hidup seperti ini. Dalam rasa sakit yang begitu hebat dan jiwa yang sangat tertekan, dan pada saat aku telah kehilangan keyakinan dalam hidupku, seorang teman membagikan kepadaku keselamatan Tuhan Yang Mahakuasa. Sejak saat itu, aku berkumpul, berdoa dan menyanyi dengan saudara-saudari secara berkala; kami membahas kebenaran dan menggunakan kelebihan kami untuk saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Aku merasa sangat bahagia dan terbebaskan. Di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, aku melihat bahwa saudara-saudariku tidak mencoba mengecoh satu sama lain atau menciptakan perbedaan sosial; mereka semua benar-benar terbuka dan rukun satu sama lain. Semua orang ada untuk mencari kebenaran dengan giat guna membuang watak mereka yang rusak dan hidup layaknya manusia serta memperoleh keselamatan. Ini memungkinkan aku untuk mengalami kebahagiaan dalam hidupku dan memahami arti penting dan nilai kehidupan. Oleh karena itu, aku memutuskan bahwa aku harus menyebarkan Injil dan memungkinkan lebih banyak orang yang hidup dalam kegelapan untuk datang ke hadapan Tuhan guna menerima keselamatan dari-Nya dan kembali melihat terang. Akibatnya, aku bergabung dengan jajaran orang-orang yang memberitakan Injil dan bersaksi bagi Tuhan. Namun, tanpa diduga-duga aku ditahan oleh pemerintah PKT (Partai Komunis Tiongkok) karena mengkhotbahkan Injil dan aku pun menderita penyiksaan yang sangat brutal, perlakuan kejam dan pemenjaraan.
Pada sore hari di musim dingin tahun 2008, saat aku dan dua orang saudari sedang bersaksi mengenai pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepada seorang target penginjilan, kami dilaporkan oleh orang-orang jahat. Enam orang petugas kepolisian menggunakan alasan perlunya memeriksa izin tinggal kami untuk mendobrak masuk ke dalam rumah target penginjilan tersebut. Saat mereka memasuki pintu, mereka berteriak: "Jangan bergerak!" Dua orang polisi yang jahat itu terlihat tidak waras saat memukuli aku; salah satunya menarik baju di dadaku dan yang satunya lagi memegang lenganku dan mengerahkan segenap kekuatannya untuk mengunci tanganku di belakang, lalu ia bertanya dengan galak: "Apa yang sedang kau lakukan? Dari mana asalmu? Siapa namamu?" Aku pun balas bertanya "Apa yang kau lakukan? Untuk apa kau menahan aku?" Saat mereka mendengar aku berkata demikian, mereka menjadi sangat marah dan berkata dengan agresif: "Tidak penting apa alasannya, kaulah yang sedang kami cari dan kau harus ikut dengan kami!" Setelah itu, polisi yang jahat itu membawa aku dan kedua saudariku, memasukkan kami ke dalam mobil polisi dan membawa kami ke kantor polisi setempat.
Setelah kami sampai di kantor polisi, polisi jahat itu membawa aku dan mengunciku di dalam ruangan yang kecil; mereka memerintahkan kepadaku untuk meringkuk di lantai dan mengatur empat orang untuk mengawasiku. Karena aku jongkok untuk waktu yang lama, aku menjadi sangat lelah dan tidak tahan lagi. Saat aku mencoba berdiri, polisi jahat itu bergegas datang dan mendorong kepalaku ke bawah agar tidak dapat berdiri. Baru setelah malam tiba mereka datang untuk menggeledahku dan mengizinkan aku berdiri; ketika mereka tidak menemukan apa pun dalam penggeledahan itu, mereka semua pergi. Tak berapa lama kemudian, aku mendengar teriakan mengerikan dari seseorang yang sedang disiksa di ruangan sebelah, dan pada saat itu aku menjadi sangat takut: aku tidak tahu siksaan dan perlakuan kejam apa yang akan mereka lakukan terhadapku nanti! Aku mulai bergegas berdoa kepada Tuhan dalam hatiku: "Ya Tuhan Yang Mahakuasa, sekarang aku sangat takut, aku mohon agar Engkau memberikanku iman dan kekuatan, jadikan aku kokoh dan berani sehingga dapat menjadi saksi bagi-Mu. Jika aku tidak mampu menahan siksaan dan perlakuan kejam mereka, jika aku harus bunuh diri dengan menggigit lidahku sendiri, aku tidak akan pernah mengkhianati-Mu seperti Yudas!" Setelah berdoa, aku merenungkan firman Tuhan, "Jangan takut, Tuhan Semesta Alam Yang Mahakuasa pasti akan bersamamu; Dia menolongmu dan Dia adalah perisaimu" ("Bab 26, Perkataan Kristus pada Awal Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Ya, Tuhan Yang Mahakuasa adalah penopangku dan Ia ada bersamaku; apa lagi yang perlu kutakutkan? Aku harus bergantung kepada Tuhan untuk melawan Iblis. Firman Tuhan menghilangkan perasaan takut dari dalam hatiku, dan hatiku pun dibebaskan.
Malam itu, empat orang polisi yang sangat jahat datang dan salah satunya menunjuk aku dan berteriak: "Kita tentunya sudah menangkap ikan besar! Kalian orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa mengganggu ketertiban masyarakat dan menghancurkan hukum nasional…" Ia berteriak sambil mendorongku ke ruang penyiksaan di lantai dua, dan memerintahkan kepadaku untuk jongkok. Ruang penyiksaan itu dilengkapi dengan segala jenis alat penyiksaan seperti tali, tongkat kayu, pentungan, cambuk, senapan, dll. Semuanya diletakkan dengan sembarangan. Dengan alis mengernyit dan mata yang bersinar-sinar, seorang polisi jahat menjambak rambutku dengan satu tangan, dan memegang pentungan listrik, yang mengeluarkan bunyi "kejutan listrik dan letupan" yang berisik di tangan satunya, dan menanyakan informasi dengan ancaman: "Berapa banyak orang di gerejamu? Di mana kalian bertemu? Siapa pemimpinnya? Berapa banyak orang di wilayah ini yang mengabarkan injil? Ayo bicara! Kalau tidak, kau akan merasakan akibatnya!" Aku melihat ke arah bahaya pentungan listrik yang semakin dekat dan sekali lagi melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi dengan alat-alat penyiksaan; aku tidak kuasa menahan perasaan gugup dan takut. Aku tidak tahu apakah aku akan sanggup menahan siksaan ini. Pada titik yang kritis inilah, aku teringat firman Tuhan Yang Mahakuasa, yang berkata: "Engkau juga harus minum dari cawan yang telah Aku minum (inilah yang Ia katakan setelah kebangkitan), engkau juga harus berjalan di jalan yang telah Aku tempuh … " ("Cara Petrus Mengenal Yesus" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Aku sadar bahwa ini adalah sesuatu yang Tuhan percayakan kepada kita dan inilah jalan hidup yang telah Tuhan tetapkan secara pribadi bagi kita. Dalam menjalani iman kepada Tuhan dan mencari kebenaran, kita tentunya harus melewati penderitaan dan perasaan frustrasi. Hal ini tak terhindarkan, dan pada akhirnya kesulitan-kesulitan ini mendatangkan berkat dari Tuhan. Hanya melalui penderitaanlah orang-orang dapat menerima jalan kebenaran yang dikaruniakan oleh Tuhan, dan kebenaran ini adalah hidup kekal, yang dikaruniakan oleh Tuhan. Aku harus berjalan mengikuti jejak langkah Tuhan dan menghadapi hal ini dengan berani; Aku tidak boleh takut atau gentar. Saat memikirkan hal ini, hatiku mengeluarkan semacam kekuatan dan aku berkata dengan lantang: "Aku hanya percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, aku tidak tahu apa-apa lagi selain itu!" Saat polisi jahat mendengar perkataanku, mukanya memerah dan dengan ganas ia menolok sebelah kiri dadaku dengan tongkat listrik. Ia menyetrumku selama hampir satu menit. Aku langsung merasa seakan-akan darah di dalam tubuhku mendidih; aku berada dalam kesakitan yang luar biasa dari ujung kepala hingga kaki dan aku pun berguling-guling di lantai sambil berteriak tanpa henti. Ia masih belum mau berhenti dan tiba-tiba menyeretku dan menggunakan tongkat untuk mengangkat daguku, sambil berteriak: "Ayo bicara! Kau tidak mau mengakui apa-apa?" Ia berteriak dan menekan bagian kanan dadaku dengan tongkat listrik. Aku tersengat dengan sangat parah hingga gemetar dari kepala hingga kaki. Selanjutnya aku merasa amat kesakitan hingga tergeletak pingsan tak bergerak di lantai. Aku tidak tahu berapa lama, tetapi aku bangun saat mendengar polisi jahat itu berkata: "Kau pura-pura mati ya? Kau pura-pura! Ayo terus saja pura-pura!" Mereka kembali menekan tubuhku dengan tongkat di bagian wajah dan menendang pahaku. Setelah itu mereka menyeretku dan bertanya dengan galak: "Kau mau beritahu apa tidak!?" Aku tetap tidak menjawab. Polisi jahat itu lalu dengan kejam memukuli wajahku dengan kepalan tangan mereka dan satu gigiku copot, sementara satu gigi lainnya hampir tanggal. Bibirku mulai berdarah. Dalam menghadapi siksaan luar biasa oleh setan-setan ini, aku hanya takut bahwa aku akan mengkhianati Tuhan karena tidak kuasa menahan siksaan mereka. Pada saat itu, aku kembali teringat akan firman Tuhan, "Mereka yang berkuasa mungkin tampak ganas dari luar, tetapi jangan takut, karena ini disebabkan engkau semua memiliki sedikit iman. Selama imanmu tumbuh, tidak akan ada yang terlalu sulit" ("Bab 75, Perkataan Kristus pada Awal Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Firman Tuhan kembali memberiku iman dan kekuatan, dan aku sadar bahwa meskipun polisi jahat di hadapanku membabi buta dan bertindak sembarangan, mereka sebenarnya diatur oleh tangan Tuhan. Pada saat itu, Tuhan sedang menggunakan mereka untuk menguji imanku. Selama aku bersandar pada iman dan mengandalkan Tuhan dan tidak menyerah kepada mereka, mereka pada akhirnya akan gagal dan merasa malu. Saat memikirkan hal ini, aku menghimpun segenap kekuatan di tubuhku dan menjawab dengan lantang: "Kenapa kau membawaku ke sini? Kenapa kau menyetrumku dengan tongkat listrik? Memang kejahatan apa yang telah aku lakukan?" Polisi jahat itu tiba-tiba tidak bisa berkata apa-apa dan hati nuraninya merasa bersalah. Ia mulai terbata-bata: "Aku … aku … Memang aku seharusnya tidak boleh membawamu ke sini?" Lalu ia pergi dengan menunduk malu. Saat melihat situasi memalukan akibat dilema si Iblis, hatiku tergerak dan aku pun menangis. Dalam keadaan yang berat ini, aku benar-benar mengalami kuasa dan otoritas firman Tuhan Yang Mahakuasa. Asalkan firman Tuhan diterapkan dan diikuti, Tuhan akan menjaga serta melindungimu dan kuasa Tuhan akan menyertaimu. Di saat yang sama, aku merasa begitu berutang kepada Tuhan karena sedemikian kecil iman yang kumiliki. Setelah itu, seorang polisi bertubuh tinggi masuk dan mendekatiku serta berkata: "Kau hanya perlu memberi tahu kami di mana keluargamu tinggal dan berapa banyak orang dalam keluargamu, dan kami akan membebaskanmu." Saat ia melihat bahwa aku tidak mau berkata apa-apa, mukanya menjadi merah dan ia memegang tanganku dan memaksakan cap tanganku di atas kesaksian lisan yang telah mereka tulis. Aku melihat bahwa kesaksian lisan itu bukanlah apa yang sudah kukatakan kepada mereka, melainkan bukti yang terang-terangan dipalsukan. Aku merasakan kemarahan besar yang pada tempatnya dan aku lalu mengambil kertas itu dan merobeknya. Polisi yang jahat itu langsung mengamuk dan meninju bagian kiri wajahku. Ia lalu menamparku dua kali begitu keras hingga aku merasa pusing. Setelah itu mereka kembali memasukkan aku ke ruangan kecil tadi.
Setelah kembali ke ruangan kecil, aku memar-memar dan remuk redam, dan rasa sakitnya tak tertahankan. Hatiku dipenuhi dengan perasaan sedih dan lemah: mengapa orang-orang percaya harus menderita seperti ini? Aku mengkhotbahkan Injil dengan maksud baik, agar orang-orang dapat mencari kebenaran dan diselamatkan, dan tak diduga-duga aku menderita penganiayaan ini. Saat memikirkannya, aku semakin merasa diperlakukan tidak adil. Di tengah-tengah kesakitanku, aku teringat akan firman Tuhan: "Karena engkau adalah manusia, engkau harus mengorbankan diri untuk Tuhan dan menanggung semua penderitaan! Engkau harus dengan senang hati dan pasti menerima penderitaan kecil yang engkau alami hari ini dan menjalani kehidupan yang bermakna, seperti Ayub, seperti Petrus. … Engkau semua adalah orang-orang yang mengejar jalan yang benar, yang mencari peningkatan. Engkau semua adalah orang-orang yang bangkit di negeri si naga merah besar, orang-orang yang Tuhan sebut sebagai orang benar. Bukankah itulah kehidupan yang paling berarti?" ("Penerapan (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Firman Tuhan Yang Mahakuasa menyentuh hatiku. Ya, Tuhan telah menyiramiku dan memenuhiku dengan firman hidup-Nya yang berlimpah, Ia telah mengizinkan aku menikmati kasih karunia-Nya yang berlimpah secara gratis dan memungkinkan aku untuk mengetahui misteri dan kebenaran yang tidak diketahui oleh siapa pun sejak generasi-generasi di masa lampau. Ini adalah anugerah istimewa yang diberikan oleh Tuhan kepadaku. Aku harus bersaksi bagi-Nya dan menahan semua rasa sakit bagi-Nya. Kesakitan sebesar apa pun layak kutanggung, karena itu adalah hal yang paling berharga dan bermakna! Hari ini, aku dianiaya karena mengkhotbahkan Injil dan tidak bersedia menanggung rasa sakit secara fisik karenanya; aku merasa diperlakukan tidak adil dan tidak rela. Bukankah aku telah membuat Tuhan sedih dengan berlaku seperti ini? Bukankah aku tidak memiliki hati nurani? Bagaimana mungkin aku layak menerima anugerah Tuhan yang penuh pengampunan dan makanan kehidupan dari-Nya? Pelbagai generasi orang kudus telah memberi kesaksian yang kuat dan bergaung bagi Tuhan karena mereka mengikuti jalan Tuhan; mereka menjalani hidup dengan penuh makna. Hari ini aku telah memiliki semua firman Tuhan ini, jadi bukankah aku seharusnya mempersembahkan lebih banyak kesaksian yang indah bagi Tuhan? Saat merenungkan hal ini, rasa sakit di sekujur tubuhku terasa berkurang, dan aku tahu pasti bahwa firman Tuhan-lah yang memberikanku kekuatan hidup, sehingga aku dapat mengatasi kelemahan dagingku.
Keesokan harinya, polisi jahat itu kehabisan strategi untuk dicoba. Mereka mengancamku dan berkata: "Kau tidak mau bicara? Kalau begitu kami akan memenjarakanmu!" Setelah itu mereka mengirimku ke pusat tahanan. Di pusat tahanan, polisi jahat itu terus menggunakan segala jenis metode penyiksaan terhadapku dan sering menghasut narapidana lainnya untuk memukuli aku. Di tengah-tengah hawa musim dingin yang menusuk, mereka menyuruh para narapidana menyiramiku dengan air dingin dan memaksaku mandi dengan air dingin. Aku gemetar kedinginan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Di tempat ini, para narapidana adalah mesin pencari uang bagi pemerintah dan tidak memiliki hak hukum. Mereka tidak punya pilihan selain bertahan hidup di sel yang penuh sesak dan dimanfaatkan layaknya budak. Penjara itu memaksaku mencetak uang kertas yang digunakan sebagai sesajen bakaran untuk orang mati sepanjang hari dan aku diharuskan bekerja lembur di malam hari. Jika aku berhenti untuk istirahat, seseorang akan menghampiri dan memukuliku. Awalnya, mereka membuat aturan bahwa aku harus mencetak 2000 kertas setiap harinya, lalu mereka menaikkannya menjadi 2.800 kertas per hari, dan akhirnya 3.000. Jumlah ini mustahil bagi orang yang sudah berpengalaman, apalagi bagiku yang tidak punya pengalaman. Pada kenyataannya, mereka sengaja mengatur agar aku tidak bisa menyelesaikannya sehingga mereka punya alasan untuk menyiksa dan menghancurkan aku. Setiap kali aku tidak bisa memenuhi kuota, polisi jahat itu akan memasang belenggu seberat lebih dari 5 kg pada kakiku, dan mereka memborgol tangan dan kakiku. Aku hanya bisa duduk sambil menundukkan kepala dengan pinggang yang bengkok, kalau tidak aku tidak akan bisa bergerak. Selain itu, polisi yang tidak manusiawi dan tidak punya perasaan itu tidak pernah bertanya atau memedulikan kebutuhan dasarku. Meskipun ada toilet di dalam sel penjara, aku sama sekali tidak bisa menghampiri dan menggunakannya; aku hanya bisa memohon kepada teman satu sel untuk mengangkatku ke atas toilet. Kalau mereka narapidana yang agak baik, mereka akan menarikku berdiri; tetapi jika tidak ada yang membantuku, aku terpaksa buang air besar di celana. Waktu yang paling menyakitkan adalah saat makan, karena tangan dan kakiku diborgol jadi satu. Aku hanya bisa sekuat tenaga menundukkan kepalaku dan mengangkat tangan dan kakiku. Hanya inilah caraku bisa menaruh roti gulung ke dalam mulutku. Aku menghabiskan banyak energi untuk setiap gigitan. Borgol-borgol itu membuat tangan dan kakiku lecet dan sangat sakit. Setelah beberapa lama, kulit pergelangan tangan dan kakiku menjadi hitam mengilap dan kapalan. Seringkali aku tidak bisa makan saat diborgol, dan terkadang para narapidana akan memberiku dua roti gulung kecil. Mereka lebih sering memakan bagianku dan aku terpaksa bertahan dengan perut kosong. Jatah minumku bahkan lebih sedikit lagi; awalnya, setiap orang hanya diberi dua mangkuk air per hari, tetapi aku diborgol dan tidak dapat bergerak, jadi aku jarang bisa minum air. Siksaan yang tidak manusiawi itu sungguh tak terperi. Aku menderita seperti ini sebanyak total empat kali dan setiap kalinya aku diborgol selama minimal tiga hari hingga maksimal delapan hari. Setiap kali rasa lapar itu tak tertahankan, aku akan mengingat-ingat firman yang Tuhan ucapkan di masa lalu: "Manusia hidup bukan hanya dari roti, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan" (Matius 4:1-4). Aku sedikit demi sedikit mulai menyadari bahwa Tuhan ingin firman-Nya "Tuhan lakukan adalah mengubah firman menjadi hidup" menjadi nyata dalam hidupku melalui penderitaan oleh Iblis. Saat memahami kehendak Tuhan, hatiku dibebaskan dan aku berdoa kepada Tuhan dalam damai dan mencoba memahami firman Tuhan. Tanpa disadari aku tidak lagi merasa begitu sakit atau lapar. Ini benar-benar membuatku merasa bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, jalan dan hidup dan tentunya fondasi tempatku bergantung untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, imanku kepada Tuhan tanpa disadari meningkat. Aku ingat suatu waktu ketika sipir penjara dengan sengaja menganiaya dan memborgolku. Selama tiga hari tiga malam aku tidak minum setetes air pun. Narapidana yang diborgol di sebelahku berkata: "Dulu ada pemuda yang diborgol dan dibiarkan kelaparan hingga mati seperti ini. Aku lihat kau belum makan apa pun selama beberapa hari tapi masih bersemangat." Saat mendengar kata-katanya, aku berpikir bahwa meskipun belum makan ataupun minum selama tiga hari tiga malam, aku tidak merasakan sakitnya rasa lapar. Aku sungguh merasa bahwa inilah kekuatan hidup dari firman Tuhan yang menopangku dan membuatku benar-benar melihat Tuhan yang menampakkan diri kepadaku di dalam firman-Nya. Hatiku terus bersemangat; dalam lingkungan kesengsaraan ini aku mampu benar-benar mengalami kenyataan kebenaran bahwa "Manusia hidup bukan hanya dari roti, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan." Ini benar-benar harta kehidupan paling berharga yang telah Tuhan berikan kepadaku, dan merupakan karunia bagiku yang tak ada duanya. Selain itu, aku tidak akan mungkin bisa memperoleh karunia ini dalam lingkungan di mana aku tidak perlu khawatir tentang pakaian ataupun makanan. Sekarang ini, penderitaanku begitu bermakna dan berharga! Pada saat itu, aku langsung teringat firman Tuhan: "Apa yang engkau warisi saat ini melebihi apa yang diwarisi semua rasul dan nabi sebelumnya dan bahkan lebih besar dari apa yang diwarisi Musa dan Petrus. Berkat tidak dapat diterima dalam satu atau dua hari; tetapi harus didapatkan melalui banyak pengorbanan. Artinya, engkau harus memiliki kasih yang dimurnikan, iman yang besar, dan banyak kebenaran yang Tuhan mau engkau dapatkan; dan lagi, engkau harus sanggup mengarahkan wajahmu ke arah keadilan dan tidak pernah takut atau menyerah, dan engkau harus memiliki kasih yang terus-menerus dan tak kenal lelah bagi Tuhan. Darimu dituntut ketetapan hati, juga perubahan dalam watak hidupmu. Kerusakanmu harus diperbaiki, dan engkau harus menerima semua pengaturan Tuhan tanpa mengeluh, dan bahkan taat sampai mati. Inilah yang harus kau capai. Inilah tujuan akhir pekerjaan Tuhan, dan tuntutan yang Tuhan tuntut dari sekelompok orang ini" ("Apakah Pekerjaan Tuhan Begitu Sederhana Seperti yang Dibayangkan Manusia?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Dalam upaya memahami firman Tuhan, aku menyadari bahwa setelah penderitaan dan ujian, datanglah berkat dari Tuhan, dan ini adalah makanan dan minuman kehidupan yang paling nyata dari Tuhan bagiku. Sekarang, meskipun firman yang Tuhan berikan kepadaku telah melewati pelbagai generasi orang kudus, aku masih perlu memiliki iman dan keteguhan hati agar mampu untuk tidak menyerah selama ujian dan kesengsaraanku, agar mampu tunduk pada pengaturan oleh Tuhan dan menerima keselamatan-Nya. Pada saat itulah, aku akan mampu masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan dan melihat perbuatan-perbuatan Tuhan yang mengagumkan. Jika bukan karena kesusahan ini, aku tidak akan layak menerima janji dan berkat Tuhan. Pencerahan firman Tuhan menuntunku menjadi orang yang lebih teguh dan kuat di dalam batinku; aku pun menetapkan tekad: dengan giat aku akan bekerja sama dengan Tuhan dan memuaskan tuntutan Tuhan di tengah lingkungan yang menyakitkan ini, serta bersaksi bagi Tuhan agar aku dapat menuai panen terbesar.
Satu bulan kemudian, polisi PKT mengajukan tuntutan terhadapku atas "dugaan mengganggu ketertiban masyarakat dan menghancurkan penerapan hukum"; Aku dihukum selama satu tahun kerja paksa. Saat aku memasuki kamp buruh, polisi jahat itu menyebarkan gosip dan hal-hal yang tak masuk akal di antara para narapidana, dan berkata bahwa aku adalah umat Tuhan Yang Mahakuasa, yang lebih bejat daripada pembunuhan dan perampokan, dan mereka mendorong para narapidana untuk menganiaya aku. Oleh karena itu aku sering dipukuli dan ditempatkan dalam situasi yang sulit oleh para narapidana tanpa alasan sama sekali. Ini membuat aku benar-benar menyadari bahwa Tiongkok adalah neraka hidup yang dikendalikan dengan ketat oleh Iblis, si setan, di mana setiap sudutnya gelap dan di mana terang tidak boleh ada; di sini benar-benar tidak ada tempat tinggal bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Di siang hari, polisi jahat memaksaku bekerja di bengkel. Jika aku tidak memenuhi kuota, mereka akan membiarkan narapidana lain memukuliku saat aku kembali ke dalam sel penjara dan berkata "bunuh ayam untuk menakut-nakuti monyet." Saat aku ada di bengkel menghitung karung, aku harus menghitung 100 karung dan mengikatnya jadi satu. Para narapidana dengan sengaja datang dan mengambil satu karung dari setiap ikat yang sudah aku hitung, lalu berkata bahwa aku salah menghitung dan menjadikannya kesempatan untuk memukul dan menendangku. Saat sipir penjara melihat aku dipukuli, ia akan menghampiri aku dan dengan munafik bertanya apa yang sedang terjadi, lalu para narapidana akan menunjukkan bukti palsu bahwa aku tidak menghitung cukup banyak karung. Lalu aku harus tahan dihujani kata-kata kritik yang tegas dari si sipir. Selain itu, mereka juga memerintahkan aku untuk menghapal "tata tertib" setiap pagi, dan jika aku tidak hapal, aku akan dipukuli; mereka juga memaksa aku menyanyikan lagu-lagu pujian bagi partai komunis. Jika mereka melihat aku tidak bernyanyi atau bibirku tidak bergerak, aku pasti akan dipukuli malam harinya. Mereka juga menghukum aku dengan memaksaku mengepel lantai, dan jika mereka tidak puas dengan hasil mengepelku, aku akan dipukuli dengan kejam. Suatu waktu, beberapa orang narapidana tiba-tiba mulai memukuli dan menendangku. Setelah selesai, mereka bertanya kepadaku: "Hei anak muda, kau tahu kenapa kau dipukuli? Itu karena kau tidak berdiri dan memberi salam kepada sipir saat ia datang!" Setiap kali sehabis dipukuli, aku menjadi marah tetapi tidak berani berkata apa-apa; aku hanya bisa menangis dan diam-diam berdoa kepada Tuhan, bercerita kepada-Nya mengenai kebencian dan kesedihan dalam hatiku karena tempat yang tidak taat hukum dan tidak masuk akal ini. Akal sehat tidak ada di sini, hanya ada kekerasan. Tidak ada manusia di sini, hanya ada setan-setan gila dan kalajengking! Aku merasa begitu kesakitan dan tertekan hidup dalam perjuangan ini; aku tidak mau tinggal semenit lebih lama. Setiap kali aku jatuh dalam kondisi yang lemah dan sakit, aku pun teringat akan firman Tuhan: "Pernahkah engkau menerima berkat-berkat yang diberikan kepadamu? Pernahkah engkau mencari janji-janji yang diberikan bagimu? Dalam tuntunan terang-Ku, engkau semua pasti akan menghancurkan kubu-kubu pertahanan kekuatan kegelapan. Engkau semua pasti tidak akan kehilangan cahaya yang membimbingmu, bahkan di tengah kegelapan. Engkau semua pasti akan menjadi penguasa atas seluruh ciptaan. Engkau pasti akan menjadi seorang pemenang di hadapan Iblis. Pada saat tumbangnya kerajaan naga merah yang sangat besar, engkau pasti akan berdiri di tengah kumpulan besar orang banyak untuk bersaksi tentang kemenangan-Ku. Engkau semua pasti akan teguh dan tidak goyah di tanah Sinim. Lewat penderitaan yang kautanggung, engkau semua akan mewarisi berkat-Ku dan pasti akan memancarkan kemuliaan-Ku ke seluruh alam semesta" ("Bab 19, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Firman Tuhan membangkitkan semangatku. Baik yang Tuhan lakukan terhadapku itu kasih karunia dan anugerah ataukah ujian dan pemurnian, semua itu ada untuk menyediakan kebutuhanku dan menyelamatkan aku, menempatkan kebenaran dalam diriku dan menjadikan kebenaran sebagai hidupku. Hari ini, Tuhan mengizinkan penganiayaan dan kesengsaraan ini datang kepadaku. Meskipun membuatku sangat menderita, hal tersebut memungkinkan aku untuk benar-benar mengalami bahwa Tuhan ada bersamaku, membuatku sungguh-sungguh menikmati firman Tuhan yang menjadi roti kehidupan dan pelita bagi kakiku serta terang bagi jalanku, yang membimbingku berjalan langkah demi langkah melalui lubang neraka yang gelap ini. Inilah kasih dan perlindungan Tuhan yang aku nikmati dan peroleh selama proses penderitaanku. Saat itu, aku mampu menyadari bahwa aku begitu buta dan egois dan terlalu serakah. Dalam kepercayaanku kepada Tuhan, aku hanya tahu bagaimana menikmati kasih karunia dan anugerah Tuhan, tetapi tidak sedikit pun mencari kebenaran dan hidup. Saat dagingku mengalami sedikit saja kesusahan, aku tidak henti-hentinya mengeluh; Aku sama sekali tidak memahami kehendak Tuhan dan tidak berupaya memahami pekerjaan Tuhan. Aku selalu menyebabkan Tuhan merasa sedih dan sakit karena diriku. Aku benar-benar tidak memiliki hati nurani! Saat merasa sesal dan menyalahkan diri sendiri, aku diam-diam berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan Yang Mahakuasa, aku dapat melihat bahwa segala sesuatu yang Engkau lakukan adalah untuk menyelamatkan dan memperoleh diriku. Aku hanya benci karena aku begitu memberontak, buta dan tidak memiliki kemanusiaan. Aku selalu salah memahami Engkau dan tidak mempedulikan kehendak-Mu. Ya Tuhan, hari ini firman-Mu telah membangkitkan hati dan semangatku yang sudah mati rasa dan menyebabkan aku memahami kehendak-Mu. Aku tidak lagi mau memiliki keinginan dan tuntutan pribadi; aku hanya akan tunduk pada pengaturan-Mu. Bahkan jika harus menderita segala kesusahan, aku akan tetap giat bekerja sama dengan-Mu dan mengumandangkan kesaksian bagi-Mu di sepanjang penganiayaan oleh si Iblis. Aku akan berupaya lepas dari pengaruh Iblis dan menjalani hidup dalam keserupaan dengan manusia sejati untuk memuaskan Engkau." Setelah berdoa, aku pun memahami maksud baik Tuhan dan tahu bahwa setiap lingkungan yang Tuhan izinkan kualami adalah kasih dan keselamatan terbesar Tuhan bagiku. Oleh karena itu, aku tidak akan lagi berpikir untuk lari dari Tuhan atau salah memahami-Nya. Meskipun keadaan saat ini tetap sama, hatiku benar-benar dipenuhi kebahagiaan dan sukacita; Aku merasa terhormat dan bangga dapat mengalami kesusahan dan dianiaya oleh karena kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Itu adalah hadiah yang tak ada duanya bagi orang yang rusak seperti diriku; ini adalah anugerah dan kasih karunia Tuhan yang istimewa bagiku.
Setelah mengalami setahun penuh kesengsaraan di penjara, aku melihat bahwa tingkat pertumbuhanku begitu kecil dan aku tidak banyak memiliki kebenaran. Tuhan Yang Mahakuasa benar-benar menutupi kekuranganku melalui lingkungan yang unik ini dan telah memungkinkanku untuk bertumbuh. Dalam kesengsaraanku, Ia telah membuatku memperoleh harta paling berharga dalam hidup dan membuatku memahami banyak kebenaran yang sebelumnya tidak kupahami, dan membuatku dengan jelas melihat penampakan Iblis, si setan yang menjijikkan serta hakikat penentangannya yang reaksioner terhadap Tuhan. Aku mengenali kekejiannya dalam menganiaya Tuhan Yang Mahakuasa dan membantai umat Kristiani. Aku sungguh mengalami keselamatan yang agung dan belas kasih Tuhan Yang Mahakuasa bagiku, orang yang rusak ini, dan aku telah merasakan bahwa kekuatan dan kehidupan dalam firman Tuhan Yang Mahakuasa dapat memberiku terang dan menjadi hidupku serta membimbingku untuk mengalahkan Iblis dan dengan gigih berjalan keluar dari lembah kekelaman. Demikian juga aku menyadari bahwa Tuhan Yang Mahakuasa menuntunku di jalan hidup yang benar, yaitu jalan terang untuk memperoleh kebenaran dan hidup! Mulai sekarang, tidak peduli apa pun penganiayaan, kesengsaraan ataupun pencobaan berbahaya yang aku hadapi, aku bersedia untuk giat mencari kebenaran dan memperoleh jalan hidup yang kekal yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Mahakuasa kepadaku.
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Dipersatukan Kembali dengan Tuhan
Tumblr media
Oleh Saudara Jianding, Amerika Serikat
Aku lahir di sebuah keluarga Katolik, dan sejak usia dini ibuku telah mengajariku untuk membaca Alkitab. Saat itu adalah semasa Partai Komunis Tiongkok (PKT) sedang membangun negeri setelah perang sipil, dan karena pemerintah PKT menindas semua agama, aku berusia 20 tahun ketika aku akhirnya berkesempatan untuk pergi ke gereja dan mendengarkan khotbah. Pastor seringkali berkata kepada kami: "Kita umat Katolik harus mengakui dosa kita dengan benar dan bertobat. Kita harus berbuat baik, tidak berbuat jahat, dan selalu menghadiri Misa. Pada akhir zaman, Tuhan akan datang dan menghakimi semua orang dan mengirim manusia ke surga atau ke neraka berdasarkan perilaku mereka. 
Orang-orang yang paling banyak berdosa akan menderita hukuman kekal di neraka, sedangkan mereka yang melakukan dosa-dosa kecil masih dapat naik ke surga asalkan mereka mengakui dosa mereka kepada Tuhan dan bertobat. Siapa pun yang tidak percaya kepada Tuhan tidak akan pernah masuk ke surga, sebaik apa pun mereka." Ketika mendengar penjelasan ini, aku bersukacita karena aku bernasib baik terlahir dalam iman Katolik. Kukatakan kepada diriku sendiri untuk serius dalam pencarianku, untuk menghadiri Misa lebih sering, dan semakin rajin mengakui dosa-dosaku serta bertobat kepada Tuhan sehingga aku dapat masuk ke surga dan tidak menderita di neraka. Itulah saat ketika aku membangun tekad untuk pergi ke gereja dan berpartisipasi dalam Misa secara teratur. Pastor itu juga mengatakan kepada kami bahwa Tuhan akan kembali pada tahun 2000—kami semua bersukaria mendengar itu, dan kami semua menjadi sangat bersungguh-sungguh dalam pengejaran kami, menantikan kembalinya Tuhan. Namun, tahun 2000 tiba dan berlalu dan kami tidak melihat tanda apa pun yang menandai kedatangan Tuhan kembali. Banyak orang di antara jemaat kami yang kehilangan iman mereka, dan semakin sedikit umat yang menghadiri Misa. Aku juga merasakan perasaan kecewa, tetapi aku masih merasa bahwa imanku kepada Tuhan tidak akan tergoyahkan, tak peduli apa yang orang lain lakukan. Itu karena berkali-kali ketika aku berada dalam bahaya Tuhan telah melindungiku dan aku keluar dengan selamat. Jika bukan karena perlindungan Tuhan aku pasti telah lama mati, sehingga aku tidak akan bersikap begitu tak berterima kasih sampai kehilangan imanku kepada Tuhan.
Di tahun-tahun berikutnya, aku mendengar dari orang-orang di sekitarku bahwa Amerika Serikat adalah "surga di bumi", dan hasrat yang besar untuk datang ke sana tumbuh dalam diriku. Pada bulan Desember 2014, seluruh keluargaku berimigrasi ke AS, tetapi kenyataan hidup di sini sama sekali tak seperti gambaran indah yang telah kulukis di benakku. Awalnya, segala sesuatu di AS tampak tidak familier—kami adalah orang asing di sebuah negeri yang asing. Lingkungan dan iklimnya sangat berbeda dari apa yang biasa kualami di Tiongkok, dan aku mulai menderita beberapa keluhan fisik tak lama setelahnya. Aku sering merasa lemah dan lesu, sepenuhnya tak bertenaga, tetapi ketika aku pergi ke dokter, mereka tidak dapat menemukan sesuatu yang salah denganku. Aku berada di ambang batas kemampuanku, maka aku mulai berdoa semakin tekun kepada Tuhan, berharap untuk memperoleh perlindungan-Nya. Sembari tetap terus berdoa, aku mulai mencari sebuah gereja di mana aku dapat menghadiri Misa dan pada akhirnya menemukan gereja bagi umat Kristen berdarah Tiongkok. Namun, setelah beberapa kali pergi ke gereja itu aku mendapati bahwa gereja itu tidak jauh berbeda dari apa yang ada dalam masyarakat sehari-hari: anggota-anggota jemaatnya ramah di permukaan tetapi interaksi mereka diatur oleh kekuasaan dan uang. Melihat situasi seperti ini di dalam gereja benar-benar mengecewakan bagiku. Aku berpikir dalam hati: "Ya Tuhan, kapankah Engkau akan datang kembali? Ketika Engkau datang kembali, yang baik akan dipisahkan dari yang jahat dan dunia akan ditahirkan." Walaupun aku masih tetap menghadiri Misa, aku tidak pernah bisa merasakan kehadiran Tuhan di gereja itu; ini seringkali membuatku merasa kecewa dan sedih, dan hal tersebut memengaruhi imanku. Namun, pada suatu hari di bulan Juli 2015 ketika aku bekerja di luar negara bagian, aku ditelepon istriku. Dia berkata dengan penuh kegembiraan: "Tuhan telah datang kembali. Dia telah mengucapkan firman dan sedang melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman! Segeralah pulang sehingga kita dapat menerima pekerjaan baru Tuhan bersama-sama." Mendengar perkataannya, aku tidak kuasa untuk merasa sedikit curiga. Aku berpikir: Tuhan sudah datang kembali? Bagaimana mungkin begitu? Ketika Tuhan datang kembali, itu adalah untuk menghakimi dunia, dan untuk memisahkan yang baik dari yang jahat. Namun kini, yang baik dan yang jahat masih bercampur-baur, jadi mengapa istriku mengatakan bahwa Tuhan sudah datang kembali? Apakah dia punya sistem kepercayaan yang berbeda sekarang? Kami telah menjadi orang Katolik di hampir sepanjang hidup kami, sehingga tak mungkin kami dapat menyimpang dari jalan ini sekarang! Maka, aku menyelesaikan pekerjaanku secepat mungkin dan kembali ke rumah.
Sekembaliku, aku bertanya kepada istriku: "Bagaimana engkau tahu bahwa Tuhan telah datang kembali? Engkau belum menyimpang dari jalan, bukan? Engkau mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman, tetapi saat ini yang baik dan yang jahat masih bercampur-baur, jadi bagaimana mungkin Tuhan sudah datang kembali? Kita bisa saja merindukan kedatangan Tuhan kembali, tetapi kita tidak boleh tidak setia kepada-Nya!" Dia mendengarkan semua perkataanku dan kemudian dengan sabar menjawab: "Tidak masalah, jangan khawatir. Aku sendiri baru saja menemukan mengenai kedatangan Tuhan kembali. Gereja Tuhan Yang Mahkuasa kini menjadi saksi tentang kedatangan Tuhan kembali dan Tuhan Yang Mahakuasa sedang menyampaikan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan. Aku belum jelas mengenai hal-hal yang spesifik, tetapi aku sudah membaca banyak firman yang telah disampaikan oleh Tuhan Yang Mahakuasa secara daring dan aku yakin firman itu semuanya adalah suara Tuhan. Tuhan pernah berfirman: 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku' (Yohanes 10:27). Kita dapat mencari tahu apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang datang kembali dengan pergi bersama-sama ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk memeriksanya, bukan?" Yang dikatakan istriku itu terdengar masuk akal, dan kedatangan kembali Tuhan untuk melakukan pekerjaan penghakiman sejalan dengan nubuat-nubuat dalam Akitab, maka aku menganggap tidak ada salahnya bagiku untuk pergi bersamanya ke gereja tersebut untuk melihat-lihat, dan baru kemudian aku dapat mengambil keputusan.
Maka, aku dan istriku pergi ke rumah Saudara Zhang, salah seorang anggota Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Saudara Wang, Saudari Li, dan beberapa teman Katolik juga ikut. Melihat bahwa aku punya banyak teman sungguh membuat pikiranku tenang. Setelah sejenak berbasa-basi, kami semua duduk dan aku menanyakan ini kepada saudara-saudari: "Pengertianku tentang kedatangan Tuhan kembali adalah begini: Ketika Dia datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman, yang baik akan dipisahkan dari yang jahat, dan kemudian orang yang baik akan diizinkan masuk ke dalam surga oleh Tuhan dan akan berjumpa dengan-Nya, sementara orang yang jahat akan dibuang ke neraka dan dihukum. Engkau mengatakan bahwa Tuhan telah datang kembali dan Dia sedang melakukan pekerjaan penghakiman, jadi bagaimana bisa kami tidak melihat hal-hal ini terjadi?" Saudara Wang menjawab: "Saudara, aku dulu berpikiran sama. Aku juga berpikir bahwa kedatangan Tuhan kembali berarti bahwa orang baik akan dipisahkan dari orang jahat, bahwa orang baik akan hidup untuk selamanya di surga dan orang jahat akan dihukum, dan bahwa jika kita tidak melihat ini terjadi maka itu membuktikan bahwa Tuhan belum datang kembali. Namun, setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa aku menyadari itu hanyalah gagasan dan khayalan kita—itu bukanlah realitas pekerjaan Tuhan. Cara Tuhan menjalankan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman adalah sesuatu yang Tuhan sendiri rencanakan dan atur. Hikmat Tuhan melampaui langit, dan di mata Tuhan manusia itu sekecil butiran debu, sehingga bagaimana kita dapat memahami pekerjaan Tuhan? Dalam Alkitab dikatakan: 'Siapakah yang bisa mengarahkan Roh Tuhan? atau siapakah yang bisa menjadi penasihat-Nya, dan yang bisa mengajar Dia? … Lihatlah, orang-orang bukan Yahudi bagaikan setetes air dalam ember, dan dihitung laksana butiran terkecil pada timbangan: lihatlah, pulau-pulau itu seperti debu kecil' (Yesaya 40:13, 15). Setiap dari kita memiliki pemikiran di kepala kita, sehingga kita dapat berspekulasi mengenai pekerjaan Tuhan sesuka kita, tetapi Tuhan tidak pernah melakukan pekerjaan-Nya menurut apa yang kita bayangkan. Jika kita menggunakan imajinasi kita untuk membatasi pekerjaan Tuhan, tidakkah itu sangat congkak? Jadi, bagaimanakah Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya? Bagaimanakah Dia memisahkan orang yang baik dari orang yang jahat? Mari kita baca beberapa bagian firman Tuhan untuk membantu kita memahami. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: 'Pekerjaan penghakiman adalah pekerjaan Tuhan sendiri, jadi sewajarnya harus dilakukan oleh Tuhan sendiri; pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh manusia atas nama-Nya. Karena penghakiman adalah penaklukan ras manusia melalui kebenaran,… Dengan kata lain, di akhir zaman, Kristus akan menggunakan kebenaran untuk mengajar manusia di seluruh bumi dan mengungkapkan semua kebenaran kepada mereka. Inilah pekerjaan penghakiman Tuhan' ("Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). 'Akhir zaman telah tiba. Semua makhluk ciptaan akan dikelompokkan menurut jenis mereka, dan dibagi ke dalam kategori berbeda berdasarkan sifat mereka. Ini saat ketika Tuhan mengungkap kesudahan manusia dan tempat tujuan mereka. Jika manusia tidak mengalami hajaran dan penghakiman, tidak akan ada jalan untuk mengungkap ketidakpatuhan serta ketidakbenaran mereka. Hanya melalui hajaran dan penghakimanlah kesudahan semua makhluk ciptaan bisa diungkapkan. Manusia hanya menunjukkan watak aslinya ketika ia dihajar dan dihakimi. Yang jahat akan dikumpulkan bersama yang jahat, yang baik dengan yang baik, dan semua manusia akan dikelompokkan berdasarkan jenis mereka. Melalui hajaran dan penghakiman, kesudahan semua ciptaan akan diungkap, sehingga yang jahat bisa dihukum dan yang baik diberikan upah, dan semua orang menjadi tunduk di bawah kekuasaan Tuhan. Semua pekerjaan ini harus dicapai melalui hajaran dan penghakiman yang benar. Karena kerusakan manusia telah mencapai puncaknya dan ketidakpatuhan mereka semakin parah, hanya watak Tuhan yang benar, yang pada prinsipnya adalah termasuk hajaran dan penghakiman serta diungkapkan di akhir zaman–yang bisa benar-benar mengubahkan dan menyempurnakan manusia. Hanya watak ini yang bisa menyingkap kejahatan dan menghukum semua yang tidak benar dengan keras' ("Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). 'Tujuan pekerjaan penaklukan-Ku bukan semata-mata untuk menaklukkan, tetapi menaklukkan untuk mengungkapkan kebenaran dan kefasikan, untuk mendapatkan dasar untuk hukuman manusia, untuk menghukum orang fasik, dan terlebih lagi, menaklukkan untuk menyempurnakan orang-orang yang rela untuk taat. Pada akhirnya, semua orang akan dipisahkan berdasarkan jenisnya, dan pikiran serta gagasan semua orang yang disempurnakan akan dipenuhi dengan ketaatan. Inilah pekerjaan yang akan diselesaikan pada akhirnya. Akan tetapi, orang-orang yang penuh dengan jalan-jalan pemberontakan akan dihukum, dikirim untuk dibakar dalam api, dan menjadi sasaran kutuk yang abadi' ("Orang-Orang yang Menaati Tuhan dengan Hati yang Benar Pasti Akan Didapatkan oleh Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Kita memiliki gagasan bahwa kedatangan Tuhan untuk melakukan pekerjaan penghakiman adalah untuk secara langsung memisahkan gandum dari lalang, domba dari kambing, hamba yang baik dari hamba yang jahat. Dengan kata lain, pekerjaan penghakiman itu adalah untuk mengelompokkan manusia menurut jenisnya.. Namun, jika kita memikirkannya lebih dalam, saat ini terdapat lebih dari 2 miliar umat Kristen di seluruh dunia—dan mereka semua mengatakan mereka punya iman yang sejati kepada Tuhan dan mengasihi Tuhan—jadi bagaimana kita akan membedakan yang baik dari yang buruk, yang benar dari yang jahat? Jika Tuhan menentukan bahwa engkau seorang yang baik dan aku seorang yang jahat, aku pastinya akan berkeberatan dengan itu karena aku merasa bahwa aku juga seorang yang baik. Jika Tuhan menentukan bahwa aku baik dan bahwa seorang yang lain jahat, mereka akan berkeberatan juga dengan itu. Jadi, bagaimana gerangan kita bisa tahu siapa yang baik dan siapa yang jahat? Kita tidak bisa, karena kita manusia tidak memiliki prinsip atau standar untuk mengukur hal ini. Jika Tuhan menentukan dengan cara seperti ini, kita pasti tidak akan tunduk dan akan memiliki gagasan tentang hal ini, menganggap Tuhan itu curang dan tidak adil. Jadi, bagaimanakah pekerjaan mengelompokkan masing-masing menurut jenisnya dilaksanakan? Tuhan yang telah datang kembali pada akhir zaman, yaitu Kristus akhir zaman—Tuhan Yang Mahakuasa—menggunakan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman. Bagi semua orang Kristen, siapa gandum dan siapa lalang, siapa kambing dan siapa domba, siapa hamba yang baik dan siapa hamba yang jahat, siapa gadis-gadis yang bijak dan siapa yang gadis-gadis yang bodoh, semuanya itu disingkapkan melalui kebenaran, melalui firman Tuhan. Gadis-gadis yang bijak adalah mereka yang sungguh percaya kepada Tuhan dan mencintai kebenaran. Ketika mereka mendengar bahwa seseorang memberi kesaksian tentang kedatangan Tuhan, mereka keluar untuk menyambutnya dan secara aktif menyelidiki firman dan pekerjaan Tuhan. Mereka mengenali suara Tuhan dan menerima pekerjaan-Nya pada akhir zaman, dan mereka pada akhirnya akan memperoleh penyucian dan keselamatan penuh melalui penghakiman Tuhan. Mereka akan beroleh perlindungan Tuhan melewati bencana besar dan akan bertahan, dan pada akhirnya akan dibawa masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Sebaliknya, gadis-gadis yang bodoh tidak mencintai kebenaran, mereka berkeras untuk berpegang pada gagasan dan khayalan mereka sendiri atau percaya pada rumor. Mereka tidak mencari atau menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan beberapa dari mereka bahkan mengikuti para pemimpin agama dalam menentang dan mengutuk Tuhan dan menolak keselamatan Tuhan pada akhir zaman. Karena semua alasan ini, mereka akan disingkapkan sebagai para pelaku kejahatan oleh pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan akan disingkirkan. Nasib mereka adalah untuk menerima hukuman selama bencana besar. Kita dapat melihat dari sini bahwa pekerjaan Tuhan menempatkan masing-masing menurut jenisnya selama akhir zaman tidak dilakukan sesuai dengan gagasan dan khayalan kita. Sebaliknya, Tuhan memakai metode penghakiman untuk melakukan pekerjaan penyingkapan manusia, dan hasil akhirnya adalah bahwa setiap orang sepenuhnya tersingkap dan terkelompokkan menurut jenisnya masing-masing berdasarkan apakah mereka menerima atau menolak kebenaran. Bukankah ini benar-benar merupakan hikmat Tuhan, keadilan Tuhan, kebenaran Tuhan?"
Setelah mendengarkan firman Tuhan Yang Mahakuasa dan persekutuan Saudara Wang, aku teringat apa yang pastor di gereja kami pernah katakan mengenai "Ketika Tuhan datang, orang yang baik akan dipisahkan dari orang yang jahat" dan menyadari bahwa gagasan ini sungguh terlalu samar, terlalu tidak praktis, dan sama sekali tidak sesuai dengan realitas pekerjaan Tuhan. Kita semua hidup dalam dosa, kita terus-menerus berbuat dosa dan kemudian mengakui dosa, tetapi tidak dapat lepas dari lingkaran ini, jadi siapakah yang benar-benar merupakan orang yang baik? Ketika Tuhan datang kembali, jika kita belum ditahirkan dari dosa-dosa kita, akankah kita diizinkan masuk ke dalam kerajaan surga? Memikirkan hal ini seperti menyalakan sebuah lampu di hatiku, dan aku bersyukur kepada Tuhan untuk kepemimpinan-Nya. Tidak sia-sia aku datang ke pertemuan itu, sebab aku lalu mengerti bahwa Tuhan memisahkan yang baik dari yang jahat menurut bagaimana orang mendekati kebenaran. Dengan kata lain, orang baik atau jahat tergantung pada apakah mereka menerima dan menaati penghakiman dan hajaran firman Tuhan atau tidak, dan beginilah kebenaran Tuhan secara utuh diwujudkan. Melalui firman dan pekerjaan-Nya, Tuhan memisahkan gandum dari lalang, domba dari kambing, gadis-gadis yang bijak dari gadis-gadis yang bodoh, orang percaya yang sejati dari orang percaya yang palsu, dan pencinta kebenaran dari pembenci kebenaran. Tuhan sungguh luar biasa bijaksana! Namun demikian, aku juga teringat pastor yang mengatakan bahwa ketika Tuhan kembali untuk menghakimi manusia Dia melakukannya satu demi satu, dan tiap-tiap dosa individu disebutkan dan dihakimi satu demi satu sebelum Dia memutuskan apakah orang itu akan masuk ke surga atau ke neraka. Namun kini, Tuhan Yang Mahakuasa berfirman bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dilakukan melalui firman-Nya, jadi bagaimana firman ini digunakan untuk menghakimi manusia?
Aku kemudian mengajukan pertanyaan ini dan Saudara Zhang menjawabnya dengan membacakan dua bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa untukku: "Beberapa orang percaya bahwa Tuhan dapat sesekali turun ke bumi dan menampakkan diri kepada manusia, yang mana Dia secara pribadi menghakimi seluruh umat manusia, menguji mereka satu demi satu tanpa ada yang terlewat. Mereka yang berpikir seperti ini tak mengerti tahap pekerjaan inkarnasi ini. Tuhan tidak menghakimi manusia satu per satu, dan tidak menguji manusia satu per satu; itu bukanlah pekerjaan penghakiman. Tidakkah kecemaran semua manusia itu sama? Tidakkah hakikat manusia itu sama? Apa yang dihakimi adalah hakikat kecemaran umat manusia, hakikat manusia yang dicemarkan oleh Iblis, dan seluruh dosa manusia. Tuhan tidak menghakimi kesalahan manusia yang remeh dan tak penting …. tetapi menghakimi kefasikan seluruh umat manusia—pertentangan manusia terhadap Tuhan, sebagai contohnya, atau sikap tidak hormat manusia terhadap-Nya, atau gangguan mereka terhadap pekerjaan Tuhan, dan seterusnya. Yang dihakimi adalah hakikat penentangan terhadap Tuhan, dan pekerjaan ini adalah pekerjaan penaklukan pada akhir zaman" ("Manusia yang Rusak Lebih Membutuhkan Keselamatan dari Tuhan yang Menjadi Daging" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Di akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan hakikat manusia, dan membedah kata-kata dan perbuatan-perbuatannya. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia harus menaati Tuhan, bagaimana setia kepada Tuhan, bagaimana hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan lain-lain. Firman ini semuanya ditujukan pada hakikat manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan karena manusia merupakan perwujudan Iblis dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan bukannya begitu saja menjelaskan tentang sifat manusia hanya dengan beberapa kata. Dia menyingkapkannya, menanganinya, dan memangkasnya sekian lama. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan kata-kata biasa, tetapi dengan kebenaran yang tidak dimiliki oleh manusia sama sekali. Hanya cara-cara seperti ini yang dianggap penghakiman" ("Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Saudara Zhang kemudian mempersekutukan hal ini denganku: "Kita memiliki gagasan bahwa selama pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman Dia akan memanggil masing-masing dan setiap orang agar datang ke hadapan takhta putih-Nya untuk menghakimi mereka. Setiap orang harus berlutut di tanah dan kemudian mengakui setiap dosa yang telah mereka buat sepanjang hidup mereka, dan kemudian Tuhan akan memutuskan apakah mereka akan masuk ke surga atau ke neraka tergantung pada beratnya dosa-dosa mereka. Kita berpikir bahwa Tuhan menghakimi manusia menurut dosa-dosa seperti melecehkan orang secara fisik atau verbal, tidak berbakti kepada orangtua mereka, atau mencuri atau merampok orang lain. Namun pada kenyataannya, pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman tidak berhubungan dengan perilaku atau kesalahan lahiriah kita, tetapi sebaliknya menyasar pada penghakiman atas natur jahat umat manusia yang menentang Tuhan dan setiap watak kita yang rusak. Ini mencakup kecongkakan dan sikap merasa diri penting, kebengkokan dan keculasan kita, keegoisan dan kehinaan kita, keserakahan dan kejahatan kita, dan lain sebagainya. Kita juga memiliki sudut pandang yang tidak sesuai dengan Tuhan, memiliki banyak gagasan agamawi dan gagasan feodal yang sudah ketinggalan zaman. Semua ini merupakan sumber dari sikap kita yang menentang Tuhan, semua ini adalah masalah yang dialami oleh seluruh umat manusia yang rusak, dan juga merupakan hal-hal yang akan dimurnikan dan diubah oleh pekerjaan penghakiman Tuhan. Jadi, firman yang Tuhan sampaikan menyingkapkan natur dan esensi manusia dan setiap anggota umat manusia yang rusak di atas muka bumi adalah bagian dari ini, tanpa kecuali. Atau, dengan kata lain, firman Tuhan ditujukan kepada seluruh umat manusia dan, karenanya, tidak perlu untuk menghakimi manusia secara individu. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan menerima penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan, kita dapat memahami banyak kebenaran dan secara jelas memahami esensi, natur dan kebenaran dari wujud kita yang dirusak oleh Iblis. Melakukan hal ini juga memungkinkan kita untuk mengenali watak Tuhan yang benar dan mengembangkan hati yang penuh hormat kepada Tuhan, dan kita dapat mulai menyangkal diri kita sendiri sehingga kita akan bersedia mengkhianati daging kita dan melakukan kebenaran. Dengan cara ini, watak jahat kita yang rusak akan secara bertahap dimurnikan dan sudut pandang dan cara pandang kita atas hidup juga akan berubah. Ketika kita mulai hidup dengan firman Tuhan, ketika kita berhenti melawan dan menentang Tuhan, dan sebaliknya benar-benar mematuhi dan menghormati-Nya serta menjauhi kejahatan, maka kita akan beroleh keselamatan Tuhan dan menjadi manusia yang selaras dengan kehendak Tuhan. Ini adalah realitas dan tujuan Tuhan menyampaikan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman selama akhir zaman."
Mendengarkan persekutuan Saudara Zhang memberiku kesadaran tentang betapa praktis dan realistisnya pekerjaan penghakiman Tuhan itu! Aku mampu menerima apa yang dikatakannya—hal itu menggema di lubuk hatiku. Ya, manusia memang congkak, mereka mencari ketenaran dan kekayaan dan status, dan mereka hidup dengan berkubang dalam berbagai watak mereka yang rusak. Tuhan memakai penghakiman oleh firman-Nya untuk membersihkan kita dari semua kenajisan dan kerusakan di dalam diri kita. Natur kita yang menentang Tuhan, karenanya, dapat diatasi dan watak kita yang rusak diubah, dan kemudian kita dapat menjadi manusia yang sungguh-sungguh baik. Dengan memahaminya secara demikian, aku dapat melihat bahwa ketika pastor berbicara mengenai orang yang dihakimi satu per satu dan tiap-tiap dosa mereka dihakimi ketika Tuhan datang kembali untuk menghakimi umat manusia, itu tidak lain hanyalah gagasan dan khayalan manusia. Hal itu sama sekali tak berkaitan dengan cara Tuhan yang sebenarnya dalam melakukan pekerjaan-Nya. Firman Tuhan yang Mahakuasa sungguh mengandung kebenaran; firman itu benar-benar merupakan suara Tuhan! Aku kemudian memutuskan untuk secara menyeluruh menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa.
Sementara aku mencermati hal ini, aku menonton sejumlah film injil yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, termasuk Hari-Hari Nuh Telah Tiba, Misteri Ketuhanan, dan Mengejar Kereta Terakhir, dan juga beberapa video lagu pujian firman Tuhan seperti Betapa Pentingnya Kasih Tuhan Bagi Manusia. Aku juga membaca banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendengarkan persekutuan saudara-saudari tentang sejumlah aspek kebenaran. Hal ini membantuku meyakini bahwa Tuhan Yang Mahakuasa memang Tuhan Yesus yang datang kembali! Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang sejati dan adalah Tuhan yang datang kembali yang sudah kita nantikan! Aku sangat bahagia telah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.
Sejak percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, aku telah sering bertemu dengan saudara-saudari atau mendengarkan khotbah bersama mereka. Setiap hari penuh dengan sukacita bagiku dan aku merasa bahwa aku beroleh berkat rohani. Aku menikmati kenyamanan yang berasal dari pekerjaan Roh Kudus, dan aku mulai memahami lebih banyak kebenaran. Di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, semua saudara-saudari sangat hangat dan jujur satu sama lain, dan tidak seorang pun berusaha untuk menipu yang lain atau membuat orang lain selalu bersikap waspada. Setiap orang sederhana, terbuka dan tulus, dan bahkan ketika mereka menyatakan watak mereka yang rusak mereka masing-masing mampu mengenal diri mereka sendiri melalui firman Tuhan dan mencari kebenaran untuk mengatasi watak mereka yang rusak. Aku merasa bahwa ini adalah satu-satunya persaudaraan yang sejati dalam Kristus. Aku sangat terkesan dengan video lagu pujian, video musik, video tarian dan nyanyian, dan film-film injil yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, yang kesemuanya menjunjung tinggi kebenaran dan menjadi kesaksian bagi Tuhan dan pekerjaan-Nya pada akhir zaman. Semuanya ini adalah agar orang tunduk dan menyembah Tuhan, dan gereja benar-benar terasa seperti sebuah tempat di mana Tuhan melakukan pekerjaan-Nya! Melihat, mendengar, dan mengalami semuanya ini adalah bukti di dalam hatiku bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa adalah sebuah gereja yang sejati di mana Tuhan secara pribadi merawat dan menggembalakan kawanan-Nya. Fakta bahwa aku telah mampu masuk ke rumah Tuhan dan bertemu secara empat mata dengan Tuhan adalah peninggian yang luar biasa oleh Tuhan. Aku sungguh-sungguh begitu beruntung! Terima kasih, Tuhan Yang Mahakuasa!
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Penerapanku dalam Meninggikan Tuhan dan Memberikan Kesaksian tentang Tuhan Begitu Konyol
Tumblr media
Oleh Saudara Zhang Cheng, Provinsi Shandong
Setiap kali aku melihat beberapa pemimpin dan rekan kerja di gereja menjadi antikristus dan disingkirkan oleh Tuhan, karena mereka selalu bersaksi tentang diri mereka sendiri dan membawa saudara-saudari ke hadapan mereka sendiri, aku memperingatkan diriku sendiri: aku harus memastikan diriku untuk meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan dalam segala hal; aku tidak boleh, dalam keadaan apa pun, memamerkan atau meninggikan diriku sendiri, agar jangan sampai aku menginjakkan kakiku di jalan para pecundang. Jadi, setiap kali aku bersekutu, aku hanya berfokus pada penyingkapan kerusakanku sendiri dan tidak pernah berbicara tentang penerapan atau jalan masuk dari aspek yang positif. Ketika orang lain mengatakan ada sedikit jalan masuk atau perubahan dalam diriku, aku menyangkalnya seketika itu juga. Dengan melakukan hal seperti itu, aku percaya bahwa aku sedang meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan.
Suatu hari, aku mendengar perkataan ini dari sebuah persekutuan, "Sebagian pengetahuan orang tentang meninggikan dan bersaksi bagi Tuhan tidaklah lengkap, sehingga apa yang mereka lakukan tidak sepenuhnya benar. Mereka berpikir bahwa berbicara tentang mengalami pekerjaan Tuhan terutama berarti berbicara tentang mengenali kerusakan mereka sendiri, menyingkapkan kerusakan mereka sendiri, dan berlatih membuka diri, dan membedah penyingkapan tentang kerusakan mereka sendiri—bahwa hanya inilah yang dimaksud dengan meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan. Berbicara tentang aspek-aspek pengalaman dan kesaksian semacam itu sebagai perubahan dalam diri sendiri dan proses di mana seseorang berubah, atau masuknya seseorang ke dalam kenyataan, adalah seolah-olah engkau sedang bersaksi tentang dirimu sendiri, bukan tentang Tuhan. Apakah pengetahuan seperti ini benar? Apakah berbicara tentang proses yang melaluinya engkau mengalami perubahan sama artinya dengan bersaksi tentang dirimu sendiri? Tidak. … Yang harus kita pahami adalah bahwa agar bisa menjadi paling efektif dalam membawa orang kepada Tuhan, jika engkau hanya berbicara tentang pengalaman-pengalaman negatifmu, dan tidak mengatakan apa pun tentang jalan masuk yang positif, dampaknya terbatas dan tidak ideal, dan orang-orang tetap tidak akan menemukan jalan. Selama persekutuanmu, orang lain hanya melihat bagaimana engkau membuka diri, bagaimana engkau membedah dirimu sendiri, dan bagaimana engkau menelanjangi dirimu sendiri. Bagaimana mengenai jalan masuk positifmu, bagaimana mengenai penerapanmu? Jalan penerapan apa yang engkau tawarkan kepada orang lain? Engkau belum memberi tahu mereka bagaimana mereka harus melakukan penerapan mulai dari sekarang. … Beberapa orang tidak mengerti yang dimaksud dengan bersaksi tentang diri mereka sendiri. Mereka berpikir bahwa berbicara tentang aspek-aspek positif mereka dan tentang aspek masuknya mereka ke dalam kenyataan, adalah bersaksi tentang diri mereka sendiri—tetapi ini sebenarnya merupakan kesaksian tentang Tuhan yang lebih baik lagi, kesaksian tentang Tuhan yang lebih sempurna. Bahwa kita mampu melakukan sedikit hal yang nyata, beberapa perbuatan yang baik, menunjukkan kesetiaan dalam melakukan tugas-tugas kita—bukankah ini adalah kasih Tuhan? Bukankah ini adalah kasih karunia Tuhan? Bukankah ini hasil pekerjaan Roh Kudus? Dengan bersekutu tentang hal-hal seperti ini, engkau semakin mampu bersaksi tentang kemahakuasaan Tuhan, tentang bagaimana pekerjaan Tuhan adalah pekerjaan penyelamatan manusia, bagaimana firman Tuhan dapat mengubah manusia, dan menjadikan mereka sempurna, dan menyelamatkan mereka. Jadi, kesaksian tentang pekerjaan Tuhan juga membutuhkanmu untuk berbicara tentang jalan masuk positifmu sendiri, tentang bagaimana engkau berubah dari yang tadinya tidak mampu untuk masuk akhirnya menjadi mampu; tentang bagaimana engkau berubah dari yang tadinya tidak mampu mengenal dirimu sendiri akhirnya menjadi mampu, dan bagaimana engkau mampu mengenali esensi naturmu sendiri; tentang bagaimana engkau berubah dari yang tadinya menentang dan memberontak terhadap Tuhan menjadi mampu menaati-Nya, memuaskan-Nya, dan bersaksi tentang-Nya. Jika engkau dapat mempersekutukan pengalaman dan kesaksian seperti ini dalam keseluruhannya, kesaksianmu tentang Tuhan itu utuh dan lengkap. Hanya inilah arti sebenarnya meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan. … Jika semua yang bisa engkau katakan hanyalah kerusakan dan keburukanmu sendiri, dan jika, setelah satu dekade atau lebih, engkau tidak dapat mengatakan apa pun tentang perubahan dalam dirimu, apakah ini meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan? Apakah ini memuliakan Tuhan? Bisakah ini disebut bersaksi tentang kemahakuasaan pekerjaan Tuhan? … Jika kesaksianmu menyebabkan orang menjadi negatif dan menyimpang dari Tuhan, ini bukanlah kesaksian. Pekerjaanmu itu melawan Tuhan, ini adalah pekerjaan Iblis; ini adalah pekerjaan yang melawan Tuhan" (Dikutip dari "Pertanyaan & Jawaban" dalam "Khotbah dan Persekutuan tentang Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan III"). Ketika aku mendengar hal ini, aku tiba-tiba menyadari bahwa membuka diriku dengan tabah dan berbicara tentang penyingkapan kerusakanku sendiri bukanlah meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan; kesaksian dan peninggian Tuhan yang sejati tidak hanya melibatkan pembicaraan tentang mengenali substansi kerusakanmu sendiri sambil mengalami pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan; yang lebih penting adalah mengatakan sesuatu tentang penerapan dan jalan masuk positifmu. Contoh: kebenaran-kebenaran yang telah engkau ketahui, apa yang telah engkau ketahui tentang Tuhan, apa hasil-hasil pekerjaan Tuhan dalam dirimu, apa perubahan yang telah terjadi pada watak lamamu, dan sebagainya. Jika engkau benar-benar berbicara tentang aspek-aspek pengalaman dan pengetahuan ini, melalui pengalaman-pengalaman nyata yang engkau persekutukan engkau akan memungkinkan saudara-saudari untuk memperoleh pengetahuan tentang Tuhan, dan melihat bahwa pekerjaan Tuhan benar-benar dapat menyelamatkan orang dan mengubah mereka, sehingga menghasilkan dalam diri mereka iman yang benar kepada Tuhan, dan pada saat yang sama, memberi mereka jalan penerapan dan jalan masuk, dan memberi tahu mereka bagaimana memuaskan Tuhan, dan bagaimana memasuki kenyataan firman Tuhan. Hanya ini yang benar-benar meninggikan Tuhan dan bersaksi tentang Tuhan, dan hanya kesaksian seperti inilah yang dapat mempermalukan Iblis. Pemahamanku tentang meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan, di sisi lain, terlalu sepihak, terlalu konyol. Kukira bahwa mengatakan lebih banyak tentang kerusakanku sendiri di hadapan saudara-saudari, agar mereka hanya berpikir sedikit tentangku, adalah meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan. Kukira bahwa berbicara tentang aspek-aspek jalan masuk positifku merupakan hal yang meninggikan dan memberikan kesaksian tentang diriku sendiri. Betapa bodohnya aku! Pada titik ini, aku merasa terdorong untuk berpikir tentang penerapanku dan dampak dari meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan.
Suatu kali, aku ingat bagaimana seorang saudari yang menjadi tuan rumahku berkata, "Kalian para pemimpin telah meninggalkan keluarga dan karier kalian untuk melakukan tugas jauh dari rumah, kalian telah menderita banyak kesulitan, mengalami banyak hal, dan memahami banyak kebenaran. Di dalam diri kalian semua, telah terdapat beberapa jalan masuk dan perubahan. Namun dengan tinggal di rumah, aku terlalu terkekang oleh kedagingan, saat-saat ketika hatiku terasa damai di hadirat Tuhan terlalu sedikit, dan tidak ada perubahan dalam diriku. Aku ingin menjadi seperti kalian." Mendengar ini, aku berpikir dalam hati, "Aku harus meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan, aku harus bersekutu tentang kerusakanku sendiri, dan tidak berbicara tentang perubahan-perubahanku sendiri, agar saudari ini tidak mengagumiku." Sebagai hasilnya, aku memastikan untuk berbicara tentang bagaimana, di masa lalu, aku congkak dan tidak taat pada pengaturan gereja ketika melakukan tugasku, tentang bagaimana aku tidak mampu akur dengan saudara-saudariku, tentang bagaimana banyak perkataanku ternoda oleh ketidakbenaran, tentang bagaimana aku mencoba menipu dan menyimpan kecurigaan terhadap orang lain…. Setelah mendengar persekutuanku, saudari itu berkata, "Aku kira kalian telah berubah hampir sepenuhnya—tetapi ternyata kalian juga belum berubah. Wah! Tidak seorang pun di antara kalian yang telah berubah, yang membuatku merasa lebih buruk." Setelah itu, meskipun saudari itu tidak lagi mengagumi dan memujaku, sebagai hasilnya dia menjadi negatif, dan berpikir bahwa dia tidak memiliki harapan akan keselamatan. Suatu ketika, selama kebaktian, aku berbicara kepada saudara-saudari tentang satu aspek kerusakanku: bagaimana aku memiliki gagasan-gagasan tentang Tuhan. Aku hanya berbicara tentang bagaimana aku memiliki gagasan-gagasan tersebut tentang Tuhan, bukan tentang bagaimana aku memecahkan masalah mengenai gagasan-gagasan tersebut, dan ternyata saudara-saudari tidak memiliki gagasan seperti itu, tetapi mereka memilikinya setelah mendengarkan persekutuanku. Dan seterusnya. Begitulah dampak dari sesuatu yang seharusnya merupakan peninggian dan kesaksianku tentang Tuhan. Peninggian dan kesaksian tentang Tuhan yang kulakukan tidak hanya gagal bersaksi tentang otoritas dan kemegahan firman Tuhan, tetapi sebaliknya memberikan kepada saudara-saudari keraguan dan gagasan tertentu tentang pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan, mengubah, dan menyempurnakan orang; mereka kehilangan iman akan keselamatan, mereka juga tidak memiliki motivasi untuk mengejar kebenaran atau tekad untuk bekerja sama secara aktif. Peninggian dan kesaksian tentang Tuhan yang kulakukan tidak memberikan kesaksian kepada orang tentang kebaikan, keindahan, dan kebenaran Tuhan, tidak memberi kesaksian tentang maksud-maksud Tuhan yang mulia untuk menyelamatkan manusia, tidak menunjukkan kasih Tuhan kepada manusia, dan tidak memungkinkan mereka untuk mengenal Tuhan; sebaliknya, dalam diri saudara-saudari muncul gagasan dan kesalahpahaman tentang Tuhan, dan mereka hidup dalam keadaan yang salah. Bagaimana caraku meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan? Aku hanya menyebarkan kenegatifan dan mengakibatkan kematian. Intinya, aku menyakiti orang dan mendatangkan kehancuran atas mereka. Meskipun, dari luar, sepertinya aku tidak melakukan sesuatu yang jelas-jelas jahat, esensi dari tindakanku bertentangan dengan Tuhan, menaburkan ketidakpuasan dalam hubungan manusia dengan Tuhan, hal itu merupakan serangan terhadap kepositifan saudara-saudari, dan menyebabkan mereka menyimpang dari Tuhan. Singkatnya, aku sedang melakukan kejahatan! Ini benar-benar dihina dan dibenci oleh Tuhan!
Syukur kepada Tuhan karena telah mencerahkan aku tentang apa artinya benar-benar meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan, karena memungkinkan aku mengetahui betapa konyolnya pemahamanku sendiri mengenai meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan, karena memungkinkan aku untuk melihat bahwa pada intinya, peninggian dan kesaksianku tentang Tuhan merupakan penentangan yang memilukan terhadap Tuhan. Jika aku terus melakukan hal tersebut, pada akhirnya satu-satunya yang akan terjadi kepadaku adalah bahwa aku akan disingkirkan dan dihukum karena aku telah melayani Tuhan tetapi menentang Dia. Sejak hari itu, aku bercita-cita untuk memutarbalikkan cara-cara penerapanku yang konyol; ketika aku bersekutu tentang mengenali diriku sendiri, aku harus berbicara lebih banyak mengenai jalan masuk yang positif, dan mengenai kesaksian bagaimana mengalami dan melakukan firman Tuhan. Aku harus bersaksi tentang semua yang telah aku ketahui—sehingga, dengan bantuan pengalaman dan pengetahuanku, saudara-saudari dapat memahami kehendak Tuhan, dapat mengalami pekerjaan Tuhan, dan memperoleh pengetahuan tentang Tuhan, benar-benar membawa mereka kepada Tuhan.
2 notes · View notes
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Roh Kudus Bekerja Secara Berprinsip
Qin Shuting Kota Linyi, Propinsi Shandong
Selama beberapa waktu yang lalu, walaupun tidak henti-hentinya kumakan dan minum firman Tuhan, tidak pernah kurasakan terang. Aku berdoa kepada Tuhan untuk hal ini, tetapi setelah itu, aku belum tercerahkan juga. Maka, pikirku, "Ada waktunya bagi Tuhan untuk mencerahkan setiap manusia, maka tiada gunanya mencoba mendesakkan hal ini." Setelah itu, aku menjaga aturan, makan dan minum firman Tuhan tanpa cemas, "dengan sabar" menanti pencerahan Tuhan.
Hingga suatu hari, kubaca firman Tuhan ini: "Hanya jika hatimu damai di hadapan Tuhan, upayamu mengejar kebenaran dan perubahan watak akan membuahkan hasil. Karena engkau datang dengan beban berat di hadapan Tuhan dan selalu merasa banyak sekali kekuranganmu, ada banyak kebenaran yang perlu diketahui, banyak realitas yang perlu dialami, dan engkau harus memusatkan perhatianmu seluruhnya kepada kehendak Tuhan—semua ini selalu ada dalam benakmu dan seolah-olah menekanmu begitu kuat sehingga engkau tidak dapat bernapas, dan engkau merasakan beban berat di hatimu (tetapi tidak dalam keadaan negatif). Hanya orang seperti ini yang memenuhi syarat untuk menerima pencerahan dari firman Tuhan dan digerakkan oleh Roh Tuhan. Karena beban mereka, karena beban berat di hati mereka, dan dapat dikatakan karena harga yang telah mereka bayar serta siksaan yang telah mereka derita di hadapan Tuhan sehingga mereka menerima penerangan dan pencerahan-Nya; karena Tuhan tidak memberi kepada siapa pun perlakuan khusus. Tuhan selalu adil dalam memperlakukan orang, tetapi Dia juga tidak asal-asalan dalam pembekalan-Nya kepada orang, dan Dia tidak memberi tanpa syarat. Ini merupakan salah satu aspek dari watak-Nya yang benar" ("Membangun Hubungan yang Benar Dengan Tuhan Sangatlah Penting" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Ketika merenungkan firman Tuhan ini, aku mengerti: Tuhan adalah Tuhan yang benar. Tak pernah Ia sewenang-wenang dalam ketetapan-Nya bagi manusia, dan tidak memberi kepada manusia tanpa syarat. Guna menerima pencerahan dan penerangan Tuhan, orang harus menenangkan hati mereka di hadapan Tuhan dan memiliki hati yang merindu dan mencari firman Tuhan. Mereka harus menanggung beban kehidupan mereka sendiri dan menelusuri kelemahan-kelemahan mereka di dalam firman Tuhan. Menanggung beban mereka, mereka dengan sengaja harus makan dan minum firman Tuhan untuk menaruh setiap perhatian kepada kehendak-Nya dan memasuki kebenaran lebih dalam lagi. Kenyataannya, hanya dengan membayar harga seperti itu ketika bekerja bersama Tuhan, seseorang dapat memperoleh pencerahan dari Tuhan. Bila melihat peristiwa yang lalu, aku tidak menanggung beban, tidak sama sekali pula kujaga hati yang merindu untuk makan dan minum firman Tuhan. Setiap kali kuambil Alkitab, akan kubuka sambil lalu dan melihat bahwa bagian ini dan bagian itu sudah kubaca, berpikir bahwa aku sudah mempunyai gagasan kasar tentang setiap bagian. Lalu akan kucari salah satu bagian yang lama, kubaca sepintas lalu, dan selesai sudah. Dahulu, kala kumakan dan minum firman Tuhan, cukuplah bagiku untuk mengerti makna harafiah dari firman itu, berfokus hanya pada penjagaan beberapa aturan dan cara bertindak. Tentu saja tidak kulihat banyak kebenaran yang perlu kumasuki, tidak juga kupuaskan hati Tuhan. Sama sekali tidak kutanggung beban hidupku sendiri, tidak juga kucemas tentang tidak melengkapi diri dengan cukup kebenaran; aku semata-mata menangani caraku makan dan minum firman Tuhan dengan biasa-biasa saja. Dengan sikap congkak seperti itu terhadap firman Tuhan, bagaimana akan kuperoleh pencerahan dan penerangan-Nya? Aku benar-benar tidak bekerja bersama Tuhan, dan menggunakan ungkapan "Ada waktunya bagi Tuhan untuk mencerahkan setiap manusia" sebagai alasan untuk secara membabi buta menanti pencerahan Tuhan. Aku benar-benar menjadi begitu bodohnya! Baru sekarang kuakui bahwa, meskipun ada waktunya bagi Tuhan untuk mencerahkan setiap manusia, sejauh ini benar adanya, adat suatu prinsip di balik pekerjaan Roh Kudus pada manusia. Manusia sendiri harus memiliki hati yang merindu, mencari, agar sanggup bekerja bersama Tuhan secara positif dan aktif. Baru setelah itu dapatlah Roh Kudus bekerja pada manusia dan mencerahkan serta menerangi pengertian manusia tentang kehendak Tuhan, menjadikan mereka mengerti akan kebenaran dalam firman-Nya.
Oh Tuhan! Kuhaturkan syukur atas pencerahan-Mu yang terjadi tepat pada waktunya yang memungkinkan aku mengenal penyimpangan dalam pengalamanku sendiri. Sekarang kuingin berpaling kembali untuk bekerja bersama-Mu secara positif dan aktif, untuk menjaga hati yang merindu dan mencari, untuk menanggung bebanku, untuk makan dan minum firman-Mu, untuk lebih jauh mengejar pencerahan yang diperoleh melalui firman-Mu, untuk membuat diriku menembus lebih dalam ke dalam kebenaran, dan demi hidupku agar bertumbuh menjadi lebih besar.
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Lagu Rohani Kristen 2020 - Inkarnasi Tuhan Terutama adalah untuk Mengungkapkan Firman-Nya
youtube
Lagu Rohani Kristen 2020 - Inkarnasi Tuhan Terutama adalah untuk Mengungkapkan Firman-Nya
Pengetahuan manusia kurang tentang
Tuhan yang praktis dan makna inkarnasi.
Lewat karya dan firman-Nya dalam daging,
manusia melihat Roh Tuhan yang kaya.
Makna dari Roh jadi daging
ialah agar manusia bersentuhan dengan Tuhan,
mengandalkan-Nya dan p'roleh pengetahuan tentang Tuhan.
Kau sembah pribadi ini,
tapi seb'narnya
yang kau sembah ialah Roh Tuhan.
Setidaknya ini harus diketahui
tentang inkarnasi Tuhan,
mengetahui substansi Roh lewat daging,
karya ilahi dan karya manusia-Nya dalam daging,
t'rima firman Roh dan lihat Roh arahkan daging
dan menunjukkan kuasa-Nya dalam daging.
Makna dari Roh jadi daging
ialah agar manusia bersentuhan dengan Tuhan,
mengandalkan-Nya dan p'roleh pengetahuan tentang Tuhan.
Tuhan turun ke bumi
'tuk ungkapkan firman-Nya
lewat daging, untuk s'lesaikan karya Roh.
Manusia mengenal Roh-Nya lewat daging.
Penampakan-Nya halau
Tuhan yang samar dalam pikiran m'reka.
Manusia balik menyembah Tuhan yang praktis,
meningkatkan ketaatan mereka.
Lewat karya ilahi,
karya manusia-Nya dalam daging,
manusia terima penggembalaan, wahyu,
watak yang berubah.
Makna dari Roh jadi daging
ialah agar manusia bersentuhan dengan Tuhan,
mengandalkan-Nya dan p'roleh pengetahuan tentang Tuhan.
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Lagu Rohani Kristen 2020 - Jadilah Seorang yang Menerima Kebenaran
youtube
Lagu Rohani Kristen 2020 - Jadilah Seorang yang Menerima Kebenaran
Oh~ Pilih jalanmu, jangan tolak k'benaran
atau menghujat Roh Kudus.
Janganlah bebal, janganlah angkuh.
Turutilah bimbingan Roh Kudus.
Kembalinya Yesus itu k'selamatan besar
untuk semua yang mampu terima kebenaran.
Kembalinya Yesus itu kutukan
'tuk m'reka yang tak mampu t'rima kebenaran. Oh~
Rindukanlah, carilah kebenaran.
Itu satu-satunya jalan baik bagimu.
Yang mendengar kebenaran tapi berpaling dengan sombong,
mereka semua sungguh bodoh dan bebal.
Kembalinya Yesus itu k'selamatan besar
untuk semua yang mampu terima kebenaran.
Kembalinya Yesus itu kutukan
'tuk m'reka yang tak mampu t'rima kebenaran.
Oh~ t'rima kebenaran, oh~ t'rima kebenaran.
Injak hati-hati jalan keyakinan Tuhan.
Jangan langsung ambil kesimpulan.
Jangan santai, lalai dalam imanmu 'tuk Tuhan.
Mereka yang percaya pada-Nya
harus hormat dan rendah hati.
Yang mendengar kebenaran tapi langsung menyimpulkan
atau mengutuk yang benar, betapa angkuh mereka.
Kembalinya Yesus itu k'selamatan besar
untuk semua yang mampu terima kebenaran.
Kembalinya Yesus itu kutukan
'tuk m'reka yang tak mampu t'rima kebenaran. Oh~ Oh~
Tak seorang pun yang percaya Yesus
memenuhi syarat untuk
mengutuk atau menghukum orang lain.
(Oh~ t'rima kebenaran.)
Jadilah rasional dan terimalah kebenaran.
Kembalinya Yesus itu k'selamatan besar
untuk semua yang mampu terima kebenaran.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Setiap Firman Tuhan Merupakan Pengungkapan Watak-Nya
Tumblr media
Hu Ke Kota Dezhou, Provinsi Shandong
Setiap kali aku menjumpai perkataan yang Tuhan ucapkan ini, aku merasa gelisah: "Setiap kalimat yang Kuucapkan mengandung watak Tuhan di dalamnya. Akan baik bagimu sekalian jika merenungkan firman-Ku dengan saksama, dan engkau semua pasti akan mendapatkan keuntungan besar dari firman-Ku" (Dikutip dari "Sangatlah Penting untuk Memahami Watak Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Aku merasa gelisah karena memahami watak Tuhan sangatlah penting baik pemahaman manusia tentang Tuhan maupun bagi usaha manusia untuk mengasihi dan memuaskan Dia. Namun, ketika makan dan minum firman Tuhan, aku selalu merasa sepertinya watak Tuhan itu terlalu sukar untuk dipahami, dan aku tidak tahu bagaimana cara memahaminya. Selanjutnya, melalui persekutuan dari pemimpinku, aku menjadi sadar bahwa berdasarkan firman-Nya, aku harus memahami apa yang Tuhan sukai dan apa yang Tuhan benci, sehingga dengan demikian, aku akan memperoleh pemahaman mengenai watak Tuhan. Kemudian aku mencoba untuk sejenak menerapkan hal itu dan aku melihat hasilnya. Tetapi aku masih bingung mengenai firman Tuhan, "Setiap kalimat yang Kuucapkan mengandung watak Tuhan di dalamnya," dan tidak tahu pasti bagaimana harus memahaminya.
Suatu hari, aku membaca perkataan ini dalam sebuah khotbah: "Watak Tuhan mengandung banyak aspek, yaitu apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu, pikiran-pikiran-Nya, gagasan-Nya, pemikiran dan hikmat-Nya. Watak Tuhan mengandung sikap Tuhan terhadap segala macam orang, seperti perasaan belas kasihan dan perhatian-Nya, serta murka-Nya terhadap pemberontakan dan perlawanan umat manusia. Karena setiap perkataan Tuhan mengandung pemikiran, hikmatdan gagasan-Nya, karena Firman Tuhan mengandung latar belakang dan sumber Firman-Nya, dan akhirnya karena perkataan Tuhan secara nyata mengungkapkan sikap Tuhan terhadap umat manusia, dengan tidak ada satu pun Firman yang tak berdasar, maka sudah selayaknya setiap kalimat mengandung watak Tuhan. Setiap kata yang diucapkan manusia mengungkapkan watak hidupnya. Jadi, bukankah setiap firman Tuhan mengandung watak-Nya terlebih lagi? Ini mudah dipahami, tetapi cara menemukan dan mengetahuinya tidaklah sesederhana yang disangka orang. Jika saat membaca firman Tuhan kita tidak berupaya menggalinyalebih dalam, tidak benar-benar berupaya atau tidak punya cukup pengalaman, maka watak Tuhan tidak akan mudah dikenali, apalagi dipahami. Yang dibutuhkan manusia adalah berdiam diri di hadapan Tuhan, membaca Firman Tuhan dan sepenuhnya mencurahkan hati mereka ke dalam Firman-Nya dan selama berdoa berupaya untuk mencari tahu firman Tuhan yang harus dilakukan; maka engkau secara perlahan akan menemukan kerangka pikiran di balik firman Tuhan. Inilah permulaan jalan masuk" (Persekutuan dari Atas). Ketika aku membaca persekutuan ini, semuanya langsung menjadi jelas. Aku menyadari bahwa watak Tuhan terdiri dari banyak hal: terdiri dari apa yang Tuhan miliki dan siapa Dia, pikiran-Nya, gagasan-Nya, pemikiran-Nya dan hikmat-Nya, juga sikap-Nya terhadap segala macam orang, dan lain-lain. Selain itu, setiap kalimat Tuhan mengandung latar belakang dan sumber dari setiap firman-Nya, dengan tidak ada satu pun kalimat yang tidak berdasar, dan setiap hal yang dilakukan Tuhan dan setiap kalimat yang Dia ucapkan adalah ungkapan nyata dari keseluruhan diri-Nya dalam kehidupan. Di sisi lain, pemahamanku tentang watak Tuhan hanya terbatas pada apa yang Tuhan sukai dan apa yang Tuhan benci. Pemahaman semacam ini terlalu berat sebelah sehingga tidak dapat mencapai pemahaman tentang watak Tuhan dari setiap kalimat-Nya. Selain itu, aku juga mengerti bahwa jika aku ingin memahami watak Tuhan dari setiap kalimat-Nya, aku perlu menenangkan diriku di hadapan Tuhan dan berupaya lebih keras untuk memahami firman Tuhan. Lebih jauh lagi, aku perlu berdoa dan mencari petunjuk di hadapan Tuhan, memusatkan perhatian untuk memahami kerangka pikiran di balik firman Tuhan beserta latar belakang dan sumber di balik tindakan Tuhan.
Aku bersyukur atas pencerahan dan penerangan Tuhan yang memungkinkanku untuk menyadari semua ini, dan selanjutnya aku mulai berfokus menerapkan dan memasuki aspek ini. Suatu hari, aku membaca satu bagian firman Tuhan berikut: "Penting tidaknya pekerjaan ini didasarkan pada kebutuhan umat manusia, dan realitas kerusakan manusia, dan parahnya ketidaktaatan Iblis serta pengaruhnya atas pekerjaan-Nya. Orang yang tepat untuk menjalankan tugas itu dipilih berdasarkan sifat dan kepentingan dari pekerjaan itu. Bila bicara soal kepentingan pekerjaan ini, masalah metode apa yang akan dipakai—pekerjaan yang dilakukan secara langsung oleh Roh Tuhan, atau pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi atau pekerjaan yang dilakukan melalui manusia—yang pertama disingkirkan adalah pekerjaan yang dikerjakan lewat manusia, dan, berdasarkan sifat dari tugas ini, dan sifat dari pekerjaan Roh versus daging, akhirnya diputuskan tugas ini dilakukan oleh daging karena lebih menguntungkan bagi manusia daripada dikerjakan langsung oleh Roh, dan memberikan lebih banyak manfaat. Inilah pemikiran Tuhan saat memutuskan apakah tugas ini akan dikerjakan oleh Roh atau oleh daging" ("Manusia yang Rusak Lebih Membutuhkan Keselamatan dari Tuhan yang Menjadi Daging" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). Ketika berupaya dengan saksama memahami bagian firman Tuhan ini, aku merasa telah menemukan karunia yang besar. Firman Tuhan menunjukkan perkembangan pemikiran Tuhan pada waktu itu, yaitu pemikiran tentang cara apa yang akan digunakan untuk pekerjaan pada akhir zaman. Dalam proses berpikir-Nya, hal pertama yang dipertimbangkan Tuhan adalah cara apa yang akan digunakan dan yang paling bermanfaat bagi manusia dalam pekerjaan ini, cara terbaik untuk mencapai akhir dari keselamatan manusia dan apa yang harus dilakukan untuk membuat Iblis menerima kekalahan, dan dengan demikian Iblis ditaklukkan dan orang-orang yang telah begitu dilukai akan dibawa menuju keselamatan yang utuh. Di sepanjang proses pemikiran ini, Tuhan terus-menerus memikirkan manusia dan tidak pernah memikirkan kepentingan ataupun keamanan-Nya sendiri. Tuhan tahu dengan pasti bahwa inkarnasi-Nya akan menderita banyak kesulitan, tetapi ini bukanlah pertimbangan dalam hal penyelamatan umat manusia. Sebaliknya, berdasarkan kebutuhan umat manusia dan kenyataan kebobrokan manusia, Dia tetap memilih cara "Tuhan menjadi manusia" untuk melakukan pekerjaan pada akhir zaman. Dia menghadapi bahaya besar dengan masuk jauh ke dalam sarang harimau, Dia dianiaya dengan ganas dan dikejar oleh si naga merah yang sangat besar, menanggung cacian dan hujatan dari berbagai agama dan denominasi, juga menanggung penentangan, pemberontakan dan kesalahpahaman kita yang mengikuti-Nya. Luka dan serangan terhadap hati Tuhan dan penghinaan yang Tuhan tanggung benar-benar tidak dapat dipahami oleh siapa pun. Segala sesuatu yang diungkapkan dan dinyatakan oleh Tuhan adalah keseluruhan diri-Nya dalam kehidupan: pengabdian-Nya yang tanpa pamrih bagi umat manusia dan harga yang dibayar-Nya bagi mereka. Kebesaran dan ketidakegoisan Tuhan disingkapkan secara nyata dalam pekerjaan-Nya dan setiap kalimat yang diucapkan-Nya, dan ini juga perwujudan belas kasihan dan kasih Tuhan yang tanpa pamrih. Kasih Tuhan bagi umat manusia bukan sekadar kata-kata kosong, tetapi merupakan harga sesungguhnya yang Dia bayar. Pada saat itu, aku mendapat pengertian yang jelas bahwa Tuhan sungguh maha besar dan maha pengasih! Jadi, meskipun aku telah membaca firman Tuhan ini sebelumnya, aku tidak pernah mengerti latar belakang di balik perkataan yang diucapkan Kristus atau semua yang firman Tuhan singkapkan, juga aku tidak memahami kasih Kristus bagi umat manusia. Baru sekarang aku memiliki pemahaman yang benar tentang firman Tuhan ini: "Setiap kalimat yang Kuucapkan mengandung watak Tuhan di dalamnya."
Sebelumnya, karena aku tidak pernah menenangkan hatiku atau dengan sungguh-sungguh berusaha menggali firman Tuhan, aku kehilangan begitu banyak kesempatan yang baik untuk memahami Tuhan, sedemikian banyaknya sampai-sampai hingga hari ini pun aku masih memiliki banyak gagasan dan kesalahpahaman tentang Tuhan, dan aku masih jauh dari-Nya. Baru sekarang aku mengerti bahwa jika aku ingin memahami watak Tuhan, aku harus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menggali dan mencari kebenaran di dalam setiap kalimat firman Tuhan. Dengan cara ini, aku pasti akan memperoleh manfaat yang sangat besar. Mulai hari ini, aku ingin berfokus untuk lebih menggali firman Tuhan, dan berusaha untuk sesegera mungkin menjadi orang yang memiliki pemahaman tentang Tuhan.
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Text
Lagu Rohani Kristen 2020 - Manusia Pertama adalah Makhluk Hidup dengan Roh
youtube
Lagu Rohani Kristen 2020 - Manusia Pertama adalah Makhluk Hidup dengan Roh
Mulanya, Tuhan ciptakan manusia.
Dia ciptakan leluhur manusia, Adam,
nyata terbentuk, penuh daya hidup.
Adam terbangun dengan kemuliaan Tuhan.
Tuhan ciptakan perempuan pertama—Hawa,
tercipta dari tulang rusuk Adam.
Hawa juga leluhur manusia.
Manusia yang Tuhan ciptakan
dipenuhi dengan nafas dan kemuliaan-Nya.
O, betapa mulianya hari itu! Saat Tuhan ciptakan Adam.
O, betapa mulianya hari itu! Saat Tuhan ciptakan Hawa.
Mereka leluhur manusia, harta murni nan berharga.
Laki-laki dan perempuan yang mempunyai roh.
Tuhan ciptakan Adam penuh hidup, mulia.
Kesempurnaan yang nyata, dia makhluk yang dib'ri roh,
makhluk yang diberi napas, gambaran dari citra Tuhan.
Hawa, makhluk bernapas kedua yang Dia ciptakan,
penuh hidup dan kemuliaan Tuhan,
dibentuk dari Adam, dan serupa dengan gambar Tuhan,
makhluk dengan tulang, daging, dan roh.
O, betapa mulianya hari itu! Saat Tuhan ciptakan Adam.
O, betapa mulianya hari itu! Saat Tuhan ciptakan Hawa.
Mereka leluhur manusia, harta murni nan berharga.
Laki-laki dan perempuan yang mempunyai roh.
Laki-laki dan perempuan yang mempunyai roh.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Video
youtube
Film Rohani Kristen Terbaru | DI TENGAH MUSIM DINGIN | Kesaksian Penuh Kemenangan Seorang Kristen - Edisi Dubbing
Namanya adalah Xiao Li. Dia percaya kepada Tuhan selama lebih dari satu dekade. Pada musim dingin tahun 2012, dia ditangkap oleh polisi Komunis Tiongkok di sebuah gereja. Selama interogasi, polisi berulang kali membujuk, mengancam, memukul, dan menyiksa dia dalam upaya mereka untuk merayunya agar mengkhianati Tuhan dengan mengungkapkan keberadaan para pemimpin dan uang gereja. Khususnya di suatu malam yang beku ketika suhu minus dua puluh derajat, ia ditelanjangi secara paksa, disiram dengan air dingin, disetrum dengan listrik pada alat kelaminnya, dan dipaksa minum air mustard oleh polisi .... 
Dia menderita penyiksaan brutal dan penghinaan yang tak terbayangkan. Selama interogasi, dia merasa terluka dan terhina. Dengan putus asa ia berdoa kepada Tuhan dari waktu ke waktu. Firman Tuhan memberinya pencerahan dan bimbingan tepat waktu. Dengan iman dan kekuatan yang dia terima dari firman Tuhan, dia menahan siksaan keji dan penghancuran iblis serta memberikan kesaksian yang luar biasa. Seperti bunga plum di musim dingin, ia menunjukkan ketabahan yang kuat dengan bangga berbunga di tengah aniaya yang berat, memancarkan aroma semerbak yang menyenangkan ... 
 Rekomendasi: Video Kesaksian Kristen | Dokumenter Kronologis Penganiayaan Keagamaan di Tiongkok | Siapa Yang Memaksanya Ke Ujung Jalan
1 note · View note
selidikikilatdaritimur · 5 years ago
Video
youtube
Lagu Rohani Kristen Terbaru | Sungguh Sukacita Menjadi Orang Jujur | Tuhan Suka Orang Jujur Memahami kebenaran membebaskan roh orang dan membuatnya bahagia. Itu benar! Aku meyakini Firman Tuhan dan tiada menyimpan keraguan. Bagaimana mungkin kita memiliki keraguan? Aku tidak pesimis, aku tidak mundur dan tidak pernah putus asa. Lihat!
Aku berpegang pada pelaksanaan tugasku dengan sepenuh hati dan pikiranku, dan aku tidak memusingkan keinginan daging. Aku pun tidak buruk! Kendati kemampuanku rendah, aku memiliki hati yang jujur. Benarkah? Aku sepenuhnya membaktikan diri dalam segala hal demi memuaskan kehendak Tuhan. (Ah, itu benar!) Aku melakukan kebenaran, menaati Tuhan, dan berusaha menjadi orang jujur. Hebat! Aku terbuka dan adil, tanpa tipu daya, hidup dalam terang. Bagus sekali! Orang-orang jujur, cepatlah kemari, mari kita berbicara dari hati ke hati. Semua orang yang mengasihi Tuhan, datanglah berkumpul dan bergabung sebagai teman-teman baik. Satu, dua, tiga, kita semua adalah teman-teman sejati. Semua orang yang mencintai kebenaran adalah saudara-saudari. (Keluarga!) Wahai orang-orang yang bahagia, mari menyanyi dan menari memuji Tuhan. Menyanyi! Menari! Sungguh sukacita menjadi orang jujur! Sungguh sukacita menjadi orang jujur! Menjadi orang jujur sungguh membahagiakan!
Memahami kebenaran membebaskan roh orang dan membuatnya bahagia. (Orang yang diberkati!) Aku meyakini Firman Tuhan dan tiada menyimpan keraguan. Kita jelas dalam visi! Aku tidak pesimis, aku tidak mundur dan tidak pernah putus asa. (Sungguh baik memahami kebenaran!) Aku berpegang pada pelaksanaan tugasku dengan sepenuh hati dan pikiranku, dan aku tidak memusingkan keinginan daging. Kita hidup seperti manusia! Kendati kemampuanku rendah, aku memiliki hati yang jujur. Ah, hati yang jujur begitu berharga! Aku sepenuhnya membaktikan diri dalam segala hal demi memuaskan kehendak Tuhan.
Bukankah ini jalan untuk mempraktekannya? Aku melakukan kebenaran, menaati Tuhan, dan berusaha menjadi orang jujur. (Tuhan tidak meminta banyak dari kita.) Aku terbuka dan adil, tanpa tipu daya, hidup dalam terang. Berikan kemuliaan bagi Tuhan! Orang-orang jujur, cepatlah kemari, mari kita berbicara dari hati ke hati. Tidak ada yang tidak suka orang jujur, kan? Semua orang yang mengasihi Tuhan, datanglah berkumpul dan bergabung sebagai teman-teman baik. Orang-orang curang sangat menjijikkan! Eww! Semua orang yang mencintai kebenaran adalah saudara-saudari. Wahai orang-orang yang bahagia, mari bernyanyi dan menari memuji Tuhan. Hanya orang-orang jujur yang memiliki kebahagiaan sejati. (Kebahagiaan sejati!) Orang-orang jujur, cepatlah kemari, mari kita berbicara dari hati ke hati. Semua orang yang mengasihi Tuhan, datanglah berkumpul dan bergabung sebagai teman-teman baik. Semua orang yang mencintai kebenaran adalah saudara-saudari. Wahai orang-orang yang bahagia, mari bernyanyi dan menari memuji Tuhan. Menyanyi! Menari!
Orang-orang jujur, cepatlah kemari, mari kita berbicara dari hati ke hati. Semua orang yang mengasihi Tuhan, datanglah berkumpul dan bergabung sebagai teman-teman baik. Semua orang yang mencintai kebenaran adalah saudara-saudari. Wahai orang-orang yang bahagia, mari bernyanyi dan menari memuji Tuhan. Orang-orang jujur, cepatlah kemari, mari kita berbicara dari hati ke hati. Semua orang yang mengasihi Tuhan, datanglah berkumpul dan bergabung sebagai teman-teman baik. Semua orang yang mencintai kebenaran adalah saudara-saudari. Wahai orang-orang yang bahagia, mari bernyanyi dan menari memuji Tuhan. Orang-orang jujur, cepatlah kemari, mari kita berbicara dari hati ke hati. Semua orang yang mengasihi Tuhan, datanglah berkumpul dan bergabung sebagai teman-teman baik. Semua orang yang mencintai kebenaran adalah saudara-saudari. Wahai orang-orang yang bahagia, mari bernyanyi dan menari memuji Tuhan.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
1 note · View note