Tumgik
seulcesoir ยท 1 year
Text
Dunia ini dipenuhi oleh banyak suara. Suara manusia yang rata-rata berbicara antara seratus sampai seratus lima puluh kata per-menit, suara gajah memanggil kelompoknya, suara gemuruh kendaraan, suara gemerisik daun yang tertiup angin, ombak yang menghempas batu karang, dan banyak suara lainnya yang dapat didengar begitu saja atau suara yang hanya dapat didengar dengan alat bantu. Dan juga, suara yang dapat didengar meski seseorang tidak mengatakan sepatah katapun. Tidak semua suara dia izinkan untuk masuk ke dalam indra pendengarannya. Hanya beberapa yang ingin dia dengar, dan lainnya untuk dia abaikan.
Seperti pada sore menuju malam ini, suara yang terdengar jelas di telinga gadis muda yang sedang duduk di hamparan pasir pantai berwarna putih gading ini adalah suara deburan ombak, gemerisik daun di sekitarnya yang tertiup angin, lalu cuitan burung cikalang kecil yang sesekali terdengar. Dia mengizinkan semua suara itu berpadu menjadi 'suasana pantai kesukaanku'. Dengan memejamkan kedua matanya, dia bisa menikmati saatnya dengan damai duduk di bibir pantai dekat rumah kerabatnya itu. Sendirian, namun tempat itu dipenuhi berbagai macam suara. Mendadak, ia menangkap suara yang berbeda memenuhi telinganya. Seorang pria yang tampak seusianya mulai mengutik gitar dan memainkan sebuah lagu.
๐˜’๐˜ข๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ช๐˜ด๐˜ช ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช
๐˜‹๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ช
๐˜’๐˜ถ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข
๐˜๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช
๐˜’๐˜ข๐˜ถ ๐˜ด๐˜ช๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ถ
๐˜‹๐˜ช ๐˜ด๐˜ข๐˜ท๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ถ
๐˜‰๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜จ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช
๐˜’๐˜ข๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ
๐˜’๐˜ข๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ธ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ฎ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ถ
๐˜‹๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ
๐˜’๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ค๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ
๐˜’๐˜ข๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ณ๐˜ข
๐˜›๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข
Gadis itu menaruh penuh atensinya pada pria yang kini duduk berjarak lima meter dari sisinya. Sesekali gadis itu memejamkan kedua matanya sangat lama seakan hanyut dalam alunan melodi yang dia izinkan untuk masuk ke telinganya, menikmati suasana senja diiringi suara nan merdu milik seseorang yang tak dia kenal.
Pria itu menyadari bahwa ia sedang diperhatikan oleh seseorang. Senar gitarnya tak lagi dipetik, kemudian ia melayangkan senyuman tipis dan anggukan kecil kepada gadis itu.
"Maaf kalau mengganggu." Pria itu membuka obrolan.
"Oh iya, ngga apa-apa. Ngga merasa terganggu. Lagunya bagus." Jawab gadis itu agak kikuk.
"Muara."
"Hm?"
"Judul lagunya, Muara."
Gadis itu hanya mengangguk sebagai bentuk responnya. Kemudian keduanya hanya terdiam memandangi langit sore yang warnanya semakin jingga, tak banyak awan menggantung di sana, hanya beberapa yang berwarna abu-abu tua.
"Kamu tau mengapa orang sangat menyukai senja, kerap menjadikan senja sebagai subjek sebuah karya, entah lagu ataupun lukisan?" Pertanyaan serius tiba-tiba ia lontarkan, cukup mengagetkan sang gadis.
"Mungkin karena...."
Gadis itu menoleh ke arah pria itu, kemudian cepat-cepat memalingkan wajahnya saat mata mereka bertemu.
"Mungkin karena merasa emosional begitu saja...." Lanjut sang gadis agak ragu.
"Warnanya memberi kesan hangat, tenang dan indah. Orang mungkin akan langsung merasa seperti sedang dipeluk oleh langit. Kemudian muncul lah inspirasi." Lanjutnya dengan lebih percaya diri.
"Serius banget jawabnya." Pria itu tersenyum melihat ekspresi si gadis yang terlihat antusias dengan percakapan yang ia mulai.
"Ya, itu benar kok." Lanjutnya seraya berdiri dari tempat duduknya di pasir yang mulai terasa nyaman, namun harus ia tinggalkan.
"Sudah mau pulang?"
"Iya. Ngga baik berlama-lama terlena sama keindahan yang sesaat."
"Justru karena indahnya hanya sesaat jadi harus dinikmati dengan sungguh-sungguh."
"Hahaha, bisa aja. Saya duluan." Pria itu tertawa, kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan gadis yang terlihat masih asyik memandangi langit jingga.
"Ya." Jawabnya singkat sambil melambaikan tangan.
Beberapa langkah pria itu berjalan menjauh, tiba-tiba ia berbalik badan dan memberi tahu namanya kepada gadis yang baru ia lihat di lingkungan tempat tinggalnya itu.
"Raka. Nama saya Raka."
"Oh... Airi. Nama saya Airi."
Pria itu melanjutkan langkahnya pergi sementara sang gadis tersenyum dan menaruh atensinya yang tadi sempat lari kembali kepada tujuan utama dia berada di sana, senja.
Tumblr media
3 notes ยท View notes
seulcesoir ยท 1 year
Text
Tumblr media
โ€” The Art of Summer Love.
What makes you believe that 'this' is what makes you fall in love with someone? Is it because you have a lot of things in common? Like being equally interested in thriller movies, literature, having similar viewpoints on something or you simply fall for it.
โ€œIt turns out you also like thriller movies.โ€
โ€œDo you listen to The Cure a lot?โ€
โ€œWe have a lot of things in common.โ€
Many people believe that love is simpleโ€”that you simply know that he is the one person you admire. Some people believe that love is really complicated. What does Sora believe? Both are valid. There were moments when she thought love was as simple as folding an origami bird, and times when she thought love was as complicated as the maths olympiad questions she did when she was in high school. Aside from the many criteria a person has, there is one thing she knows for certain about falling in love. There was a sense that was quite simple for her to grasp: she just felt that he was the one she desired the most, and she kept thinking about him.
Sora sat on a park bench in the shade of a tree. The June breeze brushed over her unruly hair. Her hand was holding a pencil and a sketchbook. She drew line after line from right to left, up to down, to create a pattern of a person's face. The pencil strokes then came to a halt because someone called her name.
โ€œSora!โ€ He said it with a smile, the sweetest smile in her eyes.
Sora simply smiled and waved as a tall man wearing a basic white t-shirt carrying a black tote bag approached her.
โ€œSorry for being late; I bought you some banana milk.โ€
โ€œIt's okay. I just came ten minutes ago. Thanks!โ€ Then Sora took out a box of watermelon, despite the fact that she disliked watermelon.
โ€œHaha, that's my favourite.โ€ As he opened the box, he stated this.
โ€œDo you already know what you want to draw?โ€
โ€œHm. I think I know what I'm going to draw.โ€
โ€œGreat.โ€ He then pulled out his art supplies.
Sora's favorite season is winter. But she also like summer since it allowed her to spend a lot of time catching up with someone. It was much like their typical routine. They spend time together drawing, painting, or do nothing. Sora moved to another city after graduating from high school for some reason to live with her aunt. Only during this season was Sora able to meet up with this man.
They'd been sitting on a park bench for several hours. Each was preoccupied on their sketchbooks, with only short talk, banana milk, and watermelon to break the silence.
โ€œWhat exactly are you drawing?โ€
โ€œYou!โ€ Sora excitedly showed her drawing.
โ€œMe? Really? Wow, thank you. Hahaha. I'm overjoyed to have it.โ€ His syes shone brightly, and he grinned. His gaze remained fixed on himself, as painted on the paper by Sora. โ€œCan I take it with me if it's for me?โ€
โ€œThis isn't the first time you've received a drawing from me, is it?โ€
โ€œHahaha, just in case you wanted to keep my face to yourself.โ€
โ€œHaha, what is it for?โ€
โ€œI've been thinking a lot about you. Your smile, your laugh, and your sad face, I have them in my mind, and some I put into drawings. Which you don't know.โ€
To Sora, drawing for someone means that she cares for that person more than anyone else, that is unspoken by her. She is very happy if her drawings can make those around her feel that they are special. She is also happy if someone draws for her. Every line drawn, color lost, and emotion poured out requires time. It's incredibly special to her.
โ€œWhat did you draw?โ€ Sora asked him back.
โ€œIt's just... the sky.โ€
โ€œIn Japanese, Sora means sky.โ€
โ€œI know.โ€ He smiled.
โ€œI also drew you.โ€
โ€œโ€œWhy does it feel like we're not meant for each other when we have so much in common, even though we understand each other, if we like each other even though it's unspoken? Why does it feel hard to show that I care about you so much, that I want to know what song you're listening to, how your day is going, what makes you sad, what makes you happy, and what book you're reading? I just feel I shouldn't say I like you, Sora.โ€
Yes, I can tell that's what he had in mind. Maybe. Whether it's true or not, I just feel like he's saying that to me, and I think the same as him. I shouldn't say I like you.โ€ Sora had a conversation with herself.
Both of them harboured their feelings deeply, but neither of them wanted the summer to pass quickly.
3 notes ยท View notes