shailla
shailla
Back_Black
69 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
shailla · 8 days ago
Text
Aku memang mengharapkan, tapi ini tiba-tiba.
Aku tidak tahu sebelumnya, dan kamu muncul begitu saja.
Aku telah salah di alam realitas, dan kamu muncul menggerai di mimpiku.
Hay, sebuah tanaman sudah lama tidak tersiram.
Hebatnya ia masih bisa bertahan hidup.
Terlihat layu. Namun ia tak mati.
Ia diam pasrah, berdoa, sesekali diterpa angin.
Hampir saja roboh, tapi akarnya cukup kuat bertahan.
Ia sedang menunggu seseorang yang menyiramnya.
Sumber kesuburan yang telah lama menghilang.
Eh... Dia masihkah mau menunggu juga?
Semoga saja.
Ngomong-ngomong ini sangat sederhana yah.
Bahkan tidak terkesan puitis.
Tapi kamu tahu? Aku menulisnya dengan air mata loh...
Mungkin besok waktu kamu membaca akan tertawa.
Hey... aku jujur. Tidak bisa berkata lagi.
Aku merindukanmu, sangat!!! Apakah kamu tahu?
Sudah yah, baik-baik orang baik.
0 notes
shailla · 12 days ago
Text
Soal cinta emang bener bener harus diprivat, ga pernah stori bucin apalagi galau, selain semakin dewasa juga buat apa, semakin galau dan bucin di sosial media engga bikin kita tambah keren, malah miris terlihat kasian.
Tapi ngomong ngomong, aku juga bakal hancur sehancur hancurnya kalau ternyata soal cinta ini nantinya akan selesai tanpa happy ending.
Angudzubillah mindzalik semoga jodohku tetep yang kusebut dalam doa ya Alllah. Aamiin.
0 notes
shailla · 15 days ago
Text
Tidak harus berisik untuk apa yang sedang kita perjuangkan, kalau perlu bermanuver seolah oleh kita mengejar ke kiri, padahal sebenarnya ke kanan.
Untuk hal hal yang serius benar benar sedang dikejar, entah cita cita atau apapun itu, pastikan jangan berisik, jangan diumbar di sosial media. Tampakan saja yang semu semu, supaya semesta tidak menyangka.
0 notes
shailla · 1 month ago
Text
Pada akhirnya, kualitas tertinggi seseorang diukur dari kedisiplinannya.
Ilmu setinggi langit pun akan kehilangan maknanya tanpa fondasi disiplin yang kokoh.
Disiplin adalah akar dari karakter; ia tumbuh perlahan, tak bisa dipetik secara instan.
Bila sejak awal seseorang tak mampu bersikap disiplin, maka masa depannya pun akan rapuh.
Ketidakdisiplinan adalah alasan paling jujur mengapa seseorang belum layak menerima kepercayaan lebih.
Ucapan yang indah tak menjamin kedewasaan—lihatlah kesehariannya:
bagaimana ia bersikap dalam interaksi sosial, menjaga ibadah, menunaikan amanah, dan memegang komitmen.
Di situlah nilai sejatinya terbaca.
0 notes
shailla · 1 month ago
Text
Khawatir, cemas, takut, bingung. Ternyata sedalam itu cobaan untuk kesana ya, aku pikir aku sudah pasrahkan semua sama Allah, tapi ternyata aku masih belum bisa. Aku manusia biasa, wajarkan kalau tiba tiba khawatir, takut, cemas. Meski pintu demi pintu sudah terbuka, kunci sudah kumiliki, tapi tetap saja, ketika belum benar benar kumiliki seutuhnya, rasanya masih takut.
Ya Allah tenangkanlah hambamu yang rapuh ini.
0 notes
shailla · 1 month ago
Text
Semakin kita ingin berniat baik, semakin besar pula badai yang hadir. Disitulah mental dan ketahanan diri kita diuji, supaya terus berpegang pada prinsip prinsip kebaikan yang kita kejar.
Semoga semuanya sampai tujuan, ya.
0 notes
shailla · 1 month ago
Text
Miris banget ya, umur semakin bertambah, tapi sikap masih kekanak kanakan. Pemikiran masih belum juga dewasa, ambisi masih juga itu itu aja.
0 notes
shailla · 1 month ago
Text
Ternyata jatuh cinta enggak sesederhana itu, ya.
0 notes
shailla · 2 months ago
Text
Aku banyak belajar dari orang orang hebat dulu, bahwa rencana kita untuk menggapai sesuatu harus disembunyikan dengan baik. Bukan apa apa, kalau dalam taktik peperangan tentu kita tidak bertanya lagi apa manfaatnya, tapi bagaimana kalau untuk kehidupan sehari hari?
Jawabannya cukup mudah, setidaknya menghindari sorot mata orang yang menyimpan dengki, karena hal tersebut berpengaruh. Naudzubillah mindzalik.
Maka kita perlu melakukan manuver atau seolah olah mengecoh dengan hal yang mirip dengan target kita, hanya saja bukan itu sesungguhnya.
0 notes
shailla · 2 months ago
Text
Seandainya rejeki diukur dari nominal gaji, maka secara tidak langsung seolah mengatakan Allah itu enggak adil. Tapi nyatanya, rejeki manusia sudah Allah atur sedemikian rupa. Kuncinya hanya di, percaya enggak kita sama Allah. Kalau percaya, hanya sebatas ucapan lisan dan ketikan sosial media, atau benar benar keyakinan hati akibat buah keimanan? Hidup harus realistis memang, tapi diatas realistis ada kekuatan iman yang melampauinya. Yang terkadang menabrak batas batas realistis.
Apa sih yang yang mustahil bagi Allah dalam mencukupi hambanya?
0 notes
shailla · 2 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Semoga, ini adalah kali terakhir aku melihat sunset seindah ini sendiri, semoga kelak sudah bisa bersamamu. Aamiin.
2 notes · View notes
shailla · 3 months ago
Text
Waktu muda waktu yang rawan. Kalau tidak disibukan dengan hal hal yang baik, pasti larinya kesebaliknya. Mumpung masih muda, masih bugar bugarnya akal dan ingatan, tolong dimanfaatkan betul untuk banyak belajar dan membaca, banyak berfikir dan bertanya, banyak banyak meraup ilmu. Sibukan diri dengan segala yang berbau ilmu, toh itu investasi untuk diri sendiri juga.
Pokoknya masa muda itu ilmu, ilmu, ilmu.
0 notes
shailla · 3 months ago
Text
Aku mau cerita sedikit tentang idealisme.
Beberapa waktu lalu aku silaturahmi ke tempat saudara. Singkat cerita aku selalu ditegur soal penampilan. "Katanya ustad, kok penampilannya seperti itu terus", ujarnya dengan nada bercanda.
Aku tidak tersinggung apalagi marah, sama sekali tidak. Justru aku senang berarti ada yang selama ini salah dari diriku dan perlu diperbaiki kedepannya, yaitu penampilan. Ternyata tidak cukup kita hanya banyak belajar ilmu, mengetahui banyak hal, tapi penampilan kita masih belum berubah. Tadinya aku selalu berpikir bahwa, penampilan tidaklah terlalu penting dengan beberapa catatan yang akan aku uraikan nanti dibawah.
Satu hal yang perlu kita ketahui bersama, bahwa aku secara pribadi memiliki idealisme tersendiri. Tapi bukan berarti aku menutup segala masukan dan kritik, sama sekali tidak, justru aku senang dengan hal itu.
Hanya saja, aku sadar bahwa aku kini berada di lingkungan pesantren. Tentu saja tiap saat bergelut dengan para santri dan warga warga sekitar. Sebagian orang berpendapat dengan kondisiku saat ini bahwa aku harus menyesuaikan, apalagi sebagai orang yang dilihat dan dicontoh. Okeh, itu benar.
Tapi ada satu hal yang selama ini menjadi pijakanku. Hal ini terlampau sulit diterima aku rasa. Bahwa aku ingin, secara umum, umat islam memandang jauh kedepan. Aku ingin memberikan contoh, bahwa kita tidak boleh hanya menetap dizona nyaman beragama tanpa melihat beberapa pandangan kedepannya.
Kita harus bisa profesional dan berani masuk kekancah eksistensi yang lebih tinggi. Disana ada tanggung jawab besar yang membutuhkan ilmu. Pada saat yang sama, sebagian orang memandang dikancah tersebut, bahwa ketika seseorang sudah terdeteksi sebagai seorang, anggaplah ustad, maka akan tampak tidak fair. Dia justru akan dipandang rendah dan tidak terlalu di akui di kancah tersebut. Mereka akan menganggap manusia itu pasti dogmatis.
Maka saya berpikir, ketika sarung dan peci menjadi penghalang diterimanya kebenaran pada tataran yang lebih tinggi, maka tidak ada masalah kita melepaskannya. Bukankah jika ada beberapa kemaslahatan memanggil, maka maslahat yang lebih besar (lebih tinggi) harus didahulukan?"
Berpenampilan bagus, dengan baju takwa, itu hebat, luar biasa, tetapi ketika itu menghalangi tujuan kita dari menyampaikan kebenaran, maka tidak ada salahnya kita tidak berpenampilan seperti itu. Itulah idealisme yang selama ini saya pegang. Dan itu yang aku maksud tadi.
Aku hanya ingin bahwa apa yang aku sampaikan, dari argumentasi argumentasi dan ilmu yang ada, bisa diterima, bukan hanya dikalangan santri dan kiai, dalam tanda kutip lingkungan dogmatis. Tetapi juga mampu berkicau dikepala para mahasiswa dan akademisi atau orang orang yang bahkan liberal. Aku ingin orang islam mampu bertarung dan memenangkan pertarungan pada tataran yang lebih tinggi. Bukan hanya ribut soal receh dan tidak esensial seperti masalah habis solat boleh selaman atau tidak.
Singkat kata, toh saya juga belajar profesional. Tau kapan harus berpenampilan seperti ini kapan harus seperti itu. Anggaplah ketika kumpul bersama teman teman seperti beberapa waktu lalu, saya tidak mungkin memakai sarung dan baju koko (meski hal itu tidak salah) kenapa? Tentu itu aneh dan tidak profesional. Disatu sisi, aku tidak ingin membuat salah satu diantara mereka segan apalagi minder ngobrol bareng, aku tidak mau ada yang beranggapan bahwa levelku lebih tinggi. Aku ingin fair, saat berbicara dan berkawan kita sama. Toh pakaianku tidak melanggar syariat.
Jadi itu idealisme yang aku maksudkan. Dan itu aku rasa adalah trik supaya kita bisa lebih diterima dikalangan tertentu. Tiap tempat ada masanya, tiap masa ada tempatnya.
0 notes
shailla · 3 months ago
Text
Semakin berniat akan semakin banyak ujian. Itulah fitrahnya.
0 notes
shailla · 3 months ago
Text
Ya Allah, semoga dia yang aku doakan segera engkau pertemukan denganku, mudahkan urusan kami ya rabb. Aku percaya dia sangat baik, sangat baik seperti ibuku.
Cukupkanlah visi misi akhirat menjadi motivasi kehidupan kita kedepannya.
Aamiin ya Allah
0 notes
shailla · 3 months ago
Text
Syawal ini
0 notes
shailla · 3 months ago
Text
Semakin kamu bahagia dengan kehidupanmu saat ini, dengan keluarga, teman teman, dan semuanya, seolah kamu sudah merasa cukup dengan segalanya, aku ikut senang. Tapi di lain sisi aku semakin khawatir dan takut untuk benar benar masuk kedalam kehidupanmu. Aku takut merusak kebahagiaanmu, menghilangkan senyum ceriamu dan juga tawa hangatmu.
Meski demikian aku juga tak bisa mencegah apa yang tumbuh dalam hati di alam bawah sadarku. Aku mengakui semua itu bahwa aku menyukai segala tentangmu. Di satu sisi, kamu juga harus tau bahwa semua yang kini bersamamu dengan sendirinya juga sedang merancang mas depannya sendiri. Karenanya, kamu juga harus demikian. Kamu harus sadar itu bahwa, sekental apapun darah kekeluargaan tidak bisa membendung fitrah penciptaan.
Ya Allah, mudahkanlah semuanya dengan caranya yang mulia. Aamiiin.
0 notes