Tumgik
sindukabayu · 4 years
Text
WP #34 Tadika Mesra
Tumblr media
Tema: Harga Sebuah Pertemanan.
Ada jumpa yang harus diusahakan, ada senyum yang harus dirayakan dan ada jalinan yang diharap senantiasa bersambung. Semoga.
Pertemanan kita mungkin biasa-biasa saja. Dipertemukan di sosial media, dikumpulkan oleh aksara, disatukan oleh kesukaan yang sama: menata kata-kata.
Pertemanan kita mungkin biasa-biasa saja. Ada tawa dan airmata, ada harapan juga patah asa, ada duka-lara pun riang gempita. Semua wajar adanya.
Pertemanan kita mungkin biasa-biasa saja, tanpa saling memberi, yang spesial pun tak ada, bahkan beberapa di antara kita sekalipun tak pernah bersua.
Pertemanan kita mungkin biasa-biasa saja. Namun, setelah sekian purnama bersama kita habiskan masa, ternyata diam-diam kita saling mendoa.
Iya, kita : Tadikatralala (@meremahrindu )
Apakah suatu hari nanti pertemanan maya ini akan senantiasa terkenang hingga masa yang tak bisa diperhitungkan? Semoga iya.
Apakah suatu hari nanti pertemanan nyata ini akan senatiasa menjadi cerita yang membuat rasa haru bertamu? Semoga iya.
Canda yang terus mengalir, nasihat yang telah terukir, dan kesan pesan yang telah lahir menjadi kenangan yang sarat perasaan bagi ingatan.
Jika kelak keadaan berubah, jika kelak tak ada lagi apa kabar yang tertukar. Semoga di suatu sudut hati, ada rindu yang melahirkan harapan. Ada harapan yang melahirkan semoga. Ada semoga yang melahirkan doa; Semoga dimanapun kalian berada senantiasa dalam keadaan baik, bersyukur dan bahagia.
Harga sebuah pertemanan seperti harga sebuah waktu yang terus berjalan, terlalu mahal untuk dijadikan bual. Terlalu manis untuk suatu episode kehidupan yang sesekali di sisipi oleh tangis.
Terimakasih Tdikakyutkyut.
Terimakasih Tumblr.
Terimakasih Teman-teman.🌻❤ (@kkiakia)
Sejatinya, kita tak bisa hidup sendiri. Akan selalu ada orang-orang tiba dan pergi dan memberikan banyak arti; melalui perjalanan panjang bersama. Teruntuk yang menetap di antara suka dan duka, aku memanggilnya sebagai teman.
Bagaimanapun juga, sedalam apa pun kita mencintai kesendirian, teman akan selalu ada ketika kita tenggelam dan tak menyadarinya.
Friends lift us up, not push us down. Itulah mengapa, teman ialah sesuatu paling berharga di dalam kehidupan.
Terima kasih, teman. (@ariqyraihan)
Harga sebuah pertemanan?
Hmm, asalkan nggak minta 'harga teman' ajah~~~🙃
(@asimetris)
Kerja semesta sungguh indah, ia mempertemukan yang asing menjadi saling, ia mengumpulkan yang satu menjadi padu. Dan takdir Sang Kuasa bekerja, menghimpun ruh-ruh yang berserak dalam satu cawan tak kasat mata, lalu menyatukannya dengan tali kasih sayang.
Sungguh, jarak memang membentang luas, namun ia diisi dengan doa-doa kebaikan yang tulus, tunas-tunas rindu yang berkembang meski tanpa temu, juga senyum dan tawa yang menembus batas ruang. Demikianlah ia menjadi tak ternilai, tak terukur, tak terhingga. Sepanjang masa. Semoga. (@manifestasi-rasa )
Teman; #nidadantadika
Belum bisa ketemu sekarang; nggakpapa, masih bisa besok.
Belum bisa ketemu besok; nggakpapa, mungkin nanti kalau undangan bersatunya dua insan tersebar.
Belum bisa datang menghadiri undangan; nggakpapa, mungkin nanti kalau anak pertama lahir.
Masih belum bisa ketemu juga; nggakpapa, mungkin suatu saat akan dipertemukan juga dengan atau tanpa rencana.
Masih belum bisa ketemu lagi; nggakpapa, seenggaknya ketika berita duka datang, masih sempat lah kita menatap walau tak harap sapa atau bincang hangat.
Kalaupun masih saja tidak sempat melepas kepergianmu; semoga dipertemukan kelak sebagai teman yg saling menahan rindu walaupun belum bertemu.
Teman, katanya.
Teman bertukar asa, teman berbagi rasa, teman untuk bercerita.
Teman tapi menikah, aahh itu biar nida ajaaa sama entah siapaaa wkwkwkwkwk (@worldofneptune )
Aku akan selalu menghargai setiap detik pertemuan ini,
Kalaupun kelak harus berakhir pada kesibukan masing-masing
Semoga doa tak pernah putus tuk gantikan sapa yang sempat hilang
Terimakasih tlah sudi menerimaku menjadi kawan,
Semoga dari kita tak kan ada yang pernah berakhir sebagai lawan.
Lv (@sfwhkml9)
Aku selalu percaya, definisi teman bukanlah ia yang membuatku tertawa. Melainkan mereka yang berhasil membuatku tersedu, menangisi betapa banyak khilafku.
Aku selalu percaya, semakin bertambah usia maka itu artinya semakin berkurang kuantitas teman. Seberapapun yang masih saling mengenal, semoga mereka yang selalu menambah kualitas imanku.
Aku selalu percaya, banyak orang akan mudah datang dan pergi. Entah kita sudi menyebutnya teman atau sebatas kenalan. Tapi aku akan tetap menjadikanmu sebagai temanku.
Aku selalu percaya, atas segala skenario yang sudah Allah tetapkan. Pandemi yang sudah membuatku sepi, ternyata menjadi berkah ramainya hariku. Seramai percakapan kita di grup Tadika-ku.
Terima kasih, teman.
Terima kasih, Tadikawan.
Terima kasih, atas semua yang pernah kita lalui. Meski berjarak ruang dan waktu. Semoga sehat selalu :) (@rosdarodhiyana )
Dikelabui oleh waktu yang terus bergulir, menempa pikiran-pikiran keresahan arah masa depan selalu terlintas di benak. Pijakan masa depan yang tak kunjung kokoh menempa keterasingan sosial. Lingkaran pertemanan yang mengerucut menjadikan sahabat baik kini tak lagi sepaham. Selalu ada harga akan sesuatu yang sederhana mengharuskan menemukan lingkaran baru, bukan untuk melupakan, melainkan menyadarkan. (@benkss)
Mengenal kalian lewat aplikasi berinisial t akhirnya membuat kita menjadi teman.
Teman, kita mungkin tak pernah bertemu tapi hampir setiap hari aku dengar kabar tentangmu.
Tak perlu khawatir jika kelak pertemanan ini mulai kering obrolan, karena akan ada yang tiba-tiba datang memberi salam atau mengirimkan stiker lucu.
Salah paham tentang bahasa chat dalam grup juga jadi salah satu hiburan tersendiri bagiku yang mumet dengan kesalahapahaman di dunia nyata.
Teman, terima kasih. (@rajuami)
Teman, dulu, aku sempat kecewa saat tidak bisa lagi menyapa sesuka hati, bertemu kapan saja, dan mendiskusikan beragam topik yang sedang hangat.
Menyedihkan, karena hanya menjadi penonton setia cerita yang tersajikan di ruang maya. Berjarak, bersekat dan terasa jauh padahal dulu dekat—menempel seperti surat dan prangko.
Tapi, teman, kini aku menyadari, begitulah kerja alam menyeleksi beberapa pergi dan terkesan melupakan seperti tidak pernah saling kenal.
Maka teruntuk yang masih bertahan yang hanya bisa ku hitung dengan jari terima kasih, bagiku kalian melebihi kata berharga itu sendiri. Semoga tidak terputus tali silahturahmi :) (@langitawan )
Aku tak pernah bagus dalam mendefinisikan dan menilai sesuatu. Maka makna dan harga teman bagiku, sepertinya sudah terwakilkan dengan tulisan-tulisan di atas. Bukankah teman itu saling mensupport dan mendukung?
Hehe (@kujagabulanbersinaruntukmu)
Kuatnya pertemanan bukan tentang seringnya bertatap muka, namun tentang seringnya berbagi cerita.
Selamat untuk yang disempatkan memadu temu, dan semoga tersegerahkan untuk yang sedang meramu temu.
Terima kasih semua.... (@hafidhulhaqq)
Selamat berteman, menemukan teman juga mempertahankan jalinan pertemanan.
Ruang Kelas Tadika Mesra, 31 Desember 2020.
184 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Thank You, Next...
Aku telah bertemu banyak orang.
Beberapa melewatkanku, beberapa kulewatkan.
Beberapa melupakanku, beberapa kulupakan.
Beberapa kucintai tapi tak bisa dimiliki, beberapa mencintaiku tapi tak kuingini.
Dan dari semua hal yang terjadi, tak ada yang kusesali.
Aku tau, hidup tetap akan berjalan dengan berbagai pelangi dan badai. Kesenangan dan kesedihan pun silih berganti. Seperti tidak ada yang berubah namun sebenarnya hidupku tak sama lagi.
Pada akhirnya, waktu memampukanku untuk membicarakan kehilangan dengan sangat bahagia. Karenanya, aku bisa menemukan diriku sendiri. Kenangan manis yang tersimpan kuanggap sebagai gula pada secangkir kehidupan yang tak tentu pahitnya.
Dan kamu pun ada di sana. Mewarnai hari-hariku yang sempat abu. Menata rapi kepingan hati yang semula berantakan.
Maka, terima kasih untuk semua kenangan yang kamu ciptakan. Walau sekarang, tidak lagi.
Terima kasih pernah memilihku, di saat kamu bisa saja memilih orang lain.
Terima kasih pernah membuatku berarti seperti akulah satu-satunya.
Terima kasih, akhirnya aku mengerti damainya memaafkan dan melupakan.
Sekali lagi, terima kasih.
Karena berkatmu, tulisan ini ada.
149 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Photo
Tumblr media
Nanti, di hari-hari terburukku, senyummu akan selalu menjadi yang terbaik.
Sebagaimana pelukku akan menjadi obat penenang di segala kalutmu.
Kita akan melengkapi, ada untuk satu sama lain.
#aksarannyta (at Special Region of Yogyakarta) https://www.instagram.com/p/CFlaFGGA3cu/?igshid=ruo0jvh6q1w2
143 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Photo
Tumblr media
Aku harap kamu membaca ini ketika semua hal dirasa susah dan seolah memaksamu untuk menyerah;
Selama hidup kamu sudah berkali-kali menghadapi ketidakmudahan dan kamu mampu bertahan bahkan melewatinya dan menata hidup kembali menjadi lebih baik. Jika ‘sabar ya’ sangat klise, semoga 'kuat ya!’ tidak begitu. Sedikit lagi selesai kok kesusahan dan kepayahannya. Sebentar lagi semua masalah beres, akan tergantikan. Hidup memang siklusnya begitu, terpuruk, membaik, jatuh, bangkit, sedih, senang, kalah, menang, dinikmati ya 😊
#aksarannyta (at Tempat Terindah Dimana Selalu Ada Bayanggan Mu di Setiap Ku Buka Mata Ku) https://www.instagram.com/p/CF3R8a4g0pY/?igshid=cqsx28743opq
281 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Untuk kamu yang merasa disepelekan
Mungkin sekarang memang belum waktumu. Kamu masih perlu bersabar untuk terus mengerjakan hal yang memang kamu sukai.
Sambil menutup telinga rapat-rapat dari bahan cemoohan orang, disepelekan, diperbincangan dan menjadi buah bibir.
Mereka yang setiap kali menilai hasilnya dari sebuah angka dan nominal, dari jumlah barang dan kepemilikan.
Saat ini kamu memang tidak sedang mengejar itu semua. Tapi kamu tahu di mana arahmu, bagaimana kamu harus berjuang.
Sekarang memang belum terlihat, karena bagimu ini bagian dari sebuah proses. Termasuk kegagalan-kegagalnmu, termasuk kesulitan-kesulitanmu.
Orang-orang sepertimu jumlahnya memang tidak banyak. Mereka di luar sana lebih memilih kenormalan, menjadi sama seperti orang-orang pada umumnya.
Meski yang dilakukannya hanya menjalani, tanpa tahu harus ke mana dan untuk apa. Menjadi yang kamu mau, perlu keberanian dianggap berbeda.
—ibnufir
205 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Nak, hidup itu antara menurunkan ego buat dengerin orang lain. Atau berani menentukan sikap, buat yakin sama pilihan yang udah kamu ambil. Kalau kamu masih banyak ragunya, ya dengerin dong. Barangkali memang ada baiknya, ada benernya.
—ibnufir
196 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
“Patah, bukan berarti aku rapuh. lelah, bukan berarti aku lemah. tak semua yang kau lihat mampu melihat apa yang ku genggam, tak semua yang aku rasa mampu kau rasa. biarkan aku menjaga kepatahan ini, merawat segala rasa lelahku agar kelak perlahan aku mampu melepaskan apa yang tak seharusnya ku genggam.”
— © Ego Sang Rubah
470 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Selamat datang, November. Bulan yang begitu kucintai. Bocah kecil itu lahir di semesta. Kian hari kian disambut hangat oleh terik sang surya. Disana ia berproses menjadi dewasa. Menjadi seorang yang cerdas, penyayang, paling sabar, tangguh, berpendirian teguh, dan setia. Menjadikannya sosok yang ku damba, ku nanti, dan ku cintai.
Terimakasih, November. bersahabatlah denganku. Aku mencintaimu.
5 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
“Aku pikir memberikanmu jarak akan membuatmu menyadari bahwa kita ternyata sangat membutuhkan satu sama lain, tapi ternyata jarak malah membuatmu sadar kalau kamu tidak lagi membutuhkan aku.”
— (via surat-pendek)
3K notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Selamat Malam Bulan
Sampaikan salam ku pada gemintang
Jika lelah dan penatnya tak kunjung hilang
Biar ku jaga mimpinya hingga mentari esok perlahan menjelang
61 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
“Tak apa. Pergi saja. Semoga kelak suatu saat aku akan menjadi kerinduan yang begitu menyiksa hidupmu. Kebahagianku akan menimbulkan sesal yang begitu dalam karena dulu kau memilih untuk pergi daripada memperbaiki.”
— (via mbeeer)
2K notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Ketika kau masih membenci musuhmu, kompetitormu atau bahkan mantanmu, percayalah; hidupmu tak akan pernah bahagia, apa lagi merdeka.
Jadi, mulai saat ini, belajarlah berdamai dengan apa-apa yang membuat benih-benih kebencian dalam dirimu tumbuh; minimal berdamailah dulu dengan dirimu sendiri.
68 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Tumblr media
Ini tentang apapun yang tiba-tiba muncul di pikiranmu begitu kamu membaca tulisan ini.
Waktu terbaik adalah waktu yang tepat. Bukan waktu yang terburu atau waktu yang terlambat.
Waktu yang tepat berarti kamu telah siap karena menyiapkan dan tidak menyesal karena gegabah dalam memutuskan.
Dan kamu tak akan pernah sampai pada waktu yang tepat mana kala kamu hanya menunggu tanpa bersiap apa-apa.
Karena waktu yang tepat adalah titik temu antara rencana yang terukur dan realitas yang mujur.
Apapun masalahmu dan apapun yang sedang kamu usahakan, semoga Allah memberkahimu. Semangat, ya!
© Taufik Aulia 2020
3K notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Tumblr media
*Instagram @ibnufir_
169 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Tumblr media
Pikiran kita bisa dengan mudahnya membangun asumsi-asumsinya sendiri, menjadi kecemasan yang begitu besar.
Padahal kenyataannya tidak semenakutkan yang kita bayangkan.
Bisa jadi kehidupan kita sebenarnya baik-baik saja, tetapi pikiran kita membuatnya menjadi begitu rumit.
Bahkan kita sering meyakini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada diri kita, padahal itu hanya kecemasan kita sendiri.
Hal yang paling menakutkan di hidup ini bukanlah kenyataan yang kita hadapi, tetapi drama dari jalan pikiran kita sendiri.
Hal yang paling menakutkan di hidup ini bukanlah menjalaninya, tetapi terus memikirkan apa yang sebenarnya belum kita jalani.
Kita adalah benang-benang kusut di pikiran kita sendiri.
—ibnufir
674 notes · View notes
sindukabayu · 4 years
Text
Ternyata, kebersamaan itu mahal sekali harganya.
1 note · View note
sindukabayu · 4 years
Text
“Jika dalam menjalani hidup ini kita merasa ada yang salah, mungkin di situ kita butuh jeda. Tidak ada yang salah dengan berhenti sejenak—karena itu jauh lebih baik ketimbang menyerah.”
303 notes · View notes