Tumgik
sitilatifah · 2 years
Text
kamu itu seringkali salah mengartikan padahal ikhlas tak sama dengan pengorbanan ikhlas itu ibadah yang level kesulitannya bukan candaan ia menuntut hatimu hadir sebelum, saat itu, bahkan seba’da nya ketika kamu terbersit, merasa berat telah mengorbankan banyak hal refleksikan saja, kiranya saat itu amal sudah sempurna kah kadar ikhlasnya?
3 notes · View notes
sitilatifah · 2 years
Text
kemarin, di dermaga itu ternyata hanya ada dua pasang kaki agaknya perjalanan belum benar-benar berakhir terlempar salam pemecah kaku rupanya waktu gagal menyembuhkan mereka yang dulu tersungkur mau ajak mereka bertaruh sekali lagi? sampai dua bayangan baru ikut serta kemari atau berhenti mempersulit diri berdamai dan jadi satu kembali? sampai takdir menyuruh mereka berhenti
0 notes
sitilatifah · 2 years
Text
di ruang tunggu bernama hati katanya “kamu berharga”, “kamu menyedihkan”, “kamu layak lebih dari ini” sayup suara nalar dan nurani rupanya masih sengit saling menimpali detak detik tersilap malam dan bergilir sampai pagi lagi sejenak sepi dan setelah suatu hari di ruang tunggu psikiatri sebuah keputusan diambil dari hati diterjemahkan lengan dan kaki diaminkan lisan agar semoga tak tersesali kemudian hari semesta lebih luas dari duniamu sendiri tapakilah, kejar yang terlanjur pergi karena luka tidak akan sampai hati menggerogoti sampai atom terkecil yang kamu sebut itu mimpi bogor, 18/5/22
0 notes
sitilatifah · 3 years
Text
a couple thoughts a box of emotions will it be regrets then? I wonder whether they know that I am imperfect I wonder where the time goes in our uncertainty I wonder if I let go, would they return to me Tell me, whether they know that I think they’re perfect ?
Bandung, 11-01-21
0 notes
sitilatifah · 3 years
Quote
biar tenang jiwamu, biar ringan langkahmu, yakini apapun keputusan dan jalan konsekuensi yang sedang ditapaki ini sebagai bagian dari kehendak-Nya, mari singkap teka-teki takdir itu sekali lagi
sebab tidak pernah akan merugi dia yang memilih jalan kebaikan, meskipun takdir baik tidak selalu jadi imbalan, tapi berkah dan hikmah setidaknya akan jadi penawar, jawaban kepasrahan, pemantik keyakinan bahwa setiap doa yang kamu langitkan sebelumnya tidak akan pernah kembali berwujud kekecewaan.
terimakasih diri, terimakasih sudah bersedia bertahan dengan keyakinan itu sejauh ini kita sama sama tahu betapa lelah, menyakitkan, bahkan mengharukannya saat-saat sulit itu Dia menyaksikan seluruhnya, tak luput satupun dari penglihatan-Nya tidak perlu pula kita menyangsikan pengawasan-Nya yang sempurna Dia ada bersama kita selama ini,  dengan semangat yang patah lalu tersambung lagi dengan tangis deras yang kemudian kering kembali dengan harapan yang menguap lalu terangkai lagi
Wahai diri, aku mengajakmu tidak berhenti sampai disini kita pernah melewati kondisi terburuk itu sekali memang entah dari mana munculnya kepercayaan diri ini, tapi aku yakin kita punya cukup bekal untuk menghadapi kondisi terburuk lain di kemudian hari mari singkap teka-teki takdir itu sekali lagi  dengan doa dan aamiin lebih serius dari yang kita langitkan terakhir kali   Bandung, 26/12/20
0 notes
sitilatifah · 4 years
Photo
Tumblr media
setiap kita adalah kesendirian, ketika sepi di sepertiga malam, ketika duduk di atas dipan, menemani hujan, bahkan ketika berada di antara riuh kerumunan beberapa dari kita bercengkrama dengan tulisan, menggemakan cerita tanpa perlu suara tapi, itu hanya menurutku saja sejatinya setiap raga, bahkan jiwa bukanlah milik kita sendiri ada berpilin kepentingan kita untuk Tuhan, bahkan ada juga kebutuhan orang lain yang melekat pada jasad dan tentunya harus ditunaikan ketika berlelah menunaikan,  akan ada letih yang tidak bisa ditawar saat itulah kesabaran jadi amunisi yang bisa kita amankan dan kepasrahan jadi senjata terakhir yang sanggup kita andalkan -------------------------------------------------------------- untuk semua yang sedang berjuang tetap ceria di tengah kesepian panjangnya doa terbaik bagi proses perbaikan dirinya bagi langkah memenuhi bhakti pada orangtuanya bagi ikhtiar menyuarakan kebenaran pada sesamanya Bandung, 14/10/20
0 notes
sitilatifah · 4 years
Text
untuk yang terdekat
------------------------------ maaf telah membuka ruang berdebat kuakui, disana kalian semakin hebat sedang iri-ku semakin kuat r a l a t aku hanya masih ada di titik ini setelah restart mengamplas isi hati dan kepala yang sempat berkarat menata adab dengan ilmu dari guru yang tepat meski ucap dan laku-ku kerap tak akurat tapi ku janjikan,aku berdiri di posisi kalian suatu saat setelah khatam perkara kebaikan apa yang harus diperbuat dengan kacamata kebenaran yang tidak mampu digugat atau hanya diakui segelintir umat dengan cara dan tempat kita masing-masing.. selamat berkhidmat لكل أهل عمل باب من أبواب الجنة يدعون بذلك العمل Setiap amal kebaikan ada pintunya di antara pintu - pintu surga. Mereka akan dipanggil ke sebuah pintu surga dengan nama amalnya. (HR. Ahmad 9799, sanadnya dinilai shahih oleh Al Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari)
0 notes
sitilatifah · 4 years
Text
menjadi terasing
saat tulisan ini dibuat mungkin, sangat mungkin sedang ada perkara yang berat kamu menyadarinya? selamat, kamu sudah terlambat menjadi 1/4  ada saat saat seperti hadirnya diri bukan sebagai pelengkap lagi tapi sebatas pengisi ruangan sepi 3/4 hatinya bekerja maksimal sejak pagi hanya sisanya yang terapresiasi menjadi terasing dunianya berputar tanpa orbit yang sama lagi menjadi tamu di rumah sendiri berkedok senyum yang terkulum setiap hari begitulah, ada pintu yang tidak bisa dilewati bernama : privasi sewajarnya, ada tangga yang mem-fragmen diri bernama : prioriti tapi.. lagi lagi, terimakasih sudah menjadi sahabat sampai hari ini yang mengajari arti sebuah konsekuensi  tentang pencarian panjang yang menuntun pada satu jalan berbeda tentang pertemanan lama yang belum menjamin ia berada di satu jalan bersama-sama  11/10/20
0 notes
sitilatifah · 4 years
Text
saling mengizinkan
tidak ada yang pernah se-bercanda ini dengan kata-kata, kecuali mereka mendorong tapi akhirnya menyeret berhenti juga semakin sulit saja untuknya mendaki gunung getir yang mereka buat sendiri memangnya ingin siapakah ini? 24 jam sehari habis untuk mempertanyakan pertanyaan memikirkan kemungkinan yang mungkin jadi kenyataan hidupnya sudah dibuat begitu berantakan jeda, dia sudah mengambilnya genap, itulah saran yang belum berani dia aamiin-kan sadar, bukan, ternyata bukan salah mereka tapi, darinya-lah semua bermula ada cerita lama yang masih berserak di geladak  tidak sempurna dibersihkan, tidak pula diikhtiari untuk disemogakan memang tidak ada yang mengharuskannya segera berlayar tapi setidaknya impian kecil itu harus juga punya dermaga kan? dari semua, yang paling berat ternyata memang mengangkat jangkar hari ini, mari saling mengizinkan dan sampai bertemu kembali di pelabuhan, tahun depan dengan empat pasang kaki yang berbeda di atas daratan Bandung, 08/08 
1 note · View note
sitilatifah · 4 years
Quote
Katakanlah (Muhammad), tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman
At taubah : 51
dini hari tadi nyenyak terusik bukan karena suara hujan yang berisik tapi karena mimpi buruk yang membuat murka memercik alam bawah sadar ternyata bisa sebegitu mencekik pernahkah ada yang terbangun dari tidur lalu marah tiba-tiba? mungkin hanya aku saja ya dari sekian banyak pilihan untuk melampiaskan membuka kalam memang tidak pernah mengecewakan tidak etis rasanya kalau harus membuat gaduh bahkan sebelum fajar datang bukan? maka ucapkan saja amat terimakasih untuk orang yang kamu lihat di cermin ia tau burukmu lebih dari siapapun, tapi tidak pernah lari ada dia di masa-masa terberat dalam hidupmu, bahkan setiap hari dan pagi ini, ketika oleh luka itu kamu bisa habis tergerogoti dia mengingatkanmu untuk bersabar sekali lagi tidak menyalahkan siapapun untuk apapun yang terjadi kalau Dia sudah berkata “kun”, mau apa lagi? harimu masih panjang, yang terlanjur rusak..perbaiki raga dan hatimu bukan milikmu sendiri mintakan yang terbaik dari-Nya, bukan dengan merangkak, tapi berlari menghampiri
0 notes
sitilatifah · 4 years
Quote
Adalah keniscayaan bagi kita memasuki pernikahan dengan komitmen ini, komitmen keimanan. Ketika rupa tak lagi memiliki makna; ketika jasad sudah rapuh menyuruk tanah; ketika cinta tak lagi akrab dengan asmara; maka komitmenlah perekat paling kuat. Jika komitmen itu digantungkan pada keimanan terhadap Allah Yang Maha Tinggi, maka ia akan mengabdi, melanggeng, mengekal, dan kita bawa sebagai bekal kala menghadap-Nya
Salim A. Filah
untuk yang sempat dan masih nyaman menunggu, atau lebih sibuk mencari,  bukankah menguapkan waktu untuk melayakkan diri akan jauh lebih membantu? setidaknya untuk menggantung harapan tinggi, kamu perlu tahu diri, bukan, bukan untuk lebih banyak menuntut tapi belajar juga introspeksi, memperbaiki
1 note · View note
sitilatifah · 4 years
Text
meski kamu diam, dunia terus berjalan tanpa kenal pelan tahun ini, sudah sepersekian masa menuju futuh usiamu hampir seperempat abad, tapi ternyata belum juga utuh genta waktu terus meneriaki orangtua gusar hari ke hari apakah menerima sudah pasti lebih baik daripada mencari ? ada gentar yang mengusik, jangan-jangan ideal itu hanya persepsi ?
menunggu lebih lama bukan berarti makin tahu segalanya kekanak-kanakkan kita belum kunjung hilang juga, atau setidaknya mereda setelah berputar-putar mencari celah untuk bicara ujung-ujungnya kita masih sering berdebat dalam beberapa perkara, berhenti berdiskusi bahkan selepas satu dua lontaran tak senada, sedang dunia semakin tidak baik-baik saja banyak orang sudah sepakat, bukan hanya aku dan kacamataku saja
“benar ya ternyata..”  jangan sampai terdengar kelak, saat semua ego tidak lagi berguna untuk berlagak sedari sekarang, kita hindari saja daripada menabung sesal dengan sengaja karena begitulah cara kerjanya
menetapi pilihan saja tak akan cukup kecuali kamu ingin hidup untuk sekedar hidup
0 notes
sitilatifah · 4 years
Text
kita ini apa ? tahun lalu sudah saling berbesar hati berjalan sendiri sebulan kebelakang malah saling bertukar maaf sampai rebas dan kering lagi kemarin bahkan saling menertawakan kebodohan diri yang kompak meski tanpa dikompromi sepakati saja kamu jarum jam panjang, dan aku jarum pendeknya tidak perlu seirama, cukup jalan sama-sama di porosnya bagaimana?
0 notes
sitilatifah · 4 years
Quote
menjaga keluarga ibarat berlari maraton sendirian tanpa garis finish, bahkan saat kamu kehabisan nafas, tidak ada yang bisa menggantikanmu, di sisi lain kamu pun tidak bisa berhenti
terimakasih karena sudah berjuang, jika keadaan begitu sulit, sesekali tidak apa jadi “pecundang”, menepi dan rehat sejeda, setelahnya, jangan lupa pulang.
0 notes
sitilatifah · 5 years
Photo
Tumblr media
gabisa satu juz, gapapa coba setengahnya
gabisa setengah juz, gapapa coba satu lembar
gabisa selembar, gapapa coba satu halaman
gabisa sehalaman, coba satu ayat baru sehari
masih belum bisa juga?
coba cek udah sejauh mana dunia naik dari genggaman tangan ke hati kita?
0 notes
sitilatifah · 5 years
Text
Di timur indonesia, sepekan terakhir sudah ada seribu kali guncangan kecil terasa, ya jika itu tidak boleh disebut sebagai bencana atau gampa, maka apa? Di tengah daratan jawa, ada ratusan jerigen berjajar di baris antrian setiap pekannya, jauh, lagi berbiaya, katanya sumber air jadi semakin dekat, lalu itu slogan dan keuntungan untuk siapa? ah aku bosan si kotak berwarna yang berisik itu terus menyiarkan sandiwara sang panglima lagi lagi mengalihkan mata dan telinga dari permasalahan penting diluar sana, bahkan mulut dan jari-jari jutaan manusia karenanya semakin jauh dari doa dan segerak bhakti nyata malah mencaci sudah jadi kebiasaan baru yang menyenangkan belakangan ini rupanya --------- “siapa yang gak sedih mengakui kalau yang jadi korban di negara tuan bukan mereka yang terdampak bencana, korban sebenarnya adalah fitrah nurani kita"
0 notes
sitilatifah · 5 years
Text
23.00
ada satu hari yang lebih melelahkan dibanding 6 lainnya sejak pagi buta sudah bergelut dengan gravitasi, terjaga segera memangnya ada apa? ayolah, mimpi sudah selesai masanya saatnya bangun dan tak lagi pura-pura lupa urung harus dipasung sudah terlalu besar gunung es yang selama ini tampak mengapung sudah terlalu semrawut benang resah yang tergulung sampai kapan sembunyi dibawah tempurung pagi tiba satu-satu melaju, bising mesin, jejal manusia lahaula mari bertemu di sekian puluh kilometer selanjutnya canda melebur jadi lelehan kata panas, hingga tengah hari kita masih ber-timpal logika berderam suara hati segemuruh isi kepala, hingga perlahan.. reda, setelah bersusah payah, akhirnya rasa teralirkan juga meski keyakinan kita tak juga sepakat, masih mutlak seperti semula tapi menjadi dewasa mendidik kita menebang ego untuk memaksa yang bisa diupayakan hanya menanam ikhlas, menumbuhkan cabang-cabang doa  tiga tipikal manusia di hari yang sama tak disangka energi tergerus lebih dari dua pertiganya kuhitung, 20 jam telah terbakar bersama perjalanan pulang yang temaram ringkih kaki diseret menanjak, aku tiba, dan semua telah didekap selimut malam tapi ada sepasang mata di sudut sana yang ternyata belum terpejam ku sapa, tapi tak ada kata bahkan sedikit pun gumam yah, bodohnya aku yang sempat berfikir berbagi cerita di tengah malam hari itu tidaklah mudah, bahkan sampai akhir aku masih menabung bingung segenggam kalaulah memang ada yang keliru, atau bahkan aku mengganggu, katakan, bukannya hanya diam, siapapun tak akan paham
0 notes