Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa — suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. -Seno Gumira Ajidarma-
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Perempuan Pertama
Tidak ada seorangpun yg bilang pernikahan itu mudah. Seumur hidup itu lama, aku ingin menjalaninya dengan orang yg membuat hal² berat dan besar itu jadi mudah. Ada tempat pulang yg nyaman dan aman.
Kami membicarakan rencana² kedepan, bukan trus menerus mempermasalahkan hal sepele yg harusnya bisa diselesaikan dengan mudah. Hal yg cuma menguras energi pdahal bisa dimaklumi.
Sebagai wanita, aku butuh laki2 yg tak cuma mengayomi, tetapi juga bisa jadi tempat pulang paling nyaman. Pernikahan membuatku jauh dari keluarga, Aku kehilangan teman, aku tidak punya siapa2. Suamiku satu²nya org yg akan bersamaku untuk waktu yg cukup lama. Ia satu2nya tempatku bercerita, berkeluh kesah, tempafku mengeluarkan unek2 yg kupendam seharian.
Aku yg mandiri, selalu memendam segalanya sendiri, juga butuh sekedarkan ditenangkan, atau cuma tempat bermanja2 ingin diperhatikan.
Aku perempuan. Sekuat apapun aku. Aku selalu butuh seseorang. Aku tidak bisa menghadapi semua sendirian.
Ia yg bisa mengalah ketika aku marah, bukan cuma marah² dan menyalahkan.
Aku juga ingin sesekali dibujuk, ditenangkan. Perasaanku tidak selalu senang. Ada kalanya moodnya berantakan. Yg akupun tak tahu sebabnya apa.
Aku ingin sesekali dimenangkan, entah siapapun yg benar atau salah. Sesekali mengalah untuk membuat seseorang senang, tidak salahkan?
Sebagai anak pertama, aku terbiasa memendam segalanya sendirian. Susah, kesakitan, kekecewaan.
Mengalah, menyampingkan keinginan sendiri, demi oranglain. Rasanya aku sudah khatam. Makananku sehari hari.
Aku tidak tau caranya meminta, apapun yg kuinginkan kuusahakan sendiri. Selalu takut ketika inginku justru menambah pikiran orangtua. Aku tak terbiasa meminta tolong, selagi mampu, aku berupaya. Tak meminta.
Menjadi anak pertama membuatku kehilangan jati diri sebagai perempuan. Aku pikir aku bisa menghadapi semua hal sendirian. Bodohnya. Aku memang anak pertama, tapi bagaimanapun kodratku adalah wanita. Aku seringkali lupa.
10 notes
·
View notes
Text
18 Desember 2022
Tidak ada seorangpun yg bilang pernikahan itu mudah. Seumur hidup itu lama, aku ingin menjalaninya dengan orang yg membuat hal² berat dan besar itu jadi mudah. Ada tempat pulang yg nyaman dan aman.
Kami membicarakan rencana² kedepan, bukan trus menerus mempermasalahkan hal sepele yg harusnya bisa diselesaikan dengan mudah. Hal yg cuma menguras energi pdahal bisa dimaklumi.
Sebagai wanita, aku butuh laki2 yg tak cuma mengayomi, tetapi juga bisa jadi tempat pulang paling nyaman. Pernikahan membuatku jauh dari keluarga, Aku kehilangan teman, aku tidak punya siapa2. Suamiku satu²nya org yg akan bersamaku untuk waktu yg cukup lama. Ia satu2nya tempatku bercerita, berkeluh kesah, tempafku mengeluarkan unek2 yg kupendam seharian.
Aku yg mandiri, selalu memendam segalanya sendiri, juga butuh sekedarkan ditenangkan, atau cuma tempat bermanja2 ingin diperhatikan.
Aku perempuan. Sekuat apapun aku. Aku selalu butuh seseorang. Aku tidak bisa menghadapi semua sendirian.
Ia yg bisa mengalah ketika aku marah, bukan cuma marah² dan menyalahkan.
Aku juga ingin sesekali dibujuk, ditenangkan. Perasaanku tidak selalu senang. Ada kalanya moodnya berantakan. Yg akupun tak tahu sebabnya apa.
Aku ingin sesekali dimenangkan, entah siapapun yg benar atau salah. Sesekali mengalah untuk membuat seseorang senang, tidak salahkan???
Sebagai anak pertama, aku terbiasa memendam segalanya dari kecil. Aku terbiasa mengalah, entah itu adik atau bahkan ayahku sendiri.
Menyampingkan ego dan keinginan sendiri, demi oranglain. Rasanya aku sudah khatam. Sudah menjadi makanan sehari hari.
Aku tidak tau caranya meminta, apapun yg kuinginkan kuusahanakn sendiri. Selalu takut ketika inginku justru menambah pikiran orangtua. Aku tak terbiasa meminta tolong, apapun itu selalu kuusahakan sendirian. Menjadi anak perempuan pertama membuatku kehilangan jati diriku sebagai perempuan. Aku pikir aku bisa menghadapi semua hal sendirian. Bodohnya. Aku memang anak pertama, tapi bagaimanapun kodratku adalah wanita. Aku seringkali lupa.
1 note
·
View note
Text
18 Desember 2022
Tidak ada seorangpun yg bilang pernikahan itu mudah. Seumur hidup itu lama, aku ingin menjalaninya dengan orang yg membuat hal² berat dan besar itu jadi mudah. Ada tempat pulang yg nyaman dan aman.
Kami membicarakan rencana² kedepan, bukan trus menerus mempermasalahkan hal sepele yg harusnya bisa diselesaikan dengan mudah. Hal yg cuma menguras energi pdahal bisa dimaklumi.
Sebagai wanita, aku butuh laki2 yg tak cuma mengayomi, tetapi juga bisa jadi tempat pulang paling nyaman. Pernikahan membuatku jauh dari keluarga, Aku kehilangan teman, aku tidak punya siapa2. Suamiku satu²nya org yg akan bersamaku untuk waktu yg cukup lama. Ia satu2nya tempatku bercerita, berkeluh kesah, tempafku mengeluarkan unek2 yg kupendam seharian.
Aku yg mandiri, selalu memendam segalanya sendiri, juga butuh sekedarkan ditenangkan, atau cuma tempat bermanja2 ingin diperhatikan.
Aku perempuan. Sekuat apapun aku. Aku selalu butuh seseorang. Aku tidak bisa menghadapi semua sendirian.
Ia yg bisa mengalah ketika aku marah, bukan cuma marah² dan menyalahkan.
Aku juga ingin sesekali dibujuk, ditenangkan. Perasaanku tidak selalu senang. Ada kalanya moodnya berantakan. Yg akupun tak tahu sebabnya apa.
Aku ingin sesekali dimenangkan, entah siapapun yg benar atau salah. Sesekali mengalah untuk membuat seseorang senang, tidak salahkan?
Sebagai anak pertama, aku terbiasa memendam segalanya sendirian. Susah, kesakitan, kekecewaan.
Mengalah, menyampingkan keinginan sendiri, demi oranglain. Rasanya aku sudah khatam. Makananku sehari hari.
Aku tidak tau caranya meminta, apapun yg kuinginkan kuusahakan sendiri. Selalu takut ketika inginku justru menambah pikiran orangtua. Aku tak terbiasa meminta tolong, selagi mampu, aku berupaya. Tak meminta.
Menjadi anak pertama membuatku kehilangan jati diri sebagai perempuan. Aku pikir aku bisa menghadapi semua hal sendirian. Bodohnya. Aku memang anak pertama, tapi bagaimanapun kodratku adalah wanita. Aku seringkali lupa.
1 note
·
View note
Text
Dialog bathin
Aku tau, diantara semua pilihan pilihan yang menurut ku baik ada pilihanMu yang jauh lebih baik. Jika sebelumnya aku menangis, itu karna sifat ku sebagai manusia biasa ya Rabb yang juga memiliki rasa sedih.
Tapi sungguh, tak lama kemudian Engkau datangkan semilir angin yang menyejukkan, atau bahkan diturunkannya hujan agar setiap buliran air mataku dapat melebur bersamanya.
Ternyata jawaban dari do'a do'aku adalah disini, tempat terbaik menurut Mu. Benarlah kata para ulama,
"jika kita tau bagaimana cara Allah mengatur hidup kita, maka kita akan menangis karna su'uzonnya kita kepada Allah"
وَقُلْ رَّبِّ اَنۡزِلۡنِىۡ مُنۡزَلًا مُّبٰـرَكًا وَّاَنۡتَ خَيۡرُ الۡمُنۡزِلِيۡنَ
Dan berdoalah, "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat."
(Qs. Al -Mu'minun : 29)
Siak, 29 juni 2022
41 notes
·
View notes
Text
Selepas nanti tangismu telah diseka, jangan sampai lupa jika kamu punya Allah yang melipur lara.
Selepas nanti hatimu tak lagi kecewa, jangan sampai lupa jika kamu punya Allah yang selalu ada.
Selepas nanti marahmu telah mereda, jangan sampai lupa jika kamu punya Allah yang melapangkan dada.
Selepas nanti rindumu tak lagi terasa, jangan sampai lupa jika kamu punya Allah yang menemanimu kapan saja.
Selepas nanti dukamu perlahan mulai sirna, jangan sampai lupa jika kamu punya Allah yang mengobati luka.
Nggak apa-apa, namanya kita hanya manusia. Maka tetaplah menjadi manusia—dan memanusiakan. Termasuk memanusiakan diri kita sendiri. Izinkanlah diri kita untuk menerima rasa dan belajar dari apa yang tengah kita alami. Nanti, di titik kita menyadari betul bahwa kita hanyalah manusia biasa, maka di situlah akan tumbuh rasa jika kita memang tak sama sekali memiliki daya upaya. Apalah kita tanpa kasih sayangNya. Hanyalah Allah yang menguasai segalaNya.
Dan dari sanalah pula nanti yang akan mampu melahirkan kesadaran. Melahirkan keyakinan bahwa ketika Allah masih sayang dengan kita, masih membersamai kita, kita selalu punya kesempatan. Selalu punya harapan.
Maka, untuk apapun yang kita telah lewati, untuk apapun yang sedang kita takuti nanti, dan untuk apapun yang telah terjadi hari ini, jangan pernah meniadakan kehadiran Allah di hati.
Ingatlah jika selalu ada Allah di atas segala kehidupan ini. Ada Allah. Sungguh, ada Allah. Selalu ada Allah.
571 notes
·
View notes
Text
“Jika luka harus dibayar dengan luka, sakit dibalas dengan sakit, dan benci dibalas dengan benci pula, lantas apa bedanya dirimu dengan dirinya? Jiwa yang besar dan hati yang lapang memang tak semua orang punya, namun kau bisa memilikinya, dengan memaafkan tanpa diminta, dan mendoakan kebaikan tanpa sepengetahuan dirinya.”
—
275 notes
·
View notes
Text
Kalau nanti kamu bertemu dengan ku yang belum siap, mungkin bukan aku orangnya. Kalau kamu yang aku pilih ternyata belum siap, mungkin kamu juga bukan orangnya. Yang saling siap kemudian bertemu, itu lah ketetapan. Jangan membawa semesta, atau menyalahkan waktu, yang punya kendali adalah kalian berdua.
12 Januari 2021
438 notes
·
View notes
Text
Sudah memasuki bulan ke-3, tapi luka itu masih sakit terasa, bertambah setiap harinya, sedang disana ia bisa dengan mudah berbahagia, tertawa bersama sipenyebab luka, lantas dipamerkan dengan bangganya. Bagaimana bisa?
Mencari berbagai macam alasan, melakukan segala cara agar pelan2 menjauh dan lantas sekarang mereka dengan bebasnya memamerkan bahagia. Kadang ku bertanya. Hatimu terbuat dari apa?
0 notes
Quote
Aku tidak tahu bagaimana caranya mencintai yang benar. Karena seringkali rasa cinta yang pernah aku berikan kepada mereka dianggap terlalu berlebihan atau belum cukup.
How to love? // A.W.
Bandung, November 2017.
(via surat-pendek)
1K notes
·
View notes
Quote
Percayalah semesta selalu menyeleksi dengan baik, yang kamu butuh benar-benar akan didatangkan, yang tidak kamu butuh akan disingkirkan.
Dengan caranya masing-masing (via tulisanlakipemalu)
12 notes
·
View notes
Text
Kenapa kamu masih berharap padanya? Padahal sudah jelas dan kau tahu bahwa dia sudah bersama yang lain. Kau juga paham bahwa dia bahagia dengan pilihannya hari ini. Kenapa kau masih senang menunggu seseorang yang tak mau tahu. Mengapa menyiksa diri terus. Lama-lama kau bisa semakin kurus, semakin jelek, dan tak ada yang tertarik padamu. Sampai kapan mau membuang waktu untuk menanti seseorang yang tak pasti. Bukankah seharusnya kau mulai paham bahwa dirimu hanya akan semakin tenggelam.
—boycandra
429 notes
·
View notes
Text
Meskipun pada akhirnya engkau memilih pergi, aku tak akan pernah menyesali.
Pertemuanku dan kamu itu seperti satu dari berjuta kemungkinan yang Tuhan gariskan.
Bagaimana mungkin dua titik tepat saling bersinggungan, padahal banyak titik lain di sekitarnya?
Jika bukan aturan Tuhan, mau disebut apa? Kebetulan? Aku tidak percaya kebetulan, aku tahunya semua itu telah direncanakan.
Maka jika saat ini kita harus pula berpisah, tidak lain itu juga bagian dari skenarioNya.
Mempertemukan untuk kemudian dipisahkan.
Kedengarannya jahat bukan? Tapi, penerimaan bisa membuatnya baik-baik saja.
Aku sedang dalam kondisi menerima dengan lapang, dan semoga kamu pun demikian.
Karena pada akhirnya, sekeras apapun usaha kita, jika Tuhan maunya kita tidak bersama, maka akan berpisah juga.
Jadi, aku mohon. Jangan ratapi ini sebagai sebuah duka, tapi ambillah hikmah agar suatu saat kita bisa merasakan suka.
853 notes
·
View notes
Text
Yang datang dan pergi dihidupmu…
Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk tetap bertahan dan menahannya untuk tidak pergi. Kita pun tidak bisa menolak kedatangan orang-orang baru yang tentunya Tuhan selalu punya alasan atas setiap kedatangan, perkenalan dan pertemuan. Tapi, kita bisa untuk terus melakukan hal-hal yang baik, memberi kesan dan penerimaan yang baik pula dan memilih memaafkan bila sekiranya ada luka yang sengaja tergores di hati, tentu diri sendiri tak malu untuk mengakui atas segala kesalahan yang bisa saja tak sengaja dilakukan.
Selalu ada yang datang dan pergi, ada yang bertahan dan memilih melepaskan. Entah apapun alasannya, tetaplah meluaskan hati untuk tak membenci bila yang pergi itu tiba-tiba saja pergi, bila yang datang itu tak mengenakkan hati. Bukan tidak mungkin bila Tuhan menitipkan pelajaran pada setiap mereka yang datang dan pergi. Suka atau tidak, kita tak punya pilihan lain untuk menerima dan semoga menjadi terbiasa. Biasa bijaksana atas setiap perkenalan dan pertemuan yang tercipta.
Malang, 20 November 2017.
140 notes
·
View notes
Quote
One of the hardest things you will ever have to do, my dear, is to grieve the loss of a person who is still alive.
Anonymous (via wnq-anonymous)
Truth revealed
(via senjasewarnasaga)
21K notes
·
View notes
Quote
There are people who are always in love with the sky, no matter the weather. One day you will find someone who’ll love you the same way.
Anonymous (via wnq-anonymous)
I’m Rainy now
(via senjasewarnasaga)
45K notes
·
View notes
Quote
There are people who are always in love with the sky, no matter the weather. One day you will find someone who’ll love you the same way.
Anonymous (via wnq-anonymous)
I’m Rainy now
(via senjasewarnasaga)
45K notes
·
View notes
Quote
Jika pada akhirnya orang yang tengah dekat denganmu, yang diam-diam kau menaruh rasa padanya, memilih melabuhkan diri pada orang baru yang tak kau duga-duga. Jangan pernah berpikir orang tersebut mengambil bagianmu. Jangan. Sebab yang benar bagianmu takkan bisa diambil siapapun selain kamu. Putri ayah tak boleh menanam benci pada seseorang. Tak apa jika putri ayah belajar tentang kekecewaan, tapi putri ayah tak boleh membenci kehendak Tuhan.
(via jalansaja)
cc: @gerimisrindu
(via senjasewarnasaga)
2K notes
·
View notes