Text
Alhamdulillah 'alaa kulli haal. Karuniakanlah anak yang sholeh.
0 notes
Text
Akankah kehilanganku berarti banyak untuknya. Keberadaanku bagai tak berarti padahal waktu yang tersedia begitu terbatas. Syukurku berkata ingin memanfaatkan waktu yang ada dengan berkualitas. Tapi keterasingan bagai membuang waktu yang tersisa dengan percuma. Tak bermakna kosong saja. Sapaan berbalas keheningan. Tanya terjawab angin berhembus.
Ridho terhadap takdir Allah. Berusaha menerima dengan tawakal tanpa mengharapkan balasan. Juga tidak mengingat sebab kebaikan yang telah dilakukan. Qodarullah. Menerima jalan takdir yang ditetapkan dengan ikhlas. Walau sebak-sebak di dada. Serapah-serapah bagai menghentak-hentak pintu ingin keluar.
Tapi mata keikhlasan begitu mudah memaklumi. Alasan-alasan logis mudah dipetik untuk menenangkan hati. Mungkin dia merasakan ini dan itu sehingga ia bersikap begini dan begitu. Aku hanya membingarkannya dalam hening. Semua berputar-putar dikepalaku dan kuiringi dengan dzikir-dzikir untuk menghalaunya.
0 notes
Text
Tentang doa yang masih sama. Allah melihat apa yang tidak kamu lihat.
Kamu meminta dengan kacamatamu yang lemah, dengan pengetahuanmu yang terbatas sedangkan Allah memberi dengan Kebijaksanaan dan kasih sayang-Nya.
Ya Rabb, lapangkan dada manusia lemah ini dalam meminta dan menerima takdir-Mu yang selalu indah🍂
174 notes
·
View notes
Text
"Menikah itu adalah komunikasi dua arah yang barangkali lebih dulu harus melewati kecamuk amarah atau derai air mata.
_ulvafdillah_
Menikah tidak melulu tentang bahagia
Karena ada dua ego yang harus dipenuhi bergantian
ada dua harapan yang ingin di dahulukan
Menikah sejatinya harus sudah faham
Bahwa menuntut pasti beriringan dengan tuntutan
Memahami pernikahan bukan tentang bagaimana dan kapan tangismu pecah
Karena tanpa menikahpun kesusahan pasti datang
2 notes
·
View notes
Text
Bisa jadi juga yang selama ini kamu sering ditolak
Justru terkadang yang baik untukmu itu adalah sesuatu yang selama ini sering kamu tolak.
155 notes
·
View notes
Text
Menurut Hafidz Ibnu Rajab
Allah memberikan rezeki kepada seorang hamba sesuai kadar tawakalnya bukan kadar ikhtiarnya
Seperti kita tahu ada yang ikhtiarnya berat namun rezekinya tidak lebih besar daripada yang ikhtiarnya sepele.
Makanya ayat-ayat tentang rezeki selalu berkaitan dengan tawakal seperti yang masyur kita kenal QS. Ath-Thalaq ayat 2-3 yang menjelaskan
"bahwa orang yang bertaqwa dan bertawakal kepada Allah akan mendapatkan kemudahan dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. "
Ayat ini juga menegaskan bahwa Allah akan mencukupkan kebutuhan orang yang bertawakal kepada-Nya.
Atau hadist "Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali pada sore hari dalam keadaan kenyang"
Apa itu tawakkal?
Ibnul Qayim Al Jauziyah berkata
" tawakal adalah menghilangkan penglihatan/melupakan sebab setelah melakukan semua sebab (ikhtiar)"
64 notes
·
View notes
Text
UJIAN
Diantara yang meredakan pahitnya ujian adalah keyakinan
"boleh jadi ujian itu menyelamatkan saya dari musibah lain yang lebih besar."
Diantara yang menguatkan ketika ditimpa ujian adalah ucapan
"Alhamdulillah, berarti ini bukti perhatian Allah kepada saya, dan melaluinya telah semakin berkurang jatah ujian dalam kehidupan saya yang telah ditetapkan dalam Lauh Mahfudz."
Ibnul Qayim Al Jauziyah berkata
"sesungguhnya ketika Allah menguji seorang hamba bukanlah untuk menghancurkannya tapi untuk melihat dan menguji seberapa sabar dia melaluinya seberapa ridho ia melaluinya bagaimana responnya jujur atau tidak keimanannya"
Yang dengannya Dia memvalidasi karena hendak menaikan derajatnya, memberinya pahala dan mengabukan doanya"
Bukankah kita sudah tau dan sering mendengar HR. Ibnu Majah
, "Jika Allah mencintai suatu kaum, maka mereka akan diuji. Barangsiapa ridho, maka ia akan mendapatkan ridho Allah. Barangsiapa marah, maka ia akan mendapatkan murka Allah."
Maka jika ingin tau apakah kita termasuk hamba yang diridhoi kita bisa menilai respon kita saat menghadapi ujian.
44 notes
·
View notes
Text
Bila Takdir Menyayangimu Lewat Cara yang Tak Kamu Pahami
Tak semua kehilangan itu benar-benar kehilangan. Dan tak semua yang ditunda adalah penolakan. Kadang, yang tenggelam bukan untuk dihancurkan — tapi untuk diselamatkan dari arah yang salah. Allah menenggelamkan kapal bukan karena ingin melihatmu terombang-ambing.
Tapi karena Dia tahu: Kapal itu, jika berlayar terlalu jauh, akan membawamu ke pelabuhan yang justru mencelakakanmu. Maka Dia tenggelamkan — bukan untuk menyakitimu, tapi agar kau kembali memeluk daratan-Nya.
Kadang, cara Allah melindungimu adalah dengan mematahkan keinginanmu. Kadang, cara-Nya menyelamatkanmu adalah dengan memisahkanmu dari sesuatu yang terus kamu perjuangkan.
Bahkan ketika kamu merasa, "Aku sudah cukup berdoa, sudah cukup baik, kenapa tetap tidak diberikan?" Maka jawabannya adalah: Karena Allah mencintaimu — dengan cinta yang tahu persis kapan waktu terbaik untuk memberi. Dan kadang… cinta itu datang dalam bentuk penolakan.
Semua yang Allah tetapkan — meski menyakitkan — tetaplah yang terbaik. Karena pilihan Allah untukmu, selalu lebih tahu, selalu lebih tepat, selalu lebih menyelamatkan, dibandingkan semua pilihanmu sendiri.
Selamat bercerita dengan doa, gapapa, semua akan baik-baik saja
@jndmmsyhd
451 notes
·
View notes
Text
Beberapa nama yang aku tahu memiliki jiwa yang baik. Semoga selalu dalam kebaikan walau jarak menjadi antara.
Tuhan, aku titip satu nama. Setidaknya jika kabarnya tak kunjung aku terima, aku harap Tuhan menjaganya agar ia tetap baik-baik saja di mana pun sekarang ia berada. Itu sudah lebih dari cukup.
222 notes
·
View notes
Text
Aku menyadari jika jalan berliku yang kutempuh sekarang ini juga disebabkan oleh kurangnya usahaku, aku belum mengoptimalkan segala hal yang aku miliki. Perjuanganku untuk mengalahkan kemalasan, keengganan, dan berbagai hambatan diri yang harus kudobrak agar semuanya bisa diikhtiarkan semaksimal mungkin.
Aku tahu perjalanan berliku ini tidak semata karena kebingunganku, tapi juga karena ikhtiarku yang masih setengah-setengah. Aku ingin menemui diriku sendiri versi beberapa tahun yang lalu. Aku ingin melihat semangat dan daya juangnya.
Aku mungkin telah terlalu lama terlena oleh kemudahan, sehingga rasanya seperti kurang berjuang. Aku memahami jika perubahan ini, berangkat dari diriku sendiri. Dia sendiri mengatakan dalam firmannya, Dia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu berupaya mengubah keadaannya sendiri.
Diri ini menyadari, semuanya perlu aku mulai. Tidak nanti, tapi saat ini. (c)kurniawangunadi
248 notes
·
View notes
Text
Ia yang datang menjadi jalan hidayah. Kehadirannya membuat dunia ini menjadi berbunga bahagia. Sendu-sendu yang lalu tak lagi kurasakan. Tak banyak yang Ia lakukan. Hanya hadir saja di dunia ini tapi dunia seolah terus berseri.
Angin, hadirmu menyejukkan amarah yang meluap-luap. Hingga membawa jiwa menuju surga. Senyummu selalu kurindukan.
0 notes
Text
Satu langkah berat sudah terlewati. Kini menyisakan langkah-langkah kecil untuk diselesaikan. Bahagia tentu ada, namun perasaan bersalah dan ketidakpuasan pun menyelimuti atmosfernya. Aku telah berusaha semaksimal mungkin tapi hasil yang didapatkan jauh dari pengharapan. Sistem yang tidak adil dan membudaya bertahun lamanya. Tak ingin aku didalamnya lagi. Kezholiman jika masih bisa diubah dengan tangan tentu aku akan mengusahakannya. Tapi ini bagai penyakitan yang tak tahu dari mana arahnya aku bisa masuk untuk memperbaikinya. Cukuplah doaku sebagai ikhtiar yang terakhir mencukupkan takdirku padanya. Luka yang dalam, ilmu yang tak dalam, kesulitan yang berarti serta hikmah yang ada. Cukuplah menjadi buah tangan yang aku dapatkan darinya. Kesyukuranku dilain sisi sungguh harus aku tinggikan. Meski berdarah-darah tapi senyuman mungil itu bagai menghapuskan semuanya.
Aku dalam kesabaran yang begitu menguji tapi aku juga dalam kesyukuran yang sangat terperi. Astaghfirullah wa innalillahi wainna ilaihi roji'un. Alhamdulillah. Kumohon kebaikan tak terkira setelahnya. Kuharap sumur-sumur kebaikan menanti di depan sana. Setelah kudapati gayung dan bejana ini dengan susah payah. Allah luaskan jalannya. Mudahkan urusannya.
0 notes
Text
Mimpi yang musnah. Alkisah harapan bertahun-tahun terkabul. Awalnya bahagia tak terkira. Mimpi yang selalu terbayang-bayang itu terjadi. Kumenatap pada ruangan pertama. Kurasakan atmosfer yang aku idam-idamkan sejak lama. Kursinya, dindingnya, orangnya aku bisa menikmatinya dengan syahdu. Namun, berbulan kemudian seolah harapan itu patah. Bengkok tak terkira karena orang didalamnya. Yang kusangkakan membina ternyata berujung membinasakan. Kukira padanya mimpi akan semakin berkembang. Menumbuhkan cita-cita yang ditanam jauh-jauh waktu. Malah semakin kesini luka kecewanya semakin menganga.
Bagai musnah tak terkira, harapan itu buyar. Tak menunjukkan teladan malah menunjukkan kezholiman jariyah. Kini aku berada di penghujungnya. Tentu aku bersyukur kepada Allah karena mimpi terkabul. Namun terkabulnya mimpi itu juga memberikan jawaban pasti. Langkahku bukan disini. Terlambat dan tertutup jalannya. Kuingat-ingat pada keadaanku sebelum ini. Ternyata tak seburuk itu. Aku saja yang terlalu egois dan merasa benar atas fikiranku sendiri. Padahal belum tentu sejalan dengan kebaikan. Mudahkanlah fase akhir ini yaa Rabb. Khusnul khotimahkan aku walau dalam ambien yang buruk. Kuharap setelah ini. Kehidupan membaik. Bekal luka yang aku dapatkan kuyakin pasti akan berguna kelak. Setidaknya semakin meruncingkan empati yang kumiliki. Aku tak mau seperti mereka. Biarlah aku memilih jalan kebaikan yang Allah luaskan jalan kepadanya. Semakin berkibar semakin meluas manfaat. Doaku semoga.
0 notes
Text
Ada kalanya di beberapa fase, Tuhan menghadirkan badai yang memang harus kita sendirian yang menghadapinya. Pertama agar kita tau bahwa manusia memang selalu punya potensi mengecewakan bahkan diri kita sendiri punya pontensi mengkhianati orang lain. Manusia selalu punya potensi ingin aman sendiri dan membiarkan orang lain dalam bahaya. Manusia selalu punya potensi meninggalkan manusia lainnya. Point lainnya agar kita jadi semakin hangat kepada orang lain. Tak mudah berlaku sewenang-wenang.
@terusberanjak
93 notes
·
View notes
Text
Sebab pada akhirnya kita akan dilupakan seolah-olah kita tak pernah ada di dunia. Maka hiduplah untuk Allah semata, Dzat yang tidak pernah lupa.
MilikNya segala yang ada di hadapan kita, di belakang kita, dan di antara keduanya. Tuhanmu sekali-kali bukan pelupa. (QS. Maryam: 64)
©Fajar Sidiq Bahari (@fajarsbahh)
190 notes
·
View notes
Text
Perkataan. Memang benar lidah tak bertulang. Sedikit saja perkataan tidak menyenangkan. Kemudian Ia membekas dalam hati hingga berhari-hari kemudian. Dalam duduk, berbaring atau pun berdiri. Perkataan itu bagai cambuk begitu membekas selalu teringat. Sebegitu hina nya kah diri ini. Hingga membahas ketidaklayakkan. Aku memang berasal dari makhluk tidak layak. Sungguh ingin aku menyampaikannya.
Perkataan itu bagai mencerabut kembali kehinaan itu. Aku memang dilahirkan dalam keadaan tak memiliki kemampuan. Sungguh jauh dari kata inspirasi. Tapi mengapa harus disebutkan. Hanya membatin yang bisa kulakukan. Menerima semua perkataan itu bulat-bulat. Perkataan yang tak seberapa itu sempurna menghapuskan mimpi belasan tahun untuk menjadi sepertinya. Nampaknya aku memang tak berbakat. Sepertinya jalanku bukan disitu. Barangkali aku memang salah pula. Tak hadir dalam pandangan karena urgensi yang lain ternyata salah di matanya. Padahal kukira baik-baik saja dan mengerti. Memang manusia memiliki kasih namun bermusim.
Yaa Allah, karuniakanlah ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima. Ternyata jalan yang kau pilihkan memang yang terbaik. Ampunkan atas ketidaktahuan diri. Berusaha memecah takdir yang baik karena merasa itu adalah terbaik. Kuinsyafi dan kusadari aku membuang waktu. Izinkan aku beribadah setulus hati hanya kepadaMu di jalan yang terbaik menurutMu.
0 notes
Text
Jika aku tidak ditakdirkan memiliki ayah yang baik, maka takdirkan aku menjadi ayah yang baik.
Mudah saja cinta itu datang. Rindu yang begitu dalam walaupun belum bertemu. Kini telah hadir ke dunia anakku yang begitu aku cintai. Telah kunantikan hadirmu begitu lama. Setengah dasawarsa kuharus habiskan untuk menunggumu. Kesabaranku berbuah begitu manis.
Aku akan berusaha menjadi ayah yang baik. Sifat burukku akan aku hilangkan karenanya. Anakku menjadi jalan kebaikan untukku dan istriku. Aku menjadi lebih baik serta istriku turut pula mengikuti. Kan kuhadapi dunia ini untukmu, anakku.
Di kehidupan lalu, aku tidak ditakdirkan memiliki ayah yang baik. Ia dengan mudah pergi begitu saja tanpa memedulikanku, adik-adikku serta ibuku. Lalu kami terlibat dalam kehidupan yang pontang panting untuk bertahan hidup. Segala cara bertahan hidup kami harus lalui. Hingga kaki-kaki kami rela menahan kesakitan agar terus melangkah. Tangan-tangan kami harus kebas untuk memanjangkan kehidupan.
Ayahku mengajarkanku untuk tidak menjadi sepertinya. Lari dari tanggung jawab untuk kehidupan menyenangkan bersama yang lain. Dendamku sudah punah, aku telah mengikhlaskannya dulu sebelum aku akan menikah. Hanya saja di momen aku memiliki anak ini. Aku teringat tentang peran ayah yang tak bisa kuelakkan darinya.
Semoga aku bisa menjadi ayah yang baik untuk anakku. Allah telah mengajarkan pelajaran yang begitu berharga tentang sosok ayah. Tidak mengikuti keburukan dan ikuti kebaikan yang ada. Akan kususuri jalan hikmah itu. Terus belajar menjadi ayah yang baik. Mulai hari ini hingga selamanya. Semoga rezeki untuk keluargaku dimudahkan. Rezeki kesehatan, harta, usia, kesyukuran, dan kebaikan lainnya berlimpah meruah-ruah.
Anakku tumbuhlah menjadi anak yang sholehah, sehat, dan penuh kesyukuran. Ayah akan sangat berusaha menjadi ayah yang baik. InsyaaAllah.
1 note
·
View note