Tumgik
susifatimah-blog · 4 years
Text
KAMU MANA PAHAM?
-
Kamu mana paham?
Ada satu fase dimana aku merasa sudah membuat kemajuan dalam proses move on, tapi ternyata kadang-kadang denyut kepedihan seenaknya menjahili tiba-tiba.
Aku pikir dengan mencoba melupakan dan menyingkirkanmu, aku bisa belajar gimana caranya tersenyum lagi. Betul…aku tentu sudah punya rutinitas baru. Aku sibuk berbahagia. Aku mulai berjalan di jalur yang mungkin akan bersinggungan dengan orang lain.
Tapi, kamu mana paham sih?
Rasanya harus memandang nanar bayangan di sebelahmu yang dulunya selalu ada seseorang, kemudian kenangan itu menyergapmu mendadak dan tanpa izin membuat pelupuk mata memanas, lalu besoknya kamu terbangun dengan mata bengkak, lagi dan lagi.
Kamu tak paham ‘kan?
Tersiksanya kembali mengingat setiap detil kecil yang sepele dan mulai menyalahkan segalanya…termasuk diri sendiri.
Aku tau, sangat sadar malah, kita sudah berjalan jauh dari masing-masing. Namun, akan selalu ada hal yang tertinggal. Entahlah, apakah ini sisa-sisa perasaan yang masih peduli atau ini cuma rindu yang tak berbalas?
Aku tau kamu gak paham…
Bagian yang paling mengganggunya adalah kadang aku gak tau harus merasakan apa. Lega? Cemburu? Marah? Benci? Cemas? Tapi, yang pasti aku tau aku gak mau menjadi satu-satunya yang menangis di sini. Aku gak mau berpikir bahwa selama ini kisah itu hanya melibatkan hatiku saja. Sungguh, aku ingin egois sekali ini saja untuk percaya bahwa aku pernah diinginkan olehmu.
Pernah gak kamu mencoba paham?
Aku benci ada gema 'deg’ di hati saat tak sengaja membaca namamu. Aku kesal setengah mati saat ingin bercerita ini-itu padamu tapi ternyata untuk sekadar mengambil ponsel dan membuka tab whatsapp-mu saja, aku gak sanggup. Aku cemburu waktu tau sudah ada orang lain yang mendapat laporan tentang kabarmu, karena aku tau aku gak penting lagi bagimu. Seperti itu rasanya kepedihan yang meledak dalam hati, padahal gak kamu undang.
Bagian yang aku ingin kamu pahami adalah:
Aku terlalu malu untuk mengemis satu perhatian simpatikmu. Kalau kamu ingin tau, ada begitu banyak cerita menarik yang kutabung untuk kuobrolkan denganmu. Aku ingin cerita seberapa kerasnya usahaku agar bisa berhenti sedih. Tapi, aku hanya bisa bungkam.
Kadang-kadang, aku ingin sekali bertanya padamu, pernahkah kamu menjaga perasaanku? Apakah aku bermakna? Apakah aku signifikan dalam hidupmu?
Karena bisa saja sejak dari awal, aku gak pernah berarti apa-apa–aku hanya satu-satunya alternatif yang kamu pilih agar kebutuhan afeksimu sebagai manusia seutuhnya, terpenuhi.
214 notes · View notes
susifatimah-blog · 4 years
Text
Ahh kenangan itu datang lagi, yuk waras yuk
Hiduplah Dengan Kewarasan
Perkara kenangan itu sesuatu yang pelik. Kamu tidak akan pernah bisa benar-benar menghapusnya, apalagi urusan perasan. Bahkan setelah kamu jalan begitu jauh pun, atau kamu tengah mengupayakan sesuatu dengan orang lain, bisa saja kenangan itu tiba-tiba datang.
Kamu butuh kewarasan untuk tetap menjalani kehidupanmu. Kan tidak lucu, ketika pasanganmu tahu kamu masih suka deg-degan kalau status/strorymu dibaca seseorang dari masa lalumu.
Urusan perasaan memang bisa membuat hidupmu oleng, tapi kewarasanmu akan selalu mengajakmu untuk kembali berjalan. Tidak harus langsung berjalan tegak, yang penting jangan sampai terlalu lama berhenti.
Jaga terus kewarasanmu. Bahkan ketika nanti kamu menjalani hidup dengan seseorang yang baru, kamu tak harus memberikan keseluruhan hatimu. Simpan sebagian untuk dirimu sendiri agar kewarasanmu tetap ada dalam kendali.
178 notes · View notes
susifatimah-blog · 4 years
Text
Lagi lagi dan lagi
Ingatan ku kembali pada masa itu
Lagi lagi dan lagi
Aku menangis mengingat masa itu
Lagi lagu dan lagi
Aku berusaha untuk melupakannya
Maaf Tuhan lagi lagi dan lagi
Aku mengeluhkan masa itu
0 notes
susifatimah-blog · 7 years
Quote
Aku berlindung kepada Allah atas ketidakpastian masa depan, dari keputusan yang keliru, dari perihnya kenyataan, pahitnya kekecewaan, dari hati yang berbolak balik, dari pengkhianatan manusia dan dari cinta yang salah
:)
5K notes · View notes
susifatimah-blog · 7 years
Text
Kami tak akan berhenti
Kemarin, terdengar lagi berita tentang sebuah kajian Islam yang dibubarkan di Malang, kabarnya oleh aparat keamanan, atas tekanan dari sebuah ormas.
Sebelum ini pun, sebuah ormas yang sama membubarkan kajian Islam yang dihadiri warga di Sidoarjo.
Selain pembubaran dua kajian itu, banyak juga penolakan atas kajian yang diadakan ustadz yang mengajak kembali kepada Al Quran dan Sunnah di berbagai pelosok negeri.
Mau dibawa kemana negeri kita?
Para pengemban dakwah ditekan dan difitnah. Pergerakannya dibatasi dan diawasi. Seolah apa yang keluar dari lisan mereka bisa menghancurkan NKRI.
Akan jadi apa negeri ini?
Ketika aparat keamanan bisa tunduk pada ormas represif. Ketika menteri agama membatasi ucapan para ulama.
Allahu Rabbi..
Jika boleh kami pergi, tentu kami akan pergi ke negeri yang lebih nyaman.
Tapi kami memilih tinggal dan menyiarkan cahaya Islam.
Benar, memegang Quran dan Sunnah di masa kini tak ubahnya menggenggam bara api.
Tapi cahaya itu harus tersebarkan, meski melalui celah antara jari.
Karena kami mengetahui sebuah janji yang pasti, Allah akan menolong hambaNya, maka itu cukup bagi kami. Apalagi yang kami harap selain pertolongan dan ridha Allah?
27 notes · View notes
susifatimah-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Rezim Islamophobia Lucu memang, sebagai negeri yang tercatat dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, dengan Islam sebagai agama yang mayoritas, pemangku negeri ini masih takutkan Islam Mereka Muslim, tapi Islamophobia, khawatir akan Islam seolah Islam itu sebab dari semua masalah yang terjadi, dan karenanya Islam itu dirasa harus disingkirkan dari kehidupan Lihat saja ketika kasus penistaan agama terjadi, sebenarnya sederhana bahasannya, ketika Al-Qur'an dihina, kaum Muslim bereaksi, tapi oleh rezim disebut sebagai rencana makar Semua hal dipandang dari sudut Islamophobia, aksi #BelaQuran dianggap menggoyang negara, ingin pemimpin Muslim dituduh anti-Pancasila, anti-kebhinekaan, anti-NKRI Bagi rezim Islamophobia dan komplotannya, Islam selalu jadi biang masalah, selalu dituduh jadi sebab gejolak dalam masyarakat, ini yang kita lihat secara jelas Mereka lupa, bahwa ummat terus-menerus berteriak pada penguasa, bukan karena mereka tak cinta negeri, bukan karena tak terima kebhinekaan, tapi karena ketidakadilan Tapi para pemangku kewenangan terus menuduh, “ini makar dari kaum radikal”, “kita harus melawan cyber-jihad”, “ini kerjaan kaum fundamentalis agama”, dan sebagainya Rezim ini tak pernah berkaca, tak pernah introspeksi, bahwa gejolak yang ada saat ini adalah karena kedzaliman yang terasa, karena ketidakadilan yang konsisten Persis penista agama dan komplotannya, yang selalu menuduh yang berseberangan dengannya menggunakan isu SARA, anti-NKRI, anti-Pancasila, anti-kebhinekaan Seolah bila tidak setuju dengan mereka, berarti pastilah jahat. Lupa bila manusia manapun takkan suka dengan kedzaliman, kekasaran, dan kekotoran lisan dan amalan Bagaimana mungkin memperjuangkan Islam itu buruk? Padahal kita tahu negeri ini merdeka justru karena darah syuhada, sebab mereka tahu jihad membela tanah Muslim itu wajib Bagaimana mungkin Islam jadi ancaman? Padahal Rasulullah begitu indah mencontohkan bagaimana saat Islam diterapkan, dan negeri ini tegak “Atas berkat rahmat Allah”? Dalam sejarah, hanya yang dzalim yang takut akan datangnya Islam, sebab saat datang cahaya, maka lenyaplah kegelapan, ja'a al-haq, zahaqa al-bathil, itu firman Allah Sedang mereka yang beriman takkan pernah takut dengan Islam, sebab Islamlah yang memberi arti hidup mereka, dan dengan Islam pula kematian mereka punya arti ☺️☺️☺️
104 notes · View notes
susifatimah-blog · 7 years
Quote
bersusah susah dahulu , tepaaar kemudian
quotes seorang inputor yg malem minggunya sama nota
0 notes
susifatimah-blog · 7 years
Text
Penakut
Kamu tak ingin mencintaiku.
Karena kamu tahu, yang terbaik dariku akan selalu untuk bahagiamu. Dan, kamu tak cukup berani untuk menghadapi keberanian semacam itu.
Karena kamu tahu, aku tak mempermainkan cinta seperti yang kamu dan mereka bisa. Dan, kamu tak cukup berani untuk menyaksikan cinta yang benar dan luar biasa.
Karena kamu tahu, bagian diri yang paling kamu benci mampu kudekap dan kucintai. Dan, kamu tak cukup berani untuk menyaksikan bagian diri yang paling kamu benci tengah didekap dan dicintai.
Karena kamu tahu, kamu tak akan menemukan aku di dalam diri siapapun. Dan, kamu tak cukup berani bila kelak kamu tak dapat menemukan siapapun.
Karena kamu tahu, aku telah mencintaimu tanpa kamu putuskan hidupmu untuk mencintaiku. Dan, kamu tak cukup berani untuk merawat perasaan yang telah dan sanggup hidup tanpa balasan.
Karena kamu tahu, kamu pasti akan mencintaiku. Dan, kamu tak cukup berani untuk menerima hatimu sendiri.
89 notes · View notes
susifatimah-blog · 7 years
Text
Nona, tetaplah menjaga diri, menyibukkan diri dengan hal-hal yang baik. Bukan perkara “Wanita yang baik akan mendapatkan pria yang baik”. Tetapi, baiklah untuk dirimu sendiri. Menjadi baiklah, sebagai seorang anak yang bisa dibanggakan oleh kedua orangtuamu. Perkara pasangan, tentunya kau paham bahwa Tuhan lebih tau “dia” yang seperti apa yang pantas sebagai penggenap kesendirianmu.
379 notes · View notes
susifatimah-blog · 7 years
Quote
aku pandai bertahan tapi tidak pandai mempertahankan
0 notes
susifatimah-blog · 7 years
Quote
Jangan berharap banyak pada hatiku. Terlebih untuk merahasiakan kamu hanya agar aku dapat dihibur oleh yang baru. Sungguh, kemampuanku terbatas soal itu.
(via elsasyefira)
77 notes · View notes
susifatimah-blog · 7 years
Quote
Lebih dari apapun, saya mengaku. Bahwa ternyata saya sedang memperjuangkan perasaan saya untuk berdamai terhadap apa yang mulai hilang
(via sebuah-cerita)
97 notes · View notes
susifatimah-blog · 8 years
Quote
jadi org bermanfaat harus, tapi ngemanfaatin org jangan
meskipun punya kesempatan buat ngemanfaatin , ga boleh pokonya
0 notes
susifatimah-blog · 8 years
Quote
Seseorang tetap harus mempercayai orang lain. Satu dari lima puluh orang akan mengkhianatimu setelah kau mempercayai mereka. Jangan hidup dengan meragukan 49 orang lainnya karena satu orang itu
healer
1 note · View note
susifatimah-blog · 8 years
Quote
Bukan tidak ingin bercerita, beberapa dari kita hanya tidak tahu harus mulai mengisahkannya dari mana. Sebab yang bersuara di dalam kepala, jauh lebih riuh daripada yang bisa dijabarkan oleh mulut dan diperlihatkan oleh laku
Hujan Mimpi (via hujanmimpi)
737 notes · View notes
susifatimah-blog · 8 years
Text
Aku membutuhkanmu bukan semata saat aku menjadi pemenang. Aku butuh kamu juga saat aku kalah. Saat aku merasa bimbang. Saat aku hilang arah. Aku butuh kamu untuk menjadi teman diskusi. Bukan saat aku keliru kamu malah beranjak pergi. Aku tidak akan hebat selamanya. Ada titik-titik sulit harus kulalui. Ada bagian-bagian yang tak bisa kujelajahi. Kalau kamu ingin aku berjalan sendiri. Saat masa-masa sulit kuhadapi. Apalah artinya kebersamaan selama ini? Kenapa tidak aku saja yang melanjutkan perjalanan ini sendiri. Jika saat jatuhku, aku hanya perlu bangkit sendiri. Kamu bahkan tak peduli, bahkan untuk sekadar mengingatkan agar kembali berdiri.
–boycandra
160 notes · View notes
susifatimah-blog · 8 years
Text
aku pernah dan kamu menghilang
Aku pernah, bercerita padamu tentang mimpi-mimpiku yang sekiranya sulit dijangkau.
Aku pernah, membagikan segala suka serta duka kepada kamu yang kukira sudi mendengarkan segala keluh kesah.
Aku pernah, aku pernah sebegitu tergantungnya menceritakan apapun padamu.
Tapi kemudian kamu menghilang, hingga aku lupa, beberapa mimpiku ada sebab kamu
483 notes · View notes