Karna terluka adalah cara tuhan menyadarkan bahwa kita manusia biasa bukan malaikat
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
kehilangan banyak hal kadang memberi ruang lain untuk lebih dekat dengan orang-orang yang tidak akan pernah bisa meninggalkanku, selainnya emua berlalu begitu saja. tapi kamu tau bagian yang paling mengecewakan ? karna kamu harus bertengkjar dengan isi kepala sendiri, antara harus pulang atau tetap di kota sepi ini. pulang kesana terasa seperti asing, terasa seperti bukan orang yang dekat lagi, jarak yang kita ciptakan itu sudah terlihat jelas didepan mataku, karna apa yang aku perjuangan dan malam panjang yang kulewatkan tidak akan pernah menjadi sesuatu yang bernilai lebih untukmu. keutuhan tidak pernah lagi menjadi milik kita. karna kita sudah selesai dengan semuanya, kalo kamu tanya kenapa aku tidak pulang, karna hatiku sudah tidak disana lagi, ia sudah mengembara jauh sebelum kamu sempat mencegahnya pergi. kamu sudah kehilangan dia sejak lama. kota yang kupijak sekarang adalah dimana terasa sangat nyaman untuk dinikmati dan diselami
4 notes
·
View notes
Text
ah.. bagaimana kabarmu malam ini, bagaimana dengan lagu-lagu yang kamu tulis di laptopmu apa kamu sudah memiliki keberanian untuk membuatnya menjadi lengkap dengan nada dari gitar yang kamu anggap antik itu. besok adalah hari terakhir di kota ini, begitu lega rasanya bisa menikmati setiap moment lalu sebagai teman diperjalananku selanjutnya. apakah kau masih akan menjadi pembaca setia buku ku selanjutnya. apakah kamu mungkin masih akan menunggu di loby hanya untuk membaca arti sebuah kata dari bukuku yang katamu, gunakan kata yang lebih sederhana sehingga kamu bisa tau apa yang sebenarnya diinginkan tokoh dalam bukuku. sewaktu itu kamu tau apa yang aku pikirkan ? ya kamu tau tentu saja terheran heran melihat seorang pria menggunakan celana bolong bolong yang katamu itu bagaimana seorang seniman mencintai pekerjaannya.
0 notes
Text
kota ini bukan lagi apa yang menyembunyikan luka-luka yang aku tumpuk dan kini membuatku ingin muntah setiap mengingatnya sekaligus membuat mataku terus berlinang tanpa mengenal jedanya. penyebab kita pergi bukan karna hebatnya kita menerjang semua hal-hal yang memisahkan kita. kemudian menyerah, kukira keberanian yang kita miliki tidak mampu menembus semua itu. ah tentu saja sekarang yang menjadi sesal terhebat adalah bagaimana penyesalan itu mengunjungi malam yang panjang seperti ingin membunuhku dengan nyata, perpisahan tentu adalah hal yang sudah diputuskan lalu mengapa lagi kita menikmati selembar foto yang tak memiliki arti banyak lagi. sekarang kamar yang menemani malam malam panjang dengan gitar beserta senarnya yang putus masih jadi pemandangan yang paling sepi. kamar ini memiliki rampu yang remang dengan dekorasinya berwarna putih seakan menjadi berbisik “ ayo menyerah”.
0 notes
Text
Perjalanan ini sekarang adalah milikku, menuju tempat yang sudah ada didalam buku perjalananku yang sudah kucatat rapi untuk kudatangi. Jangan sebut ini sebagai pelarian, sungguh aku tidak akan berlari karna pada kenyataannya aku menghadapi semua kekecewaan yang aku alami untuk tidak merasa seperti itu lagi. Sekarang seperti sudah terisi penuh tapi tentu bukan kamu lagi si pemiliknya, Bukan, ku lontarkan seperti ini bukan karna alasan aku membencimu tentu saja tidak .
0 notes
Text
setelah sebulan ini menjalani kehidupan baruku dengannya, iya dengannya kau tau. orang yang kau anggap lebih baik untukku dari pada kamu yang pergi tanpa pernah mencoba menyelaminya. sekarang aku hanya sesekalu menghela nafas, bahwa inilah jalan jalan panjang yang setiap malam membuat tidur ku tak kunjung datang. bahwa beberapa hal ternyata membuat kita menuju arah lain yang awalnya tidak direncanakan sama sekali. aku menyadari bahwa sebaiknya kenangan yang ada adalah caraku memilikimu yang tidak akan mengenal kata kehilangan. kumpulan percakapan kita itu sudah menjadi tumpukan koleksi didalam kepalaku yang tidak tau harus kukemanakan. aku menceritakan banyak hal seperti ini bukan karna aku tidak mengenal bahagia dan tawa seperti saat denganmu, harapan mu benar aku dibahagiakan olehnya, dia begitu tulus seperti yang kau katakan. dia sempurna untuk hatiku yang dihancurkan oleh seseorang yang lebih mencintai perjalanan tanpa arahnya ketimbang membangun tempat untuk berlindung. tentu saja kamu tidak lagi menjadi alasan apapun yang kulakukan sekarang, jika kau bertanya apa aku bahagia, aku sangat bahagia dari waktu dan waktu dengannya. walaupun harus aku akui bahwa ada sebagian dari isi kepalaku yang tidak akan bisa aku kontrol sepenuhnya apalagi tentang semua kenangan yang dimatamu tentu itu bukanlah sesuatu yang berharga. sekarang aku percaya bahwa kata kata tentang bahwa dalam hidup ini setidaknya sekali dalam hidup kita akan jatuh cinta dengan teramat pada seorang yang tidak bisa kamu miliki, tapi kamu tau apa kabar baiknya dari kata kata itu, ya bahwa kita ternyata manusia biasa yang bisa merasakan tidak bisa memiliki dan itu membuatku merasa normal sebagai manusia.
0 notes
Text
Malam malam penuh tangis itu telah selesai di waktunya. Sekarang yang tersisa adalah kekosongan, arr ayo ke pantai wedi ombo. Kamu tau kan bahwa proses melewati semua ini sulit untukku? Sekarang yang terlihat adalah batas itu semakin jelas. Aku ingin pergi ternyata tidak denganmu. Jadi aku putuskan mengembara sendiri. Kamu mungkin akan menemukan luka suatu saat, kamu juga mungkin akan menangis suatu saat, melewati malam panjang, pikiran tersumbat sesuatu yang amat menggumpal, aku mungkin tidak disana lagi juga tidak bisa menguatkan kamu kembali, aku tau kekuatan itu akan timbul sendiri, kadang kala kamu butuh sepi sesaat, pergilah ketempat tempat dimana kamu bisa menenagkan pikiran tanpa seorang pun tau, kamu boleh lari sebentar dari dunia yang berisik itu, kamu masih berhak atas dirimu sendiri, semua akan berlalu dan baik-baik saja, kamu akan menemui hari ini juga dimana aku berdiri, aku tau bahwa semesta telah menulis takdir sedemikian rupa supaya kita belajar, entah belajar hal baru atau belajar meninggalkan yang lama ketempat yang baru, kemudian menemukan hati kita kembali yang hangat akan petualangan dan yang rindu suara rimba raya. Aku tunggu disini arr, barangkali kamu masih sepi dikemudian hari. Semarang, 2022
1 note
·
View note
Text
Aku sudah selesai dengan Semarang Arr, langkah selanjutnya dipetaku masih kosong. Kejutan demi kejutan akan mengisinya. Atau mungkin kita buat saja pertemuan kembali, bagaimana ?
0 notes
Text
Hujan
Aku berandai saat ini sedang bersamamu, mungkin yang terjadi adalah kekakuan belaka, kamu gengsi memulai percakapan dan aku yang menunggu tanpa berani memulai. kita berdua itu lucu, sama-sama mau tapi sama-sama tidak mau memulai. kita terlalu banyak kesamaan, tapi ternyata terlalu berbeda dalam hal cinta. seperti perjalanan ditengah hujan ini, kamu juga pasti sedang merasakan basahnya atau mendengar suaranya. kamu tau setiap basah yang menyentuh kulitmu, itu artinya satu persatu harapanku mulai mendatangimu walaupun hanya mampu kau rasakan sedikit saja atau malah kau abaikan. bila kau hanya mendengar suaranya, itu artinya suara dalam kepalaku tentangmu telah tersampaikan melaluinya. jadi nikmatilah hujan kali ini dengan tentram, tolong jangan lari ! karna aku tidak janji disetiap hujan yang menjatuhi bumi selalu ada rindu untuk kusampaikan. aku tidak akan selalu begitu, menunggumu tidak hanya perihal rasa, tapi juga waktu dan usia. aku mampu menunggu walaupun kehadiranmu bukan semata-mata untuk melengkapi kehadiranku, namun waktu terus berlalu mengambil semua yang kumiliki, impianku, harapanku, semuanya terbatas oleh waktu. bila tidak denganmu, akan kutuntaskan sendiri, peta perjalananku tanpa perlu menunggu lagi. bila tidak dihujan kali ini, semoga masih ada hujan berikutnya yang memelukmu erat sembari menghapus air matamu, walapun hujan itu bukan aku lagi si pengirim pesannya.
0 notes
Text
Ketika kamu diam, jawabannya akan selalu tidak
Ketika kamu berhenti, jalan itu akan selalu sulit
Ketika kamu pergi, yang ditinggalkan tidak akan selalu menunggu
Siapa yang harus memulai bicara ?
Kamu?
Aku?
Aku saja, syaratnya dua
1. Tatap mataku
2. Carikan aku waktu tepatmu
0 notes
Text
Sejam dua jam aku duduk disini menungggunya. Barangkali ada sepatah dua patah kata yang harus diluruskan atau disampaikan untuk mencairkan kekakuan.
Lama aku duduk di dek 8 kapal, dek paling atas sambil menyeruput kopi yang harganya selangit ya sengaja aku beli supaya ada pembukaan diawal obrolan kita. Mungkin membahas harga kopi ini mahal, atau memintamu mencoba rasa kopinya. Karna diantara kita terhubung itu itu saja, kau suka kopi dan aku mengganggap itu bukan suka tapi kopi adalah teman yg mau tidak mau harus selalu ada. Kemudian kita mulai membahas kekakuan itu dengan suara yang pelan sambil tertawa2 kecil. Kita nikmati jam demi jam sebelum kapal sandar, menatap kiri kanan kita sepanjang mata melihat hanya ada laut yang biru dan awan mendung yang bergumpal.
Tapi ternyata kamu tidak datang ke dek 8, kopiku juga sudah habis kuseruput, sudah tidak ada lagi rencana obrolan kopi sebagai penghantar percakapan kita, ini kesempatan terakhir itu, bila sudah abai yasudah setidaknya aku tidak menyesali karna aku tidak berusaha. Aku sudah mengusahakan yang hatiku mau. Tapi tidak semua sesuai yang diinginkan, itulah sebabnya aku tetap ingin mencoba walaupun akhirnya seperti ini. Anggaplah perjalanan kapal ini sedikit demi sedikit membuang harapanku ke laut, supaya sampai di dermaga hati itu kosong lagi, mencari rumah barunya dengan bebas tanpa sesal.
1 note
·
View note
Text
Akan ada kereta yang lewat lagi setelah ini, akan ada perjalanan tak terduga lagi, jangan heran, hidup emang begini randomnya

0 notes
Text
Aku bisa saja memperpanjang sabarku untuk menunggu, tapi ternyata tidak demikian dengan waktu, ia berjalan begitu cepat dan melewati setiap kesempatan yang terabaikan. Aku bisa saja menyusun ulang semua rencanaku, untuk memulai ulang rencana baru dengannya. Terlalu banyak hal yang kulewatkan hanya untuk bisa dengannya. Begitu besar rasa ingin itu menghantuiku, dengannya adalah perjalanan2 kecil yang kusuka.
Tapi sekarang, aku berhenti menunggu bukan karna rasa itu ikut terguyur waktu. Tapi aku tidak mau lagi menunggu dan kurasa sabarku cukup untuk tanpa sebuah ketidakpastian kan?
Bilang ujung-ujungnya asing kembali, sudah kita selesaikan saja cerita yang kita juga tidak pernah memulainya.
0 notes
Text
Mari bermain main, dan lihat siapa yang paling hebat memenangkan dirinya sendiri. Hatinya atau semesta dikepalanya.
1 note
·
View note
Text
kepada sang pejalan
Minggu ini kota Semarang lebih sering terlihat mendung ketimbang mataharinya muncul, dari kumpulan buku yang menumpuk didepan komputerku satupun juga belum tersentuh untuk kubaca, minggu ini benar-benar sesuatu yang sangat membosankan. entah kenapa bunda juga lebih sering masak sop ketimbang rica-rica kesukaanku karna suasananya atau aku yang sedang berada di fase yang tidak biasa. ini merupakan minggu terakhir disini, pekan depan kakiku sudah berada di tempat yang berbeda, entah itu pilihan hatiku atau kumpulan-kumpulan kepenatan batin yang selama ini menumpuk minta dipupuk kembali dengan perjalanan panjang yang melelahkan. kuharap perjalanan panjang itu akan baik-baik saja, tidak akan menumbuhkan lagi sesuatu yang sudah tepis sejauh mungkin. perjalanan ini hanya tentang aku dan semua pilihan yang harus diistirahatkan terlebihkan dahulu.
jadi kau yang sedang menikmati perjalanan dan dinginnya rimba raya masih menyediakan tempat yang paling hangat untukmu? oh, aku tau apa yang paling mengesankan dari perjalanan itu, katamu suara jangkrik dihutan itu lebih terdengar seperti lantunan lagu yang asyik untuk dinikmati semalaman sambil menghisap rokok lintingan yang sengaja kau bawa jauh-jauh dari kota.
terlalu banyak ingatan-ingatan yang kurawat dengan baik sampai kini, walaupun pemilik kenangan itu entah dibawa angin sejauh mana bahkan belum kulihat lagi senyum yang tidak pernah sekapun kulihat bisa lebar, selalu kulihat ada hal yang tersembunyi disana, tatapan itu juga penuh hal-hal yang tersembunyi.
dan kini aku sudah sebaik yang kau lihat, sudah menerima semua bentuk perpisahan ini, melihatmu hanya dengan sebuah foto adalah caraku berdamai dengan semua ingatan yang ada. walaupun mustahil melupakan secepat itu, mustahil menghindarinya karna itu jauh lebih menyiksa untuk dilakukan.
puisi-puisi yang kamu tulis juga masih ada dilaci tersimpan rapi. tidak ada alasan khusus kenapa lembaran itu masih disana, sama sekali tidak ada. hanya kubiarkan saja dia disana, karna sesuatu yang dibiarkan akan mengalir begitu saja.
1 note
·
View note
Text
Entahlah
Apakah selamanya menjadi sendiri lagi, menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan semuanya diujung malam waktu yang tersisa. menjadi sendiri sekarang mungkin lebih terlihat jauh lebih baik untuk hati yang sengaja dipatahkan. aku tidak ingin lagi jadi tempat peraduanmu, pergilah sejauh yang kamu bisa, menghilanglah. Tidaak mungkin aku menjadi tempat yang paling hangat bagi hatimu yang tak mungkin menetap pada satu.
sekarang semuanya terlihat lebih nyata, bahwa akulah si keras kepala yang tak beranjak pergi dari tempat dimana semua hati boleh beradu, dimata semua harapan diberi pilihan, dimana semua cinta dipilih. bukan itu yang menjadi kau menarik diawal pertemuan kita. bukan itu, kau kukenal sebagai sisi yang paling bungkam tentang apapun, kau memiliki dunia yang berbeda itu terlihat menarik pada awalnya. hingga semuanya mulai terlihat memuakkan untuk dinikmati.
hatiku yang terlanjur patah dan Jakarta semakin membuatku yakin bahwa perpisahan adalah ucapan terakhir sebelum Berlin.
karna kamu tidak pernah mengerti apa yang tersisa dan apa yang masih bisa kita selamatkan. karna hati itu tidak mampu memilih untuk melepas atau pergi. hati yang kau miliki itu terlalu rapuh untuk memutuskan dengannya atau kembali pada hati yang setengah mati mencari obat untuk sembuh sendiri. tapi bila ujungnya kita menjadi asing lagi, bila akhirnya dia adalah peraduan yang paling tepat. kurasa tidak ada alasan lagi kakiku berhenti disini untuk secarik alasan yang sesekali bisa runtuh.
karna hati yang tulus akan menemukan bunganya yang indah, seperti daun maple di Canada yang tidak mungkin terbang kemari menemuiku. aku harus berangkat dari tempat dimana aku duduk sekarang. menemui maple ku, menjaganya walaupun tidak ada yang tersisa lagi disini, sesekali aku akan kembali menilik semua janji, semua yang sempat jadi hiasan menarik didalam diary harian yang aku tulis dan kubiarkan mengalir begitu saja dengan penaku.
karna bila sesekali kita menemukan semua kenangan itu, mungkin saja kita akan tertegun setidaknya untuk melihat apa yang sebenarnya masih bisa kita selamatkan untuk ada dihari ini. tapi semuanya hanya perihal hati yang penuh ego yang tak pernah berhenti sejenak untuk saling menggengam, hati yang terlalu keras untuk pergi, dan kita yang terlalu buta untuk melihat siapa yang bisa kita tulis bersama dikemudian hari.
apakah tidak ada yang bisa kita selamatkan, untuk sekali ini aku bertanya pada diriku sendiri.
tidak ada lagi, tidak ada yang terdengar hanya itu terus menerus berulang kali.
0 notes