Hamba Rabb & tawanan dosanya, santri ilmu & tahanan jahlnya, berharap syafaat Nabi & doa saudaranya
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Murottal Per Juz Syaikh Emad Al-Mansary
Bismillah… Alhamdulillah… Kesempatan kali ini kami hadirkan untuk Anda MP3 tilawah Al-Qur’an 30 juz lengkap yang dilantunkan oleh Syaikh Emad Al-Mansary. InshaAllah dapat memudahkan kita untuk mengulang-ulang atau memuraja’ah hafalan kita. Barakallahu fikum…
Silakan didownload pada link yang telah tersedia. Selamat menikmati…
Download File Save Target As. Bismillah…
Al Fatihah Al Fatihah.mp3
Murottal (Juz 1) الجزء ١
Murottal (Juz 2) الجزء ٢
Murottal (Juz 3) الجزء ٣
Murottal (Juz 4) الجزء ٤
Murottal (Juz 5) الجزء ٥
Murottal (Juz 6) الجزء ٦
Murottal (Juz 7) الجزء ٧
Murottal (Juz 8) الجزء ٨
Murottal (Juz 9) الجزء ٩
Murottal (Juz 10) الجزء ١٠
Murottal (Juz 11) الجزء ١١
Murottal (Juz 12) الجزء ١٢
Murottal (Juz 13) الجزء ١٣
Murottal (Juz 14) الجزء ١٤
Murottal (Juz 15) الجزء ١٥
Murottal (Juz 16) الجزء ١٦
Murottal (Juz 17) الجزء ١٧
Murottal (Juz 18) الجزء ١٨
Murottal (Juz 19) الجزء ١٩
Murottal (Juz 20) الجزء ٢٠
Murottal (Juz 21) الجزء ٢١
Murottal (Juz 22) الجزء ٢٢
Murottal (Juz 23) الجزء ٢٣
Murottal (Juz 24) الجزء ٢٤
Murottal (Juz 25) الجزء ٢٥
Murottal (Juz 26) الجزء ٢٦
Murottal (Juz 27) الجزء ٢٧
Murottal (Juz 28) الجزء ٢٨
Murottal (Juz 29) الجزء ٢٩
Murottal (Juz 30) الجزء ٣٠
Sumber: High of Aspiration (http://atied-story.blogspot.com/2012/12/murottal-perjuz-syaikh-emad-al-mansary.html)
0 notes
Text
Sabar dan Syukur

Kebanyakan orang-orang termasuk saya sendiri menempatkan sabar dan syukur ini dalam 2 hal. Pertama, ketika kita ditimpa musibah, permasalahan dan problematika hidup rasa sabar kita akan muncul paling depan untuk menemani kita. Kedua, ketika kita mendaatakan suatu kenikmatan baik berupa harta mauppun dalam bentuk lain rasa syukurlah yang paling depan yang kita bisa tunjukkan. Kedua hal ini tidaklah salah, karena memang itulah yang Allah swt dan Rasul-Nya perinthakan kepada kita semua. Bersabarlah saat ujian itu datang dan jangan lupa bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
Akan tetapi kemudian kita juga lupa untuk menempatkan sabar dan syukur ini dalam kedua kondisi yang kita hadapi. Maksudnya apa ? Maksudnya adalah, ketika kita mendapati diri kita sedang diuji oleh Allah swt dengan berbagai macam bentuk, disamping kita bersabar, sertakan juga rasa syukur kepada Allah swt. Loh, ditimpa musibah atau masalah kenapa malah bersyukur ? iya bersyukur kepada Allah atas ujian yang Alllah berikan, sehingga bisa jadi dengan ujian ini kita akan semakin dekat dengan Allah swt. Bahkan kedekatan kita dengan Allah swt melebihi sebelum kita ditimpa ujian oleh Allah swt.
Pun dengan ketika kita sedang diberi nikmat oleh Allah swt, baik berupa harta maupun yang lainnya, selain rasa syukur kepada Allah swt sertakan juga rasa sabar. Karena nikmat yang Allah berikan itu bisa jadi itu adalah ujian yang Allah berikan kepada kita, sehingga rasa sabar juga harus kita kedepankan untuk menghadapinya. Agar kita kemudian kita tidak terlenakan dengan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita. Agar kenikmatan yang Allah berikan, tidak menjauhkan kita kepada Allah swt.
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” [3:186]
Sudah beryukur dan bersabar hari ini ? ^^
2 notes
·
View notes
Text
Sang Pemilik Sejati

salah satu prinsip di dalam kita menjalani hidup adalah bahwa semua yang kita miliki ini bukan kepunyaan kita, bukan hak milik kita, akan tetapi Allah lah sang pemilik sejati.
semuanya terserah Allah, kapan akan mengambilnya dan kapan akan menggantinya. jangan pernah sekalipun kecewa atas segala pemberian atau bahkan pengambilan sesuatu yang kita merasa miliki. kenapa jangan kecewa ? karena Allah tau yang paling baik untuk kita, melebihi kita tau akan kebutuhan kita.
aa gym memberikan ilutrasi sederhana, bahwa jadilah seperti tukang parkir. walau "punya" mobil dan motor banyak, ia ikhlas ketika pemilik sejati mobil dan motor di ambil oleh pemiliknya.
sekalipun itu jiwa dan raga ini, semuanya adalah titipan Allah swt. yang namanya “barang” titipan, maka sang pemilik tentu ingin titipan-Nya itu dijaga dengan sebaik mungkin. adalah suatu perbuatan yang tidak terpuji ketika titipan-Nya itu tidak kita jaga dengan baik bahkan cenderung merusak dan menodainya. Nauuzubillah
kuncinya ialah ikhlas dan ridho akan tiap ketentuan Allah swt. maka ikhlaskan lah... maka ridho-lah, agar hati lebih tenang, agar hati makin tegar
0 notes
Photo

Ketika temen satu lingkaran setor proposal, saya kalem Ketika temen sejawat taaruf, saya kalem Bahkan Ketika banyak teman seperguruan menikah, saya kalem Kalem terus kapan nyusulnya ? Bagi saya nikah ada pilihan masing-masing, bukan pilihan untuk tidak melakukannya, akan tetapi pilihan untuk sekarang atau esok atau esok esok lagi. Karena siap tidaknya kita menanati hari bahagia itu, hanya kita yang tau. Ini adalah perjudian besar dalam episode hidup, bukan seperti kita memakai sandal jepit, kalau ga cocok tinggal ganti, bukan sekali lagi bukaan Banyak yang kemudian mesti kita persiapkan, apalagi saya dengan segudang kefakiran ilmu, jangan buru-buru juga jangan kelamaan (kalau kata yg udah nikah). Kita tinggal ikhtiar, Allah lah yang akan memberi jalannya. Sekarang atau nanti. Semua sudah dituliskan, tinggal jalani dan hayati. Sampai nanti di hari bahagia yang kita nanti. Syaeful Bahri yang sedang menanti, hati yang sepi tuk bersama ke surga-Nya nanti
0 notes
Text
Ikhwan Hopefull Episode 1

Jogja adalah tempat dimana kita mendapati kajian yang kalau kita ibaratkan, kajian itu seperti menu makanan. Jamaah akan memilih kajian itu sesuai selera mereka. Kajian teman² nahdiyin, muhamadiyah, salafi, HTI, tarbiyah dll. Tiap hari mesti lebih dari satu kajian tersaji, baik di dalam kampus maupun luar kampus.
Hadirnya sajian kajian yang beraga di Jogja ini tak lain dan tak bukan ialah hidupnya pergerakan atau harakah islam sebagai motor penggerak. Susana inilah yang tak saya dapati di tempat kelahiran saya. Maka sempat juga terfikir untuk membawa kedua orang tua beserta adik saya untuk menetap saja di Jogja, saking nyamannya Jogja dengan segudang majelis ilmunya itu.
Tapi yang menarik dari maraknya kajian yang ada di Jogja ini ialah orang-orang di balik layarnya. Saya selalu mengapresiasi kepada temen², bapak² yang sangat totalitas untuk mewakafkan dirinya di dalam melayani umat islam, dalam konteks ini di dalam mengadakan suatu kajian. Ya beliau² adalah kalau dalam kamus saya masuk dalam kategori ikhwan hopefull.
Bagaimana tidak hopefull, di tengah kesibukan sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang ayah dan suami, beliau² meluangkan waktu untuk melayani umat. Mungkin bagi sebagain orang memandang, yaelah cuma ngadain kajian, gue juga bisa.. Eitss, tunggu dulu, kalau ente bisa kenapa engga ente aja yang ngadain ? Apa jawabnya, ane sibuk gan. Nah tuh kan, ente bilang sibuk. Padahal ikhwan² hopefull ini lebih sibuk gan, percaya dah sama saya.
Bahkan tidak jarang pula saya dapati, hanya satu orang saja yang menyiapkan kajian itu. Masya Allah. Ditambah pula sedikit juga jamaah yang hadir. Kalau bukan Lillah, tentu ikhwan hopefull ini sudah menyerah dan kecewa. Alhamdulillah karena lillah, ikhwan² hopefull ini gass poll, tancap gas terus untuk melayani dan menyajikan majelis ilmu.
Sekecil apapun kontribusi ikhwan hopefull ini di dalam menyiapkan kajian, itu merupakan suatu ibadah yang bisa jadi Allah menurunkan keberkahan kepadanya, dimudahkan segala urusannya, dilancarkan rezekinya dll.
Maka, yuk jadi bagian ikhwan hopefull ini, ya kalau tidak bisa menyiapkan suatu kajian, setidaknya kita hadir di majelis ilmu yang telah beliau-beliau sajikan kepada kita.
0 notes
Text
Belajar Siroh (7)
Kota Makkah dan Bangsa Quraisy (2)

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (Azzumar ayat 3)
Kita akan bertanya-tanya tentang siapakah orang yang pertama kali membawa berhala ke Makkah. Penyimpangan yang teramat sangat jauh dari ajaran yang telah ditanamkan oleh Nabi Ibrahim kepada anak-anaknya, walupun sudah diturunkan pula para Nabi di tengah-tengah umat manusia akan tetapi seperti yang kita tahu beberapa zaman tidak diutusnya Nabi di makkah sampai kemudian Nabi Muhammad saw yang diutus kesana.
Pada zaman Nabi Nuh ada patung yang menjadi sesembahan kaum Nabi Nuh yang menyimpang, patung-patung itu bernama Wadd, Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr. Nama-nama itu sebenarnya berasal dari nama-nama orang yang sangat beriman pada zamanya serta memiliki pengikut yang banyak, namun setelah mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaum mereka untuk membuat patung-patung di majelis tempat mereka beribadah dan dinamai dengan nama-nama mereka untuk mengingatkan kaumnya akan kesalehan orang-orang tersebut. Lalu mereka membuatnya, meski ketika itu mereka membuatnya bukan untuk di sembah. Namun pada akhirnya para pembuat patung itu pun meninggal, masa mereka berlalu dan ilmu tauhid berangsur-angsur punah ditambah tipu daya setan yang menyesatkan, maka patung-patung tersebut akhirnya dijadikan sesembahan oleh orang-orang yang hidup sesudahnya.
Kalau di zaman ada Wadd dkk yang di sembah, maka di Mekkah ada Latta. Latta dulu seoarang dermawan besar yang suka sekali menolong orang –orang. Jamaah hajipun ikut menjadi korban kebaikan dia, jamuan minuman dan makanan ia sajikan kepada para jamaah haji. Soleh sekali Latta ini, sampai kemudian orang-orang mendewakan Latta bersama Uzza, Manat dan berhala-berhala yang lain dan dijadikan sesembahan.
Sebagian mufasir menerangkan bahwa ayat di atas diturankan untuk menceritakan Amr bin Luhay. Nah siapakah dia ?
Dahulu, di Makkah itu, orang-orang hidup dalam agama Nabi Ibrahim as, hanya kepada Allah swt mereka sembah, bersih dari segala macam berhala. Sampai munculah tokoh dari bani Khuza’ah, yang mana salah satu kabilah terbesar di Hijaz, dia adalah Amr bin Luhay. Amr bin Luhay ini terkenal sebagai orang yang soleh, pintar dan dermawan pula dia ini.
Pada suatu saat dia mengadakan perjalanan ziarah ke Syam (Palestina). Saat itu di Palestina dikenal sebagai tanah para Nabi, jadi kalau orang bertanya standar beragama dimana ? jawabnya adalah di Palestina. Tatkala sampai di Palestina, Amr bin Luhay takjub melihat orang-orang disana menyembah berhala. Ketika ditanya kepada mereka kenapa mereka menyembah berhala tersebut jawabannya sama seperti ayat di atas, yakni untuk mendekatkan kepada Allah swt, kita perlu perantara. Amr bin Luhay terpesona akan aktivitas penduduk disana dan membenarkannya serta menyalahkan cara ibadah yang ada di Mekkah. Pulanglah ia dengan membawa berhala pertama yang diberi nama Hubal.
Dengan kebesaran nama yang ia milki ia memproklamasikan kepada masyarakat mekkah bahwa agama kita selama ini keliru, begitu katanya. Yang betul adalah dengan menyembah berhala seperti ini. Sekali orang itu sudah tersesat maka Allah akan biarkan ia tersesat dan akan semakin disesatkan oelh setan. Setan kemudian membisikan Amr bin luhay tentang berhala pada zaman Nabi Nuh dan setan membisikan tempatnya. Berhala ini terbuat dari emas dan kemudian di bawalah berhala itu ke Mekkah.
Belum puas sampai disitu saja, setan semakin menyesatka ia dengan bukan hanya menyembah akan tetapi membuat syariat-syariat baru yang banyak nan sesat. Apa saja itu, kita bisa baca di surat Al-Maidah ayat 103 :
Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya Bahiirah[2], Saaibah[3], Washiilah[4] dan Haam[5]. Tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti
Apa itu Bahiirah, Saaibah, Washiilah dan Haam ?
Bahiirah adalah unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu unta betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan tidak boleh diambil air susunya.
Saaibah adalah unta betina yang dibiarkan pergi ke mana saja karena suatu nazar; tidak ditunggangi, tidak dipakai memikul barang dan tidak disembelih. Seperti, jika seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka ia biasa bernazar akan menjadikan untanya saaibah jika maksudnya berhasil atau perjalanannya selamat.
Washiilah adalah seekor domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka yang jantan ini disebut washiilah, tidak boleh disembelih dan diserahkan kepada berhala. Ada yang berpendapat, bahwa washiilah adalah seekor unta betina yang melahirkan anak betina, kemudian lahir lagi betina tanpa diselangi anak laki-laki. Unta ini d tidak disembelih dan diserahkan kepada berhala.
Haam adalah unta jantan yang tidak boleh diganggu lagi, karena telah membuntingkan unta betina beberapa kali. Unta ini sama diserahkan kepada berhala dan dibiarkan tidak ditunggangi dan tidak boleh dipikul barang-barang di atasnya. Binatang-binatang yang disebutkan itu dianggap haram oleh orang-orang musyrik tanpa dalil, bahkan atas dasar dusta yang disandarkan kepada Allah, muncul dari kejahilan mereka dan tidak menggunakan akalnya.
Apa saja syariat yang ia buat ? berikut :
Tata cara penyembahan berhala
Ibadah haji dan sujud kepada berhala
Qurban untuk berhala
Mengkhususkan makanan dan minuman untuk berhala
Bernazar sebagian hasil ternak dan tani untuk berhala atau bahakan mengorbankan anak kepada berhala.
Dll.
Maka kemudian kita bisa lihat apa konsekuensi yang diterima Amr bin Luhay atas kelakuannya ini, di dalam Hadits yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari, Aku melihat neraka jahannam sebagiannya saling membakar pada sebagian yang lain (apinya berkobar-kobar), dan aku melihat ‘Amr (bin Luhay al-Khuza’i) menarik-narik isi perutnya di dalam neraka. Dan dia adalah orang pertama yang memberikan persembahan berupa saa’ibah kepada berhala.
Disini kita bisa belajar bahwa jangan sampai kita terjerumus ke dalam kemusyrikan karena syirik merupakan salah satu dosa yang paling besar. Perkuat ke-Tahuidan kita, perkuat Aqidah kita, karena di dalam surat Al-Fatihah kita sudah berjanji kepada Allah bahwa : “Hanya Engkaulah (Allah swt) yang kami ibadahi dan hanya kepada Engkaulah (Allah swt) kami mohon pertolongan”.
Bersambung...
0 notes
Quote
Tingkat kedewasaan seseorang itu bergantung kepada seberapa sering ia mengadapi dan menyelesaikannya suatu masalah
SB
0 notes
Text
Mengehentikan perang dengan perang (lagi) ?

Mau tidak mau. Suka tidak suka, perang itu sebuah keniscayaan. Jika kamu berperang untuk menegakkan islam di muka bumi, maka cinta akan mengendalikan motifmu dan caramu berperang. Tetap ada kekerasan dan darah yang bercucuran. Tapi cinta membuatnya jadi agung etis dan manusiawi.
Perang bukan soal kebencian semata . Maka mereka yang tidak terlibat dalam perang tidak boleh dijadikan korban: anak-anak, orang tua, wanita, tumbuhan, hewan dan lingkungan hidup, bahkan rumah ibadah dan ahli kitab tak boleh sedikitpun untuk dirusak dan dijadikan korban.
Jika pertemuan hangat dengan istrimu tersumbat selama perang, kamu bisa jadi sadis. Atau bahkan menjadi kanibal. Maka prajurit perang -dalam Islam- harus kembali ke keluarganya setiap empat bulan: biar jihad lebih dekat kepada cinta, tidak berubah jadi benci.
Perang macam apa ini ? Inilah islam dengan segala kesempurnaannya, kesempurnaan islam itu selalu ada cinta di dalamnya, hatta sampai berperang sekalipun. Perang semacam ini menciptakan kehidupan dari kematian. Hanya perang semacam ini yang dapat menghentikan perang dengan perang.
0 notes
Text
Belajar Siroh Part 6
Kota Makkah dan Bangsa Quraisy (1)

Kita mulai dari Ka’bah sebagai pusat peribadahan, dan kita baca pula surat Ali Imran ayat 96-97

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. 3:96). Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. 3:97)
Ayat ini memberitahu pada kita Ka’bah bangunan paling pertama yang didirikan sebagai peribadatan umat manusia kepada Allah swt jauh melebihi bangunan yang ada di palestina yaitu Al-Aqsa atau Al-Quds. Sebab apa ? Riwayat yang sampai kepada kita adalah bahwa Ibrahim as dan Ismail as yang membangun Ka’bah ini sebagai bangunan sebagaimana yang kita lihat, tetapi dasar-dasarnya atau asasnya sudah diletakkan oleh Adam as setelah pertemuannya dengan Hawa di Jabal Rahmah. Dasar-dasar yang dibangun oleh Adam as sebagai temapat badah kepada Allah swt inilah yang kemudian ditinggikan oleh Ibrahim as bersama Ismail as menjadi Ka’bah yang ada itu.
Bibakkata. Bakkah atau Mekkah ? Hayo ? Pergeseran nama di dalam berbahasa itu sering terjadi, kita kemudian tidak perlu mempersoalkan hal ini. Dalam dialek-dialek tertentu kadang ada perbedaan pengucapan. Contoh sederhana, ada batavia dalam bahasa Belanda, tetapi lidahnya penduduk setempat sulit mengucap batavia jadilah betawi, ada lagi dulu Fatahillah menamai tempat itu dengan Jayakarta akan tetapi saat ini ‘Ya’ nya hilang jadilah Jakarta. Maka penyebutan Bakkah dan Makkah ini bukanlah suatu permasalahn yang terlalu serius. Mungkin dulu pelafalannya Bakkah, sebab mim dan ba itu dekat dalam pengucapan Arab, di dalam ilmu tajwid juga letaknya berdekatan.
Hamad bin Salamah menyebutkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, “Makkah mulai dari al-Fajj sampai Tan’im, sedang Bakkah mulai dari Baitullah sampai al-Bathha’.” Para ulama menyebutkan bahwa Makkah mempunyai banyak nama, di antaranya: Makkah, Bakkah, al-Baitul ‘Atiq, al-Baitul Haram, al-Baladul Amin wal Ma’mun, Ummu Rahm, Ummul Qura, Shalah, al-‘Arsy, dan al-Qadis, karena menyucikan dari segala macam dosa, al-Muqaddasah, an-Nasah, al-Basah, al-Hathimah, ar-Ra’s, Kautsa, al-Baldah, al-Bunyah dan al-Ka’bah.
Mubarakan, yang di berkahi oleh Allah. Kata DR Abu Bakar Al-Alawida, inilah perbedaan makna keberkahan Masjidil Aqsha di palestina dengan Masjidil Haram di Mekkah. Kalau Masjidil Haram di Mekkah itu mubarakan, yang diberkahinya adalah masjidnya saja. Akan tetapi Masjidil Aqsha di Palestina itu, di dalam surat Al-Isra ayat 1, “baaraknaa haulahu”, jadi yang diberkahi masjid dan sekelilingnya, sampai tanah2 yang adadi sekitarnya. Sebab itulah di Mekkah pernah ada zaman terputusnya kenabian karena tidak ada Nabi yang diutus kesana, hingga masyrakat berbuah menyembah berhala dan ini akan di bahas tentang amr bin luhay. Para sejarawan mencatat sampai masa Rasulullah saw diutus, di ka’bah itu ada sekitar 360 berhala, baik di dalam di luar bahkan di atas, berhala-berhala yang di agungkan dan disembah. Ini sebuah penyimpangan yang luar biasa terhadap agam Ibrahim as yang sangat lurus (Islam).
Wahudan lil ‘alamin, para ulama memberi tafsir dengan penemuan astronomis terbaru bahwa bagian bumi jika difoto dari luar angkasa yang paling bercahaya adalah bagian Masjidil Haram, maka dia menjadi petunjuk bagi alam semesta. Dan juga kalau dihitung kembali dalam perhitungan waktu yang lebih akurat kembali, kota mekkah ini bagus untuk menjadi acuan tempat bermulnya perhitungan waktu, yang disebbut dengan MMT (Makkah Mind Time). Kota Greenwich yang sekarang ini berada bukan pada garis yang tepat untuk melakukan perhitungan sedangkan kota mekkah menjadi tempat yang tepat karena berada pada garis yang tepat untuk melakukan perhitungan waktu bagi dunia.
Fiihi (di dalam ka’bah itu), aayaatum bayyinaatum (ada tanda-tanda yang sangat jelas), maqaamu ibraahiima. Maqam itu bukan makam, jangan keliru. Maqam itu tempat berdiri atau kedudukan. Jadi ketika Ibrahim membangun Ka’bah disitulah beliau menjadikan porosnya, Ismail as memberikan bahan-bahannya dan Ibrahim as menatanya. Disini disebutkan bahwa makom Ibrahim adalah bagian ka’bah, karena penyebutannya adalah fiihi (di dalamnya), dan memang Ka’bah yang dibangun Ibrahim as lebih besar dari ka’bah yang kita lihat saat ini. Jadi, nabi ibrahim bangun ka’bah dari dalam ka’bah. Kenapa bisa berubah ukurannya ? hal tersebut disebabkan pada masa Fihir, Fihir itu kakek Rasulullah yang ke-15 (kalau endak salah), terjadi suatu pertempuran, dimana pertempuran itu kemudain diakhiri oleh sebuah banjir besar. Fihir yang pada masa itu sebagai pemimpin di sana, kehabisan biaya untuk merenovasi Ka’bah. Sehingga saat pembangunan Ka’bah kembali, digunakan batu-batu asli yang masih tersisa, karena fihir tidak berani menambah batu yang baru. Sehingga ka’bah yang dibangun ukurannya menjadi lebih kecil daripada sebelumnya.
Sehubungan dengan Ka’bah maka kita lanjutkan kisah tentang Ka’bah ini, bahwasanya kita pernah diceritakan tentang penyerangan Abrahah beserta pasukannya untuk mengahncurkan Ka’bah. Kenapa Abrahah begitu berambisi ? disebabkan bangunan megah yang dibangun oleh Abrahah di Yaman, sepi dari pengunjung. Sedangkan Ka’bah tiap tahunnya selalu ramai karena menjadi pusat tempat peribadatan. Pasukan yang dibawa oleh Abrahah adalah pasukan Gajah, dimana kita tau ya bedanya gajah Afrika dan gajah Asia. Kalau gajah Afrika itu telinganya lebar-lebar, karena hidupnya di stepa-stepa atau sabana-sabana, kalau asia di hutan-hutan (teduh). Inilah pasukan terdepan dari pasukan abrahah.

Pada saat itu pemimpin di Makkah sudah dipegang oleh Kakek Rasulullah saw yang bernama Abdul Mutholib. Nama asli beliau adalah Syaibah, dinamakan Syaibah karena ketika Abdul Mutholib lahir, sudah ada ubannya. Orang-orang mekkah mempercayai bahwa kalau orang itu lahir dan sudah beruban maka dia akan menjadi pemimpin besar. Abdul Mutholib memanng tumbuh menjadi pemimpin besar, karena dialah diantara orang yang menjadikan Mekkah ini menjadi pusat peziarahan yang luar biasa pasca sumur zam-zam tertimbun selama 120 tahun. Jadi sumur zam-zam itu pernah tertimbun selama itu pada masa peperangan yang di pimpin oleh Fihir, saat itu kaum Quraisy menyembunyikan harta-hartanya di sumur zam-zam tersebut agar musuh-musuh tidak mendapatkan apa-apa dari peperangan tersebut. Ketika kamu Quraisy ini kembali menguasai Ka’bah ternyata mereka kesulita untuk menemukan kembai keberadaan sumur zam-zam ini, sampai Abdul Muthalib ditunjukkan oleh Allah swt lewat mimpinya dimana lokasi sumur zam-zam tersebut. Ketika penggalian dilakukan ternyata benarlah keberadaan sumur zam-zam tersebut dan disana ada pula benda-benda pusaka termasuk diantaranya pisau atau belati yang konon katanya digunakan oleh Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail. Ketika Makkah ini kembali menjadi pusat peziarahan yang ramai maka bertambahlah yakin dan mantapnya Abrahah akan melakukan penyerbuan ke Kota Makkah untuk menghancurkan Ka’bah.
Pada saat Abrahah nge-camp diantara Makkah dan Thaif, dia merampok 100 unta yang ternyata milik Abdul Muthalib. Abdul Muthalib telah mengetahui tentang rencana penyerbuan yang akan dilakukan oleh Abrahah ini, kemudian dia berdoa, “Ya Allah sesungguhnya Ka’bah ini milik-Mu, dan aku tidak punya kuasa sedikitpun untuk membela-Nya, Engkaulah yang paling bisa untuk melindungi-Nya.” Setelah berdoa, Abdul Muthalib pergi menemui Abraha. Pandangan pertama Abrahah terhadap Abdul Muthalib ini sungguh terpesona, karena ia melihat kebijaksanaan dan kewibaan dari Abdul Muthalib, padahal baru melihat saja. Di tambah lagi biasanya ia duduk d singgasananya, akan tetapi saat ditemui oleh Abdul Muthalib ini ia duduk lesehan bersama Abdul Muthalib.
“Apa keperluanmu datang kesini, jika kamu akan menghalangi saya, maka saya punya pasukan yang tak terkalahkan ?” begitulah kira-kira Abrahah bertanya kepada Abdul Muthalib. “Aku kesini untuk meminta unta-untaku di kembalikan” jawab Abdul Muthalib. “What ?” (mungkin begitu bahasa kita). Pemimpin macam apa, yang tahu kotanya akan dihancurkan akan tetapi ia lebih mementingkan harta bendanya sendiri. “Ka’bah itu sudah ada pemiliknya, dan saya adalah pemilik unta itu”, begitu kata Abdul Muthalib. Akhirnya onta tersebut dikembalikan dan Abdul Muthalib mengajak masyarakat untuk pindah ke daerah pegunungan. Begitu Abrahah sampai di perbatasan Masjidil Haram, kita tahu ceritanya Abrahah diserang oleh burung-burung yang dikirim oleh Allah untuk menghancurkan mereka. Disinilah kemudian kita tambah meyakini bahwa Allah swt yang memiliki Makkah dan Allah yang akan menjaga Ka’bah dari gangguan dari semua hal.
Inilah kisah luar biasa dari Abdul Muthalib dengan kebijkasanaan dan kebersahajaan beliau serta keserakahan dari Abrahah yang membawanya kedalam murkanya Allah swt. Kita akan lanjutkan cerita kita tentang Amr bin Luhay, tokoh pelopor berhala di Makkah.
Bersambung...
0 notes
Text
Aku lelah, padahal aku sudah Lillah

Padat merayap tak hanya dilabeli kepada kendaraan saat di jalan raya saja, namun aktivitas seseorang juga terkadang padat merayap bahkan saling tumpang tindih antara satu aktivitas dengan aktivitas yang lainnya. Aktivitas satu belum selesai, tetapi aktivitas yang kedua sudah menanti di depan pintumu. Horor ga sih ?
Hal ini banyak ditemui dan dialami oleh teman-teman aktivis dakwah, syuro satu ke syuro berikutnya, dauroh satu ke dauroh berikutnya, agenda kepemimpinan satu ke agenda kepemimpinan selanjutnya, bahkan forga satu ke forga berikutnya. Wajar kalau kemudian aktivis ini merasakan keletihan yang luar biasa (lebay). Tapi ini menjadi suatu fakta yang ditemukan dilapangan.
Kata orang bijak, “kalau engkau sudah Lillah, maka tak akan lelah”. Tapi kenapa rasa lelah ini masih terus membayangi kita ? menghantui kita tiap kali selesai dengan segudang agenda tiap harinya ? Rasa lelah adalah suatu keniscayaan bagi seseorang yang agendanya sangat teramat padat. Hanya manusia super yang tak pernah merasakan rasa letih, dan kita tahu tak ada manusia super di dunia ini.. Lantas apa maksud dari kalimat orang bijak tersebut ?
Lelah itu akan terbayar oleh ketaatan kita kepada Allah swt, karena kuda-kuda kita di awal adalah Lillah (hanya karena Allah, hanya untuk Allah dan hanya di jalan Allah). Sehingga segala macam bentuk rasa lelah itu akan kita terima dengan hati yang tersenyum, akan kita salurkan kembali untuk menambah ketaatan kita kepada Allah swt, sehingga kelelahan itu sirna begitu saja dan bertambah lagi kemudian keimanan kita kepada Allah. Belum lagi kita ingat akan janji Allah swt kepada orang-orang yang melakukan segala aktivitasnya Lillahi ta’ala, pergi jauh lah rasa lelah itu.
Fisik pasti lelah, tapi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt jangan sampai lelah. Karenaa ketika ketaawaan kita kepada Allah mula mengalami kelelahan, setan akan bermain disana. Maka perbanyaklah berdoa kepada Allah swt untuk diistiqomahkan di jalan ini. Allah tidak memerintahkan untuk sampai di ujung jalan ini, Allah hanya berpesan untuk mati di atas jalan ini.
Tak bosan-bosannya untuk mengulang kalimat ini :
Kalau sudah Lillah, Maka tak akan pernah Lelah
3 notes
·
View notes
Quote
Ujian menjadi bagian dari aktivitas yang telah Allah ukur kadarnya tuk dihadiahkan pada hamba-hamba terpilih yang mampu menanggungnya. Sebagaimana tiap ujian, bukan menguji kemampuan sebab telah ditakar sesuai daya tahan. Ia menguji kemauan memberi makna
SB
0 notes
Text
Sederhanalah Adik-adikku

Dua puluh tiga tahun yang lalu kurang lebih anak laki-laki ini di lahirkan di kota hujan, tepatnya 13 Agustus 1994. Anak kedua dari 3 bersaudara lahir di tengah keluarga yang sederhana namun sarat akan nuansa keisalaman di dalamnya. Sifatnya yang pemalu sampai akhirnya ia bisa keluar dari zona nyamannya ketika ia tergabung dalam Organisasi Intra Sekolah dan Paskibra di SMP yang menjabat sebagai ketua dikedua Ekskul itu. Tak henti sampai disitu, di SMA pula ia diamanahi menjadi ketua Rohis di tahun kedua ia berada di sekolah. Bertambahpula pengalaman yang membuat ia keluar dari zona nyamannya sebagai laki-laki yang pemalu.
Syaeful Bahri, begitulah nama yang diberikan kedua orang tuanya yang berharap ia bisa setegar dan setajam pedang di lautan. Tegar dalam menghadapi ombak dunia ini dan tajam dalam menegakkan kebenaran.
Kembali lagi lagi tentang keluarganya, bahwa tidak semua insan di dunia ini mendapati dirinya langsung berada dalam bimbingan orang tua yang mengerti dan paham betapa pentingnya menjadi seorang muslim yang taat, menjalankan semua kewajiban-Nya dan menjauhi apa yang di larang-Nya. Maka tak henti-hentinya laki-laki ini bersyukur kepada Allah swt telah berada dalam lingkungan yang mengokohkan pondasi dalam menjalani kehidupan.
Selain pembelajaran betapa pentingnya kita mempelajari nilai-nilai ajaran agama islam, laki-laki ini pula di ajarkan tentang sebuah kesederhanaan.
Ya kesederhanaan. Salah satu prinsip itulah yang mungkin ingin ditanamkan oleh kedua orang tua laki-laki ini kepada anak²nya. Sederhana dalam berkata, tapi penuh makna. Sederhana dalam bersikap, tapi penuh dengan keteladanan. Sampai pada sederhana dalam berpenampilan, tapi juga menjaga adab berpenampilan, dan berbagai macam metamorfosa dalam kesederhanaan.
Sampai kemudian ia bertemu dengan adik-adik yang punya mimpi yang mulia, mimpi yang mungkin bagi sebagian orang mustahil untuk di realisasikan.
Mereka tak lain adalah mahasiswa-mahasiswi beastudi etos. Orang-orang yang terpilih, yang Allah swt sendiri yang memilih mereka untuk belajar dan mempersiapkan diri menjadi salah satu orang yang akan membawa perubahan untuk bangsa dan agama ini.
Di tengah kesederhanaan yang mungkin lebih sederhana daripada yang pernah laki-laki ini rasakan sebelumnya. Sehingga bertambahpula lagi laki-laki ini belajar tentang makna kesederhanaan yang jauh amat lebih dalam. Beragam pula karakter dan sifat adik-adik yang luar biasa ini, hingga seni untuk membina, seni untuk mengelola dan seni untuk management hati perlu di asah kembali.
Lelah ? Tentu lelah, tapi lelah itu tak akan terasa ketika melihat semangat mereka, melihat azzam mereka, dalam perjalanannya merealisasikan cita-citanya sudah cukup mengobati lelah ini, begitu kata laki-laki ini. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain, apalagi dengan janji Allah swt bahwa surga adalah tebusan bagi orang² yang mau mewakafkan dirinya di jalan-Nya.
Harapan laki-laki ini cukup sederhana pula, ia berkata : "Tetaplah sederhana dik, karena dengan kesederhanaan itu kamu tak akan dibutakan oleh dunia yang fana ini. Tetaplah sederhana dik, karena dengan kesederhanaanmu orang² akan lebih dekat denganmu. Tetaplah sederhana dik, karena dengan itu pula, in sya Allah kita akan dijauhkan dari sifat kesombongan yang Allah sendiri membenci sifat ini. Tetaplah sederhana dik, karena di dalam kesederhanaamu itu, kamu akan banyak menemukan makna lain di dalamnya"
Maka laki-laki ini ingin prinsip kesederhanaan itu ia dan adik-adik yang ia temui itu pegang dari sekarang hingga nanti kita bercerita tentang makna apa saja yang kita temukan dari arti sederhana. Dimana ? Di surga-Nya
“Ya Alloh, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati kami ini telah berkumpul karena cinta kepada-Mu, bertemu karena taat kepada-Mu, bersatu karena dakwah-Mu, dan saling mengikat janji untuk membela syariat-Mu.Karena itu, kuatkanlah ikatan kesatuannya, kekalkanlah kecintaanya, tunjukilah jalannya, penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup.Lapangkanlah dadanya dengan pancaran iman kepada-Mu dan tawakal yang baik kepada-Mu.Hidupkanlah ia dengan mengenal-Mu dan matikanlah dengan meraih syahadah di jalan-Mu.Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya Alloh, kabulkanlah permohonan kami ini.Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami, Muhammad SAW, juga segenap keluarga dan sahabatnya.”
0 notes
Photo

Sebuah Persembahan Karena jiwa-jiwa kita Adalah semangat Pemburu surga Karena hati-hati kita Adalah hati penuh cinta Karena fisik kita Tak pernah merasakan lelah Karena itulah Yakinkan diri kita Kemenangan di depan mata Dan gapailah segala cita Untukmu wahai mujahid muda Untukmu wahai para pemburu surga Kisah ini kisah sejati Sejatinya sebuah kemenangan Dengan segala pengorbanannya Kisah ini sebuah lukisan Bertinta emas Berbingkai asa pasti Tak ragu akan sebuah janji Janji kemenangan Dengan berbalut ikhtiar Sebuah persembahan Dari para pemburu surga
0 notes
Text
Belajar Siroh Part 5
Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Nabi Muhammad saw (Part 4, Selesai)

“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit. yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman”. “Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu'min itu melainkan karena orang-orang mu'min itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (Ayat 4-8)
Kita mulai kisahnya dari Raja yang bernama Tubba’ nama aslinya Tuban bin Asar bin Abi Karim. Raja yang berkuasa setelah Raja Rabiah bin Nasr yang hijrah ke Iraq. Raja ini termasuk raja yang perkasa dan memiliki banyak pasukan. Pasukan-pasukan Raja Tubba’ ini kemudian di sebar untuk menaklukan suku-suku Yaman yang telah tersebar ke berbagai penjuru. Salah satu suku yang di serang adalah suku yang menetap di daerah yang bernama Yatsrib yaitu suku Aus dan Khazraj. Suku Aus dan Khazraj ini akhirnya menyerah dan ditinggalkannyalah anaknya disana. Tak lama kemudian setelah Raja Tubba’ ini pergi beberapa kilometer dari Yatsrib terdengar kabar bahwa anaknya dibunuh oleh penduduk Yatsrib. Siapa yang tidak marah jika anaknya sendiri di bunuh, dengan penuh amarah Raja Tubba’ kembali ke Yatsrib untuk membalaskan dendam atas pembunuhan anaknya itu.
Pemimpin Aus dan Khazraj saat itu bernama Amr bin Tolah, dialah yang memipin pasukan dari penduduk Yatsrib untuk melawan pasukan Raja Tubba’. Namun ada kejadian yang mengherankan bagi seorang Raja Tubba’ ini. Siang hari mereka berperang seperti perang pada umumnya. Namun, pada malam hari, Raja Tubba’ dan pasukannya di jamu seperti layaknya tamu, di jamu dengan pelayanan yang paling baik. Akhirnya Raja Tubba’ bertanya kepada mereka, sebenranya apa yang diinginkanoleh penduduk Yatsrib. Keinginan mereka sebenarnya sederhana, yakni mereka ingin merdeka dan hentikan peperangan ini.
Kemudian datanglah dua orang Yahudi yang berasal dari Bani Khuarizah dan memberikan saran kepada Raja Tubba’ ini. Jadi, waktu itu orang-orang Yahudi sudah bermukim di kota Yatsrib, kenapa ? karena mereka membaca Taurat dan di dalam Taurat disebutkan bahwa, dari kota diantar dua bukit yang ditumbuhi pohon kurma akan muncul juru selamat mereka, yang itu nanti adalah Rasulullah saw. Sehingga mereka berharap dengan pindahnya ke Yatsrib, Nabi akan muncul dari keturunan mereka sendiri. Nah dua orang yahudi ini yang berasal dari Bani Khuarizah adalah cucu dari Levi bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ya’qub itu mempunyai 12 Putra, salah satu yang besar bernama Levi, dan Levi ini biasanya menurunkan para Rabi.
Kata dua Rabi itu kepada Raja Tubba’, “Jangan hancurkan kota ini, karena tempat ini adalah tempat munculnya Nabi akhir zaman yang ditunggu oleh semua bangsa”. Raja Tubba’ pun mengiyakan nasihat Rabi tersebut dengan syarat mereka mau jadi penasihatnya. Resmilah dua orang Rabi menjadi penasihat Raja Tubba’ dan mereka melakukan perjalan ke Mekkah.
Menjelang sampai kota mekkah mereka bertemu dengan Suku Khuzail. Suku Khuzail berkata kepada Raja Tubba’ bahwa di Mekkah ada bangunan tua dimana di dalamnya ada harta benda yang banyak, isinya emas, permata dan hal yang sangat indah ada disana. Bangunan apa yang mereka maksud ? Ya, bangunan itu adalah Ka’bah. Di tengah perbekalan yang semakin menipis, Raja Tubba’ tertarik atas info dari suku khuzail ini. Akan tetapi dua Rabi tadi kembali menasihat sang Raja, bahwa suku khuzail telah berbohong kepada Raja Tubba’. Mereka (suku Khuzail) hanya ingin Raja Tubba’ ini hancur, padahal Ka’bah ini adalah tempat ibadah dari zamannya Ibrahim dan barang siapa yang ingin menghancurkan rumah Allah maka Allah akan mnurunkan azabnya, begitu kata dua Rabi ini.
Raja bertanya, “Kalau ka’bah adalah tempat ibadahnya Ibrahim, lalu kenapa kalian tidak beribadah kesana ?”
Mereka menjawab, “Bagaimana mungkin kita bisa beribadah, kalau disekitar Ka’bah ada berhala”
“Kalau begitu apa yang saya lakukan di Ka’bah nanti ?” tanya Raja Tubba’
“Lakukanlah syariat Nabi Ibrahim dengan Tawaf keliling 7x, sembelih hewan qurban, bercukur dan shodaqoh untuk penduduknya.” Saran dari Rabi tersebut. Akhirnya dengan perbekalan yang ada, saran dari Rabi dilakukan.
Lalu Raja Tubba’pulang ke Yaman dengan perasaan yang senang. Akan tetapi, sesampainya di Yaman, ia di tolak oleh suku Khimyal. Ditolaknya Raja Tubba’ ini dikarenakan Raja Tubba sudah berpindah agama ke agama Yahudi. Raja Tubba’ kemudian memberikan penjelasan bahwa ia bermaksud ingin mereka semua masuk ke agama Yahudi seperti ia. Tetapi mereka masih menolak ajakan dari Raja Tubba’ ini. Akhirnya ada yang mengusulkan, “kalau begitu kita selesaikan dengan hakim api’’. Jadi saat itu, mereka masih mempercayai api bisa mengadili 2 kubu yang berselisih. Caranya adalah dengan memasukan mereka yang berselisih ke dalam api yang berkobar, mana yang selamat maka dia yang benar.
Raja tubba’ mengorbankan dua orang Rabi tadi ( merkea berkalung Taurat) sedangkan dari kaum khimyal berhala dan patung yang disembah mereka yang dijadikan korban. Keduanya kemudian dibakar. Begitu dibakar, biiznillah, berhala-berhala dan patung-patung yang disembah hancur terbakar sedangkan dua rabi tadi selamat. Akhirnya semua penduduk khimyal ini masuk agama Yahudi. Selesailah “dakwahnya” Raja Tubba’ dan masa kepemimpinannya diserahkan kepada anaknya yang bernama Hasan.
Hasan bin Tubba’ ini nanti dibunuh oleh saudaranya yang bernama Amr, padahal ia sudah diingatkan oleh penasihatnya yang bernama Zurwain, bahwasanya, “jangan membunuh kakakmu, jika kau bunuh kakakmu, kamu tidak akan bisa tidur selamanya”. Tapi peringatan yang di tulis disecarik kertas dan Hasan tidak sempat dibaca dan tidak tahu apa isi pesan itu itu dan dia (Amr) malah mengabaikan pesan itu. Nasi sudah menjadi bubur, Amr ini membunuh Hasan dan benarlah kutukan tersebut bahwa Amr tidak bisa tidur. Lalu ia menemui Zurwain menanyakan hal ini kepadanya. “saya sudah mengingatkan anda” kata Zurwain. “dimana anda mengingatkan saya?” tanya Amr. “itu di kertas yang saya berikan” jawab zurwain. Ketika kertas itu di buka, benarlah isi surat itu bahwa jangan membunuh kakaknya dan jika membunuh maka ia tidak bisa tidur selamanya. Disebabkan lamanya ia tidak bisa tidur, maka Amr ini meninggal dunia.
Pasca meninggalnya Amr ini terjadilah perpecahan. Sampai pada akhirnya berkuasalah Lakhniah yang berasal dari kaum pinggiran, dimana Lakhniah ini seorang yang licik dan menganut perbuatan kaum Nabi Luth, suka berhubungan dengan pemuda-pemuda tampan, dan yang dia kejar adalah pemuda-pemuda keturunan istana, agar pada akhirnya pemuda-pemuda ini tidak bisa melajutkan tahta.
Pada suatu saat masih ada salah satu dari keturunan Tubba’ yang tampan dan mulia yang bernama Zur’ah Zunwas. Zur’ah ini tau kelakuan daripada Lakhniah ini. Sehingga ia berniat untuk membunuh Lakhniah ini dengan cara menyembunyikan pisau di sepatunya. Tatakala Lakhniah ini masuk menemui Zur’ah, maka Zur’ah langsung membunuh si Lakhniah ini. Zur’ah kemudian menjadi Raja dan mengembalikan keadaan seperti semula kembali.
Tetapi disisi lain ada negeri yang bernama negeri Najran. Negeri Najran ini Negeri beragama Nasrani, kalau tadi di negeri Zur’ah Zunwas (Yaman) bergama Yahudi. Salah seorang diantara mereka ada murid dari murid dari murid dari murid dari murid dari murid dari muridnya Nabi Isa yang bernama Fay’yum. Fay’yum ini mengembara ke berbagai negeri dan mempunyai kemampuan (atas izin Allah) seperti Nabi Isa yang bisa menyembuhkan orang buta dst. Kemudian Fay’yum ini mendirikan tenda di daerah Najran dan beribadah kepada Allah swt. Jadi Fay’yum masih ber-tauhid, umat Nabi Isa yang masih lurus.
Di Najran juga ada Tukang sihir hebat, di mana semua anak-anak di Najran diperintahkan untuk belajar kepada tukang sihir hebat ini, salah satunya adalah Abdullah bin Samir anak kepala suku yang bernama Samir. Akan tetapi, suatu ketika Abdullah bin samir ini bertemu dengan Fay’yum dan melihat Fay’yum sedang beribadah, tertariklah ia dengan aktivitas Fay’yum ini dan memutuskan belajar kepada Fay’yum sampai Abdullah ini kemudian ber-Tauhid. Mengetahui kejadian ini, Raja di Najran memerintahkan untuk membunuh Abdullah bin Samir. Berulang kali sang Raja akan membunuh Abdullah bin Samir, di bawa ke gunung, di bawa ke laut, atas izin Allah swt Abdullah bin Samir tetap selamat.
Akhirnya Abdullah bin Samir memberitahu sang Raja, jika ingin membunuh dia sang Raja diminta untuk ber-tauhid. Akhirnya sang Raja ber-tauhid, kemuidan ia memukul dahi Abdullah, memancarlah darah darinya diiringi dengan meninggalnya pula Abdullah bin samir, dan Raja juga setelah itu meninggal. Seluruh penduduk Najran kemudian ber-tauhid.
Tidak lama setelah kejadian itu, datanglah Raja Zur’ah Zunwas tadi yang beragama Yahudi ke Negeri Najran. Raja Zunwas ini memaksa seluruh penduduk negeri najran untuk masuk ke dalam agama Yahudi, padahal penduduk negeri najran sudah ber-tauhid. Karena mereka tidak mau, digalilah parit oleh Raja Zunwas, yang kemudian inilah yang disebut sebagai askhabul ukhdud. Ketika itu Raja Zunwas membantai 20.000 orang penduduk Najran, di masukan ke dalam parit yang begitu besar dan dibakarlah mereka di dalamnya.
Namun ketika pembantaian ini ada satu orang yang lolos dan ia melarikan diri jauh sekali ke arah utara ke kota Bizantium (konstantinopel) tempat kaisar Romawi berada. Ia melapor kepada Kaisar Romawi, pemimpin saat itu bahwa terjadi pembantaian yang terjadi di negeri Najran. Maka kaisar romawi ini menerima laporan dari orang ini dan bermaksud membalaskan dendam itu karena sama-sama beragama nasrani (walupun sudah berbeda nasraninya, karena Nasrani di negeri Najran tadi sudah kembali ber-tauhid semua). Walaupun motif utamanya adalah memperluas daerah kekuasaan Romawi. Karena Jarak yang tidak mengirimkan pasukan dari Bizantium ke Yaman, maka ia memerintahkan koleganya atau salah satu daerah kekuasaan Romawi yang ada di Habasyah yang di kepalai oleh Najasyi untuk berangkat menaklukan Yaman.
Perintah dari kaisar romawi ini kemudian dilaksanakan oleh pasukan dari Habasyah dan mereka berangkat untuk menyerbu ke Yaman. Maka takluklah pasukan dari Yaman dan Raja Zunwas di penggal oleh pasukan dari Habsyah ini. Setelah itu, mereka (pasukan dari Habasyah) berkuasa, salah seorang anak dari Pemimpin pasukan Habsyah ini akan menggantikan kepemmpinan di Yaman, ia yang kita kenal dengan Abrahah. Jadi inilah asal usul, kenapa Abrahah bisa ada di Yaman dan ia berkuasa atau bertahta di Yaman.
0 notes
Photo

Tentang hati yang patah. Apakah termasuk karena tajamnya lisan atau tindakan penistaan?
0 notes
Text
Belajar Siroh Part 4
Bangsa Arab Sebelum Kedatangan Nabi Muhammad saw (Part 3)

Sementara apa yang terjadi di Yaman ? Muncul dinasti yang bernama Tababaah. Dinasti Tababaah ini yang memerintah di Negeri Yamann dengan Rajanya yang bernama Rabi'ah bin Nashr. Suatu hari Raja Rabi’ah bin Nashr ini bermimpi suatu mimpi yang mengerikan dan menakutkan. Maka dikumpukanlah semua dukun, penyihir, dan ahli nujum. Akan tetapi Raja tidak memberitahu tentang isi mimpinya, yang kemuian mereka merekomendasikan Sathih dan Syiqq untuk menafsirkan dan menjelaskan tentang mimpi Raja tersebut.
Ternyata Sathih lebih dulu datang daripada Syiqq. Rabi'ah bin Nashr berkata kepada Sathih, “Sesungguhnya aku mimpi melihat hal yang menakutkan, maka coba tebak mimpiku tersebut, jika tebakanmu tepat, maka tepat pula penjelasanmu tentang artinya.” Sathih berkata, “Ya, engkau bermimpi melihat benda hitam yang keluar dari tempat yang gelap, kemudian benda tersebut jatuh ke tanah datar, kemudian semua makhluk hidup memakannya.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Tebakanmu tidak salah wahai Sathih. Sekarang jelaskan arti mimpi tersebut !”
Sathih berkata, “Aku bersumpah dengan malam dan siang, bahwa orang-orang Habsyi pasti menginjak negeri kalian, dan mereka pasti menguasai daerah antara Abyan hingga Juras.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Demi ayahmu wahai Sathih, sesungguhnya hal ini sungguh menyakitkan kita semua. Kapan itu terjadi ? Apakah pada zamanku, atau zaman sesudahku ?”
Sathih berkata, “Tidak pada zamanmu, namun sesudah zamanmu. Enam puluh atau tujuh puluh tahun yang akan datang.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Apakah daerah-daerah tersebut terus-menerus berada dalam kekuasaan mereka atau tidak selama-lamanya ?”
Sathih berkata, “Tidak selama-lamanya. Daerah-daerah tersebut berada dalam kekuasaan mereka hanya selama tujuh puluhan tahun lebih, karena setelah itu mereka dibunuh dan keluar daripadanya dengan lari terbirit-birit.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Siapakah yang membunuh dan mengusir mereka ?”
Sathih menjawab, "Orang tersebut adalah Iram bin Dzi Yazan. Ia mendatangi mereka dari arah Aden dan tidak menyisakan seorang pun di antara mereka di Yaman.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Apakah daerah-daerah tersebut selamanya berada dalam kekuasaannya, atau tidak ?”
Sathih berkata, “Tidak selama-lamanya.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Siapa yang menghentikannya ?”
Sathih berkata, “Seorang Nabi yang suci yang mendapatkan wahyu dari Dzat Yang Maha Tinggi.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Nabi tersebut berasal dari mana ?”
Sathih berkata, “Ia berasal dari salah seorang dari bani Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr. Kekuasaan berada dalam genggaman kaumnya hingga akhir zaman.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Apakah ada akhir zaman ?”
Sathih berkata, “Ya, pada hari manusia generasi pertama hingga generasi terakhir dikumpulkan di dalamnya. Pada hari itu, orang-orang yang berbuat baik mendapatkan kebahagiaan, dan orang-orang jahat mendapatkan kecelakaan.”
Rabi'ah bin Nashr berkata, “Apakah yang engkau katakan ini benar ?”
Sathih berkata, “Ya. Demi sinar merah setelah matahari terbenam, demi malam yang gelap gulita, dan demi subuh jika telah menyingsing, sesungguhnya apa yang aku katakan kepadamu adalah benar.”
Setelah itu, Syiqq datang dan berkata persis seperti yang dikatakan Sathih. Rabi'ah bin Nashr menyembunyikan ucapan Sathih untuk mengetahui apakah ucapan Syiqq sama dengan ucapan Sathih, ataukah berbeda. Jawaban Syiqq sama seperti jawaban Sathih, namun tidak sedetail Sathih.
Atas mimpi yang dialami oleh Raja Rabiah bin Nashr inilah kemudian yang membuat dia berkemas-kemas untuk siap-siap hijrah ke daerah Hirah atau sekarang yang bernama Iraq, jadi dari Yaman ke Iraq dan ini pula yang memperluas penyebaran Bangsa Arab.
Kemudian kita bahas kembali kenapa Yaman menjadi penyebab asal usul bangsa arab ? Karena akhirnya nanti kita akan lihat bahwa Nabi Ismail as mempunyai 12 keturunan, menikah dengan wanita jurhum. Kabilah jurhum ini adalah keturunan dari kabilah yang disebut Qahthan, dan Qahthan ini adalah suku terbesar yang sampai hari ini menjadi suku terbesar dan tertua yang ada di Yaman. (Jadi kalau kita nanti ketemu Syeikh Abdul Rasyid Al-Qahthani, berarti beliau salah satu keturunan dari suku Qahthan). Begitu pula dengan istrinya Nabi Ismail yang berasal dari suku Qahthan. Adapun Nabi Ismail yang kemudian menurunkan orang-orang Quraisy, dan Quraisy ini termasuk arab Musta’ribah, kenapa ? Karena jalurnya dari Bapaknya (Nabi Ibrahim as) dan Ibunya yakni Hajar yang berasal dari Mesir dan Hajar ini bukan berkulit putih namun orang mesir asli yang kulitnya agak kehitam-hitaman.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabari dan Imam Baihaqi : “Demi Allah, Demi Allah, aku wasiatkan kepada kalian tentang orang-orang yang bukan beragama Islam tetapi mereka itu rela untuk hidup damai di bawah kepemimpinan Islam. Siapa mereka itu ? penduduk negeri (penduduk mesir) yang banyak ditumbuhi oleh berbagai macam perkebunan dan pepohonan. Dan penduduk ini kulitnya kehitam-hitaman, yang rambutnya keriting/ikal, karena dengan mereka kita ini ada hubungan nasab (dari ibunya nabi Ismail) dan hubungan perbesanan (kenapa perbesanan ? karena salah satu istri Rasulullah saw yang bernama Mariah Al-Qibtiah berasal dari mesir juga).
Jadi sekali lagi bangsa arab qurasiy itu berasal dari percampuran berbagai bangsa (arab musta’ribah). Ada orang mesir kulit hitamnya ( berarti bangsa Yafetz), ada Ismailnya berarti ia keturunan Ibrahim, ada kemudian satu lagi dari keturunan jurhum (arab aribah).
Pembahasan selanjutnya adalah tentang kisah Ashabul Ukhdud.
Bersambung..
0 notes
Video
youtube
selayaknya bagi jiwa-jiwa yang mengazamkan di jalan ini, menjadikan dakwah lakon utama
dialah visi, dialah misi, dialah obsesi, dialah yang menggelayuti disetiap nafas
dialah yang mengantarkan jiwa-jiwa ini kepada ridho dan maghfiroh Tuhannya kelak
0 notes