Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Yogyakarta, 23 April 2025.
Tepatnya kapan perasaan ini mulai datang juga aku tidak tahu pasti, apa saat pertama kali melihat gambar dirinya disebuah layar ponsel ku, atau saat pertemuan pertama kali kita jam 6 pagi kala itu?
Saat itu adalah hari pertama ku di kota yang tak ku sangka kini memberiku 1000 cerita dengan 1000 rasa.
Teman ku pun ikut heran melihat aku sudah bersiap sejak subuh. Mungkin tidak sempurna, penampilan ku sangat sederhana, bahkan aku tidak membawa tas, hanya sebuah dompet hitam.
Langkah ku berpacu lebih cepet seirama dengan degup jantung ku, saat pesan mu mengatakan sudah sampai di depan tiba-tiba saja muncul.
Birunya langit dan lembutnya cahaya pagi seakan memahami riang yang kurasa. Saat melihat mu pertama kali dan terseyum saat mengatakan "hai fiqa" , membuat sudut bibirku terangkat lebih tinggi, menerbitkan senyum tak berkata.
Alun-alun utara jadi pilihan kita untuk memulai perkenalan, entah apa yang kita bicarakan, tapi aku yakin kamu paham bahwa aku sangat malu. Saat itu aku tidak mengenakan makeup tebal, celana ku juga hanya celana tidur, bahkan hijab, baju, dan celanaku juga tak senada. Tapi entah apa yang membuat mu terus tersenyum.
Dan benar, kita menciptakan ribuan menit bahkan hari bersama, menumbuhkan lembayung rasa yang indah. Dalam sepinya kota rantau yang tak mengenal pelan, kita tumbuh jadi teman yang saling menguatkan.
Meski akhir dari awal yang baik tak selalu baik pula, tapi kamu akan selalu ku ingat sebagai pemilik rasa tertulus ku, sebagai rumah yang pernah aku rawat dengan sepenuh hati karena ingin tinggal selamanya disana, sebagai dunia dari masa muda seorang gadis lemah ini, sebagai tali tempatku menggantungkan harapan, sebagai atap saat dunia terasa mendung, atau sebagai seseorang yang selalu menyelimuti ku ditengah dinginnya malam.
Semoga indah jalan mu setelah ini, seindah senyum mu saat menyapa ku pertama kali kala itu.
0 notes
Text
Palu, 1 April 2025.
Semoga dia memang teman baru untuk menonton film horror yang tepat ya, bukan sama asiknya, tapi semoga menghabiskan malam di depan layar laptop berdua dengannya lebih asik.
0 notes
Text
Yogyakarta, 26 Maret 2025.
Siapa ya dia yang pernah berhasil memenangkan hatimu sepenuhnya itu. Apa yang mampu membuatnya memenangimu?
0 notes
Text
Yogyakarta, 25 Maret 2025.
Tiada yang akan benar benar paham isi kepala seseorang, sekalipun telah melewati banyak pergantian musim bersama.
Seperti dia yang tak pernah bisa aku tebak isi kepalanya, terkadang matanya menyiratkan bahwa dia pernah menyimpan aku pada sebuah ruang dihatinya, namun tak jarang pula perlakuannya justru menyiratkan hal sebaliknya.
Apakah aku pernah benar-baner ada disana?
Apakah ribuan hari yang pernah kita lewati bersama tak mampu membuatku mendapatkan tempat itu?
Saat belum paham, aku kira semua cinta akan mudah, ternyata tidak. Cintaku jadi alasan mataku sembab dipagi hari.
Tapi aku suka, dengan mu, kita berjalan pelan tanpa kejelasan, perasaan kita tumbuh mulai dari sehelai akar, yang lama-kelamaan tumbuh menjadi sebuah bunga indah, yang kemudian kamu hancurkan sendiri.
Katamu, saat itu perasaan mu tak sebesar sekarang, lalu bagaimana dengan aku yang saat itu sudah mempercayai mu dengan segenap hati?. Cinta terbaik yang pernah ku beri padamu saat itu tidak akan bisa diulang kembali, cintamu datang terlambat pada rasa lelah ku.
0 notes
Text
Yogyakarta, 24 Maret 2025.
Mungkin akhirnya bukan seperti apa yang ku mau, tapi aku masih ingin kembali ke kota kecil seribu cerita ini suatu saaat nanti.
Entah untuk kembali bersembunyi dari keramaian kota dibelakang stasiun sembari melihat rel-rel kereta api yang pernah kita sukai itu, yang terkadang membuat obrolan kita terjeda saat keretanya melintas. Melampiaskan segala isi hati, dan segala bentuk emosi, tak ada yang mampu menghentikan sekalipun waktu yang telah larut.
Atau sekedar mengunjungi tempat favorit yang tak sengaja kita temukan di alun-alun kala itu, kata ku, aku suka steak disana. Biasanya kita tak hanya berdua, kamu selalu mengajak teman-teman mu yang selalu memecah sepi, aku suka. Apa kabar mereka semua? sudah lama tak bertemu sejak kita tak lagi bersama, seolah dunia yang telah kau perkenalkan kini kau tarik kembali. Sudahkah mereka juga dekat dengan pasangan barumu?
0 notes
Text
Yogyakarta, 22 Maret 2025.
“Semoga cintanya memang lebih besar dari yang mampu ku beri. Kita masih bisa berteman, jangan sungkan untuk ceritakan apapun ya” Bohong ku, lagi, dan lagi.
Semoga kamu tidak benar-benar melakukannya, karena aku bohong saat aku bilang aku ingin berteman dengan mu. Aku tak ikhlas secepat itu.
Aku harap semesta mendukung perpisahan kita dengan tidak membawa mu kembali, aku harap kita diberi dunia masing-masing yang lebih indah dari dunia yang pernah kita bangun bersama saat itu.
0 notes
Text
Yogyakarta, 21 Maret 2025.
Tuhan, hari ini aku berhenti, seperti banyak tanda yang kau perlihatkan, apakah langkah ini sudah benar?
Kelak, aku mungkin akan mendengar, atau bahkan melihatnya menjadi seorang ayah, maka, jadikan lah dia pemimpin yang baik bagi keluarganya nanti. Semoga saat itu, dia tak lagi merasa terganggu karena wanita yang bersamanya adalah pilihan hatinya, dia pasti seseorang yang indah dari segala sisinya, tepat seperti harapanmu
Dihari itu, mungkin sudah tidak akan ada lagi sebutir kenangan tentang kita yang masih tersimpan, yang tersisa hanya ribuan gambar sepasang remaja yang sedang jatuh cinta, terseyum dan tertawa, mereka terlihat sangat bahagia saat itu, tanpa tahu bahwa mereka hanyalah penggalan cerita masa muda dalam hidup satu sama lain.
0 notes
Text
Yogyakarta, 18 Maret 2025.
Sebenarnya tandanya sudah banyak, peringatannya juga bukan abu abu lagi, ini terlalu jelas. Hanya saja, aku menolak sadar bahwa dia bukan yang terbaik.
Ingin ku, bukan ini yang terjadi. Banyak mimpi mimpi besar yang sengaja ku sertakan namau disana, dan dengan pergi mu ini, akankah aku tetap sanggup menjalaninya seorang diri?
Tak baik memaksa, tak baik pula terus memohon, itu kata mereka, memangnya aku tidak mencoba selama ini? memangnya aku tidak berusaha untuk ikhlas melepas?
Mereka tidak tau, ada hati yang lelah, karena tak sanggup melepas, mereka tak tau, ada derai air mata yang mengalir karena ingin sembuh tapi tak bisa
Aku tak lagi merasakan jalanan yang sedang kutapaki ini, entah mengapa tidak ada rasanya, benak ku hanya sibuk mengulang kembali cuplikan-cuplikan kenangan yang tak dapat diulang, bahkan dihapus
Seperti lirik sebuah lagu, “Bolehkah ku membenci pada sang pengganti?” boleh kah?
0 notes
Text
Yogyakarta, 4 Maret 2025
Disini aku, dalam diam dan sendiri, memeluk rasa rindu yang tak kunjung mereda. tidak, bukan merindukan raganya, melainkan merindukan siluet siluet kenangan yang tak bisa diulang kembali.
katamu kau bersyukur, katamu kau merasa cukup, lantas mengapa masih mencari? setahun. setahun sudah semuanya berlalu sejak hari pedih itu, lukanya pulih lebih lama ternyata, perlahan rasa ku mulai ikhlas, namun rindu ku tak kunjung padam.
sedang apa dia disana? apakah hatinya tenang? apakah telinganya tak bising? apakah masih sering merasa cemas?
apakah dia-juga rindu?
0 notes
Text
Yogyakarta, 20 Februari 2025.
Sabar ya semua, terimakasih sudah selalu mendengar meski lelah. Begitulah teman-teman yang sudah ku anggap seperti saudara.
Jika hari itu tiba, saat aku tak lagi merasa sesak saat mendengar namamu, saat aku tak lagi menahan teriak, aku harap hati ku masih mampu menemukan bahagia yang baru
“Kamu bukan tidak bisa lupa, tapi kamu tidak mau melupakan”
iya.
Saat seseorang datang menghampiri, dan nyaris membuat ku jatuh cinta, rasa takut itu selalu datang, rasa takut akan melupakan dirimu. Bahkan, jika kelak rasa ini benar-benar akan padam, dirimu tetap abadi sebagai pelabuhan terindah.
Aku harap kamu selalu baik, meski mungkin aku tak mendengar lagi kabar tentangmu , namun akan selalu ku layangkan doa terbaik untukmu.
0 notes
Text
Yogyakarta, 20 Februari 2025.
Membenci diri yang terlalu banyak tahu ini, terkadang ingin rasanya tuli dari segala cerita tentangnya. Malam ini terasa lebih dingin, apalagi cerita itu terus bergema dikepala.
Menyadari bahwa aku hanya sebuah pilihan dari banyaknya ikan yang tertangkap jaring. Tak peduli berapa lama berjalan, nampaknya kenangan memang tak penting baginya.
Jika begitu, apa ada kalimat lain yang dapat diucapkan selain “Selamat mengarungi luasnya lautan dan kencangnya ombak, semoga kapal mu lekas sampai tujuan”
0 notes
Text
Yogyakarta, 17 Februari 2025.
Lantas apa yang membuat mu tak berhenti menyusuri? durinya terlalu banyak untuk kau singkirkan, jalannya masih panjang, kaki mu hanya akan terus terluka.
Lelah mu tak terbayar, sedih mu juga tak kunjung berubah riang, raga mu merintih lelah, matamu juga sudah tak mampu melihat jelas, hatimu memang tak pandai melepas.
“Tinggalkan dia, temukan seseorang yang mampu mencintaimu lebih layak”
Kalimat yang didengar telinganya tiap saat, namun 1000 kalipun mendengarnya, hatinya tak akan berubah. Dirinya terlalu mencintai, seolah tak ada yang mampu mengehentikannya.
0 notes
Text
Yogyakarta, 10 Februari 2025.
Dia tidak salah, dia hanya pendamba kebebasan, sedang aku pendamba ketulusan. Waktu membawa kita bertemu, membiarkannya berjalan dalam semu, dan berakhir dalam rindu.
Dia tersimpan abadi dalam prakarsa, meninggalkan sisa rasa pada setiap ruang yang pernah dipijak bersama.
Bayangku terbang jauh, menyelami kenangan yang tersisa, bertanya pada siapa saja “Pernahkah rasa cinta itu benar-benar nyata?”. Kita berjalan begitu jauh, sebelum sampai diujung jurang, sempatkah terbesit rasa takut kehilangan ku?

1 note
·
View note