tadikamesra
tadikamesra
Tadika Mesra
159 posts
Sebuah grup silaturahmi yang kadang iseng bikin WP. Dibuat pada 26 Mei 2020
Don't wanna be here? Send us removal request.
tadikamesra · 3 months ago
Text
Selamat kepada para penulis terpilih!
Dan terima kasih untuk semua peserta yang telah berpartisipasi! 😍
[PENGUMUMAN EVENT: 28 HARI BERPROSA]
Setelah 28 hari yang penuh dengan kata, kalimat, dan semangat menulis, serta berbagai pertimbangan dari para ketua komunitas, dengan memperhatikan konsistensi, kekuatan prosa, dan kedalaman isi, kami dengan bangga mengumumkan:
Tumblr media Tumblr media
INFO LANJUT:
Untuk tulisan terbaik peserta dan proses pembuatan buku antologi akan diumumkan hanya di grup peserta 28 Hari Berprosa. Pastikan kamu tetap aktif dan tidak meninggalkan grup ya!
Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan ini. Terus menulis, terus hidup dalam kata.
Sampai jumpa di proyek berikutnya!
Jejaring Biru x Puan Beraksara x Tadika Mesra
49 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
"Saya akan pulih gak, ya?"
Pulih itu bukan garis lurus. Kadang terasa seperti maju tiga langkah, lalu mundur dua. Tapi kalau kamu masih bertanya soal ini, berarti ada bagian dalam dirimu yang masih percaya pada kemungkinan pulih. Dan itu cukup. Untuk sekarang, itu sudah lebih dari cukup.
Iya, kamu akan pulih. Mungkin tidak dengan cara yang sempurna atau secepat yang kamu harapkan, tapi kamu akan sampai di titik di mana luka-luka itu tak lagi mendefinisikanmu. Mungkin keadaannya tak akan pernah persis seperti dulu, tapi kamu akan menemukan cara baru untuk hidup dengan apa yang telah terjadi.
Pelan-pelan, tanpa kamu sadari, kamu sudah berjalan lebih jauh dari yang kamu kira.
96 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Jangan membenci manusia. Karena sejatinya setiap manusia sudah selesai garis takdirnya dari pencipta. Maka jauh-dekatnya kamu bukan karena keputusan kamu, tapi karena garis takdirnya mungkin tidak beriringan, apalagi berdampingan.
Dan kalau saja garis takdir nya beririsan lalu sejalan, sejarak apapun langkah yang saling diambil akan selalu ada jalan pulang. Entah berkelok, hanya belok, yang pasti titik temunya akan jadi sama. Jika tidak, maka pasal 1 karena setiap makhluk bernama manusia sudah selesai dengan garis takdirnya sendiri bersama selesainya proses penciptaannya.
20 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Memaafkan
Oleh : Kevin setyawan
Tumblr media
Satu kata dengan seribu makna, satu kata dengan ribuan keajaiban didalamnya.
Mungkin kau akan tahu bagaiman magic word itu bekerja sesungguhnya.
Ia bisa serupa mendung kala terik mentsri menyinari dan ia juga bisa serupa mentari hangat kala duniaku tertutup salju.
Karena hidup yang ditulis tak selamanya bahagia disitulah kita butuh penghapus segala duka dan kekesalan dengan cara itu magic word mulai bekerja.
Apapun yang terjadi mulailah memaafkan hal hal kecil hal yang dimana dirimu berusaha menemukan jalan kedamaian.
20 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Menurutku pada masa itu, tidak semuanya menderita. Mayoritas memang menderita namun selalu ada yang baik - baik saja atau bahkan sama sekali tak menderita.
Namun pada akhirnya mereka semua sadar. Menderita atau tidak menderita. Hakikatnya tetap sama saja. Mereka sekedar obyek bukan subjek. Mereka hanya diatur dan tak berhak mengatur. Mereka dipaksa untuk sekadar menerima tanpa turut andil dalam urun - rembug.
Demikianlah nasibnya kaum terjajah, nir Merdeka! Oleh karena itu mereka semua memutuskan untuk bersatu padu. Bukan sekadar untuk menolong sesama mereka. Namun merebut hak mereka menjadi sebuah bangsa yang utuh! Bangsa yang merdeka.
Sebuah proses yang panjang. Dimulai pada tahun 1908, kemudian mendewasa di tahun 1928 (itu berarti 10 tahunan sejak Perang dunia pertama) hingga matang pada tahun 1945.
Hampir delapan puluh tahun kemudian, kita semua berada disini. Kaum tua hidup dengan penuh romantisme masa - masa perjuangan.
Kami-pun dihardik! Katanya kami ini adalah generasi yang malas, gemar menuntut, tak pernah menghargai perjuangan para Pahlawan di masa lampau, menyia-nyiakan kemerdekaan dan sebagainya.
Kami bukan tak mampu melawan! Kami bukan tak mampu mendebat! Kami bukanlah generasi yang terlahir sebagai generasi yang pasrah begitu saja....
Bagaimana bila ternyata kami sudah benar - benar muak? Bukan lagi perkara saling salah menyalahkan. Kami muak karena bila-pun kami Bergerak! Dan Menantang! Maka yang kami tentang bukan lagi penjajah - penjajah dan penjahat Asing.
Kami justru berhadapan dengan sesama kami sendiri, para putra - Putri Pertiwi yang konon ego-nya lebih besar daripada kami.
12 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
meski hati ini telah berkali-kali dibuat patah, ia tidaklah menjadi lemah. sebaliknya, ia semakin bertambah kuat untuk menghadapi perpisahan lainnya yang berat.
@hardkryptoniteheart || 21/02/2025 || 08:20 ||
21 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
340
Seluruhnya takdir adalah cara unik Tuhan untuk membawa hambanya menuju puncak kemuliaan. Entah kita pahamnya sekarang atau kelak—di masa yang akan datang.
Tumblr media
—20.02.2025
74 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
(19)
Rapuh
Rapuh seringkali dianggap kelemahan. Seolah-olah menjadi kuat adalah satu-satunya pilihan agar kita tetap bertahan. Tapi, bukankah langit pun harus mendung sebelum hujan turun membasuh bumi? Bukankah tanah harus retak sebelum tunas baru tumbuh?
Saat ini, aku memilih untuk merangkul rapuhku. Aku memilih untuk tak lagi bersembunyi di balik topeng ketegaran yang melelahkan. Aku izinkan diriku merasakan, mengakui, dan menerima. Karena di titik paling rapuh itulah, aku menemukan kekuatan yang lebih hakiki.
Seperti anak panah yang harus ditarik jauh ke belakang sebelum melesat ke depan, mungkin inilah cara semesta mempersiapkanku. Aku mundur sejenak, bukan untuk menyerah, tapi untuk mengambil ancang-ancang menuju lembaran baru yang lebih baik.
Dalam rapuh, ada doa yang diam-diam mengalir tanpa suara, menyentuh langit dengan segala pengharapan. Dalam rapuh, ada ruang untuk lebih mencintai diri sendiri, untuk berkata, "Aku berhak bahagia, aku berhak dijaga." Dalam rapuh, aku belajar untuk tidak lagi membiarkan siapa pun melukai hati yang telah kutata dengan susah payah.
Rapuh mengajarkanku untuk menerima bahwa tak semua hal bisa kukendalikan. Ada hal-hal yang hanya bisa kusandarkan pada Yang Maha Mengatur. Dan yang terpenting, rapuh mengajarkanku tentang seni memaafkan diri—bagian tersulit dari perjalanan ini.
I DO BELIEVE, -- seiring waktu, rapuhku akan bertemu dengan kekuatan doa dan ikhtiar. Aku akan bangkit, bukan sekadar bertahan, tapi melampaui. Aku akan menatap ke depan dengan mata yang lebih jernih dan langkah yang lebih mantap.
Rapuh bukan akhir. Rapuh adalah awal dari sebuah kebangkitan.
To Breaktrough
29 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Setelah perpisahan itu, tugasmu hanya berlalu menjauh dan menemukan rumah baru, sedang aku? Berkelana sejauh-jauhnya untuk menemukan jati diriku yang terlanjur hancur olehmu.
73 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Aku masih disini menggenggam janji yang katanya harus bisa ditepati, menanti waktu seorang diri, melewati hari dengan nestapa sepi.
Aku masih disini merawat angan yang hanya menjadi kenangan, menunggumu di sebuah persimpangan, sampai pada ketika kepingan rindu menjelma sebuah kehilangan.
17 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
"Singgasana"
Diam-diam ia menelisik ke dalam sukma yang telah lama bersemayam pada kursi kosong ini. Kekuasaannya hanya sebatas pandang yang tampak saja. Tak pernah terdengar olehnya jeritan-jeritan banyak orang yang tersungkur memohon di bawah kakinya.
Decaknya bising, menghina berbisik-bisik, menikmati liurnya sendiri yang mungkin manis sehabis meraup hak orang-orang. Menghirup udara di tempat tertinggi, memicingkan mata pada mereka yang terhimpit di antara kerumunan tuk menatap ke arah ia bersama singgasananya, di atas sana.
Aku, adalah bangku kosong itu, yang berkata lewat sajak-sajaknya yang pilu. Di perebutkan hanya untuk beradu lugu. Kapan yang menduduki aku berhenti bergurau? Mereka begitu kacau.
-Rahl, 16225
Tumblr media
24 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
15:28
#PelajaranBerharga
Ia pernah jatuh, begitu keras sampai rasanya tak ingin bangkit. Tapi dari setiap luka, ia belajar. Setiap kegagalan mengajarkan sesuatu yang tak bisa ditemukan dalam keberhasilan.
Sekarang, ia tahu bahwa jalan yang paling sulit justru yang membentuk dirinya.
@ffahraa , hari kelimabelas dari #28hariberprosa
60 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Tumblr media
RESONANSI
Tak ada manusia lain yang radarnya selaras dengan frekuensi yang kita miliki. Sekiranya itu yang aku rasa.
Kau tahu? Bahwa aku bisa mendengar gelak tawa mu di tengah riuh. Aku bisa mendengar suaramu di tengah ramainya rinai hujan. Aku bisa mengingat aroma mu, walau sudah sekian purnama kita terpaut aksa. Aksa yang memang sudah seharusnya ada. Aksa yang takdir suguhkan untuk kita berdua. Aku masih mengingatmu dengan pasti. Wajahmu, hidungmu, lehermu, bahu mu, panggung mu dan segala yang menjadi ciri khas mu.
Aku mengenang semua itu saat aku merindu. Segalamu masih menggema di sanubariku. Suaramu beresonansi dengan merdu, menguar, membentuk gelombang suara yang mungkin frekuensi nya hanya bisa ku dengar. Merambat dengan pasti hingga tepat jatuh ke hati. Mungkin itu salah satu hal yang membuatku jatuh hati. Atau mungkin pula Karna kamu memang istimewa sedari awal hingga kamu tetap begitu sampai detik ini.
Tapi, aku tak kan memintamu untuk tidak pergi. Aku tak kan menahan mu agar masih disini. Tak apa, sungguh.. Karna mungkin kita sedari awal hanya berada di orbit berbeda. Aku patah, berkali-kali malah. Tapi jatuh padamu tak membuatku menyesal. Bukan berarti pergi mu tak menyakitkan. Pelukmu satu-satunya yang membuatku reda, dan kini semua hilang. Aku bagai kehilangan gema ku, kehilangan dawai ku. Tapi tak apa. Karna separuh ku akan ku isi dengan lantunan kata yang hanya untuk mu. Kata terbanyak yang pernah aku tulis, kata yang ku gaungkan sampai ke langit.
Jadi, jangan bosan jika kamu membaca semua tentangmu. Karna rasa ku belum habis dan masih selalu tentang mu. Tapi di antara banyaknya kata yang ku langitkan, aku selalu memohon agar Sang Maha senantiasa membersamai dan menjaga mu dalam setiap nafasmu, dalam setiap langkah yang kau pijak, mencukupkan segala apa yang kau butuhkan dan memudahkan setiap langkah mu.
Jadi terima kasih ya Karna pernah menjadi pereda badaiku, walau hanya sekejap..
14 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
masa lalu, adalah sejarah yang hanya bisa dikenang; masa depan merupakan misteri kehidupan yang tak seorang pun tahu.
—dan, satu yang pasti, adalah aku mencoba belajar menikmati hari ini dengan sebaik-baiknya. impianku akan terwujud, ketika aku mulai melangkahkan kaki dengan berani selangkah demi selangkah; tak perlu menyimpan perasaan iri atas pencapaian orang lain.
@hardkryptoniteheart || 13/02/2025 || 08:20 ||
23 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Mimpi yang Dirawat
Kawan, apa kabarmu hari ini? Masih semangat kan? Jangan patah semangat yah, masih ingat dengan mimpi mimpi indahmu dimasa kecil dulu? Walaupun sekarang sudah bertumbuh, diri terus bertumbuh, semangat untuk menggapai mimpi itu juga harus terus bertumbuh yah
Lelah..gak apa apa, istirahat sebentar juga gak apa apa, tapi jangan menyerah yah, rawat dan jaga mimpi mimpimu itu...mimpi mimpi yang kau tuliskan dikertas putih atau yang masih tersimpan dengan indah di dalam hati dan pikiranmu itu
Rawat dan jaga ia, tapi jangan lupa sertakan ia dalam doa doa panjangmu, agar semakin dekat dan nyata mimpi itu terwujud aamiin
Tetap semangat menjaga dan merawat mimpi itu, hingga senyum bahagia dan haru tak berhenti bersemanyam di wajah manismu, semangat yah kawan kawanku 😊
32 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Tentang harapan.
Kau tau siapa pemegang kekuasaan tertinggi? Siapa pemegang harapan kemudian merealisasikan harap tersebut sesuai permintaan hamba? Dia lah Allah. Tuhan kita.
Tuhan tak pernah salah. Jikalau harapan kita tak diijabahNya, barangkali harapan kita yang salah atau Tuhan hanya menunda sementara.
Maka dalam harap ada do'a. Dan esensi do'a adalah Khouf (takut) dan Roja' (mengharap). Maka, mari serahkan segala harap kepada Allah sang Maha segala Maha.
34 notes · View notes
tadikamesra · 4 months ago
Text
Menuju Renjana, Menuju Diri
Ada saatnya kau harus duduk dengan dirimu sendiri, tanpa kebisingan, tanpa hiruk-pikuk yang menggoda untuk membuatmu lupa. Kau harus menanyakan sesuatu yang sejak lama kau hindari, seperti, "Apa yang benar-benar membuatku hidup?"
———
Suatu kali, seorang perempuan berkata padaku bahwa renjananya adalah mendengarkan orang sampai mereka merasa cukup didengar. Kedengarannya sederhana, kan? Tapi dia menjelaskan kalau sepanjang hidupnya, dia selalu merasa dunia terlalu bising dengan orang-orang yang ingin berbicara, tapi sedikit yang benar-benar mendengar. Jadi, dia menjadikan dirinya tempat berlabuh bagi mereka yang butuh seseorang untuk memahami, tanpa menghakimi atau buru-buru memberi solusi.
Aku pikir, gila, ya? Semua orang berlomba-lomba menjadi orang yang menarik, yang didengar, yang diingat. Tapi dia memilih menjadi pendengar, bukan karena dia tidak punya suara, tapi karena dia percaya bahwa mendengar bisa menjadi cara paling radikal untuk mencintai manusia.
Itu membuatku berpikir ternyata renjana tidak selalu soal melakukan hal-hal besar atau spektakuler. Kadang, ia hanya tentang melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, sekecil apa pun itu.
Dan selagi aku memikirkannya, perempuan itu kembali mengatakan sesuatu seolah mengetahui pikiranku. "Renjanamu mungkin bukan sesuatu yang mencengangkan. Bisa jadi ia hanya cara jemarimu selalu mencari-cari pena saat pikiranmu kusut. Bisa jadi ia ada dalam caramu menyusun kata, cara hatimu selalu bergetar melihat kebaikan kecil di dunia yang sekarat."
"Atau mungkin renjanamu adalah sesuatu yang kau takut akui, karena ia tak menjanjikan kejelasan. Karena ia tak menjamin masa depan yang nyaman. Kau tahu lah, ketika seseorang mencoba mengikuti renjananya, terutama jika itu bukan sesuatu yang umum atau menguntungkan secara materi, dunia bisa merespons dengan skeptisisme. Bisa lewat tekanan sosial, ekspektasi keluarga, atau sekadar bisikan di kepala sendiri yang berkata, "Untuk apa repot-repot? Ini tidak akan membawamu ke mana-mana. Renjana itu sendiri, sering menuntut keberanian yang tak selalu kita punya.""
"Ia juga tidak hadir sebagai wahyu yang seketika memberi jawaban. Ia lebih seperti riak kecil yang terus kembali, seperti sesuatu yang selalu kau lakukan tanpa alasan yang jelas. Ada yang menemukannya dalam momen eureka, ada yang baru menyadarinya setelah bertahun-tahun berjalan tanpa arah yang jelas."
Mungkin itulah mengapa menemukan renjana terasa begitu pelik. Ia bukan jawaban instan yang bisa ditemukan dalam buku panduan hidup, melainkan sesuatu yang harus kau gali sendiri, perlahan-lahan, di antara kebingungan dan keraguan yang kerap datang. Bukan sekadar apa yang kau kuasai, bukan apa yang orang lain katakan cocok untukmu. Bukan juga apa yang menjanjikan kehormatan atau keamanan. Tapi sesuatu yang, jika diambil darimu, kau akan merasa menjadi cangkang kosong yang tak lagi punya alasan untuk ada.
Mungkin kau belum menemukannya. Atau mungkin kau telah bersentuhan dengannya dalam diam, tanpa sadar bahwa itu adalah renjanamu—seperti seseorang yang setiap hari menatap langit, tanpa menyadari bahwa ia telah jatuh cinta pada cakrawala.
Jadi berjalanlah. Coba. Gagal. Ulangi. Dengarkan hatimu, setia pada diri sendiri, bahkan saat dunia memintamu untuk diam dan berusaha membuatku ragu. Sampai suatu hari kau berbisik pada dirimu sendiri, "Ini dia."
39 notes · View notes