Tumgik
#AdabMenuntutIlmu
annisanrlaf · 5 years
Text
Sunnatullaah
Ketika kita memilih untuk teguh di jalan yang Haq, adalah sebuah keharusan untuk siap meninggalkan dan ditinggalkan.
Semangat, ya.
Yang sedang semangat menuntut ilmu syar'i.
32 notes · View notes
violettas-world · 6 years
Text
Bismillah...(NHW1)
Menjadi Ibu dr 3orng anak yg lucu dan insyaAllah shaleh dan sholehah, memiliki tantangan dan perjuangan tersendiri bagi saya, seorng Ibu yg juga berkegiatan diluar rumah. Wlwpun keukeuh mengatakan bahwa menjadi ibu adlah pekerjaan utama dan kegiatan diluar hanya selingan atau tambahan saja, namun terkadang kegiatan diluar mau tak mau, mnguras energi dan emosi yg juga kdng kala berefek pada tugas utama saya.
Ini butuh ilmu, iya..jdi ibu itu sangat butuh ilmu dan keterampilan. Bagaimana mendidik yg efektif, bagaimana merencanakan pertumbuhan dan perkembangan anak dan bagaimana manajemen rumah tangga yg mampu menghadirkan sakinah, mawaddah dan warahmah. Apalagi, dalam keyakinan saya sebagai muslim " segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawabannya" .
Menjadi istri bagi suami dan menjadi ibu bagi anak2 tercinta saya. Itulah keilmuan yg ingin perluas dan perdalam. Karna " ilmu itu diatas amal" kawan...ilmulah yg akan menghantarkan pemiliknya, keakhir yg baiikkah atau sebaliknya.
Ingin menjadi ibu yg menjadi benar2 menjadi wasilah kebaikan dunia dan akhirat. That is point for me.
Salah satu cara terbaik dlm memperbaiki diri dan menjaga keistiqomahan dalam kebaikan itu adalah berkumpulah dengan orang yg baik. Krn memang unt sekrng memiliki balita 2 dan bayi 1, dan LDM tdk memungkinkan unt mengunjungi kajian keilmuan secara offline. Maka memaksimalkan berbagai komunitas online dan mengikuti kajian2 secara online.
Tolong mampukan hambaMu yg lemah ini ya Rabb...
Smoga Allah mampukan unt lebih disiplin dan konsisten unt mendalami ilmu parenting terutama menjadi ibu yg merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Serta memaksimalkan semua usaha unt senantiasa belajar dimanapun dan kapanpun dan dengan siapapun, selama sesuai dengan syari'at alqur'an dan assunah...
Semangat memperbaiki diri unt masa depan yg lebih baik...
2 notes · View notes
aflahhanifah · 7 years
Text
Adab Menuntut Ilmu
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘’ikatlah ilmu dengan tulisan’’ (HR. Ibnu ‘Abdil Baar)
Ilmu, empat kata yang kalau dipikirkan ternyata selalu ada dalam kehidupan kita. Kata itu mengingatkan saya pada perkataan Bapak saya ‘’Han, Bapak mah gak mau ngasih warisan berupa harta tapi bapak mah cuman bisa mewariskan ilmu’’. Kalimat tersebut dilontarkan ketika saya pertama kali memasuki sebuah pesantren. Bapak selalu berharap anak-anaknya dapat mendapatkan ilmu agama dan umum (baru sekarang saya memahami maksud bapak mungkin ini ilmu dunia dan akhirat)heehe.
Di kehidupan ini, setelah saya mengenyam pendidikan di sebuah pesantren kemudian perguruan tinggi hingga berlanjut ke jenjang postgraduate. Terkadang muncul ‘’penyakit’’ merasa salah jurusan, kalau melihat seorang psikolog hebat saya ingin mendalami ilmu tersebut, kalau bertemu dengan seorang filolog sukses pun saya ingin seperti dia, sedang berdiskusi dengan seorang ustadzah yang ilmu agamanya MasyaAllah pun saya ingin bisa seperti dia, dan terkadang ngeliat figur-figur hebat di bidang saya, di satu sisi saya jadi bersemangat, disisi lain jadi overwhelmed karena ngerasa banyak banget hal yang mesti dipelajari untuk berada pada posisi seperti mereka. Terlebih, kalau figur yang dilihat adalah teman sebaya, ada yang udah sampai disana, ada yang udah jadi ini, ada yang sudah menghasilkan itu. Rasanya pengen mencet tombol  restart hidup. (astaghfirullah pengandaian seperti itu gak boleh yah sebenernya).
Pernahkah kalian merasakan penyakit seperti yang saya rasakan? Jika ya, penanganan pertama yang biasanya saya lakukan,
1.Mengingat bahwa hakikat yang paling hakiki tentang hidup, bahwa kita semua akan mati, lalu semua cita-cita, pencapaian. Betapapun cemerlangnya, akan berakhir.
Tutup buku.
Apa yang penting adalah amal yang kita persembahkan dan niatkan semata-mata hanya karena Allah Ta’ala.
2.Mengingat bahwa semua orang berproses. Semua yang ada di puncak pernah mendaki dari bawah. Jika kita masih dibawah atau sudah sepertiga pencapaian, santai saja. Tenang. Teruslah berjalan, teruslah bertumbuh walaupun satu centi tiap detiknya (hehe). Lakukan sekecil apapun upaya kita untuk menjadi versi lebih baik dari diri kita sebelumnya. Setiap hari. Setiap waktu.
3.Mengingat bahwa hidup bukan balapan. Yang lebih dulu menjadi sukses tidak membuatnya superior secara permanen disbanding kita, suatu saat kita bisa melampauinya. Terlebih, yang dimata kita sudah hebat, barangkali payah dan berantakan dalam sekian aspek yang mungkin kita baik dihal itu. Misal, kasih sayang, keluarga, pertemanan, ibadah yang khusyu’- banyak sekali hal yang
matters
dalam hidup yang tak perlu syarat untuk memilikinya.
The point is, Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita. Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita. Jangan menggunakan kacamata kita untuk menilai orang lain, penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya.
Mungkin itu mengapa sepatu kaca Cinderella ‘’only fits for her’’. Every life we’re living only has one size for each of us.
 Saya bersyukur pada Allah, setelah masuk kelas matrikulasi IIP luar negri, tugas pertama atau yang disebut nice homework membahas tentang adab menuntut ilmu. Saya semakin mengerucutkan niat, sebenarnya jurusan apa yang akan saya tekuni di universitas kehidupan ini? . Ilmu Psikologi Islam, menurut saya ilmu ini sudah memenuhi apa yang saya inginkan selama ini. Saya berharap dengan ilmu tersebut dapat menjadi pribadi yang baik dan hamba-Nya yang bermanfaat bagi agama,  dapat menjadi istri shalihah (soon yah :) ) dan ibu yang mengerti pola asuh anak-anaknya, dan paling utama agar  menambah kecintaan, ketaatan dan ketakutan saya pada Allah ta’ala.
Adapun stategi yang saya lakukan dalam menuntut ilmu, yaitu:
berSyukur, motivasi terbaik adalah syukur. Bersyukurlah sudah ada pada fase ini, fase yang mungkin saja sebagian orang menginginkan posisi tersebut. insyaAllah nikmatnya ditambah kan kalau banyak bersyukur?
Menerima , dengan menerima, kita bisa lebih berbesar hati dan lebih enteng untuk berpikir secara jernih, kira-kira apa langkah selanjutnya.
Sabar, sabra di awal waktu. Di setiap susah pasti ada mudah. Sabar juga diartikan tetap berjuang.
Jadikan ini sebagai sarana mendekatkan diri pada-Nya. Mungkin Allah ingin lebih banyak dilibatkan. Berdoa terus minta dikuatkan oleh Allah.
Selama ini, kalau dihitung-hitung, kita selalu hidup dengan ilmu, bahkan dari mulai Tk sampai sekarang lulus kuliah pun kalau dihitung kita sudah banyak mendapatkan ilmu. Namun, sudahkah kita melaksanakan adab menuntut ilmu? Atau minimalnya kita mengetahui tentang adab-adab dalam menuntut ilmu?. Padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan tentang islam, termasuk didalamnya masalah adab. Seorang penuntut ilmu harus menghiasai dirinya dengan adab dan akhlak mulia. Dia harus mengamalkannya dengan menerapkan akhlak yang mulia, baik terhap dirinya maupun kepada oranglain.
Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, mengenai adab pada diri sendiri (diringkas dari materi 1 kelas matrikulasi batch #5 Institut Ibu Profesional Luar negri). Bahwa kita harus :
Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk.
Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, hadir paling awal dan duduk paling depan disetiap majlis ilmu baik online maupun offline.
Menghindari sikap yang ‘’merasa’’ sudah lebiih tahu dan lebih faham, ketika suatuilmu sedang disampaikan.
Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajari dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai runtutan ilmu tersebut selesai.
Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.  
Semoga Allah selalu memberikan taufik-Nya pada kita semua. Aamiin
Khartoum, Sudan 27 Januari 2018
#Day #1
#AdabMenuntutIlmu
5
3 notes · View notes
buygone · 7 years
Text
NHW 1 : Adab Menuntut Ilmu
Jreng-jreng, nice homework perdana! Pertanyaan sederhana yang bikin saya mikir keraaas. Tanya ke diri sendiri, bingung. Tanya ke suami, beliau lebih bingung lagi. Tanya ke Iie, jawabannya “meh, meh, mi, mi , plisss” 🤣 Yowes kalau gitu saya balik tanya ke yang paling gak bingung diantara kita bertiga. Bismillah 🙂 1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini?…
View On WordPress
0 notes
tyazura-blog · 7 years
Text
NiceHomeWork #1
“ Adab Menuntut Ilmu ”
Bismillahirrahmanirrahim…
Sejujurnya ini pertama kalinya saya menulis untuk dibaca oleh orang lain. Selama ini segala hal yang saya rencanakan hanya tersimpan dalam benak dan pikiran saya, tanpa pernah sedikitpun saya tuangkan menjadi secuil tulisan. Terkecuali rencana untuk berbelanja ke supermarket dan rencana anggaran belanja bulanan yang harus saya tulis di buku harian khusus tentunya 😁. Sewaktu SMP dan SMA saya hobi menulis buku diary dan cerpen, tapi entah kenapa semakin dewasa hobi menulis itu pun pudar dan yang tersisa hanya hobi menulis resep masakan yang telah dipraktekkan agar tidak lupa😁. Maafkan apabila saya banyak intermezzo..
Bergabung dalam kelas matrikulasi IIP (Institut Ibu Profesional) ini membuat saya mau tak mau harus belajar dan membaca tentang materi perkuliahan di IIP dan salah satunya adalah tentang adab menuntut ilmu ini. Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.
Berkaitan dengan materi adab menuntut ilmu, ada nice homework (NHW) yang harus saya kerjakan dan NHW ini berkaitan tentang jurusan ilmu yang akan saya tekuni di universitas kehidupan ini. Ketika ditanya tentang jurusan ilmu yang akan saya tekuni di universitas kehidupan ini, saya sempat bingung ingin menekuni apa. Hingga akhirnya saya mempunyai pandangan bahwa saya akan menekuni jurusan ilmu kesejahteraan keluarga di universitas kehidupan ini.
Mengapa ilmu kesejahteraan keluarga ? Karena saya ingin meningkatkan taraf hidup keluarga dan memperbaiki kehidupan keluarga dalam rangka mencapai kesejahteraan keluarga baik secara jasmani maupun rohani.
Dalam menekuni jurusan ilmu kesejahteraan keluarga ini, banyak hal yang harus direncanakan dan dilakukan.Tentunya sebagai seorang ibu rumah tangga yang dilarang bekerja di luar rumah oleh suami, saya lebih banyak menghabiskan waktu saya di dalam rumah. Setiap harinya saya berusaha menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anak agar mereka selalu memakan makanan rumahan yang terjamin kebersihan dan kualitasnya sehingga keluarga kami bisa senantiasa sehat. Saya pun berusaha memberikan pendidikan yang memadai untuk anak-anak saya, berusaha menjadi guru mengaji, guru calistung, dan lain-lainnya. Serta tidak lupa pula berusaha untuk mencari tambahan rezeki untuk keluarga kami agar kesejahteraan perekonomian di keluarga bisa semakin baik lagi.
Banyak yang harus saya perbaiki dari diri saya agar saya bisa mewujudkan kesejahteraan dalam keluarga. Saya harus bisa menjadi lebih sabar dalam mendidik anak-anak dan dapat menjadi panutan yang baik bagi anak-anak saya, lebih dewasa dan lebih pintar lagi dalam mengatur keuangan dan tata laksana keluarga agar keluarga kami senantiasa berada dalam kesejahteraan.
Selain itu, saya pun juga perlu menambah ilmu yang saya miliki agar kualitas dan profesionalitas saya sebagai seorang istri dan seorang ibu bisa lebih baik lagi. Salah satu caranya adalah dengan bergabung di dalam institut ibu profesional ini. Di dalam IIP ini banyak sekali ilmu kebaikan yang saya dapatkan dan saya belajar bahwasannya dalam menuntut ilmu pun diperlukan adab.
0 notes
rachdie · 7 years
Video
instagram
HAKIKAT ILMU YANG BERMANFAAT . ﷽ . Saudaraku… Tahukah Anda apa ilmu yang bermanfaat itu? Kata al-Hafizh Ibnu Rojab : . “Ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang akan menuntun anda kepada dua perkara : . (1) Ma’rifatullah atau mengenal Allah. Yaitu mengenal segala apa yang menjadi hak-Nya berupa nama-nama-Nya yang indah, sifat-sifat-Nya yang mulia dan perbuatan-perbuatan-Nya yang agung. Hal ini akan membuahkan pengagungan, rasa takut, cinta, harap dan tawakkal kepada Allah, serta ridha dengan segala keputusan takdir-Nya dan sabar atas segala musibah yang menimpa. . (2) Mengetahui apa yang diridhai dan dicintai Allah dan menjauhi apa yang dimurkai dan dibenci Allah. Apabila ilmu itu menghasilkan kedua hal ini, maka inilah ILMU YANG BERMANFAAT. . Dan kapan saja ilmu yang bermanfaat ini tertanam di dalam hati, maka hati pun akan menjadi khusyu’, takut, tunduk, mencintai dan mengagungkan Allah. Jiwa pun akan merasa tenang dan cukup dengan yang halal dari dunia sehingga ia menjadi qonaah. . Inilah hakikat ilmu yang bermanfaat, . [Fadhlu Ilmi Salaf ala Khalaf hal, 47; diringkas dari Amalan Sunnah Setahun karya Ust Yazid Jawwas). . . ©free repost Jangan lupa sertakan sumber @gelorahijrah ya :) . . #adabmenuntutilmu #ilmuyangbermanfaat #yukhijrah #yukberubah #gelorahijrah (at @home - Cinere Megapolitan Estate)
0 notes
giaghaliyah-blog · 7 years
Text
Adab Menuntut Ilmu
Tumblr media
Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini!
Betapa meruginya diri ini jika hadiah terbesar dari Allah tidak sekuat tenaga untuk diraih, yaitu surga-Nya. Di sisa waktu yang tersedia, saya akan berikhtiar dan bertawakal kepada Allah, merayuNya agar diri ini pantas menjadi pemimpin para bidadari surga, karena wanita mukmin dunia yang beriman akan menjadi pemimpin para bidadari surga, InsyaAllah.
Tak hanya diri saya, saya tentu berkeinginan keras untuk menggenggam erat tangan suami dan anak-anak saya agar dapat meraih Jannah-Nya. Ialah akidah dan akhlak. Ilmu yang menjadi landasan dasar sebuah keluarga agar bersama-sama memiliki visi dan misi meraih Jannah-Nya.
Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut!
Aqidah yang baik yang ditanamkan sejak lahir atau saat masih kecil sangat penting atau berpengaruh untuk membentuk akhlak yang mulia. Karena penanaman aqidah sejak usia dini dapat mengarahkan manusia pada jalan yang lurus, jalan yang aman karena memiliki landasan hidup yang benar. Akidah islam mengikat penganutnya dalam bersikap dan juga bertingkah laku.
Akhlak merupakan dimensi nilai dari syariat Islam. Karena akhlak juga merupakan subsistem dari sistem ajaran Islam, maka pembidanagan akhlak juga vertikal dan horizontal. Ada akhlak manusia kepada Tuhan, kepada sesama manusia, kepada diri sendiri, kepada alam hewan, dan tumbuhan. Akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya perbuatan lahir secara spontan tanpa berfikir untung rugi.
Itulah yang saya harapakan agar keluarga dan anak-anak saya memiliki Akidah dan Akhlak Islam yang mulia.
Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
Tentu dengan cara pemahaman baik dan menyeluruh yang harus diimplementasikan secara istiqomah. Dimulai dari perbuatan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, mengajak keluarga dan anak-anak saya untuk ikut menjalankan misi akidah dan akhlak islam yang mulia.
Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut!
Perubahan sikap yang saya perbaiki dalam proses mencari ilmu, diantaranya:
- Memahami ilmu secara manyeluruh, tidak boleh setengah setengah. - Mengimplementasikannya secara istiqomah. - Menghindari debat kusir yang dapat mendzholimi peserta diskusi lain. - Meluruskan niat bahwa menuntut ilmu hanya semata mencari berkah dan ridho dari Allah.
“Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia.”
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmupengetahuan beberapa derajat.” (Q.S Al-Mujadalah: 11)
Tulisan ini dipersembahkan untuk NHW #1 tentang Adab Menuntut Ilmu.
0 notes
syarifahdessy · 7 years
Quote
Semoga ketika perempuan dianugrahi amanah sebagai Ibu. Dia benar-benar pantas disebut sebagai Ibu.
Doakan saya yang sedang belajar di Institut Ibu Profesional. Insya Allah dalam proses belajar saya akan berbagi apa saja yang saya anggap perlu sebagai pengingat.
0 notes
Text
IBU
Menjadi seorang ibu ternyata bukanlah hal yang mudah, ada buah hati yang wajib kita rawat dan bimbing agar menjadi manusia yang sholeh/ah dan bisa menjadi khalifah seidaknya bagi keluarganya kelak.
sebagai seorang ibu baru, saya baru sadar ternyata ilmu yang saya pelajari pada masa SD, SMP, SMA dan Perkuliahan masih sangatlah kurang dalam merawat buah hati saya.. banyak sekali hal-hal baru yang ternyata harus saya pelajari secara mendalam dalam merawat “my baby boy”.. Dari sekian banyak hal, hal yang paling saya ingin pelajari saat ini adalah mengajari anak mandiri dalam urusan makan..
Belakangan ini, saya sangat kewalahan dengan pola makan anak saya yang makannya sedikit, cenderung picky, dan lebih lahap memakan masakan dari luar dibandingkan masakan yang saya buat sendiri.. Hal ini terjadi karena kesalahan saya kemarin-kemarin, saya tidak terlalu mempelajari secara dalam terkait pola makan anak sejak MPASI dan saya juga tidak terlalu handal dalam hal masak-memasak.. karena kalau bisa dinilai hasil masakan saya terbilang standar.. 
Strategi yang saya lakukan dalam mempelajari ilmu ini diantaranya konsultasi ke dokter spesialis MPASI anak, menerapkan suggest2 yang telah diberitahu dokter terhadap anak saya, meningkatkan kemampuan masak saya dengan keep practicing and never give up, tetap sabar, istiqomah selama menerapkan rules terhadap anak saya, dan membuat masakan yang lebih bervariasi lagi tentunya dengan rasa yang lebih enak dari sebelumnya, dan berdoa ke Allah SWT agar usaha2 yang saya lakukan ini berhasil mengajarkan anak saya mandiri dalam hal makan dan tidak menjadi picky eater lagi.
Tidak sedikit sikap-sikap yang harus diperbaiki dalam proses mencari ilmu ini. Saya harus lebih sabar, lebih tegar dan tidak boleh mudah menyerah.
0 notes
Text
ADAB MENUNTUT ILMU Ibu Profesional Matrikulasi Batch #5 NHW #1 Day #1
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini. 2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut. 3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut? 4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut. *Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*
Nah, diatas adalah Nice Home Work pertama yang akan saya kerjakan melalui postingan saya berikut ini. Pertama kali mendapatkan materi ini langsung tersikron di otak “wah sejalan sama kajian para Bapak Ustadz”. Yap, bener banget dalam Islam apabila seseorang akan menuntut ilmu hal pertama dan utama yang harus di BOLD adalah Adab Menuntut Ilmu. Sehingga ilmu tersebut dapat diserap dengan baik dan yang paling penting adalah diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Langsung yuk Ummu Sayyid menjawab setiap pertanyaan di atas:
1. Salah satu jurusan ilmu yang ingin sekali saya menekuni ilmu tersebut dan menjadi alasan saya untuk mengikuti kelas IIP ini adalah ilmu tentang Istri dan Ibu Sholihah. Yang mana dalam hidup saya sebagai manusia biasa ciptaan Allah Azza Wa Jalla, masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. 
2. Kenapa Ibu dan Istri Sholihah? Karena seorang Ibu dan Istri  (perempuan) sholihah sebaik-baiknya perhiasan di dunia. Sekali lagi saya masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya mencoba berusaha untuk terus belajar untuk bisa menjadi perempuan sholihah bagi Suami dan Anak kami tercinta. Impikasinya saya berharap saya dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak saya karena anak yang sholih/sholihah terdidik dari Ibu Sholihah dan juga menjadi istri sholihah bagi suami saya dunia akhirat yang mana dapat menjadi penyejuk hati dan pandangannya. Dan yang pasti bagi orangtua saya, tidak ada lebih indah bagi mereka selain melihat anak mereka memiliki akhlak yang baik bagi menantu dan cucu-cucu mereka dan pastinya menjadi anak sholihah bagi mereka.
3. Strategi-strategi saya:
 a. Niat baik menuntut ilmu karena Allah Azza Wa Jalla dan senantiasa berdo’a agar dimudahkan oleh Allah dan diridhoi Allah. Pertama-tama adalah niat baik menuntut ilmu dengan adab baik dan berniat akan mengamalkannya.
b. Berkomitmen bahwa saya ikhlas, yang butuh akan ilmu ini dan merasa kosong atau belum mengerti apa-apa. Karena apabila sudah terbersit kesombongan secuil apapun atau merasa sok tahu, ilmu tersebut tidak akan masuk dengan baik dan tidak akan pernah bisa diamalkan.
c. Mencoba mengatur jadwal menuntut ilmu dan kegiatan sehari-hari sehingga semua kegiatan dalam keluarga dalam berjalan lancar. Walaupun saat ini belum bisa kerjasama bareng suami untuk gantian urus anak tapi insya Allah saya yakin bisa. Insyaa Allah kita secepatnya bisa kumpul bareng dan saya bisa mengamalkan ilmu yang saya dapatkan. Aamiin ya Allah.
d. Selalu tepat waktu hadir dalam kelas dan diskusi (inilah alasan saya menjadi ketua kelas karena punya tanggung jawab didalamnya)
e. Fokus dalam kelas untuk menerima ilmu dan yang pasti adalah mengamalkannya karena ilmu tanpa diamalkan akan menguap.
4. Dalam proses saya menuntut ilmu, hal - hal dari dalam diri saya yang sangat perlu saya perbaiki:
a. Kurang on time: saya menyiasatinya dengan mengajukan diri sebagai ketua kelas sehingga memiliki tanggung jawab agar bisa hadir lebih dahulu dari teman-teman yang lain serta menhapal jadwal-jadwal penting.
b. Sulit fokus: Niatkan dan mencoba mengkondisikan agar suasana lebih tenang dan kondusif saat kelas berlangsung serta membaca berkali-kali materi yang telah diberikan
c. Berperan lebih aktif dan harus sering bertanya kepada fasilitator dan menghindari perasaan lebih tahu.
d. Berhati-hati dengan sumber-sumber ilmu yang belum jelas kevalidannya.
Semoga saya dapat senantiasa mengimplementasi adab-adab menuntut ilmu ini sehingga ilmu yang saya dapatkan berkah dan diridhoi oleh Allah Azza Wa Jalla serta bermanfaat bagi saya untuk menjadi Istri dan Ibu sholihah bagi Suami dan Anak tercinta serta menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kelak sehingga memiliki adab baik. Aamiin
Kebon Jeruk, 25 January 2018
Suzi
0 notes
almyruzn-blog · 7 years
Text
#NHW 1 (Adab Menuntut Ilmu)
Tumblr media
0 notes
buygone · 7 years
Text
Review 1 : Adab Menuntut Ilmu
Akhirnya, yang ditunggu-tunggu dimulai juga. Udah penasaran banget sama Institut Ibu Profesional dari dulu, mengingat profil founder nya, Ibu Septi Peni Wulandani yang sangat inspiratif terutama dalam hal mendidik anak. Saat pertama kali perkuliahan dimulai secara online, saya melihat fasilitator (dr. Alfa Adistia Afandy) dan pesertanya adalah pribadi-pribadi yang berkualitas sehingga mampu…
View On WordPress
0 notes
lembaraksara · 7 years
Text
Memulai Belajar Islam dari Awal Penciptaan dan Pernikahan
*KULWAP di salah satu group WA*
Kita lahir di mulai dari pernikahan, dan kualitas pengasuhan kita di waktu kecil sangat mempengaruhi karakter kita saat ini, bagaimana kedua orangtuanya kita memahami fitrah dalam pernikahan ?
Pernikahan adalah sebuah akad perjanjian atas nama Allah yang berbeda dengan akad lainnya, ia hanya sama nilai nya dan sama namanya dalam Al Qur'an dengan perjanjian antara Allah dan RasulNya, yakni Mitsaqan Ghalizhan.
Ada nilai Risalah di dalamnya dan ada nilai dakwah di dalamnya serta ada nilai tarbiyah / pendidikan di dalamnya. *Yang semuanya bermula dari Allah, untuk Allah dan mengikuti syariat dalam menjalankan takdirNya* dengan kata lain, nilai tarbiyah (pendidikan), nilai dakwah (mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran). Dan nilai Risalah dalam pernikahan itu adalah FITHRAH BERTAUHID.
Allah menciptakan seluruhnya dengan segala takdirnya, Allah menciptakan manusia mati menjadi hidup, dan diuji siapa yang menggunakan segala potensinya untuk melakukan amal yang terbaik dengan memilih opsi yang terbaik dalam alur garis kehidupan nya, *Ahsanu 'amala*.
تَبٰرَكَ الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ ۙ  
Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,
اۨلَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ  عَمَلًا   ۗ  وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ ۙ  
yang menciptakan mati dan hidup, *untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya*. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun,
Q.S 67.Al-Mulk : Ayat 1-2
Menguji Tauhid kita.
Dan Allah yang mengeluarkan Kita dari perut ibu tanpa tahu apapun, Allah berikan Potensi pendengaran penglihatan dan aqal yang murni agar kita bersyukur. Bersyukur dengan mengikuti segala sesuatu, memilih opsi dalam kehidupan atas dasar ilmu, karena dengan itu kita akan bertanggungjawab.
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْــئًا  ۙ  وَّ جَعَلَ لَـكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصٰرَ وَالْاَفْـِٕدَةَ    ۙ  لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan *Allah* mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu *pendengaran, penglihatan, dan hati nurani*, agar kamu ber *syukur*.
Q.S 16.An-Nahl ayat 78
وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ    ۗ  اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤٮِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu tanpa *ilmu*.  Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta *pertanggungjawabannya.*
Q.S 17.Al-Isra' ayat 36
وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًا   ۚ  اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا
Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.
Q.S 17Al-Isra'  ayat 37
كُلُّ ذٰ لِكَ كَانَ سَيِّئُهٗ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوْهًا
Semua itu kejahatan sangat dibenci di sisi Tuhanmu.
Q.S 17.Al-Isra' ayat 38
Untuk dapat ilmu dan hikmah, rendahkan hati jangan sombong. Karena kedua nya itu (tanpa ilmu dan sombong) adalah kejahatan yang sangat dibenci oleh Allah. 
Ilmu tauhid dan adab serta pilar pernikahan  dulu baru menikah,
Ilmu mendidik anak dalam Islam dulu serta terapannya sebelum memiliki anak.
Iman sebelum adab, adab sebelum ilmu, ilmu sebelum amal. (Salafushsholih quote)
Dan menurut Ibnul Qayyim Al jauziyah, ada dua ilmu yang penting untuk dipelajari sebelum ilmu lainnya, yakni *ma'rifatullah* (mengenal Allah, Tauhid) dan *ma'rifatunnafs* (mengenal diri sendiri). Dua ilmu ini yang penting dalam mengarungi kehidupan.
Maka mengajarkan anak mengenal Tuhannya (ilmu TAUHID) adalah hal yang sangat penting , begitu juga bersyukur dengan mengenal potensi anak agar potensi itu berkembang sesuai dengan fithrah Nya, Agar digunakan sesuai aturan dan adab dari Allah adalah bagian dari bertauhid itu sendiri.
Ada pun sekolah formal beserta perangkatnya adalah lembaga pendidikan akademis dan karakter bersama sebagai sarana bersosialisasi, belajar bersama dan sama sama belajar, untuk mendidik anak anak kita mengekspresikan adab adab nya dalam menuntut ilmu, baik kepada guru maupun kepada murid lainnya.
Bantulah guru dengan menyiapkan adab adab anak kita di kelas dan di hadapan guru. Seperti yang termaktub dalam kitab adab menuntut ilmu, ta'lim muta'alim.
Jadikan sekolah sebagai sarana bukan tujuan, sarana pembelajaran bagaimana mengekspresikan hasil pendidikan adab selama  7 tahun pertama (masa hadhonah dan thufulah) ke masa 7 tahun kedua, masa ingin tau yang tinggi (masa tamyiz) dan masa pendisiplinan diri (masa amraad, murid yang siap digurui, diberikan sanksi dan menerima konsekuensi), agar anak siap di masa wajib belajar formal 15 tahun (menurut diknas) atau siap memasuki masa dewasa awal, yakni masa taklif (bertanggungjawab pada dirinya sendiri, masa 7 tahun ketiga, masa anak sebagai sahabat).
*Sudahkah kita siapkan anak anak kita dengan tauhid dan adab, untuk memudahkan proses pembelajaran berjama'ah secara formal di sekolah formal ?*
Kasihilah yang di bumi
Maka engkau akan dikasihi yang di langit.
Mudahkan urusan orang lain, moga Allah permudah urusan kita sendiri.
#bantuguru
#saveguru
#adabmenuntutilmu
#anakadalahamanah
#tanggungjawabayahbunda
Semoga guru semakin profesional dan yayasan lembaga pendidikan serta dinas pendidikan semakin bertanggung jawab pada ayahbunda murid dan guru.
Sehingga negeri ini penuh barokah, karena beradab dalam pendidikan.
Aamiin.
Fadli Riza atau Abahlilik l jejakjiwA islamic parenting coach, bukan seorang ustadz , hanyalah seorang pembelajar Islam dari awal secara sederhana.
Kulwap ini sebagai pengantar kita saat melingkar kemarin. MasyaAllah ya, betapa ilmu itu sangat penting sebelum kita mengamalkan sesuatu, karena ilmu itu sebagai pedoman, landasan, petunjuk sebelum kita bertindak, agar apa yang kita lakukan itu benar, tidak ngawur/ asal-asalan dan sesuai dengan tuntunan Assunah. 
Nah, bagi semuanya yang masih singlelillah, yuk perbanyak mencari ilmu. Allah belum mempertemukan kita dengan separuh dien kita karena Allah ingin memberi waktu kepada kita untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. menyiapkan ilmu untuk para mujahid-mujahidah kecil kita agar kuat keimanannya, agar baik akhlaqnya, dan menjadi khoirunnas. Semua itu dimulai  dari diri kita untuk mempersiapkan mereka dengan sebaik-baiknya. 
Menikah itu artinya kita mendapatkan dua pintu yaitu pintu sebagai istri dan pintu sebagai ibu. Harus sudah siap memerankan 2 peran tersebut. Terkadang banyak yang hanya siap sebagai istri saja, sehingga ketika mempunyai anak, sang ibu bingung, masih melakukan trial and error untuk mendidikan anaknya. Ingatlah wahai calon ibu bapak bahwa anak itu adalah amanah dari Allah maka didiklah dengan sebaik-baiknya, dan jagalah amanah itu dengan baik agar kelak ketika ditanya oleh Allah kita bisa mempertanggungjawabkan amanah yang telah dinberikan tersebut.
semangat menuntut ilmu :)) 
0 notes
dewiemy · 10 years
Text
Sebuah Nasihat Seorang Guru
🐝Dia yang beradab tinggi dalam menasehati🐝 Tingkat kebutuhan kita terhadap nasehat... Sering kali berbanding terbalik dengan rasa suka hati terhadapnya. Kadang kita fasih bicara, tapi gagap beramal. Maka ba’da iman dan amal shalih, hidup saling mendo’a dan mengingatkan itu jelita. Iman menuntunmu menasehati kawan yang keliru. Tapi syaitan membisikkan cara penyampaian yang membuat jauh dari kebenaran. Orang berilmu menjaga lisannya karena Allah Jika takjub pada bicaranya, dia diam. Jika takjub pada diamnya, dia berbicara. (Imam Adz Dzahabi) Adalah Imam Ahmad, agung dalam mengamalkannya. Inilah yang dikisahkan Harun Ibn Abdillah Al-Baghdadi: Di satu larut malam pintuku diketuk orang. Aku bertanya, “Siapa?”. Suara di luar lirih menjawab, “Ahmad!”. Kuselidik, “Ahmad yang mana?” . Nyaris berbisik kudengar, “Ibnu Hanbal!” . Subhanallah, itu Guruku! Kubukakan pintu, dan beliau pun masuk dengan langkah berjingkat; kusilakan duduk, maka beliau menempuh hati-hati agar kursi tak berderit. Kutanya, “Ada urusan sangat pentingkah sehingga engkau duhai Guru, berkenan mengunjungiku di malam selarut ini?” . Beliau tersenyum. “Maafkan aku duhai Harun,” ujar beliau lembut dan pelan, “aku terkenang bahwa kau biasa masih terjaga meneliti hadits di waktu semacam ini. Kuberanikan untuk datang karena ada yang mengganjal di hatiku sejak siang tadi.” Aku terperangah, “Apakah hal itu tentang diriku?” Beliau mengangguk. “Jangan ragu,” ujarku,”sampaikanlah wahai Guru, ini aku mendengarkanmu.” “Maaf Harun,” ujar beliau, “tadi siang kulihat engkau sedang mengajar murid-muridmu. Kaubacakan hadis untuk mereka catat. Kala itu mereka tersengat terik mentari, sedangkan dirimu teduh ternaungi bayangan pepohonan. Lain kali jangan begitu duhai Harun, duduklah dalam keadaan yang sama, sebagaimana muridmu duduk.” Aku tercekat,tak sanggup menjawab. Lalu beliau berbisik lagi, pamit undur diri. Kemudian melangkah berjingkat, menutup pintu hati-hati. Masya Allah, inilah Guruku yang mulia, Ahmad bin Hanbal. Akhlak indahnya sangat terjaga dalam memberi nasihat dan meluruskan khilafku. Beliau bisa saja menegurku di depan para murid, toh beliau Guruku yang berhak untuk itu. Tetapi tak dilakukannya demi menjaga wibawaku. Beliau bisa saja datang sore, bakda Maghrib atau Isya yang mudah baginya. Itu pun tak dilakukannya, demi menjaga rahasia nasihatnya. Beliau lakukan juga agar keluargaku tak tahu , agar aku yang adalah ayah dan suami tetap terjaga sebagai imam dan teladan di hati mereka. Maka termuliakanlah Guruku sang pemberi nasihat, yang adab tingginya dalam menasihat menjadikan hatiku menerima dengan ridha dan cinta. Namun bagaimanapun, nasehat itu permata. Ada yang ditimpukkan ke muka, digenggamkan ke tangan, atau diselip ke saku bersama senyum. Pokoknya, ambil permatanya. ~ Salim A. Fillah~
0 notes