Tumgik
#Asami Terajima
tedxdejima · 3 months
Text
youtube
NOTE FROM TED: This talk contains some graphic images of war. TEDx events are independently organized by volunteers. The guidelines we give TEDx organizers are described in more detail here: https://storage.ted.com/tedx/manuals/tedx_content_guidelines.pdf
Asami Terajima chose to become a battlefield journalist during the Russian invasion of Ukraine. Through The Kyiv Independent, she continues to tell the truth about the battlefield. Asami Terajima is a reporter at the Kyiv Independent. She previously worked as a business reporter for the Kyiv Post focusing on international trade, infrastructure, investment and energy. Originally from Japan, Terajima moved to Ukraine during childhood and completed her bachelor’s degree in Business Administration at William Woods University in Missouri, U.S.A. She is the winner of the 2023 George Weidenfeld Prize, awarded for “excellent investigative and courageous research activities” as part of Germany’s prestigious Axel Springer Prize. This talk was given at a TEDx event using the TED conference format but independently organized by a local community. Learn more at https://www.ted.com/tedx
14 notes · View notes
cyberbenb · 2 months
Text
Asami Terajima: A toast to my fallen friends in Donbas
DONETSK OBLAST – Watching my friend Vitalii prepare grilled pork skewers during my latest trip to Donetsk Oblast in February, we were thinking about one thing: the summer days that we will never be ab Source : kyivindependent.com/asami-ter…
Tumblr media
0 notes
hibari-asamishiina · 7 years
Text
Impression
Story © Hibari-Asami Shiina
Daiya no A act ii © Terajima Yuuji
Kesan yang Koushuu dapat saat pertama kali melihatnya di lapangan itu adalah interesting.
 Bagaimana seorang pitcher pengganti yang hanya dengan beberapa lemparannya mampu mengubah seluruh atmosfer ーtidak hanya alur pertandingan tetapi juga suasana tim Seidou.
Awalnya Koushuu tidak terlalu niat melihat pertandingan antara Teitou melawan Seidou, namun ia terpaksa datang karena Taku memintaーmenyeretーnya untuk ikut. Meskipun begitu, Koushuu ingin melihat permainan yang dibuat oleh Ace Teitou ーMukai Taiyouー yang dijuluki sebagai Trickster dengan segala skenario-skenario yang dibuatnya. Furuya Satoru dari Seidou juga cukup menarik dapat membungkam pemukul lawan hanya dengan kekuatannya saja, terlebih lagi lemparan yang dilakukannya di akhir inning kelima, dimana lemparannya lebih cepat dan bertenaga dari yang sebelum-sebelumnya ーsepertiya mesinnya sudah mulai panasー. Hanya saja ketika memasuki inning keenam performanya menurun, lemparannya mulai menggila, tak ada satupun yang masuk zona strike, bahkan kekuatannya pun turun drastis. Mungkin fokus yang ia tunjukkan di inning sebelumnya telah menguap karena penundaan pertandingan yang sempat terjadi akibat hujan yang semakin lebat. Benar-benar tidak konsisten, sungguh sangat disayangkan.
Penggantian pitcher pun terjadi, tidak heran memang melihat performa Furuya Satoru yang buruk, tapi untuk mengganti pemain andalan dengan mudah merupakan hal yang sangat mengejutkan. Koushuu jadi penasaran dengan pelempar selanjutnya, bisakah pelempar baru itu mengatasi situasi buruk ini, dimana seidou tertinggal satu angka, dengan satu out, pelari di base dua dan hitungannya 2 ball. Dan Koushuu terkesan saat melihat seorang no-name pitcher mampu menghentikan momentum yang di dapat Teitou.
Sawamura Eijun.
Koushuu tau nama itu, nama yang pernah dilihatnya tertulis pada salah satu halaman sebuah surat kabar. Isinya mengenai hasil pertandingan antara Seidou vs Inajitsu, di dalamnya juga menyebutkan bagaimana Sawamura Eijun telah bermain dengan baik sebagai pitcher pengganti. Namun hanya sebatas itu, tidak lebih. Koushuu tak menyangka ternyata kemampuan dari seorang pitcher pengganti itu seperti ini, benar-benar di luar dugaan.
Seidou, ya.
"Sudah diputuskan"
"Ah, ya. Teitou juga sudah bermain dengan bagus, tapi-"
"Sekolah yang ingin ku masuki"
"eh?"
"Ayo kita masuk ke Seidou. Tadi aku hanya asal berpikir, akan masuk ke sekolah yang menjadi pemenang di pertandingan ini."
"Hanya itu?"
"Ya, hanya itu. Tapi ku rasa ini adalah pilihan yang tepat. Mereka juga memiliki dua pitcher yang menarik."
Ya, menarik. Terlebih lagi Sawamura Eijun.
Fearless adalah kesan kedua di dapatnya saat pertandingan Seidou melawan Yakushi.
 Dengan kondisi two-out dan runner berada di base satu dan tiga, pitcher mana pun akan merasakan tekanan yang luar biasa saat harus bermain dalam kondisi menegangkan seperti itu, apalagi menghadapi tim yang memiliki batter monster seperti Yakushi. Namun di sanalah ia berada, berdiri di atas gundukan di tengah lapangan tanpa rasa takut dan tertekan, bahkan setelah setelah kecolongan satu angka serta dengan barisan pemukul selanjutnya adalah clean-up.
Dia bahkan tidak gentar ketika menghadapi batter ke-empat ーTodoroki Raichiー yang telah memukul home-run di giliran sebelumnya, apalagi ada seorang runner. Dia juga tanpa ragu menggunakan lemparan change-up pada lemparan pertama dan keduanya kepada seorang pemukul kidal. Sudah jadi rahasia umum bahwa pelempar kidal tidak akan melemparkan change-up kepada pemukul kidal, karena lemparannya melebar ke zona dalam sehingga berbahaya karena mudah dipukul. Butuh keberanian yang tinggi untuk melakukannya.
Sehebat apapun pitchernya ーmeskipun dengan arahan dari seorang catcher jenius sekalipunー, mereka juga pasti akan berpikir dua kali ーkalaupun melakukannya pasti ada sedikit keraguan saat melemparnyaー. Tapi, pasangan battery satu ini sama sekali tidak ada keraguan, mereka saling mempercayai dan dengan keberaniaan tinggi menggunakan change-up kepada pemukul kidal ーmengabaikan teoriー, seolah-olah teori itu hanyalah angin lalu di mata mereka, teori yang tidak berguna. Mereka bahkan menggunakan lemparan lurus ーyang pernah dipukul oleh Todoroki Raichi sebelumnyaー sebagai lemparan penutup, dan berhasil membungkamnya.
Hal ini membuat Koushuu merinding, sekaligus membuatnya semakin penasaran tentang Sawamura Eijun. Penasaran seperti apa lemparan yang digunakannya, penasaran dengan bagaimana rasanya berpasangan battery dengannya di lapangan itu, yang dapat membuatmu bermain dengan sangat agresif dan mengabaikan teori-teori yang ada.
 Kesan selanjutnya yang didapatkan oleh Koushuu tentang Sawamura Eijun adalah no manners, noisy, and idiot.
 Koushuu tercengang ーmeskipun tidak kelihatanー, ketika melihat senpainya ーyang diam-diam ia kagumiー itu dengan berani menarik kerah baju dan memaki-maki Miyuki Kazuya yang merupakan catcher utama dan juga kapten tim, bahkan di hadapan member baru. Koushuu sendiri meskipun tidak menyukai Miyuki Kazuya, dia tidak akan berbuat jauh seperti itu, palingan juga cuma memberi deathglare dan berharap tatapannya itu dapat membunuh Miyuku Kazuya yang selalu menampilkan senyum mengejek kepadanya ーpurely Koushuu's imaginationー.
Koushuu juga baru tau jika senpainya itu berisik ーbahkan ketika berada dalam pertandinganー. Dengan bodohnya dia menyemangati tim dari bullpen, menasehati timnya bagaimana cara memukul, mengomentari tentang setiap hal yang dilakukan timnya, mengatakan protes agar Furuya-san turun dari gundukan dan digantikan oleh dirinya, bahkan ketika telah berada diatas gundukan pun ia tetap saja berisik ーsaking berisiknya Koushuu bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakannya meskipun sedang ramai penontonー.
Se-cheerfull apapun atau se-hyper apapun seorang pitcher, mereka juga tidak akan melakukan hal-hal bodoh ーseperti yang dilakukan senpainyaー apalagi ketika berada diatas mound. Hal ini juga mengingatkan Koushuu bahwa senpainya itu pernah melakukan tindakan yang sangat sangat bodoh dan memalukan pada kejuaraan Senbatsu. Dimana ia jatuh tergelincir saat melakukan lemparan, padahal ia baru saja masuk menggantikan Furuya Satoru.
Tidak seharusnya seorang pitcher bersikap bodoh seperti itu ketika pertandingan, itu hanya akan membuatmu semakin bodoh di mata lawan dan diremehkan. Meskipun Koushuu akan senang jika dapat membungkam semua orang yang meremehkan dengan skill yang hebat, tapi tidak juga dengan cara yang membuatmu terlihat sangat bodoh seperti itu. Seorang pitcher haruslah punya wibawa ketika berada di atas mound, dialah yang menguasai mound, dialah yang menentukan alur permainan. Itu sebabnya Koushuu sangat menyayangkan sikap senpainya yang tidak seperti seorang pitcher.
Orang berisik itu tidaklah jauh dari kata annoying.
 Koushuu seharusnya tidak melupakan hal itu, dan saat Koushuu mengingatnya semua sudah terlambat. Jika saja Koushuu selalu memegang teguh prinsip itu, mungkin Koushuu sudah lama menghindari senpainya ketika ia tau bahwa pitcher kidal tersebut adalah orang yang berisik. Okelah kalau hanya berisik saja masih bisa Koushuu tolerir, toh Koushuu juga sudah terbiasa ditemani dengan orang berisik ーTakuー. Tapi masalahnya senpainya itu berisiknya plus plus, mengoceh sana sini dengan suara bagaikan pakai toa, tanpa bisa direm, tanpa ada jeda apalagi titik koma.
Lakban, mana lakban.
Ingin rasanya Koushuu menyumpal mulut berisik itu. Saat sang senpai mulai berceloteh tentang makanan spesial milik keluarga Sawamura yang katanya dapat membuatmu cepat menghabiskan makananmu sendiri. Oh ayolah senpai, siapa juga sih orang yang bisa menghabiskan makanannya ketika mendengar hal begitu, apalagi jika makanan yang ada dihadapanmu itu masih menggunung. Bukannya dihabiskan, justru malah jadi enek.
Senpai, bisakah kau tidak lebih mengganggu dari ini dan segera keluar, atau setidaknya duduk diam dan berhenti berceloh? Tidak taukah senpainya ini kalau Koushuu sedang bad mood? Bukan hanya karena tidak terpilih jadi tim reguler tetapi juga gara-gara si mata empat yang selalu mengejeknya karena ia tidak dapat menghabiskan makanannya ーhanya Koushuu PoV ajaー. Koushuu akan menghabiskannya, sehingga orang itu tidak akan pernah meremehkannya lagi, Koushuu juga tidak boleh kalah dari Taku yang sudah bisa menghabiskan makanannya dan juga tidak boleh tertinggal dari yang lainya. Oleh karena itu, Koushuu butuh ketenangan untuk menghabiskannya dan berharap bahwa senpainya akan segera berhenti bicara dan pergi dari ruang makan ini. Ha, tapi sepertinya Koushuu harus membuang harapan itu jauh-jauh, karena ia tau saat mulut itu terbuka hanya Tuhan sajalah yang tau kapan mulut itu akan berhenti.
"Ketika kau mencapai batas kemampuanmu dan berpikir untuk menyerah, dari pada bilang 'aku sudah tidak bisa lagi' lebih baik kau bilang pada dirimu sendiri 'aku masih bisa lanjut'."
TWITCH
Kata-kata itu.
Ah, Koushuu benci kata-kata seperti itu. Kata-kata yang tidak lebih dari sekedar lip service yang selalu mengingatkan Koushuu pada orang yang sangat dibencinya.
"Musuh itu sebenarnya ada pada diri sendiri. Jadi, kalian juga harus melangkah menuju puncak."
CUKUP.
"Bisakah kau diam."
Diamlah! Koushuu tidak ingin mengdengar lagi lebih jauh kata-kata menjijikkan seperti itu.
"….. Dan kami tidak butuh kata-kata murahanmu"
Koushuu tidak butuh kata-kata yang sama sekali tidak ada artinya, ia sudah muak dengan semua itu.
"Kau itu merusak pemandangan. Jadi, bisakah kau pergi dari sini, senpai?"
Hancur sudah image senpai yang selalu ia idamkan itu. Tak ingin lagi Koushuu memandang wajah di depannya dengan pandangan memuja seperti semula, yang ada kini hanyalah pandangan penuh rasa kecewa dan terluka, terlebih saat orang itu sama sekali tidak mengenalnya. Begitu tidak berharganya kah Koushuu di matanya? Apakah mata itu hanya tertuju kepada Miyuki Kazuya, sehingga ia tidak pernah mengingat bahkan menyadari Koushuu yang selalu berada di tempat yang sama, bahkan Koushuu sengaja mengambil tempat tepat bersebelahan dengan Miyuki Kazuya saat di bullpen agar jaraknya dengan sang senpai semakin menipis. Tapi apa yang Koushuu dapat, bukan hanya senpainya itu tidak pernah melirik ke arah Koushuu, mengetahui keberadaan Koushuu pun juga tidak.
Fine. Koushuu sudah tidak peduli lagi.
Fragile.
 Sawamura Eijun itu adalah seorang mood maker, bisa dibilang sebagai mataharinya Seidou. Apapun yang dilakukannya pasti akan mempengaruhi suasana tim.  Tak pernah sekalipun Koushuu membayangkan akan melihat punggung yang selalu bergetar karena tertawa itu kini bergetar karena berusaha memendam segala emosi yang ada ーmarah, kecewa, terkhianati, terabaikanー, aura hangat yang selalu terpancar kini telah berubah dingin penuh kesedihan dan begitu kesepian. Ingin rasanya Koushuu berteriak, berlari dan menghentikan Miyuki Kazuya ーkalau perlu Koushuu ingin sekali menonjok wajah tanuki ituー, karena telah membuat sang matahari(nya) meredup. Koushuu mengerti jika seorang Ace itu merupakan prioritas utama tim, terlebih lagi dengan kondisi Furuya Satoru yang sekarang, tapi tidak perlu mengesampingkan pitcher lain apalagi sampai terang-terangan mengabaikannya. Setidaknya biarkan ia melempar sekali dua kali, dan Koushuu yakin senpai berisik itu tidak akan terlalu memikirkannya ーpalingan juga misuh-misuh karena tidak dapat melempar banyakー tapi itu lebih baik.
Pemikiran Koushuu terusik ketika Yui Kaoru ーrivalnya sesama catcher kelas satuー meminta untuk dapat melihat latihan Furuya-san. Ah, senpai pasti merasa lebih tersisihkan ketika catcher kelas satupun lebih memilih sang Ace. Koushuu tahu dan mengerti apa yang tengah senpai ーtercintanyaー itu rasakan, karena sejak awal melihatnya di atas mound, pandangan Koushuu tak pernah lepas dari sosok ceria itu. Meskipun tak ingin ia akui, tapi Sawamura senpai lah yang pertama kali selalu ia cari di manapun tempatnya, memperhatikannya, dan sering kali mencuri pandang. Koushuu tau mungkin ia sedikit sombong dan terlalu percaya diri untuk seorang anak baru, tapi ia yakin dari puluhan orang yang ada di tim ini, dirinyalah yang paling mengerti senpainya itu, jauh lebih mengerti terlebih jika dibandingkan dengan si catcher utama.
Nah sekarang, bagaimana caranya agar dapat membuat senpainya itu kembali lagi ceria. Mungkin ia bisa menawarkan diri untuk menangkap lemparannya, tapi mengingat kejadiaan beberapa hari lalu pasti senpainya itu merasa risih dan enggan dengannya. Atau mungkin ia bisa menyuruh Taku dan yang lainnya untuk menemani senpai latihan,  tapi jika begitu jaraknya dengan sang senpai tidak akan berkurang, dan membuatnya semakin tidak diakui sebagai seorang catcher.
Masa bodolah dengan apa yang akan terjadi nanti, yang jelas sekarang ia harus memberitahukan senpainya itu bahwa di sini masih ada yang mengakui eksistensinya sebagai pitcher yang hebat. Maka dari itu,
"Apa kau mau aku menangkap lemparanmu?"
hanya dengan cara inilah ia bisa memberitahukannya sekaligus memberi kesan kepada sang senpai jika ia juga seorang catcher yang dapat diandalkan.
Skillfull.
 Dari dulu Koushuu sudah tau kalau pitcher dihadapannya itu merupakan pitcher yang hebat. Sejak awal, perhatian Koushuu hanya tertuju pada Sawamura Eijun, bukan kepada Mukai Taiyou maupun Furuya Satoru. Koushuu bukanlah orang awam yang akan langsung terkesan hanya karena kekuatan lemparan seperti monster ataupun kecerdikan sang pitcher di dalam permainan. Ia akui bahwa mereka berdua merupakan pitcher yang menarik, tapi sama sekali tidak cukup untuk membuatnya merasa tertarik. Tapi hanya karena beberapa lemparan yang ーdari sisi penontonー tidak begitu istimewa mampu membuat insting Koushuu sebagai catcher menyala. Lemparannya tidak begitu cepat ーdan Koushuu yakin tidak lebih dari 130 kM/jamー, tapi entah mengapa para pemukul selalu saja terlambat mengayunkan tongkatnya. Mungkinkah lemparannya itu jauh lebih cepat jika dilihat dari batter box? Apakah formnya yang tidak biasa itulah yang menyebabkan bolanya menyebabkan para batter terlambat mengayun? Entahlah, Koushuu pun tidak tahu. Tapi satu hal yang pasti, bahwa pitcher itu bukanlah pitcher sembarangan, ia merupakan pitcher berbakat yang kemampuannya masih belum diketahui, dan Koushuu sangat tertarik untuk mengeluarkan seluruh kemampuan pitcher tersebut. Bukankah itu sudah menjadi sebuah tugas untuk seorang catcher, dan Koushuu pun sudah bertekad untuk melakukannya.
Dan di sinilah ia, berada di sebrang sang pitcher dengan mitt di tangannya. Koushuu tidak menyangka jika senpai akan memintanya untuk menemaninya pemanasan ーmeskipun awalnya Koushuu yang memintaー mengingat kini sang kapten tim sedang bebas. Bolehkah ia berharap jika senpainya itu sudah sedikit mengakuinya?
Satu.
Dua.
Tiga.
Ah, ternyata sang senpai memiliki kontrol bola yang sangat bagus, ia selalu melempar tepat ke tengah sarung tangan yang Koushuu pegang.
Empat.
Lima.
Enam.
Lemparan itu kini menjadi semakin cepat.
Tujuh.
Delapan.
Sembilan.
Bisakah waktu berhenti saat ini juga, Koushuu tidak ingin momen yang sangat berharga ini berakhir begitu saja.
Sepuluh.
Sudah berakhirkah? Tidak bisakah senpai melempar lebih banyak lagi? Bolehkah Koushuu memintanya lagi?
"Kau ingin menangkapnya lagi bukan? Kalau begitu ambil alat pelindungmu dan juga maskernya."
Tch, Koushuu sangat tidak suka dengan orang itu yang seolah-olah bisa membacanya, dan kini memerintahnya dengan seenaknya. Tapi Koushuu akan mematuhinya kali ini, hanya kali ini, demi dapat menangkap lemparan dari senpai pujaannya itu.
"Aku sarankan agar kau benar-benar fokus, lemparannya itu jauh lebih menyusahkan dibandingkan dengan Furuya-san. Baru kali ini aku melihat lemparan yang sulit untuk ditangkap."
Berisik. Tanpa diberi tau pun Koushuu sudah tau akan hal itu. Dengan kemampuan senpainya yang hebat, tidak mungkin senpainya akan membuat kesalahan mengingat kontrol bolanya yang tadi ditunjukkan sangat bagus. Kalaupun ia melakukan kesalahan, beberapa kemungkinan yang terpikirkan oleh Koushuu adalah senpainya belum menguasai lemparan tersebut, dan jika melihat kemampuannya bisa dipastikan jika lemparan itu adalah lemparan baru yang hanya dapat dikuasai oleh senpainya seorang. Oleh sebab itu, setelah Koushuu memutuskan masuk Seidou ia selalu berlatih keras agar ia dapat bersanding dengan sang senpai tanpa harus membuat sang senpai menahan diri. Dan sekarang, waktunya Koushuu tunjukkan hasil latihannya selama ini.
Beautifull.
 Entah berapa kali Koushuu melihat sosok itu melempar dari bangku penonton, melihat gayanya melempar yang nanti akan dibawanya ke dalam mimpi, dan kini ia akan melihat sosok itu melempar dari dekat. Tidak hanya itu, dia jugalah yang akan menangkap lemparan yang selama ini selalu ia impikan. Terpisahkan sejauh delapan belas meter, Koushuu melihat sosok berbeda dari yang biasa diperlihatkan senpainya. Aura orang bodoh yang selalu menguar darinya kini hilang bergantikan dengan aura seorang pitcher sesungguhnya, seolah-olah pribadi bodohnya itu tidak pernah ada, yang ada hanyalah sosok seorang Ace masa depan. Wajah konyol yang biasanya terpatri, kini dihiasi dengan seringai penuh percaya diri, serta netra coklatnya berubah menjadi golden eyes penuh ambisi.
Tch, inikah pemandangan yang selalu dilihat oleh Miyuki Kazuya? Jujur saja, setelah melihat pemandangan indah ini, Koushuu tidak ingin menyerahkan posisi terbaik ini pada siapa pun. Dan untuk memastikan hal itu, pertama-tama ia harus masuk ke tim reguler terlebih dahulu dan menjadi pasangan battery bagi Sawamura-senpai. Tapi sebelum itu, Koushuu harus berlatih lebih keras lagi agar dapat menjadi pasangan yang terbaik bagi sang senpai. Dengan kemampuannya saat ini ーyang bahkan tidak dapat berkutik sedikitpun untuk menangkap lemparan overhaulー, ia belumlah pantas untuk bersanding dengan orang sehebat senpai. Koushuu berjanji akan menjadi lebih kuat dan tidak kalah dari siapaapun, baik dari Yui Kaoru, catcher lain maupun dari Miyuki Kazuya.
Sudah ditentukan.
Koushuu akan menjadi catcher yang terhebat dan melampaui Miyuki Kazuya, dan Koushuu jugalah yang akan memberikan nomor punggung berangkakan satu kepada sang senpai dan membuatnya menjadi pitcher nomor satu dan diakui di Jepang.
Ya. Koushuu akan melakukannya.
Tidak.
Hanya Koushuulah yang dapat melakukan semua itu untuk sang senpai tercinta.
FIN
3 notes · View notes
cyberbenb · 7 months
Text
The Kyiv Independent journalists win '25 under 25: Young and Bold' media award
The Kyiv Independent’s journalists Anastasiia Lapatina and Asami Terajima received the “25 under 25: Young and Bold” media award for emerging media creators. The 25 laureates of the prize were announc Source : kyivindependent.com/the-kyiv-…
Tumblr media
0 notes
cyberbenb · 8 months
Text
Kyiv Independent journalist named winner of Kurt Schork Award in International Journalism
Kyiv Independent journalist Asami Terajima is the winner of the 2023 Kurt Schork Local Reporter Award, the Thomson Reuters Foundation announced on Oct. 3. Terajima regularly reports from the front lin Source : kyivindependent.com/kyiv-inde…
Tumblr media
0 notes
cyberbenb · 10 months
Text
Endless Russian assaults near Kreminna test Ukraine’s defenses
Tumblr media
Editor’s note: The Kyiv Independent is not disclosing the full names or deployed positions of the Ukrainian soldiers interviewed in the story due to security concerns amid the ongoing war.
Donetsk Oblast – The narrow, partly destroyed road through the Serebrianskyi Forest in the northern part of Donetsk Oblast is constantly targeted by Russian artillery, tank, mortar, and rocket fire.
The road is one of the very few pathways Ukrainian troops can still use to reach their front-line positions near the Russian-occupied town of Kreminna on the Lyman axis.
“The fire is so dense that if they wanted to, they could hit everything,” said Vitaly, a 27-year-old acting platoon commander with the 63rd Separate Mechanized Brigade, while driving to the front-line position through the forest. “They are throwing all they have at us."
For Ukrainian troops near Kreminna, the task is to hold on to positions as long as possible while hoping their comrades deliver results on other axes where the Ukrainian counteroffensive is ongoing.
Here, just a few hundred meters away, Russian forces are on the offensive. And they are intensifying their artillery fire and approaching Ukrainian positions, according to soldiers on the spot.
Soldiers who spoke with the Kyiv Independent said that despite constant assaults, Russian troops have only advanced about 500 meters over the past two months – the distance of roughly five football fields.
It’s a push and pull, the soldiers say. The Russians are always looking for weak points.
Russians have been amassing forces in the northeast over the recent weeks, with the Ukrainian military reporting that Moscow has gathered over 100,000 personnel, more than 900 tanks, 555 artillery systems, and 370 rocket systems in the northeastern Lyman-Kupiansk direction.
The soldiers with the 63rd brigade, stationed here, say it has been a challenge to hold on with very few resources – an ongoing problem that has only worsened with time.
“There are not enough evacuation cars. Not enough thermal imagers,” Vitaly said. “Not enough people – that is the primary problem."
Tumblr media
Vitaly (3rd from the left), a 27-year-old acting platoon commander with the 63rd Mechanized Brigade, poses for a photo with his comrades at a position on the first line of defense near the Russian-occupied town of Kreminna on July 23, 2023 (Asami Terajima/The Kyiv Independent)
Tumblr media
Soldier Dmytro, 59, receives a medical treatment after suffering a light concussion on the Kreminna front on July 23, 2023. (Asami Terajima/The Kyiv Independent)
Trench forest
The Serebrianskyi Forest, now riddled with trench lines, was already gone when Vitaly’s 63rd Separate Mechanized Brigade was transferred to the Kreminna front from Bakhmut in March.
The soldiers said that their experience fighting near Kreminna has been tough because there is nowhere to hide – especially compared to Bakhmut, a city in Donetsk Oblast once home to 70,000 people, which had many high-rising buildings that defenders used to shelter. It slowed down the siege of the city, ultimately stretching it to 10 months.
Near Kreminna, the bare, burned-down trees make it easy for both Ukraine and Russia to spot each other’s equipment and infantry positions – a major headache for both sides.
Russia is sending waves of assault groups of up to 10 people, attacking from various directions. Ukrainian soldiers say that Russians had a brief pause in the attacks in June, but got back at it again in July – increasing their frequency and intensity.
Before each assault, Russian forces use aerial reconnaissance drones to locate Ukrainian positions. They also send small infantry groups to gather information, such as to observe break schedules and how rotation works – and sometimes begin shooting to find Ukrainian positions based on the return fire.
Russian snipers also operate nearby, especially at night, targeting Ukrainian positions.
Inside Ukraine’s costly mission to grind down Russia near Bakhmut
Editor’s note: The Kyiv Independent interviewed a few dozen soldiers deployed near Bakhmut and visited their positions in late May and early June. The soldiers are identified by their first names or call signs for security reasons amid the ongoing Russian war in Ukraine. NEAR IVANIVSKE VILLAGE, Don…
Tumblr media
The Kyiv IndependentAsami Terajima
Tumblr media
Once the intelligence assessment is over, artillery, tank, mortar, and Grad rockets begin bombarding Ukrainian positions. The Russian assault groups always have enormous artillery support, the soldiers said.
Cluster munitions are also used regularly, according to them.
Artillery stops firing only when Russians are already nearby – leading to a close-range shooting battle.
The Russian assault soldiers can shoot just as well as the Ukrainians, making it an equal fight, according to 59-year-old soldier Dmytro.
Vasyl, a 29-year-old infantryman from Lviv, said it’s extremely difficult because Russia often jams the radio connecting the front-line positions to the headquarters during assault operations.
Even if the Russians don’t completely shut off the radio network, missing a few words of the command can be detrimental, he said.
“Some information comes in, some doesn’t come at all. Every word from the radio is important information,” Vasyl said.
While his unit has been able to hold the position thus far, Vasyl said it had taken a heavy toll near Kreminna.
When they arrived at the Kreminna front in March, his unit had 80 infantrymen – though an infantry company should have 100-120 people, according to Vasyl.
And five months into the fighting, the unit had 34 active service members – the rest were killed, severely wounded, or missing, he said.
Denys, an infantryman with the Dnipro Battalion who was also deployed in the area, said the only thing that helps survive is digging deep into the ground.
According to Denys, it’s almost impossible to prepare a very good dugout in the forest, and there are other complicating factors as well – rain, mud, and mosquitoes.
“Sometimes, the mosquitoes are more annoying than the Russians,” he joked.
“The survival chance of infantry in urban conditions is higher than in the forest,” Denys said. “It’s easier to be killed in the forest. There is no place to hide."
Tumblr media Tumblr media
Soldiers with the 63rd Mechanized Brigade fire a 120 mm mortar shell at a target given by their commanders on July 23, 2023. (Asami Terajima/The Kyiv Independent)
Fighting with little resources
Russia has outgunned Ukraine throughout the entire war.
Now, with Ukraine concentrating a magnitude of firepower on the southern and eastern fronts, soldiers near Kreminna are facing an unprecedented lack of manpower and fire support.
This leads to stretched hours on the front line – with 59-year-old Dmytro saying that he stood 22 days on the first line of defense without rotation or a proper break.
The assaults and artillery fire are endless. “We defend, they back off, and then again artillery begins working, and it’s like that constantly,” Dmytro explained.
Vitaly, who helps evacuate the injured, says some of the losses could have been avoided if there were more armored vehicles that could get close to the positions through the forest.
Another problem is with thermal imagers: Each position only has one device, bought by either soldiers or volunteers, while it needs two or three, soldiers say.
The soldiers add that communication appears to be poor, with their own fire support often hitting close to their trenches.
Mortarmen Serhiy and Anton with the 63rd brigade, who are located over a kilometer back, say that it is difficult to hit the required target as Russian infantry stands close to Ukrainian positions.
Aerial reconnaissance is key in this regard, the two point out.
The more fire support the infantry has, particularly heavy artillery, the better they will be protected because the Russians would be afraid to bring their equipment closer, Serhiy said Ukrainian soldiers in all parts of the front line have consistently said they don’t have enough.
Russians, they said, always seem to have an endless supply of men, ammunition, and equipment.
Ukraine’s counteroffensive lurches forward: Key moment looms as more forces committed
Fresh videos of Western-made armor rolling across open fields, a new settlement liberated, and a lot of noise on Russian military blogger Telegram channels heralded to the world on July 28 that the Ukrainian summer counteroffensive had upped its gear. Almost eight weeks into the long-awaited operat…
Tumblr media
The Kyiv IndependentFrancis Farrell
Tumblr media
______________________________________________________
Note from the author:
Hi, this is Asami Terajima, the author of this article.
Thank you for reading our story. Despite fending off intensifying Russian offensive with limited resources, the way the soldiers supported each other touched my heart. To help the Kyiv Independent continue telling stories that may otherwise be untold, please consider becoming our supporter.
0 notes