Tumgik
#Jam Bumi datar
iiftaa · 1 year
Text
tulis
kalau ingin dibuat daftar lengkapnya, semua orang mungkin akan bingung sendiri melihat kita yang tidak memiliki kemiripan sama sekali.
aku yang tumbuh mendengarkan vierratale, kamu yang bahkan baru tau ada band bernama vierratale beberapa bulan lalu. aku yang terlampau buta kalau membicarakan kartun jepang, kamu yang bahkan mengigau saat tidur memanggil-manggil nama itoshi rin. aku si anak ipa yang percaya kalau bumi berputar selama 24 jam selama 365 hari (atau 366 hari saat tahun kabisat), dan kamu si anak ips yang sebenarnya tidak peduli bumi itu bentuknya bulat atau datar, yang kamu pedulikan hanya bagimana cara masuk isekai.
tapi anehnya, duniaku berhenti berputar 12 bulan lalu.
aku hampir tidak bisa mengingat ke arah mana aku berjalan saat itu.
sebenarnya, semua masih berjalan seperti biasanya, hampir tidak ada yang berubah selain jadwal tidurku yang berantakan. seluruh organ di dalam tubuhku memekik, “perhatikan jam biologis tubuhmu!” lantas, hari-hariku selanjutnya diwarnai dengan kantong mata yang menghitam.
sampai suatu malam, ada panggilan video masuk ke laptop yang kubiarkan menyala namun tidak ku sentuh sama sekali.
setelahnya, malam-malam panjang yang tadinya kulalui sendirian itu (ya, masih panjang dan sepi sebenarnya). namun, yang berbeda sekarang adalah aku ditemani oleh playlist lagu-lagu musisi jepang yang sebenarnya sangat asing bagiku, (eve, mosawo, vaundy, yorushika, one ok rock (oke, untuk yang satu ini aku cukup familiar). semua lagu itu sudah kamu urutkan berdasarkan moodnya dan kamu simpan di dalam playlist yang kamu namai lstr (sampai sekarang aku masih belum mengerti apa artinya).
singkatnya, kamu hadir.
perlahan, angin sepoi-sepoi yang sudah lama tidak melewati sela jariku, kini terasa kembali. apa duniaku sudah berotasi lagi?
aku rasa, daftar lengkap perbedaan yang kita miliki itu masih menyisakan jalan panjang yang menunggu untuk dihiasi. padahal, tadinya kukira sisa halaman yang kosong itu memang berperan sebagai penanda kalau kisahku tidak akan dilalui bersama kamu. ternyata, ceritanya hanya belum selesai dituliskan.
kita lengkapi yang rumpang bersama, ya?
1 note · View note
ammanmin · 6 days
Text
Manfaat Tembaga untuk Industri dan Sehari-hari
Manfaat tembaga sangat beragam dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk konstruksi bangunan, kabel listrik, kendaraan bermotor, material telepon genggam, dan lainnya.
Tembaga adalah komoditas yang biasa didapatkan melalui pertambangan. Mineral ini memiliki nilai yang berharga dan menjadi salah satu kekayaan alam Indonesia. Komoditas tembaga merupakan salah satu komoditi non migas yang didukung oleh beberapa sektor industri dalam negeri, baik itu industri pertambangan, pengolahan, dan industri besar lain.
Pada 2017, menurut Deloitte, Indonesia merupakan penghasil pertambangan tembaga terbesar ke-11 dunia dengan kapasitas produksi setara 600.000 ton per tahun. Pertambangan tembaga merupakan salah satu industri yang mampu memenuhi produksi dalam negeri maupun ekspor.
Apa itu Tembaga?
Tembaga adalah logam lunak yang berwarna coklat oranye, populer sebagai logam pelapis yang bersifat dekoratif. Tembaga memiliki sifat penghantar listrik dan panas yang baik dengan titik didih 1085 derajat celcius. Pada titik didih tersebut, tembaga sering dipilih sebagai bahan yang cocok untuk pembuatan kabel listrik, kawat, dan berbagai macam aplikasi lain yang sering kita jumpai untuk mengalirkan arus listrik.
Tembaga juga mampu disambung sehingga cocok untuk menjadi bahan pembuatan pipa yang digunakan untuk sistem pemanasan. Sebagai unsur logam, mineral ini ulet dan mampu tempa. Tembaga memiliki sifat konduksi panas dan elektrik yang baik dan juga sifatnya yang tahan korosi atau biasa disebut dengan antimicrobial. Walau demikian, tembaga termasuk dalam logam yang jarang ditemui di alam, hanya sekitar 0,1% yang terdapat di dalam kerak bumi.
Ciri-Ciri Tembaga
Manfaat Tembaga untuk Ragam Industri
Secara manfaat, tembaga termasuk yang mudah difabrikasi. Untuk kawat, pipa, lembaran, dan lainnya. Tembaga bisa menjadi bahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari. Dia juga punya sifat tahan korosi dan mampu menjadi konfuktor termal dan listrik.
Beragam alat listrik dan rumah tangga dapat dimanfaatkan dari tembaga. Bisa dibilang, hampir semua alat rumah tangga, terutama yang berhubungan dengan alat listrik terbuat dari tembaga karena logam ini memang sangat baik dalam menghantarkan listrik.
Konstruksi Bangunan
Seiring berkembangnya industri dan konstruksi, permintaan penggunaan baja tulangan yang berlapis tembaga semakin meningkat.
Baja pipih yang berlapis tembaga merupakan sejenis baja olahan yang berciri datar dan berlapis film tembaga, ini akan terbentuk di permukaan setelah pelapisan listrik. Batangan datar berlapis tembaga itu digunakan dalam beragam aplikasi di industri kelistrikan, konstruksi, dan perbaikan rumah.
Semakin maju ilmu pengetahuan dan teknologi ke depan maka penerapan baja lembaran berlapis tembaga akan semakin meluas.
Ke depannya, dengan terus majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, penerapan baja lembaran baja lapis tembaga akan semakin meluas. Pada saat yang sama dengan peningkatan standar hidup masyarakat, pemerintahannya di industri konstruksi dan dekorasi rumah juga secara bertahap meningkat.
Misalnya, produk baja pipih berlapis tembaga untuk dekorasi rumah dapat lebih memenuhi persyaratan ganda. Keindahan dan kepraktisan. Selain itu ia dapat digunakan untuk pembuatan bahan dekorasi bangunan yang memiliki kemampuan anti karat dan anti korosi lebih tinggi. Serta, dapat lebih melindungi keselamatan dan stabilitas bangunan.
Pagar dan Gagang Pintu
Jika kita lihat dan amati pagar dan gagang pintu di rumah, sebagian besar terbuat dari tembaga. Hal ini dikarenakan karena selain tembaga adalah bahan yang kuat tapi juga dapat membunuh kuman atau bakteri. Karena, virus tidak bisa hinggap di tembaga. Terutama dalam waktu yang lama.
Menurut laman Bobo, virus COVID-19 hanya bisa bertahan beberapa jam pada suatu benda yang terbuat dari tembaga. Maka, gagang pintu dari tembaga akan lebih tahan virus dibanding bahan lainnya.
Tembaga seperti memiliki antibodi, ini merupakan kelebihan yang sudah diketahui sejak lama karena ia memiliki kandungan antimikroba. Lebih unggul dari emas ataupun perak. Tembaga, tersusun dari atom yang spesifik. Dengan itu, kekuatan tembaga lebih ampuh untuk membunuh kuman maupun bakteri.
Tembaga juga punya elektron bebas di bagian luarnya. Karena itu, ia mampu menyerang bakteri dan kuman yang menempel pada permukaannya. Sementara kandungan ion pada tembaga, mampu menghancurkan bakteri.
Industri Tenaga Listrik
Pada industri tenaga listrik, batang tembaga menjadi bahan yang penting karena konduktivitas listriknya yang amat baik. Batang tembaga diperlukan untuk kabel, elektroda, dan kabel biasa yang digunakan dalam industri tenaga listrik.
Misalnya, batang tembaga sendiri dapat digunakan untuk pembuatan produk kabel bertegangan tinggi, batang grounding untuk peralatan listrik, belitan untuk trafo daya, dan lainnya.
Kabel Listrik
Kabel berbahan tembaga merupakan kabel yang berfungsi sebagai konduktor. Hal ini telah digunakan dalam kabel listrik sejak penemuan elektromagnet dan telegraf pada 1820an.
Ketika 1876, saat ditemukannya telepon, kabel tembaga juga mendapat permintaan yang banyak karena sifatnya sebagai konduktor listrik.
Kawat tembaga, digunakan dalam pembangkit listrik, transmisi daya, distribusi sumber daya, telekomunikasi, sirkuit elektronik, dan jenis peralatan listrik yang tak terhitung jumlahnya. Ia punya nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tembaga dalam kabel juga digunakan untuk membuat kontak listrik.
Kawat tembaga, digunakan dalam pembangkit listrik, transmisi daya, distribusi daya, telekomunikasi, sirkuit elektronik, dan jenis peralatan listrik yang tak terhitung jumlahnya. Ia punya nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tembaga dalam kabel juga digunakan untuk membuat kontak listrik.
Kabel listrik pada bangunan merupakan pasar penting bagi industri tembaga. Setidaknya setengah dari semua tembaga yang ditambang, digunakan untuk memproduksi kabel tembaga dan konduktor kabel.
Industri Transportasi
Seiring waktu, pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia berkembang cepat untuk membawa pengaruh oleh peningkatan penggunaan bahan bakar minyak. Sehingga polusi udara menjadi tak terelakkan.
Kendaraan bermotor ialah sumber terbesar emisi polutan yang berkontribusi untuk karbon monoksida polutan, yang mana dari tahun ke tahun tingkat polusi meningkat seiring dengan masifnya penggunaan kendaraan bermotor.
Para peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan bahwa instalasi kontrol emisi teknologi Catalytic Converters dapat dipasang di saluran gas buang. Catalytic Converter umumnya menggunakan jenis logam mahal sebagai katalis yang langka di pasar. Seperti palladium, platinum, dan rhodium.
Berdasarkan kenyataan itu, para peneliti membuat desain Catalytic Converter dengan menggunakan logam tembaga sebagai katalis. Ternyata, logam tembaga mampu digunakan sebagai katalis untuk menentukan efek emisi karbon kendaraan bermotor.
Penelitian menemukan bahwa Catalytic Converter tembaga dengan berbagai lapisan dan serat sebagai katalis mampu mengurangi emisi gas carbon dengan penurunan konsentrasi karbon sebesar 0,81%, dengan penggunaan tembaga setebal 0.25 mm.
Konsentrasi keluaran karbon sebagian besar dipengaruhi oleh perubahan dalam mesin dan kecepatan kendaraan, juga campuran udara yang memasuki ruang pembakaran. Secara umum, penggunaan Catalytic Converter tidak mempengaruhi performa mesin kendaraan.
Industri Pertanian
Tembaga dapat berperan dalam pupuk dan pertanian.
Tembaga menjadi salah satu dari delapan unsur hara mikro penting untuk pertumbuhan tanaman. Ia memainkan peran utama dalam produktivitas tanaman dan meningkatkan pertumbuhan tanaman seiring waktu. Tembaga bertindak sebagai asisten untuk melanjutkan respirasi, fotosintesis, dan fungsi tanaman lainnya.
Secara umum, tembaga digunakan untuk tanaman sebagai pupuk. Sumber alami tembaga adalah pupuk kandang, pestisida, dan biosolid. Pilihan ini mengandung sejumlah besar tembaga yang memainkan peran penting dalam kehidupan tanaman.
Sebagian besar tembaga diterapkan pada tanaman sebagai pupuk yang larut dalam air. Langsung larut pada permukaan dan daun tanaman. Selain itu, batuan dan pelapukan juga menambah kandungan tembaga pada tanah. Seperti air limbah, penambangan, dan peleburan juga menambah kandungan tembaga dalam tanah bagi tanaman.
Pembentukan Klorofil
Peran tembaga ialah sebagai booster dan elemen utama untuk menghasilkan klorofil. Pembentukan klorofil yang tepat mampu meningkatkan fungsi fotosintesis pada tumbuhan. Klorofil terlibat langsung dalam pembentukan ATP menggunakan tembaga. Hal ini bermanfaat untuk menyerap sinar matahari dan membantu pernapasan tanaman.
Metabolisme Protein dan Karbohidrat
Tanaman juga memerlukan sistem metabolisme protein dan karbohidrat. Protein ini digunakan di bagian tanaman dengan cara diubah melalui anabolisme. Selama fotosintesis, karbohidrat juga diserap di dalam tumbuhan. Ini adalah elemen penting untuk penyimpanan energi di dalam tanaman.
Fotosintesis
Dalam proses fotosintesis, tembaga memiliki peran yang penting. Ia menangkap jumlah sinar matahari yang tepat dan mengatur produksi unsur-unsur yang diperlukan untuk melanjutkan proses fotosintesis.
Aktivasi Enzim
Sebagian besar fungsi dan transformasi unsur dibentuk dengan bantuan enzim. Akan tetapi, sistem enzim harus memerlukan aktivasi untuk menjalankan tugasnya. Tembaga menyediakan energi aktivasi pada tanaman, membuat enzim dapat digunakan.
Sintesis Lignin
Beberapa fungsi dan struktur tumbuhan memerlukan kandungan lignin di dalamnya. Tembaga sendiri membantu pembentukan lignin di dalam tubuh tumbuhan. Lignin ini memberikan kepentingan struktural bagi tanaman.
Produksi Benih
Dari benih yang sehat maka akan menghasilkan tanaman yang sehat juga. Benih dibentuk menggunakan beberapa nutrisi penting. Tembaga, merupakan salah satu unsur utama yang dibutuhkan dalam konsentrasi tinggi untuk membentuk benih yang utuh.
Pematangan Buah
Tembaga menjadi elemen penting untuk pematangan buah. Selain itu, ia juga meningkatkan kualitas buah-buahan. Buah yang dihasilkan dengan adanya tembaga maka akan mengandung semua nutrisi penting yang sehat dan bergizi.
Berperan dalam Pembuangan
Dalam pembuangan, tembaga menjadi komponen terpenting. Pasalnya, tembaga meningkatkan produksi pembuangan pada tanaman. Kehadiran tembaga meningkatkan bunga tanaman. Hal tersebut juga berguna untuk penyerbukan.
Respirasi Tumbuhan
Respirasi tanaman Copper Impact penting bagi pertumbuhan karena melalui respirasi, tanaman mengambil kandungan karbon dioksida penting yang menjalankan berbagai fungsi dalam kehidupan tanaman.
Keseimbangan Serapan Unsur Hara Mikro Pada Tanaman
Tembaga juga penting dalam penyerapan mikronutrien dari tanah. Penyerapan atau adsorpso unsur hara di dalam tanah dilakukan dengan menggunakan air. Kehadiran tembaga bertindak sebagai komponen penting tanaman untuk penyerapan unsur hara mikro.
Jenis Pupuk Tembaga Paling Berguna
Tembaga oksi sulfat: Ini diformulasikan dengan pencampuran asam sulfat dan oksida tembaga untuk menghasilkan tembaga oksi sulfat. Pupuk ini tersedia dalam bentuk bulat/butiran. Pupuk ini juga bisa dicampur dengan air atau langsung diaplikasikan ke tanah. Selain itu, dapat digunakan dalam bentuk terlarut dengan pelarut yang sesuai untuk memberikan manfaat lebih bagi tanaman. Tapi, hal ini tidak direkomendasikan untuk pemanfaatan bentuk daun.
Tembaga Khelat: Nama ini mengacu pada mineral chelated. Pupuk ini berguna untuk pertumbuhan tanaman. Unsur tembaga tercampur dalam bentuk pupuk ini dengan mineral dan asam amino lainnya. Namun, pupuk ini tergolong mahal tapi kompatibel jika dibandingkan dengan pupuk lainnya.
Fungisida Tembaga: Pupuk ini berbentuk cair. Berguna untuk mengendalikan penyakit jamur pada tanaman. Juga berguna untuk diterapkan pada berbagai macam tanaman. Fungisida ini tidak larut dalam sebagian besar larutan. Pupuk ini sangat bermanfaat untuk melawan penyakit tanaman.
Tembaga Sulfat: Tembaga sulfat dibuat dengan kombinasi tembaga dan belerang. Produk ini biasanya ditemukan di sebagian besar asam anorganik. Pupuk ini larut dalam air dan dapat dimanfaatkan langsung di tanah kering.
Tembaga Oksida: Pupuk ini diterapkan langsung di dalam tanah karena sifat tidak larutnya. Ini mempengaruhi dan meningkatkan serapan akar melalui keberadaanya di dalam tanah. Mungkin sulit untuk menggunakanya karena beberapa di antaranya, pupuk memanfaatkan lebih banyak tanaman untuk menghadapi kelaparan. Kita bisa menggunakan pupuk dan air pembawa ini untuk menembus tanah agar mudah diserap oleh tanaman.
Industri Elektronik
Kumparan tembaga adalah komponen kelistrikan umum dengan banyak aplikasi di industri elektronik. Proses pembuatan kumparan tembaga semakin menarik perhatian. Lantaran teknologinya, memiliki proses yang sangat rumit. Sehingga memerlukan pemilihan peralatan pengolahan dan teknologi pengolahan yang tepat.
Partama, pengolahan kumparan tembaga memerlukan pemilihan yang baik. Biasanya dua bahan yang digunakan. Yakni kawat tembaga keras dan kawat tembaga lunak.
Kawat tembaga keras memiliki kekuatan lebih tinggi dan ketahanan korosi yang lebih baik. Juga cocok untuk digunakan pada induktor, motor, dan komponen instrumen canggih lainnya. Kabel tembaga lunak terutama digunakan dalam pembuatan peralatan listrik bertegangan rendah dan lebih mudah diproses.
Akan tetapi, karena keterbatasan daya dukung, luas penampang maksimumnya lebih kecil dibandigkan kabel tembaga keras. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih bahan kawat tembaga yang sesuai dengan peralatan dengan kebutuhan yang berbeda.
Kedua, pemrosesan kumparan tembaga memerlukan perawatan isolasi. Sebab, kumparan tembaga perlu diisolasi dari lingkungan luar selama penggunaan untuk menghindari bahaya yang disebabkan oleh kemungkinan arus yang tak terkendali.
Sesuai dengan kebutuhannya yang berbeda-beda, metode oksidasi kimia dan anodisasi dapat digunakan untuk perawatan isolasi. Seperti diantaranya oksidasi kimia yang mengacu pada pembentukan lapisan organik pada permukaan kawat tembaga, yang berperan sebagai pelindung dan juga dapat memperbaiki kerusakan permukaan pada kawat tembaga.
Anodisasi adalah lapisan oksida tembaga yang terbentuk pada permukaan kabel tembaga, yang dapat meningkatkan sifat isolasinya. Melalui perawatan isolasi, masa pakai dan keamanan kumparan tembaga dapat ditingkatkan.
Kemudian, pemrosesan kumparan tembaga memerlukan pemilihan peralatan dan proses pemrosesan yang sesuai. Peralatan pemrosesan umum mencakup mesin pemotong kawat CNC, pusat pemesinan CNC, dan mesin penggulung otomatis.
Teknologi pemrosesan mencakup mode otomatis dan mode manual. Mode otomatis dapat sangat meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan akurasi pemrosesan, dan mengurangi limbah material. Maka mode manual lebih cocok untuk pemrosesan kumparan tembaga kecil nan kompleks, yang memerlukan pemrosesan manual dengan cermat. Pemilihan peralatan dan teknologi pengolahan yang tepat dapat membuat pengolahan kumparan tembaga menjadi lebih mudah dan efisien, serta meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
Selama pemrosesan kumparan tembaga, faktor kualitas bahan dan peralatan juga perlu dipertimbangkan sepenuhya. Penting untuk menggunakan bahan berkualitas tinggi dan melengkapi proses dan peralatan yang sesuai untuk memastikan kualitas pemrosesan.
Pada saat yang sama, perhatian harus diberikan pada keselamatan produksi dengan langkah-langkah perlindungan lingkungan.
Singkat kata, teknologi pengolahan kumparan tembaga merupakan proses memanjang yang memerlukan pertimbangan komprehensif dari berbagai faktor seperti bahan pengolahan, teknologi pengolahan, dan peralatan pengolahan.
Selain itu, kertas tembaga dalam produk elektronik juga semakin lazim dalam beberapa tahun terakhir karena sifat unik dan kesebagunaannya. Foil tembaga, yaitu lembaran tembaga tipis yang telah digulung atau ditekan menjadi bentuk yang diinginkan, dikenal karena konduktivitas listriknya yang tinggi, ketahanan terhadap korosi yang baik, dan kemudahan fabrikasi.
Salah satu keuntungan penggunaan foil tembaga pada produk elektronik adalah konduktivitas listriknya yang tinggi. Sehingga memungkinkan transmisi listrik yang efisien dan andal. Oleh karenanya, foil tembaga merupakan pilihan ideal untuk komponen seperti kabel, konektor, dan papan sirkuit. Biasanya digunakan dalam peralatan listrik, perangkat medis, elektronik konsumen, serta aplikasi luar angkasa dan pertahanan.
Peralatan Listrik
Foil tembaga digunakan dalam produksi peralatan listrik seperti kabel, konektor, dan papan sirkuit. Contoh, kertas tembaga digunakan untuk membuat kawat pengaman pada mobil yang bertanggung jawab untuk menyalurkan listrik ke seluruh kendaraan.
Foil tembaga juga digunakan untuk membuat papan sirkuit komputer dan perangkat elektronik lainnya, ia bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mengendalikan aliran listrik di dalam perangkat.
Alat Kesehatan
Kertas tembaga digunakan dalam produksi perangkat medis seperti defibrilator, alat pacu jantung, dan stetoskop elektronik. Misal, kertas tembaga digunakan untuk membuat elektroda yang dipasang di dada pasien selama defibrilasi, prosedur penyelamatan jiwa yang digunakan untuk mengembalikan detak jantung normal.
Foil tembaga juga digunakan untuk membuat kabel yang menghubungkan alat pacu jantung ke jantung pasien, dan digunakan dalam pembuatan stetoskop elektronik, yang menggunakan sensor elektronik untuk memperkuat dan menyaring gelombang suara.
Elektronik Konsumen
Foil tembaga digunakan dalam produksi barang elektronik konsumen seperti ponsel pintar, laptop, dan tablet. Misal, foil tembaga digunakan untuk membuat papan sirkuit tercetak yang bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mengendalikan aliran listrik di dalam perangkat ini. Juga digunakan untuk membuat konektor dan kabel yang menghubungkan berbagai komponen di dalam perangkat.
Foil tembaga juga digunakan untuk membuat antena yang memungkinkan perangkat ini berkomunikasi dengan jaringan nirkabel.
Dirgantara dan Pertahanan
Foil tembaga digunakan dalam produksi sistem kedirgantaraan dan pertahanan seperti radar dan sistem komunikasi.
Contoh, foil tembaga digunakan untuk membuat papan sirkuit tercetak yang bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mengendalikan aliran listrik dalam sistem ini. Yang juga digunakan untuk membuat konektor dan kabel yang menghubungkan berbagai komponen dalam sistem. Foil tembaga juga digunakan untuk membuat antena yang memungkinkan sistem ini berkomunikasi dengan perangkat lain.
Selain itu, foil tembaga juga digunakan dalam berbagai produk elektronik lainnya. Termasuk sistem energi terbarukan, elektronik otomotif, dan sistem kontrol industri.
Hubungan antara foil tembaga dan produk elektronik didasarkan pada sifat dan kemampuan unik dari foil tembaga, yang menjadikannya bahan penting dalam produksi perangkat elektronik.
Konduktivitas listrik yang tinggi, ketahanan terhadap korosi, keserbagunaan, dan daya tahan foil tembaga berkontribusi pada keandalan dan kinerja produk elektronik, dan kemampuan produksi serta pemrosesannya memungkinkan produsen untuk menyesuaikan dan mengoptimalkan desain dan fungsionalitas produk ini.
Produksi dan pemrosesan kertas tembaga melibatkan berbagai langkah, termasuk pengadaan bahan mentah, peleburan dan pengecoran, penggulungan dan anil, serta pengendalian kualitas dan pengujian.
Langkah-langkah tersebut dikontrol dan dipantau secara cermat untuk memastikan produksi foil tembaga berkualitas tinggi yang memenuhi standar industri.
Tapi, bukan berarti itu tanpa tantangan. Perlu pertimbangan yang perlu diatasi terkait penggunaan foil tembaga pada produk elektronik, seperti biaya dan ketersediaan bahan mentah serta dampak produksi terhadap lingkungan.
Perlengkapan Masak
Wajan merupakan salah satu alat masak yang wajib ada di setiap rumah. Wajan tembaga mempunyai fungsi yang sama dengan wajan lainnya, yakni menggoreng, menumis, maupun memasak makanan berkuah.
Karena tembaga adalah penghantar panas terbaik, maka akan cocok untuk dijadikan bahan untuk membuat peralatan masak. Panasnya api menyebar sehingga masakan akan cepat matang dan tidak cepat gosong karena menggunakan bahan yang tebal.
Selain kelebihan itu, wajan tembaga masih memiliki kelebihan lainnya, yakni nilai ekonomis karena jikalau wajahnya rusak atau ingin mengganti ukuran dapat dijual kembali. Ini dikarenakan tembaga adalah salah satu logam yang memiliki nilai ekonomis tinggi walaupun dalam keadaan rongsokan. Sebab tembaga termasuk logam yang mudah didaur ulang.
Menurut laman Kilas Klaten, memasak dengan peralatan tembaga dapat memberikan manfaat kesehatan dan memperkaya nilai gizi makanan. Walau saat ini banyak yang menggunakan peralatan masak kaca, baja, dan bahan anti lengket yang nyaman untuk memasak lebih cepat, memasak dalam bejana seperti tembaga asli tidak hanya mencegah hilangnya nutrisi tetapi juga meningkatkan kekuatan dan kekebalan.
Menurut laman Kilas Klaten, memasak dengan peralatan tembaga dapat memberikan manfaat kesehatan dan memperkaya nilai gizi makanan. Walau saat ini banyak yang menggunakan peralatan masak kaca, baja, dan bahan anti lengket yang nyaman untuk memasak lebih cepat, memasak dalam bejana seperti tembaga tidak hanya mencegah hilangnya nutrisi tetapi juga meningkatkan kekuatan dan kekebalan.
Meningkatkan Kadar Hemoglobin dalam Tubuh
Memasak dengan peralatan tembaga mampu melepaskan senyawa yang disebut seng yang tidak hanya membantu pemurnian tubuh tetapi juga meningkatkan jumlah hemoglobin.
Meredakan Nyeri Sendi
Mengkonsumsi air dari pembuluh tembaga dapat membantu mengurangi nyeri sendi dan pembengkakan. Pembuluh tembaga cenderung memiliki sifat anti-inflamasi yang mempercepat metabolisme dan meningkatkan kadar kolagen dalam tubuh.
Membantu Menurunkan Berat Badan
Memasak dan makan dengan bejana tembaga mengurangi risiko obesitas, meningkatkan penglihatan mata dan menghasilkan melanin yang berguna untuk meningkatkan kesehatan kulit karena melindungi kulit dari sinar UV yang berbahaya.
Baik untuk Asma
Mengkonsumsi makanan yang terbuat dari peralatan tembaga membantu menyembuhkan penyakit seperti Asma. Jika tidak, seseorang juga dapat meminum air yang diawetkan dalam bejana tembaga untuk manfaat yang bertahan lama.
Mengurangi Resiko Infeksi
Perkakas yang terbuat dari tembaga menjaga makanan tetap hangat untuk waktu yang lebih lama yang juga melindungi sistem kekebalan terhadap penyakit sementara dan mikroba berbahaya.
Membantu Memperbaiki Pencernaan
Properti yang dibawa oleh peralatan tembaga membantu memenuhi pencernaan yang  sehat karena baik untuk memerangi masalah yang berhubungan dengan usus seperti gas, sembelit dan keasaman. Itu membuat perut bersih dan menyerap nutrisi yang baik dari makanan yang kita makan.
Ramah Hati
Peralatan Tembaga mengontrol BP dalam tubuh dan detak jantung. Mengkonsumsi makanan dari pembuluh tembaga diketahui bisa melawan kadar kolesterol jahat dan menurunkan hipertensi.
Pembuatan Alat Musik
Tembaga (Cu) merupakan unsur kimia logam yang memiliki nomor atom 29 dan berat atom 63,55 g/mol di dalam tabel periodik. Tembaga murni memiliki sifatnya halus dan lunak dalam bentuk unsur logam memiliki warna kemerah- merahan dan merupakan konduktor panas dan listrik yang baik, selain itu tembaga memiliki korosi yang cepat sekali.
Dalam bidang industri sebagian besar pemakaian tembaga dipakai sebagai kawat atau bahan sebagai penukar panas dalam pemanfaatan hantaran listrik dan panasnya yang baik.
Perunggu (Tin bronze) dengan komposisi 80%Cu-20%Sn umumnya digunakan untuk bahan instrumen musik salah satunya untuk pembuatan gamelan, karena paduan ini memiliki sifat mekanis yang baik, stabil dalam kondisi temperatur ruang, sifat akustik yang baik yaitu dapat menghasilkan suara yang panjang (low damping vibration)
Tembaga murni untuk keperluan industri dicairkan dari tembaga kemudian diproses dengan elektrolisis, sehingga dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam berdasarkan kadar oksigen dan cara deoksidasi, yaitu tembaga ulet, tembaga dioksidasi, dan tembaga bebas.
Suatu unsur yaitu tembaga membentuk larutan padat dengan unsur logam yang lainnya dalam area yang luas, dan dipergunakan untuk berbagai keperluan di bidang industri. Campuran untuk coran hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sama akan tetapi untuk memperbaiki mampu cornya dan mampu mesinnya memiliki komposisi kimia yang berbeda dalam beberapa komponen.
Tembaga membentuk larutan padat dengan unsur logam yang lainnya dalam area yang luas, dan dipergunakan untuk berbagai keperluan di bidang industri. Campuran untuk coran hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sama akan tetapi untuk memperbaiki mampu cornya dan mampu mesinnya memiliki komposisi kimia yang berbeda dalam beberapa komponen.
Sedangkan perunggu merupakan paduan antara tembaga (Cu) dengan timah (Sn) sebagai paduan utama.Paduan ini dikenal sejak lama oleh peradaban manusia.
High tin bronze merupakan paduan perunggu dengan komposisi 18%-22% wt Sn. Karakteristik paduan tembaga dengan timah mudah dicor dan mempunyai kekuatan yang lebih tinggi, ketahanan terhadap aus, memiliki damping capacity yang rendah, maupun ketahanan terhadap korosi.
Perunggu memiliki sifat damping yang rendah sehingga mampu bergetar lebih lama. Paduan perunggu dengan timah banyak digunakan berbagai komponen mesin, bantalan, pegas, dan coran artistik.
Bahan gamelan terbuat dari perunggu, paduan antara tembaga dengan timah yang memiliki damping capacity rendah. Pada diagram fasa Cu-Sn, dimana pada diagram tersebut ada delapan fasa yaitu α, β, ɣ, η, δ, ε, ξ, dan fasa Sn.
Fasa α merupakan struktur FCC (Face Cubic Centered) pada temperatur 520°C larut 15,8%Sn, dan apabila temperatur diturunkan batas kelarutan padatnya juga menurun, sehingga akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengendapkan fasa Sn.
Alat musik dari bahan tembaga memiliki ragam jenis dan variasi yang dipengaruhi oleh budaya dan kebutuhan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa alat musik dari tembaga yang paling terkenal. 
Gong
Gong merupakan alat musik yang memiliki sejarah panjang karena jika ditelusuri, alat musik yang satu ini sejak zaman dahulu sudah digunakan oleh masyarakat Cina, Vietnam, dan Indonesia. Para pengrajin tembaga membuat gong dari logam yang dilebur kemudian dicetak menjadi bentuk seperti yang bisa kita lihat.
Gong dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tongkat khusus. Gong banyak digunakan dalam berbagai upacara keagamaan dan perayaan musik tradisional, sehingga menjadikannya salah satu alat musik ikonik dan bersejarah. 
Saron
Alat musik dari tembaga yang terakhir ada saron. Saron adalah bagian dari alat musik gamelan yang diletakkan di atas wadah kayu berongga. Dalam gamelan gaya Surakarta, ada dua jenis saron yaitu saron slendro dan laras pelog. Saron dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan kayu yang dibentuk menyerupai palu. 
Saat memainkan saron, tangan kanan berguna untuk memukul lembaran logam menggunakan tabung sedangkan tangan kiri menekan lembaran logam yang dipukul sebelumnya agar bunyi dengung dari sisa pukulan sebelumnya bisa hilang. 
Simbal
Alat musik perkusi berbentuk lingkaran dan mempunyai berbagai varian dan ukuran merupakan salah satu elemen yang terpenting didalam sebuah drum set.
Simbal merupakan alat musik yang disebut juga alat musik perkusi dan sudah digunakan sejak zaman kuno. Simbal juga merupakan instrumen musik perkusi yang berbentuk lingkaran dan terbuat dari logam ataupun tembaga dan biasanya digunakan untuk meramaikan sebuah penampilan instrumen musik.
Simbal memiliki tonjolan pada bagian tengah yang berbentuk juga, namun berdiameter lebih kecil sekitar 1/2 atau 1/3 nya saja dan disebut bell. Untuk dibagian tengah simbal dilubangi untuk menopang pada stand simbal. ataupun sebuah tali yang biasanya digunakan untuk marching band.
Gamelan
Gamelan merupakan ansambel musik yang merujuk pada beberapa instrumen alat musik yang dimainkan secara bersama-sama. Gamelan berasal dari kata gamel yang dalam bahasa Jawa berarti memukul atau menabuh. Seni gamelan banyak dijumpai di tradisi-tradisi masyarakat Bali, Jawa, Madura, dan Lombok. 
Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Era Saka. Popularitas gamelan mengalami perkembangan yang cukup pesat di masa kerajaan Majapahit. 
Popularitasnya bahkan sampai menyebar ke luar pulau Jawa seperti Bali dan Sunda. Tentu saja alat musik gamelan memiliki ciri khas yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. 
Lonceng
Lonceng masuk dalam kategori alat musik perkusi idiofon. Oleh karena itu instrumen musik ini bisa menghasilkan suara karena terjadi getaran. Untuk membunyikan lonceng bisa dengan cara dipukul atau digoyangkan. Alat musik lonceng sering digunakan dalam musik tradisional atau kegiatan keagamaan. 
Pada zaman dulu, lonceng dimanfaatkan untuk mengabarkan sebuah berita pada masyarakat dan digunakan untuk penanda waktu. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, lonceng sudah jarang digunakan akan tetapi masih ada beberapa tempat yang mempertahankan penggunaan lonceng untuk keperluan umum. 
Terompet
Terompet, alat musik tiup yang menjadi salah satu ikon dalam dunia marching band, dipercaya memiliki asal-usul yang jauh ke zaman kuno. Terbuat dari tembaga, terompet memiliki bentuk yang melengkung dengan mulut dan pegangan. Getaran bibir penghuninya menghasilkan nadalah yang khas dan menggetarkan hati.
Tak hanya digunakan untuk seremonial militer, terompet juga sering menghiasi panggung orkestra dan band jazz modern. Suara terompet yang menggelegar mampu menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan energik.
Trombon
Trombon adalah alat musik tiup. Seperti pada alat musik tiup tembaga lainnya, suara dihasilkan dengan menggetarkan bibir. Kata trombon diambil dari bahasa Italia tromba (trompet) dan -one (akhiran yang berarti besar), maka secara bahasa tulis arti trombon adalah "trompet besar".
Saxophone
Alat musik dari tembaga yang selanjutnya ada saxophone. Selain tembaga, di dalam alat musik saxophone terdapat bambu tipis berukuran panjang yang disebut dengan reed. Oleh karena itu saxophone masuk dalam kategori aerophone single reed woodwind instrument. 
Alat musik yang satu ini banyak digunakan untuk musik jazz. Selain musik jazz, saxophone juga digunakan untuk berbagai genre musik lain seperti musik klasik, musik pop, dan musik rock. Instrumen ini dimainkan dengan cara ditiup, sehingga mampu menghasilkan suara lembut dan ekspresif. 
French horn
French horn adalah alat musik tiup dalam keluarga alat musik tiup logam yang umumnya dimainkan sebagai salah satu bagian dari alat-alat musik tiup dalam sebuah pertunjukan marching band.
French horn umum digunakan dalam konser-konser musik klasik. Ia memiliki tiga katup pengatur yang dimainkan dengan tangan kiri dengan tata cara dalam memainkan yang identik dengan trumpet.
Alasan utama french horn digunakan sebagai alat musik konser untuk marching band adalah karena alat musik ini memiliki corong yang menghadap ke depan (front-bell) sehingga suara yang dihasilkannya sesuai dengan arah pemainnya.
Hal ini sangat penting agar sesuai dengan ciri marching band dan suara dapat mengarah pada pendengar yang umumnya menonton dari satu sisi dalam sebuah pertunjukan marching band.
Tuba
Tuba adalah salah satu jenis alat musik tiup yang terbuat dari logam. Tuba merupakan alat musik dengan ukuran terbesar dan suara terendah dalam keluarga alat musik brass.
Tuba pertama kali muncul pada abad ke-19, kini merupakan anggota alat musik dalam orkestra modern.
Bonang
Bonang merupakan alat musik dari tembaga yang berasal dari Jawa Tengah. Instrumen yang satu ini biasanya melengkapi pertunjukan seni gamelan yang digelar oleh masyarakat Jawa, Bali, dan Sunda. Ciri khas bonang yaitu memiliki tonjolan di bagian atas yang disebut dengan pencu.
Alat musik bonang dimainkan menggunakan dua pemukul. Pemukul tersebut terbuat dari kayu yang telah dilapisi dengan kain dan benang. Bonang bisa dimainkan dengan cara memukul dua nada penclon sekaligus atau satu persatu. 
Medium Seni
Seni ukir tembaga adalah salah satu bentuk kerajinan tangan yang cukup terkenal di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Jawa Tengah, seperti di Boyolali, Klaten, dan khususnya di Tumang, Cepogo. Seni ini melibatkan pembuatan berbagai macam barang dan ornamen menggunakan logam tembaga dan kuningan yang diukir dengan tangan untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan estetis.
Produk dari seni ukir tembaga dan kuningan sangat beragam, mencakup:
Perlengkapan Rumah Tangga: seperti lampu gantung, vas bunga, nampan, dan kerajinan meja.
Ornamen Dekoratif: seperti patung, relief, dan hiasan dinding.
Perhiasan dan Aksesoris: seperti gelang, kalung, dan cincin yang diukir.
Alat Musik Tradisional: seperti gong dan gamelan yang terbuat dari kuningan.
Pembuatan Perhiasan
Seorang perajin di Malang, menurut laman Kompas mampu berinovasi membuat perhiasan berbahan kawat tembaga. Kerajinan ini kemudian mampu mendatangkan keuntungan hingga dilirik oleh pasar luar negeri.
Perhiasan itu di antaranya seperti kalung, cincin, gelang, hingga bros ini tampak cantik dan mengkilap. Tak disangka, perhiasan itu terbuat dari kawat tembaga. Biasa digunakan sebagai komponen alat elektronik dan kabel.
Sang perajin, bernama Ratna Arisandhi itu merangkai kawat tembaga hingga menjadi perhiasan yang terkesan etnik. Dia tidak membutuhkan banyak peralatan. Hanya dengan beberapa jenis tang penjepit, Ratna sudah bisa berkreasi. Tidak hanya sekadar kawat tembaga, perhiasan ini juga dikombinasikan dengan batu alam aneka warna.
Hasil Tembaga AMMAN dan industri yang memakainya
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) adalah perusahaan induk yang melakukan kegiatan eksplorasi, pengembangan, penambangan, pengolahan, peleburan, dan pemurnian di Indonesia. Anak perusahaan kami merupakan salah satu produsen tembaga dan emas terbesar di Indonesia dengan cadangan berkelas dunia, yang mengoperasikan tambang Batu Hijau serta mengembangkan proyek Elang di Pulau Sumbawa.
Saat ini, AMMAN juga tengah membangun fasilitas smelter tembaga yang dijadwalkan akan mulai memproduksi katoda tembaga pertamanya pada Kuartal IV 2024. Saat beroperasi nanti, total kapasitas input fasilitas smelter tembaga dan PMR AMMAN diperkirakan mencapai 900 ribu kilo ton per tahun (“ktpa”) konsentrat dari tambang Batu Hijau dan proyek Elang nantinya. Produk dari pengolahan ini akan berupa katoda tembaga yang mencapai 222 ktpa dan asam sulfat mencapai 830 ktpa. Sementara itu, fasilitas PMR akan menghasilkan 18 tpa emas batangan, 55 tpa perak batangan dan 70 tpa selenium.
Produk lain yang juga dihasilkan dari smelter tembaga termasuk 220.000 tpa katoda tembaga LME Grade A dengan kemurnian 99,99% dan 830.000 tpa asam sulfat dengan kemurnian 98,50%.
Kesimpulan
Manfaat tembaga dalam industri juga kehidupan manusia amat besar. Tembaga memiliki beberapa sifat kimia yang unik. Kekuatannya, kemampuan untuk menghantar listrik dan panas, dan menahan korosi.
Hal ini membuat tembaga amat berguna dalam beragam aplikasi industri dan kehidupan manusia.
Tembaga (copper) juga memiliki sifat antimikroba yang membuatnya berguna dalam aplikasi medis. Juga ramah lingkungan.
Tembaga (copper) juga memiliki sifat antimikroba yang membuatnya berguna dalam aplikasi medis. Juga ramah lingkungan.
Dengan semua manfaat ini, tembaga telah menjadi bahan yang amat penting dari industri dan kehidupan manusia.
Baca selebihnya di: https://www.amman.co.id/
0 notes
winsortoto4d · 6 months
Text
Gunung Manglayang serta Cerita Kuda Terbang dari Cirebon
Tumblr media
Untuk kalian masyarakat Bandung di bagian timur tentu telah tidak asing lagi dengan nama Gunung Manglayang. Gunung ini posisinya tidak jauh dari kampus Universitas Muhammadiyah Bandung( UM Bandung). Apalagi dari lobi kampus yang baru berdiri 6 tahun ini, Gunung Manglayang nampak jelas.
Mengutip Wikipedia, Gunung Manglayang ialah suatu gunung bertipe Stratovolcano yang terletak di antara Kota Bandung serta Kabupaten Sumedang. Gunung ini mempunyai ketinggian dekat 1818 mdpl.
Pemandangannya lumayan indah, hijau, serta asri. Tetapi sebab relatif tidak sangat besar, gunung ini kurang diketahui oleh pendaki- pendaki gunung pada biasanya. Walaupun begitu, banyak di antara mahasiswa ataupun pelajar yang kemah ataupun semata- mata jalan- jalan ke gunung ini.
Dalam deretan gunung- gunung Burangrang– Tangkuban Parahu– Bukit Tunggul– Gunung Manglayang, Gunung Manglayang jadi gunung yang terindah dari rangkaian keempat gunung tersebut.
Bisa jadi seperti itu sebabnya di golongan para penggiat alam leluasa, gunung ini pernah terlupakan terkecuali para penggiat alam leluasa dari Bandung serta sekitarnya. Meski begitu, Gunung Manglayang senantiasa menawarkan pesona alamnya tertentu.
Kuda terbang dari Cirebon
Nama Manglayang di ambil dari kata“ layang” yang berarti terbang. Perihal ini diperkuat dengan kehadiran seekor kuda terbang yang bernama semprani. Konon katanya kuda ini terbang dari Cirebon ke Banten. Pada dikala terbang, kuda ini tersungkur jatuh di permukaan bawah lereng Gunung Manglayang.
Baca Pula:
UM Cirebon Mulai Berbenah Jelang Musywil Muhammadiyah Jabar
Asal- usul terdapatnya Batu Kuda di Gunung Manglayang ini sebab cerita kuda terbang yang tersungkur sampai terlilit oleh semak belukar. Oleh sebab itu, kuda tersebut tidak dapat melepaskan diri selama- selamanya sehingga kesimpulannya jadi batu.
Batu Kuda yang terletak di kawasan Gunung Manglayang ini posisinya terdapat di jalan pendakian yang saat ini diberi naman Jalan Batu Kuda.
Gunung ini mempunyai lumayan banyak jalan pendakian, antara lain lewat Bumi Perkemahan ataupun Wanawisata Web Batu Kuda( Kabupaten Bandung), Palintang( Ujungberung– Kota Bandung), serta Barubereum.
Jalan Barubereum
Jalan Barubereum bisa dicapai lewat wilayah Jatinangor. Di situ pendaki bisa mengarah arah Unpad, kemudian mengambil arah Bumi Perkemahan Kiarapayung, tetapi terus lagi sampai hingga di desa Barubereum.
Dikala datang di Barubereum terdapat deretan warung makan serta buat jalan pendakian sendiri menjajaki jalan berbatu ke kiri, sebaliknya ke kanan yang melewati barisan warung merupakan jalan mengarah tempat perkemahan.
Jalan ini dimulai dengan melewati aliran sungai kecil, setelah itu dilanjutkan dengan kebun jeruk nipis penduduk. Dari dini pendakian hingga puncak, jalan ini terbilang terjal serta tidak sering menemui jalur datar.
Jalan pendakian gunung ini tidak dilengkapi dengan pos/ shelter sebab jarak serta waktu tempuh yang lumayan pendek, ialah cuma 2 jam jalur wajar. Buat posisi membangun tenda cuma dapat dicoba di Puncak Bayangan serta Puncak Manglayang.
Jalan yang jelas ini hendak berpisah di persimpangan, trek vertikal ke kiri merupakan arah mengarah Puncak Bayangan serta trek landai ke kanan merupakan mengarah Puncak Manglayang.
Buat membangun tenda sangat direkomendasikan di Puncak Bayangan, walaupun tempatnya tidak luas, cuma berkapasitas 4 sampai 5 tenda saja. Tetapi, pemandangannya sangat terbuka, seragam semacam terletak di Puncak Gunung Cikuray.
Titik air di gunung ini cuma terdapat di sungai kecil dikala dini pendakian, selebihnya tidak ditemui sumber air. Selama jalan hutan tropis tidak begitu rimbun jadi santapan yang lumayan melindungi pendaki dari panasnya cahaya matahari.
Terdapat pula yang merekomendasikan pendakian pada malam hari. Sebabnya tidak hanya tidak panas kita pula dimudahkan dengan tidak memandang langsung terjalnya jalan pendakian.
Turun dari gunung ini pula tidak dapat dibilang gampang sebab jalan yang kecil serta licin sangat memperlambat mobilitas.
Satu perihal yang berarti dari gunung ini merupakan kala malam hari yang terang, sebab tidak begitu besar, lampu- lampu kota Bandung nampak begitu jelas dari Puncak Bayangan. Sedangkan di Puncak Manglayang tidak bisa memandang apa juga tidak hanya rimbunnya hutan serta 1 kuburan.
Ada pula buat jalan pendakian lewat Batu Kuda dapat ditempuh dalam jarak 1, 5 jam. Pendakian dicoba dengan jalur santai serta rehat sejenak buat mengambil nafas serta minum sebagian teguk air. Jalan pendakian lewat Baru Kuda masih lebih bersahabat dibanding dengan jalan pendakian lewat Barubeureum.
Naik ke gunung mana juga, jangan sempat lupakan persiapan serta perbekalan supaya dikala di puncak gunung, para pendaki tidak hadapi kekurangan apa juga. Jangan sempat terpisah dari rombongan jika kalian baru awal kali naik gunung ya. Itu bahaya.
0 notes
generasbir · 2 years
Text
MANUSIA PERTAMA YANG MELIHAT BENTUK BUMI DARI STRATOSFIR (1931)
Auguste Piccard Melalui lubang intip, para pengamat melihat bumi melalui kabut berwarna tembaga, lalu kebiruan. Tampaknya piringan datar dengan tepi terbalik. Pada ketinggian 10 mil, langit tampak biru gelap pekat. Setelah pengamatan selesai, pengamat mencoba turun, tapi tidak bisa. Sementara tangki oksigen mereka kosong, mereka melayang tanpa tujuan di atas Jerman, Austria, dan Italia. Udara malam yang sejuk mengontrak gas balon dan membawanya turun di gletser dekat Ober- Gurgl, Austria, dengan cadangan oksigen selama satu jam.
Selengkapnya klik disini.
Tumblr media
Sepuluh Mil tinggi dalam BALON KEDAP UDARA.Profesor Piccard, di tengah, duduk di dalam bola, mempelajari instrumen sebelum pendakian yang berani. Di atas, membongkar balon di gletser yang tinggi.
0 notes
menerjangbosan · 2 years
Text
Auguste Piccard orang pertama melihat bentuk bumi tampak terlihat piringan datar dengan tepian terbalik
Piccards: Sampai ke Ujung Bumi (1931-1997).Ringkasan Plot. Ketika fisikawan Swiss August Piccard merancang sebuah balon dan naik ke stratosfer, dia menetapkan tanda ketinggian baru di dunia. Perjalanan enam belas jam dari Jerman ke Austria pada tahun 1931 adalah penggunaan pertama kabin bertekanan untuk penerbangan berawak. Tiga puluh tahun kemudian, dia dan putranya Jacques merancang balon…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
suratcinta · 2 years
Text
Kamu dan Gaspar
Beberapa minggu yang lalu ada festival kecil literasi di kotaku. Aku tentu saja membeli beberapa buku. Salah satu bukunya adalah sebuah novel yang berjudul 24 Jam Bersama Gaspar karya Sabda Armandio. Oh tentu saja alasan utamanya hanya karena novel itu akan difilmkan oleh sutradara favoritku, Joseph Anggi Noen.
Aku juga membeli buku terjemahan dari feminis Beauvoir yang berjudul Etika Ambiguitas. Ah, kalau saja aku sudah mengenal Beauvoir sejak lima tahun yang lalu, barangkali ghibahan eksistensialisme kita akan purna. Sebab kamu akan membicarakan Sartre, dan aku akan membicarakan Beauvoir.
Aku juga bertemu dengan Empat Arketipe-nya Bapak Psikoanalisa kita, Carl Jung(julukanmu yang kamu buat dan ucapkan dengan bangga dan lantang). Lagi-lagi aku teringat kamu.
Ah, aku juga menghadiri bincang wicara dengan Paman Yusi dan beberapa penulis lain. Ngomong-ngomong soal Paman Yusi, aku belum sempat menyelesaikan novel beliau yang menurutmu haram untuk dilewatkan. Padahal sudah bertengger di rak buku selama nyaris lima tahun. Sudah, jangan tertawa mengejek. Buku yang ada di rakmu sudah kamu selesaikan semua?
Oh, ada Arman Dhani juga! Kamu pasti senang di sana. Kita pasti betah selama seminggu penuh bertengger di tempat itu selepas kamu bekerja sampai malam, mengobrol di cafe dekat situ sampai tengah malam, sampai-sampai kasir, barista, dan panitia hapal dengan kita.
Oke, kembali ke novel 24 Jam Bersama Gaspar. Sejujurnya, aku membeli novel ini sambil sedikit-sedikit mengingatmu. Aku ingat pada kencan pertama kita, aku membacakanmu puisi karya Sapardi di toko buku. Pada hari itu, kamu membeli novel 24 Jam Bersama Gaspar dan sebuah buku kumpulan cerita yang penulisnya masih satu sirkel dengan Sabda Armandio.
Beberapa belas kencan kemudian, aku membeli buku yang berjudul Kamu, karya Sabda Armandio. Aku berharap bisa membicarakannya bersama kamu. Alih-alih membicarakannya, kamu justru membuatku menyesal. "Lah, ngapain beli? Aku punya di kosan. Kenapa gak pinjam saja ke aku?" Tapi sayang, ternyata novel itu sedang dipinjam oleh seorang kawan dan kamu lupa siapa si peminjamnya.
Lalu dua minggu yang lalu, aku membeli 24 Jam Bersama Gaspar. Ah, kalau saja kita masih dalam satu kota yang sama, kamu pasti juga menimpaliku dengan kalimat yang sama seperti setelah aku membeli novel Kamu. Ah kalau saja kamu benar-benar meminjamkan novel Kamu dan Gaspar, barangkali dua novel tersebut masih ada di rumahku karena tidak pernah ada kesempatan untuk mengembalikan. Ah, kalau saja kamu tahu, aku sedang berusaha menyelesaikan buku dan film yang pernah menjadi pembicaraan kita, mendengarkan musik-musik keras yang menjadi favoritmu, dan berkenalan dengan tokoh-tokoh dunia yang menjadi protagonis dalam cerita-ceritamu. Barangkali dengan cara ini aku bisa menyelesaikan perasaanku yang pernah dalam kepadamu.
Kita lihat nanti.
Perkara kabarku, bapak ibu, dan adik-adikku, semuanya baik. Bapak ibu sehat. Adik-adikku tidak ada di Surabaya. Adikku nomor dua sudah tidak meyakini bumi datar. Dia kini pembaca filsafat nyaris semua aliran. Kalau kalian bertemu, sepertinya akan menjadi tandem yang cocok.
Oh ya, aku sudah selesai menonton Twelve Angry Men. Gila, naskahnya keren banget. Harusnya film ini kuselesaikan lima tahun yang lalu, ya.
Beberapa hari kemudian aku akan ke JAFF. Akan aku update di semua media sosialku agar aku bisa betulan pamer ke kamu, ya. Kamu sehat-sehat.
0 notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com - Tak dapat dipungkiri bahwa keindahan alam dan budaya legendaris Bumi Minang  Sumatera Barat memanglah sangat menawan. Bahkan ketika membicarakannya mungkin tak akan pernah ada habisnya. Bukan hanya itu saja, ternyata Sumatera Barat juga memiliki beberapa destinasi wisata yang mampu menghadirkan suasana romantis dan legendaris. Wah, ada wisata romantis dan legendaris apa saja dari Ranah Minang ya? Jembatan Siti Nurbaya Siapa yang tak kenal dengan tokoh Siti Nurbaya yang begitu fenomenal itu. Ia merupakan tokoh utama dalam novel bertajuk Kasih Tak Sampai karya seorang sastrawan klasik, Marah Rusli. Latar belakang cerita dalam novel tersebut mengambil sisi-sisi kehidupan masyarakat Minang, Sumatera Barat. BACA JUGA: Kopi Sipirok Padang SidempuanTerpilih Tampil di Ajang Hybrid Expo 2022 Betapa fenomenalnya kisah dalam karya sastra tersebut hingga akhirnya banyak tempat yang dikaitkan dengan isi cerita novel tersebut. Salah satunya adalah makam dari Siti Nurbaya yang ada di sebuah bukit padang. Yang mana tak jauh dari tempat tersebut ada lingkungan taman yang dikenal dengan Taman Siti Nurbaya. Dan, ada sebuah jembatan yang bisa membawa kalian menuju ke lokasi makan Siti Nurbaya tersebut yang kini dikenal dengan Jembatan Siti Nurbaya. Saat berada di atas Muara Batang Arau bisa membuat kalian merasakan suasana romantis terlebih saat kamu berkunjung bersama orang yang disayang. BACA JUGA: Pemerintah Kota Padang Siapkan 4 Destinasi Wisata Baru, Ini Lokasinya Pantai Air Manis Wisata romantis dan legendaris lain dari Ranah Minang yang patut kalian kunjungi adalah Pantai Air Manis. Ada apa dengan pantai ini? Sobat Turisian, pastinya sudah tak asing dengan kisah Malin Kundang kan? Ya, benar. Ini merupakan kisah dari seorang anak asal Minang yang akhirnya dikutuk ibunya menjadi batu akibat ia durhaka dengan tak mengakui ibunya yang miskin. Murka sang ibu karena ulah si anak durhaka tersebut mampu membuat Malin Kundang beserta kapalnya menjadi batu. Dan kini, kalian masih bisa melihat sisa-sisa batu Malin Kundang yang tersujud beserta beberapa peralatan kapalnya di tepian Pantai Air Manis. Kalian bisa menikmati hembusan angin dalam suasana yang romantis sambil duduk di antara bebatuan Malin Kundang yang legendaris. BACA JUGA: Ridwan Kamil Saran Pemda Kota Padang Siapkan Ruang Publik Bereskpresi  Jam Gadang Obyek wisata yang satu ini pastinya sudah tak asing lagi dari Bumi Minang. Jam ini berada di Jantung Kota Bukittinggi dan dibangun pada tahun 1926. Destinasi wisata ini lebih dikenal sebagai salah satu destinasi wisata romantis dan bahkan menjadi salah satu destinasi wisata wajib bagi para wisatawan local. Ataupun mancanegara yang singgah ke Sumatera Barat. Namun ternyata, Jam Gadang juga memiliki sisi legendaris yang hendaknya kalian ketahui. Jam tersebut digerakkan secara mekanik oleh mesin yang mana hanya ada dua unit di dunia yaitu Jam Gadang dan Big Ben London. Tak hanya itu saja, jam ini juga dibangun tanpa menggunakan besi penyangga ataupun adukan semen, melainkan hanya menggunakan campuran putih telur, kapus, dan pasir putih. Wow, keren ya. Bolehlah kalian memasukkan destinasi wisata romantis dan legendaris ini ke dalam daftar liburan kalian kali ini. BACA JUGA: Bertandang ke Pantai Padang yang Indah, Lengkap dengan Berbagai Daya Tariknya Istana Pagaruyung Istana megah ini berada di Nagari Pagaruyung, Tanah Datar atau sekitar 108 km dari kota Padang. Ini merupakan sebuah bangunan rumah adat Minangkabau dengan bentuk rumah gadang. Kompleks Istano Basa Pagaruyung tersebut mulai dibangun pada 27 Desember 1976. Bangunan ini merupakan nama tempat tinggal dari keluarga kerajaan Minangkabau sekaligus sebagai Pusat Kerajaan Minangkabau pada masa itu. Konstruksi bangunan ini pun berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat biasa. Bangunan tersebut dibuat dengan menggunakan pedoman bangunan istana yang pernah ada sebelumnya. BACA JUGA: Air Terjun Nyarai Surga Tersembunyi di Padang Pariaman
Great Wall Koto Gadang Destinasi wisata ini berlokasi di Bukittinggi. Ikon wisata yang satu ini memiliki janjang atau tangga seribu yang membentang dari Ngarai Sianok hingga ujung Nagari Koto Gadang. Dari lokasi tersebut, kalian bisa memandangai landscape Ngarai Sianok yang begitu eksotis dan menakjubkan. Great Wall Koto Gadang ini dibangun pada masa penjajahan Belanda. Berada di kawasan ini pastinya akan begitu terasa suasana romantis. Apalagi dengan keindahan alam dan pemandangan yang tersaji di sepanjang mata memandang. Tak hanya itu, kalian juga bisa lebih memahami  melegendanya tembok tersebut yang telah berdiri kokoh sejak zaman Belanda hingga sekarang. Bagaimana Sobat Turisian? Mau ajak orang terkasih untuk mengunjungi wisata romantis dan legendaris ke Bumi Minang? ***  
0 notes
sejenaka · 3 years
Text
Memar
Abi menggumamkan salam sembari menutup pintu rumah. Pintu itu tidak terkunci saat pemuda itu sampai, berarti Fauzi sudah pulang. Bukan kabar bagus, karena sejujurnya Abi sedang ingin menghindari saudaranya itu. Tapi melihat nihilnya respon salam, Abi menghela nafas lega. Kakinya melangkah menuju kamar, dan selama mata memindai sekitar, tidak ada tanda-tanda keberadaan Fauzi. Berarti, Fauzi sedang mengurung diri di kamar.
Kesimpulan menguat saat Abi bahkan tidak melihat wujud Fauzi di dapur dan pintu kamarnya pun ditutup. Abi kembali memelankan langkah saat masuk ke kamarnya sendiri, dan tak lupa ia pun menutup pintu kamar sepelan mungkin yang ia bisa. Setelah ia merasakan aura familiar kamar mengelilinginya, Abi mendesah dan melempar sembarang ransel ke lantai. Lalu ia menghempaskan badan ke kasur.
"Akh!"
Langkah yang salah, karena rasa sakit langsung kembali menyerang sekujur tubuh. Abi memejamkan mata, berharap rasa sakit itu bisa sedikit berkurang--yang rasanya ia ragu bisa terjadi mengingat brutalnya latihan hari ini. Tidak sampai patah tulang atau keseleo, untungnya, tapi Abi yakin tubuhnya dipenuhi memar. Dan dia tidak ingin Fauzi tahu soal ini.
(Setidaknya, sampai Abi mandi dan ganti baju dengan baju lengan panjang, dia tidak ingin Fauzi melihatnya)
Tapi harapan Abi tidak terkabul, karena pintu kamarnya menjeblak dengan keras--
"Heh, pulang nggak bilang-bilang."
--dan Fauzi berdiri di ambang pintu dengan nada datar khasnya. Abi mengerang, merutuki bagaimana dia bisa lupa untuk mengunci pintu kamarnya.
"Capek, sori," Abi terkekeh, berharap suaranya terdengar normal, "Tapi tadi udah salam kok, sumpah."
Fauzi menaikkan alis, tapi tatapannya segera menajam. Abi menatap ke bawah, dan baru menyadari bahwa saat ia berbaring, kaosnya agak tersingkap--cukup untuk menampilkan memar di perut bawah Abi.
Oh, shit.
Abi tahu dia dalam masalah besar.
"Ini beneran nggak sengaja!" Abi berusaha duduk, mengabaikan rasa sakit. Demi seisi langit dan bumi, Fauzi sangat menyeramkan kalau marah. "…Tadinya aku cuma ingin jadi penonton aja, tapi Kang Jaka nawarin sparring bareng dia, jadi aku terima."
Fauzi melipat kedua tangannya ke dada.
"Tau sendiri kalau sparring aku suka semangat, dan tadi Kang Jaka juga sama-sama semangat, jadi yah…gini."
Fauzi masih diam.
"Terus, udah puas?" tanya Fauzi setelah sekian lama.
Ji, sumpah kamu nanya gitu kayak cewek ngambek ke cowoknya.
Oke, Abi mulai melantur.
"Uh…Tadi udahan karena disuruh bubar sih, sparring gak lama karena udah deket jam habis pinjam gedung." Abi terkekeh.
"Bukan," Ekspresi Fauzi seakan mengatakan 'astaga ini anak otaknya sebebal apa sampai ini aja harus dibilang secara eksplisit'.
"Udah puas nyakitin diri sendiri?"
Senyum Abi lenyap. Harusnya dia tahu bahwa Fauzi memang sengaja tidak komentar apa-apa tentang dirinya yang akhir-akhir ini sering pulang malam karena sparring. Bukan berarti Fauzi tidak tahu ada kabut yang sedang menutupi pikiran Abi. Ini Fauzi yang sedang dibicarakan. Fauzi dengan insting tajam, tapi selalu pasif, menunggu sampai Abi mau bicara setiap kali pemuda itu 'mengisolasi' dirinya sendiri dan memilih untuk sparring sebagai penyaluran emosi.
Tentu saja. Abi lupa berapa tahun mereka sudah mengenal satu sama lain. Cukup lama sampai Fauzi mengetahui segala kebusukan yang Abi punya.
"Brengsek," gerutu Abi, entah ditujukan pada siapa.
1 note · View note
dongeng-luka · 4 years
Text
Kepadamu yang Raganya sedang Lelah dan Jiwanya sedang Gundah Karena Cintanya Telah Punah, Mendekatlah!
Manusia adalah pencipta luka untuk mahluk lain maupun bagi dirinya sendiri. Bumi berputar dengan aturan alam, sejalan dengan kehidupan manusia yang dihiasi dengan dua sisi sifat yang berlawanan. Pernah menyakiti, sekaligus disakiti. Semua berjalan dalam satu genggaman, dan memberikan dampak sesuai porsinya.
Kita pernah sama-sama mengemban tugas sebagai penjaga hati, namun pernah pula menjadi pengkhianat bagi titipan hati orang lain. Hidup ini memang seperti mata uang logam yang memiliki dua sisi. Tak selamanya hati kita menjadi orang baik, suatu ketika ada saja suatu kesempatan yang membuat kita menjadi orang jahat. Bahkan orang terjahat di dunia.
Saat takdir buruk lebih banyak menghampiri diri, mungkin saja itu adalah bentuk perhatian yang Maha kuasa kepada diri sendiri. Tuhan memiliki banyak cara untuk menegur dan mendidik hambanya. Ada yang diuji melalui jatuh cinta, namun ada pula yang diberikan ujian dengan cara patah hati. Patah hati itu adalah absolute, setiap manusia pasti pernah merasakannya.
Dunia memang terkadang begitu kejam dalam menampar hati. Dia bilang usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Namun buktinya, masih ada banyak hasil yang mengkhianati usaha dan kerja keras. Hidup memang tidak seindah cerita dongeng, yang sekarang menderita kemudian esok paginya bahagia selama-lamanya. Saat kita berjuang setengah mati, kemudian hanya terbalas dengan separuh hati, karana di sana diam-diam telah ada pengganti.
Ibarat mendayung kapal. Adakala ombaknya tenang, namun suatu ketika ada pula hantaman ombak yang begitu besar tak terkira. Hidup pun sama, gelombang kehidupan tak selamanya berjalan datar. Kecewa dan patah hati memang sengaja diciptakan Tuhan agar manusia tetap belajar dari kehidupan. Pada hakikatnya, alam adalah sekolah terbaik bagi manusia.
Tak semua mimpi langsung menjelma menjadi nyata. Tak semua doa segera dikabulkan. Bahkan ada yang telah lama berjuang dalam doa, namun semua berakhir penantian yang tak berujung. Hingga akhirnya, ada pula yang sudah menyerah dengan doa. Namun percayalah, Tuhan memiliki cara dan waktu terbaik untuk mengambulkan doa. Bisa jadi, doa yang tidak dikabulkan pun adalah sebuah jawaban dari yang maha kuasa.
Kita hanya perlu bersabar menghadapi sebuah takdir. Pada akhirnya nanti, yang jatuh akan berdiri, yang gagal akan bangkit untuk sukses, yang menyakiti akan diserang balik dengan disakiti, yang sendiri akan lekas menemukan pengganti, serta yang pernah terluka akan segera bertemu bahagia. Tuhan selalu membayar secara kontan semua kesabaran hambanya.
Ada banyak cinta yang pernah membuat luka. Ada banyak yang telah berjuang keras mempertahankan, namun berakhir dengan sebuah kegagalan. Ada yang menangis hingga larut, ada pula yang lekas bangkit untuk memulai hidup yang baru. Namun percayalah, rasa yang sakit adalah sebuah anugerah penguatan diri dari yang maha kuasa.
Saat ini tidak apa-apa untuk memakan kecewa. Terkadang sebuah kekecewaan bukan untuk kita permasalahkan, melainkan untuk dibiasakan. Karena pada hakikatnya, setiap orang yang hadir dalam hidup membawa porsi kekecewaan sesuai dengan kadarnya masing-masing.  
Di belahan bumi sana, ada juga yang tengah berjuang menjalin cinta dengan perbedaan iman. Rasa cinta yang besar membuat dinding tertinggi berupa agama itu menjadi terlampaui. Namun pada akhirnya, mereka harus menelan pil pahit menerima sebuah kenyataan yang tidak sesuai dengan doa dan cita-cita mereka. Tuhan yang berbeda adalah jurang cinta jarak jauh yang paling jauh dari sebuah kata jauh.
Mereka berjuang keras pacaran beda agama. Padahal itu adalah cinta yang paling lucu. Sudah paham jika tidak akan bisa memiliki selamanya, namun kita malah tetap berusaha menjadi orang yang paling sayang, walau pun nantinya akan berpisah juga. Takdir memang sepedas itu dalam membuat hati menjadi tertindas.
Cinta memang rumit, serumit menghitung pasir pada lapangan gurun. Yang berjuang mati malah tertinggali, yang berjuang keras malah tertindas, serta yang memilih setia sepenuh hati malah terkhianati. Skenario cinta memang tidak dapat ditebak. Karena ada banyak prediksi yang meleset dari semua harapan yang tertanam.
Kita pernah disakiti, pernah menangis begitu menjadi, bahkan pernah hilang kendali saat cinta sudah menjadi tumpuan hidup pergi menjauh memilih pergi. Namun sejatinya, kepergian selalu memberikan banyak kepingan kisah yang membuat kita menjadi lebih tegar dalam menatap langit yang tak selamnya terang. Paling tidak, setelah bangkit dari rasa patah itu, kita akan mampu menjadi obor penerang untuk hidup sendiri.
Aku pun pernah berada pada posisi tragis dalam cinta. Saat dulu aku mengajari dan membantumu untuk berdiri dari luka, namun orang lain yang malah kau ajak berjalan. Memang benar pada akhirnya selalu ada penyesalan dibalik perkenalan yang melibatkan perasaan. Selalu ada kata pisah sebelum kita membuat kisah.
Setiap mencintai dan dicintai memiliki risiko dan konsekuensinya masing-masing. Ada hadiah berupa kebahagiaan saat dia selalu setia berada di sisi. Namun ada hukuman telak saat dia memilih untuk pergi karena sudah merasa tak sehati. Manusia memang sering berubah, itulah sebabnya semesta melarang untuk mengandalkan hidup kepada manusia. Sejatinya, semua manusia adalah sumber dari seluruh kekecewaan.
Cinta yang telah lama menempel pada pelukan pun terkadang bisa terlepas di tengah jalan, saat ada pemeran baru yang muncul dalam skenario cinta. Saat cinta berdua berubah menjadi cinta bertiga, maka di sanalah letak suatu luka dan duka yang menganga lebar. Hingga akhirnya, melepaskannya adalah jalan cinta yang terbaik untuk kehidupan berdua.
Dan mungkin benar kata orang tua zaman dulu. Akan tiba dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang, namun bukan karena kamu tidak lagi mencintainya. Melainkan karena kamu mengerti bahwasanya dia akan lebih bahagia jika kamu melepaskannya. Cinta itu memang rumit, sesulit menjawab pertanyaan; pukul berapa kira-kira waktu saat jam pertama kali diciptakan. Cinta akan semakin panjang, selayaknya kelas sejarah yang akan bertambah panjang dan susah seiring berjalannya waktu.
Dunia itu kompleks, tidak berjalan hanya melalui depan dan belakang. Ada kiri dan kanan, ada posisi tengah dan sudut yang memiliki makna dan pelajaran masing-masing. Apa yang kita anggap baik saat ini, bisa saja menjadi senjata mematikan di masa depan. Lantas begitu pula sebaliknya. Apa yang kita anggap buruk saat ini, bisa jadi menjadi cinta pada kemudian hari.
Hidup sudah diatur sesuai dengan alurnya. Semua dibagi rata sesuai dengan kaidahnya. Ada yang cantik rupawan, namun ternyata hidupnya kurang bahagia. Ada yang kaya raya, namun keluarganya berantakan. Ada pula yang pintar, namun hidupnya menyendiri. Ada yang populer dengan ribuan pengikut sosial media, namun semuanya hanyalah teman palsu. Itu semua hanya tampak pada depan panggung, padahal belakang layar tampak berbeda. Hingga akhirnya, tidak ada yang benar-benar sempurna.
Suatu kali mungkin kita pernah menyesal karena pernah melepaskan. Namun begitulah cara takdir memberikan pelajaran dalam hidup. Sering ada sedih yang membuntuti saat senang telah dinikmati melewati batas. Saat bahagia terlalu nikmat, kata syukur terkadang lupa untuk dipanjatkan. Hingga akhirnya, Tuhan mengirimkan sebuah sesal atas keputusan yang pernah diambil.
Kita juga pernah sama-sama yang namanya merasakan penyesalan. Namun ada yang lebih sakit daripada sebuah patah hati, yaitu mencintai namun tetap bertahan untuk tidak mengungkapkan. Jauh dari yang paling jauh untuk sebuah perasaan adalah saat raga telah dekat, namun diri sendiri tidak berani untuk mendekat. Pernah merasa kehilangan padahal tidak pernah memiliki adalah konsep konspirasi terlucu dari skenario Tuhan.
Saat dia memilih pergi dengan orang lain. Saat dia sendiri memilih untuk meninggalkan. Terkadang hati merasa ikhlas, namun ada dendam yang tak terkira yang menempel pada dinding dada. Yang tertinggalkan memang akan selalu menjadi yang tersakiti.
Hingga akhirnya takdir hanya ingin mengatakan kepadamu bahwa aku yang pergi karena kau lepaskan, tidak akan pernah setara dengan seratus manusia pengganti yang datang kepadamu. Mungkin saja saat ini kau belum sadar, namun suatu saat nanti waktulah yang akan menampar dirimu dengan cara yang setimpal dan setara.
Mendekatlah, sudah saatnya untuk bergandengan tangan. Kamu yang pernah remuk hatinya, pernah memar batinnya karena kecewa, pernah dicampakkan dengan pengkhianatan, kini sudah saatnya untuk bangkit dari semua duka. Sudah saatnya ada lembaran baru untuk hidup bahagia.
Kesimpulan hidup mungkin sesederhana ini. Pria beralih cinta karena mata, sedangkan wanita beralih rasa karena hati. Banyak pria memilih untuk kembali, namun wanita lebih memilih pergi. Semesta memang selalu berhasil membuat hati untuk tertawa pada setiap humor lucunya tentang perjalanan sebuah cinta.
Luka dan duka memang menampar dada, namun Tuhan tidak pernah tertidur dalam memantau hambanya. Percayalah bahwa setiap luka dan duka yang menimpa hati, selalu ada bingkisan hadiah dibalik itu semua. Tuhan memang terkadang sering terlalu jail dalam memberikan sebuah kejutan indah untuk hambanya.
Kamu hanya perlu sabar dan menurut pada takdir. Akan selalu ada pelangi setelah hujan. Akan selalu ada senyum setelah tangis. Selama bumi masih berputar, jantung masih berdetak, serta napas masih sanggup untuk menghirup, itu tandanya bahwa kita masih ada kesempatan untuk bahagia. Magelang, 03 Desember 2020
13 notes · View notes
guntz23 · 3 years
Text
South Borneo
“Aku ndak bohong kan ?? , aku udah bilang suatu saat kamu pasti sampai kesini”. kata pertama setelah aku turun dari mobil minibus tua merah marun dengan supir yang selalu mengajakku bicara memakai bahasa daerah yang hanya kumengerti alakadarnya. di perjalanan aku terus menyelami apa yang terhampar dalam pandanganku yang agak lelah setelah peristiwa besar yang kualami sebelum aku pergi. kebun kebun dan lahan lahan gambut yang tampak tak berpenghuni mengisyaratkan bahwa tempat ini adalah surga terpendam yang terkubur semakin dalam karena sistem pemusatan pembangunan di zaman jenderal bintang lima yang selalu tersenyum ketika memimpin zamrud khatulistiwa ini. 
Tumblr media
Saat itu sore yang cukup indah saat aku membalas kata pertama yang terucap dari seorang tua nan enerjik, ia begitu antusias menyambutku di tempat ini. aku hanya menjawab “iya pak, senang bisa sampai dengan selamat”. jawaban yang sangat umum dan datar ketika kulihat raut wajahnya berharap jawaban yang lebih hangat keluar dari mulutku. 
Aku diantar masuk ke dalam rumah untuk memilih dimana kamar tidurku. tidak ada yang menarik dari rumah tempat baruku ini. hanya arsitektur standar rumah tipe 42 dengan 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi bergaya semi modern. 
tempat baru.. setelah 8 bulan tubuh dan pikiranku kaku. walau sebenarnya bagian diriku yang lain tak setuju dengan istilah itu. cukup wajar ketika seorang pemuda dengan kemampuan akademik biasa saja tanpa gelar kebangsawanan dan skill individu yang serba tanggung kesulitan mencari pekerjaan di masa wabah besar yang bahkan ia sendiri tidak peduli. ya, pemuda itu adalah aku.
kuhabiskan 3 jam pertama malam itu membersihkan kamar tidurku sembari takjub dan bersyukur bisa berada di tanah jauh yang banyak orang di negaraku berkata bahwa ini adalah tanah peluang. aku tak peduli dengan rumor yang juga banyak kudengar tentang tanah ini. konon sesuatu yang masih di luar pemahaman normal manusia masih sering terjadi di tanah ini. pikiranku hanya tertuju pada mimpiku yang sudah hampir redup cahayanya. mataku yang kelelahan hanya melihat seberapa jauh aku bisa melangkah di tanah peluang ini.
malam itu aku berjanji pada diriku bahwa ini akan seperti awal bulan april di eropa timur.. ya, musim semi. semuanya akan kuusahakan berkembang agar menjadi indah. 
tak terasa udara di dalam kamarku semakin menusuk tulang tulangku yang kaku setelah lama tak bergerak. ternyata hari sudah pagi. aku seperti kuda pacu yang tidak sabar untuk dipecut dan berlari sekencang kencangnya menuju garis mimpi yang sedari lama tak kunjung bisa kudekati. 
kala embun masih jelas terlihat diantara rimbunnya pepohonan, aku memulai langkah baru dengan sejuta harap. lamunanku teralihkan oleh situasi sekitar. daerah asing yang bahkan tak ada dalam pikiranku. aku takjub akan luasnya lahan perkebunan sawit yang begitu jelas terbentang seakan membuktikan bahwa mereka adalah penguasa. deru aktifitas penduduk lokal yang mulai keluar rumah jadi tambahan pemandangan yang tak jelek. 
mataku tertuju pada satu bangunan panjang nan tinggi, ia seperti ular besi yang siap memuntahkan racunnya yang mungkin bisa merendam setengah daerah itu. aku bertanya tanya tentang siapa yang menaruh ular besi besar itu disana. 
adalah sifat alami manusia untuk berkembang biak dan terus menyebar ke segala arah di penjuru bumi. tak heran kita selalu merebut daerah makhluk lain yang ada di bumi, dan membuatnya menjadi milik kita. keinginan bertahan hidup membuat manusia mencari cara untuk memastikan bahwa hidupnya yang sementara itu tetap berlanjut. 
Pemilik alam semesta telah memberikan keleluasaan bagi kita untuk mengambil apa yang ada di dalam perut bumi kita agar bisa digunakan. namun kita adalah makhluk yang sangat rumit. kita diberikan berbagai fitur untuk menunjang proses bertahan hidup yang akhirnya bermuara pada sebuah ketakutan akan ketidak pastian hidup itu sendiri. ini menimbulkan sugesti bahwa kita harus senantiasa cukup agar tetap hidup, dan semua manusia memiliki pemikiran ini. 
Tumblr media
perasaanku bercampur saat melihat daerah asing bergelar negeri seribu sungai ini ternyata dihuni banyak ular besi besar. mereka menyebutnya “conveyor”, ya.. kita tahu bahwa itu adalah alat untuk mengantar hasil tambang menuju ke tempat selanjutnya. aku tak mengerti bagaimana seharusnya kita hidup berdampingan dengan alam. kita butuh hasil alam untuk bertahan. tapi alam sepertinya hanya ingin tak diganggu. 
Tumblr media
semoga selalu ada cara agar kita bisa menganggu alam secara terhormat. 
Tak terasa kendaraan yang kutumpangi mulai melambat dan akhirnya berhenti. sekarang aku berada di area bertuliskan “Obyek Vital Nasional”. terdengar hebat ?? tentu tidak. bukan karena aku sombong, tapi bekerja di tempat ber-label ini sudah pernah ku alami. saat itu 2019.. aku bekerja di sebuah proyek pembangunan milik perusahaan listrik negara sebagai kontraktor. mereka sedang membuat infrastruktur pembangkit listrik tenaga uap yang kabarnya adalah program sang pemimpin. walaupun perusahaanku hanya mengambil sedikit pekerjaan dari pembangunan ini, tapi pengalaman yang kudapat tak sedikit. 
cuaca pagi itu mulai menjadi hangat. terdengar deru alat berat dan teriakan pekerja yang haus dan lapar akan kemakmuran. ya.. sejauh yang aku alami, bekerja di sebuah proyek memang tidak terlihat makmur.. kami semua bagai budak zaman mesir kuno.. bergerombol kesana kemari mengikuti arahan dari sang tuan.. tanpa peduli cuaca apa yang kami hadapi.. dan seberapa berharga kami di mata perusahaan. tujuan kami hanya satu. UANG, tidak lebih. 
1 note · View note
miftahulfikri · 4 years
Text
Rivera : Chapter 3
“Bego!”
Rivera memekik tepat disampingku, menutupi sepasang matanya dengan lengan. Tersedu-sedan, namun samar terdengar karena dentuman musik cafe yang lebih keras menggaung. 
Itulah umpatan terakhir yang ia katakan, sedang aku sudah sejak tadi mengalihkan pandangan, melihat ribuan kendaraan yang lalu-lalang namun rasanya kosong. Aku melayang ke beda alam, terdiam di beranda rumah sanubari miliknya yang sejak awal telah dibuatnya aku masuk untuk mengikuti kisahnya, membuat emosiku teraduk-aduk dan akhirnya menyerah pasrah. 
“Kenapa sih lelaki tuh bego banget?” mata sembabnya melihatku. 
Aku yakin, ucapan itu tak ditujukan untukku, aku pun tahu pada siapa serapah itu menuju, tetapi aku merasai juga sakit seperti sembilu ketika perempuan manapun berani menyudutkan genderku. Hanya saja aku sudah tak mampu membalasnya dengan balik mengumpat, hanya kedua pundakku yang kuangkat tanda aku tak ambil pusing untuk tanya yang membabi-buta itu.
“…padahal dikit lagi, coba Nan.. dikit lagi,” isaknya makin menjadi. 
Aku kepulkan lagi sebatang kretekku, membuatnya menjadi bulatan yang menebal lalu sepersekian detik kemudian hilang diterpa angin. Setelah kuhisap, rokok itupun mengeluarkan bunyi terbakar yang aneh, seaneh gelisahnya hatiku menekuri perawan yang masih memunggungi lengannya sejak tadi. Hanya ada aku dan Rivera yang ada di luar cafe, sementara orang-orang yang duduk di dalam memandang kami dengan sejuta tanya. Perduli setan, bukan urusanmu kawan. Hari ini biarkan hidupku berepisode drama.
Rivera masih terisak, ketika aku sudah hampir bosan,
“Udah lah Ver, lagian lunya juga sih yang salah,” pungkasku, sambil mematikan api rokok yang telah sekarat.
“Gue cuman mau liat keseriusan dia, Nan!” 
“Tapi ngga gitu juga Ver caranya. Lu sempet mikir panjang ngga, sih?”, Aku hampir menggertak. Merasa jenuh.
“Gue ngga mau kesannya gue itu cewe gampangan, Nan. Gue mesti liat sejauh mana dia mau memperjuangkan gue,”
Ah, rese! umpatku dalam hati. Sedari tadi, alasan yang kudengar dari Rivera hanya nonsense. Yang terlihat cuma egoisnya saja, tanpa mau mengakui bahwa dia juga yang menyebabkan masalah seperti ini ada. Dia yang memantik api dalam sekam, lalu dia juga yang teriris dalam tangis. Yang egois itu siapa sih, Ver?
Aku memantik calon puntung ketiga, bersama asap yang kuhirup, kubuang semua rasa kesalku ke udara. Mematut diri, melihat ke sudut jalan, membiarkan Rivera menghabiskan tangisnya sampai tandas, yang semoga membawanya pada muara kesadaran tentang betapa naifnya dia memandang masalahnya. Sedang aku? Kalau sudah terlalu keruh, aku sendiri kadang buntu hingga sisanya hanya amarah yang akan mewakili.
Rivera, kenapa sih kamu berani menyakiti? Yang kutakutkan sejak saat itu benar terjadi.
*
Lelaki itu bernama Tarra. Dia bukan artis, tetapi sifatnya memang budiman. Dia anak baik yang lebih cocok mungkin tidak pacaran. Tetapi, aku sering mendengar ia kadung sudah mengejar Rivera sejak semester dua. Pernah diceritakan Rivera kepadaku, bahwa Tarra ini adalah anak seni tari plus pemusik aestetik yang sejak dulu sudah memikat hati Rivera. Aku sih tidak ambil pusing, wong tidak tahu karena tidak sekampus dengan mereka. Hanya menertawai cerita yang selintingan kudengar dari sana-sini. Gila, anak baik-baik begitu kok ngebet sama anak slengean macam Rivera. 
Dia katanya memang punya segalanya, terutama wajah rupawan manis memikat. Tidak terlalu aneh kalau banyak perempuan yang kepincut. Utamanya, kalau setiap pasang mata melihatnya bernyanyi, rasanya beraksi seperti bumi miliknya sendiri. Bahkan, Rivera tak segan mengongkronginya kalau sedang berkumpul di markas anak musik di kampusnya sampai larut malam, dan lagi-lagi hanya dia perempuan yang berani seperti itu. 
Meski begitu, Rivera sebenarnya juga punya pertahanan tinggi seperti pagar istana, dengan segala pesonanya. Aku, Adrinandi, yang sudah sejak awal masuk kuliah sudah mengenalnya merasa paham betul karakter anak perempuan satu ini. Tidak ada yang paling kutakuti selain satu sifat lemahnya ; suka meremehkan. 
Bagiku sebagai orang luar, cerita soal Tarra acapkali terdengar dari Rivera, yang selalu kami simpulkan dengan tawa. Rivera menyebut Tarra sebagai si anak soleh yang sok-sokan mau menggaet hati sang biduan, dirinya seorang. Kontan saja, sinismeku menguap-nguap di sudut kampus ini. Terakhir, si Belek, seorang gitaris yang sempat magang di markas musik mereka akhirnya angkat kaki karena tak kuat dibully, apa lagi masalahnya kalau bukan karena berani mendekati Rivera. Parahnya, Rivera sendiri yang mengata-ngatainya di depan semua anak-anak, begitulah yang kudengar. Sinting memang. Bagiku, Rivera sebagai perempuan memiliki kekuatan untuk berdiri sendiri, tidak untuk digoda, apalagi dimiliki. Ia bahkan sudah dianggap seperti lelaki.
“Gue bakal ngetes Tarra ah, Nan, Kir,” ucap Rivera suatu hari, dua bulan sebelum ini.
Aku dan Irham a.k.a Bokir, teman sekelasku yang diajak bicara, meleng sebentar ketika kami sedang menyetem gitar. Kebetulan kami bertiga sedang bersantai di pelataran parkiran kampusku, suatu sore dimana giliran Rivera yang menyambangiku. Sedang enak-enak menggenjreng gitar, ucapan Rivera menohokku seperti sedang tersedak biji salak.
“Maksud lu, Ver?” Bokir menyela,
“Anjis ini mah ngga akan bener lu, Ver,” Aku menghela nafas panjang.
Rivera tertawa sesaat, “Tarra ternyata ganteng, euy. Mau gue tes ah sejauh apa dia ke gue,”
Bokir mendengus. “Yang namanya Belek ngga cukup jadi tumbal lu, Vera?” ujarnya.
Aku hanya terdiam menyetem gitar yang malah makin kendor, sedangkan pikiranku menangkap gelagat yang aneh dari Rivera. Perempuan ini mau apalagi?
“Lah kok elu tau si Belek? Rinan cerita ya?” Ia melotot padaku, dan giliranku menyikut pundak si Bokir.
“Hahaha, diem aja lu pada. Semoga Tarra ngga secupu si Belek,” ujar Rivera pongah.
“Gile lu, Ver. Tobat lu,” aku terpelatuk.
“Iya, anjir. Maneh nanti kena batunya siah,” tukas Bokir, yang aku tahu kalau dia sudah berbahasa Sunda, tandanya dia serius.
Rivera hanya tertawa. Sinisme lagi-lagi menguap di udara. 
.
Hampir sebulan setelahnya aku tak mendengar lagi perkembangan dari cerita ini. Memang sih, aku dan dia tidak sekampus tetapi aku kenal beberapa anak tongkrongan markas musik setelah sekali waktu pernah berkunjung kesana diajak Rivera. Cuma aku sifatnya memang tak mau usik dan usil atas kesibukan orang, biarlah. Lagipula, aku tak khawatir akan apa yang dilakukan Rivera dengan eksperimen hubungannya itu. Paling-paling dia nanti akan cerita sendiri hasilnya akan seperti apa.
Hari itu Sabtu, kuingat itu sekitar jam empat sore. Aku sedang berada di salah satu factory outlet di Cihampelas untuk membeli bandana, ketika kulihat dari kejauhan ada sosok Arif si pentolan anak markas musik. Sedang santai, aku menepuk pundaknya yang tampak terkaget dengan kehadiranku. Untung dia ingat namaku, sehingga kami tidak terlalu kikuk. Kebetulan, katanya dia juga baru mampir dari markas musik sebelum kesini. Aku bertanya  soal Rivera, dan Arif hanya mengangguk tak pasti.
“Yang urang liat sih, tadi dia pergi,”
“Ama?” ucapku datar. Sangat tidak aneh kalau Rivera tepergok pergi dengan lelaki.
“Tarra,”
“Weh? Malmingan mereka?”
“Teuing, mereun. Kayanya sih gitu,” oceh Arif, sambil meraih belanjaan kausnya menuju kasir. “Udah semingguan ini dia balik ama Tarra, urang ga pernah liat sih. Si Vera yang cerita,”
“Wah iya? hahaha,” aku tertawa, namun sumbang. Aku ingat betul apa yang Rivera ingin lakukan ke Tarra. Tentang  rencananya, eksperimenya, sinismenya. Memuakkan.
“Yoi. Beruntung banget tuh si Tarra,” pungkas Arif, sambil tos denganku dan akhirnya berlalu.  “Bisaan euy, dapetin si Rivera. Teuing make jimat naon, haha. Urang cus nyak!”
Arif meninggalkanku dengan raungan motornya, sementara aku hanya berusaha bernafas lebih panjang dari sebelumnya.
Sayangnya tidak. Rivera tak benar-benar menyambut Tarra dengan hatinya. Kasihan, bukannya pintu hati, yang ia temui malah kerangkeng sinisme yang perlahan memenjarakan asanya. Si Belek saja tidak kuat, apalagi anak baik-baik seperti Tarra. Ah, tak ada yang perlu kusemogakan selain hanya prasangka baik yang perlahan kuserap pelan-pelan ; Amit-amit jabang bayi, kalau aku nanti punya pacar yang modelnya seperti Rivera begini. 
Kustarter Piaggio-ku meninggalkan jalan Cihampelas yang makin macet ini menuju ke pusat kota.
.
Dua minggu berlalu. 
Aku hampir melupakan cerita drama percintaan Rivera, ketika ia baru saja mengirimkan pesan Whatsapp sepulang kuliah. Penting, katanya, malam ini ditunggu di cafe di daerah jalan Linggawastu. Tumben, hari Jumat sore begini, feelingku merasa ada yang tak biasa. Aku sebenarnya malas, tapi memang tidak ada kerjaan juga. Anak kelasku entah berkeliaran kemana, kantin kampus sepi, parkiran mahasiswa hampa, pun Persib tidak ada jadwal main. Alhasil, tidak ada alasanku untuk menolak. Berjanji paling telat jam 8 malam sudah di lokasi. 
Café bernuansa kuning krem dengan pajangan mobil klasiknya ini sedang tidak begitu ramai ketika kuparkirkan Piaggio-ku. Tidak terlihat Mini Cooper milik Rivera. Si kampret ini pasti telat. Dia yang manggil eh dia yang telat, memang dasar. Tapi tanggung lah, maka aku langsung menuju lantai tiga, spot penjuru kanan yang kabarnya punya sinyal wifi paling kencang, -dan tentu saja, tempat paling sreg untuk meninjau pandang sepanjang Jalan Cihampelas dan jembatan Pasupati. 
Dan ternyata Rivera sudah disana, termenung di punggung tangannya, menghadap utara. Dia tidak menyadari kehadiranku, malah aku yang menyadari kalau di mejanya sudah ada sebungkus rokok mentol tanpa pemantik. Aku berjingkrak mengejutkannya, tapi ia hanya menoleh tanpa respon berarti.
“Ngerokok mulu, lu? Kempot tar tuh pipi,” Ucapku, seraya menelunjuki barang bukti.
“Beloman juga dibuka,” ucapnya berdesah, tampak enggan “Gue udah beli mentol disini, eh lupa ga bawa zippo. Minta ama mas-masnya, eh pada ngga ngerokok. Ya udah gue nunggu lo deh,”
“Cih. Ngga akan gue kasih,” keluhku. Mataku membulat, memeriksa apa gerangan yang menjadi kabut hitam di harinya. Terlihat jelas di matanya, sayu menyimpan gumpalan keresahan, tapi harus lebih dijelaskan lagi lewat ucapan.
“Kenapa sih lu, Ver? Stres apaan? IPK lu masih tiga koma, kan?”
“Bodo amat IPK gue, yang jelas masih bagusan dari lu, Nan” tuturnya pelan. Bangke lu Ver, masih sempet sombong juga waktu kaya gini. 
“Ini soal Tarra,” dengusnya, perlahan, menegakkan kepala, mencuri perhatianku, “Gue dicampakkan, Nan,”
Ah, demi Dewa, puja kerang ajaib, puja dewa Neptunus bertongkat garpu! Semestinya aku tertawa, meledak saat itu juga. Tapi entah kenapa, dinamit humorku tak bekerja, dicuri oleh dalamnya tatapan Rivera, yang seketika membuat sintesis baru dalam otakku yang masih bekerja rodi mencerna -apakah ini tragedi yang harus membuatku tertawa? Aneh, apakah Vera keseleo lidah? Apa yang tersirat dari kalimatnya? 
“Maksud lo, Ver? Dicampakkan? Ngga salah denger gue?” ujarku, sembari teringat pada si Belek. Jadi yang mencampakkan itu siapa, Tarra atau Rivera? 
“Gue juga ngga tau, tapi feeling gue kaya gitu Nan,” lirihnya, dengan dagu berpunggung tangan.
“Emang udah jadian?”
“Belom, eh, hampir,”
“Lah?”, aku membenarkan letak dudukku, “Jadian belum, dramanya udah kelar, gimana sih?”
Tumblr media
“Tauk ah! Dia bego emang! Gue udah suka sama dia, tapi dianya malah cemen, ngga mau memperjuangin gue lagi,” 
Segalanya makin aneh, apalagi ketika bulir air mata pelan-pelan menitik dari pelupuk mata Rivera. Sekian tahun aku mengenalinya, baru sekarang aku merasa kalau Ia benar-benar seperti perempuan, yang pasti mengalirkan air mata karena perasaannya yang lembut. Lambat laun, ia mulai merintih sambil menundukkan kepala, membuatku menjadi resah, sementara orang-orang di bagian dalam cafe beberapa kali mencuri pandang ke arah kami. 
‘Gue cuman ngasi dia tantangan,” Isak Rivera, masih menutupi matanya, “Gue cuma mau liat sejauh mana keseriusan dia. Awalnya gue ngga yakin pada awalnya, tapi…”
“Tapi….”
“Tapi…”
Kata menggantung itu hanya diulangnya sambil tersedu-sedan. Sedang aku hanya diam menyimak, meski lirih ucapannya beradu dengan bisingnya klakson kendaraan yang lalu lalang. Kupusatkan perhatianku meski sorot matanya tak dapat kulihat.
“…Gue akhirnya suka beneran ama dia, Nan,”
Aku menghela nafas panjang. Berondongan tanya yang sejak tadi merunyam masih coba kutahan. Masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan.
“Trus…kenapa lu akhirnya sedih, Ver?” Aku beringsut lebih dekat.
“Gue cuma kecewa aja, padahal gue udah mulai suka ama dia. Gue cuma nguji dia kok, seberapa tangguh dia kalau gue diem, kalau gue ngga mood, kalau gue lagi bingung mau ngapain, kalau gue cuma ngandelin kata ‘terserah’, kalau gue kadang ngga acuh ama dia….” 
Giliranku sekarang menutup mata, mengusapnya berkali-kali. Kini jelas, semuanya menjadi terang. Ada kemasygulan yang tak tertahankan, kalau bukan karena nuraniku yang masih terpegang, aku sudah sejak tadi ingin memuntahkan lahar kekesalan. Vera, Vera, kenapa kau begitu tampak arogan? 
Aku hanya mendengus berkali-kali, lalu mencoba menghidupkan puntung pertamaku. Sempat bergetar tanganku, hanya karena menahan kesal. 
“Lu kena karma, Ver,” tegasku, “Lu mainin hati cowo yang udah mati-matian ngejar lu,”
Ia mendongak. “Dianya aja cemen, gue kan cewe, yang harusnya diperjuangin!”
“Tapi ngga gitu juga caranya, Vera! Lu mesti tau batasan juga!” Aku muntab.
Tangis Rivera tertahan, kurasakan Ia mengumpulkan juga benih amarah yang seketika itu langsung memuncak.
“Oh, gitu? Jadi menurut lo, segampang itu dapetin cewe, iya? Cuma bilang “sayang” trus cewe jadi mudah luluh tanpa ngelihat perjuangan si cowo itu dulu, iya? Jadi, tanpa usaha, cinta lu bisa diterima dengan gampang, iya?” 
Aku mau tak-mau harus menyela. “Perjuangan sih perjuangan, tapi bukan berarti lelaki bisa dipermainkan kaya gitu, Ver!”
“Alah, munafik lo, Nan! Dimana-mana juga kaum gue yang suka dipermainkan oleh laki-laki kaya lo! Udah sering dimana-mana gue liat, cewe yang baik-baik malah sering ditinggalin karena dia terlalu baik, Rinan! ………” 
“…….Gue kasi tau, kadang cowo itu ngedeketin cewe ngga pake banyak usaha karena tau kalau cewenya itu baik! padahal lu tau sendiri, segala sesuatu yang ngga didapetin pake usaha keras itu jarang dihargai, Nan! Akhirnya cewe-cewe itu ditinggalin karena menurut mereka ngedapetin si cewe itu ngga ada tantangannya, ngerti ngga sih lu?….”
“……Gue sebagai cewe, ngga mau digampangin gitu aja, Nan! Ngga mau gue ama cowo yang cuma modal rayuan terus langsung minta jadian, najis gue! Udah banyak kasus temen-temen gue yang terlalu ngemudahin cowo buat ngedapetin hatinya, yang akhirnya malah disia-siain. Ngga adil, Rinan! Ngga adil! Ngerti ngga sih maksud gue?”
Rivera meraung, sedang sudah kusut masai mukanya mengusap bekas aliran air mata. Sedang aku terdiam, termenung, membiarkan amarahnya menurun dengan sendirinya. Sempat tadi ingin kubalas api dengan api, tapi aku sadar kalau itu takkan berguna, perang egoisme antara lelaki dan perempuan, apa gunanya? Sekam pembelaan itu sudah kubuang jauh-jauh, kugantikan dengan asap kretek yang kuhisap pelan-pelan. Membuang keresahan, membiarkan dentuman musik cafe yang mengambil alih keadaan.
.
Malam semakin larut. 
Musik sudah mati sejak tadi. Asbakku sudah penuh dengan beberapa puntung yang lintingannya masih tersisa seperempat, tandaku tak benar-benar menikmatinya. Tak ada lagi dengungan manusia-manusia yang keheranan melihat drama percintaan dibalik kaca pembatas cafe, mereka sudah enyah dengan sejuta tanya di kepala masing-masing, tentang apa yang terjadi pada seorang perempuan yang menangis-meledak meledak-lalu membekap kedua matanya dengan punggung tangan, sedangkan si lelaki hanya diam mematut diri, menghabiskan batang demi batang yang terkepul lalu hilang. Suara riuh kendaraan sudah tak kentara lagi, arus kendaraan di jalan Linggawastu sudah perlahan sepi. 
Rivera menyudahi dramanya dengan diam. Rokoknya masih utuh, tapi ia tak meminta pantikan zippo-ku. Hampir satu jam sudah ia merenung, dengan arah pandang kami yang bertelekan meja, memandang pepohonan rindang di penjuru cafe. Hentakan emosi sudah lama pergi, yang tersisa hanya sunyi. 
“Ver,” 
“Hmmm….”
“Lu harus minta maaf ke Tarra,”
Tak ada reaksi. ia tak mengangguk, pun tak juga menggeleng. Giliranku kini yang harus berbicara panjang, mencoba menarik benang simpulan yang terlanjur masai.
“Gue yakin, ini salah paham aja sih. Gue pribadi ngerasa tertohok ama kata-kata lu tadi, emang bener cowo emang harus lebih menghargai apa yang udah dia dapetin, kasih sayang dari cewe yang udah nerima dia apa adanya, terlepas itu usahanya keras atau ngga… gue setuju ama lu, Ver..”
“…..cuma, baru Tarra yang sampai buat lu nangis kaya gini. Baru dia, Vera. Tandanya, apa yang dia lakuin itu membekas di hati lu. Perhatian dia, perjuangan dia, pengertian dia ke lu, itu yang ngebuat diri lu itu sebenarnya udah membuat diri lu tergenapi. Gue yakin, sampai ngebuat lu jadi galau kaya gini, apa yang dia lakukan itu udah sebaik-baik cara, kan? ….”
“…Dengerin gue. Mungkin cara lu untuk menguji keseriusan lelaki itu harus lu liat juga ngga Cuma pake logika, tapi juga pake perasaan lu. Kalau hati lu kebuka, keseriusan seseorang itu pasti bisa lu ukur juga, kan? Gue ingetin lu untuk jadi perempuan seutuhnya sekarang, gunain hati lu yang peka dan lembut itu buat nyari jawaban atas segalanya…”
Aku berucap spontan, tanpa sebelumnya sengaja mengatur kata-kata. Sial, rokokku sudah habis, jadi aku terpaksa melanjutkan lagi dengan mulut yang masam. Aku merasa tak pernah sebijaksana ini sebelum ini, dan rasanya aneh. 
“Astari…”
“Hmmmm….” ucap Rivera, lirih.
“Ngerti kan maksud gue?”
“Iya, Rinan..” tukasnya, “Masih belum terlambat buat gue. Semoga dia ngga ngerasain sakit hati yang terlalu dalam,”
“Ver,  Gue kasi tau ke lu, kalau lelaki pun bisa terluka, meski dia terkadang ngga ngerti cara ngungkapinnya,” ucapku perlahan-lahan, mendekat. “Lelaki, meskipun dia berhak dan bisa, tetapi ngga akan pernah memilih untuk menangis kaya lu, kaum perempuan. Sesakit apapun hatinya, dia memilih untuk mengekspresikannya….”
‘…..Jadi, jalan termudah untuk itu semua adalah pergi dari lu. Lu ngerti kan sekarang kenapa Belek udah ngga mau nemuin lu lagi abis kejadian tempo hari? Jangan sampe Tarra juga jadi korban ketidak-sengajaan lu, Ver.. padahal bisa jadi perlakuan mereka itu beda banget. Cuma Tarra yang bisa bikin lu nangis, dan lu mengakui bahwa lu kecewa karena dia ngga mampu menuhin ekspektasi lu…”
Rivera mengangguk. Perlahan, aku menangkap sinar yang berbeda dari sorot matanya. Semoga dia mengerti. Hanya dia yang bisa mengambil konklusi dari semua ini. 
Aku berdiri, melemaskan ketegangan. Mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ternyata, memang sudah tidak ada orang. Tak sadar aku kalau bangku-bangku di dalam sudah diangkat ke atas meja, pun terlihat lantai yang basah karena sudah dipel -tanda harus segera angkat kaki dari sini.
….
“Nih, keringin dulu air matanya,” aku mengeluarkan bandana baruku yang tempo hari dibeli. Rivera mengambilnya dengan gopoh sambil menutupi sedikit wajahnya, mungkin karena malu.
“Pulang yuk,” tawarku, “Mau naik vespa butut gue apa naik angkot?”
“Tau aja lu kalo gue ngga bawa mobil,” ucapnya, tersenyum.
“Gue ngga ngerti lagi lu tadi kesini naik apa, Ver. Jalur angkot jauh dari sini. Lu terbang ya?” Ucapku terkekeh, dia pun tertawa berderai. Efek setelah menangis memang akan membuat tertawa, katakanlah itu sebagai proses sublimasi hati.
Tak lama kemudian, vespaku meluncur membelah sunyinya Bandung, dari jalan Otten yang gelap rimbun menuju jalan Pasteur yang dingin, sepi, dan hanya berteman kelap-kelip lampu kota. Rivera hanya diam, dan aku sadar kalau aku harus memberinya kesempatan untuk meresapi makna semua peristiwa yang baru terjadi beberapa jam kebelakang.
Tumblr media
Tiba-tiba, ia menoyor helmku dari belakang,
“Tumben lu, Nan. Bisa bijaksana gitu, hahaha,”
“Yaelah, gue gituloh, yang paling kenal lu! Kalau ngga bijaksana, ngapain lu ngajak curhat gue kan?” Aku tertawa.
“Sengak banget lu,” toyornya lagi, sambil balas tertawa.
Tinggal satu lampu merah lagi untuk sampai ke kost Rivera di daerah Maranatha, ketika itu sesumbar ia bicara padaku,
“Kalau akhirnya Tarra ngga mau nerima gue lagi, gimana Nan? Misalnya dia kecewa berat ama gue gitu, gimana yah?”
Aku terdiam. Tak membalas. Kesusahan mencari balasan yang sepadan. 
“Kalau Tarra ngga mau, lu mau kan jadi pacar gue, Nan?” ucapnya tiba-tiba, membuat tawaku tersembur. 
“Kampret! hahahaha. Gue bukan cowo gampangan kali, Ver. Gue harus nguji seberapa keseriusan lu ke gue, hahaha,” ucapku, sambil melet-melet ke spion yang mengarah ke wajahnya. 
Ia hanya tertawa. Lalu diam, hilang bersama deru motorku. Semakin lama, pelukannya semakin kurasakan begitu lekat. Sesempurna inilah kalau Rivera mau menjadi sosok perempuan yang sejati, membuat siapapun lelaki pasti mudah jatuh cinta. 
Gue yakin lu bisa berubah Ver, terutama merubah sudut pandang lu tentang laki-laki, ngga semuanya lelaki kaya yang lu pikirin, ucapku dalam hati.
Hingga, tak ada lagi ucap yang bersahutan dari mulut. Entah, kalau dari hati. Celakanya, aku  tak bersiap untuk cerita lain lagi yang akan datang nanti.
.
Bersambung...
Bandung, 20 April 2020
Cerita sebelumnya disini
33 notes · View notes
valinakhiarinnisa · 5 years
Text
Menjawab Pertanyaan
Tidak terasa, sudah hari ke-70 saya “kembali” dari keterasingan. Kembali pada rutinitas super sibuk di pagi hari. Bangun pagi-pagi, menyiapkan pakaian sekaligus menyetrika, mandi, sarapan, berangkat sepagi mungkin (misi). Kadangkala saya mengapresiasi diri sendiri karena bisa berangkat sesuai rencana, menikmati udara Halte Rajawali yang sejuk sembari menanti angkot berikutnya. Namun, tak jarang saya kesiangan lalu berefek terjebak dalam kemacetan. Ya, begitulah rutinitas saya kurang lebih dalam dua bulan terakhir. Jujur, ternyata berat juga bila harus PP (alias pulang-pergi) Gresik-Surabaya. Apalagi jika nanti Allah izinkan saya menjadi dosen tetap, atau Allah izinkan saya sekolah profesi (masih ngambang upayanya ini, ya Allah izinkan saya jadi psikolog), rasanya tidak mungkin bila harus menghabiskan 3 jam perjalanan (total).
“Kenapa ngga ngekos aja sih?”
Begitu tanya beberapa orang. 
Jawabannya sesimpel ini. Ingin menghabiskan waktu banyak bersama orangtua, selagi bisa. 
“Lha kan udah nikah? Harusnya di rumah mertua kan kalo cewek?”
Menarik. Tapi dari mana dasar tersebut? Anak lelaki selamanya jadi anak ibunya. Saya akan selalu jadi nomer dua, sedangkan nomer satu adalah ibu mertua saya, itu ketetapan Allah, dan saya tidak menyangkal sedikitpun. Tapi pernyataan “harusnya di rumah mertua” ini seolah tak mengerti kondisi saya, atau mungkin memang asal bunyi, tidak mengenal utuh bagaimana realita yang harus saya hadapi saat ini. Saya bekerja di Surabaya, di sebuah kampus tempat saya menempuh studi S1 saya. Tidak mudah bagi saya untuk mencari tempat mengabdi, karena jauh sebelum saya diterima beasiswa, Allah mengirimkan kampus ini sebagai wadah pengembangan diri, memfasilitasi berbagai persiapan untuk memenuhi persyaratan, termasuk biaya persiapan bahasa, pelatihan dan workshop, yang barangkali menjadi pertimbangan mereka (para reviewer) untuk menerima saya yang sebenernya enggak pinter-pinter amat ini. Tapi, bukan sekadar balas budi juga. Ada “titik temu” antara nyaman dan menantang yang tidak bisa dijelaskan, melainkan hanya bisa dirasakan. Jadi, demikian, saya tidak bisa tinggal di Depok. Dan itu sebenarnya sah-sah saja, toh rejeki Allah bukan hanya di Bumi Depok kan? :) Dan izinkan kami untuk menjalankan apa yang ada di depan mata. Saya menuntaskan apa yang menjadi janji saya di rencana setelah studi, dan suami saya menuntaskan apa yang menjadi harapannya dulu, menjadi tim riset inti bersama supervisornya. 
“Kalau ujung-ujungnya Long Distance Marriage, ngapain nikah deh?”
Menerima pertanyaan ini berkali-kali, saya hanya tersenyum manis (kalau sanggup), tapi tak jarang saya tersenyum tidak simetris. hehe. Realitanya, saya jatuh cinta sama Muhammad Aldo Setiawan, ternyata dia juga. Daripada perasaan ini berlarut pada muara yang tak menentu, dan atas izin Allah, ternyata orangtua kami memberikan ridha untuk kami menikah, sebelum berangkat sekolah. Keputusan kami pada saat itu sangat kuat, meski ketika dijalani tidak mudah. Tidak apa-apa, semoga dengan bertemunya separuh agamanya, separuhnya lagi bisa dijalani dengan ketaqwaan. LDM bukan hal yang mudah, dan tentu bukan pilihan prioritas pada pasangan manapun rasanya. Tapi, mbok yo mengertilah kawan, tidak semua jalan hidup setiap orang sama dan berjalan ideal. Bahkan mungkin apa yang kita anggap ideal juga belum tentu secara keseluruhan berjalan sempurna. Pahami bahwa beberapa hal dalam rencana hidup pasangan suami istri yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang, dan tentunya kesempatan untuk menjalankan peran-peran lain yang sudah dipertimbangkan bersama. Jadi, daripada bertanya kenapa, lebih baik didoakan saja mudah-mudahan ada waktu dimana kami dapat memperjuangkan mimpi bersama secara raga dan jiwa. Aamiin. 
“Kamu udah hamil kah? kok perutmu besar?”
“Kamu nunda ya?”
Dua pertanyaan ini semakin menguatkan saya bahwa ada pertanyaan-pertanyaan yang hadir dalam pikiran kita, atau hadir melalui mulut orang lain, yang tidak perlu dijawab, atau ditunda dulu jawabannya, sampai Allah memberikan isyarat. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini pula yang semoga jadi bekal bagi saya maupun suami untuk selalu mengasah kepekaan, ngati-ati. Tapi juga selalu berusaha berpikir lebih luas: ah iya, barangkali bentuk perhatian orang bermacam-macam, tidak selalu sama. Senyumin saja. :)
Bulan depan, insyaAllah suami saya pulang. Deg-deg annya sudah dari sekarang. Sayangnya saya kurang pandai mengutarakan ke-deg-degan saya tiap mengingat sebentar lagi dia pulang, mungkin malah dia mengira saya punya gangguan afek datar. Hehe, tenang, mas. Aku sedang mempersiapkan sesuatu. Begitu juga mas Aldo disana, semoga ikhtiar-ikhtiar kita menuju titik temu yang sama dan tentunya mendapat ridha-Nya. Hidup di Surabaya mungkin menjadi hal baru buatmu, dan mungkin tak mudah. Tapi, untuk petualangan yang rutenya belum tahu bakal kemana ini, kenapa tidak dijalani pelan-pelan dulu saja? Tidak apa-apa, semua orang selalu punya titik “start” nya masing-masing. Ya, barangkali bulan depan menjadi awal bagi saya dan suami saya menghadapi realita hidup bersama di Indonesia. Sekali lagi, semoga Allah ridha. Aamiin.
Tumblr media
Gambar 1. Burung lagi merenung di Leeds city centre 
Semangat menentukan tempat berteduh ya :”)
Kuat, kuat, kuat!, sesuai janji-Nya, bersama kesulitan, terdapat kemudahan. Yap, bersama, bukan sesudah. 
(masih di) Gresik, 20 Desember 2019
@valinakhiarinnisa
96 notes · View notes
rahmaanfsh · 4 years
Text
Bumi & Bulan
[ Episode 9 ]
            Setelah memutuskan untuk tidak memperpanjang obrolan mereka, Bulan memutuskan untuk bergegas pulang dan kembali ke apoteknya untuk membeli obat yang dimaksudnya tadi. Bagaimanapun, ia tetap harus mendukung penjualan di sana jadi daripada ia membeli di tempat lain, mengapa tidak ditempatnya sendiri saja?
           “Kamu hati-hati.”ujar Bumi selesai mereka tiba di pintu masuk tempat mereka makan. Bulan menangguk dan menyadari kedua temannya tidak ada di tempat. Kemanakah mereka berdua?! Tidak mungkin kan mereka meninggalkannya disini sendirian? Bulan buru-buru mengeluarkan telefon genggamnya dan mengirimi pesan grup.            
           “Kamu langsung kerja lagi?”tanya Bumi, berharap Bulan akan menjawab dan bukan hanya mengangguk—sebelum mereka mungkin tidak akan bertemu lagi setelah hari ini. Entah kenapa, Bumi masih memikirkan seribu alasan mengapa Bulan harus terlibat dalam pelik hidupnya. Kenapa dari sekian banyak orang yang hari itu lewat di tempat ia tiba-tiba tidak sadarkan diri, kenapa harus Bulan yang akhirnya menolongnya? Apakah ini semua adalah pertanda yang harus ia terjemahkan agar paham? Ataukah hanya jalan takdir yang cukup ia jalani saja untuk  melanjutkan hidupnya seperti biasa.
           “Eh sorry..”bulan menyadari pertanyaan Bumi namun masih sibuk menanyakan keadaan teman-temannya.”Iya, eh.. maksudnya aku pulang abis ini. Kerjaanku cuma sampai jam empat kalau shift pagi. Kebetulan hari ini aku dapet pagi.”balas Bulan. Bumi hanya mengangguk.
           “So, kamu bukan dokter ya tapi apoteker?”tanya Bumi lagi, mencari topik. Memperlambat waktu perpisahan.
           “Iya.. jadi kamu bisa panggil aku “Apoteker Bulan” ya..”ujar Bulan dengan nada bangga.”Oh, kamu juga boleh beli obat di tempat aku kerja. Atau kamu butuh apapun, di sana ada. Setiap akhir bulan pasti ada promo, terutama buat produk-produk vitamin tuh… beuh kamu harus datang kesana! Plus ada klinik dan unit emergensi. Lengkap. Pol.”jelas Bulan, promosi. Yak, tetap ya demi penghasilannya juga ia harus sembari promosi. Apalagi untuk orang sekelas Bumi, adalah pelanggan yang sangat berpotensi bisa membeli barang tanpa terlebih dahulu melihat harga. Ah ya, sebuah pengecualian. Jika ada pertemuannya lagi dengan Bumi, tidak apa-apa selagi itu adalah pertemuan yang melibatkan berambahnya penghasilan untuk dirinya.
           “Okay, Apoteker Bulan...jadi nggak masalah nih habis ini kita ketemu lagi?”tanya Bumi yang tidak memungkiri senang bahwa Bulan masih mau mengundangnya datang ke tempat ia bekerja.
           “Oh ya, kecuali itu. Kalau kita ketemu di sana, itu nggak masalah. Bukan karena mau ketemu aku, atau tiba-tiba ada orang yang mau ngawasin lah, itu yang nggak boleh.”balas Bulan dengan nada terburu-buru. Dalam hatinya, semoga ia tidak terdengar seperti sedang marah. Ia hanya berusaha tegas.
           Bumi mengangguk namun merasa sedikit kecewa. Ia menatap sekeliling dan melihat langit perlahan menggelap digantikan pendaran lampu sekitar yang satu persatu menyala. Pembicaraan mereka senja ini disaksikan oleh beberapa lampu taman yang menyala di pekarangan menuju pintu masuk café. Mungkin, semua ini memang hanya kepingan episode biasa. Bahkan perempuan di hadapannya tidak lagi mau bertemu dengannya setelah ini.”In case kamu ada apa-apa lagi setelah ini, alergi—muntah—atau apa aja di hari-hari selanjutnya yang nggak biasa kamu alami, kamu hubungin nomor Pak Ehsan. Dia yang kirim kamu pesan pertama kali. Pak Ehsan jadi media kita berkomunikasi.”
Tumblr media
( sumber : pickpik )
           Bulan mengangguk cepat.”Ehm, jadi nggak boleh ya ada tiba-tiba kamu atau Pak Ehsan atau Aris yang minta ketemu sama aku. Kayak sebelumnya. It’s no.”jelas Bulan berusaha menegaskan garis diantara mereka berdua. Bahkan Bumi tidak akan mungkin membagi nomor telefon pribadi kepadanya. Benar-benar bukan kalangan yang sesuai untuk Bulan jadikan teman. Mereka akan sangat banyak perbedaan. Di sebrangnya, Bumi setuju. Langkah yang diambil Bulan saat ini tepat untuk menjauhinya. Karena semakin mereka dekat, semakin berpotensilah Bulan bisa memperoleh celaka.
Bagi Bulan, ini kali pertama ia mendapatkan cerita-cerita yang selama ini hanya terjadi sebatas pada lembaran script drama korea atau sinetron Indonesia. Apakah orang seperti Bumi selalu hidup dalam keadaan terancam? Maksudnya, bukankah seharusnya mereka lebih mudah menjalani kehidupan karena ketersediaan segala hal yang mereka butuhkan? Atau ternyata drama-drama itu memang disadur dari kehidupan nyata? Bulan sangat penasaran.
           “Bumi, aku mau tanya satu hal, apa boleh?”tanya Bulan ragu. Namun, ia akan menyesal jika tidak menanyakannya hari ini. Wajah Bumi menghangat, akhirnya Bulan mengajukan pertanyaan untuknya. Entah mengapa dirinya menangkap bahwa segala feedback dari Bulan adalah pertanda baik untuknya.
           “Iya, banyak juga aku nggak keberatan sih..”balas Bumi. Bulan menatap Bumi, berani. Atau lebih tepatnya so-so-an saja berani. Lagipula setelah ini pun mereka akan kembali berjalan di jalan masing-masing, kan?
           “Maaf lancang ya Bumi..”ujar Bulan mengawali.”Kamu punya pacar?”
           Dalam hati, Bumi melompat kaget. Pertanyaan Bulan sungguh diluar dugaannya. Bulan mencoba tetap tenang meskipun jika ia harus buka kaos kaki dan sepatu, sudah pasti terlihat jemari kakinya bergetar takut. Ia bertanya hanya untuk memastikan bahwa Bumi harusnya punya kehidupan percintaan yang normal. Ini kehidupan nyata, kan? Kan hanya di drama-drama saja orang seperti Bumi tidak punya pacar dan akan jatuh cinta pada gadis biasa dan bukan dari kalangannya. Sedang di dunia nyata, yang Bulan tahu tidak begitu. Tidak mungkin seseorang tiba-tiba dinikahi oleh seorang pewaris keluarga kaya jika ia tidak pernah sama sekali masuk ke lingkungan mereka, setidaknya untuk bekerja bersama atau semacamnya. Bukan hanya karena pertemuan tidak diduga seperti yang terjadi padanya.
           Bumi membalas dengan sedikit tawa.”Kenapa kamu nanya? Kamu takut sekarang lagi diawasin pacar saya karena kita lagi berduaan?”
           Oh, ya. Benar berarti. Bumi manusia normal. Asumsi Dinda dan Amel akhirnya terpatahkan.
           “Enggak sih, aku mastiin aja.”jawab Bulan menggeleng.”Ya syukur kalau gitu, soalnya dari tadi aku denger cerita kamu tuh kayak kamu selalu terancam. Tapi kalau ada pacar, setidaknya ada hal yang bisa hibur kamu gitu maksudku.”
           “Emang iya? Hmm..”balas Bumi menatap Bulan balik. Bulan terkejut dan segera mencari objek di atas pohon untuk ditatap, berpaling dari Bumi.”Aku nggak tau sih rasanya, tapi karena kamu bilang kayak gitu, aku jadi penasaran.”
           “Eh, maksudnya?”tanya Bulan kebingungan.
           “Maksudnya? Maksudnya ya… aku nggak tau adanya pacar bisa bikin hidup lebih bahagia.”balas Bumi.”Aku nggak punya pacar. Atau lebih tepatnya nggak pernah berniat nyari.”
           Deg. Tiba-tiba sesuatu melesat mengarah pada jantung Bulan dan membuatnya berdebar lebih cepat-cepat. Ia bahkan sedikit memegangi dimana letak jantungnya berada karena takut degupnya bisa terdengar Bumi. Berarti benar keputusannya, ia harus cepat-cepat pergi setelah ini. Jika ada apa-apa, ia masih bisa lapor pada temannya tidak perlu pada Pak Ehsan atau siapapun itu yang berhubungan dengan Bumi. Meskipun ini terdengar sangat geer, tidak mungkin kan takdir sedang membawanya untuk jatuh cinta pada Bumi?
           “What are you looking at?”tanya Bumi sembari melempar pandang ke arah dimana Bulan tampak sedang mengerenyitkan wajahnya. Pohon? Bumi bergumam dalam hati. Kenapa Bulan menatap pohon?
           “Jatuh cinta.. eh apaan sih.”balas Bulan menepuk-nepuk dahinya. Alis Bumi terangkat sebelah.”Oke, kalau gitu aku pamit ya. Makasih banyak buat hari ini.. hati-hati di jalan.”ujar Bulan bergegas meninggalkan Bumi dan segera mengecek handphonenya barangkali teman-temannya sudah membalas pesannya namun ternyata belum juga. Aduh, kemana mereka ini? Bagaimana ia pulang? Beberapa perlengkapannya masih ada di mobil Dinda, bahkan. Bulan cepat-cepat meninggalkan area tempat mereka berbincang tadi diikuti sedikit rasa menyesal atas pertanyaan terakhir yang diajukannya. Sedang dari jauh, Bumi hanya tertawa melihat tingkah Bulan meskipun beberapa kata yang tadinya berniat ia ucapkan kini tertahan tanpa suara melihat Bulan yang buru-buru pergi. Bukan gadis istimewa, ujar Bumi dalam hatinya. Mungkin benar seperti yang diucapkan oleh Pak Ehsan, Aris, bahwa pasangan hidupnya akan datang dari garis keluarga yang sama dengannya. Namun jauh di dalam lubuk hatinya, Bumi begitu penasaran. Apakah setelah ini akan ada lagi pertemuan dengan Bulan tanpa ia sengaja? Bumi tidak terpikir untuk buru-buru datang ke apotek tempat Bulan bekerja, karena ia yakin gadis itu akan memerlukan waktu untuk tidak dulu bertemu dengannya. Jadi, jika ada lagi pertemuannya dengan Bulan setelah ini, itu takdir.  
           Berselang beberapa menit, Bumi segera menuju mobil setelah memperoleh pesan dari Aris yang memutuskan untuk menunggu di mobil. Ia mendapati Aris sedang terduduk di kursi depan dengan tengan bersiap pada stir, disusul dirinya yang segera duduk di kursi sebelahnya. Bumi merasa AC mobilnya jauh lebih dingin dibanding biasanya. Ia curiga akan sesuatu, namun menahan sampai mungkin akan ada sesuatu yang akan dijelaskan Aris.
           “Temen-temennya Bulan udah aman, mereka tadi pulang duluan.”ujar Aris tanpa Bumi mengucapkan apapun. Nada bicaranya terlihat agak datar. Beberapa kali matanya terpejam seperti sedang menahan mual. Bumi mencoba membaca keadaan.”Tapi pasti Bulan bingung sekarang karena temen-temennya nggak ada. Aku udah minta Nanda buat awasin Bulan dari jauh sampai dia sampai ke rumah.”
           “Oke. Kamu baik-baik aja kan ris? You don’t look well.”balas Bumi kemudian mengencangkan sabuknya. Namun, ia merasa seperti ada yang salah dengan Aris. Bumi buru-buru melepas kembali sabuknya dan mencengkram bahu Aris.”Jangan terjadi lagi ris. Plis.”suara Bumi mulai terengar lirih.
           “Santai Bumi. Udah bagian dari tugasku buat mastiin semuanya aman, tanpa terkecuali.”balas Aris memegangi perutnya dan menunduk. Tidak, tidak. Tadi sore Bulan sudah membuatnya kembali mengingat kejadian setahun lalu ketika Aris juga berusaha melindunginya.”Bumi…I think I need a bandage.”tatapan Bumi seketika mengarah pada cengkraman tangan Aris pada perutnya sendiri diikuti dengan warna kemerahan di sana yang mulai timbul dan menetes ke tangan Bumi yang ikut mengarahkan lengannya ke perut Aris.
           “SHIT!!!”Bumi menggeretak kesal. ­­
           “Ini nggak parah Bumi, aku cuma butuh luka ini cepet dicuci dan ditutup.”ujarnya. Bumi segera mencari nomor untuk menghubungi dokter pribadinya namun tak kunjung diangkat. Beralih ia segera menghubungi Pak Ehsan yang memintanya segera kembali ke markas. Akhirnya Bumi mengambil alih setir untuk sementara. Aris menahan lukanya dengan menekannya menggunakan handuk yang cukup tebal. Jika Bumi diberikan tumpukan batu bata di hadapannya, sudah pasti dengan sekali tinju semua batu bata itu tumpah ruah ke tanah menjadi serbuk. Rasa kesalnya makin menjadi-jadi dengan membayangkan wajah dari orang-orang berbahaya itu di pikirannya. Beberapa kilometer keluar dari café, mereka menemui lampu lintas yang sedang dalam posisi merah.
           “Aris, can you handle it?”tanya Bumi yang tahu bahwa pertanyaanya terlalu bodoh untuk ditanyakan.
           “Tenang. Masih bisa.”jawab Aris berusaha tidak meringis, untuk tidak membuat Bumi makin khawatir. Bumi segera bergegas ketika lampu berubah nyala menjadi hijau dan melihat lokasi klinik dari Pak Ehsan yang dikirim lewat telefon genggamnya. Bumi mengerenyitkan alis. Kenapa Pak Ehsan tiba-tiba mengirimnya lokasi ini?
           Bumi segera menelfon Pak Ehsan untuk memastikan bahwa mereka tidak sedang disadap atau sejenisnya.
           “Pak Ehsan? Kenapa kita jadi diarahin ke sini?”tanya Bumi, di tengah panik.
           “Malam ini markas lagi nggak aman, Tuan Bumi.”balas Pak Ehsan. Perasaan Bumi makin tidak karuan.”Kalian saya kirim kesana karena manajer dari klinik dan apotek itu orang yang bisa dipercaya. Agak galak—ya begitulah wataknya—tapi kalian akan aman di sana sampai Aris membaik. Biar saya dan yang lain yang menjaga markas.”
           Bumi menenggelamkan wajah ke stir sampai tak sengaja membunyikan klaksonnya di tengah riuh jalan sehingga berbalas dari klakson mobil lain. Tanpa pikir panjang, Bumi segera mempercepat lajunya menuju lokasi yang di maksud Pak Ehsan. Sudah lama serangan seperti ini tidak terjadi, terakhir kali adalah tahun lalu, ketika “misi” untuk membunuhnya juga gagal oleh Aris.
           Disaat dunia Bumi sedang berjalan tak menentu arah, dunia Bulan terlihat baik-baik saja. Setibanya di depan apotek, ia langsung disapa beberapa karyawan.yang sedang bertugas malam. Dinda dan Amel masih belum juga memberikan kabar dan berdasarkan informasi dari semua yang berjaga sejak sore tadi, belum ada tanda-tanda kedua temannya datang kembali ke apotek. Bulan hanya berharap mereka berdua baik-baik saja dan segera memberi kabar. Bulan segera masuk ke dan mencari obat yang dimaksudnya kemudian mencetak bonnya sendiri, ya seperti yang biasa dilakukannya.
           Beberapa detik dari mesin print yang selesai mencetak bon belanjanya, tiba-tiba manajer apoteknya masuk dengan membuka pintu lebar-lebar dan mengagetkan seluruh personil, termasuk Bulan. Seketika Bulan panik karena tidak ada back-up yang biasanya selalu ada, Amel atau Dinda. Manajer bernama Pak Gigih—berusia 40 taunan itu segera menghampiri meja kasir tempat Bulan baru saja melipat bon belanja untuk dimasukkan ke saku.
           “Ini apoteker yang jaga cuma ada Bulan?”tanya Pak Gigih terlihat seperti orang yang sedang dikejar-kejar sesuatu.”Amel? Dinda? Bayu?”tanyanya lagi mengabsen seluruh karyawan apotekernya. Ia paham Pak Gigih pasti belum bisa mempercayakan tugas besar padanya, berhubung ia baru di sini. Ia paham kenapa selalu yang lain yang didahulukan untuk memperoleh tugas, karena ia memang masih harus banyak belajar. Terlebih, mungkin mood Pak Gigih belum begitu baik apabila mengingat kejadian guci dan dirinya.
           “Iya pak, yang lain hari ini dapet shift siang dan pagi.”jawab Hana, salah seorang tenaga teknis kefarmasian* yang hari ini memperoleh tugas untuk jaga malam bersama 3 orang lainnya. Hana yang bekerja paling lama di sini.
           Dari balik matanya yang setengah tertutup takut, Bulan melihat Pak Gigih seperti sedang menatapnya kemudian beberapa kali memeriksa telefon genggamnya.
           “Oke, Bulan dan Hana ikut saya. Bawa alkohol atau cairan pencuci luka apapun. Gunting, dan semua P3K.”ujar Pak Gigih kemudian bergegas menuju pintu dan keluar dari apotek. Bulan melempar pandang pada Hana yang juga terlihat kebingungan. Hana juga tau bahwa Bulan dan Pak Gigih sedang ada dalam perang sunyi yang entah kapan akan berakhir. Namun, melihat keadaan yang sepertinya genting, Hana buru-buru menyuruh Bulan mengikutinya sesuai dengan instruksi Pak Hana. Bulan menerima kotak P3K yang diserahkan Hana padanya. Oh ya, Hana itu laki-laki dan seumuran dengan Bulan.
           Bulan melihat sebuah mobil yang baru datang terpakir di depan klinik. Pak Gigih buru-buru menghampiri mobil itu dan ia melihat orang yang ditutupi wajahnya keluar dari mobil sambil meringis kesakitan. Pak Gigih segera membantu orang tersebut untuk berjalan dan memerintahkan Hana dan Bulan untuk mengikutinya masuk ke dalam klinik. Oh, ternyata untuk ini. Tapi siapa ini? Tanpa pikir panjang Bulan mengikuti Hana dan Pak Gigih.
           Tak disadari, dari belakang keluarlah pengendara dari mobil itu yang juga menggunakan topi dan kacamata. Bulan sempat menoleh karena suara orang tersebut pintu mobilnya dan menyadari pengendara itu tidak asing. Jelas. Tidak asing. Ia baru bertemu dengan pengendara itu sore ini, baru mengucapkan perpisahan, dan baru berpisah dengannya beberapa menit yang lalu. Ia yakin dan tidak mungkin salah orang. Itu jelas-jelas Bumi. Lalu siapa yang tadi keluar dari kursi penumpang dan dituntun oleh Pak Gigih? Apakah Aris? Bulan yang segera berlari menyusul Pak Gigih dan Hana yang sudah hampir sampai di ruang emergensi kemudian menghela nafas cukup panjang dan tepat ketika orang itu juga tiba di pintu masuk ruang emergensi, Bumi berdiri di belakangnya dan mencoba untuk melihat orang dengan penutup wajah dan kepala yang sudah terbaring di kasur ruang emergensi. Bulan masih terpikir untuk lari dan bilang pada Hana dan Pak Gigih bahwa ia ada urusan lain. Tapi itu adalah tindakan yang tidak mungkin.
           “Segera kalian tangani. Saya coba hubungi dokter Karin.”ujar Pak Gigih. Unit emergensi ini memang hanya dijaga 1 dokter dan 1 perawat. Dan berdasarkan informasi dari Hana, keduanya sedang melaksanakan operasi kecil di lantai atas.”Bulan, kamu yang tangani. Coba pastiin dia butuh obat analgesik** atau sejenisnya untuk sekarang. Dibantu Hana.”tambah Pak Gigih kemudian keluar dan melangkah ke lantai dua. Oke, tamat riwayatnya. Ia tidak bisa kabur.
           Orang bertopi dan berkacamata itu menoleh pada orang yang sedari tadi berdiri di belakangnya kemudian berpindah tempat ke ujung kasur dan perlahan membuka kacamatanya seakan memastikan orang tadi benar-benar mengatakan di sini ada Bulan dan orangnya adalah sama dengan siapa yang sekarang ada dalam pikirnya. Iya, orang berkacamata itu memang Bumi. Pasien di hadapan Bulan adalah Aris.
           Bumi menatap Bulan yang terlihat fokus menangani luka Aris. Memang benar asumsi yang selama ini ia pendam rapat-rapat dan terpikir dalam benaknya, pertemuan dengan Bulan bukanlah kepingan episode biasa dalam hidupnya.
Catatan kaki :
*tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kefarmasian dengan kualifikasi telah menempuh pendidikan SMK Farmasi, D3 Farmasi atau S1 Farmasi)
**obat analgesik adalah golongan obat yang berfungsi untuk meredakan nyeri)
Ditulis oleh : Rahma Alya Nafisah
2 notes · View notes
generasbir · 2 years
Text
Runtuhnya NASA dan Bola Dunia atau bumi bulat yang tidak bisa membuktikan kebulatan bumi
Eksperimen sains” untuk membuktikan bumi bulat atau datar, dengan mengetahui “kutub langit”. Kalau ada kutub langit, berarti ada kutub bumi. Yang artinya bumi ini dibekap. Bumi bulat tidak jelas terkadang pakai Geosentris terkadang pakai Heliosentris. Artinya jika terjadi gerhana matahari Bumi bulat akan ngerem selama kurang lebih dari 1 jam 25 Menit begitu juga gerhana bulan, Bumi akan mendadak berhenti berputar atau sebaliknya bulan yang berhenti berputar mengelilingi bumi selama kurang lebih 1 jam 25 Menit. Sungguh mengherankan Bukan.
Selengkapnya klik disini.
Tumblr media
Runtuhnya bumi bulat membuat Orang depresi terutama para antek-antek politikus NASA yang hanya mementingkan dirinya sendiri, Anak buah NASA banyak juga di indo hanya mementingkan perutnya yang gendut Dan buntal.
0 notes
menerjangbosan · 2 years
Text
Inilah siklus Matahari terjadi di Peta Bumi datar sangat akurat
Bagaimana proses Matahari, Bulan berkerja di Peta Bumi datar?  Kata Bumi datar adalah istilah bidang datar yang berarti luas atau melebar. Mempelajari Ilmu Bumi Bulat dan ilmu Bumi Datar, ” fakta sebenarnya akan terungkap. Teka teki akan terjawab. Menurut Informasi.Bumi bagaikan Siklus 24 Jam itulah Jam yang sebenarnya Jam Matahari. “Artinya Jam sekarang dibagi menjadi 4 bagian, 6 pagi 6…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sphericalcrush · 4 years
Text
#Day13: Kamu? Suka baca?
Buku bersampul hitam yang baru saja dipinjam dari perpustakaan daerah itu dipilih Bulan untuk menemaninya bersepeda kali ini. Buku itu spesial karena seseorang yang sedang menempati ruang pikirannya pernah menyebut judulnya. Yha, sesederhana itu Bulan menjatuhkan pilihannya diantara ratusan judul buku berderet di atas rak buku perpustakaan.
Bukankah lebih mudah untuk memilih jika kita sudah preferensi sedari awal?
Jam sudah menunjukkan pukul 6.15 WIB, cuaca tak begitu panas karena awan mendung sendu menghadiahi Bumi. Membuat sebagian penghuni yang lain kembali memeluk guling. Sebagian penghuni yang lain bergembira karena akan ada yang berbeda dari perjalanan paginya. Burung burung pun nampak lebih ceria dengan kicauannya yang semakin marak.
Mengoleskan sun-screen ber SPF adalah hal yang tak boleh ketinggalan bagi Bulan ketika hendak beraktivitas. Selang beberapa waktu, dia sudah siap mengayuh sepedanya dengan ekspektasi : menemukan tempat teduh untuk membaca.
Destinasi pertama adalah sebuah taman yang berjarak kurang lebih 6 km dari tempal tinggalnya. Biasanya cukup ramai jika weekend, banyak pengunjung yang berolahraga walau hanya sekedar berjalan santai. Kesempatan itu tentu tak disia siakan pedagang untuk meraup rizqi.
Sepanjang perjalanan, tak jarang Bulan sengaja melemparkan pikirannya sekehendak hatinya. Melihat sawah yang begitu hijau, teringat banyaknya usaha yang sudah dikeluarkan oleh para petani dan keluarganya. Melihat jalan yang berlubang, teringat betapa banyak orang yang sudah mengumpat karenanya. Lalu dia melihat sepasang kakek-nenek berbocangan motor nampak lambat namun pegangan si nenek begitu erat. Senyum pun kadang disunggingkan sang kakek dibalik stang motor sebagai balasan atas perkataan si nenek.
Orang-orang yang bisa mencapai usia senja bersama-sama dengan sang pujaan hati itu sedikit. Dan mereka adalah orang-orang yang mampu bertahan dan mau mempertahankan untuk bahagia bersama-sama. Tidak jarang ego dan harga diri tergores tapi ada isi kepala dan isi hati lain yang juga sama-sama tergores jika salah satu harus menyerah pada amarah.
Tidak seperti kebanyakan yang memasang earphone sebagai teman perjalanan, Bulan memasang suara angin dan suara daun yang bergesekan sebagai teman jalan. Konsisten pedal dikayuhnya hingga sampai ke tujuan. Pohon-pohon hijau, lapangan luas, petugas yang ramah. Sebuah kemewahan untuk dirinya yang jarang sekali berlibur menjauhkan diri dari rutinitas.
Sepeda sudah terparkir, sejenak Bulan berkeliling untuk mencari penjual buah. Kebutuhan glukosanya meningkat karena kalori yang terbakar. Kemudian ia berkeliling mencari tempat rindang yang cukup enak untuk berselonjor dan menuntaskan bacaan bukunya.
Tumben sekali dia membaca buku full text seperti ini. Jarang jarang dia membaca buku yang hanya ada tulisan seperti ini. Meski aku tak pernah meledek tentang kesukannya terhadap buku berilustrasi, dia rupanya paham bahwa sesekali membaca buku full text sesekali harus dilakukan. Meskipun lebih banyak memakan waktu, tapi berarti perjalanan kita akan semakin panjang bukan?
Ah ya, pagi-pagi weekend seperti ini rasanya tidak mengapa kalau harus menyapanya dengan pesan semangat bukan?
Mengirim pesan pada seseorang yang menempati ruang khusus di pikiran kita tak pernah mudah. Banyak keraguan, namun akhirnya yakin bahwa sejatinya manusia bisa memilih dan harus siap dengan apapun konsekuensinya nanti.
Semangat semangaat!
Bulan mengetik pesan itu dengan harapan bahwa si penerima akan kembali tegak.
Hehehe... Aku barusan pindah lho.
Deg! Seperti membaca novel lalu ini adalah bagian plot twist. Itulah yang Bulan rasakan.
Pindah? Pindah apaan? Kenapa pindah? Pindah kemana? Apa yang terjadi setelah kepindahannya? Ratusan pertanyaan seketika memenuhi kepalanya. Minat membaca bukunya menguap. Tatapan matanya fokus ke layar datar. Ya, tidak salah baca. Dia pindah. Ada rasa aneh yang menyelinap dalam relung hati Bulan. Mengapa aku harus tahu akan hal itu? Apakah memang begini rasanya kalau harus bersembunyi di balik layar? Membohongi perasaan tak pernah selelah ini.
Tak heran mengapa aku begitu menyukaimu. Kamu adalah buku yang menyimpan beragam plot kisah yang selalu menarik hati untuk dibaca. Dan sebagai pembaca, tentu aku harus melanjutkan bacaanku untuk tahu bagaimana akhirnya.
1 note · View note