Tumgik
#KEK Singhasari
ibenews · 2 years
Text
Menparekraf Resmikan Kampung Animasi KEK Singhasari
Menparekraf Resmikan Kampung Animasi KEK Singhasari
iBenews.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan Animation & Film Factory (AFF) sebagai pusat animasi dan film terbesar di Indonesia. AFF menjadi salah satu kluster bisnis content yang dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Jawa Timur. Setidaknya ada sekitar enam kluster…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Trend fashion apa saja yang akan keluar tahun depan. Seperti apa pula koleksi Aleza tahun 2023 nanti. Pertanyaan-pertanyaan seperti  ini banyak ditunggu para fashionista. Seakan, mereka tak sabar menunggu beberapa pekan lagi. Managing Director Aleza Dia Demona mengungkapkan beberapa trend fashion yang dinilai akan ada di tahun depan, misalnya seperti warna-warna pastel hingga pakaian timeless. “Di 2023 sendiri sebenarnya dari beberapa yang kita keluarkan di koleksi ini (The Collaborators Series). Ads memang tren-tren color yang diprediksi ada di 2023,” kata Dia saat dijumpai di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Senin 28 November 2022. BACA JUGA: Banyumas in Fashion 2022, Bupati Minta Batik dan Lurik Diviralkan Kolaborasi bersama Sabrina Sosiawan "Contohnya warna yellow-nya. Nanti itu ada di koleksinya Mba Sarsof. Atau warna-warna pastelnya yang ada di Mba Analisa,” sambungnya terkait koleksi Aleza Tahun 2023. Tak hanya itu, Dia juga mengungkapkan pakaian timeless akan banyak diminati di tahun depan. Tren ini pun diwakili oleh koleksi pakaian dari kolaborasi bersama Sabrina Sosiawan. [caption id="attachment_10948" align="alignnone" width="768"] (Instagram/@alezalabel)[/caption] “Nggak cuma itu. Koleksinya Sabrina sendiri lebih ke timeless ya. Jadi orang sebenarnya pakai monocrome itu juga all the time. Jadi memang ada unsur yang kita ingin timeless, ada juga color-color yang kita perkirakan tren di 2023 atau di akhir tahun ini,” ujar Dia. Usai COVID-19, Dia mengatakan bahwa kini masyarakat lebih berani dalam mengekspresikan diri dengan menggunakan warna pakaian yang colorful. Tren ini pun diwakili oleh koleksi kolaborasi dari Vira Tandia. BACA JUGA: Saksikan Jogja Fashion Carnival 2022 di Malioboro Yogyakarta! “Lebih colorful dan lebih bold itu juga ada di koleksinya Vira Tandia. Kita bisa lihat lebih banyak warna. Jadi perpaduan berbagai macam warna. Jadi sisi bold-nya terwakilkan oleh kokeksinya si Vira Tandia sendiri,” jelas Dia. The Collaborators Series Di ulang tahunnya yang ke-6, Aleza pun kembali menghadirkan “The Collaborators Series” dengan berkolaborasi bersama Vira Tandia, Analisa Widyaningrum, Sabrina Sosiawan, Sarah Sofyan, dan Ayla Dimitri. Menurut Dia, alasan pihaknya berkolaborasi dengan 5 orang kolaborator karena pihaknya ingin memberikan banyak pilihan terhadap masyarakat. Sehingga, setiap karakter dari masyarakat pun dapat terwakilkan dan tetap dapat menjadi diri sendiri tanpa harus mengikuti tren. BACA JUGA: KEK Singhasari Diproyeksikan Menjadi Ekosistem Konten Kreator Terbesar "Kita ingin memberikan banyak pilihan sih. Karena wanita itu kan nggak seragam ya. Mungkin dalam satu item, di styling-nya bisa dengan cara berbeda,” papar Dia. “Jadi kenapa kita melibatkan 5 orang wanita dengan karakter berbeda ini karena kita ingin customer kita punya refrensi banyak. Nggak cuma satu karakter perempuan saja yang mewakili Aleza Women itu,” tutupnya. *** Sumber: Antaranews
0 notes
himpunid · 2 years
Text
Menparekraf Resmikan Animation dan Film Factory Terbesar di Indonesia
Menparekraf Resmikan Animation dan Film Factory Terbesar di Indonesia #HimpunID
HIMPUN.ID – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan Animation & Film Factory (AFF) sebagai pusat animasi dan film terbesar di Indonesia. AFF menjadi salah satu kluster bisnis content yang dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Jawa Timur. Setidaknya ada sekitar enam kluster…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
satukanal · 5 years
Text
Melihat (Ulang) Wonosari: Jejak Wisata Kebun Teh yang Sempat Mati Suri
https://www.satukanal.com/melihat-ulang-wonosari-jejak-wisata-kebun-teh-yang-sempat-mati-suri/
Melihat (Ulang) Wonosari: Jejak Wisata Kebun Teh yang Sempat Mati Suri
Tumblr media
Topografi Kabupaten Malang berupa pegunungan dan perbukitan di sebagian wilayahnya telah menjadi pilihan orang-orang Belanda. Saat itu, mereka mulai masuk wilayah Nusantara melalui ekspedisi dagang dengan bendera Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Perkumpulan Dagang India Timur yang didirikan 20 Maret 1602.
Kedatangan VOC, yang diberi kewenangan memiliki tentara dikarenakan persaingan sengit antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol, Inggris, dan Prancis, dalam memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur lambat laun bergeser, dari misi dagang menjadi politik permukiman (kolonisasi). Kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera, dan Maluku jadi jajahannya saat itu.
Wilayah peninggalan Kerajaan Singhasari ini pun tak lepas dari incaran mata Belanda. Lanskap Malang yang indah dengan pegunungan dan dikelilingi sungai-sungai besar dijadikanlah gemente atau kotapraja pada 1 April 1914 oleh kolonial Belanda.
Malang pun jadi kota pemukiman Belanda yang asri sekaligus menjadi wilayah industri. Khususnya perkebunan-perkebunan yang cocok dikembangkan dengan topografinya. Kebun teh Wonosari di lereng Gunung Arjuno adalah salah satu jejaknya.
Berdiri tahun 1875 dan dikelola oleh perusahaan Belanda NV Cultur Maathappy, kebun teh Wonosari menjadi yang pertama di wilayah Jawa Timur (Jatim). Tak heran kebun teh Wonosari yang terletak di antara dua desa, yaitu Toyomarto, Kecamatan Singosari, dan Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, banyak dikunjungi wisatawan Belanda beberapa tahun belakangan.
Perusahaan Belanda yang mengelola kebun teh Wonosari baru hengkang dari bumi Arema saat pendudukan Jepang meruyak Nusantara. Membawa misi swasembada pangan untuk negara jajahannya, Jepang pun mengganti tanaman teh di Wonosari dengan tanaman pangan.
Teh Wonosari yang jadi primadona Eropa pun tenggelam. Sampai tahun 1945 akhirnya Jepang hengkang dari Indonesia dan kebun teh Wonosari pun diambil alih negara serta kembali ditanami teh.
Di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), kebun teh Wonosari kembali mencoba bangkit. Tak hanya memproduksi teh pilihan. PTPN XII -yang berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 tahun 1996, dituangkan dalam akta notaris Harun Kamil SH Nomor 45 tanggal 11 Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK Nomor C.2-8340 HT.01.01 tanggal 8 Agustus 1996- memberi status baru untuk kebun teh Wonosari sebagai wisata agro yang menjual lanskap alam pegunungan nan indah, hamparan perkebunan teh nan eksotis, edukasi terkait tanaman teh, serta berbagai fasilitas pendukung pariwisata berbasis alam.
Geliat PTPN XII ini pun mendapat respons positif wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Dari data kunjungan wisatawan, tercatat tahun 2017 ada sebanyak 208.901 orang yang telah merasakan sensasi wisata agro kebun teh Wonosari. Kunjungan didominasi wisatawan mancanegara dari Belanda. Disusul Prancis, Jerman, Belgia, Swiss, Denmark, Italia, Spanyol, Maroko, Arab, Tanzania, Yordania. Sedangkan dari Benua Asia dan Australia, kebanyakan wisatawan dari Singapura dan Australia.
Sayangnya, berbagai keunggulan yang dimiliki di kebun teh Wonosari dengan luasan 1.100 hektare (ha) dan 5 ha-nya dipergunakan untuk wisata agro itu mengalami mati suri dalam beberapa tahun belakangan ini. Di saat Kabupaten Malang sedang giat-giatnya membangun pariwisata berbasis perdesaan, nama kebun teh Wonosari seperti tenggelam dari radar wisatawan.
Hal ini pun dibenarkan oleh Manajer PT PTPN XII Nelson Limbong. Dia mengatakan, wisata kebun teh Wonosari seakan mati suri. Limbong menyampaikan beberapa waktu lalu ke media bahwa wisata kebun teh Wonosari semakin tak dikenal masyarakat.
“Selama ini wisata kebun teh Wonosari belum banyak dikenal oleh masyarakat. Jangankan Surabaya, masyarakat Malang saja mungkin belum tahu. Makanya kami ingin mengenalkan lagi melalui festival,” ucapnya merujuk pada kegiatan yang dihelat PTPN XII terkait WAW Festival awal Desember 2019 lalu.
Pernyataan itulah yang membuat Pemkab Malang dan DPRD Kabupaten Malang pun kembali bergerak untuk membangkitkan kebun teh Wonosari yang mati suri. Tak hanya berpuas dengan hasil perkebunan tehnya yang telah jadi produk ekspor selama ini, tapi juga membangunkan potensi besar pariwisatanya yang tertidur cukup lama.
Rapat kerja yang diinisiasi DPRD Kabupaten Malang dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayan (Disbudpar), pihak PTPN XII, Perhutani, dan tokoh masyarakat pun digelar. Tujuannya, membangunkan potensi kebun teh Wonosari sebagai destinasi wisata unggulan Kabupaten Malang ke depan.
“Potensinya besar jadi wisata unggulan Kabupaten Malang. Jejak itu pun telah ada sejak lama. Tinggal bagaimana pengembangannya ke depan,” ujar Ketua DPRD Kabupaten Malang Didik Gatot Subroto, Kamis (9/1/2020).
Apalagi, ada berbagai pembangunan skala nasional yang bisa mendukung pengembangan kebun teh Wonosari. Misalnya jalan tol Malang-Pandaan (Mapan) serta rencana pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Singosari.
“Ini menjadi pendukung dalam mengembalikan wisata kebun teh Wonosari Lawang. Karena itu, kami dorong Disparbud, pihak PTPN dan lainnya untuk kembali memikirkan berbagai strategi ke depannya. Kami optimistis ini bisa jadi destinasi wisata favorit lagi ke depannya,” tandas Didik Gatot.
0 notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Ibu Kota Jatim di Kabupaten Malang, Mungkinkah?
KEPANJEN – Ada wacana baru yang mencuat di sela-sela kegiatan peresmian monumen gate Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kemarin (17/10).
Dalam acara yang berlangsung di kawasan Karanglo itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VII Jawa Timur Prof  Dr Soeprapto DEA menyebut ada wacana pemindahan ibu kota Jawa Timur ke wilayah Malang Raya.
Lebih khusus ke Kabupaten Malang. Sebagai dasar, dia menyebut beberapa poin yang menjadi landasan ide tersebut.
”Ada kajian akademiknya. Alasan yang pertama saat ini (jumlah) perguruan tinggi memang lebih banyak di Surabaya, tapi bedanya hanya lebih banyak di Surabaya.
Berarti beberapa tahun lagi perguruan tinggi di (Malang) bisa menyaingi di Surabaya,” kata Soeprapto. Kedua, dari segi kuantitas. Dia menyebut bila jumlah mahasiswa di Malang Raya lebih banyak daripada jumlah mahasiswa di Surabaya.
Soeprapto menyebut bila geliat aktivitas maupun dinamika pergerakan yang terjadi di Malang Raya dalam waktu beberapa tahun ke depan berpotensi menjadikannya sebagai wilayah besar di Jawa Timur.
”Di dalamnya termasuk (ada) kemungkinan Pemprov (Jatim) akan bergeser ke Kabupaten Malang,” imbuhnya. Pertimbangan lainnya, masih kata dia, yakni kepadatan pembangunan maupun lalu lintas yang terjadi di wilayah Surabaya.
”Keruwetan di daerah tertentu itu menjadi pertimbangan seperti halnya kenapa ibu kota di Jakarta, yang harus pindah ke Kalimantan.
Seperti halnya juga Ibu Kota Australia yang sebelumnya berada di Melbourne, dan dipindah ke tempat yang lebih sepi, seperti Canberra,” terangnya. Dari tiga daerah pemerintahan di Malang Raya, dia mengakui bila Kabupaten Malang adalah yang paling proporsional untuk dijadikan ibu kota provinsi.
”Aspek lain kami pandang dari segi potensi daerah, Bu Gubernur juga sudah pernah menyampaikan (wacana) ini, sudah sip,” kata dia. Namun, di mana tepatnya ibu kota provinsi tersebut akan ditempatkan di Kabupaten Malang?
Soeprapto menuturkan masih diperlukan kajian lebih mendalam untuk memastikannya. ”Tepatnya di mana itu yang sampai sekarang belum ada kajiannya,” imbuhnya.
Terlepas dari serius tidaknya wacana tersebut, Bupati Malang H.M. Sanusi memastikan bila pihaknya bakal mendukung penuh Pemprov Jatim. ”Itu baru lontaran (wacana), tapi sudah dua kali ini saya dengar. Kami yang di Kabupaten Malang sangat siap,” kata Sanusi.
Sebelumnya, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku bila wacana tersebut sempat mencuat dalam rapat koordinasi antara gubernur dengan bupati dan wali kota se-Jawa Timur pada 18 September lalu.
”Kalau melihat potensi di Malang, kami sebelumnya juga menduga, jangan-jangan Kabupaten Malang akan menjadi ibu kota (provinsi),” sambungnya.
Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2019 tentang KEK Singhasari, pembangunan tol Malang–Pandaan, serta kelanjutan pembangunan jalan lingkar selatan (JLS) menjadi beberapa indikator yang menurutnya bisa menjadi penunjangnya.
”Semua fasilitas itu sudah ada di Malang, kemarin yang terakhir juga Pak Ridwan Hisjam (anggota DPR RI) menyampaikan bahwa beliau sedang memperjuangkan agar Pantai Sendangbiru menjadi dermaga nasional.
Kalau disetujui, artinya kami punya fasilitas terlengkap jika dibandingkan dengan daerah lainnya,” bebernya. Begitu pun dari aspek ketersediaan akses pendidikan.
Sampai kemarin, dia mengaku sudah ada tiga kampus bergengsi yang bakal melebarkan sayapnya di wilayah kabupaten. Di antaranya, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang menggunakan lahan seluas 20 hektare di Karanglo, Kecamatan Karangploso.
Yang terdekat, suami dari Anis Zaidah itu menuturkan bahwa Universitas Islam Malang (Unisma) juga sedang berproses untuk melaksanakan pembangunan kampus kedua di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, dengan luas 80 hektare.
”Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sudah di Kecamatan Dau lokasinya, yang juga sedang berproses sekarang Universitas Brawijaya yang sedang mencari lahan seluas 250 hektare di sekitar Kepanjen,” imbuhnya.
Sementara itu, Rektor ITN Malang Dr Ir Kustamar MT menuturkan bahwa dari segi teknis, pengembangan sentra pendidikan ke wilayah Kabupaten Malang memang menjadi sebuah kebutuhan.
”Tentu kami menghindari penumpukan yang menjadi dampak dari keberadaan kampus yang ada di Kota Malang karena dampaknya pasti akan ada keruwetan,” kata dia.
Pewarta : Farik Fajarwati Copy Editor : Dwi Lindawati Penyunting : Bayu Mulya
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/ibu-kota-jatim-di-kabupaten-malang-mungkinkah/
MalangTODAY
0 notes
kinanmanja-blog · 5 years
Text
UB dan Unisma Juga Akan Dilibatkan Di KEK Singhasari
Kinan Manja UB dan Unisma Juga Akan Dilibatkan Di KEK Singhasari Artikel Baru Nih Artikel Tentang UB dan Unisma Juga Akan Dilibatkan Di KEK Singhasari Pencarian Artikel Tentang Berita UB dan Unisma Juga Akan Dilibatkan Di KEK Singhasari Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : UB dan Unisma Juga Akan Dilibatkan Di KEK Singhasari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari juga akan melibatkan Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Islam Malang (Unisma). UNIKBACA.COM
0 notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – KEK Singhasari di Kabupaten Malang, Jawa Timur diproyeksikan menjadi ekosistem konten kreator terbesar di Indonesia. Saat ini Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari jadi tempat Animation and Film Factory (AFF) yang cukup representative. Menjadi salah satu klaster bisnis yang dikembangkan di KEK Singhasari saat ini yaitu bisnis konten. Memiliki sekitar 20 studio dengan 500 kreator, yang menganut pola plasma inti yang saling mendukung, dan ekosistem kampung animasi. Di KEK ini juga ada beberapa studio yang sudah memiliki IP, dan  sudah didaftarkan HAKI-nya atas nama pribadi. BACA JUGA: Kota Binjai Membidik Kaum Muda Tumbuhkan Ekonomi Kreatif KEK Singhasari sendiri telah diresmikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 25 Oktober 2022. Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Henky Hotma Parlindungan Manurung mengungkapkan pihaknya ingin menjadikan KEK Singhasari sebagai pusat animasi dunia. Hal itu ia sampaikan saat bericara dalam Diskusi Pilot Project Pengembangan IP Financing Malang di Gedung Content Garage, KEK Singhasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat 4 November 2022. Pembiayaan Industri IP Diskusi ini dianggap penting karena diharapkan bisa membuka mata dan menambah pemahaman bagi para pemangku kepentingan. BACA JUGA: Pelaku Ekonomi Kreatif NTB Didorong Masuk Ekosistem Digital Khususnya institusi pembiayaan terkait industri IP seperti gim, animasi, dan aplikasi. Begitu juga sebaliknya bagi para pelaku usaha di industri IP, dapat memahami akses pembiayaan yang ada untuk industri ini, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Proses diskusi ini harus dilakukan sebagai langkah awal. Sebab kami beri contoh seperti industri startup 10 tahun yang lalu. Belum banyak yang memahami proses bisnisnya sama dengan industri IP saat ini,” ungkapnya. Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Menparekraf Bidang Inovasi dan Kreativitas Joshua Puji Mulia Simanjuntak mengatakaan untuk pembiayaan industri kreatif ke perbankan tidak bisa dilepaskan dari jaminan atau agunan. BACA JUGA: Pelaku Ekonomi Kreatif Diberi Warung Rojali Oleh Kemenparekraf Namun sumber pembiayaan tidak hanya bersumber dari perbankan. Pemberi pinjaman tentu akan lebih melihat kemampuan penerima pinjaman untuk membayar pinjamannya. "Pemerintah sedang berusaha mengembangkan skema pembiayaan bagi industri kreatif agar ekosistem pembiayaan berbasis IP dapat berjalan. Adapun pemerintah khususnya Kemenparekraf juga memberikan bantuan pelatihan, matchmaking, dan lain-lain," kata Joshua. Industrif Kreatif Berbasis IP Lalu, Staf Ahli Menparekraf Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi, R. Kurleni Ukar menambahkan melalui PP Nomor 24 tahun 2022 tentang Ekonomi Kreatif, pemerintah ingin menumbuhkembangkan industri kreatif berbasis IP. BACA JUGA: Kehadiran Wisata Kuliner Kaimana, Membuat Kaum Muda Papua Barat Kreatif Karena industri ini adalah masa depan bangsa yang memiliki potensi yang sangat besar. “IP sebagai jaminan fidusia hanya salah satu yang dibahas dalam PP nomor 24. Selain itu ada kontrak dalam kegiatan ekonomi kreatif, dan hak tagih dalam kegiatan ekonomi kreatif,” paparnya. “Saat ini pemerintah juga sedang berusaha untuk membangun skema valuasi KI, dan juga pasar sekunder untuk industri IP," lanjut Kurleni Ukar. Sementara itu, David Santoso selaku Direktur Utama BUPP KEK Singhasari mengatakan pihaknya siap untuk melahirkan sembilan IP unggulan dari KEK singhasari yang siap untuk dipasarkan di tahun 2023. BACA JUGA: Jakarta Fashion Tampilkan Berbagai Produk Kreatif dan Gerai Kuliner "Kami juga telah berdiskusi dan berkomunikasi dengan Kemenparekraf untuk membahas kerja sama dan kolaborasi yang bisa dilakukan terkait skema pembiayaan berbasis IP," ujar David. Diskusi ini dimoderatori oleh Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Anggara Hayun Anujuprana. Dan diikuti oleh para pemilik studio dan IP di KEK Singhasari seperti Chiyo Creative Fun House, Hening Studio, Monohero, Orro Animation, TNA Animation, dan Meraki Studio.
Kemudian ada yang lainnya, seperti Uqistudio, Paradise Picture, Omah Storia Kreatif Lab, History Film, PT. Lokanima Kreatif Nusantara, Raya Media Creative, X-Chain Labs, Lets Play, Kamera Malan, Heartz, dan Audionai. ***
0 notes
satukanal · 5 years
Text
Museum Singhasari ternyata Diresmikan Bupati Malang tanpa Ada Satu Pun Koleksi
https://www.satukanal.com/museum-singhasari-ternyata-diresmikan-bupati-malang-tanpa-ada-satu-pun-koleksi/
Museum Singhasari ternyata Diresmikan Bupati Malang tanpa Ada Satu Pun Koleksi
Tumblr media
SATUKANAL, MALANG – Dengan sejumlah keterbatasan itu, bagaimana sebenarnya sejarah pendirian Museum Singhasari?
Kepala Museum Singhasari Anwar Supriyadi menyebut rencana pendirian museum di wilayah Kabupaten Malang sudah ada sejak 2013.
Saat itu, ia baru saja menjadi bagian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Malang.
Seiring berjalannya waktu dan Singosari diproyeksikan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Saat itu, pada 2015, pengembang komplek perumahan Singhasari Residence menawarkan sejumlah kerjasama dengan Pemkab Malang. Salah satunya pemberian hibah tanah untuk pengembangan sarana prasarana bidang pendidikan.
“Pihak pengembang minta tanah tersebut didirikan museum,” terang Anwar.
Saat diresmikan pada 20 Mei 2015, Museum Singhasari belum memiliki satu pun koleksi.
Bupati Malang saat itu, Rendra Kresna praktis hanya meresmikan bangunan museum, tanpa koleksi.
Skema ini diakui terbalik oleh Anwar. “Idealnya, museum mesti memiliki koleksi yang ditempatkan di ruang pamer, baru mendirikan bangunan museum,” sebutnya.
Ismail Lutfi turut hadir saat peresmian tersebut. Hanya saja, Lutfi mengaku baik ia maupun rekannya sesama tenaga ahli di Universitas Negeri Malang tak ikut andil dalam perencanaan pendirian museum ini.
“Memang tidak ada kurator yang mengurasi koleksi di museum ini. Kami juga tidak menggandeng tenaga ahli saat itu. Jadi benda yang dipamerkan memang tanpa proses kurasi oleh kurator,” aku Anwar.
Termasuk, staf Museum Singhasari tidak berlatar belakang ilmu permuseuman.
“Kami mengandalkan rasa ingin tahu dan ketertarikan dengan sejarah dan cerita masa lalu yang dikembangkan untuk mengembangkan alur cerita di museum ini,” imbuhnya.
Lagi-lagi, hal ini disayangkan oleh Lutfi. “Belum disebut museum kalau belum memiliki kurator,” tukas Lutfi.
Sebuah museum, lanjut Lutfi, setidak-tidaknya memiliki ruang pameran, ruang penyimpanan barang, perpustakaan, ruang konservasi bila kerusakan, dan ruang informasi.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 66 tahun 2015 tentang Museum, kurator menjadi syarat sebuah museum. Tugas kurator memiliki keahlian dan bertanggung jawab untuk mencatat dan mengelola koleksi.
  Pewarta : Isnatul Chasanah
Editor     : Heryanto
0 notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Ketika Cable Car tanpa Restu Gubernur
KOTA BATU – Pengadaan cable car (kereta gantung) yang dirancang sejak era Wali Kota Batu Eddy Rumpoko pada 2015 lalu, hingga kini belum terwujud. Bahkan, keterlibatan berbagai pihak mendukung Pemerintah Kota (Pemkot) Batu untuk merealisasikan proyek yang menghabiskan dana sekitar Rp 400 miliar–Rp 500 miliar itu mulai dipertanyakan.
Apalagi, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa sempat mengumumkan bahwa kemungkinan cable car akan diterapkan di Kabupaten Probolinggo. Hal itu disampaikan Khofifah ketika launching Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, 8 Oktober lalu. Lantas bagaimana dengan cable car di Kota Batu? Apakah ada dua proyek cable car di Jatim? Ataukah proyek cable car di Kota Batu dibatalkan?
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Batu M. Chori menegaskan, meski Khofifah sudah menyatakan bahwa cable car diterapkan di Probolinggo, pihaknya tetap jalan terus.
Sebab, proyek cable car yang bakal dioperasikan di Kota Batu ini tidak menggunakan dana APBD. ”Kereta gantung di Kota Batu ini merupakan investasi mandiri. Melibatkan pihak swasta dan masyarakat,” kata Chori ketika dikonfirmasi kemarin (11/10).
Pejabat eselon II B Pemkot Batu itu menambahkan, kemungkinan akan ada dua proyek cable car. ”Keduanya sama-sama menjadi program prioritas nasional, sebagai bagian dari kawasan Bromo Tengger Semeru. Jadi, ya tidak ada masalah meski akan dibangun di Probolinggo karena fungsinya sama,” kata Chori.
Berdasarkan data yang dihimpun Jawa Pos Radar Malang, proyek cable car disiapkan untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas di Kota Batu. Selain itu, juga untuk memanjakan wisatawan.
Mulai Digarap pada 2020?
Pada 2018 lalu, pemkot sudah mengusulkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim lewat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). Kemudian pada 2019, usulan tersebut dilanjutkan ke pemerintah pusat.
Harapannya, proyek tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Pemprov Jatim maupun pemerintah pusat. Tapi, pada 8 Oktober lalu, Gubernur Jatim Khofifah menegaskan, kemungkinan cable car akan dioperasikan di Probolinggo.
Meski Khofifah tidak menyebutkan penolakannya terhadap cable car di Kota Wisata Batu, tapi hal itu mengindikasikan Khofifah tidak mendukung  rencana Pemkot Batu mengoperasikan cable car.
Chori mengatakan, hingga kini pihaknya terus berkoordinasi dengan pemprov maupun pemerintah pusat. Hal itu terkait kajian dampak lingkungan, ekonomi, dan dampak sosial. Dia menargetkan, proyek cable car mulai digarap pada 2020 sehingga 2021 sudah bisa dioperasikan.
Disinggung mengenai anggaran pengadaan cable car, Chori membuka peluang bagi warga Kota Batu yang ingin menjadi investor. Tapi, pihaknya membatasi besaran investasi dari masyarakat. ”Instruksi dari Bu Wali (Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko) kan sekurang-kurangnya itu 20 orang. Namun, itu kan masih tahap awal. Ada kemungkinan berubah,” katanya.
Dia menjelaskan, setiap akan dilakukan kajian, baik itu dari provinsi atau pusat, pihaknya meminta agar diadakan focus group discussion (FGD) dengan masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat mengetahui proyek cable car.
Dalam waktu dekat, pemkot bersama tim kajian dari pemerintah pusat dan CEO proyek cable car masih menekankan studi amdal, dampak sosial, dan ekonomi. Termasuk pola kerja sama dengan masyarakat. ”Apakah masyarakat secara individu atau harus menjadi anggota UKM dan BUMdes terlebih dahulu untuk menjadi investor, itu juga dikaji,” sambung Chori.
Dewanti Tetap Kebut Cable Car
Sementara itu, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menegaskan, proyek cable car segera masuk kajian. Dia menargetkan, proyek tersebut akan berakhir pada 2021. Sementara mengenai pembagian saham, pihaknya belum menemukan regulasi yang pasti. ”Kan masih kajian. Kemarin waktu gathering sifatnya stimulan saja. Setelah ini kembali kami diskusikan,” kata Dewanti.
Dalam kajian sebelumnya, proyek cable car akan melintasi rute sepanjang 14 kilometer. Di sepanjang jalur tersebut, terdapat tiga stasiun. Stasiun A di Desa Tlekung, menuju Desa Giripurno (Kecamatan Bumiaji)–Desa Oro-Oro Ombo. Kemudian stasiun B posisinya sebagai penghubung.
Lokasinya berada di Desa Oro-Oro Ombo. Sedangkan stasiun C di Kelurahan Ngalik. Rutenya menuju Desa Gunungsari (Kecamatan Bumiaji). ”Tapi, rute itu masih kajian lama. Sekarang ini masih harus diurai lagi. Karena berkaitan dengan bahaya penerbangan TNI dan aktivitas paralayang,” kata istri Eddy Rumpoko itu.
Dewanti akan melakukan percepatan realisasi proyek tersebut. ”Tahun depan (2020) akan coba kami kejar. Saat ini kan masih kajian, termasuk dampak lingkungan, ekonomi, dan yang lainnya,” imbuhnya.
OJK Awasi Mekanisme Penjualan Saham ke Masyarakat
Terpisah, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Malang Sugiarto Kasmuri mengatakan, pihaknya bertindak sebagai regulator dalam pelaksanaan rencana pengadaan cable car di Kota Batu. Nantinya, OJK yang mengawasi terkait pembiayaan dari masyarakat dan juga investor. Termasuk mekanisme penjualan saham kepada masyarakat.
”Sifatnya hanya regulator. Terkait pembagian saham pun, kami masih dalam tapah awal. Masih fiktif pembagiannya karena prosesnya masih panjang, termasuk regulasi keterlibatan masyarakat sampai mana saja, itu belum dikaji,” kata Sugiarto.
Menurut Sugiarto, langkah Pemkot Batu melibatkan Badan Pertanahan Nasioanl (BPN)/Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dan pihak lain dinilai sangat tepat. Sebab, proyek tersebut berskala nasional.
”Belum ada kesepakatan antara masyarakat berapa persen dan investor berapa persen. Masyarakat hanya boleh masuk seberapa jauh dan sebaliknya, belum sampai ke sana,” pungkasnya.
Cable Car di Probolinggo, Sky Train di Kabupaten Malang
Selasa lalu (8/10), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menuturkan, pengadaan moda transportasi cable car tidak lagi berada di Malang Raya. Nantinya akan dibangun di Kabupaten Probolinggo.
”Dari hasil komunikasi kami dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pembangunan cable car akan menggandeng investor yang berpengalaman dari Swiss via Probolinggo. Nah, untuk sky train tetap menjadi harapan dari Malang,” kata Khofifah di sela-sela penyerahan dokumen PP 68 Tahun 2019 tentang KEK Singhasari di Singosari, Kabupaten Malang.
Seperti diberitakan, pembicaraan investasi kereta layang telah dibahas Pemprov Jatim dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Provinsi Jatim pada pertengahan September lalu.
Sebagai upaya untuk meningkatkan aksesibilitas menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru, keberadaan sky train atau kereta layang menjadi salah satu bahasan.
Khofifah pun telah bertemu dengan calon investor dari CRRC (China Railway Rolling Corporation) yang notabene merupakan investor berpengalaman di bidang pembangunan kereta layang di Tiongkok. Pemkab Malang pun telah bersiap untuk wacana tersebut. Kini lahan seluas 20 hektare telah dibebaskan di Desa Jeru, Kecamatan Tumpang.
Bupati Malang H.M. Sanusi menuturkan, lahan tersebut dipersiapkan pemerintah sebagai lokasi terminal pariwisata. ”Di sana (Jeru) nanti akan menjadi terminal tempat pemberhentian bagi wisatawan yang hendak ke Bromo, baik sky train maupun kendaraan roda empat akan kami pusatkan di sana,” kata Sanusi.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyambut positif rencana Pemprov Jatim untuk menyediakan moda transportasi sky train yang menghubungkan Kabupaten Malang dengan Kota Malang maupun Kota Batu. ”Apalagi sekarang ada KEK Singhasari. Kalau bisa terintegrasi sampai ke sana tentu akan sangat luar biasa,” tukas Sanusi.
Pewarta : Miftahul Huda, Farik Fajarwati Copy Editor : Dwi Lindawati Penyunting : Mahmudan
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/ketika-cable-car-tanpa-restu-gubernur/
MalangTODAY
0 notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
KEK Singosari Diproyeksikan Jadi Silicon Valley-nya Indonesia
SINGOSARI – Jika California punya Silicon Valley, maka Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari yang ada di Singosari, Kabupaten Malang itu diproyeksikan jadi kawasan kreatif teknologi, layaknya Silicon Valley.
Direktur Utama PT Intelegensia Grahatama sekaligus founder KEK Singhasari, David Santoso memproyeksikan kawasan itu bakal dijadikan kawasan terintegrasi perkembangan ekonomi kreatif digital.
“Intinya kawasan yang kreatif, digital IT, ya mirip dengan Silicon Valley konsepnya,” tuturnya beberapa waktu lalu.
Jika Silicon Valley adalah kawasan yang tiba-tiba saja terbentuk menjadi kawasan pusatnya IT di California, maka KEK Singhasari sedikit berbeda. KEK Singhasari ditargetkan jadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sejak awal dibangun.
“Jadi nanti ada Cafe, tempat wisata, tempat makan mungkin, restaurant, dan co-working space,” rinci David. Industri kreatif bakal jadi konsep utama KEK Singhasari. KEK ke-12 di Indonesia ini bakal mengaburkan batasan antara tourism industry dan digital ekonomi.
Seperti diketahui Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyerahkan langsung dokumen peraturan pemerintah (PP) 68 tahun 2019 tentang KEK Singhasari, Rabu, (11/10) lalu. Deregulasi dan pelayanan terkait PP ini bakal jadi lampu hijau bagi investor yang ingin menanamkan modal di KEK.
KEK Singhasari ini sendiri masuk dalam program “10 Bali Baru” yang dicanangkan Kemenpar. Maka dari itu keringanan pajak bagi investor akan jadi nilai plus dalam regulasi di KEK Singhasari.
Pewarta: Elfran Vido Foto: Elfran Vido Penyunting: Fia
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/kek-singosari-diproyeksikan-jadi-silicon-valley-nya-indonesia/
MalangTODAY
0 notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Utak-atik Rekayasa Akses Menuju KEK
SINGOSARI – Setelah proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari di-launching Selasa (8/10), kini sederet pekerjaan rumah (PR) menunggu untuk dituntaskan Pemkab Malang. Salah satunya yakni pekerjaan menyediakan akses menuju KEK Singhasari.
Khusus untuk poin tersebut, Menteri Pariwisata (Menpar) RI Arief Yahya sempat menyampaikan sejumlah pandangannya. Salah satu poin yang disorotnya yakni peningkatan status Bandara Abdulrachman Saleh.
”Kami harus berpikir, apakah tetap menggunakan bandara di Sidoarjo (Juanda) atau yang di Malang dijadikan internasional? Saya pribadi mengusulkan (bandara di) Malang yang diinternasionalkan. Sementara pembangunan tol (Malang–Pandaan) juga terus (dilaksanakan),” terang Arief.
Dari aspek aksesibilitas, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang Ir Romdhoni menuturkan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah rekayasa bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke KEK Singhasari.
”Kalau dari kami, akses menuju KEK Singhasari dari bandara yang paling realistis ya melalui tol pendek, dari exit tol Pakis ke Singosari. Atau dari exit tol Lawang ke Singosari untuk akses darat,” kata Romdhoni.
Rekayasa lain juga bisa dijadikan alternatif, salah satunya yakni pembangunan flyover di Kecamatan Singosari. Wacana pembangunan itu memang sempat mencuat sebelumnya.
Sementara untuk meningkatkan akses di Jalan Tumapel, Kecamatan Singosari, Romdhoni menuturkan bahwa ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Pertama lebar di jalan tersebut tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan pelebaran.
Kecuali pemerintah punya program untuk membebaskan lahan milik warga yang berada di kanan kiri bahu jalan. Alasan kedua, dari aspek skala kualitas jalan. Dengan adanya KEK yang notabene merupakan pembangunan berskala nasional, maka ruas jalan yang digunakan sebagai jalurnya juga harus ditingkatkan menjadi jalan nasional.
Sementara saat ini, Jalan Tumapel masih berstatus sebagai jalan kabupaten. Seperti diketahui, jalur tersebut menjadi ring terdekat untuk menjangkau KEK Singhasari.
Sementara itu, dari aspek kajian lalu lintas, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Malang Ek Hafi Lutfi menuturkan bahwa ada satu ganjalan terkait rekayasa lalu lintas di sekitar KEK Singhasari. ”Terutama terkait keberadaan rel kereta api yang melintang di tengah jalur utama Singosari, keberadaannya sangat mengganggu sekali,” kata dia.
Dishub sendiri, ditambahkan Hafi, tidak punya kewenangan untuk mengelola area itu. Sebab, pengawasan rel kereta api tidak melekat pada pemerintah daerah. Jika tidak ditangani secara serius, dia memprediksi kawasan Singosari juga akan macet.
Sementara terkait rekayasa di Jalan Tumapel, dia menyebut bila lebar jalan sekurang-kurangnya harus mencakup 12 meter. ”Karena harus dua lajur yang menuju maupun keluar dari kawasan KEK,” sambung mantan kepala BPBD Kabupaten Malang tersebut.
Seperti diketahui, nantinya di dalam kawasan KEK Singhasari terdapat tiga zonasi. Di bidang pariwisata, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang Dr Made Arya Wedhantara menuturkan bahwa pihaknya menaruh harapan besar terhadap pertumbuhan sektor tersebut dengan adanya KEK Singhasari.
”Momen ini adalah hal luar biasa yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kabupaten Malang dan bahkan Malang Raya, kami punya harapan besar agar nantinya KEK Singhasari bisa mendatangkan investor yang memberi dampak besar. Bukan hanya untuk Kabupaten Malang saja, tapi juga Kota Malang dan Kota Batu,” papar Made.
Sesuai dengan konsep awal, dia menuturkan bahwa ke depan KEK akan diproyeksikan menjadi sentra kegiatan berbasis kepariwisataan, ekonomi, dan teknologi. ”Di samping branding pariwisata kabupaten juga akan terus kami lakukan.
Event-event pariwisata, baik di tingkat regional maupun nasional, akan kami gelar di kawasan KEK karena masyarakat perlu tahu apa itu KEK dan apa dampaknya untuk mereka,” sambung dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu konsep yang akan diusung dalam KEK Singhasari adalah glamorous camping atau glamping. Dengan konsep tersebut, wisatawan  yang datang ke kawasan KEK akan disuguhi dengan sensasi berkemah dengan nuansa modern.
”Sesuai dengan konsep pengusul nanti akan disiapkan penginapan dengan konsep kontainer atau tenda dome, di mana pengunjung bisa menikmati keindahan panorama Malang Raya dari ketinggian,” tutup Made.
Pewarta : Farik Fajarwati Copy Editor : Dwi Lindawati Penyunting : Bayu Mulya
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/utak-atik-rekayasa-akses-menuju-kek/
MalangTODAY
0 notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
KEK Singosari Tunggu ACC Kemenperin
KEPANJEN – Dukungan untuk Pemkab Malang dalam merealisasikan proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari terus mengalir. Terbaru, dua kampus di Kota Malang, yakni Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Islam Malang (Unisma), dikabarkan telah menyiapkan grand design keterlibatan mereka dalam membangun KEK. Sayangnya, bentuk dukungan tersebut belum bisa diimbangi dengan kepastian kapan proyek tersebut bakal dimulai.
Problem perizinan masih menjadi ganjalan bagi Pemkab Malang. Salah satunya yakni izin dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Persetujuan dari mereka dibutuhkan karena KEK Singosari bakal menjadi spot KEK pertama yang dibangun dengan konsep industri kreatif. Menanggapi hal tersebut, Plt Bupati Malang H.M. Sanusi mengaku bila dirinya tetap optimistis bahwa KEK Singosari bisa dimulai pengerjaannya pada 2020.
”Pada dasarnya semua (prosedur) sudah klir, hanya kendala teknis saja,” kata Sanusi saat ditemui di kediamannya kemarin (13/9). Terkait dengan izin dari Kemenperin, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menuturkan bahwa pemkab hanya tinggal menyesuaikan program dengan pusat.
”Perlu di-matching-kan saja persepsinya antara pemkab dengan Kemenperin. Kemarin pemkab yang diwakilkan oleh badan pendapatan daerah (napenda) dan badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) juga sudah berkoordinasi,” beber Sanusi.
Sampai saat ini, pria berusia 59 tahun itu menuturkan bahwa seluruh berkas persetujuan KEK Singosari sudah berada di meja presiden. Dari segi infrastruktur, Sanusi mengaku sanggup berapa pun dan kapan pun untuk mendukung pelaksanaan program nasional tersebut. ”Yang pasti untuk infrastruktur jalan, kami akan siapkan termasuk juga untuk kebutuhan air bersih juga listrik dan jaringan telekomunikasi,” bebernya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Intelegensia Grahatama David Santoso menuturkan bahwa sampai saat ini pihaknya juga masih menunggu seluruh dokumen perizinan KEK Singosari tuntas. Setelah seluruhnya selesai, barulah alumnus Boston College Amerika Serikat itu bisa menyusun detail engineering design (DED) bersama dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan PT Pengembangan Industri Pariwisata (Persero).
Namun yang pasti, dia menuturkan bahwa konsep KEK Singosari tidak akan jauh-jauh dari perjalanan perkembangan kawasan karesidenan Kerajaan Singhasari. ”Mulai dari era Kerajaan Singhasari sampai masa penjajahan akan kami kemas sedemikian rupa di dalam KEK Singosari,” ujar David. Konsep itu pun mengikat bagi seluruh investor yang menanamkan modalnya di tanah Ken Arok tersebut.
Seperti diketahui, wilayah KEK Singosari nantinya akan terletak di tiga desa yang ada di Kecamatan Singosari. Ketiganya yakni di Desa Klampok, Desa Purwoasri, dan Desa Lang-Lang.
Di atas lahan seluas 283,1 hektare tersebut, nantinya akan dibangun tiga sentra kegiatan atau zonasi. Yaitu, zona pariwisata, zona techno park, dan zona industri kreatif. Secara substansial, David menuturkan bahwa KEK Singosari telah diteken oleh dewan KEK nasional pada 5 November 2018.
Namun, untuk melengkapi dokumen-dokumen tersebut, persetujuan berupa tanda tangan dari Kementerian terkait juga diperlukan. ”Nah, tanda tangan oleh menteri ini kan tidak bisa asal todong, sebelum menteri teken para deputi harus melakukan kajian terlebih dahulu di bidangnya masing-masing, baru diajukan kepada pimpinannya. Nah, proses ini yang memakan banyak waktu,” bebernya.
Dia juga menuturkan bila saat ini Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tengah melakukan upaya percepatan agar izin dari seluruh Kementerian terkait bisa segera dikantongi. Dengan demikian, KEK Singosari bisa segera dieksekusi.
Pewarta : Farik Fajarwati Copy Editor : Dwi Lindawati Penyunting : Bayu Mulya
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/kek-singosari-tunggu-acc-kemenperin/
MalangTODAY
0 notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Per Hari, Candi Singosari Dikunjungi 10 Wisman
SINGOSARI – Sejak Agustus–September ini, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Candi Singosari mengalami peningkatan cukup drastis. Juru pelihara Candi Singosari Sukisno menuturkan bila dalam sehari, rata-rata ada 10–15 wisman yang berkunjung ke candi di Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, tersebut.
”Kalau bulan-bulan seperti Agustus dan September seperti sekarang ini memang biasanya banyak turis asing yang datang. Dari tahun ke tahun biasanya memang begitu,” kata Sukis– sapaan akrabnya.
Para wisman itu datang dari berbagai belahan dunia. Mulai dari Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Ada pula wisman dari Jepang dan Tiongkok.
”Tapi, kebanyakan dari Eropa, terutama Jerman dan Perancis,” sambung pria berusia 39 tahun itu. Beberapa di antaranya juga ada yang berasal dari India dan Australia. Kebanyakan dari mereka datang dengan didampingi tour guide dari agen perjalanan yang sudah disewanya.
Sukis menuturkan bahwa selama ini para juru pelihara kurang bisa berkonsentrasi mendampingi para pengunjung. ”Karena di sini tenaganya terbatas,” ujarnya.
Untuk merawat Candi Singosari, Sukis menuturkan bahwa dirinya dibantu empat rekannya. Satu di antaranya sudah berstatus sebagai PNS. Sementara 4 lainnya, termasuk Sukis, masih berstatus sebagai tenaga honorer.
Keterbatasan tenaga tersebut, masih kata Sukis, tidak hanya terjadi di Candi Singosari. Tapi, juga di beberapa candi yang tersebar di wilayah Malang Raya. ”Misalnya seperti Arca Dwarapala, itu yang ada penjaganya hanya satu. Padahal, lokasinya ada di dua tempat. Jadi, pemeliharaannya tidak maksimal,” bebernya.
Khusus untuk Candi Singosari, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang Dr Made Arya Wedhantara menuturkan, tempat tersebut akan menjadi bagian penting dari aset Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari.
”Karena konsep KEK yang diusung nanti adalah pariwisata, maka otomatis Candi Singosari ini akan menjadi salah satu ikon, baik dari segi budaya maupun sejarah,” katanya. Dia pun optimistis, dengan adanya KEK Singosari, maka aset peninggalan bersejarah dari Kerajaan Singhasari akan semakin terjaga dan lestari.
Pewarta : Farik Fajarwati Copy Editor : Dwi Lindawati Penyunting :Bayu Mulya
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/per-hari-candi-singosari-dikunjungi-10-wisman/
MalangTODAY
0 notes
malangtoday-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Ini Tiga Poin Penting Jadi Kunci Sukses Pengembangan Pariwisata
MALANGTODAY.NET - Kunci sukses pengembangan pariwisata berkelanjutan ada tiga yang meliputi pembangunan masyarakat, pembangunan lingkungan dan membentuk perekonomian atau 3P (People, Planet, Profit). Hal tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya saat menghadiri acara Gerakan Aksi Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona sebagai gebrakan baru dalam rangka rencana pengembangan mempersiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Singhasari Residence. "Pariwisata merupakan penghasil devisa terbesar setelah migas. Secara global kondisi destinasi pariwisata di Indonesia kian meningkat," ujar Arief Yahya kepada awak media, Kamis (27/7). Setiap tahun wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia terus mengalami peningkatan, dari tahun 2014 sekitar 9 juta wisatawan, meningkat menjadi 10,4 juta wisatawan di tahun 2015 dan pada tahun 2016 naik hingga 12 juta wisatawan. Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan tersebut, pengembangan pariwisata melalui 3P harus dijalankan. "Dalam pengembangan pariwisata, developer itu wajib menyiapkan masyarakatnya terlebih dahulu, karena masyarakat merupakan orang pertama yang menikmati pembangunan pariwisata tersebut," imbuh pria asli Banyuwangi itu. Selain itu, Menpar juga akan mewujudkan Kecamatan Singosari menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Hal tersebut diketahui setelah Sekretaris Daerah Kabupaten Malang menjelaskan progres pengusulan KEK Pariwisata. Ada sekitar tujuh prioritas yang sudah selesai dan siap diajukan serta dilaporkan kepada Menkoperekonomian diantaranya formulir aplikasi pengusulan, surat kuasa otorisasi, kte pendirian badan usaha, profil keuangan 3 tahun terakhir yang sudah diaudit, surat pernyataan kepemilikan nilai ekuitas, surat persetujuan dari Pemkab Malang terkait lomasi KEK yang diusulkan, serta rekomendasi dari pengelola infrastruktur pendukung.(mas/zuk)
Source : https://malangtoday.net/malang-raya/kabupaten-malang/ini-tiga-poin-penting-jadi-kunci-sukses-pengembangan-pariwisata/
MalangTODAY
0 notes