Tumgik
#auniqueweirdie
ariniaris · 11 months
Text
Jadi, tadi barusan ada rekan sejawat yang ngomong gini ke gw...
"Kalau gak mau hamil jangan nikah. Kalau gak mau nikah jangan jadi perempuan. Kalau gak mau jadi perempuan masuk kembali ke rahim ibumu."
Kira-kira seperti itu di ingatan gw, mungkin maksudnya bercanda. Tapi sambil nunjuk juga. Jadi, gw yang di depannya cuma bisa pasang muka datar sambil senyum kecil. Terus gw balas becanda, "udah gak muat masuk ke rahim ibu kembali."
Jujurly... ini kali pertama ada yang becanda ke gw kayak gini. Kaget iya, sepersekian detik. Abis itu blank. Terus pura-pura ketawa, nimpalin. Yah kali gw maki orang tua, kan gak mungkin. Secara umur, dia lebih tua dibanding gw. Jadi mau tak mau hanya sekedar membalas dengan tawa garing.
Kenapa becandaan sekarang tuh harus nyakitin sih. Apa karena gw suka Kpop? Atau karena gw terlihat seperti sangat terobsesi dengan warga korea? Jadi setiap kali becanda selalu gw duluan yang kena. Suka korea kan bukan berarti gw gak kepingin nikah, bukan berarti gak pengen punya anak. Gw rasa gak ada perempuan didunia ini yang gak mau jadi ibu, kecuali gitasav dan para pengikutnya ya.
Nah, kan jadi curhat gw.
Manusia mungkin punya pandangan sendiri soal bercanda, hanya saja, tolong... ketika bercanda pilihlah kalimat yang tidak menyakiti orang lain. Jangan bercanda dengan fisik orang, mental orang, atau kegagalan orang. Jangan juga bercanda dengan kekurangan orang lain. Membuat orang tertawa bukan berarti meninggikan suara dengan kelemahan mereka kan.
Ini alasan kenapa di tempat kerja, gw gak pernah mau ngobrol duluan. Gak pernah mau nimpalin becandaan yang keterlaluan, gak pernah bicara kalau gak diajak bicara duluan. Bodo amat orang bilang gw pendiam, songong, sombong, sok. Asal tidak nyakitin orang lain itu udah lebih dari cukup.
Ah, mari tidur, besok mungkin jauh lebih buruk dari hari ini.
14 notes · View notes
ariniaris · 4 months
Text
Rasanya lelah...
Setiap kali mencoba sesuatu semesta selalu menolak. Membuat hidup terlihat seperti lelucon, menyadari betapa tidak beruntungnya diri dikala semua orang selalu dipihak keberuntungan.
Mau mati saja...
Tapi ingat ucapan maut, jangan main-main denganku. Di coba takutnya bukan surga. Jadi, kembali seperti biasa, ke kehidupan yang paling membosankan.
Bangun tidur, kerja, pulang, tidur, kerja, pulang, nyenengin keluarga. Padahal sendirinya hancur, tapi tetap harus hidup.
Kadang pertanyaanku melangit, namun jawaban tak pernah sampai ke tanah. Selalu menggantung seolah memang tidak ada jawaban atas semuanya.
Ah... semesta menyebalkan, bahkan yang ku sangka berhasil di tahun ini, terlihat seperti lelucon.
5 notes · View notes
ariniaris · 6 months
Text
AKU BANGGA JADI AKU.
Disclaimer dulu, tulisan malam ini bukan untuk menyombongkan diri tapi lebih ke pujian terhadap diri sendiri karena sudah se-hebat ini, se-kuat ini, dan se-mandiri ini
Terima kasih kepada diri sendiri. Sekalipun kadang kurang dari sisi financial se-enggaknya gak pernah ada terlintas di kepala buat jadi penjahat di mata orang lain. Se-enggaknya gak pernah minta lagi sama orang tua, se-butuh apapun itu.
Terima kasih kepada diri sendiri, karena setiap kali ada masalah tidak pernah ngebebanin orang tua, selalu disimpan sendiri, atau setidaknya hanya jadi bahan cerita buat ngobrol sama ibu, then besoknya udah lupa kemarin ada masalah apa.
Terima kasih buat diri sendiri, karena gak pernah merasa iri dengan kehidupan orang lain. Iri sih pernah tapi gak sampai nyebar fitnah, nyumpahin, atau bahkan sampai keluar dari mulut kata iri itu. Hanya sebatas, ya Allah kapan ... atau gak semoga aku juga bisa ya Allah.
Terima kasih buat diri sendiri, karena sekalipun ditipu masih bisa ikhlas sembari berdoa semoga Allah ganti dengan rezki yang lebih banyak dan berkah. Padahal udah di tipu tapi masih bisa positif thinking sama orangnya.
Terima kasih buat diri sendiri, karena sudah bertahan sangat hebat disaat kepala selalu merekonstruksi adegan-adegan kematian yang memilukan. Kamu hebat loh, arin. Gak tahu kan kamu!
Terima kasih karena masih baik dan terus berusaha menjadi baik.
4 notes · View notes
ariniaris · 7 months
Text
CERITA RANDOM
So, this is me, still the same arin, still the same person. Cerita random ini adalah tentang kecewa yang tak pernah habis dalam kehidupan. Ada banyak kecewa yang ku simpan sejak masih duduk di bangku sekolah. Dan semua kecewa itu masuk dalam brankas berlabel "GUDANG KECEWA" yang ku simpan jauh dibawah alam bawah sadar.
Hari ini kecewa kembali mampir, sebenarnya dua hari yang lalu di 8 November 2023. Mungkin si kecewa ini senang sekali ketika datang padaku, bagaimana tak senang, mungkin satu-satunya manusia yang diem aja pas kecewa ya aku.
Kecewa pada manusia sudah sejak lama ku alami, hanya saja ditahun ini kembali terulang, padahal sudah sejak lama kepalaku mengingatkan bahwa berharap pada manusia hanya akan menambah luka dan membuatmu semakin membenci kehidupan. Tapi emang dasar akunya yang rada-rada, semua harap ku tumpuk, semua marah ku masukkan dalam kotak harapan yang hendak ku berikan pada manusia agar marah tersebut tersalurkan. Namun, hari berganti hari, waktu akan tiba saatnya kotak marah itu ku berikan, justru si manusianya menolak. Tak menerima bahkan bersikap lupa, padahal janji berhari-hari akan ada ruang agar setumpuk marah itu di dengarkan.
Saran seorang teman seperti ini, "Kenapa gak disampaikan? Ya dalam konteks bercanda saja. Daripada dipendam."
Honestly, sejak kecil aku belajar bagaimana berdamai atau menyembuhkan luka atas kecewa yang ku dapat sendiri. Dan aku gak belajar bagaimana menyampaikan kecewa itu. Sejak kecewa telah menjadi santapan yang paling mengenyangkan dan berdamai dengan luka adalah minuman yang paling menyegarkan, aku tidak pernah lagi ingin menumpahkan minuman yang sudah melepas dahagaku sendiri.
Ibaratnya seperti ini, orang-orang yang kecewa dan senantiasa menyembuhkan luka sendiri tidak akan mampu menyakiti orang lain dengan memberikan luka yang sama. Kita gak pernah tahu bagaimana perasaan orang lain ketika kita mengatakan rasa kecewa kita padanya, kan!
Bukan karena gak bisa, tapi karena gak mau. Aku udah cukup ngerasa gimana orang kecewa sama aku, dan orang lain gak perlu ngerasain perasaan tidak menyenangkan itu. Jadi, menyembuhkan luka sendiri itu sulit, kadang karena udah kepalang kecewa akhirnya males liat orangnya. Males se-ruangan, males ngobrol, pokoknya males aja. Ya, tapi dari kecewa kita banyak belajar juga.
Belajar menghadapi rasa kecewa, belajar tetap menjadi orang baik walau dikecewakan, belajar untuk lebih bijaksana dalam bersikap dan berucap, belajar menjadi manusia dengan segudang rasa sabar. Makanya setiap kali kita kecewa cobalah untuk sembuh sendiri, sebab proses sembuh itu ada banyak pelajaran hidup di dalamnya.
4 notes · View notes
ariniaris · 7 months
Text
Tahu Bagaimana Setan Bekerja (?)
Ada alasan Allah melarang umat-Nya memandang lawan jenis lebih dari 1 detik. Tahu gak, pas ngeliat lawan jenis lebih dari 1 detik si setan udah mulai bekerja, bisikan pertama yang nyampe di otak, "matanya indah", maka otomatis mata kita fokus ke mata pas ngobrol.
Detik berikutnya si setan belum puas dia berbisik lagi, "ih kok makin dilihat makin manis nih orang", terus mulai fokus ke wajahnya dan cara dia tersenyum.
Belum tergoda juga si setan berbisik lagi, "Makin lama diliat kok mirip si ..... (isi sendiri ya)", terus makin fokus tuh mata buat natap.
Finally, si setan berhasil buat kita ngelakuin zina mata. Se-brengsek itu setan kayak yang punya bendera perpaduan warna putih biru.
Jadi setelah tahu cara setan bekerja siang dan malam, mari belajar untuk tetap fokus dan tidak tergoda. Oh iya, setelah baca ini, jangan lupa kirimkan doa buat saudara kita di Palestina. Se-enggaknya kalau kita gak mampu donasi uang, doa mungkin mampu menolong mereka disana.
5 notes · View notes
ariniaris · 2 years
Text
Saat mataku tak ingin menutup, namun ketika jiwaku ingin pergi. Aku selalu membayangkan satu adegan dikepalaku, lengkap dengan kalimat yang ingin ku dengar.
Adegannya seperti ini, ayah datang dengan senyum. Kemudian memelukku, menepuk pelan bahuku dengan jari besarnya lalu berkata, "Jangan kau lelah dengan dunia nak, hanya karena manusia lain meninggalkanmu. Jangan kau pergi sebelum malaikat maut menjemputmu, kuatlah, untuk orang-orang yang kau sayangi. Dunia memang sepert itu, melelahkan. Maka jadikan lelahmu, lelah yang disukai Allah. Bahkan, saat kau merasa sendiri, Allah tidak pernah meninggalkanmu sendiri nak."
Menit berikutnya bantalku banjir dengan airmata.
21 notes · View notes
ariniaris · 1 year
Text
Kita mungkin bisa menjadi pendengar yang baik. Tapi tidak semua orang bisa mendengarkan keluh kesah kita dengan baik.
Bahkan keluarga sendiri belum tentu bisa.
19 notes · View notes
ariniaris · 1 year
Text
ISTIQOMAH
Istiqomah itu berat, seberat lihat orang-orang pakai outfit kece pas konser, pengen juga tapi ingat udah janji sama Allah buat nutup aurat, buat pakai pakaian yang syar'i.
Istiqomah itu bebannya diluar nalar. When lihat orang gampang banget pacaran, kepengen juga tapi udah janji sama Allah buat jaga diri setelah luka yang tak kunjung pulih.
Istiqomah itu gak sebentar, panjang banget. Sepanjang kita bernafas, selama kita hidup. Istiqomah layaknya janji, antara manusia dan pemilik-Nya.
Ia seperti batasan yang bisa buat kita gak ngelakuin hal-hal yang salah. Hal-hal kecil yang dibenarkan duniawi tapi salah bagi-Nya. Istiqomah seperti itu mungkin.
Jadi, ketika semesta memberikan ujian yang gak disangka-sangka, mungkin ada janji yang dilanggar, hingga Allah mau kita kembali memegang batasan dan kembali pada-Nya.
5 notes · View notes
ariniaris · 2 years
Text
Kuatlah...
Bukan untuk dirimu sendiri lagi, tapi untuk orang-orang yang kau sayangi.
Mentalmu boleh hancur tapi ingat, ada mental orang lain yang harus kau jaga agar tak hancur seperti milikmu.
-Ucap bayangan di depan cermin-
18 notes · View notes
ariniaris · 1 year
Text
Cerpen : Yang Diam-Diam (PART 1)
2023 baru saja dimulai, babak baru untuk semua yang merasa hidupnya harus maju, bahagianya harus disegerakan, serta rezki yang senantiasa menjadi bagian paling penting disetiap tahunnya. Aku pun sama, tak ada yang berbeda. Yang berbeda hanya pikiranku tentang hidup, yang tak lagi sama setiap tahunnya. 
Cemburu pada kehidupan orang lain? Aku pikir tidak, aku masih merasa senang dengan apa yang kehidupan berikan untuk diriku sendiri. Tentang manusia-manusia baik yang selalu datang kemudian diganti ujian baru oleh Yang Maha Menguasai semesta. Mungkin yang tidak pernah berubah dalam hidup bahkan ketika setiap kali tahun berganti hanya satu, fokusku pada hal-hal yang aku sukai. Entah itu musik, film, buku, hujan, bulan, malam hari yang tenang, dan juga dia.
Biar ku samarkan namanya, agar tak banyak orang yang bisa menebak aku siapa pada kehidupan yang mana. Ku sebut dia Andras Kalos, laki-laki yang lahir ditahun yang sama denganku yang tanpa sengaja aku kenal dengan cara yang sudah ku lupa, tapi pertemuan pertama dengannya masih jelas dikepalaku. Aku melihatnya pertama kali di sebuah acara, dia duduk tepat di depan mejaku, tersenyum dengan ramah, dan berbicara dengan sopan. Hal yang paling membuatku merasa senang bertemu dengannya hari itu hanya satu, dari sekian banyak laki-laki yang duduk disana, dialah yang paling pertama beranjak dari tempat duduknya saat Lantunan Adzan memanggil.
Ah, ku pikir hampir semua perempuan akan langsung menyukai laki-laki yang mencintai Allah melebihi rasa cinta yang ada di diri sendiri untuk Allah. Berarti aku seperti kebanyakan perempuan, bedanya sebanyak apapun aku meminta Allah tak pernah mengiyakannya, tenang aku masih menjadi umat yang baik sekalipun banyak doa yang tak melangit. Menjalankan setiap kewajiban dengan sunnah sebagai tambahannya. Jika bukan karena cinta Rasullah pada umatnya aku mungkin masih bebal untuk hal-hal yang bersifat sunnah.
Jadi pada pertemuan itu kami pernah se-meja, diskusi dilakukan tapi aku tak banyak bicara, pun dengannya. Karena terlalu introvert mungkin yang membuatku merasa duduk bersama dengan orang-orang yang tak aku kenal sungguh menguras tenaga hingga bahkan untuk mengucapkan septah dua patah kata saja aku memilih tidak. 
Dan akhirnya pertemuan pertama berakhir dengan kami hanya menjadi manusia asing satu sama lainnya. Dia dengan dunianya, dan aku dengan duniaku. Hal yang tak berubah denganku di tahun 2023 hanya satu (mungkin), hingga saat ini aku masih berharap bisa berbicara banyak dengannya. Mungkin seputar film kesukaannya, atau buku yang paling sering dia baca, atau mungkin tentang hal-hal lain yang bisa membuat kami cukup akrab untuk saling bertukar salam setiap hari.
Sayang, aku yang diam-diam menyukainya hanya bisa menghela nafas. Jika setiap hari bertukar salam maka artinya ada aturan yang aku langgar, ada Pencipta yang ku buat marah, dan ada hati yang tak bisa ku jaga dengan baik lagi. Kalian tahu kan, setan senang mengendalikan hati manusia yang sedang jatuh dalam fiksi romantis, tentang kisah Romeo dan Juliet yang menurutku kisah paling bodoh yang diagungkan setiap anak manusia. Tapi entah kenapa doa di penghujung malamku masih dia, masih Andras. Tentang keajaiban yang bisa membuatku berbicara dengannya walau hanya sekedar kata “Halo”.
“Nulis apa lo?” Tegur seseorang saat aku fokus pada blog cerpen milikku, spontan aku menutup laptop, berbalik melihat perempuan berparas cantik yang selalu bisa membuatku bertanya-tanya pada penguasa Langit.
“Biasa.” Jawabku singkat.
“Anak introvert apa semuanya kayak lo ya?”
“Bisa jadi.”
“Weekend nanti jadi ikut gak? Anak-anak mau ngumpul katanya ada cafe baru yang buka mau nyobain lagi makanan disana.”
“Maaf, minggu ini ada kegiatan lain.”
“Toko buku lagi?”
Aku mengangguk. Dia hanya menghela nafas kemudian pergi, alasan yang sama yang selalu aku berikan setiap kali diajak berkumpul. Bagiku weekend seperti rumah untuk istirahat, waktu yang aku tunggu tidak mungkin ku sia-siakan dengan berpura-pura paham akan lelucon yang tak masuk akal atau obrolan yang tak sesuai denganku.
Soal Andras akan aku ceritakan lagi besok. Tentang bagaimana kami akhirnya bisa saling menyapa, hingga kadang aku menjadi titik hujan yang mencari muara untuk kembali menguap ke udara.
3 notes · View notes
ariniaris · 2 years
Text
Setelah sakit, saya paham, sakaratul maut mungkin lebih menyakitkan dari sakit hampir setengah bulan ini.
Setelah sakit, saya paham, bisa saja siksa kubur 1000x menyakitkan dibandingkan pusing dan GERD.
Setelah sakit, saya paham, kematian jauh lebih menakutkan untuk orang-orang yang bekalnya sedikit.
Sakit hari ini mungkin tidak ssbanding dengan sakit saat mati menjemput.
3 notes · View notes
ariniaris · 2 years
Text
Jika tidurku malam ini masih membawa kecewa, kuharap besok Allah datangkan bahagia untuk melunasi kecewa hari ini.
Ayah, bisa bantu bisikin Allah gak ya (?)
3 notes · View notes
ariniaris · 2 years
Text
Dua sisi aku ketika sakit.
Aku yang hidup :"Pengen istirahat selamanya deh. Capek banget kesiksa gini."
Aku yang lain :"Gak boleh sakit lagi, nanti siapa yang jagai mama. Siapa yang anterin mama. Harus sehat, harus sehat."
Anak pertama gak bakal tahu betapa ingin mengeluhnya anak ketiga tapi gak bisa dikeluhkan di sosial media karena menjaga harga diri. Bahwa sekalipun dunianya hancur, batinnya terluka, dia masih harus kuat untuk ibunya.
Ah... menyebalkan.
4 notes · View notes
ariniaris · 6 months
Text
Betapa semesta gak pengen gw bahagia.
Tahun lalu, gw naksir diem-diem sama seseorang. Gak pernah komunikasi hanya melalui doa. Eh bulan berlalu berganti tahun, doa tak diijabah dia menikah sama perempuan lain.
Tahun ini, sekali lagi diem-diem aja naksirnya. Yah, karena cara dia bersikap, cara dia bicara, dan cara dia mendengarkan. Gw gampang jatuh hati sama laki-laki yang kalau orang lain ngomong dia dengerin sampe selesai tanpa di cut. Terlebih tanggung jawabnya baik.
Tapi gw tahu... semesta selalu bercanda sama hidup gw. Se-hebat apapun doa gw pasti berganti tahun yang gw taksir bakal nikah lagi sama perempuan lain.
Se-shibal ini semesta. Karena ini pula tiap kagum sama orang sekarang mantra ajaib dari dalam kepala gw selalu teriak kenceng, "SEMESTA GAK MAU LO BAHAGIA. UDAH NYERAH! LO TERLALU BURUK BUAT ORANG LAIN".
Gimana enggak ter-shibal-shibal gak tuh gw.
0 notes
ariniaris · 2 years
Text
Ketika orang-orang sibuk memikirkan bagaimana meninggikan status melalui pangkat. Aku sibuk memikirkan bagaimana cara mati tercepat yang tak dibenci oleh Allah.
Saat mereka sibuk memenuhi isi kantong dengan rupiah, aku sibuk mencari cara tercepat mati tanpa rasa sakit.
Tenang saja ini hanya terjadi di dalam kepalaku. Terwujudnya aku sendiri tak tahu kapan.
23 notes · View notes
ariniaris · 2 years
Text
Stop menghakimi untuk orang lain. Mengomentari yang tidak kamu ketahui hanya akan melukai orang lain.
Hidup mereka mungkin tak semudah hidupmu, pun sebaliknya. Jadi, mari menjadi manusia yang saling pengertian.
13 notes · View notes