Tumgik
#belajar merajut
rickogurning · 5 months
Text
Aku mengagumimu dengan cara yang lebih dalam dari sekadar kata-kata. Kekaguman ini bukan hanya tentang kehadiranmu yang kuat, tetapi tentang bagaimana kau menghadapi dunia dengan penuh keberanian. Setiap langkahmu membangun kebahagiaanmu sendiri adalah pelajaran yang tak ternilai bagiku. Dengan setiap tawa dan airmatamu, aku belajar untuk mencintai keberanian dan ketabahanmu dalam merajut kebahagiaanmu sendiri, yang pada gilirannya memperkuat rasa hormat dan kekagumanku padamu.
12 notes · View notes
ameliazahara · 6 months
Text
Ramadhan tahun ini
Bisa merasakan momen buka bersama, sekalipun telah memutuskan resign dua hari sebelumnya.
Tumblr media Tumblr media
Merayakan aku dari hari ke hari, harusnya bukan suatu yang dilakukan berulang-ulang pada setiap orang yang ditemui di fase hidup yang berbeda.
Capek kalau harus terus-terusan menjelaskan siapa diri pada setiap siapa saja yang ditemui. Karena ternyata semakin hari diri akan lebih sering dipertemukan dengan mereka yang penasaran siapa aku sebelum ini. Ternyata lebih capek menjelaskan latar belakang diri dari pada menghadapi masa transisi adaptasi demi adaptasi di kota-kota yang disinggahi.
Awkward banget rasanya jika mencoba menceritakan siapa aku pada sembarang orang, apalagi pada mereka yang hanya penasaran saja.
Untuk itu biarlah beberapa hal terjelaskan lewat kata di berbagai platform yang bisa menjadi halaman portofolio diri, yang di sana diri membuka diri juga membangun relasi pada siapa saja yang ditemui dari hari ke hari. Di sana semoga siapa aku bisa terjelaskan dengan baik.
Hari ini, atas pertemuan dengan orang-orang baru dan atas apa yang telah berhasil diperoleh, semakin menjadikan rasa penasaran membuncah pada mereka, haruskan diri menjelaskannya, untuk memuaskan rasa penasaran mereka? Tentu tidak. Sebab semua memiliki batasan. Sebab semua memiliki kadar antara yang perlu disampaikan dan tidak perlu diutarakan.
Orang-orang tidak akan belajar jika mereka diberi tahu, biarkan mereka belajar sendiri untuk paham.
Teruntuk yang kini bertemu aku, terima kasi telah menoreh masa muda bersamaku. Aku tidak akan menjadi muda dua kali. Seringnya aku tidak pernah lagi diizinkan ke tempat lalu jika sudah berada di tempat yang baru. Aku tidak pernah membuka halaman kemarin di hari ini. Yang terjalin hari ini bukan berarti suatu yang akan usai di sini. Tapi menjadi untaian hikmah yang semoga bisa terus merajut silaturahmi.
Aku lama menghabiskan hidup berkelana sebagai perantau. Cara bertahan hidup yang aku jalani tak sama dengan yang lain. Pun apa yang aku pahami tak sama dengan yang mereka pahami. Tentu tidak mengapa. Aku akan tetap selalu menghargai sekecil apapun pertemuan yang Allah ijinkan pada siapa saja.
Ketika harum, ternyata segalanya jadi lebih mudah. Tapi tetap ingat bahwa segalanya adalah ujian.
Terima kasih sudah berjalan sejauh ini. Terima kasih sudah kuat. Terima kasih sudah jadi keren. Terima kasih atas sabar yang panjang di hari kemarin. Hingga hari ini tak perlu lagi menjelaskan apapun.
Shelter itu telah menyembuhkan seorang perempuan yang pernah terluka bathin nya di waktu yang lama. Kini perempuan ini telah bisa merasakan wujudnya di tanah yang ditapaki. Perempuan ini telah pulih, suatu yang mewah sekali harganya.
Terima kasih untuk setiap penyembuhan yang telah diberikan.
7 notes · View notes
superficcial · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
*WALK HOME ALONE*
I spent half of my young adult years by walking home alone.
Like almost everyday. Esp di hari aku harus part time job sampai malam. But im happy. I’m sooooooo grateful i can walk home by myself, with my tiny little feet, thick black jacket, and fluffy shawl.
Biasanya aku puter “Crazier Things”nya Chelsea Cutler sambil ngeliatin jendela-jendela apartmen orang-orang (noooo im not a creep). Aku suka ikut senyum lihat nenek-nenek yang duduk di sisi jendela sambil merajut, ada juga couple yang lagi dinner, ada juga cowok seusia aku yang kayanya akan menghadapi klausur (dia fokus banget belajar).
What a small human, what a big world, what a complicated system.
Itu bikin aku sadar kalo kita semua, para manusia ini saling melengkapi satu sama lain. Di gedung itu bisa jadi tinggal 2 orang yang bekerja sebagai pemadam kebakaran, 1 suster, 4 pengangguran, dan 10 pelayan toko. Banyak orang-orang hebat yang tinggal dibawah atap itu.
What a strong human being. What a cruel economic system.
Kayanya aku kecapean setelah kerja.
Well,
I’ll sleep soundly tonight
tomorrow i’ll wake up stronger.
2 notes · View notes
syandt · 2 years
Text
Untitled
Ah, aku bingung harus mulai menulis darimana.
Mungkin akan aku memulai dari perasaanku padamu saja. Karena kamu tahu bukan, aku seorang wanita yang tidak pandai mengutarakan perasaanku lewat ucapan. Jadi biarlah aku tuliskan perasaanku yang sebenarnya disini.
Teruntuk seorang tuan yang pernah mengisi hati dan hidupku selama hampir 3 tahun ini. Aku sangat menyayangimu.
Aku bukan perempuan yang mudah untuk jatuh hati, apalagi mudah untuk menggunakan segenap perasaan dalam suatu hubungan. Tapi denganmu berbeda. Aku benar-benar mengesampingkan ego dan logikaku saat aku bersamamu. Aku juga tidak menyangka kenapa semudah itu memberikan seluruh perasaanku padamu, bahkan ketika kamu menyakitiku dan berkali-kali kamu melewatkan kesempatan yang sudah kuberikan padamu, aku tetap memilih memberikanmu toleransi, melawan rasa sakitku sendiri dan terus mendengarkan hatiku untuk selalu memaafkanmu. Jika itu aku yang dulu sudah pasti aku dengan mudah akan melepaskanmu karena kesalahanmu sendiri.
Mungkin karena diawal hubunganku dan kamu, aku sudah berkomitmen dengan diriku sendiri "untuk hubunganku kali ini akan kujadikan hubunganku yang terakhir dan berakhir di pernikahan".
Hingga saat ini hubunganku dan kamu berakhir, tidak ada yang berubah. Sejak aku jatuh hati denganmu aku tetap akan terus menyayangi dan mengasihimu meskipun kali ini hanya lewat doa. Aku akan tetap selalu tersenyum mengingat hal-hal kecil tentangmu dan bagaimana aku membersamaimu selama kamu bangkit dari kesulitanmu hingga kamu bisa berdiri ditempatmu sekarang. Aku sangat bangga pada prosesmu. Aku mensyukuri dengan teramat sangat akan kehadiranmu di hidupku. Aku mensyukuri semesta mempertemukanku denganmu. Aku bersyukur pernah merajut kasih bersamamu. Aku sangat amat mensyukuri kamu pernah memberikan kasih sayangmu kepadaku. Dan aku sangat amat bersyukur untuk semua hal yang pernah kita perjuangkan bersama.
Kali ini aku benar-benar melepaskanmu. Aku tidak ingin meminta apapun darimu selain berproseslah agar kamu menjadi manusia yang memiliki pemikiran dan empati yang begitu luas, belajarlah untuk konsisten terhadap segala hal yang kamu usahakan, kemudian berbahagialah tanpa aku. Berbahagialah dengan pilihanmu kelak, tuan. Berbahagialah tanpa aku. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Bukankah bentuk mencintai paling tinggi adalah merelakannya bahagia bersama seseorang yang dia pilih? Jangan kasihani aku, tuan. Hidup akan terus berjalan bukan? Lanjutkanlah hidupmu, kejarlah keinginanmu, dan berbahagialah disana.
Aku disini akan selalu menyayangimu dengan setulus hatiku. Aku akan selalu mendoakan untuk kebahagiaanmu, tuan. Aku tidak akan mengganggumu lagi agar kau bisa hidup lebih tenang.
Tuan, terima kasih. Terima kasih, ketika aku bersamamu banyak hal yang bisa aku pelajari darimu. Terima kasih, untuk segala hal yang sebelumnya tidak pernah aku dapatkan dari siapapun.
Kamu tahu tuan? Pada titik terbaik dan terburukku sekalipun, aku tetap akan selalu memilihmu meskipun aku tahu kamu sering kehilangan kesabaran ketika menghadapi suasana hatiku yang tidak menentu. Aku tetap akan selalu memilihmu meskipun aku tahu kamu kebingungan menghadapi pemikiran dan sikapku ketika aku sedang mengalami relapse. Maafkan semua kekuranganku itu ya tuan, hehe. Tapi kamu harus tahu, sebenarnya aku sangat amat menyayangimu dengan tulus. Aku membutuhkanmu, tapi aku tahu lebih baik aku pergi daripada membuatmu merasa lelah dan tidak nyaman. Aku akan belajar dari awal lagi untuk membiasakan diri tanpa bergantung pada orang lain termasuk pada kamu.
Bagiku kamu cukup. Bagiku kamu adalah sosok yang sempurna dengan segala ketidak sempurnaan dan kekuranganmu. Tapi aku tidak tahu apakah bagimu aku juga seperti itu? Biarlah kamu dan semesta yang tahu kebenarannya.
Aku pergi. Berbahagialah selalu kamu disana, tuan. - Malang, 13 Nov '22.
19 notes · View notes
syncedforjune · 2 years
Text
Koi no yokan.
Tumblr media
Shankara.
“Jenaka, makan malamnya sudah siap nih! Ayo turun!” teriak ibu dari lantai bawah. Aku yang mendengarnya pun bergegas turun menghampiri. Terlihat ayah yang sudah pulang dan berganti baju. Wajahnya segar, sepertinya terpapar di ruangan ber-AC terus menerus adalah salah satu cara untuk tetap awet muda.
“Wah, baru selesai mandi ya?” tanya ayah karena rambutku terlihat masih sedikit basah akibat baru saja keramas.
“Iya, tadi pagi habis olahraga berat soalnya. Rambutku jadi gampang lepek karena keringet. How's your day, ayah? Udah melayani berapa pasien hari ini?” tanyaku sementara ibu mulai menyendokkan nasi serta lauk makan ke piring masing-masing. Si dokter spesialis kardiologi pediatri itu pun berpikir sejenak.
“Hari ini dua pasien, yang satu anak laki-laki umur lima tahun, yang satu lagi anak perempuan umur sepuluh tahun,” jawab ayah. Perbincangan disela-sela makan malam pun dimulai. Hal ini sering kali terjadi karena kata ayah dan ibu, komunikasi sangatlah penting di dalam sebuah hubungan kekeluargaan.
“Mereka sakit apa?” tanya ibu.
“Dua-duanya punya gangguan aritmia. Kasihan, ya? Padahal masih kecil, seharusnya mereka ngabisin waktu dengan belajar sambil main sama temen-temennya di luar sana,” ucap ayah. Aku mengangguk setuju. Entah kenapa aku jadi teringat dengan Sena. Apa dia baik-baik saja sekarang?
“Oh ya, omong-omong soal pasien. Tadi sore Ayah ada ngobrol sama Pak Mike. Terus katanya, dia minta Ayah buat jadi dokter pribadi anak keduanya. Siapa ya namanya? Lupa. Kamu ingat gak, Na? Dia temen sekelasmu juga kan?” tanya ayah. Sontak aku tersedak lalu meneguk air minum terlebih dahulu.
“Eh? Iya, dia temen sekelasku. Namanya Narasena,” jawabku.
“Nah, iya. Menurut Ibu gimana? Malam ini Ayah mau ke rumah Pak Mike buat ngobrol-ngobrol lagi sambil meriksa keadaan Nara.” Kini ayah melemparkan pertanyaan kepada ibu. Yang ditanyanya malah bingung.
“Kok malah nanya ke Ibu? Kalau Ibu ya pasti setuju lah. Memangnya Nara sakit apa, Yah? Ibu agak kaget tadi dengernya. Perasaan dia kelihatan sehat-sehat aja,” tanya ibu. Pertanyaannya benar-benar mewakili perasaanku saat ini.
“Kata Pak Mike, dia ada penyakit jantung bawaan jenis patent foramen ovale,” sahut ayah.
“Apa itu?” tanyaku.
“Itu penyakit jantung bawaan di mana lubang yang terletak di antara serambi kanan dan serambi kiri jantung enggak menutup secara sempurna setelah bayi lahir. Biasanya memang jarang bergejala.” Aku mengangguk-angguk tanda paham dengan penjelasan ayah. Oh… jadi begitu. 
“Terus Pak Mike tadi ada ngasih tahu, katanya Nara sempet pingsan waktu pembelajaran olahraga hari ini. Betul itu, Naka?” 
“Betul, Yah. Tadi aku sendiri yang nemenin dia di UKS.” 
Mendadak pucuk kepalaku terasa hangat karena diusap halus oleh ibu. “Anak Ibu memang anak yang baik,” pujinya. Mereka pun tertawa kecil sementara aku malah diam-diam salah tingkah.
“Kalau gitu, sehabis makan malam ini selesai, Naka mau ikut Ayah ke rumahnya Pak Mike gak? Kamu nanti main aja dulu sama Nara, biar makin akrab,” ajak ayah. Aku dengan senang hati menyetujui ajakan tersebut. Makan malam kali ini pun diakhiri dengan perbincangan lainnya dan Pistachio yang tiba-tiba menghampiriku karena hendak meminta makanan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Narasena.
Merajut. 
Itulah aktivitas yang sedang aku lakukan saat ini. Orderan minggu lalu tentunya belum semuanya selesai, jadi aku putuskan untuk mengerjakannya setiap hari sedikit demi sedikit.
“Sen,” panggil Kak Bumi dari balik pintu yang sengaja aku buka sedikit. 
“Apa?”
“Sebentar lagi om Abraham mau datang kesini. Mendingan kamu cepetan mandi terus beresin kamar. Merajutnya ditunda aja dulu sebentar,” titahnya. Kedua alisku mendadak mengerut.
“Hah? Ngapain om Abraham kesini?” tanyaku.
“Dia bakal jadi dokter pribadi kamu yang baru, itu juga dad yang minta soalnya, Dokter pribadi lamamu udah gak bisa ngontrol kamu lagi karena terhalang jarak. Emangnya kamu gak tahu apa kalau dia itu dokter spesialis kardiologi pediatri juga?” tanya balik Kak Bumi. Aku menggeleng karena baru tahu. Aku kira ayah Kara adalah seorang dokter di unit gawat darurat, ternyata dugaanku salah.
“Ya udah, sekarang cepetan beresin kamarnya terus mandi, ya?” ucapnya. Tanpa basa-basi lagi aku hanya bisa mengikuti seluruh perintah Kak Bumi. Kebetulan badanku juga sudah lengket.
“Eh, Kak,” panggilku menahan langkahnya.
“Apa?”
“Kara bakal dateng kesini juga gak?” tanyaku sambil mengalungkan handuk di leher.
“Kayaknya iya.”
“Oh, kalau gitu nanti suruh aja dia buat naik ke lantai atas. Aku ada di kamar,” pintaku. Pria itu pun mendadak menyunggingkan senyuman jahilnya.
“Gak usah mikir yang aneh-aneh, aku cuma mau nunjukin satu buku aja ke dia. Rak bukuku kan ada di dalam kamar semua,” sangkalku tapi Kak Bumi malah tertawa dengan nada mengejek.
“Oke, oke. Dasar bocah mesum,” ejeknya lalu pria itu pun pergi kembali ke lantai bawah. Kurang ajar.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Shankara.
Pukul 08.00 PM, di kediaman Narasena.
Pintu terbuka ketika aku dan ayah menekan bel kediaman keluarga Sena. Rumah ini ternyata besar juga. Terlihat Om Mike yang membukakan pintu itu. Dia tersenyum ramah dan kemudian langsung mengajak kami agar segera masuk dan duduk di kursi ruang tamu.
Sejauh ini aku tidak melihat tanda-tanda kehadiran Sena. Mungkin lelaki itu sedang beristirahat di kamarnya.
“Eh, halo Om, halo Ra,” sapa Kak Bumi. Kami pun balik menyapa. Entah kenapa aku selalu terkagum-kagum dengan bentuk wajahnya yang kelewat tampan. Aku masih belum percaya kalau dia adalah seorang manusia biasa sama sepertiku.
“Shankara,” panggil Kak Bumi.
“Iya, Kak?”
“Dipanggil Sena, katanya suruh ke atas aja,” ucapnya. Aku pun terdiam lalu melirik ke arah ayah. Dia dengan cepat mengangguk—membolehkan aku agar mengikuti perkataan Kak Bumi.
“Nah, bagus, bagus. Ajak main aja anaknya, Shankara. Dari tadi saya lihat itu anak satu sibuk ngerajut melulu, pasti pegel,” sahut Om Mike. 
Aku mengangguk paham lalu bergegas pamit hendak ke lantai atas. Sejujurnya ini kali pertamaku memasuki rumah yang besar dan luas ini. Eh… aku juga lupa bertanya di mana keberadaan laki-laki itu secara spesifik. Yang jelas, lantai dua rumah ini ternyata diisi oleh empat ruangan dan beberapa kursi sofa serta satu layar televisi dalam keadaan gelap. Sepertinya lampu utama sengaja dimatikan.
Sampai satu sorot cahaya membuatku salah fokus, aku pun penasaran dan mulai mendekatinya. Sorot cahaya itu berasal dari satu ruangan yang pintunya terbuka setengahnya.
Langkahku semakin dekat. Terdengar suara lagu yang mengalun pelan dari dalam kamar tersebut. Apa ini… kamar Sena?
“Permisi….”
“Sena…?” panggilku sambil mendorong pintu tersebut pelan-pelan.
Pintu kemudian terbuka seluruhnya. Sontak aku terkesiap ketika melihat rupa yang ada di balik pintu. Aku tidak sengaja melihat Sena dalam keadaan setengah telanjang. Dia hanya memakai celana pendek dan handuk yang masih bertengger di bahu kanannya. Sepertinya dia baru saja selesai mandi. 
Kami pun spontan berteriak karena terkejut. Aku langsung menutup mataku menggunakan kedua tangan. Kak Bumi ikut berteriak pula dari lantai bawah, menanyakan apakah kami baik-baik saja di atas sini atau tidak.
“Gak apa-apa, Kak!” balasku. Aku pun hendak kabur dari TKP namun tiba-tiba, Sena menarik tubuhku ke dalam kamarnya. Dalam beberapa detik pintu kamar itu tertutup dengan adanya kami berdua di dalamnya. 
Suasana mendadak canggung. Dia masih memegangi kedua bahuku agar aku tidak kabur lagi. Sementara aku sudah membeku sambil memejamkan mata sejak punggung ini menyentuh permukaan pintu. Aku seperti sedang tersudut. 
“Ma-maaf,” ucapku gugup. Aku benar-benar tidak mengira akan selancang ini.
“Jangan dibuka dulu matanya,” titahnya dan aku hanya mengangguk. Dia pun melepas genggamannya dari kedua bahuku lalu berjalan entah kemana. Mungkin mengambil baju lalu memakainya. Musik yang mengalun pun ikut menghilang tiba-tiba.
“Nah, sekarang buka lagi matanya,” ucapnya. Kedua mataku pun kembali terbuka dengan pemandangan yang sudah bisa terima oleh akal sehat. Lelaki itu sudah memakai pakaiannya dengan benar.
“Om Abraham lagi ngobrol sama dad, ya?” tanya dia. 
“I-iya. Aku disuruh ke-kesini sama kak Bumi—”
“Gak usah gugup kayak gitu, Ra. Aku kan sekarang udah pakai baju lagi,” sanggahnya. Dia pun kemudian menarik tanganku—menyuruhku duduk di kursi meja belajarnya sementara dirinya sedang mencari sesuatu di rak buku yang ada di kamar ini.
Kalau boleh jujur, kamar ini rapi dan nyaman sekali. Banyak tanaman yang Sena taruh dan beberapa hiasan antik lainnya. Lampu yang dipakai juga bukan jenis lampu yang terlalu terang. Aku suka dengan seleranya.
“Nih, buat kamu. Aku baru inget kalau aku punya buku ini. Itung-itung ini hadiah karena aku gak bisa nemenin kamu ke toko buku tadi sore,” ucapnya sambil menyodorkan sebuah buku yang berjudul 'The Traveling Cat Chronicles', dia memberikan buku itu karena katanya, aku akan suka dengan bukunya. 
“You love everything about cats, right?” tanya dia. Aku malah tersenyum malu-malu.
“Makasih banyak.”
“Sama-sama. Oh ya, tadi sore gimana, seru gak?” tanya Sena. Aku pun seketika bersemangat lalu menceritakan kejadian tadi sore. Sena yang mendengarnya sampai tertawa terpingkal-pingkal di atas kasur karena tak menyangka jika Haail akan sebadut itu. 
“Aduh, harusnya aku ada di sana tadi sore,” ucapnya.
“Kesehatan kamu nomor satu, shisho,” sahutku.
“Iya, iyaa. Oke, sekarang… kita mau ngapain lagi?” tanya dia. Aku pun kembali memandang sekitar untuk yang kedua kalinya.
Dan tiba-tiba, pandanganku jatuh kepada sebuah papan kapur besar yang Sena gantung di sudut tembok kamarnya. Di dalam papan itu sudah tertulis beberapa rumus kimia. Tapi aku lupa bentuk rumus apakah itu. 
“Itu rumus apa, Sen?” tanyaku langsung kepada intinya. Aku pun beranjak pergi mendekati papan kapur tersebut.
“Itu rumus kimia Alkana, Alkena, sama Alkuna. Kamu udah belajar belum?” tanya balik dia.
“Oh? Belum, bukannya kita masih di bab pengertian atom ya?” 
“Memang, tapi kalau ngerti lebih cepet kan lebih baik. Kemarin aku habis belajar rumus itu.” Aku tertegun untuk beberapa saat—memandangi papan kapur itu dengan raut wajah yang masih mencerna.
Sena menulis semua rumus beserta contoh soal dengan detail. Bahkan aku bisa langsung mengerti walaupun tidak semuanya.
“Kalau CH3 – CH(C2H5) – (CH2)2 – C(CH3)3 itu, nama senyawanya apa?” tanyaku membaca tulisan soal yang belum terjawab kepada Sena.
“Oh, itu jawabannya 2,2,5-trimetil-heptana. Aku lupa tulis,” jawabnya lalu dia pun mengambil satu kapur kemudian menulis jawaban tersebut menggunakan tangan kirinya.
“Kamu memang layak disebut sebagai master,” celetukku. Dia memang jenius dan rajin.
“Hahaha. Kamu tuh sadar gak sih kalau kamu juga pasti bisa ngerjain ini semua?”
“Tapi aku gak serajin kamu. Aku lebih suka belajar kalau udah mepet deadline aja, hahaha.”
Titik pandangku kembali melihat sekitar. Ada banyak foto yang terpajang, foto itu berisi potret dari keluarga Sena saat anak bungsunya menjuarai beberapa olimpiade semasa di sekolah. Keren, keren sekali. Aku harus banyak belajar darinya.
“Kapan-kapan kita belajar bareng, mau?” ajak Sena.
“Eh? Serius?”
“Iya. Tapi di rumah kamu, gantian.” Dia terkekeh lalu aku pun menyetujui ajakannya. Sinar dari lampu yang tidak terlalu terang sesekali menghantam liontin batu kristal dari kalung yang sering lelaki itu pakai akhir-akhir ini. Aku tahu asal usul kalung tersebut. Sena sudah menceritakannya sehari setelah dia mengunjungi Shichifukujin Ramen lagi. Waktu itu aku sedang ada kerjaan jadi tidak bisa menemaninya.
Memang. Cerita yang disampaikannya memang sedikit tidak masuk akal. Tapi aku pikir, di dunia ini kita akan selalu berdampingan dengan hal-hal yang tidak bisa diartikan menggunakan logika. Dan kini, Sena menganggap kalung itu sebagai jimat keberuntungannya.
“Sena,” panggilku.
“Ya?”
“Aku boleh foto semua rangkuman rumus ini gak? Mau aku mulai pelajari juga buat nanti,” tanyaku. Dia dengan cepat menahan tanganku yang hendak membuka ponsel lalu pergi ke arah meja belajarnya kembali.
“Gak usah di foto, aku udah buat rangkumannya di buku ini. Kamu salin aja nanti,” ucapnya sambil memberikan sebuah buku notes kecil kepadaku. Seketika mataku berbinar-binar. Dia… baik sekali.
“Anyway, aku boleh tahu ukuran badan Pistachio gak?” tanya dia tiba-tiba.
“Untuk apa?”
“Tuh. Tadi sebelum mandi, aku lagi ngerajut. Siapa tahu Pistachio mau dibuatin baju nanti aku buatin, biar sekalian,” jawabnya sembari menunjuk ke arah sudut kamarnya yang lain. Terlihat dua kardus yang berisi benang rajut yang berwarna-warni. 
“Eh… harganya berapa emang?” tanyaku, Sena malah tertawa lalu menggeleng.
“Gak usah bayar, gratis kok.” Dia pun mengambil selembar kertas dan satu pensil, menungguku agar segera menyebutkan ukuran tubuh kucing hitam legam tersebut. Baiklah, suka-suka dia saja.
“Kalau udah jadi nanti aku kabari,” ucapnya yang dibalas oleh anggukanku.
“Kara,” panggilnya lagi.
“Iya?”
“Kamu… mau jalan-jalan keliling komplek sebentar enggak? Aku pengen ngehirup udara malam, bosen kalau di dalam kamar terus,” ajak dia lalu pintu kamar pun tiba-tiba terbuka.
“Lho, ma-maaf kalau kami mengganggu,” ucap ayah terkejut ketika melihat anaknya yang sedang berduaan dengan seseorang. Dibelakangnya kini ada Om Mike dan juga Kak Bumi. Oh… sepertinya Sena akan diperiksa sebentar oleh ayah, aku bisa melihat pria itu sudah membawa tas kerjanya. Aku pun memahami isyarat tersebut lalu pamit keluar kepada Sena.
“Kalau udah selesai aku tunggu di luar,” ucapku pelan. Sena mengangguk lalu tersenyum.
Sometimes it feels weird, aku benar-benar tidak pernah menyangka jika Sena akan datang ke dalam hidupku yang begitu-gitu saja. Akhir-akhir ini hatiku selalu merasa hangat tanpa alasan. Or maybe the reason for the warmth I felt was him. I don't know. 
Walaupun pertemanan kami belum terlalu lama, tapi aku sudah bisa merasakan perubahan yang baik semenjak tangan kami saling bertaut di pertemuan pertama malam hari itu.
12 notes · View notes
arumpuspa29 · 1 year
Text
Titik Jenuh.
Aku sedang tak punya energi untuk mengusahakan siapa-siapa di hidupku, selain keluarga dan tentu diriku sendiri. Lelah bercampur takut yang mendominasi mungkin adalah salah satu mekanisme yang kupunya untuk melindungi diriku dari rasa sakit dan kecewa.
Iya, aku pernah se-berusaha itu untuk orang lain. Mengerahkan energi dan atensi yang kupunya, waktu, perhatian, apapun yang bisa kuusahakan. Tapi akhir yang kupetik sering menemui gores luka, dan lambat laun menoreh krisis kepercayaan pada siapapun yang mendekat.
Aku pernah sebegitu berjuang menahan orang-orang yang hendak pergi supaya tetap tinggal di sisiku. Tapi ternyata memaksakan kehendakku atas keadaan justru menyakiti diriku sendiri. Semakin erat aku menggenggam, mereka justru semakin ingin berlepas diri dariku.
Sekarang aku sedang lelah sekali untuk berusaha. Kalau ada yang mendekat, silakan. Kalau ada yang pergi, aku tak akan menahan. Aku tak lagi ingin berharap lebih pada orang lain. Tak lagi mencoba menciptakan bibit-bibit kecewa. Tak akan lagi menyemai benih-benih rasa sedih dan perasaan tidak berharga lainnya.
Di fase ini, aku hanya ingin tenang menjadi diriku sendiri, menjalani hidupku yang sekarang ini, sambil mencoba mengenali siapa yang selama ini benar-benar bertahan di sisi. Bukan untuk apa-apa, melainkan untukku menilai bahwa mereka adalah orang-orang yang memang benar-benar pantas aku usahakan lagi dan lagi.
Jadi, tolong bantu aku memantapkan hatiku supaya tak mudah goyah. Supaya suatu hari nanti aku bisa kembali menanam percaya. Supaya aku tak berhenti berharap.
Aku, sedang tak ingin berjuang sendiri. Sedang ingin belajar memaknai kata saling. Tapi, untuk saat ini, sepertinya sembuh adalah tugas pertamaku sambil perlahan merajut perasaan lagi.
Jauh di lubuk nala, aku juga ingin diperjuangkan sama seperti aku memperjuangkan. Bukan lagi bertepuk sebelah asa, atau mengepak sebelah sayap. Aku ingin lengkap dan dilengkapi, genap dan menggenapi.
(Semarang, 25 September 2023, 12.01. Terik yang menyengat dan perasaan campur aduk.)
2 notes · View notes
haninditaas · 2 years
Text
Surat Penghujung Tahun.
At the end, it was beautiful journey, right?
Jujur, sebenarnya ngga mau terlalu berlebihan dalam memaknai pergantian tahun ini. Tapi, rasanya ngga bisa bohong kalau ternyata sesayang itu dan sangat bersyukur atas semua hal yang ditemui di sini. Kali ini di penghujung 2022, izinkanku mengabadikan beberapa pembelajaran yang kudapati setahun terakhir.
1. Kehilangan diri sendiri.
Hmm kurasa ini menjadi moment ter-rendah sepanjang 23 tahun hidup? Oiya, ada pengalaman yang.. yaa sekarang aku (sudah bisa) melihatnya hal yang lucu sih, hehe. Aku pernah bilang ke diriku sendiri di depan kaca: "kamu tuh siapa sih? Kembaliin Syifa yang dulu dong!". Aneh, ya? Hahaha. Padahal Syifa ya tetap ada di diri Syifa lah, dia gak pernah pergi kemana-mana. Tapi rasa kehilangan itu nyata sekali. Ini ngga ujug-ujug muncul. Ada banyak hal yang sudah melatarbelakanginya sampai akhirnya bisa merasa asing ke diri sendiri.
Setelah coba ditelaah lagi, ternyata saat itu sedang tidak bisa menerima diri. Dan.. sudah terlalu keras dengan diri sendiri. Aku tidak memberikan validasi atas rasa-rasa yang bernuansa gak baik-baik aja, seperti lemah, kesepian, lelah, tidak percaya diri, sedih, dsb. Mungkin saat itu memang sudah amat menumpuk (HDRK juga hmm). Intinya saat itu aku tidak menjadi rumah baginya ketika dia merasa tidak baik-baik saja. Hehe, agak sedih ya? : )
Hingga ada titik sadar dan jadi belajar memahami diri lagi. Coba banyak melakukan self-talk, misalnya dengan journaling, ngomong sendiri di motor, ngerekam suara sendiri di VN, ngobrol di depan kaca, dsb. Self-talk ini menuntun untuk bisa jujur sejujur-jujurnya tentang emosi yang sedang hadir. Kita bisa lebih paham, sebenarnya apa sih yang sedang dibutuhkan? Harapan apa yang ingin diwujudkan? Dan, ya, mungkin ini ya yang namanya berdamai dengan diri sendiri?
2. Mengelola kekecewaan.
Ternyata, kekecewaan terhadap diri sendiri yang tidak dikelola dengan baik itu bisa membuat diri sendiri terluka. Dan, ya, dua tahun terakhir tanpa sadar aku banyak menyalahkan diri. Ada beberapa hal sebenarnya, salah satunya berkaitan dengan masa studiku yang tidak tepat waktu. Kecewa dengan orang lain nyatanya agak lebih mudah kuterima dibanding kecewa dengan diri sendiri. Maka sulit untukku memaafkan diri atas beberapa hal.
Sebenarnya aku tahu bahwa jalanku ini bukan sebuah kesalahan, tapi hanya saja saat itu aku belum mampu menerimanya sebagai bagian dariku. Ada ekspektasi tinggi yang kuhadirkan terhadap diriku dan.. inilah masalahnya. Akhirnya aku belajar memberi validasi dengan bilang:
"Nggapapa kok, Syif. Ini tuh nggak seburuk yang kamu pikirkan. Terkadang jawaban atas usaha terbaik itu boleh jadi bukan hasil yang sempurna, kok"
Selain itu, aku coba menyadarkan diri bahwasanya kamu berhak lho untuk diberi kesempatan kedua untuk berjuang lagi. Sebab, melakukan kesalahan bukanlah alasan terhentinya kehidupan. Kan kita manusia, bukan Tuhan. Intinya, kuatin afirmasi positifnya dan beri kesempatan untuknya berjuang lagi.
3. Prasangka baik (kepadaNya) adalah teman.
Waktu itu aku baca tulisannya @/jndmmsyhd, beliau menulis quote : "Prasangka baik itu menjadi obat bagi keadaan yang terlihat menyakitkan". Bener deh, setelah setahun terakhir, aku sekarang jadi paham bahwa iman, keyakinan, itu se-powerfull itu dan sepenting itu di kehidupan. Karena ketika kita merasa nggak berdaya atas kondisi dan rasanya udah buntu, yang kita selalu punya dan nggak pernah bisa diambil orang adalah keyakinan dan harapan.
Pada titik dimana sudah bersiap bangkit, aku dihadapi perasaan bingung banget harus mulai dari mana. Sadar bahwa membangun harapan di tengah kondisiku saat itu nggak mudah, maka aku mulai dengan belajar merajut prasangka-prasangka baik terhadap Allah pada kondisi yang kutemui di setiap hari.
Mulai dari yang sederhana aja. Misalnya, aku lagi sedih terus pergi sepedahan, ternyata tiba-tiba di jalan disamperin kucing imut nan gemas. Maka aku coba berpikir bahwa kucing itu sengaja Allah gerakkan datang untuk menghiburku. Insyaa Allah dari yang sederhana itu, perlahan kita bisa juga berprasangka baik atas masalah yang kita rasa besar.
Prasangka baik akan menguatkan keyakinan kita atas kuasa-Nya dan pertolongan-Nya.
-------
Tiga pembelajaran berhargaku di 2022. Dengan segala senang-sedihnya, takut-harapnya, jatuh-bangkitnya, lupa-ingatnya, rasanya semuanya mau aku peluk hangat dengan hati yang lapang.
Mungkin.. orang lain boleh jadi berpikir "yaelah lebay banget gitu doang. Ada lho yang lebih berat dari kamu ujian kehidupannya".
Nyatanya, ujian hidup yang sudah Allah sesuaikan dengan kemampuan hambaNya itu hadir bukan untuk dibandingkan siapa yang paling berat, siapa yang paling sakit.
Ujian adalah selalu tentang dan untuk diri kita sendiri, sebuah perantara bagi kita belajar menentukan sikap dan menuntun kita merajut koneksi antara diri sendiri serta Rabb yang Maha Menguasai. Entah ujian itu berlingkup pada internal atau eksternal diri, atau bahkan keduanya. Dan, Allah-lah yang lebih tahu segala sesuatu yang terbaik.
Insyaa Allah ini bukan akhir belajarku. Ya Allah, untuk segala perjalananku yang sudah dan akan kulalui selanjutnya, semoga Engkau meridhainya. Tolong dampingi selalu dan kuatkan aku ya Rabb. Bismillah.
Sabtu, 31 Desember 2022.
Dengan hati yang penuh syukur,
Syifa.
9 notes · View notes
galeritumbang · 1 year
Text
Tumblr media
Perempuan-perempuan yang Diabaikan
Semalam aku bertemu dgn salah satu teman yg cukup aku percaya dan sering menjadi tempat berkeluh kesah mengenai hubunganku. Pikirku, ketika bercerita akan sambil menangis, namun ternyata justru tak ada air mata sama sekali. Akhirnya ku ceritakan bagaimana obrolanku dgn mantanku sehari sebelum bertemu dengannya, karena aku juga memang butuh masukan pun pandangan dari orang lain.
Kemudian aku memberitahu bahwa ketika aku bertanya dgn mantanku,"ini sekarang aku harus gimana ya? aku udah berusaha merawat, pun mempertahankan hubungan ini sebaik yg aku bisa hampir satu tahun pasca putus". Dan mantanku pun menjawab, "kamu ga usah nunggu aku".
Tidak membutuhkan waktu lama, temanku segera meresponnya, "yaudah, berarti kalian udah selesai. kamu udah ga berhak menjaga apapun tentang dia. kamu berhak bahagia, entah dgn tetap sendiri dulu atau kalau pun ada yg coba deketin.. ya kamu bisa coba dulu saling mengenal".
Hampa sekali rasanya, entah harus sedih atau bersyukur karena akhirnya mengetahui kejelasan dari hubungan ini. Sebaik-baiknya pun sebesar-besarnya usaha seseorang untuk tetap dpt menjaga suatu hubungan, namun selama dlm prosesnya justru sering diabaikan, tidak dihargai, juga dihujani janji-janji yg bahkan tak sanggup ditepati.. pastilah akan lelah juga.
Peristiwa-peristiwa yg sama juga terjadi dgn teman-temanku yg sebaya. Bahkan ada temanku yg sampai harus keluar masuk rumah sakit, mengonsumsi obat penenang, pun ada pula yg diperlakukan sangat tidak manusiawi oleh laki-laki yg didambanya. Yang selama ini diharap menjadi yg terakhir saja, sama-sama saling belajar menahan ego, menghargai perbedaan, pun saling melengkapi kurang dan lebihnya dari diri masing-masing.
Namun justru apa yg perempuan dapatkan? Ketidakpastian, pengabaian sampai ditinggalkan. Ironis sekali rasanya, wajar jika banyak perempuan yg berusia 25 ke atas memilih untuk sendiri dan tidak lagi dekat dgn laki-laki. Bahkan mungkin banyak yg akhirnya memiliki trust issue sehingga sulit untuk percaya dgn laki-laki.
Kami sebagai perempuan, ketika menemukan laki-laki yg sudah mampu membuat kami nyaman, bahkan mampu tumbuh dan berkembang bersama, saling mengisi pun melengkapi segala kurang lebih yg dimiliki dalam diri.. kami akan dgn sadar diri dan senang hati menutup pintu hati. Karena kami sudah merasa cukup dengan kamu yg kami pilih. Kami tidak lagi menginginkan yg lain, cukup satu dan denganmu saja.
Segala upaya kami lakukan sampai gila rasanya untuk memenuhi tangki cinta pada waktu-waktu yg bukan lagi sebentar. Kami senantiasa memupuk agar debar ketika berjumpa masih ada di sana, kami berulang kali berkaca supaya nantinya mata kalian memandangi kami dgn indah, kami belajar mengenal makanan apa yg kalian suka sehingga mampu kami cari tau resepnya, kami jg berusaha merajut hubungan baik dgn keluarga kalian. Tak lupa, kekuatan yg maha dahsyat pun senantiasa kami kirimkan padamu pun keluargamu melalui doa. Cinta, kasih, waktu, pun perhatian kami sebagai perempuan sama sekali tidak main-main, tuan. Tak sadar kah kalian?
Sampai pada akhirnya, berbagai upaya kami tak lagi kalian hiraukan. Lambat laun kami pun tersadar, mungkin memang bukan kami yg diinginkan.. mungkin memang bukan kami orangnya. Entah sekeras dan sebanyak apapun usaha yg kami lakukan, mungkin memang tak akan pernah membawa kalian kembali seperti pada keadaan yg sebelumnya. Dalam keadaan sulit yg menyesakkan, kami masih sesekali berharap dan tak pernah putus mendoakan. Sampai pada akhirnya kami pun merasa.. mungkin sudah waktunya kami melepas, tak lagi mau memaksakan keadaan. Biarlah nanti Yang Maha Mengetahui Segalanya yg nantinya memberi petunjuk sebaik-baiknya. Kami berserah, tuan.
Namun meskipun begitu keadaannya, aku yakin sekali.. teman-temanku yg senasib denganku tak akan pernah memiliki rasa benci dgn laki-laki yg dicintainya. Bahkan justru kami akan tetap mendoakan yg terbaik bagi kalian beserta dengan keluarga kalian. Kami takkan melupakan kebaikan-kebaikan yg telah kalian lakukan. Namun.. kami juga akan senantiasa mengingat bagaimana kalian memperlakukan kami selama ini.
Semoga dari berbagai pengalaman dlm menjalin hubungan yg sudah dewasa ini, kalian mampu memilih dan memilah berbagai perbuatan yg nantinya menjadi pondasi untuk membangun hubungan yg jauh lebih serius dan lebih baik lagi. Meskipun tadi aku nangis karena baca tweet yg tiba² muncul itu, tapi gapapa.. aku jadi bisa kembali lagi menuliskan segala pikiran dan perasaan yg berkecamuk selama ini.
Jangan sepelekan komunikasi! Semangat berdamai dengan luka, dan jangan lagi terlalu dalam mencintai laki-laki ya. Biasa aja~
Jogja, 7 Juli 2023 | 22.53
3 notes · View notes
bigearthteens · 1 year
Text
Hari ini, akhirnya tiba. Menyapa hangat seperti halnya setiap pertemuan. Salam, dan Do'a bagai menjadi ritual wajib setiap pertemuan kita. Walaupun hanya sekedar ucapan "Jazakumullah Khairan - Aamiin Waiyyakum".
Masih teringat jelas, perjumpaan awal kita, dengan ruangan seadanya kita merangkai cerita, merajut asa, dan hingga akhirnya mengukir kenangan. Barangkali kelak, ada salah satu diantara kita saling mengingat hingga JannahNya.
Hari ini, kusambut perjumpaan sederhana ini dengan sangat syukur. Terimakasih Ibu, Umma, Ummi, sudah mencoba percaya bahwa diri ini bisa belajar bersama ananda. Ingin rasanya mengucap seribu maaf atas keterbatasan diri. Harapannya semua ini bisa menjadi wasilah kemudahan, dan keberkahan langkah dalam menempuh fase-fase selanjutnya.
Semua Ibu, dan para orangtua hebat pada versinya masing-masing 🤍
Semoga Allah senantiasa berkahi.
Banyak terimakasih kepada para Umma untuk bingkisan manisnya
Terketik di malam terakhir di asrama pada 23 Juni 2023, mellow atmosphere .
Tumblr media
2 notes · View notes
atlantis-96 · 2 years
Text
2022, the weird guy.
hai, tumblr! wow, lama sekali rasanya engga menuliskan soal kehidupan di blog yang nyaris usang ini. karena seperti judulnya, 2022 aneh sekali. di tahun kemarin (yah, kita pisah dengan 2022 belum lama, masih kemarin..) aku banyak merasa takut. rasa takut itu begitu mendominasi sampai menulis saja rasanya sulit karena otakku dipenuhi kabut. apalagi harus bicara soal hidup dan isi batin dalam tulisan, rasanya betulan terblokir rasanya.
2022 adalah tahun yang aneh. untuk pertama kali rasanya aneh sekali terbangun tiap hari. ada masa di mana aku menyesal bangun. kepalaku dipenuhi dengan pemikiran bahwa aku ingin semua berhenti. aku engga tahu apa persis yang aku maksud, tapi aku mau berhenti.
perasaan-perasaan itu asing, baru, mengganggu sekaligus memberati. lalu di satu titik aku tiba di satu pemahaman bahwa memang ada yang salah denganku. oh, ternyata memang ada sesuatu yang terlalu besar yang engga sanggup lagi ditangani oleh wadah kecil dalam diriku. aku belajar mengerti, menerima, melepaskan.
di pertengahan 2022, aku menuliskan hal-hal kecil yang mengharuskanku jalan terus; menyelesaikan ide menulis, nonton konser seventeen, paralayang, merajut sweater sendiri.. aku mencari lagi semua hal dulunya aku anggap menyenangkan. menjalani satu demi satu hari, menapak langkah demi langkah, hidup sambil ingat untuk bernapas.
di penghujung 2022, ternyata aku lebih banyak belajar soal mengerti. engga semua hal akan terus sama. bahwa seperti tulisan Kak W *) yang pernah aku baca, kita harus terus meregang dan meregang.
“…aku tak menjawab. perempuan itu tersenyum simpul. ‘beri kesempatan kepada hatimu untuk membuka dan terus membuka. itu bisa menyakitkan. tapi, ya, kau harus belajar meregang untuk orang lain agar kau tak berbahagia dengan caramu sendiri.”
aku harus belajar engga membawa semuanya sekaligus, mengerti kalau meninggalkan beberapa hal di belakang bukan berarti selalu buruk.
di hari terakhir 2022 aku lega karena aku sampai juga di titik ini. aku baik-baik saja (meskipun mungkin bagian dalamnya robek di sana-sini).
2022 was the weird guy; it was fearsome, yet it was reinforcing. sometimes it teared me up, yet it was so wholesome. 2022 was the weird guy, 2022 mengajarkan aku banyak sekali soal penerimaan. sehingga di tahun 2023 aku siap melepaskan.
h. *) tulisan itu bisa diakses di sini
4 notes · View notes
ribrid · 2 years
Text
Hadirnya orang-orang baik dan orang-orang yang mau membersamai diri ini adalah karunia yang Allah berikan. Baik banget. Sungguh baik banget. Kalau lagi mendalami betapa baiknya Allah, kadang rasanya pengin nangis :")
Atas perjalanan di Bandung yang penuh drama dan air mata Warda, terimakasih ya, wkwk. Kata Warda, misi Anggit ke Bandung adalah untuk merajut #HikmahHariIni secara langsung, yang biasanya hanya via telpon saja. Aku belajar satu hal lagi soal mengungkapkan rasa senang dan syukur kepada orang lain melalui pelukan. Meski love language-ku bukan physiscal touch, tapi pelukan orang lain benar-benar terasa menenangkan. Terimakasih untuk Ara dan Warda yang sudah mengajariku hal tersebut.
Dan teruntuk rekan kerja yang baik hati, semoga kesehatan selalu dilancarkan buat Pak Leo. Terimakasih sudah selalu memberikan tumpangan menuju halte. Dan ketika tak ada mobil, terimakasih sudah menemani perjalanan kaki singkat menuju halte terdekat, dan seperti selayaknya yang biasa dilakukan, sambil tak henti-henti melempar jokes bapack-bapack.
Untuk hadirnya orang-orang yang membuat diri ini tidak merasa terlalu kesepian, terimakasih banyak. Untuk hadirnya orang-orang yang memahami inner jokes-ku, yang menertawakanku saat kuberitahu aku menghabiskan weekend di perpus namun tetap merekomendasikan event dan tempat penuh buku-buku, untuk orang-orang yang dengannya kita sama-sama paham dan tak perlu terlalu berbelit menjelaskan sesuatu, terima kasih karena sudah bergetar dalam satu frekuensi yang sama. Jika berbeda, terimakasih karena untuk sejenak, telah bersedia mengubah getaran untuk berada dalam satu gelombang yang sama.
Jika boleh, aku ingin mengutip lirik lagu Mba Yura Yunita.
Baik jahat abu-abu. Tapi warnamu putih untukku Hanya kamu yang mengerti gelombang kepala ini.
Di tengah 'dunia tipu-tipu', saat keramaian terasa begitu sepi, saat pertemuan-pertemuan tanpa henti tidak bisa mengisi kekosongan dalam hati, tapi hadirnya orang-orang baik yang bergetar dalam satu gelombang ini sudah lebih dari cukup. Membuat dunia terasa lebih nyaman, dan kota yang begitu jauh dari kampung halaman terasa lebih homey.
Di 'dunia tipu-tipu', hadirmu terasa begitu nyata. Obrolan kita nyata. Candaan dan tawa yang keluar adalah nyata, maka begitu juga kebahagiaan singkat yang hadir saat bersama-sama. Semoga perasaan ini dan kebersamaan ini bisa bertahan lama ya. ❤
4 notes · View notes
thedeenpearl · 2 months
Text
The Silent - الصَّمْتُ
مَنْ صَمَتَ نَجَا “Barangsiapa diam, ia akan selamat. “ (HR. Tirmidzi, shahih)
Terkadang, menjaga lisan merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Seringkali lisan itu tergelincir, namun pemiliknya tak menyadarinya. Mungkin sedari kecil kita sudah terbiasa untuk belajar berbicara dan merajut kata, namun pernahkah kita mencoba melatih diri kita untuk diam? Sebagaimana pesan sahabat Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, “Belajarlah diam”. Begitu pun dengan Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Belajarlah diam sebagaimana kalian belajar berbicara”
Diam, dalam bahasa arab الصَّمْتُ, bermakna menahan diri untuk tidak berbicara meski dia mampu untuk melakukannya.
Dan makna diam dari kata الصَّمْتُ merupakan tingkatan yang lebih tinggi daripada sekedar diam yang berasal dari kata السُّكُوْتُ
Karena orang yang melakukan (السُّكُوْتُ) bisa jadi memiliki kemampuan untuk berbicara atau tidak.
Sedangkan orang yang melakukan (الصَّمْتُ) adalah orang yang memiliki kemampuan untuk berbicara… Namun dia menahan lisannya untuk tidak berucap,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Tidaklah istiqomah iman seorang hamba sampai istiqomah hatinya, dan tidaklah istiqomah hatinya sampai istiqomah lisannya. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga. [HR Ahmad]
Dari hadist ini kita belajar bahwa, setelah hati, maka perkara terbesar yang perlu dijaga keistiqamahannya adalah lisan kita, karena ia merupakan penerjemah dan pengungkap isi hati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا، أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47).
Maka hendaklah kita bersungguh-sungguh belajar untuk diam, dan menjaga lisan kita dari hal yang tidak diridhoi Rabb kita.
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولً
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban." (QS. Al-Isra’: 36)
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18)
Semoga Allah memudahkan kita untuk menjaga lisan kita..
Ya Rabb, ampunilah dosa-dosa kami, bimbinglah kami untuk senantiasa taat kepada-Mu dan masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang Engkau beri Rahmat
Sumber:  https://muslim.or.id/57826-buah-manis-menjaga-lisan.html https://almanhaj.or.id/4197-istiqomah.html https://yufid.tv/46617-belajarlah-diam-syaikh-sholih-al-ushoimi-nasehatulama.html https://muslimah.or.id/5118-bicara-baik-atau-diam.html
Tumblr media
0 notes
ambuschool · 4 months
Text
Merajut Harapan
Tadi pagi, kami mengawali segala kehebohan menyiapkan makanan, menyiapkan hannah sekolah, smapai harus orientation di sekolah baru hannah dan akhirnya nge-drop hannah ke childcare, terus @giandarsthoughts ngajak "makan siang bareng, yuk?!" JUJUR SENENG BGT WKWKWKWK. Rasanya udh lama banget gak punya waktu berdua aja yang berdua bisa ngobrol gitu. Setelah scrolling akhirnya memutuskan untuk ngopi aja di Hay Market deket kampus dan kita ngobrol banyak disana.
Jujur, huft.. pernikahan itu adalah sesuatu hal yg harus diusahakan, dipertahanakan.. gak mudah. Dan salah satu caranya, buatku adalah banyak2 ngobrol dan align tentang banyak hal.
Tadi bahas tentang rencana mas mogi untuk pekerjaan kedepannya, bahas rencana mau pindah rumah tahun depan, bahas tentang rencana mau cari kerjaan di luar indonesia setelah selesai sekolah. anxious tapi setelah badai bulan ramadhan kemarin, di bulan-bulan ini hati jauhhhh lebih tenang. Udah lebih bisa menerima, udh lebih bisa pasrah dan alhamdulillah udh ada setitik-titik jawaban.
Hannah alhamdulillah udh mulai akan full day childcare hari senin-jumat, mengurangi kegilaanku karena sering banget harus mengorbankan kuliah di hari kamis dan jumat. Mas mogi udh mulai bertambah hari kerjanya walau belum full time. Fyuh.. dan akupun mulai kaya agak lebih santai menghadapi hutang2 ini.
Jujur, agak anxious banget dengan segala assignment dan perkuliahan, tapi ku juga mengafirmasi diri bahwa hidup di Australia ini perlu sedikit dinikmati juga, bukan hanya tentang akademik :")
jujur pengen banget punya GPA yang bagus dan cum laude kaya mas mogi, tapi dengan standard unimelb yang tinggi ku kaya cukup pasrah. Ku gak ngoyo lagi mau punya GPA bagus. Aku cukup berusaha lebih baik dari diriku di S1 aja. Hidupku di Australia ini gak cuman tentang diriku, tapi juga tentang anak dan suamiku. Jadi aku perlu menurunkan ekspektasi, juga standard.
Jadi, targetku ya bener2 belajar aja untuk sesuatu hal di kemudian hari. Nilai bukan jadi targetku lagi. Semoga Allah ridho dengan keputusan ini. Semoga bukan "mengurangi" semangat tapi lebih kembali ke mengukur dan menyesuaikan value diri dan keluarga.
Huhuhu terima kasih yaa Ya Allah engkau sudah berikan kami kesempatan sampai disini. Merasakan tinggal di salah satu kota paling liveable. Hannah merasakan pendidikan kelas international. Aku juga mendapatkan pembelajaran di salah satu tempat pendidikan terbaik di dunia. Yang kami inginkan memang belajar dari sedikit ilmumu, nilai bukan jadi yg utama. Semoga apa yg kami usahakan lebih besar nilainya yaitu bernilai ibadah :")
0 notes
tempatintershipkediri · 4 months
Text
Peluang Magang Informatika: Membangun Karier di Dunia Teknologi Hub 0819-4343-1484
Tumblr media
Peluang Magang Informatika: Membangun Karier di Dunia Teknologi Hub 0819-4343-1484
Hub 0819-4343-1484 Pada era di mana teknologi informasi menjadi tulang punggung berbagai industri, peluang magang dalam bidang informatika menjadi jendela bagi para pemula untuk memasuki dunia kerja yang dinamis. Temukanlah peluang magang informatika yang tak terbatas, jelajahi perusahaan-perusahaan dan institusi ternama yang membuka pintu bagi talenta muda, dan mulailah merajut karier yang gemilang dalam dunia teknologi informasi.
Mengapa Memilih Magang di Bidang Informatika?
Magang di bidang informatika bukanlah sekadar peluang, tetapi investasi dalam pengembangan diri dan masa depan. Berikut adalah alasan mengapa Anda harus mempertimbangkan untuk mengambil peluang magang informatika:
1. Menyelami Dunia Nyata: Magang memberikan pengalaman langsung dalam dunia kerja. Anda akan terlibat dalam proyek-proyek nyata, menyelesaikan tugas-tugas praktis, dan belajar dari pengalaman sehari-hari di lapangan.
2. Memperluas Jaringan: Bergabung dengan perusahaan-perusahaan terkemuka membuka pintu bagi Anda untuk membangun jaringan profesional yang luas. Anda dapat bertemu dengan para profesional terbaik dalam industri dan membangun hubungan yang berharga untuk karier Anda.
3. Menguji Minat dan Bakat: Magang memberikan kesempatan bagi Anda untuk menguji minat dan bakat Anda dalam berbagai bidang di dunia informatika. Ini membantu Anda menemukan passion Anda dan menentukan jalur karier yang sesuai.
4. Mengasah Keterampilan: Selama magang, Anda akan mengasah keterampilan teknis dan non-teknis yang diperlukan dalam dunia kerja. Mulai dari pemrograman hingga manajemen proyek, Anda akan belajar banyak hal baru setiap hari.
5. Memperoleh Mentorship: Banyak perusahaan menyediakan mentorship bagi para peserta magang. Mentor ini akan membimbing Anda, memberikan masukan dan saran, serta membagikan pengalaman mereka untuk membantu Anda tumbuh dan berkembang.
6. Mendapatkan Pengakuan: Pengalaman magang merupakan nilai tambah yang besar pada CV Anda. Ini menunjukkan kepada calon majikan bahwa Anda memiliki pengalaman praktis di lapangan, yang membuat Anda menjadi kandidat yang lebih menarik.
7. Potensi Penyerapan: Tidak jarang perusahaan menawarkan posisi tetap kepada peserta magang yang telah berhasil menunjukkan kinerja yang baik. Magang bisa menjadi pintu gerbang menuju karier yang sukses dalam perusahaan tersebut.
Peluang Magang Informatika di Jakarta
Di Jakarta, sebagai pusat bisnis dan teknologi terbesar di Indonesia, terdapat berbagai perusahaan dan institusi yang menawarkan peluang magang informatika yang menarik. Berikut beberapa di antaranya:
1. Google Indonesia: Google Indonesia seringkali membuka program magang bagi mahasiswa yang berminat dalam teknologi informasi. Dalam program ini, peserta akan terlibat dalam proyek-proyek inovatif dan mendapatkan akses ke sumber daya yang tak ternilai dari Google.
2. Microsoft Indonesia: Microsoft Indonesia juga merupakan tempat yang menarik untuk magang dalam berbagai bidang, mulai dari pengembangan perangkat lunak hingga keamanan informasi. Melalui magang di Microsoft, Anda dapat belajar dari para ahli industri dan mendapatkan pengalaman praktis yang berharga.
3. Gojek: Gojek, sebagai salah satu perusahaan teknologi terkemuka di Indonesia, seringkali membuka program magang di berbagai bidang, termasuk teknik informatika. Magang di Gojek memberikan kesempatan untuk terlibat dalam proyek-proyek inovatif dan menjadi bagian dari transformasi digital yang sedang berlangsung.
4. Tokopedia: Tokopedia, sebagai salah satu unicorn di Indonesia, juga menyediakan program magang untuk mahasiswa yang tertarik dalam teknologi informasi. Dalam magang ini, peserta akan belajar tentang pengembangan aplikasi web dan mobile, analisis data, dan strategi e-commerce.
5. Kampus Terkemuka: Banyak kampus terkemuka di Jakarta juga menawarkan program magang dalam berbagai bidang teknologi informasi. Ini termasuk Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Bina Nusantara.
6. Startup Teknologi: Startup-startup teknologi yang berkembang pesat di Jakarta seringkali membuka peluang magang untuk mahasiswa. Bergabung dengan startup memberi Anda kesempatan untuk terlibat dalam proyek
Kesimpulan
Peluang magang informatika di Jakarta merupakan pintu gerbang bagi para mahasiswa dan pemula yang ingin memperdalam pengetahuan mereka dalam bidang teknologi informasi. Dengan memanfaatkan kesempatan ini, mereka dapat mengembangkan keterampilan praktis, memperluas jaringan profesional, dan mempersiapkan diri untuk karier yang sukses di industri IT.
Magang tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga membuka pintu bagi peluang pekerjaan di masa depan. Dengan mengikuti program magang di perusahaan-perusahaan ternama seperti Google, Microsoft, Gojek, dan Tokopedia, para peserta dapat belajar dari para ahli industri dan terlibat dalam proyek-proyek inovatif yang memengaruhi masa depan teknologi.
Bagi mereka yang ingin melangkah lebih jauh, kampus-kampus terkemuka di Jakarta juga menyediakan program magang dalam berbagai bidang teknologi informasi. Ini memberi peluang kepada para mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapangan dan mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja setelah lulus.
Dengan demikian, peluang magang informatika di Jakarta bukan hanya tentang memperoleh pengalaman, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk karier yang cerah di masa depan.
Baca Juga : Peluang Magang Teknik Informatika Terbaik di Daerah Kediri
FAQ (Pertanyaan Umum)
1. Apakah magang itu penting dalam karier di bidang teknologi informasi?
Ya, magang memberikan pengalaman praktis, memperluas jaringan, dan membuka pintu bagi peluang pekerjaan di masa depan.
2. Bagaimana cara saya menemukan peluang magang informatika di Jakarta?
Anda dapat mencari informasi tentang program magang di situs web perusahaan, kampus, dan platform online seperti LinkedIn.
3. Apa yang harus dipersiapkan untuk mengikuti program magang?
Anda perlu mempersiapkan CV yang menarik, surat lamaran yang baik, dan menjalani proses seleksi yang biasanya meliputi wawancara dan tes teknis.
4. Apa manfaatnya mengikuti magang di perusahaan besar dibandingkan dengan startup?
Magang di perusahaan besar biasanya menawarkan akses ke proyek-proyek besar dan mentorship dari para ahli, sementara di startup Anda mungkin memiliki kesempatan untuk terlibat dalam berbagai aspek bisnis.
5. Bagaimana cara memaksimalkan manfaat dari program magang?
Anda dapat memaksimalkan manfaat dari program magang dengan aktif belajar, berinteraksi dengan rekan kerja dan mentor, dan mencoba terlibat dalam proyek-proyek yang menantang.
6. Apakah ada peluang untuk direkrut setelah selesai magang?
Ya, banyak perusahaan menggunakan program magang sebagai cara untuk merekrut karyawan baru. Dengan menunjukkan kinerja yang baik selama magang, Anda memiliki peluang besar untuk mendapatkan penawaran pekerjaan.
0 notes
freeflyaway7 · 4 months
Text
Afteeeer long time not active here
Hi, Syifa here!
setelah sekian lama tidak bersua di Tumbrl, finally I'm back! HIdup terlalu banyak haha-hihi-huhu sampai tiba-tiba gue udah pindah dari Jakarta ke Bandung, wkwk. Lucu bet ya idup? Padahal dulunya mau stay di Jakarta sampai tue, eh taunya berjodoh sama Kota Kembang (meskipun gak tau juga sampai kapan, tapi semoga lama dan betah, ya! hahaa aamiin)
Di umur ini, gue berhasil menemukan hobi baru; merajut dan menggambar meskipun yaa masih belajar, eheheee. But, I'm supppppeeerr happy! semoga longlast yaa hubungan kami biar gue gak cepet jenuhh, xixixi. Selain itu, hubungan gue sama doi juga alhamdulillah gak banyak drama dan KEMARIN DOI ULTAH T.T. sayangnya gak bisa kita rayain karena: (1) doi gak mau, (2) doi lagi kerja, heuheuheu ><"
Then, how's my work life now? Alhamdulillah juga baik meskipun jujur gue kaget karena pace di sini for some reasons kek lambat. Beda di kompeni sebelumnya yang serba cepet dan kek kalau lu ngang ngong ngang ngong tuh jadi rasanya salah, wkwk (is it a sign kalau tempatnya sedikit toksik?) gue happy bisa kerja brg sama org-org baru, mencoba adaptasi dengan segala dinamika baru di kantor ini. Yaaaah, semoga gue betah :) aamiin.
Too many things happen in my life nowadays. Sometimes I cried, at some moments I mad, but gak sedikit juga hal-hal yang bikin gue ketawa. I'm super and always grateful :) Alhamdulillah.
Btw, apa kabar kamu?
0 notes
henierma11 · 5 months
Text
Oh...Hi! 👋
Akhir tahun 2023 telah menjadi penanda penting dalam segmentasi hidupku. Ya! Aku menikah dengan temanku. Teman dekatku, teman zoomku, teman diskusiku, teman surveiku, teman kerjaku, teman kantorku, dan bentuk pertemanan-pertemanan lain yang sudah kami jalani selama 10 tahun sejak kami mengetahui nama satu sama lain. Dan kini dia telah menjadi teman hidupku. Selamanya, sampai surga. Amiiin.
Sejujurnya aku bingung hendak memulai cerita ini dari mana. Hhe. Tapi mari mulai merajut cerita-cerita seru di perjalanan panjang ini dalam tajuk #AdeganRumahTangga.
Tunggu! Tunggu!
Rumah tangga?
Iya. Rumah tangga. Dua kata itu yang terngiang-ngiang di kepalaku. Meskipun aku sadar dan siap untuk menikah dan berkeluarga, aku masih merasa agak linglung dengan kata "rumah tangga". Aku berumah tangga? Anak kecil yang kapan hari nangis sendiri di kosan gara-gara revisian skripsinya ga dibalikin sebulan sama dosennya itu mau berumah tangga? Anak perempuan yang sering jajan es krim dan gelato itu mau berumah tangga? Anak perempuan yang lebih suka masakan ibunya dibandingkan masakannya sendiri itu mau berumah tangga?
Iya. Seconcern itu aku dengan kata rumah tangga. Kenapa ya namanya "rumah tangga"? Apakah itu simbol ketika kita menikah dan berkeluarga maka kita akan berjalan bersama menapaki tangga secara beriringan untuk mencapai tujuan di atas bersama? atau ini adalah representasi akan banyaknya anak tangga yang harus kita tapaki satu persatu dengan berbagai cerita di masing-masingnya? Lalu apakah tangganya akan berbentuk lurus langsung menuju ke atas? ataukan berbelok melengkung seperti yang seringkali nampak di rumah mewah yang dipakai syuting sinetron itu?
hmm... aku tak tahu pasti. Yang aku tahu pasti adalah akan ada banyak cerita menarik dalam perjalanan kami nanti menjadi keluarga dan membangun "rumah tangga".
Oh wait! "membangun" rumah tangga. Aku baru menyadari sesuatu. Membangun adalah kata aktif. Artinya "rumah tangga" juga memerlukan peran aktif dari orang-orang yang memilikinya, juga perlu dibangun secara aktif bersama-sama. Semoga kita bisa menjadi partner yang baik yang bisa sama-sama saling berdiri kokoh untuk menjadi pondasi yang bisa saling diandalkan bagi rumah tangga kami.
Tulisan ini menjadi pengingatku kalau sebagai perempuan dan istri, aku juga memiliki peran dan aku harus berperan. Meskipun terkadang aku masih belajar dan perlu meraba peran seperti apa yang ideal dan tepat untuk bangunan rumah tangga kami, aku mau mengupayakannya. Meskipun mungkin tidak mudah dan ada "worry"nya, gapapa. Challenging the self will always worth, right?
Kalau kata doi "aku nggak tau pasti perjalanan kita nanti akan seperti apa, tapi aku yakin pasti seru!"
Mari tumbuh dalam cerita-cerita seru bersama!
1 note · View note