Tumgik
#catatanibuhaifa
safiralutfiani 4 years
Text
Multitasking
Sudah bukan hal baru bagi seorang Ibu melakukan banyak hal. Mulai urusan dapur hingga pekerjaan menopang perekonomian.
Sebuah gelar tersemat lengkap dengan segala konsekuensi berat. Pun gelar sebagai Ibu. Gelar yang diberikan langsung oleh Tuhan untuk perempuan-perempuan pilihan. Perempuan yang harus siap dengan segala macam daftar pekerjaan, dari pagi menjelang hingga petang.
Kalau tulus ikhlas jelas ganjaran mengalir tiada henti. Tak tanggung surga saja terletak di bawah kaki Ibu. Tapi apalah arti sebuah gelar tanpa hasil yang terealiasi. Hanya ilusi tak berarti. Dan gelar menjadi Ibu memerlukan banyak sekali aktualisasi diri. Tindakan nyata yang menguras kesabaran juga tenaga.
Pagi mencuci baju disambi menanak nasi. Dua tungku kompor menyala, memasak lauk pauk dan sebangsanya. Belum cukup sampai disitu, putri kesayangan terbangun dari tidurnya. Meronta,menunggu peluk beserta hadirnya. Kalau beruntung, partner seorang Ibu menjaga kompor tadi. Kalau tidak, ya dimatikan. Memulai dari awal lagi. Habis waktu memasaknya sapu dan alat pel melambai, seakan mengajaknya kembali bekerja. Ditambah sekarang sedang masanya #bekerjadarirumah atau work form home. Leptop juga tumpukan tugas kantor bagai tak sabar menunggu juga. Dan masih banyak lagi urusan yang harus segera ditandangi. Ah...kalau dijabarkan tidak akan cukup rasanya tulisan ini. Para Ibu memang terlahir begitu 'multitasking' dalam satu waktu. Hebat sekali bukan?
Kesempatan menjadi Ibu adalah kesempatan besar dan tidak semua perempuan mendapatkan. Aku bersyukur mendapatkan itu, meskipun tubuhku lelah. Meski kadang aku masih sering kalah melawan diriku sendiri. Berujung marah saat semuanya menumpuk, aku tetap bersyukur. Seperti saat ini.
Ada haru menyeruak dihatiku saat satu per satu pekerjaan itu selesai. Mengistirahatkan badan dengan rebahan. Mengabaikan perut yang sedari pagi belum terisi. Ah...indah sekali.
Catatan Ibu Haifa馃尯馃尯馃尯
@safiralutfiani
#dirumahaja#workfromhome
1 note View note
safiralutfiani 4 years
Text
"Dengan Penuh Cinta dan Kasih Sayang"
Banyak sekali yang bisa kusyukuri dari #dirumahaja. Benar-benar di luar dugaan. Hari ini berhasil membuat soto ayam.
Sejak lama suami meminta untuk dimasakan tapi rasanya selalu enggan. Setelah menghitung budget juga melihat isi dompet yang semakin menipis, kuputuskan memasaknya.
"Dengan penuh cinta dan kasih sayang."
Slogan suami saat membuat suatu hal di rumah. Biar enak harus begitu resepnya.
Berbekal pengetahuan seadanya juga bumbu instans sajiku dan racikan bumbu resep dari mamah (mertua) aku mengeksekusinya.
Ajaib. Rasanya enak dan tak kalah dengan yang biasa kubeli di warung-warung soto favorit. Aku berbangga diri, percobaan pertama sudah mulus jalannya. Bisa kujadikan dalam daftar menu keluarga. Dan yang lebih membuatku bersyukur, Haifa menykainya. Menu ini langsung jadi favorit Haifa. Jarang sekali satu mangkok yang kuberikan ia habiskan. Kali ini bisa menyantap dengan begitu lahapnya.
"Maknyus bu." Mengacungkan jempol padaku.
Seketika aliran bahagia mengalir sampai ke sekujur tubuh. Rasa syukur atas kesempatan libur panjang dan harus #dirumahaja sungguh luar biasa. Alahmdulillah. Terima kasih Allah.
Aku bisa kembali menjalankan tugasku sebagai Ibu. Tanpa hiruk pikuk pikiran kerjaan yang kadang menyibukanku.
馃尯馃尯馃尯
Tumblr media Tumblr media
Catatan Ibu Haifa
@safiralutfiani
Ditulis di Magelang, dengan masih bau kuah soto ayam. 馃挒
1 note View note
safiralutfiani 4 years
Text
#dirumahaja : Kegiatan yang dilakukan
Satu pekan lebih dua hari di rumah aja sudah terlewati. Mengikuti himbauan dari pemerintah agar setiap warga tetap berada di rumah selama masa penyebaran virus Covid-19. Satu kata yang terlintas dikepalaku adalah takut. Ya, aku sangat takut. Belum pernah rasanya ada wabah yang sampai mengharuskan kegiatan belajar mengajar dialihkan secara daring. Bahkan menunda pelaksanaan ujian nasional. Tapi kembali lagi tujuan tersebut adalah memutus rantai penyebaran virus Covid-19.
Aku memulai pekan pertama #dirumahaja dengan tetap kerja. Senin selasa 16-17 Maret aku masih melakukan sedikit aktivitas di sekolah. Mengikuti rapat kerja guru karyawan dan menyiapkan tugas pembelajaran online untuk siswa. Beruntung, sekolah suami memberlakukan libur total dan memutuskan rapat koordinasi melalui daring. Haifa, buah hati kami bisa tetap aman di rumah. Tidak perlu kami titipkan di pengasuh.
Setelah dua hari terlalui aku mulai menyusun rencana apa saja yang akan aku lakukan. Selama dua pekan ke depan. Awalnya melihat banyak orang bicara masalah produktivitas membuatku resah. Aku, di rumah ngapain? Aku harus apa? Sudah produktifkah? Kepalaku terpenuhi dengan macam-macam angan-angan. Dan tanpa sadar aku sudah melakukan beberapa hal.
Sebagai seorang Ibu, aku memilih fokus pada masalah perdapuran. Masak memasak. Ya, dari dapur aku memulai kegaiatannya.
List Kegiatan Ibu Haifa
1. Memastikan kecukupan gizi dua insan kesayangan; anak dan suami.
Sebisa mungkin kueksplor diri untuk lebih baik lagi dalam memasak. Biasanya aku tidak pernah membuat makanan untuk mereka. Berangkat pagi, pulang petang membuatku sulit mengatur waktu juga tenaga. Aku memilih membeli makanan di luar. Dengan momen #dirumahaja aku bisa mengkreasikan segala bahan yang ada untuk kebutuhan mereka. Aku belanja ke pasar setiap dua hari sekali dan menyusun menu. Jujur ribet pake banget. Sulit sekali karena tidak terbiasa. Tapi demi melihat dua insan kesayanganku tetap tenang di rumah tak menjadi masalah. Fokusku menaikan berat badan Haifa yang cenderung stagnan. Mengatur jadwal makan, juga nyemil dan minum susu. Ajaib setelah beberapa hari pipi gembilnya mulai nampak lagi. Bahkan badannya jauh lebih berisi.
2. Babat Habis Kebersihan Rumah
Ini adalah tugas suami. Beliau yang dari awal super rajin, semakin semangat membersihkan lingkungan rumah. Tak tanggung bisa ngepel sehari dua kali. Beliau juga mengumpulkan setiap barang kotor di rumah kemudian dicuci. Momen terbaik adalah saat Ayah mengajak Haifa mencuci bonekanya. Anak itu peniru ulung, dikasih contoh aja langsung ngikut. Hal yang paling kusyukuri adalah kami memiliki kesempatan bersama buah hati lebih lama. Yang biasanya kerja bisa fokus membersihkan rumah bersama. Itu adalah bagian dari produktivitas diri yang tak ternilai. Berhasil kompak menyusun kurikulum keluarga. Basic kami adalah pendidik tapi kadang kami lupa mendidik anak sendiri, dengan #dirumahaja ini momennya. Selain itu dalam urusan kebersihan, aku yang awalnya malas, yang biasanya nunggu cucian numpuk jadi gunungan kini rajin sekali. Langsung beraksi cuci, jemur, angkat, setrika. Luar biasa.
3. Melakukan Pembelajaran Online
Setiap hari pesan whatsappku penuh dengan nomor siswa yang menanyakan tugas. Jauh sebelum KBM di rumah dilaksanakan, aku sudah memberikan beberapa tugas yang harus dikerjakan siswa. Baik kelas X maupun XI. Tugas matematika yang tidak memberatkan dan bertujuan mengasah kemampuan dalam persiapan UTS. Tapi qadarulloh semuanya ditunda. Terpaksa kami melakukan KBM jarak jauh.
Aktivitas mengajar online kujadwalkan dijam tidur Haifa. Antara pukul 14.00-16.00 dan 21.00-22.00 WIB. Siswa bisa menanyakan materi atau memintaku mengoreksi hasil kerjaan lewat gambar dan voice note. Kurangnya jaringan internet yang stabil membuatku hanya fokus menggunakan aplikasi Whatsapp dan quisizz.com. Meski sederhana transfer ilmu antara aku dan siswa tetap berjalan digrup kelas masing-masing. Bukan sebuah hal baru yang memang harus dijalani. Meski #dirumahaja tetap bisa menjalankan tugas utama sebagai pengajar matematika.
Selama masa #dirumahaja, kita tetap bisa melakukan banyak hal kok teman. Malah bisa sambil rebahan. Yuk teman-teman tetap #dirumahaja ya kalau memang bisa kerja dari rumah. Banyak dari saudara kita yang tetap harus keluar demi mencari nafkah. Kita bantu pemerintah juga tenaga medis dengan #dirumahaja.
馃尯馃尯馃尯
Ditulis di Magelang, waktu anak dan suami tidur. 馃榿
Catatan Ibu Haifa
@safiralutfiani
1 note View note