Tumgik
#dituliskartami
kartamisu · 4 years
Text
"Keras kepala! Kenapa kau (masih) belum ingin mencoba?"
"Apa salahnya memilih untuk tidak berdua? Bukannya setiap orang punya pilihan sendiri? Dan tidak memilih -juga- adalah sebuah pilihan. Nyaman dan jatuh cinta itu adalah resiko. Di dunia ini, tidak ada hati yang benar-benar mati. Bahkan setelah sekian tahun menyendiri, kita tetap butuh cinta. Kita masih butuh orang-orang baru yang datang untuk membuat nyaman. Perihal jatuh hati, itu adalah sebuah kepastian. Dan patah hati, biarlah aku yang menanggungnya sendiri. Sebab itu bagian dari pilihanku, yang memilih untuk 'tidak memilih' mencoba keluar dari sebuah kata sendiri"
2 notes · View notes
kartamisu · 5 years
Text
"Diluar dingin, sedang hujan. Banyak penipu yang datang merayu, membawa payung juga hatimu"
- K a r t a m i
2 notes · View notes
kartamisu · 2 years
Text
Dibalik sore yang kau rindu
Aku duduk ditepi jendela petang
Menunggu kepergian lekas berganti
Dengan sisa pelukan dan bekas hangat yang tertinggal
Entah dilingkar pingganggku,
Atau dikemeja bekasmu yang ikut terbawa pulang
Dimanapun rindu itu kau titipkan
Semoga aku menjadi tempat akhir penantian
0 notes
kartamisu · 3 years
Text
Aku lupa, kita pernah ada di belenggu keterikatan yang kau sebut peluang untuk menjadi satu ikatan. Yang ternyata gagal kau perjuangkan.
1 note · View note
kartamisu · 4 years
Text
Banyak orang mengira semakin sering sakit hati akan semakin terbiasa dengan rasa sakit itu. Padahal kenyataannya, rasa sakit tetaplah rasa sakit. Tidak akan pernah terlihat mudah dan biasa saja jika kita mengalaminya.
1 note · View note
kartamisu · 4 years
Text
Bukan dia yang salah, tapi perasaan yang kau ciptakan sendiri.
1 note · View note
kartamisu · 4 years
Text
Beberapa pelukan hanya menyesakkan dada
Menyisakan luka, menembus dinding keraguan
Walau kadang rindu dekapan hangat, sekali-kali
Hingga sisa kepingan percaya remuk di ujung harap
Kau tak mampu berpulang
Tidak padaku, tidak pula pada segala rasa rindu yang semu
Sebab segalanya tak lagi mampu kau adu
Raguku, rugi yang menyelimutimu.
1 note · View note
kartamisu · 5 years
Text
Padamu, pria bernama kota kesedihanku.
Sejak saat itu aku tak lagi menikmati senja di kotamu. Halmahera kini tak berwarna. Dia tidak lagi jingga, dia kelabu. Seperti cerita-cerita kita yang gagal, seperti mimpi-mimpi yang kau janjikan, juga seperti duri mawar yang jatuh di pekarangan taman bungaku. Tak terlihat, tapi berbekas.
- untuk Masia, mengenang kepergian seseorang di Halmahera yang terbang jauh tanpa sayap.
0 notes
kartamisu · 5 years
Text
ASING ~
Kalau saja bisa, kau beri kesempatan sekali lagi. Kalau saja bisa, semua akan berani kubenahi.
Kita tak akan berakhir sepilu ini.
Kau takan lari dipeluk lain, dan aku tidak akan lagi merasa seperti orang lain.
- K a r t a m i
0 notes
kartamisu · 5 years
Text
"Mimpi"
Kau tahu?
Semalam kita bertemu dalam mimpiku.
Itu sebabnya aku bangun kesiangan.
Aku ingin menikmati setiap detik bersamamu yang sudah tak lagi mungkin aku temui dalam kenyataan.
Semoga, dikehidupan lain, kita masih akan dipertemukan dengan hati yang masih saling merindukan.
- kartami // #puisisepertigamalam #dituliskartami
0 notes
kartamisu · 5 years
Text
"Jangan beri aku kesempatan jika pada ujungnya kau biarkan aku jatuh dalam kegagalan. Untuk kali kesekian, jika itu perlu, tak usah lagi bersapa. Hatiku ingin istirahat sejenak dari penat patah hati berkali-kali"
- K a r t a m i
0 notes
kartamisu · 5 years
Text
Aku selalu suka membaca ulang beberapa tulisan yang pernah tertulis. Ingin membedakan emosional yang aku rasakan saat menuliskannya dan saat membacanya kembali. Ada beberapa yang rasanya selalu sama, dan beberapa lagi sudah tak terasa.
- K a r t a m i
0 notes
kartamisu · 5 years
Text
"Aku kira kita hanya berjarak kota, ternyata perasaan juga"
- K a r t a m i
0 notes
kartamisu · 5 years
Text
Tentang masa lalu, ada beberapa hal yang seharusnya tak perlu diperdebatkan. Mengenai siapa yang tersakiti lebih dalam saat kita memutuskan berpisah. Sebab pada akhirnya kita telah kalah bersama tanpa pemenang. Kalah dengan ego dan perasaan untuk sebuah kata 'pisah'. Yang kita yakini bahwa semua akan baik seperti semula, namun tak pernah seindah seperti awalnya.
- K a r t a m i
0 notes
kartamisu · 5 years
Text
Aku bukan langit yang kehilangan senjanya. Sebab langit bisa ditinggal pergi senja kapan saja. Seperti sedang hujan misalnya, mendung yang memaksa matahari sore tak ingin bersua. Tapi aku, senja yang kehilangan jingganya. Dia takan bisa hidup dengan kelabu. Dia butuh warna. Dan kau adalah warnanya.
- #TitipJakartaSebentar (new part of mine) #newnovel #onprocess
0 notes
kartamisu · 5 years
Text
"Mengakhiri yang telah berakhir"
Aku telah kembali, setelah hampir mati dibunuh rasa tidak percaya dengan sebuah takdir. Dua hari lalu aku putuskan untuk mengakhiri sesuatu yang harusnya sudah berakhir sejak 4 tahun lalu. Yang waktu itu ketidakikhlasanku menimbulkan rasa penyesalan yang tiada arti. Namun hari ini aku berhasil bangkit, dari cinta yang tak pernah sempat terucap. Dari rasa yang tak pernah saling memberi pengakuan, tapi bertahan pada sebuah kepastian, kepastian yang tak nyata, namun ada.
Untuk keenan seseorg yang penuh romantis namun terpisahkan benteng yang begitu tinggi, maaf telah menghabiskan waktumu terlalu lama untuk bertahan dengan keraguan. Dan untuk Libira, yang selalu istimewa seperti kota kesayangannya Jogja, namun berpaling disebabkan hati yang lebih dulu dimiliki yang lain. Terima kasih telah mengajarkan aku untuk bisa mencintai tanpa meminta dia menjadi orang lain.
Terima kasih untuk keduanya. Kalian indah, meski sudah bukan milikku lagi.
Juga Untuk Anesta, -walau ini tak lagi bisa kau baca-, tapi cerita ini selalu untukmu. Kata maaf tak kunjung lepas saat mengenangmu. Maaf tidak pernah mengerti bahwa wanita itu adalah aku. Maaf tidak sempat mengatakan "Mau" saat kau benar-benar ingin mendengarnya dariku. Maaf karena telah mengingkar janji untuk terus berada di Jakarta saat kau tiada. Maaf karna telah memilih menghabiskan sisa hidup ini bersama hati yang baru. Juga maaf karena akan memulai cerita yang baru tanpa dirimu. Terima kasih, telah berani memilih aku untuk tempat terakhir dihatimu.
Aku tahu, Allah selalu punya alasan tersendiri untuk mengirim setiap orang dihidup kita, begitu yang kau ajarkan padaku waktu itu. Setiap orag yang datang, entah ingin menetap atau pergi lagi, akan selalu mengajarkan kita sesuatu. Seperti kamu, terima kasih telah mngajarkan aku bahwa hidup itu selalu indah, dan hidup tanpa ujian adalah hambar.
Ingatlah aku, walau sesekali. Seperti yang aku lakukan. Sebab aku, hatiku, hari ini tepat jam 9 pagi nanti, akan dimiliki sepenuhnya oleh orang lain, dengan ikatan yang diridhoi. Seperti niatmu, yang kini akan dilanjutkan orang lain. Tidak akan pernah ada kata selamat tinggal untukmu, sebab kita tidak pernah merencanakan perpisahan. Jadi,,,,, sampai nanti. Sampai bertemu lagi, dikehidupan yang lain.
Aku sempatkan menulis, semua pengakuan yang nyata hari ini. Sebab setelah ini, tiada lagi aku yang merengek semalaman dengan rasa kehilangan. Hari ini, seseorang berdarah Aceh yang sering disapa Syafie akan datang meminang, lalu duduk disampingku. Pria yang baru aku temui dua bulan lalu. Yang sebelumnya tidak pernah bisa merubah tempatmu disisiku. Namun tidak untuk hari ini. Pagi ini, separuh bahkan semua dariku telah sepenuhnya akan menjadi hak untuknya. Maaf jika semua ini terlalu cepat.
Kau sudah (akan) tergantikan. Tiada lagi Anesta, diceritaku selanjutnya. Kau telah terkubur dengan ribuan rindu dan bunga dilubuk hati yang tak lagi aku kunjungi, mungkin sesekali.
Untukmu, yang gagal menikahiku.
Dariku, yang akan dinikahi orang lain.
- Last chapter of #TitipJakartaSebentar #Mynewnovel
0 notes