Tumgik
#hidupberbagi
saatrenungan · 3 years
Text
youtube
Cinderella - 25 Okt 21
Kisah “Cinderella” adalah salah satu dongeng terpopuler untuk anak-anak sepanjang masa yang telah diadaptasi berkali-kali baik versi live action maupun animasinya. Banyak sekali pelajaran hidup berharga yang bisa kita dapatkan dari dongeng ini dan sampaikan ke anak-anak kita tentang kebaikan, kesabaran, keberanian, pengampunan, harapan, berpikir positif, mukjizat, selalu bersyukur, serta dukungan keluarga.
Sekarang ini banyak orang kurang menghargai kebaikan orang dan tidak banyak orang yang memiliki keberanian untuk berbuat baik dan mau menerima resiko, entah sekedar simple ‘gesture thanks’, takut kehilangan popularitas, iri, sombong, pengaruh lingkungan dll. Kita harus memiliki keteguhan hati, keberanian, dan rasa cinta kasih yang besar dalam berbuat baik. Walaupun kita mendapat penolakan, hinaan, ketidakpercayaan, dan dipandang rendah, kita pasti akan merasa teguh dan kuat untuk selalu mewartakan kebaikan dan kebenaran karena Tuhan selalu membimbing kita. Yesus mengajarkan kita untuk hidup dengan sikap keteguhan hati dan keberanian dalam berbuat baik kepada sesama. Itulah tugas perutusan kita sebagai murid Kristus. “Memiliki keberanian dan selalu bersikap baik” adalah kata-kata terakhir yang ibu Ella (Cinder-Ella) yang ia sampaikan kepada putrinya sebelum dia meninggal. Meskipun ada saat-saat sulit untuk melakukannya, Ella menghormati keinginan ibunya. Cinderella tetap bersikap baik dan mau menolong ibu dan kedua saudara tirinya meski mereka selalu menjahatinya. Cinderella juga bersikap baik ke pengurus rumahnya, bahkan ke pengemis yang meminta makanan.
Ulangan 30;19 mengatakan “Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu”. Hidup ini penuh dengan pilihan. Sejak kecil kita sudah dihadapkan dengan berbagai pilihan yang akan sangat menentukan kemana langkah kita selanjutnya. Tidak peduli betapa kejamnya perlakuan ibu dan saudara tirinya, Ella memilih untuk tetap melawan kejahatan dengan kebaikan dan tidak pernah mengeluh dalam menjalani berbagai penderitaan yang ia alami dengah syukur dan sukacita dalam pengharapan akan hidup yang lebih baik.
Roma 12:12 mengatakan “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!. Kita hidup dijaman yang serba canggih yang mempermudah segala sesuatu sehingga semakin lama kesabaran merupakan barang ‘langka’ terutama ketika kita menghadapi berbagai permasalahan entah urusan pekerjaan maupun pribadi kita. Kita mohon kepada Tuhan agar semua penderitaan, kesesakan dan masalah kita dihilangkan dan kadang kita ‘ngambek’ kepada Tuhan dan berkata “Sampai kapan saya harus bersabar?” ...“Sabar itu kan ada batasnya!”. Sekalipun keadaan sulit dalam hidup, bukan berarti tidak ada harapan, Ella mengajarkan kesabaran, tidak mudah putus asa dan menerima dengan lapang dada semua perlakuan buruk ibu dan saudara tirinya serta melihat sisi positif dari segala hal. Sikap pantang menyerah juga diajarkan Kit ketika mencari pemilik sepatu kaca diseluruh kerajaan yang akhirnya berbuah firman ‘semua indah pada waktunya’ atau versi dongengnya ‘happily ever after’
Secara manusiawi kita sulit mengampuni ketika kita merasa sakit hati dan marah karena perbuatan orang lain terhadap kita terutama orang yang dekat dengan kita, apalagi jika tidak ada permintaan maaf atau pengakuan bersalah dari pihak yang telah menyakiti kita. Meski selalu disakiti oleh ibu dan kedua saudara tirinya, Cinderella dengan berbesar hati selalu memaafkan semua tindakan mereka. Ketika kita memilih untuk mengampuni, kita merasakan kedamaian hati dalam menjalaninya. Seperti halnya Petrus bertanya, “Tuhan sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” (Mat. 18:21), Yesus memberi jawaban lain. "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali”. (Mat. 18:22). Yesus mau menyampaikan manfaat dan berkat yang tidak terbatas bagi orang yang bersedia mengampuni sesamanya.
Manusia hidup tidak luput dari masalah dan perjuangan. Kita seringkali sudah merencanakan kehidupan kita dengan sebaik mungkin, namun, seringkali hal tetap tidak berjalan sesuai rencana namun bagi Tuhan kita, tak ada yang tak mungkin, dan tidak ada sesuatu apapun yang mustahil. Mungkin memang tidak ada ibu peri yang mengubah labu menjadi kereta atau tikus menjadi kuda seperti dalam film , tetapi dalam kehidupan sehari-hari tak terhitung banyaknya kesaksian iman tentang ‘keselamatan’ yang tidak dapat dijelaskan dengan nalar yang terjadi dalam hidup setiap orang yang mau percaya kepada-Nya, sampai detik ini pun Tuhan masih bekerja dan Dia masih memberikan yang terbaik buat kita. Kita hanya perlu berserah kepada-Nya maka Tuhan akan membantu kita menyelesaikan permasalahan dan menunjukkan jalan terang kepada kita saat kita tersesat dalam kegelapan
Mazmur 115:16 mengatakan “Langit adalah milik Tuhan saja, tetapi bumi diberikan-Nya kepada manusia”. Allah telah memberikan bumi ini kepada umat manusia (Kej 1:28-30). Bumi ini harus kita kelola, tetapi pengelolaannya harus dilakukan dengan penuh kasih sayang. Ella mengajarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan-Nya dengan pertemanan dengan 4 ekor tikus dan berbagi makanannya dengan mereka. Cinderella juga punya banyak hewan peliharaan di rumahnya yang sangat disayanginya seperti angsa dan kuda. Bahkan, Cinderella dengan beraninya menyelamatkan seekor rusa dari kejaran para pemburu.
Tuhan pun tidak pernah menciptakan manusia sebagai mahluk-mahluk individualis. Tuhan menciptakan manusia sebagai mahluk sosial yang harus saling terhubung dan terintegrasi agar dapat terus berjalan ke arah yang lebih baik. “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja..” (Kej 2:18) Ada saat ketika kita akan tahu bahwa kita butuh orang lain untuk bisa bertahan hidup. Lingkungan yang sulit, dunia yang jahat dan sebagainya setiap saat akan membuat kita semakin lama semakin lemah. Film ini mengajarkan pentingnya hubungan keluarga untuk menguatkan, meneguhkan, mengingatkan dan menolong. Kita melihat kedekatan Cinderella dan ayahnya serta staf rumah tangganya juga Pangeran dengan ayahnya yang seorang raja. Meski sering berselisih paham, akhirnya mereka akan saling mengerti dan mendukung keputusan masing-masing, karena keluarga akan selalu mendukung kita
Berkah Dalem
full movies
http://185.63.253.125/cinderella-2015/
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
Tidak Semua orang menyadari tapi akan ada orang yang akan mengingat ini #alhamdulillahberkah #hidupberbagi #foryou #foryoupage #ramadhantiba (di Indonesia) https://www.instagram.com/p/B_OkSw3HGq_/?igshid=1iztvzpwwl3u2
0 notes
saatrenungan · 3 years
Video
youtube
Jesus Heals a Centurion’s Servant - Luke 7:1-10 - 19Ags21
Kisah perwira di Kapernaum mengajarkan kerendahan hati, menjadi gembala yang baik, memiliki iman yang besar, dan teladan kasih.  Meskipun sebenarnya ia adalah orang yang berpangkat atau terpandang tapi ia tidak memegahkan diri dan menganggap diri tidak layak dikunjungi oleh-Nya:  "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu."  (Lukas 7:6-7).  Kerendahan hati adalah modal penting untuk menghadap Tuhan, sebab Tuhan mengasihi orang-orang yang punya kerendahan hati.  "...orang yang rendah hati dikasihani-Nya."  (Amsal 3:34). Perwira itu juga memiliki iman yang luar biasa,  ia percaya Yesus sanggup menyembuhkan sakit yang diderita hambanya itu "Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh."  (Lukas 7:7b) seperti kisah perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan menjamah jubah-Nya dan berkata ‘asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”(mat 9;21)
Meskipun petinggi pemerintahan Romawi dibenci orang Yahudi, perwira ini sangat dikasihi oleh orang Yahudi, perwira ini telah menebar benih kebaikan dan kasih sehingga orang Yahudi pun membelanya "dia layak ditolong karena dia memang baik” (ay2-4) bahkan mau berkorban membangun rumah ibadat Allah. Pada jaman penjajahan Romawi umumnya budak sering diperlakukan semena-mena bukan sebagai manusia namun perwira ini menghargai ‘budak’nya yang sedang sakit. Sebagai seorang petinggi pemerintah, ia dengan mudah dapat membeli ‘budak’ baru untuk menggantikan ‘hamba’ yang sakit itu namun malah menunjukkan perhatiannya dan berusaha mencari jalan untuk kesembuhannya, perwira ini menunjukkan teladan kasih sebagai seorang gembala yang baik yang peduli akan kawanan dombanya bahkan rela merendahkan dirinya demi keselamatan dombanya yang sedang sakit. Yesus datang ke dunia bukan untuk dilayani tapi melayani begitupula sikap yang sama ditujukan perwira itu dengan statusnya sebagai petinggi pemerintah, ia bisa saja menggunakan kekuasaannya sebagai ‘bos’ namun malah melayani, mengasihi dengan sepenuh hati dan memperjuangkan keselamatan ‘kuli’nya seperti tertulis dalam firman Tuhan "Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  Lukas 14:11 
Tuhan tidak memandang kita itu sebagai "budak-hamba" tapi sebagai sahabat agar kita tidak sungkan untuk datang dan mendekat pada-Nya. Tuhan begitu mengasihi kita dan tidak ingin satupun dari kita binasa. Tuhan selalu menganggap penting untuk mendidik kita seperti layaknya seorang ayah mengajari anaknya. "Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya." (Ulangan 8:5). Meski Tuhan menginginkan anak-anakNya untuk menjadi orang yang taat dan patuh kepadaNya agar tidak luput dari tawaran keselamatan yang telah Dia anugerahkan kepada kita dan hidup sesuai rencanaNya, tapi Tuhan memberi manusia kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri, termasuk untuk memilih jalan hidup yang bertentangan dengan kehendakNya dan FirmanNya. “Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.” (Amsal 12:1) 
Kita telah menerima anugerah keselamatan, maka kita pun diminta mewartakan kabar keselamatan melalui teladan kasih dalam hidup kita sehari-hari. Saya telah di panggil mewartakan Amanat Injil-Nya dan merasakan sukacita kehadiranNya, maukah anda menjawab panggilan-Nya??
Berkah Dalem 
1 note · View note
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Reconciled to God - 2 Kor 5;17-21 - 16 Dec 21
“Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu; sesungguhnya yang baru sudah datang.” - 2 Kor 5:17
Hidup baru berarti meninggalkan kehidupan lama menjadi kehidupan yang berbeda seperti halnya yang dialami oleh Saulus, seorang pembunuh orang Kristen, bertobat dan menjadi Paulus yang merupakan rasul Kristus yang diurapi Tuhan. Semua orang percaya telah mati bersama Kristus dan tidak lagi hidup untuk diri sendiri. Kunci hidup baru adalah pertobatan, di mana kita harus meninggalkan cara hidup yang lama, tidak pernah lagi menoleh ke belakang, tapi selalu menatap ke depan seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam Filipi 3: 13-14 ”Aku melupakan apa yang telah ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di depanku dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus“. Kematian” kita adalah kematian ‘dosa’ kita yang telah disalib bersama Kristus. Ia telah dikuburkan bersama-Nya, dan sama seperti Ia telah dibangkitkan oleh Allah Bapa, kita juga dibangkitkan untuk “hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).
Yoh 1:13 mengatakan bahwa kelahiran baru ini telah terjadi menurut kehendak Allah. Kita dipilih oleh Allah untuk menjadi ‘ambassador-Nya’, dan menciptakan sesuatu yang sepenuhnya baru dan unik. Ciptaan baru ini benar-benar baru yang dimulai dari ‘nol’. Hanya Sang Pencipta dapat melakukan hal itu. Allah menghapus semua dosa lama kita “yang lama sudah berlalu” – kesombongan, kesukaan berdosa, pengandalan upaya pribadi, dan opini-opini, kebiasaan, dan nafsu duniawi. Ciptaan yang baru hanya terpaku kepada Kristus, bukan menatap diri sendiri. Semua hal yang lama telah mati, disalibkan bersama ‘dosa’ lama kita.
Hal-hal yang usang dan mati telah digantikan dengan hal-hal baru, yang penuh dengan kehidupan dan kemuliaan Allah. Kita melihat dunia melalui sudut pandang baru. Alkitab selalu menuntun langkah hidup kita seturut kehendak-Nya dan kita selalu merasakan kedamaian dalam menjalani setiap pergumulan hidup seakan-akan hidup di dunia yang baru. Langit dan bumi penuh dengan hal-hal baru, dan semua hal sepertinya memuliakan Allah. Ada perasaan baru terhadap sesama manusia kita – kasih bagi keluarga dan kerabat kita, belas kasih yang belum pernah kita rasakan terhadap para musuh kita, dan kasih bagi semua umat manusia. ”Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa - Roma 6:6. Sebagai pengikut Kristus, karena “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi ; besar kesetiaan-Mu - Ratapan 3:22-23
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Secretariat - 15 Dec 21
“This is not about going back. This is about life being ahead of you and you run at it! Because you never know how far you can run unless you run” - Penny Chenery
Film Secretariat yang diproduksi Disney diangkat dari kisah nyata Penny Chenery dan kudanya Secretariat yang berjuang untuk menyelematkan peternakan kuda pacu milik orangtuanya bahkan mampu mencetak sejarah sebagai pemilik kuda pacu tercepat sepanjang masa dalam rekor Triple Crown. Film ini memberi pelajaran hidup tentang diskriminasi, keajaiban, pengorbanan, harapan, perjuangan, keteguhan iman, persekutuan dan bagaimana Tuhan menggunakan orang ‘kecil’ untuk mengerjakan pekerjaan-Nya
Rom” 10;12 mengatakan “Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.” Dunia yang kita tempati ini adalah dunia yang penuh diskriminasi dan bullying baik warna kulit, gender, suku, agama, status, kekayaan, senioritas sejak kecil dalam lingkungan sekolah, dunia kerja bahkan di lingkungan sekitar kita. Tuhan adalah milik semua manusia, siapapun yang berseru kepada-Nya akan diselamatkan, tanpa terkecuali. Penny dianggap tidak mampu mengelola peternakan kuda warisan keluarganya karena ia seorang perempuan dan pacuan kuda yang didominasi oleh kaum pria juga menjadi tantangan. Kudanya Secretariat diremehkan karena tidak memiliki stamina yang kuat dan bukan dari keturunan kuda pacu. Penny dan Secretariat akhirnya memiliki ikatan yang kuat karena keduanya merasakan hal yang sama seperti yang Penny katakan kepada Secretariat “I’ve run my race, You run yours”. Meski pada awalnya diremehkan, Secretariat terbukti sebagai kuda pertama yang menjadi juara Triple Crown Champion dan sampai saat ini belum ada kuda yang mampu menandingi kehebatan Secretariat.
Yes 26:3-4 mengatakan “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal”. Kadang dalam hidup kita menghadapi tantangan yang menghadang dari segala arah, bahkan keluarga sendiri dapat menjadi batu sandungan seperti konflik yang dialami Penny setelah ayahnya meninggal, saat diambil alih kondisi keuangan peternakan sangat buruk, Penny menghadapi dilema antara mengurus keluarga atau peternakan kudanya, belum lagi masalah kenaikan pajak, pendanaan peternakan kuda, persaingan ketat didunia balapan kuda pada saat itu hingga suami dan saudaranya menyarankan untuk menjual peternakan warisan ayahnya, namun Penny berusaha keras untuk mempertahankan dan mengelola dengan baik peternakan kuda dan mencari pelatih kuda terbaik untuk melatih Secretariat.
Dalam surat 1 Korintus 15:58b mengatakan “Sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” Berkat dukungan Lucien Laurin, pelatih kuda yang berpengalaman dan rekannya ia yakin kalau Secretariat punya peluang besar dan terbukti kuda balap yang satu ini memang berhasil menjadi kuda pertama dalam 25 tahun yang berhasil meraih Triple Crown. Firman Luk 18;27 mengatakan “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah”Film ini mengajarkan bahwa usaha keras dalam menghadapi semua rintangan pasti akan membuahkan hasil meskipun semua orang mengatakan peluang keberhasilan hampir tidak ada.
Berkah Dalem
full movies :
https://149.56.24.226/secretariat-2010/
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
The Pharisee and The Tax Collector - Luk 18;9-14 - 13 Dec 21
Orang Farisi dan pemungut cukai adalah 2 orang dari kelompok yang sangat berbeda, seperti bumi dan langit. Orang Farisi adalah orang yang sangat dihormati masyarakat Yahudi pada waktu itu, mereka dianggap sebagai orang yang sangat saleh dan taat menjalankan kewajiban agama dengan sangat ketat. Sebaliknya, pemungut cukai adalah orang yang sangat dibenci oleh masyarakat Yahudi karena dianggap sebagai kaki tangan pemerintah Romawi yang berkhianat memeras bangsanya sendiri. Pemugut cukai dikategorikan sebagai orang yang sangat berdosa dan tidak layak untuk beribadah di bait Allah.
Bukan hal yang mengejutkan, ketika Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan ini, digambarkan pemungut cukai menilai dirinya begitu suci dibandingkan dengan pemungut cukai yang begitu berdosa. Dengan melakukan semua itu, ia tidak menunjukkan kesungguhan hati, melainkan keangkuhan. Ia menganggap dirinya lebih baik dari orang lain dan dirinyalah yang benar. Itu sebabnya, ia menjadi tidak menghargai orang lain. Berbeda dengan pemungut cukai. Ia menyadari kalau dirinya orang berdosa (13). Ia bahkan tidak berani menengadah ke langit, melainkan memukuli diri dan meminta agar Allah mengasihaninya karena merasa dirinya tak layak. Pemungut cukai bersikap rendah hati dengan mengungkapkan pertobatannya. Oleh karena itu, Allah mengindahkannya.
Manusia bisa saja menilai dirinya begitu tinggi karena status dan posisi di masyarakat, namun Allah memiliki penilaian berbeda. Tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Allah, siapa pun dia, apa pun posisinya dan berapa pun tinggi jabatannya. Di hadapan Allah semua orang sama, yaitu orang yang berdosa, dan perlu bertobat. Orang yang menilai dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain akan direndahkan oleh Allah, tetapi orang yang merendahkan diri di hadapan Allah, mengakui dosanya, dialah yang akhirnya ditinggikan oleh-Nya.
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Mary, the Mother of Jesus - Luke 1: 26-35 - 11 Dec 21
Allah bisa memakai siapa saja untuk mengerjakan rencanaNya. Baik orang miskin, orang kaya, rakyat jelata, seorang raja, seorang pelacur, penjahat atau nabi dan lain sebagainya. Tidak ada yang bisa membatasi kehendak Allah, Sebab Ia yang berkuasa dan berdaulat atas semua ciptaaanNya. Terkait dengan kelahiran Yesus ke dunia, Allah memilih Maria, seorang wanita biasa untuk dijadikan alatNya. Wanita yang berasal dari kalangan rakyat jelata dan dianggap sebagai orang rendahan.
Dalam kisah Pemberitahuan tentang Yesus Kristus, Allah mengutus malaikat Gabriel untuk menemui Maria dan menyampaikan rencana Allah bagi Maria untuk mengandung Yesus yang akan mewarisi tahta Daud dan akan disebut Anak Allah yang Maha Tinggi. Maria bertanya “Bagaimana hal ini akan terjadi sedangkan aku belum bersuami?” Maria menyadari adalah hal yang mustahil jika seorang bayi laki-laki akan datang melalui dia, Maria tidak hanya menerima kabar gembira itu namun juga diberitahu bahwa Elisabeth saudaranya sedang mengandung dalam bulan yang keenam. Mereka berdua dipilih Allah untuk dua orang penting dalam karya keselamatan. Elisabeth dipilih untuk melahirkan Yohanes Pembaptis, nabi terakhir yang mempersiapkan jalan bagi Yesus dan Maria dipilih Allah untuk menjadi bunda Yesus, sang Mesias. Elisabeth mandul dan sudah tua sementara Maria perawan dan belum menikah, karena karya Allah mereka bisa mengandung dan melahirkan“ seperti difirmankan dalam Luk 1;37 “Sebab, tidak ada hal yang mustahil bagi Allah”
Maria mungkin akan sulit mengerti rencana Allah namun ia berani mengemban misi itu. "Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut katamu itu” kita melihat pernyataan iman yang luar biasa dari Maria untuk tetap bersyukur dan menyatakan hormat untuk tetap melaksanakan kehendak Allah. Maria mengajarkan untuk rendah hati dan mengucapkan kalimat pengagungan kepada Tuhan dengan menekankan betapa kecil, hina, dan tidak layaknya dia dipilih Allah untuk menjadi ibu Yesus, sang Mesias. Maria sadar bahwa ia mendapat kasih karunia dari Allah. Malaikat menyebut dirinya sebagai “yang dikarunia Allah”. Maria sadar bahwa kasih karunia Allah akan memampukan dia untuk hidup didalam ketekunan dan Roh Kudus akan memampukan. Ketika kita diberi tugas pelayanan oleh Tuhan melalui “malaikat” kita, kita pun harus menerimanya dengan gembira dan senang hari serta melakukannya dengan penuh tanggung jawab dan penuh penyerahan diri walau banyak tantangan dan penolakan namun pasti ada sukacita dan berkat yang luar biasa dari Tuhan.
Berkah Dalem
1 note · View note
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
We are the Offspring of God - Kis 17;16-34 - 10 Dec 21
"Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala." Kisah 17:16
Dalam kisah Paulus di kota Athena, hatinya sedih melihat bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala. Itulah sebabnya Paulus menegur orang-orang di kota itu, "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu." (Ayat 22-23). Teguran Paulus itu pun membuat banyak orang menjadi marah dan juga mengejeknya.
Menyembah berhala adalah salah satu siasat Iblis supaya manusia terpisah dari Tuhan, mencari jalan ke luar dan kesenangan hidup dengan kecenderungan mengambil jalan pintas. Kita pasti tahu isi 10 hukum Tuhan, bahkan mungkin sudah sangat hafal. Salah satunya adalah "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya," (Ul 5:7, 9). Artinya kita tidak boleh menyembah apa pun selain Tuhan. Seringkali kita tidak sadar kalau kita memiliki berhala dalam hidup kita. Tuhan sangat pencemburu! kadang kita memiliki jimat, takhayul, patung, gambar atau benda lainnya yang dikeramatkan. Dalam Kejadian 35:2 dikatakan, "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu..." Artinya Tuhan tidak senang jika kita memberhalakan suatu apa pun itu.
Ketika diberi kesempatan berbicara kepada orang banyak di sidang Areopagus, maka ia menggunakan kesempatan itu dengan bijaksana, ia menghormati orang-orang lain yang berbeda kepercayaan dengannya (Kis. 17:22). Ia tahu bahwa menyembah berhala itu tidak diperkenan oleh Allah (Ul. 5:8-9). Tetapi ia tidak mengejek mereka dan tidak mengeluarkan kata-kata yang dapat menimbulkan antipati. Sebaliknya, ia dapat dengan rendah hati melihat kelebihan mereka dan dengan tulus mengapresiasi kesalehan mereka. Ia mulai berbicara dari apa yang mereka percayai dan memakainya untuk menjadi jembatan. Ia melihat ada sebuah mezbah mereka yang bertuliskan “kepada Allah yang tidak dikenal”. Dengan itu ia mengatakan, “Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepadamu.” Cara Paulus ini membuat para pendengar tertarik untuk mendengarkan. Pada saat mereka sudah tertarik, maka telinga, pikiran dan hati mereka pun lebih terbuka bagi Injil. Ia juga memberitakan Injil dengan memakai istilah-istilah dan pemahaman umum yang mereka ketahui tentang Allah (Kis. 17:24-27). Ia juga menggunakan pemikiran tokoh-tokoh mereka untuk menjelaskan Injil (Kis. 17:28-29). Konteks masyarakat setempat sangat diperhatikan Paulus di dalam memberitakan Injil, sehingga Injil yang diberitakannya menjadi tidak terlalu asing bagi mereka dan mereka bisa memahaminya dengan baik.
Kematian dan kebangkitan Kristus merupakan inti Injil yang sangat penting (1 Kor. 15:2-4) oleh karena itu Paulus menyerukan agar orang-orang Atena bertobat (30). Allah menyatakan kuasa-Nya dengan membangkitkan Kristus dari antara orang mati (31). Pada saat mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, ada yang mengejek dan ada yang menolak (Kis. 17:32). Itu adalah resiko yang harus ditanggung. Tetapi ada beberapa orang yang percaya, termasuk tokoh-tokoh masyarakat di Atena (Kis. 17:34). Itu adalah berkat yang mendatangkan sukacita.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa sebagai pengikut Kristus kita harus memiliki kepekaan untuk melihat setiap peluang sebagai kesempatan berharga untuk memberitakan Injil karena peduli dan berbelas kasih melihat begitu banyak jiwa yang membutuhkan Injil.
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Pelayanan Yohanes Pembaptis - Luk 3;1-20
Dalam kisah tentang pelayanan Yohanes Pembaptis, Yohanes Pembaptis diberikan tugas melalui firman Allah merintis kedatangan Sang Mesias dengan memberitakan baptisan untuk pengampunan dosa. Hanya dengan itulah, Allah akan mengampuni dosa mereka.
Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan dengan mengutip seruan nabi Yesaya (Yes. 40:3-5), "Persiapkanlah jalan untuk Tuhan. Luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun; setiap gunung dan bukit akan diratakan; (jalan) yang berliku-liku akan diluruskan; (jalan) yang berlekuk-lekuk akan diratakan; dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan." Yohanes Pembaptis menegur banyak orang untuk mempersiapkan hati dan hidup selayaknya untuk menyambut kehadiran-Nya, baik dahulu maupun sekarang. Jalan hidup kita harus diluruskan, lembah hati yang putus asa dan jauh dari Tuhan, harus dikubur dengan keteguhan iman dan penuh pengharapan hanya kepada-Nya. Gunung dan bukit kesombongan kita harus diratakan. Cara hidup kita yang berliku-liku, yang seenaknya dan tidak benar, harus diluruskan. Jalan hidup yang penuh liku dan tidak konsisten dalam iman harus dikuatkan, hanya dengan itulah semua orang akan melihat keselamatan dari Allah.
Inti khotbah yang disampaikan Yohanes Pembaptis adalah seruan bertobat tanpa pandang bulu kedudukan seseorang dan bagaimana kita harus menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan itu. Dengan penuh keberanian dan tanpa ragu, ia menyerukan dalam Mat 3;2 untuk “bertobat sebab kerajaan Allah sudah dekat”. Ia memperingatkan semua orang agar berbalik dari tingkah laku mereka yang jahat dan menjalani hidup sebagai manusia baru. Yohanes menegur pemungut cukai dan prajurit karena mereka adalah orang yang diberikan mandat dari pemerintah yang bertanggungawab atas kelangsungan hidup rayat banyak, ia mengingatkan "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu." (Luk 3:13). Menjadi petugas pajak tidaklah salah, tetapi menagih lebih banyak dan memeras wajib pajak adalah dosa besar, terlebih lagi jika uangnya dikorupsi. Ia juga menegur prajurit untuk "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." (Luk 3:14). Yohanes menegur prajurit yang kala itu suka merampas dan memeras rakyat untuk kepentingan diri sendiri dengan alasan gaji yang tidak cukup. Firman Tuhan mengajarkan untuk bersyukur atas anugerah Allah dengan apapun yang kita miliki dan tidak mengejar kepuasan lahiriah, namun hidup dalam tata nilai yang baru.
Yohanes Pembaptis juga memperingatkan umat Tuhan untuk hidup di dalam kasih dan pengampunan. Memiliki kasih berarti punya kepedulian satu sama lain: "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." (Luk 3:11).
Pesan keras dari Yohanes Pembaptis ini mengingatkan kita bahwa keselamatan yang Allah anugerahkan kepada manusia dalam Yesus Kristus bukan sesuatu yang mudah dan murah. Keselamatan itu sebenarnya mustahil bagi manusia dan harus dibayar mahal oleh Yesus Kristus. Kita diminta untuk menyambut Yesus Kristus dalam kehidupan kita dengan sungguh-sungguh menjalani pertobatan tiap hari. Dengan menjalankan teladan kasih dalam kehidupan kita dan mewartakan kabar keselamatan kepada orang lain maka kita telah menyenangkan dan memuliakan Allah.
Berkah Dalem
1 note · View note
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
A Boy named Christmas - 8 Dec 21
“To see something you must believe in it” - Father Topo (A Boy named Christmas)
Film ini diadaptasi dari novel terkenal Matt Haig dengan judul yang sama, menceritakan sejarah fiksi sosok ‘Santa Claus’. Dahulu kala, tidak ada yang mengetahui tentang Natal, kisah dimulai dengan kisah petualangan Nikolas yang luar biasa untuk menemukan ayahnya yang sedang dalam pencarian untuk menemukan desa dongeng Elfhelm. Film ini memberi pelajaran hidup tentang mengucap syukur, harapan, teladan kasih, pengampunan, keteguhan iman, mukjizat dan bagaimana Tuhan menggunakan hamba ‘kecil dan tersingkir’ untuk menunjukkan pekerjaanNya yang besar.
Ada tertulis dalam Yesaya 2:22 "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?”. Tuhan telah berjanji dalam Yesaya 46;4 bahwa "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. Karena itu jangan pernah kita menjauhkan diri dari Tuhan dan menaruh harapan pada apa pun yang ada di dunia ini. Dalam film kita melihat rakyat Finlandia yang menderita kurangnya pasokan pangan, kurangnya lapangan pekerjaan, kekurangan layanan kesehatan, kurangnya upah yang layak hingga raja mengundang perwakilan penduduk untuk hadir di istana. Raja yang bijak ini mengajarkan tentang pentingnya mengucap syukur dan sukacita tetap mencari harapan apapun masalah yang sedang dihadapi. Raja mengadakan sayembara untuk pergi keluar batas kerajaannya membawa sesuatu yang bisa menunjukkan adanya harapan dan Joel ayah Nikolas adalah salah satu yang terpilih dalam tugas itu. Dalam Roma 4;18 dikatakan “ Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu”. Kisah Abraham yang meninggalkan tanah kelahiran menuju tanah perjanjian yang penuh resiko, lama dan sulit karena mempercayai janji Tuhan dalam Perjanjian Lama juga mengingatkan saya akan kisah Nikolas yang serupa menempuh perjalanan berbahaya seorang diri hanya ditemani seorang tikus Mika dan rusa kutub Blitzer dengan keteguhan iman yang luar biasa untuk menemukan desa dongeng Elfhelm.
Dalam 1 Tesalonika 5:15 dikatakan “Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang" Firman Tuhan mengajarkan bagaimana membangun relasi dengan sesama dan memberikan teladan kasih dalam hidup kita sehari-hari. Meskipun Nikolas mengalami berbagai perlakuan yang kejam dari bibinya Carlotta hingga Mother Vodol sang penguasa Elfhelm yang membenci manusia karena telah menculik little Kip, namun ia tabah menjalani semuanya dan membalas semua itu dengan pengampunan, kebaikan dan teladan kasih bahkan Nikolas mengajak raja Finland terbang berkeliling kerajaan bersama Blitzer dengan misi mulia membawa keceriaan natal dengan berbagi kebahagiaan melalui pekerjaan mainan sederhana yang dibuat oleh para elf kepada seluruh anak di kerajaan Finland.
Dalam Mazmur 86:10 dikatakan “Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah." Mujizat itu ada dan tetap ada, sebab kuasa Tuhan itu tidak pernah berubah. Terjadi tidaknya mujizat dalam hidup seseorang sangat ditentukan oleh seberapa besar imannya kepada Tuhan. Kalau kita sendiri ragu-ragu atau bimbang, itu akan menjadi penghalang bagi Tuhan untuk menyatakan mujizat-Nya. "...sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (Yak 1:6-7). Berulang kali kita melihat berbagai mukjizat terjadi dalam film seperti halnya ketika Nikolas merasa sendiri dan terpuruk hampir putus asa ketika berlindung dari badai salju dalam gua, ia terkejut karena Mika sang tikus dapat berbicara kepadanya sehingga ia dikuatkan kembali, cerita pertemuannya dengan Blitzer sang rusa kutub yang membantu mempercepat perjalanannya menuju desa Elfheim serta ketika diselamatkan oleh Father Topo seorang elf ketika ia terdampar pingsan ditengah badai salju. Tuhan akan selalu mengirimkan bantuan melalui banyak cara yang kita manusia tidak dapat menyelaminya.
Dalam Yoh 20;29 mengatakan “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” banyak dari kita yang lebih mudah untuk percaya saat kita melihat. Dalam firman Tuhan dikisahkan walaupun Abraham harus menunggu lama saat menanti anak yang Tuhan janjikan, Abraham tetap menanti dengan percaya meskipun sepertinya tiada dasar untuk berharap. Imannya tidak menjadi lemah, ia tetap menaruh percaya dan pengharapannya kepada Tuhan bahwa Tuhan pasti menepati janjiNya. Ketika kita mau percaya, maka Tuhan pasti menyatakan mujizatNya bagi kita. Oleh sebab itu, dalam kondisi apapun kita harus belajar untuk selalu percaya kepada Tuhan. Ketika Nikolas bertemu dengan Father Topo, ia berpikir bahwa tengah berada di belantara salju dan tidak menyadari bahwa ternyata ia telah berada di desa Elfheim seperti dikatakan oleh Father Topo ‘To see something you must believe in it’ Film ini mengajarkan kita untuk mau membuka hati untuk menerima kehadiran Kristus dalam diri kita agar kita dapat melihat kemuliaanNya serta seluruh anugerah yang telah Ia karuniakan dalam hidup kita.
Dalam 2 Korintus 12:9 dikatakan “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna, sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” Yesus mengajarkan bahwa kelemahan yang ada dalam diri kita itu ada dengan tujuan agar kita belajar untuk lebih rendah hati dan supaya kuasa Tuhan dinyatakan dalam hidup kita. Tuhan benci kepada orang-orang yang mengganggap dirinya kuat, pintar atau mampu melakukan segalanya dengan kekuatannya sendiri, tapi Tuhan sangat tertarik kepada orang-orang yang mengakui dan menyadari keterbatasan, kelemahan atau ketidakberdayaannya. Nikolas adalah seorang anak kecil yang lemah namun Tuhan memakainya untuk menjadi terang bagi orang disekitarnya untuk mewartakan kabar keselamatan dan memberi harapan kepada seluruh kerajaan dan menjadi jembatan perdamaian antara manusia dan kaum elf.
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Khotbah Yesus di Bukit - Mat 5;1-20 - 7 Dec 21
"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan." Matius 5:7
Dalam khotbahnya, Yesus mengajarkan kepada semua orang, termasuk para murid, tentang siapa yang disebut berbahagia, yaitu orang yang miskin dihadapan Allah karena mereka memiliki Kerajaan Allah. Allah akan senantiasa memerintah dan memelihara hidupnya. Orang yang sangat berduka atas dosa-dosanya, akan mendapatkan penghiburan dari Tuhan, berupa anugerah pengampunan baginya (1Yoh. 1:9; Yes. 1:18). Orang yang lemah lembut, mereka memiliki kerendahan dan kelembutan hati seperti Yesus. Kelak mereka akan memiliki, bahkan memerintah bersama-sama Yesus atas bumi yang baru (Why. 20-22; Mzm. 37:11). Orang yang kelaparan dan haus akan kebenaran, mereka akan mencari dan menemukan Allah sebagai satu-satunya sumber kebenaran yang sanggup memuaskannya. Orang yang murah hati, mereka berjiwa pengampun dan berbelas kasihan kepada orang yang menderita, ,kepadanya Allah akan menyatakan kemurahan-Nya yang berlimpah-limpah (Kel. 34:6-7a).
Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang tekun dan setia melakukan perbuatan baik, yang hatinya tertuju pada Allah dan cintanya tulus kepada sesama akan mendapat pahala penebusan dan kebahagiaan pada hari ini dan mendapatkan kehidupan kekal dalam kerajaan Allah. Kita diingatkan bahwa kebahagiaan yang sejati bukan masalah fisik atau materi, melainkan rohani. Kita kembali diingatkan bahwa sumber kebahagiaan yang sejati itu berasal dari Tuhan, dunia mungkin menawarkan kebahagian namun sifatnya sementara dan terbatas. Yesus mengatkan bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang menempatkan pengharapannya kepada Tuhan, dia yang mendengarkan Tuhan, melakukan firman Tuhan dan berdoa kepada Tuhan. Oleh karena Tuhan Yesus, kita berlimpah dengan sukacita dan pengharapan menjalani hidup.
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Yesus Mengecam Pemimpin Agama - Mat 23;1-12 - 4 Dec 21
“Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” (Matius 23:3)
Dalam kisah tentang Yesus mengecam orang Farisi dan ahli Taurat, Yesus mengajarkan pentingnya keselarasan antara perkataan dengan perbuatan, Yesus mengkritik cara hidup mereka yang bertolak belakang dengan ajaran yang mereka bebankan kepada orang lain. Ia berkata “mereka mengajarkannya tapi tidak melakukannya”. Kritik Yesus ini sangat relevan dengan realita masa kini dimana mayoritas orang baik publik figur maupun politikus suka mengatakan hal-hal indah terutama ketika mencari dukungan politik untuk kepentingan pribadi mereka, tetapi mereka sendiri tidak mempraktekkannya. Berapa banyak publik figur dan pemimpin masyarakat yang berbicara tentang cinta, damai, kasih, kebaikan, nilai-nilai luhur; tetapi hidup mereka dalam dunia nyata tidak memberikan teladan apa yang mereka katakan, banyak kita denger kasus publik figur yang jatuh narkoba berkali-kali, KDRT, perselingkuhan bahkan kawin-cerai. Begitupun di panggung politik, berapa keranjang janji dan seruan-seruan indah selama masa kampanye yang penuh kepura-puraan, kemunafikan dengan motivasi untuk merebut simpati dan dukungan demi kepentingan pribadi mereka
Keselarasan antara perkataan dan perbuatan adalah tantangan bagi setiap pengikut Kristus, memberikan teladan seperti pengampunan, jujur, setia, beramal, adil dan tidak pilih kasih adalah sangat mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan. Yesus tidak mau orang banyak di korbankan, dijadikan objek tipuan belaka. Yesus tak ingin kepentingan pribadi, prestasi dan prestise, kuasa dan ambisi seseorang pemimpin yang mengorbankan keselamatan banyak orang. Yesus sendiri menggembalakan, memimpin, menuntun orang melalui pemberian diri total, pelayanan penuh kerendahan hati, tanpa skandal apalagi kemunafikan.
“Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu.” Yesus meminta para murid-Nya agar mereka sungguh-sungguh cermat dalam menyikapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Para murid harus berhati-hati karena kedua golongan penentang-Nya itu pandai mengajarkan hal-hal baik dan berat, tetapi perilaku mereka tidak sejalan dengan pengajaran mereka. Yesus mengajarkan kita untuk mengikuti ajaran mereka, tetapi jangan ikuti perilaku mereka.
Yesus berkata "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:26-28). Untuk menjadi yang terbesar justru harus dimulai dari menjadi seorang hamba atau pelayan bagi sesamanya. Yesus mengajarkan untuk rendah hati, melayani, rela berkorban dan yang memberikan dirinya untuk kesejahteraan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, tidak menyelamatkan diri sendiri, memberi waktu untuk orang lain, memberi tenaga dan pikiran serta apa yang kita punya, bahkan memberi nyawa sekalipun untuk orang lain adalah bukti pengorbanan seorang pemimpin. Inilah nilai pengorbanan Tuhan Yesus yang diberikan kepada kita, untuk kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pemimpin di komunitas kita.
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Bertekun dalam Penderitaan - Yoh 16;1-15 - 3 Dec 21
Kisah Yoh 16 merupakan khotbah perpisahan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya. Tuhan Yesus menyadari bahwa kepergian-Nya nanti akan menggoncangkan hati murid-murid-Nya. Karena itu Tuhan Yesus bersabda kepada mereka: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu” (Yohanes 14: 1,2)
Yesus mengajarkan apa yang akan dikerjakan Roh Kudus setelah Yesus meninggalkan para murid untuk pergi kepada Bapa di surga. Roh Kudus akan menyertai para murid di dalam segala keadaan, membuat mereka menjadi satu di dalam Kristus. Tetapi jikalau mereka satu dengan Kristus, maka permusuhan dan kebencian dunia ini akan diarahkan kepada mereka. Sama seperti dunia membenci Kristus, demikian dunia membenci murid-murid Kristus. Bahkan, sebagaimana dinyatakan di dalam ayat 1-3, akan ada orang-orang yang merasa sedang berbakti kepada Allah dengan menindas, bahkan membunuh para murid. Kebencian ini terjadi karena kuasa Roh Kudus bekerja atas para murid yang memungkinkan mereka melanjutkan pekerjaan Kristus di bumi.
Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya akan mengalami penganiayaan semata-mata karena mereka adalah pengikut-Nya. Yesus memberitahukan hal itu, supaya mereka siap jika tiba saatnya (1-4a). Yesus pun memberitahukan bahwa Dia tidak akan ada lagi bersama mereka secara fisik (4b-5). Kristus mengatakan semua hal ini supaya para murid mengerti apa yang akan terjadi pada mereka. Jika mereka sudah mengerti apa yang akan terjadi, maka kesetiaan mereka mengikut Tuhan adalah kesetiaan yang tulus. Mereka bukan orang-orang oportunis yang mengikut Yesus demi sebuah keuntungan. Mereka dengan tulus mau berbagi di dalam apa pun yang Yesus kerjakan, dan mereka dengan rela menerima apa pun yang Kristus terima di dunia ini. Berbahagialah mereka yang tidak menjadi kecewa dan menolak Yesus (Mat. 11:6).
Yesus tidak akan menbiarkan murid-murid berperang dengan kekuatan sendiri. Bukan para murid yang menang, tetapi Yesus. Demikian juga kuasa kemenangan para murid tidak terdapat di dalam diri mereka sendiri. Kuasa kemenangan itu ada pada Kristus. Itulah sebabnya Yesus mengirimkan Roh Kudus kepada mereka. Roh yang akan memberikan kekuatan Kristus kepada mereka, dan Roh yang akan memberikan kuasa kemenangan Kristus kepada mereka, itulah Roh yang dijanjikan Yesus kepada para murid. Roh Kudus ini akan menjadi Penghibur bagi para murid. Dialah yang akan mendampingi, memimpin, mengajar, menguatkan, memberikan sukacita dan damai sejahtera Kristus bagi para murid. Kuasa yang demikian besar diperlukan oleh para murid karena mereka harus berjuang melawan dunia ini. Perjuangan apakah yang dikerjakan oleh Yesus dan akan dilanjutkan oleh para murid? Menegur dosa, menjalankan kebenaran, dan menyatakan hadirnya Kerajaan Allah.
Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya akan mengalami penganiayaan semata-mata karena mereka adalah pengikut-Nya. Yesus memberitahukan hal itu, supaya mereka siap jika tiba saatnya (1-4a). Yesus pun memberitahukan bahwa Dia tidak akan ada lagi bersama mereka secara fisik (4b-5). Akan tetapi, Yesus tidak membiarkan mereka ketakutan. Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya tidak akan bisa menjalani semua keadaan itu sendirian. Dia memang tidak hadir secara fisik, tetapi ada Teman yang akan menyertai murid-murid, yaitu Penghibur (7). Sang Penghibur inilah yang akan menjadi Teman seperjalanan para murid.
Tuhan tidak pernah menjanjikan hidup yang serba mudah dan tanpa masalah. Tuhan menyebutkan bahwa kesulitan, bahkan penganiayaan, adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan orang percaya. Sama seperti Yesus ditolak orang-orang, para pengikut Yesus pun akan mengalami penokajan, namun Tuhan tidak membiarkan manusia berjalan sendirian.
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Frozen - 2 Dec 21
Sapa yang belum pernah nonton 'Frozen’? pasti semua sudah nonton karena Frozen cukup heboh tidak hanya dikalangan anak bahkan remaja dan ibu-ibu juga terinspirasi akan film ini hingga mencetak rekor film animasi kedua terlaris sepanjang masa. Selain menarik perhatian lewat lagu yang enak di dengar, tampilan grafis yang mengesankan serta jalan cerita yang menyentuh dan memberikan pelajaran hidup yang luar biasa tentang kehadiran keluarga, talenta, persekutuan, kekuatan cinta, selalu bersyukur dan pengharapan
Dalam Ulangan 6:5-7 dikatakan “Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Keluarga adalah pihak pertama yang kita jumpai ketika mengalami pergumulan, mereka juga menjadi pihak pertama ketika kita kebingungan dalam mempelajari sesuatu yang rumit dalam konteks kehidupan beragama. Keluarga adalah harta yang paling berharga bagi kita semua. Kita melihat kuatnya hubungan antara Anna dan Elsa yang sebenarnya saling menyayangi tapi harus terpisah, bahkan walaupun Anna kehilangan banyak waktu bersama kakaknya, dia justru ingin semakin dekat dengannya. Bahkan, ketika Elsa melarikan diri, Anna menempuh perjalanan untuk mengajak saudarinya kembali, walau harus dilakukan sendirian. Dia tidak berhenti karena Elsa adalah satu-satunya anggota keluarga yang tersisa. Frozen menunjukan bahwa keluarga adalah sangat berharga.
Mat 25;29 mengatakan “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” Inilah cara kerja Tuhan. Setiap orang yang dengan setia mengerjakan dan mengembangkan kepercayaan yang Tuhan berikan kepadanya akan memperoleh lebih hingga melimpah, namun yang tidak mengembangkannya dari padanya akan diambil. Sejak kecil, Elsa bukanlah gadis biasa. Dia bisa membekukan setiap hal yang dia sentuh. Hal ini membuatnya dijauhi oleh orang-orang. Film ini mengajarkan kepada kita untuk menerima "keunikan" diri masing-masing dan anda akan menjadi orang yang lebih baik dan jangan berusaha menjadi orang lain dan "menyesuaikan diri" dengan sesuatu yang bukan diri kita sendiri.
Ibrani 10:25 mengatakan “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Dalam firman Tuhan sudah dijelaskan secara detail bahwa Allah menghendaki agar jemaat-Nya saling berkumpul untuk beribadah dan saling menasihati satu dengan yang lain. Dalam film kita melihat Elsa tidak pernah bisa berbagi perasaannya karena terkurung di dalam kamar selama bertahun-tahun dan menjadi sangat kacau ketika harus berhadapan dengan dunia luar.
kita diajarkan untuk berbagi kebahagian itu pada dunia dan ketika Anda merasa jatuh, berbagilah pada orang yang tepat, seseorang yang akan membuatmu merasa lebih baik. Anna selalu berusaha menyelamatkan Elsa ; Kristoff butuh bantuan dengan bisnis esnya dan Olaf perlu hidung untuk menjadi manusia salju sejati. Semuanya tidak akan terjadi jika mereka melakukannya sendiri. Anna tidak mungkin menyelamatkan Elsa tanpa bantuan Kristoff dan Sven. Kristoff akan bangkrut jika seluruh kerajaan tetap membeku dan Olaf akan mendapat hidungnya dari wortel milik Kristoff. Percayalah, kita selalu memerlukan orang lain untuk membantu kita. Dalam film Frozen, semua karakternya saling membantu untuk mengembalikan Arendelle seperti semula. Pada akhirnya, hal tersebut akan menguntungkan mereka semua. Ingat, meminta bantuan orang lain, bukan berarti kita lemah - tapi kita tidak membiarkan ego menghentikan kita mencapai tujuan.
Dalam surat Yudas 1;20 “Akan tetapi kamu, Saudara-saudaraku yang terkasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Film ini mengajarkan tentang waspada terhadap orang yang terlihat begitu baik di depan mata tetapi sebenarnya punya perilaku yang menyesatkan bak serigala berbulu domba seperti halnya Hanz yang mencoba menjebak Anna dan ingin menguasai kerajaan Arendelle, dan kadang kita mengabaikan panggilan Roh Kudus seperti halnya Anna yang mencoba memberikan nasihat kepada Elsa untuk berhati-hati sebelum memberikan hatinya kepada Hanz
Dalam Markus 10:27 mengatakan "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah." Akal kemampuan manusia tak mampu menggapainya, begitu dahsyat dan luar biasa. Manusia mengukur segala sesuatu berdasarkan akal, pengetahuan, logika dan rasio, Allah jauh melebihi di atasnya. Seperti halnya Olaf, ‘snow man’ punya mimpi untuk menikmati musim panas, kayaknya memang mimpi gila, seperti meletakkan es krim diatas api dan berharap tidak akan meleleh. Tapi, hal itu tidak pernah mengganggu Olaf, dia selalu sukacita dan senang berharap bisa mewujudkan mimpinya suatu hari. Ketika orang lain berkata mimpimu terlalu besar, percayalah, orang gila yang berpikir dia bisa mengubah dunia adalah orang yang benar-benar telah melakukannya.
Dalam Kejadian 29:20 “Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel" hanya karena kekuatan cinta Elsa kepada saudaranya Anna yang dapat melelehkan dinginnya kebekuan hati dan mengakibatkan kerajaan Arendelle tertutup es. Film ini mengajarkan dibutuhkan cinta sejati membutuhkan perjuangan dengan memberikan pengorbanan dan teladan kasih. Bayangkan jika setiap orang mau mengorbankan waktunya untuk melakukan kebaikan untuk orang-orang disekitarnya. Kita bisa menggantikan "kebekuan" di hati setiap orang dengan sebuah kasih dan cinta dan percayalah bahwa sekecil apapun tindakan kasih yang kita perbuat akan mengubah dunia dan akan menyenangkan Bapa di surga.
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 2 years
Text
youtube
Hal Berpuasa - Luk 5;33-39 - 30 Nov 21
“Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” (Luk 5:33)
Dalam kisah tentang orang farisi yang menyindir para murid Yesus dalam hal berpuasa, Yesus menjawab dengan perumpamaan perjamuan dengan pengantin dan kebiasaan orang menyimpan anggur, Yesus mengajarkan bahwa puasa dilakukan bukan ditentukan berdasar waktu pelaksanaan namun apa motivasi yang mendasari orang melakukan puasa itu, banyak orang hanya menjalankan tradisi dan kewajiban tanpa memahami maknanya seperti halnya orang Farisi yang mempertanyakan cara Yesus melatih para murid-Nya yang berbeda dengan tradisi. Murid Yohanes Pembaptis sama seperti kaum Farisi sering berpuasa dan sembahyang, sementara, murid Yesus berbeda dan keluar dari tradisi itu, dimana saat itu, Lewi, seorang pemungut cukai yang sudah menjadi murid Yesus, sedang menjamu mereka makan.
Dalam Perjanjian Lama, puasa merupakan ungkapan berdukacita yang dilaksanakan pada hari penghapusan dosa. Karena Yesus dan murid-muridNya sudah tidak lagi mengikuti tradisi itu maka menjadi perhatian dari orang-orang Farisi dan para murid Yohanes. Lalu Yesus menjelaskan dengan sebuah ilustrasi mengapa orang itu berpuasa yaitu saat mempelai tidak ada di antara mereka. Mempelai itu adalah gambaran tentang Allah. Dan pada saat Allah hadir orang tidak perlu lagi berduka cita tapi harus bersukacita. Yesus mengajarkan untuk mengubah semangat hidup untuk menjalani puasa jangan hanya sekedar mengikuti peraturan tetapi dengan kesadaran diri dan kehendak bebas untuk membawa kita semakin dekat dengan Allah. Puasa adalah tindakan kerinduan kepada Allah yang telah mencintai kita dan dilakukan dengan sukacita, bebas, tanpa beban, bukan dengan ketakutan karena peraturan atau kewajiban namun perwujudan kasih kepada Allah.
Yesus lebih lanjut memberi perumpamaan dalam ayat 38 “Anggur yang baru harus disimpan di dalam kantong kulit yang baru”. Yesus mengajarkan bahwa kehadiran Yesus memberi kehidupan yang serba baru baik makna, pemahaman maupun pengajaran-Nya tentang Allah yang menuntut semangat dan cara hidup yang baru pula. Inilah yang menjadi tantangan bagi kita karena kita menolak perubahan. Kita enggan berubah karena dengan perubahan itu memaksa kita untuk berubah pola hidup lama kita yang memberi kenyamanan duniawi.
Berkah Dalem
0 notes
saatrenungan · 3 years
Text
youtube
HatiMu ada Bagiku - 28 Nov 21
1 Korintus 15:10 “Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku”
Lebih dari yang telah kupinta
Lebih dari yang telah kupikirkan
Semuanya Engkau sediakan dalam hidupku
Tidak dapat aku mengukurnya
Atau dapat aku menghitungnya
Kebesaran kasih-Mu ya Tuhan yang Kau berikan
Kubersyukur pada-Mu
Kau Tuhan yang mengasihiku
Kaulah jaminan hidupku
Hati-Mu ada bagiku
Kau jadikan hidup ini
Lebih indah dan lebih berharga
Malam ini kita akan membahas renungan tentang lagu “HatiMu ada Bagiku”, pertama kali saya mendengar lagu ini sewaktu materi pengajaran SEPEX tahun lalu dan saya meneteskan air mata ketika membaca liriknya di google yang mengajarkan betapa besar kasih karunia Allah dalam hidup kita.
Dalam Efesus 3: 20-21 dikatakan bahwa Allah sanggup, mampu, dan berkuasa sehingga Dia bisa melakukan lebih banyak dari apa yang kita doakan dan pikirkan. Allah mengerti peduli, mengerti serta memberi sesuai dengan yang kita butuhkan seperti lirik dalam lagu pembuka “Lebih dari yang telah kupinta, lebih dari yang telah kupikirkan, Semuanya Engkau sediakan dalam hidupku, Tidak dapat aku mengukurnya, Atau dapat aku menghitungnya, Kebesaran kasih-Mu ya Tuhan yang Kau berikan. Allah peduli bukan hanya memberi sebatas apa yang kita minta dan pikirkan, tapi Dia adalah Allah yang bisa melakukan jauh lebih besar dari itu
Dalam 1 Tesalonika 5:18 dikatakan “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu”. Dalam hidup mudah bagi kita untuk mengucap syukur ketika keadaan sedang baik-baik saja, tetapi alangkah sulitnya melakukan itu ketika kita tengah berada dalam kesesakan. Yang lebih disayangkan lagi, ada banyak orang pula yang lupa untuk mengucap syukur ketika sedang dalam keadaan baik karena terlena segala kenyamanan apa yang dunia tawarkan bagi kita, menganggap bahwa semua kebahagiaan dapat dibeli dengan harta duniawi. Sebagai pengikut Kristus sebuah ucapan syukur merupakan hal yang paling penting bukan hanya untuk menunjukkan kita sebagai pribadi yang menghargai segala yang sudah diberikan Tuhan dalam hidup ini, tetapi juga karena menyadari betapa lemahnya kita dihadapan Allah dan kuasa ucapan syukur atas segala kemurahan hati-Nya sehingga memungkinkan segalanya terjadi atas kuasa-Nya seperti halnya mukjizat Yesus memberi makan ribuan orang hanya dengan bermodalkan beberapa roti dan ikan kecil “Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.” (Matius 15:36). Ajaib! bukan hanya mereka dapat makan dengan kenyang, bahkan Allah memberi kelimpahan sisa tujuh bakul besar penuh. Yesus mengajarkan kita untuk selalu mengucap syukur seperti dikatakan dalam lirik selanjutnya “Kubersyukur pada-Mu, Kau Tuhan yang mengasihiku, Kaulah jaminan hidupku’
Dalam Filipi 4:19 tertulis “Tuhan berjanji akan selalu memenuhi semua kebutuhan kita dari kekayaan dan kemuliaan-Nya. Sehingga ini membuat kita harus yakin dan percaya dengan semua kebutuhan kita sebab Tuhan akan memenuhi dan bahkan mencukupi semua kebutuhan kita tersebut. Tuhan menjanjikan akan menambahkan segala sesuatu pada kita dengan cara mencari lebih dulu Kerajaan Allah dan juga kebenarannya dan semua itu akan ditambahkan pada kita seperti yang tertulis dalam Matius 6:33 serta tekun memohon kepada Bapa pada Matius 7:7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Berkah Dalem
0 notes