Tumgik
#hutindonesia71
tumbloggerkita · 8 years
Text
WP MerdekaBersamaKITA
Hai, KITA dan kalian! Selamat hari senin :) 
Masih ingat dong ya tumbloggerkita sempat ngadain Writing Project #merdekabersamakita untuk merayakan #HUTIndonesia71 .
Nah, sekarang mimin mau ngumumin nih siapa pemenang Writing Project tersebut. Dan pemenang yang berhak mendapatkan hadiah special dari @tumbloggerkita adalah karya dari, @yuvenil . Yaa karya @yuvenil yang berjudul ‘MASIH ADA HARI KEMERDEKAAN’ ini terpilih menjadi pemenang karena di antara karya yang masuk, karya nya lah yang paling berbentuk cerita dan paling nyambung dengan inspirasi pilihan lagunya, yaitu ‘HARI MERDEKA’.
Untuk @yuvenil , segera kirim nama lengkap beserta alamat lengkap via chat tumblr ke @tumbloggerkita untuk nantinya dikirimi hadiah ya.
Sedangkan untuk teman-teman lain yang sudah ikut tapi belum berkesempatan untuk menang dan yang belum sempat ikutan WP ini, jangan berkecil hati. Karena @tumbloggerkita bakal terus ngadain WP WP yang nggak kalah menarik dengan hadiah-hadiah yang juga nggak kalah mengejutkan.
Salam kreativitas tanpa batas,
KITAOFFICIAL
6 notes · View notes
jamtos · 8 years
Video
#Repost @lidya2329 ・・・ @Jamtos hari raya RI by Taman Harapan Jambi School di Lantai 2 JFoodCourt @Jamtos Wah lucunya! 😁 #jamtos #jambi #hutrike71 #merdeka #hutindonesia71 (at Mall Jambi Town Square (JAMTOS))
0 notes
narandzhaf-blog · 8 years
Text
Pengorbanan
Apakah kita pantas untuk hidup?
Kata-kata itu terngiang di dalam pikiran. Meliuk di antara serabut-serabut nukleus, tenggelam dalam memori. Ayah mengatakan itu padaku tiga tahun lalu, atau dua hari sebelum dia pergi dan tak kembali. Apakah kita pantas untuk hidup?
Aku tidak menemukan jawabannya sama sekali. Seperti mencari jarum di antara tumpukan jerami, atau memasukkan benang ke dalam lubang jarung yang kasat mata. Ayah bilang jika tidak ada definisi pasti perihal kepantasan.
Apakah dengan menjadi kuat, manusia berhak menentukan siapa yang pantas hidup?
Apakah dengan memiliki kekuasaan, manusia berhak menentukan siapa yang pantas hidup?
Negeri ini sudah bobrok, kata Ayah. Sudah tidak bisa dibedakan mana lagi manusia yang jujur dan manusia yang hanya mencari kepentingan belaka. Mereka duduk manis di kursi empuk sementara orang-orang lainnya duduk terhampar di atas keringnya tanah. Merdeka yang perlu dipertanyakan.
Di luar sana, ribuan orang menangis, memegang perut kelaparan mereka, berjalan di setapak kekeringan tanpa tahu arah. Di luar sana, ribuan pohon habis dimakan oleh api, di usia yang tak seharusnya mereka mati, tapi erangan mereka tak terdengar sesiapa, hilang ditelan kobaran panas yang menghabisi satu per satu tubuh mereka. Di luar sana, seorang putri harus melihatnya ayahnya berbohong untuk pergi sementara, padahal selamanya. Dan para manusia di dalam gedung itu hanya duduk menyaksikan.
Maka, pertanyaan Ayah sekali lagi berputar di kepala. Apakah kita pantas untuk hidup?
Tiga tahun lalu Ayah, yang seorang lulusan Ekonomi di Universitas terkemuka di negeri ini, ditangkap. Setelah mendemonstrasi habis-habisan Pemerintah yang telinganya sudah dicerabut oleh Tuhan. Ayah adalah pahlawan sejati. Dia tidak memikirkan dirinya sendiri. Dia memikirkan apa yang kelak generasi-generasi berikutnya rasakan. Dia peduli dengan negerinya: Negeri Mimpi.
Ayah bilang bukan manusia yang bisa menentukan hidup dan mati. Bukan manusia yang bisa seenaknya memutuskan siapa yang pantas untuk hidup atau tidak. Kekeringan yang melanda ekonomi ini, ditambah ekonomi yang kolaps adalah bukti ketidakbecusan orang-orang di gedung itu mengatur orang banyak. Atau setidaknya mereka mengatur kesejahteraan hanya untuk orang-orang di sekitarnya.
Ketika bank-bank mulai kolaps, lapangan kerja ditutup, kita tidak bisa berbuat apa-apa selain melakukan pinjaman, kata Ayah. Dan semua uang itu masuk ke saku hina mereka, bukan perut kita. Bukan ke dalam kesejahteraan anak-anak bangsa. Negeri Mimpi berubah jadi benar-benar mimpi.
Kau tahu, Nak, arti pengorbanan? kata Ayah waktu itu. Aku yang masih berseragam sekolah tingkat terakhir menggelengkan kepala. Ayah tersenyum.
Pengorbanan adalah sebuah hal yang harus dilakukan ketika seorang manusia sudah mendapati dirinya bersatu dengan kehidupannya. Kita tidak berbicara tentang satu orang. Kita hidup berdampingan. Mengeratkan ikatan persatuan adalah kewajiban yang harus ditegakkan. Ketika satu jatuh, yang lain harus bantu membangkitkan. Ketika satu terluka, yang lain harus bersiaga menjaga dan ada yang mengobati.
Setiap hal yang kita lakukan itu mengeratkan itu akan punya konsekuensi. Seperti perang dulu, ketika negara dijajah dan kita sudah muak olehnya, para pejuang mengorbankan dirinya demi kebebasan negeri ini. Mereka tidak peduli akan mati atau tidak, mereka tetap melakukannya karena rasa cinta dan ingin melihat generasi-generasi berikutnya. Mereka ingin kemerdakaan. Setelah berdarah-darah, kita mendapatkannya.
Aku terkesima mendengar cerita Ayah waktu itu. Jika kau sekarang masih hidup, apa yang Ayah hendak lakukan? Dan kemudian tetiba pikiranku gelap. Aku memejam mata.
Dalam pejaman itu, berputar kenangan-kenangan seperti kaset rusak yang dipaksa untuk rewind. Kenangan malam ketika penangkapan Ayah, ketika dibawa paksa pergi dari hadapanku. Jika Ibu masih ada ketika itu, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengannya.
Dari surat yang Ayah tulis sebelumnya, aku tahu. Mereka mencari kambing hitam atas kesalahan. Tidak, mereka akan menghapuskan kehidupan orang-orang yang mencoba untuk membongkar kebobrokan di negeri ini.
Pengorbanan adalah cinta yang kita berikan kepada orang lain, takpeduli apa pun yang terjadi, selama itu benar, dan kita yakin cinta yang kita tinggalkan tidak akan pernah hilang. Itulah pengorbanan yang kamu lakukan ketika hidupmu menjadi gelap dan orang-orang akan mengeluarkanmu dari jurang kegelapan ini. Mungkin aku tidak tahu apakah akan kembali atau tidak. Jika tidak, anggap saja inilah pengorbananku. Bagi Ayah, semua orang di negeri ini adalah yang mengeluarkan Ayah dari jurang kegelapan. Ayah mengatakan itu tepat di malam ulang tahunku yang kedelapan belas, dua hari sebelum penangkapannya.
Aku membuka kliping koran-koran lama. Semua berita yang menyebabkan Ayah tertangkap ada di sana. Seorang wartawan berhasil mengungkap mafia di negeri Mimpi! Terungkap: korupsi yang terjadi di bidang pendidikan! Dan yang satu ini kupikir adalah klimaks kepergian Ayah: Terungkap, korupsi dan mafia yang digawangi pemimpin negeri. Ya, Ayah yang seorang ekonom dan wartawan mendedikasikan hidupnya demi keadilan.
Negeri ini memang tak ada habisnya. Para manusia yang disingkirkan hanya bisa menatap lirih nasib mereka. Aku bilang, hancurkan keegoisan kotor ini! Apakah mereka pantas untuk hidup? Tanyaku pada teman-teman di Universitas. Aku kuliah di kampus yang sama dengan Ayah, tapi aku mengambil jalur sosial-politik.
Aku harus meneruskan apa yang dilanjutkan Ayah. Ramai-ramai aku memimpin barisan-barisan pemuda yang siap memperjuangkan hak-hak orang lain. Pengorbanan yang kami lakukan di sini adalah bukan dengan kemampuan kami bersenjata, tapi dari apa yang bisa kami perjuangkan secara moral.
Mereka tidak usah mengatakan perubahan moral di media-media jika mereka tak bisa merubah pikiran mereka sendiri! Hati mereka yang busuk! Tamak dan rakus! Mereka biarkan kami makan di aspal sementara mereka mendentingkan gelas kaca berisi anggur dan tergelak tawa di ruangan mewah dengan daging steak impor di atas meja. Kami? Mencari sisa-sisa!
Barisan sudah rapi, di setiap sisa Istana pemimpin. Para penjaga berseragam lengkap dengan senjata sudah bersiaga. Jumlahnya lebih banyak dari kami, berdiri di depan, di belakang, dan di samping. Kami sudah membuat pilihan. Aku sudah membuat pilihan.
Pemerintah harus turun! Kembalikan keadilan! Teriak orang-orang di dalam barisan. Lalu bersama semua menyanyikan lagu perjuangan. Pelan-pelan dinyanyikan sembari berdoa telinga yang sudah dicerabut Tuhan, dikembalikan lagi. Agar suara-suara keadilan ini bisa didengar.
Pemimpin negeri ini keluar. Dengan lagaknya yang angkuh. Dia tersenyum: palsu dan menjijikkan. Satu jam berdialog, dua jam, tidak ada hasil. Emosi tersulut. Beberapa orang di antara barisan mulai anarkis. Dalam keadaan seperti ini batas antara emosi dan menahan diri sangat tipis.
Hanya ada satu pesan yang disampaikan oleh sang pemimpin itu:
Selesaikan mereka semua.
Dan kemudian semua menjadi senyap. Senjata terangkat. Butir-butir peluru hinggap di tubuh kami. Anarkis menguasai, para pemuda ini sekalipun katanya melakukan pengorbanan, tetap saja melakukan sesuatu yang menjadi nalurinya: bertahan hidup. Mereka mencoba menghajar orang-orang bersenjata, namun kalah. Tetap saja yang berkuasa, dialah yang menang.
Sebuah peluru tepat menusuk dada. Seperti belati tertancap, semuanya terjadi begitu cepat. Sampai-sampai takterasa jika sepertinya dunia ini menjadi terbalik. Kenangan-kenangan berputar. Ayah, Ibu, mereka seperti berdiri di hadapanku yang tersuruk ke atas aspal. Aku bisa merasakan hangatnya darah mengalir.
Ayah, apakah kita pantas untuk hidup?
Dan kemudian semua menjadi gelap.
                                                             ***
           Peluh memenuhi wajah. Napasku tersengal-sengal, seperti baru saja selamat dari kejaran harimau. Mimpi buruk. Aku baru saja terbangun dari tidurku di atas meja. Di atas lembaran-lembaran tulisan kritikanku untuk Negeri Mimpi ini.
           Lucu sekali, aku bermimpi di dalam hidupku di Negeri Mimpi. Aku melihat foto Ayah dan Ibu di atas meja. Mereka adalah teladanku selama ini. Ibu boleh saja pergi duluan, karena Kanker yang menguasai dirinya, tapi dia yang menjadikanku ada. Begitu Ayah dengan semua hal yang diajarkannya. Aku pun merapikan lembaran itu dan membiarkan judul di lembaran depan begitu jelas terlihat karena pendaran cahaya lampu meja:
                                             Baca. Lihat. Katakan.
                                                     By Alfred
                                                      SELESAI
cerita ini terinspirasi dari lagu Halo Merdeka.
cc: @tumbloggerkita
3 notes · View notes
yuvenil · 8 years
Text
MASIH ADA HARI KEMERDEKAAN (?)
“Hari ini Bu, tepat 17 Agustus, Indonesia lahir 71 tahun yang lalu.” “Ya nak, dan tepat 71 tahun yang lalu Ibu ditinggalkan oleh kakekmu di usia Ibu yang baru beranjak tiga bulan.” Aku tahu, saat itu pasti kakek berjuang demi berteriak merdeka di depan para penjajah. Menyatakan merdeka untuk negara tak semudah sekarang, tapi juga tidak ada yang salah dari mudah dan sulitnya pernyataan, hanya saja, apa masih pantas sekarang kita berteriak merdeka? Rabu pagi, sekolah ramai oleh murid-murid yang menghadiri upacara kemerdekaan. Mereka serentak dengan lantang menyanyikan lagu Hari Kemerdekaan. Beberapa anak ada yang bernyanyi sembari berjongkok menghindari sengatan matahari. Seorang guru menegur anak-anak yang berjongkok itu, katanya. “Hai berdiri, masa begitu saja sudah kepanasan.” Lucu memang, bernyanyi Hari Merdeka dengan kondisi anak-anak yang jongkok karena kepanasan. Tapi apa ada yang salah dengan bocah SD yang sibuk menghindari panas saat upacara saat bernyanyi Hari Merdeka? Kan pada akhirnya terselip kata “Sekali merdeka, tetap merdeka”. Ah, bahkan aku pun tak kuat untuk berdiri lama saat itu. Kota ini semakin panas. Dilewati khatulistiwa enggak, matahari juga sedang tidak di atas kepala. Bertahan demi pengibaran bendera, sejak Ibu Pertiwi melahirkan Indonesia. Kemudian terhenti tepat saat semua sertentak berucap “Kita tetap setia, tetap sedia membela negara kita.” Selesai upacara, mereka segera berlari, ingin cepat sampai di rumah. Seperti biasa di hari kemerdekaan, lomba-lomba selalu di garis depan menyugguhkan segala macam hadiah. Dari gunting kuku sampai buku, dari kuaci sampai panci, dari kolor sampai sepeda motor. Teriak guru meminta tolong untuk menurunkan bendera sebelum mereka pulang. Apalah daya seorang guru kepada anak-anak SD, yang tergila-gila dengan hadiah. Jika, kakek berteriak MERDEKA di depan para penjajah, semoga kita masih pantas berteriak MERDEKA di depan teman sendiri. Biarkanlah bu, pak, kami bebas mengartikan kata MERDEKA untuk bangsa, negeri, dan diri ini. Cc: @tumbloggerkita
17 notes · View notes
yosoft · 8 years
Photo
Tumblr media
Dirgahayu RI 71 #mooiindiecomm #mooidesign #hutindonesia71 #merahputih #merahputihku #instagramer #iphonesia
1 note · View note
capybara-invader · 8 years
Text
Halo-halo Kami Merdeka
Terinspirasi dari lagu “Halo-halo Bandung”
Berapa ratus tahun lalu, dari yang tua dan yang muda beramai-ramai menyusun siasat mengakhiri derita, ingin merdeka dari semua penjajahan ini. Susah payah menjaga tanah nenek sendiri seperti anak yang menjaga ibunya, tidak ingin ibunya terluka. Belanda seperti di pantai tenang-tenang mempersiapkan pasukan untuk menguasai RI.
Belanda, hanya menonton di saat pertarungan yang sangat seru TKR dan Inggris saling berseteru Bandung menjadi seperti ring tinju Dinamit mulai meluncur lurus ingin mengahancurkan, melululantahkan sedatar mungkin yang sasaran utamanya lubuk amunisi.
Lari adalah cara terbaik dari semua ini Jangan sampai harapan tak ada lagi TRI dan masa sengaja membakar rumah dan kotanya sendiri. Kepulan asap menghitamkan langit biru.
“Sekarang telah menjadi lautan api, mari bung rebut kembali”
Telah porak-poranda Bandung yang tenang, ramah, dan sejuk ini. Tak pernah terkira oleh dewa mitologi bahwa tempat yang sejuk ini menjadi lautan api. Bandung menjadi lautan api ingin menjadi biru lagi.
Inilah kami dulu yang ingin merdeka.
Cc : @tumbloggerkita
5 notes · View notes
lestarifebrin · 8 years
Text
Kebebasan dan Kesetiaan
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Seringkali kita meneriakan kata tersebut. Terlebih ketika bulan Agustus datang menghampiri. Ya, sebab pada bulan ini negara kita, Indonesia, merayakan hari jadinya. Merdeka yang berarti bebas, baik dari penghambaan ataupun dari penjajahan merupakan suatu bentuk upaya untuk berdiri sendiri, tanpa ada tuntutan dari pihak manapun. 
Semua negara berhak atas kemerdekaan. Begitu pun dengan Indonesia, 71 tahun silam secara resmi mengikrarkan diri bebas dari segala bentuk penjajahan ataupun tuntutan. Pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan pun tak ternilai harganya. Rasa takut, ragu, cemas semua terhapus sudah pada satu kata, kesetiaan. Setia pada negara. Setia untuk membela bangsa hingga titik darah terakhir.
Setelah 71 tahun berlalu, sudah bukan zamannya lagi untuk menegakkan bambu runcing, mengusir penjajah. Tetapi hal lain yang jauh lebih sulit dan lebih penting dari memeroleh adalah memertahankan. Memertahankan kemerdekaan.
Sekali merdeka tetap merdeka, selama hayat masih di kandung badan
Selama napas masih behembus, selama kaki masih mampu berlari dan selama otak masih mampu untuk berpikir, selama itu pula kesetiaan pada negara akan terus terjaga. Caranya? Jadilah warga negara yang baik dan melakukan terbaik. Tetap ramah, santun, dan selalu berpikir positif. Selalu junjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan cinta akan keragaman bahasa serta budaya.
Dan terakhir, selalu hidup sehat, imbangi aktifitas sehari-hari dengan makanan yang dikonsumsi. Pastikan ‘pasokan’ air putih dalam tubuh pun ikut terjaga. Karena setia membutuhkan tubuh yang ‘sempurna’. 
cc: @tumbloggerkita
7 notes · View notes
tumbloggerkita · 8 years
Photo
Tumblr media
17 Agustus tahun ‘45 itulah Hari Kemerdekaan kita, hari merdeka nusa dan bangsa~
17 Agustus merupakan tanggal dimana Indonesia bangkit menjadi negara yang merdeka. Dan untuk ikut memeriahkan HUT Indonesia yang ke-71 ini, TumbloggerKITA tidak mau kalah meriah dari RT/RW/kelurahan/kecamatan/provinsi teman-teman semua. Maka dari itu, TumbloggerKITA mengadakan LOMBA MENULIS CERITA MERDEKA, dengan ketentuan lomba seperti dibawah ini:
1. Buatlah cerita, MIN 3 paragraf 2. Cerita dibuat berdasarkan lagu ; - Hari Merdeka - Kebyar-kebyar - Halo-halo Bandung 3. Cerita WAJIB karya sendiri dan dilarang untuk melakukan plagiat 4. Post cerita pada kolom TEXT (WAJIB untuk memberikan judul) 5. Pada akhir tulisan, cc ceritamu ke @tumbloggerkita 6. Pada kolom hastag, silahkan beri hastag #tumbloggerkita #merdekabersamakita #HUTIndonesia71 7. Jika sudah selesai, kamu bisa submit ceritamu dimulai dari sekarang hingga tanggal 17 Agustus pukul 00.00 WIB
Pemenang nantinya akan ditentukan oleh KITAOFFICIAL dan tidak ditentukan oleh banyaknya note yang diterima.
Untuk pemenang utama nantinya akan menerima hadiah dari KITAOFFICIAL. Dan untuk 5 cerita terbaik akan direblog oleh akun @tumbloggerkita
Semangat berkarya, KITA dan kalian!
KITAOFFICIAL
Poster ketje by : @budimch
Cc : @curhatmamat @kitajabodetabek @kitajabar @kitajateng @kitajatim @kitasumatera @kitasulawesi @kitakalimantan
75 notes · View notes