Tumgik
#jurnal365
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan: Bekal bagi Para Calon Ibu] Hari ke #317 Judul: Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan Penulis: Dr. Mansur, M.A Penerbit: Mitra Pustaka Tahun Terbit: 2014 Jumlah Halaman: 233 . "Tanggung jawab yang harus dipikul oleh orang tua terhadap anak-anaknya adalah merawat, mendidik anak sejak masih dalam kandungan, dan terutama peran ibu adalah sangat berpengaruh bagi pembentukan generasi Qur'ani yang dilandasi keimanan dan ketakwaan."-halaman 127 . Sebulan terakhir kemarin mencari buku tentang apa yang harus dilakukan perempuan ketika hamil. Sebab, banyak ustadz yang mengatakan bahwa mendidik anak itu dimulai sejak dalam kandungan. Namun, kebanyakan buku parenting yang kutemukan membahas tentang mendidik anak ketika dia sudah terlahir di dunia. Hanya satu buku yang menurutku sesuai dengan yang kucari, yaitu buku Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Awalnya, aku mengira jika buku ini membahas tentang bagaimana mendidik anak ketika masih dalam kandungan, sesuai dengan judul bukunya. Ternyata pikiranku salah, pembahasan di buku ini ternyata lebih dalam. Buku Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan ini membahas berbagai hal tentang "mendidik anak dalam kandungan", baik dari sudut pandang Islam, Biologi maupun Psikologi. Di bab-bab awal buku ini dijelaskan bahwa "mendidik anak dalam kandungan" bukan dilakukan ketika seorang perempuan atau sang istri hamil. Namun, terjadi ketika seorang laki-laki memilih calon pendamping hidupnya, ibu dari calon anak-anaknya kelak. Jadi, seorang laki-laki betul harus mempertimbangkan kualifikasi sang calon istri. Seperti yang sering dibahas dalam buku-buku tentang pernikahan, ada empat kriteria yang harus dilihat seorang laki-laki dalam memilih calon istri. Seperti wajah, harta, keturunan, dan agama. Keempat hal tersebut sangat memengaruhi kualitas sang calon anak. Selain itu, ada juga faktor pendidikan dan lingkungan. Namun, dalam buku ini sendiri, faktor keturunan dan agama menjadi yang terpenting dalam memilih calon istri. Selengkapnya di: http://www.riasrise.com/2018/11/mendidik-anak-sejak-dalam-kandungan.html #jurnal365 #riasrise #317of365 https://www.instagram.com/p/BqO0JIzHbEU/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=12u17j10ylly4
3 notes · View notes
devindaaa · 7 years
Text
Hujan yang turun malam ini mengingatkanku akan percakapan di malam itu, tepatnya ketika kau masih menjadi teman baikku, ketika kau membawaku menuju tempat pemberentian bis menuju rumahku.
Kamu menawariku jas hujan yang kau simpan dalam dashbormu.
Aku menolaknya, sebab aku senang berada di bawah rinainya hujan. Lalu, kau kembali menyimpannya dan membiarkan tubuhmu ikut basah oleh hujan.
Sepanjang perjalanan kau bercerita tentangnya. Tentang peristiwa yang membuatmu sedikit tersipu malu, namun dengan cermat kau ubah menjadi sebuah lelucon yang dapat menyamarkan semu di wajahmu.
Kau tahu? Wajah menjengkelkanmu amat mengagumkan. Dan aku baru menyadari itu setelah sekian lama tak dapat lagi kutemukan wajah itu di sekitarku.
Kau berhasil membuat yang lain ikut tertawa padahal detak jantungmu sedang bertalu-talu, kutahu itu. Kau mengaguminya dan kau pasti merasa gugup ketika yang lain meledek kau dengannya.
Kala itu, ketika motor yang kau kendarai melintasi bangunan berwarna hijau itu, kau mengadu kepadaku. Katanya, ia terlihat cuek dan tak peduli padamu. Aku hanya dapat menganggukkan kepala dan sedikit menguatkanmu bahwa itu perasaanmu saja. Semua itu hanya ketakutanmu saja. Aku hanya dapat mencoba menguatkanmu dengan menjadi pendengarmu. Sampai pada akhirnya kau memutuskan untuk menyerah darinya. Dan memutuskan untuk melupakannya. Kau tahu? Aku sedikit menyayangkan keputusanmu kala itu. Sebab menurutku, wanita itu ingin diperjuangkan dan melihat kesungguhan. Mungkin, kau hanya perlu sedikit berusaha untuk bisa melunakkan hatinya. Namun keputusanmu sepertinya sudah bulat. Aku hanya dapat menyemangatimu agar kau segera mendapatkan hati yang baru. Dan, pada akhirnya kau tiba menurunkanku di jembatan dan aku menghampiri bis yang akan menuju rumahku. Pada saat itu, belum ada kau di lubuk hatiku. Pada saat itu, kau masih menjadi teman baikku.
Kepadamu, ingin sekali kukatakan rindu. Namun sepertinya tak bisa kuungkapkan itu kepadamu. Biarkan hujan yang meluruhkannya. Biarkan aku sendiri mengenangnya. Ternyata kebersamaan sebelum adanya rasa itu amat menyenangkan, ya. Jika boleh, aku ingin menjadi seperti dulu. Menjadi teman baik yang hampir selalu bertukar cerita. Teruntukmu, teman baikku.
Jakarta, 5 Januari 2018
41 notes · View notes
rekaluang · 3 years
Text
Arisan Pertemuan
Jika ada 10 hal paling berharga di dunia ini, hubungan pertemanan akan hadir di salah satunya. Di antara kehidupan yang penuh dengan sendirian, hadirnya pertemanan adalah anugerah Tuhan paling berharga.
Tentu ini di luar pertemanan toxic dan fake seperti istilahnya anak sekarang. Atau pertemanan yang justru membuat kondisi terpuruk dengan segala drama buruknya. Tidak menyangsikan tapi kondisi ini ada dan potensial menjangkit kita semua.
Tetapi pertemanan yang sehat perlu dijaga. Di antara garis Tuhan yang mempertemukan kita pada banyak hal, pertemuan dengan teman yang asik dan baik serta bisa diajak growth bareng adalah keniscayaan. Syukurlah saya hidup di lingkaran itu, memiliki banyak teman dan hubungan pertemanan yang enak dijalani dan perlu. Widiihh taglinenya Tempo wkwk.
Saya rindu sekali dengan kawan-kawan ini. Ingin punya banyak waktu dan kegiatan dengan mereka, seperti dulu di kala kehidupan hanya berisi haha-hihi dan hora-hore. Permasalahan selesai dengan segelas kopi di tongkrongan, tekanan hidup dilahap canda tawa, bayangan suram masa depan ditunda oleh keriangan bersama.
Saya tahu itu fana, saya tahu bahwa itu hanya menunda kekalahan, saya juga tahu bahwa realitas tidak bisa selamanya dipaksakan di titik itu. Tapi hidup juga tidak selayaknya dipisahkan seluruhnya oleh tongkrongan dan sedikit rasan-rasan.
Rasan-rasannya juga kepada banyak hal; perkembangan teknologi, sejarah pemikiran, issue belakangan, sampai arah pembangunan. Saya tahu itu semua bullshit, saya tahu juga bahwa sepulang dari sana kita tidur dan lupa, juga manfaatnya tak ada. Tapi apa hidup seluruhnya harus berisi manfaat? Tidak bolehkah sesekali cukup diisi gelak tawa dan cerita-cerita?
Btw, rasan-rasannya juga tidak seserius itu, paling yang ndakik-ndakik itu hanya 10%, yang lainnya bercerita soal kisah cinta dan ketakutan di depan apa saja. Widiih kalau kaya gini backsongnya pakai lagunya Iksan Skuter- Rindu Sahabat.
Saya tidak tau apakah saya nantinya akan ditinggalkan, tapi yang saya tahu saya tidak akan meninggalkan. Sekarang pertanyaannya, bagaimana caranya agar pertemanan ini tetap terjaga?
Nah punya ide nih saya. Tulis nama teman2 kita yang ingin sekali kita datangi dan ajak nongkrong, tulis di kertas kecil satu persatu, lipat atau gulung kertasbya, taruh ditoples, setiap sebulan sekali seperti arisan dikeluarkan satu atau dua kertas dari toples, siapa saja namanya yang tertulis, akan menghubunginya untuk sekedar diajak ngobrol atau kakau bisa meetup.
Asik tidak? Wes gitu saja yoook
42/365-2022
11 Februari 2022
#Jurnal365
2 notes · View notes
putrisyahfitree · 7 years
Photo
Tumblr media
@putrisyahfitree #jurnal365 #jurnal2017 #039… . .[ TIRULAH MENTARI] . . . Kau sendirian? Sama. Mentari pun sendirian. Namun apa yang dia lakukan? Dia tetap bersinar. Menyinari seantero negeri. . . Kau ingin pergi? Sama. Mentari pun punya masa untuk pergi kemudian kembali. Namun apa yang dia lakukan? Apakah dia menyelonong pergi saja? Tidak. Mentari juga berpamit. Bukan sekedar pamitan tapi sebuah panggilan untuk kerinduan. . Seperti mentari yang menghangatkan. Bisakah kau menirunya? Setidaknya melelehkan kebekuan hati yang telah lama. . Seperti mentari yang menyinarkan hingga sirna kegelapan. Bisakah kau menirunya?. Setidaknya menerangkan gemerlap langkah yang haus dunia semata. . Tirulah mentari dengan hangatnya dengan sinarnya dengan jingganya dengan manisnya pamitan olehnya dengan kisah kesendiriannya yang tak membuatnya berhenti menyinari. . Tirulah ketangguhannya. Tirulah kesetiaannya. Tirulah betapa ia mencintai rembulan meski pertemuan mereka bisa di hitung jari. . . . Medan | Putri Syahfitri 26 Maret 2017 M 27 Jumadil Akhir1438 H . • tree • . . #beranihijrah #senja #dermaga #baperpositif #tumblr #mahasiswamedan #mentari (di Medan, Indonesia)
0 notes
sesapsepi · 8 years
Text
Notes 365: Hari 27
Kadang hal paling pahit yang kita alami memberikan satu pelajaran yang paling manis untuk kedepannya. Mungkin saja pelajaran itu takkan ada jika kita melaluinya dengan hal yang manis. Jadi, bersyukurlah. #Jurnal365
0 notes
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Terkadang Kita] Hari ke #360 Terkadang kita hanya ingin pintar, tetapi enggan untuk belajar. Terkadang kita hanya ingin gemar membaca buku, tetapi menyentuh buku saja enggan. Terkadang kita hanya ingin sukses, tetapi yang kita lakukan hanya berdiam diri tanpa usaha. Terkadang kita tahu kalau ilmu agama yang dimiliki sangatlah kurang, tetapi kita enggan datang ke majelis ilmu. Terkadang kita tahu kalau akhlak yang dimiliki masih kurang baik, tetapi kita enggan bergerak dari "zona nyaman". Terkadang kita tahu kalau salat wajib masih telat, salat sunah masih urung, tetapi kita enggan untuk memperbaikinya. Terkadang kita tahu bacaan Alquran kita salah, tetapi kita enggan untuk mempelajari makharijul huruf yang benar seperti apa. Terkadang kita ingin ini, ingin itu, tetapi tidak ada usaha yang kita lakukan. Hanya ingin, tetapi tidak mau mengusahakannya. #jurnal365 #riasrise #360of365 https://www.instagram.com/p/Br9_XYPHvj2/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=yabph00r0fmy
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Mengunjungi Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan] Hari ke #357 Kemarin siang, usai bertandang ke Perpustakaan Mesjid Gedhe Kauman, aku dan Mas--yang kemarin ikut menemaniku di perpustakaan--mampir ke Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan. Sekian lama setelah mendengar tempat tersebut dari Mas, akhirnya kami dapat pergi ke sana. Melihat langsung Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan, aku jadi teringat film Sang Penakluk. Di film tersebut Langgar Kidoel K.H. Ahmad Dahlan menjadi cikal bakal berdirinya sekolah dan organisasi Muhammadiyah. K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang pembaharu Islam, yang begitu semangat untuk meluruskan ajaran Islam yang saat itu sesat. Sebab, saat itu masyarakat setempat masih percaya dengan adanya takhayul, bidah, dan khurafat. Berbekal ilmu agama yang didapatnya dari Mekah, Beliau mulai mendakwahi masyarakat setempat. Berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya, dari satu orang ke orang lainnya. Selain mendakwahi masyarakat setempat yang telah berumur, Beliau juga berdakwah kepada anak-anak. Caranya dengan mendirikan sekolah. Sebelumnya Beliau memang sudah mengajar agama kepada anak-anak dan pemuda setempat. Namun, sepulang dari Mekah, Beliau menemukan ide bahwa anak-anak dan pemuda seharusnya tidak hanya diberikan pelajaran agama, tetapi juga pelajaran umum. Akhirnya, Beliau belajar dari Boedi Oetomo tentang cara mendirikan sekolah yang modern. Beliau pun menjual barang-barang berharganya untuk membeli keperluan mendirikan sekolah. Berkat modal dan tenaga yang dikerahkan Beliau dan para pemuda yang setia mendampingi Beliau, lahirlah sebuah sekolah kecil yang terletak di Langgar Kidoel. Metode yang menyenangkan membuat anak-anak merasa senang belajar bersama mereka. Sayangnya metode belajar yang diterapkan mereka dengan papan tulis dan meja dianggap sesat oleh masyarakat setempat. Sebab, metode tersebut biasanya diterapkan oleh orang-orang Barat. Ketidaksukaan masyarakat setempat terhadap metode yang mereka terapkan berbuntut pada dirubuhkannya Langgar Kidoel. Selengkapnya di: http://www.riasrise.com/2018/12/mengunjungi-langgar-kidoel-kh-ahmad.html #jurnal365 #riasrise #357of365 https://www.instagram.com/p/Br7HB_xn0Ew/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=fu7ss85a2cm2
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Sebuah Notula: Sepuluh Rumus Cerdas Menghadapi Kesulitan Dunia] Hari ke #352 Sekitar dua hari lalu, Ibu mengajakku dan Mas untuk datang ke kajian rutin bulanan yang ada di masjid dekat rumah. Tema kajiannya ternyata cukup menarik, yaitu tentang rumus cerdas menghadapi kesulitan dunia. Setidaknya ada sepuluh poin penting yang dicetuskan oleh dr. Umar Al-Muqbil yang disampaikan oleh pengisi kajian sore itu. Pertama, meyakini bahwa kita tidak hidup sendirian. Sebab ada orang-orang terdekat yang ada di samping kita, yang akan ringan tangan membantu kita. Dan tentu, akan selalu ada Allah yang akan menolong kita, meski tiada orang yang mau menolong. Kedua, Allah tidak akan mendatangkan sesuatu kecuali ada hikmahnya. Ketiga, meyakini bahwa yang mendatangkan manfaat dan menolak mudarat adalah Allah. Jadi, kita tidak boleh bergantung kepada selain Allah. Keempat, apa yang Allah tetapkan tidak menimpa kita, tentu tidak akan menimpa kita, pun sebaliknya. Sebab Allah sudah membuat takdir manusia 57 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Apa yang terjadi itu memang sudah takdir Allah. Jadi, kita harus rela dengan takdir tersebut. Kelima, pahami hakikat dunia, maka kita akan mengenalinya. Keenam, berprasangka baiklah kepada Tuhan. Kita harus berprasangka baik terhadap apapun yang Allah takdirkan kepada kita. Misalnya, meyakini bahwa yang mendatangkan sakit dan kesembuhan itu Allah. Jadi, kita tidak akan mengeluh ketika sakit itu datang. Dampaknya kita akan mendapat pahala dan diampuni dosanya. Sebab, sakit itu merupakan ujian keimanan. Menguji seberapa kita dapat bersabar, menguji seberapa kita mendekat kepada-Nya. Sebaliknya, ketika berprasangka buruk, tentu akan menimbulkan magnet negatif atau energi negatif. Seperti ketika sedang diliputi emosi negatif--seperti marah--maka energi negatif akan muncul. Jika sudah begitu, maka untuk mengatasinya adalah dengan beristighfar. Selengkapnya di: http://www.riasrise.com/2018/12/sebuah-notula-sepuluh-rumus-cerdas.html #jurnal365 #riasrise #352of365 https://www.instagram.com/p/Brv_uo-H83V/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=x80gxv1uhbcr
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Lihatlah Harimu] Hari ke #347 Lihatlah pagimu. Apakah kamu terbangun saat malam masih gulita? Atau justru terbangun saat sang surya akan memancarkan sinarnya? Apakah kamu masih dapat menikmati sepertiga malammu? Atau justru tetap terlelap tatkala adzan Subuh berkumandang? Apakah kamu menghabiskan pagi dengan tergesa-gesa, hingga lupa untuk memberikan hak sarapan kepada tubuh? Apakah kita sudah meniatkan apapun yang dilakukan seharian ini sebagai ibadah kepada-Nya? Lihatlah siangmu. Apakah kamu makan hingga kekenyangan padahal Rasulullah mengajarkan untuk berhenti makan sebelum kenyang? Apakah hanya meringkuk di kasur menghabiskan siang? Ataukah justru meringkuk di meja kuliah tatkala dosen sedang menerangkan, meringkuk di meja kantor tatkala berbagai tugas masih menumpuk? Apakah hanya keluhan yang kamu ucap karena begitu teriknya sang surya? Lihatlah soremu. Apakah kamu masih meringkuk di kasur? Terlelap hingga di penghujung waktu Ashar? Apakah kamu begitu sabar menghadapi kemacetan sore? Ataukah justru mengeluh sepanjang jalan, mengklakson pengendara lainnya, tidak sabaran untuk lepas dari kemacetan? Lihatlah malammu. Apa yang kamu lakukan ketika malam telah tiba? Apakah berkumpul bersama keluarga? Apakah berkutat dengan beragam tugas, tugas, dan tugas hingga menzalimi tubuh untuk beristirahat? Apakah kamu menghabiskan malam bersama kawan-kawan, berbincang dan bergosip ria hingga tak terasa hari akan segera berganti? Ataukah kamu menghabiskan malam dengan membuka Instagram, Twitter, WhatsApp, YouTube hingga tak terasa malam telah larut? Lihatlah hari-harimu. Apakah sudah kamu gunakan untuk hal-hal bermanfaat? Ataukah kamu hanya membuang-buang waktu secara percuma? #jurnal365 #riasrise #347of365 https://www.instagram.com/p/BrhYIkvHInH/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=7cu1le7t9cxd
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Inspirasi dari Rumah Cahaya: Membentuk Generasi yang Lebih Baik] Hari ke #336 Judul: Inspirasi dari Rumah Cahaya Penulis: Budi Ashari, Lc Penerbit: Pustaka Nabawiyyah Tahun Terbit: 2015 Edisi: Cetakan keenam Jumlah Halaman: 176 "Rumah tangga ibarat sebuah kendaraan. Ia digunakan untuk menempuh sebuah perjalanan. Seluruh anggota keluarga adalah ibarat penumpang dengan perannya masing-masing. 'Penumpang ayah dan ibu' ibarat nakhoda dan navigatornya." (Halaman 3) Sekitar sebulan yang lalu, tiba-tiba Mas menyuruhku membaca sebuah buku milikinya. Sebuah buku berjudul Inspirasi dari Rumah Cahaya yang ditulis oleh ustadz favoritnya Mas, Ustadz Budi Ashari. Mas juga mewantiku untuk tidak boleh membaca buku lain sebelum buku tersebut selesai kubaca. Meski, pada akhirnya, di tengah membaca buku tersebut, ada beberapa buku lain yang juga kubaca. Kali pertama membaca judulnya, "Rumah Cahaya", aku sudah menerka jika buku ini membahas seputar pernikahan, keluarga, kerumahtanggaan. Sebab, judul buku-buku berbau kerumahtanggaan biasanya mengandung unsur "rumah". Namun, semakin lama kubaca, buku ini tidak secara khusus membahas tentang pernikahan. Justru lebih membahas parenting atau pengasuhan yang seharusnya diterapkan dalam keluarga muslim. Buku Inspirasi dari Rumah Cahaya terdiri dari sembilan bab. Bab pertama membahas tentang visi keluarga muslim. Bab kedua dan ketiga membahas tentang melahirkan generasi penegak khilafah dan pembuka Roma. Bab keempat membahas tentang apa saja yang dapat menyebabkan padamnya cahaya keluarga. Bab kelima membahas tentang inspirasi dari Surat At-Tahrim, bahwa suami dan istri harus sinkron atau satu kufu dan satu visi. Bab keenam membahas tentang persiapan dalam menghadapi turbulensi keluarga. Bab ketujuh membahas tentang kesalehan orang tua. Lalu bab kedelapan dan kesembilan membahas tentang pengasuhan di keluarga Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Selengkapnya di: http://www.riasrise.com/2018/12/inspirasi-dari-rumah-cahaya-membentuk.html #jurnal365 #riasrise #336of365 https://www.instagram.com/p/Bq4hWxYHC2W/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=11zd7mrv8m8v3
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Menulis dan Memilah Tulisan] Hari ke #330 Ada seseorang yang pernah bertanya kepadaku di media perpesanan, tentang kenapa aku mempublikasikan cerita keseharianku di blog, bukan di buku harian. Membaca pertanyaan itu, aku jadi teringat kalau sewaktu sekolah dasar dulu pernah memiliki buku harian. Biasanya aku menulis seluruh perasaanku di situ. Hingga akhirnya di masa putih-biru internet sedang marak-maraknya, sudah mulai mudah untuk mengakses internet, aku pun beralih ke blog. Awal memiliki blog aku seperti menulis di buku harian biasa, menulis apapun yang kurasakan. Dan saat itu belum mampu menyaring mana yang boleh kupublikasikan, mana yang tidak. Seiring berjalannya waktu, semakin seringnya menulis dan mendapat ilmu di komunitas atau organisasi kepenulisan, pun kelas kepenulisan lainnya, caraku dalam menuliskan perasaan pun sudah mulai berubah. Sudah dapat menata kalimat dengan cukup baik dibanding saat aku menulis di buku harian atau di blog. Salah satu kelas kepenulisan yang paling berkesan yaitu kelas kepenulisan yang diisi oleh Ustadz Cahyadi Takariawan. Di situ Beliau mengatakan kalau semua yang kita rasakan bisa kita tulis. Namun, tidak semua yang kita tulis, harus dipublikasikan. Semenjak itu, aku jadi semakin memilah-milah apa yang akan kutulis dan kupublikasikan, atau mana yang sekadar kutulis. Sebab, ada hal-hal yang menjadi aib kita, aib keluarga kita sehingga tidak boleh diketahui orang lain. Pun semakin banyak buku yang kubaca, semakin banyak kajian yang kudengar atau kudatangi, perlahan mulai banyak yang kuketahui dan semakin kupelajari. Ternyata, hal tersebut memengaruhi isi tulisan. Sekarang aku mencoba menulis cerita keseharian yang kualami dan kuambil hikmahnya lalu kukaitkan dengan ilmu agama yang kuketahui. #jurnal365 #riasrise #330of365 https://www.instagram.com/p/BquHRCvn8Gl/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1vyg89yuer01t
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Berita Lelayu] Hari ke #278 "Ingkang ketimbalan sowan..." Sebuah kalimat duka yang biasanya terdengar dari arah masjid dekat kontrakan. Entah berapa kali kudengar berita duka seperti itu. Mungkin setiap hari, setidaknya ada satu kabar duka yang terdengar dari toa masjid. Mengawalinya dengan salam, kemudian berita duka itu pun meluncur. Berbagai rasa berpadu satu ketika mendengarnya. Jerih, ngeri, takut, pedih, sekaligus merinding. Merinding karena menyadari bahwa setiap harinya, bahkan setiap waktu, ada satu ruh yang dicabut dari jasadnya. Sewaktu-waktu, tanpa diduga, dapat dialami siapapun. Pun takut jika namaku yang dikumandangkan oleh sang takmir ketika diri ini belum siap kembali kepada-Nya. #jurnal365 #riasrise #278of365 https://www.instagram.com/p/BokoVJpAyIo/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=50p2pds7b20b
2 notes · View notes
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Sekumpulan Hikmah dari Ustadz Abdul Somad] Hari ke #299 "Hidup ini seperti bahtera di lautan. Di atas ombak ada ombak kencang yang menghadang. Dari bawah ada batu karang yang besar. Tak ada yang bisa menguatkan hidup ini, kecuali Allah Ta'ala."-Ustadz Abdul Somad Sama seperti judulnya, komik ini bercerita tentang Ustadz Abdul Somad. Tepatnya tentang beberapa penggalan ceramah dan perjalanan singkat hidup Beliau. Salah satu kisah menarik dalam komik ini yaitu tentang anak-anak yang berada di masjid. Seingatku ada dua kisah serupa dalam komik ini. Dalam kisah tersebut ada seorang takmir masjid yang kesal dengan anak-anak yang berlarian di dalam masjid. Ketika Ustadz Abdul Somad melihat kejadian tersebut, Beliau menegur sang takmir agar tidak memarahi anak-anak tersebut. Sebab, 10-20 tahun lagi merekalah yang akan meramaikan masjid. Untuk itu, harus disyukuri ketika ada anak-anak dalam masjid. Setelahnya, Beliau menegur anak-anak tersebut untuk tidak berlarian ketika sedang ada salat berjamaah. Membaca kisah tersebut aku mengangguk setuju. Meski terkadang aku pun sempat kesal jika ada anak-anak yang ramai di masjid. Setelah membaca kisah tersebut aku jadi tersadar bahwa kalau sedari kecil anak tidak dikenalkan dengan masjid, ketika dia beranjak remaja atau dewasa, kemungkinan besar dia akan asing dengan masjid. Namun, ketika kita ingin mengenalkan anak dengan masjid, kita pun harus memberi arahan kepada anak untuk tidak melakukan hal-hal tertentu di masjid. Seperti berlarian atau mengganggu jamaah ketika sedang salat. Selain kisah tersebut, ada kisah-kisah lainnya yang menarik untuk dibaca. Dan tentunya banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah-kisah tersebut. Apalagi kisah-kisah tersebut dituangkan ke dalam bentuk gambar sehingga membuat pembaca tidak bosan dan mudah mencernanya. #jurnal365 #riasrise #299of365 https://www.instagram.com/p/BpkHRLWHizM/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=dinqarmebyc2
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Refleksi Tentang Takwa] Hari ke #295 "Jangan-jangan, kita hanya merasa bertakwa ketika di masjid, hanya ketika dalam jamaah," ujar sang ustadz membuka pengajian sekolahnya Mas tadi pagi. Seketika membuatku berkaca dan tertampar. Bahwa jangan-jangan aku termasuk orang yang seperti itu. Dari kalimat pembuka tersebut sang ustadz ingin mengajak kami yang hadir tentang takwa. Seperti dalam surat Ali Imran ayat 102 bahwa sebagai seorang yang beriman, kita harus bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Jangan hanya ketika sedang dalam majelis. Jangan hanya ketika berada di masjid. Jangan hanya ketika sedang berjamaah. Ketika kita bertakwa kepada Allah, ada manfaat-manfaat yang akan kita rasakan. Salah satunya Allah akan memberikan solusi dari masalah yang sedang kita hadapi. Allah akan mempermudah segala urusan, selama kita bertakwa kepada-Nya. Sebab itu merupakan janji Allah kepada hamba-Nya yang taat. Selain itu, kita juga diperintah Allah untuk menjaga keimanan dalam setiap kondisi. Jangan terlena oleh urusan dunia semata. Pun jangan menggadaikan agama untuk urusan dunia. Sebab, dunia ini hanyalah sementara. #jurnal365 #riasrise #295of365 https://www.instagram.com/p/Bpe6w7gHgDx/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1vmi2wxdheenh
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Waktu Luang] Hari ke #293 Salah satu nikmat yang sering kita lupakan yaitu nikmat waktu luang. Meski begitu, kita tetap bersantai-santai ketika waktu luang datang. Padahal tugas-tugas belum terselesaikan. Padahal ide-ide belum tertulis. Padahal ada ibadah yang belum tertunaikan. Mungkin, karena kita merasa, ketika waktu luang itu datang, kita memiliki waktu yang banyak. Mungkin, karena merasa telah melakukan banyak hal sehingga ketika waktu luang itu datang, kita justru melampiaskannya dengan melakukan hal-hal lainnya. Padahal waktu setiap orang itu sama, 24 jam dalam sehari. Namun, orang lain memanfaatkan waktunya dengan baik, sementara kita melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Hal-hal yang bukan prioritas untuk dikerjakan. Mungkin juga, karena kita sering mengeluhkan sedikitnya waktu yang kita miliki sementara tuga yang harus dilakukan lebih banyak. Dan sepertinya poin kedua dan ketiga ini yang sering melanda diriku. Mungkin, tanpa disadari aku sering mengeluh kepada diri sendiri. Mengeluh memiliki waktu yang sedikit tetapi tugas yang harus diselesaikan lebih banyak. Sehingga banyak hal yang tidak kukerjakan. Selain itu, di sisi lain merasa telah melakukan banyak hal sehingga ketika sedikit waktu luang datang, aku justru melakukan hal yang kurang bermanfaat. Mungkin karena merasa itu reward yang berhak kudapat. Padahal, ada hobi menulis yang harus kukerjakan. Salah satu cara untuk mengatasi kebiasaan menyia-nyiakan waktu luang yaitu dengan menulis--tidak harus tertulis--apa yang menjadi prioritas untuk dikerjakan setiap harinya. Setelah itu gunakan waktu seefektif mungkin untuk melakukan hal tersebut. Tidak disambi dengan hal-hal lain yang mungkin akan mendistraksi kita. Dan ketika prioritas kita sudah selesai dikerjakan, barulah kita boleh mengizinkan diri untuk melakukan hal-hal "kurang bermanfaat" tersebut. #jurnal365 #riasrise #293of365 https://www.instagram.com/p/Bpb9y2QnQCy/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=zdwr9kn6m5g2
1 note · View note
letsrunning · 6 years
Photo
Tumblr media
[Langit Biru] #Hari ke #258 Selayaknya langit biru yang terbentang di angkasa. Seharusnya pikiran kita pun seperti itu. Lapang. Tidak ber-suudzon terhadap suatu keadaan. Tidak ber-suudzon terhadap perilaku seseorang kepada kita. Sebab, bisa saja kita yang salah mengintepretasikannya. Telanjur bepikiran negatif lebih dulu. Selayaknya langit biru yang terbentang di angkasa. Seharusnya hati kita pun seperti itu. Lapang. Tidak mudah sensitif terhadap suatu keadaan. Tidak mudah sensitif terhadap perilaku dan perkataan seseorang kepada kita. Sebab, bisa saja kita yang salah merasakannya. Telanjur merasakan hal negatif lebih dulu. Selapang langit biru yang terbentang di angkasa. Seharusnya hati kita pun seperti itu. Mudah bersabar. Mudah mengikhlaskan. Mudah memaafkan. #jurnal365 #riasrise #258of365 https://www.instagram.com/p/BnxAEMyBmfl/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=k70c2h6sbueq
2 notes · View notes