Tumgik
#kontrakan luas
sarasastra · 1 month
Text
Tumblr media
“Rumah Kuning” —begitu anakku menyebut rumah baru kami.
Memang, rumah yang baru kami sewa ini dominan warna kuning. Cukup cerah dan vibrant untuk ditangkap oleh mata anak 2 tahun. Ia menamai sesuai dengan kesan pertama yang dilihatnya.
Btw, ini rumah ke-4 yang keluarga kami sewa selama jalan tahun ke-4 pernikahan. Kalau kamu sedikit penasaran, bagaimana sih cara kami mencari rumah? Kali ini akan kucoba beritahu ya.
Pertama-tama, kunjungi beberapa website atau platform yang biasa menyediakan info soal rumah kontrakan/rumah sewaan.
Saya biasa mencari di sini:
1. OLX
2. Facebook, khususnya di grup/komunitas info soal kontrakan rumah di daerah yang mau dituju.
3. Rumah123.com
4. Lamudi
5. 99.co
6. Informasi dari teman
7. Hunting langsung ke lokasi incaran untuk menemukan rumah bertuliskan “DIKONTRAKKAN/DISEWAKAN”
Beberapa platform di atas, perlu pencarian dan kata kunci yang spesifik agar lebih memudahkan kita mencari rumah yang sesuai dengan keinginan.
Semisal,
Di OLX, gunakan fitur filter untuk pencarian “properti yang disewakan”.
- Tentukan lokasi kecamatan rumah hunian yang kita target
- Tuliskan range harga rumah sewaan yang kita incar. Mulai dari batas bawah hingga batas atasnya. Misal batas bawah, 10 jt. Batas atas 40 jt. Untuk jauh lebih memudahkan lagi, dipersedikit range-nya.
Sebagai contoh kalau kita punya budget rumahnya 20-25 jt/tahun, maka cari kisaran batas bawah 15 jt dan batas atasnya 25 jt. Nanti akan keluar opsi yang memuat informasi harga diatas.
- Masukkan kategori yang sesuai, seperti rumah atau apartemen? Kalau saya, biasa klik opsi rumah saja. Karena saya ngga cari apartemen.
- Kalau diperlukan, tambahkan sortiran lain semisal tipe sertifikat rumah, mau SHM atau HGB. Jumlah kamar tidur, kamar mandi, luas tanah dsb. Tapi biasanya saya ngga mengutamakan itu, jadi di skip aja.
-Kalau sudah menemukan calon/kandidat rumah, maka saya hubungi pemilik rumah melalui chat di aplikasi olx atau ngga saya hubungi via WA (kalau di ownernya mencantumkan no telp). Biasanya lebih fast respon.
- Disana saya tanya-tanya dulu terkait rumahnya, kemudian menentukan jadwal untuk survei kalau dirasa cocok secara jawaban dan foto-foto rumahnya.
Kalau sudah oke setelah survei/visit lokasi rumahnya, ada negosiasi dulu biasanya.
Dan kalau sudah fix mau ambil, kami janjian untuk bertemu secara offline untuk membayar DP rumah atau bayar full sekaligus diawal (ada kwitansinya).
- Dengan catatan, ada surat perjanjian yang mengikat kita dan pihak pemilik rumah supaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dimasa depan nanti.
Nah kalau mencari via grup facebook, sebelumnya kita perlu join dulu grupnya. Biasanya suka ada kata kunci/nama grup dengan spesifikasi khusus.
Semisal “Info Kontrakan Tangerang Kota” atau yang memuat area/daerah/kecamatan tertentu. Kita pilih saja.
Lalu ada 2 cara lainnya, yakni dengan berselancar di grup tersebut untuk mencari info rumah kontrakan. Atau, kita membuat postingan pencarian rumah dengan menuliskan spesifikasi rumah yang kita cari.
Nanti, akan ada orang-orang yang berkomentar, membalas dan memberi info penawaran. Tinggal kita filter saja mana yang sesuai, kalau ada yang cocok tinggal hubungi pemilik iklannya/pemilik rumahnya.
Kalau mengandalkan update-an postingan orang lain soal iklan sewa rumah, bisa-bisa aja sih cuman akan butuh waktu. Karena tiap hari pasti ada info baru, jadi perlu kita pantengin dan cek secara berkala. Di OLX juga begitu sih, perlu cek tiap beberapa hari sekali barangkali ada postingan terbaru.
Enaknya kalau cari rumah kontrakkan/sewa di grup fb, range harganya bisa jauh lebih beragam. Kalau misal kita lagi cari rumah yang bulanan, biasanya selalu ada. Atau yang per 3 bulan juga ada. Per 6 bulan juga ada. Apalagi yang pertahun.
Namun, yang bayar bulanan biasanya rumah kontrakan petakan. Kalau rumah satuan biasanya para pemilik inginnya disewakan tahunan. Jadi cara pembayarannya juga sudah berbeda.
Ngontrak rumah itu; ada yang low commitment, ada yang high commitment. Rumah sewa tahunan biasanya high commitment, karena kita bayar semuanya sejak awal untuk satu tahun kedepan. Jadi butuh surat perjanjian, negonya lebih rinci, dlsb yang sifatnya mengikat.
Ada pemilik rumah yang minta deposit, ada juga yang tidak. Kalau kami, kebetulan kami bernegosiasi untuk tidak ada deposit. Karena dalam Islam, deposit itu haram. Kami ngga mau itu.
Alhasil, sebagai gantinya jika ada kerusakan dalam masa sewa 1 tahun ini, kami yang akan menanggung biaya pemeliharaannya. Dan pemilik rumah pun akhirnya setuju :) win-win solution, hehe
Rumah sewa pertama kami di Bandung, saya menemukan infonya dari OLX. Kalau rumah kedua di Tangerang, saya dapat infonya dari grup fb. Rumah ketiga dan keempat (saat ini), dapat infonya dari OLX.
Jadi sebetulnya 2 platform ini berjasa besar untuk membantu saya mencari informasi soal rumah sewaan. Sisa platform dan cara lainnya, kebetulan belum “berhasil” saja.
Meski dapat info rumah via online, jangan lupa untuk tetap berhati-hati. Sebab rawan terjadi penipuan juga.
Perlu ketelitian dan jangan mudah bertransaksi tanpa cek & recheck terlebih dahulu. Kalau cara kami, kami ngga akan bertransaksi kalau ngga ketemu orangnya secara langsung dan harus berlokasi di rumah yang akan kami tinggali.
Sebagai catatan akhir:
Sebelum mencari rumah hunian, meski rumah ngontrak/sewa, jangan lupa untuk menyiapkan budget sesuai kemampuan dan menentukan kriteria rumahnya.
Misal, kalau saya:
1. Punya bukaan cahaya yang bagus (punya cukup banyak jendela).
2. Ventilasi udara bagus, ada cross-ventilation dari depan kebelakang.
3. Kamar mandi punya exhaust.
4. Minimal 3 kamar tidur.
5. Cukup luas, ngga sempit, banyak ruang untuk bergerak.
6. Halaman depan cukup luas untuk parkir motor, mobil, sepeda dan jemuran. Jangan sampai parkir mobil dijalan umum, karena akan menganggu.
7. Kualitas bangunan harus oke/kokoh, ngga ada bocor-bocor yang krusial.
8. Sudah ada AC minimal 2 unit.
9. Dekat dengan masjid/mushola dan pasar.
10. Kapasitas listriknya minimal 2200 watt.
Terkesan terlalu detail ya? Hehe. Wajar, karena kami bertiga stay di rumah terus hampir 24 jam. Jadi rumah haruslah dibuat nyaman dan aman.
Bagaimana kalau ada kriteria yang tidak terpenuhi?
Jawabannya, tentukan bagian mana yang mau kita ambil risikonya. Bagian mana yang kita mau berkompromi di sana. Karena bagaimanapun, tidak ada rumah yang 100% sesuai keinginan kita. Pasti ada sisi tidak sempurnanya, pasti punya minusnya. Pilih mana yang kita bisa terima.
Jangan terpaksa diambil kalau ngga cocok, selama masih ada waktu, cari lagi sampai ketemu. Jangan lupa juga libatkan Allah. Minta Allah tunjukkan dan berikan rumah terbaik untuk keluarga kita. Rumah yang Allah akan ridha kita beraktivitas dan beribadah di sana sehari-hari.
Semoga bertemu rumah sewa impiannya ya :)
Tangerang, 15 Mei 2024 | 06.58 WIB
22 notes · View notes
yaninurhidayati · 1 year
Text
Tumblr media
Jika dirasa-rasa, kehidupan ini lucu juga. Kita yang membuat ekspektasi, ketika tidak tercapai kita marah-marah. Lalu, menyalahkan diri sendiri. Padahal hasil bukanlah kendali kita. Barangkali ekspektasi kita yang terlalu tinggi, belum tersupport oleh kapasitas diri kita yang masih terlalu rendah. Aku jadi teringat dengan sebuah ayat Al Qur’an yang mengatakan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, 'kami telah beriman' TANPA diuji?!...” Apakah setelah menetapkan ekspetasi, tidak akan ada ujian untuk mengetahui kesungguhan diri untuk mencapainya? Sesuatu yang barangkali selalu ingin dihindari manusia, UJIAN.
Ada hal yang yang pernah terpikir olehku, membayangkannya akan menjadi hal yang menyenangkan jika aku benar-benar berada pada situasi itu. Namun, nyatanya di hari ke-100 aku menjalaninya, mungkin masih hitungan jari aku benar-benar menjalani peran ini dengan bahagia.
Suara riuh anak-anak terdengar hingga dalam rumah. Teriakan goal sesekali terdengar, membuatku ingin sekali segera menontonnya seperti hari-hari sebelumnya. Tinggal sedikit lagi apa yang aku masak siap disajikan di atas meja makan. Menu nutrisi penting untuk tubuh jompo kami, jangan sop. Kuah telah mendidih sempurna, rasa sudah pas, dan wortel sudah cukup empuk untuk digigit. Kumatikan kompor, kuambil eros, kugayung jangan sop beserta isinya dari panci ke mangkok. Kubawa menu terakhir ke atas meja. Voila! Makan malam sudah siap, waktunya bersantai sejenak menonton pertandingan anak-anak di depan rumah.
Tanah luas itu tepat berada di depan rumah kontrakan. Satu-satunya tanah yang paling luas yang ada di perumahan ini. Tanah yang seringkali dijadikan tempat tanding bola, badminton outdoor, sampai acara nikahan tetangga. Fasum serbaguna tempat menjalin silaturahmi antar tetangga, juga tempat berita terbaru dengan cepat menyebar.
“Tante Rayya!!!” suara pertama yang kudengar saat membuka pintu pagar rumah. Mbak Anggun melambaikan tangan si bungsu ke arahku. Kubalas dengan lambaian tangan paling tinggi dan senyum seriang mungkin. Kuberjalan menuju mereka dan membiarkan pintu pagar terbuka sedikit. Kugerak-gerakkan jari jemariku, membuat pertunjukkan sederhana yang membuat si bungsu tertawa riang. Dia mengangkat tangannya seakan-akan memberitahu bahwa aku pengen digendong tante Rayya. Kusambut tangan itu, lalu kugendong putri kecil yang baru berusia enam-belas bulan itu.
“Kok telat, dhek?” tanya mbak Anggun ketika mengalihkan si bungsu kepadaku.
“Iya, mbak. Menu makan malam kali ini sedikit ribet,” jawabku sekenanya.
“Merayakan sesuatu?”
“Enggak. Permintaan paksu.”
“Oh…,” jawab mbak Anggun mengakhiri topik permenuan.
“Itu siapa mbak?” tanyaku sambil menunjuk seorang gadis yang baru muncul dari belokan jalan menuju ke arah lapangan, melewati kami dengan senyuman, lalu masuk ke rumah yang berjarak tiga rumah dari rumahku.
“Itu Gina. Putri sulung Bu Joko. Dia dulu merantau ke Medan. Udah hampir satu bulan ini dia ditugaskan di Surabaya. Jadi, bisa pulang sebulan sekali. Nggak kayak dulu, setahun sekali aja sudah untung.”
Gina. Pertama kalinya ada seseorang yang membuatku teringat akan masa laluku sejak kepindahanku ke perumahan ini. Gadis berkerudung krem, ber-PDL mirip dengan yang pernah kupakai dulu, bersepatu safety dengan besi di bagian atasnya, dan tentu dengan ransel yang barangkali berisikan laptop, takut tiba-tiba si bos besar bertanya mendadak tidak peduli staffnya sedang cuti atau tidak.
***
Tahun lalu...
Menjejakkan sepatu safety di tengah tanah yang lebih sering berlumpur di kala hujan adalah salah satu scene kehidupan yang telah kubayangkan sejak mengenal apa itu praktek kerja lapangan saat kuliah. Bau semen yang begitu khas. Pepohonan yang hampir tidak ada sama sekali. Lonjoran besi di mana-mana. Tentu, tak ketinggalan, tangga scaffolding yang ngeri-ngeri sedap saat menaikinya. Tangga yang kubenci sekaligus kusuka dalam satu waktu. Karena dengannya-lah aku bisa mendapati pemandangan kota dari lantai tertinggi dan menjadi perempuan pertama yang menikmatinya sebelum menjadi viral saat gedung ini telah sempurna.
Bulai Mei yang digadang-gadang akan memasuki musim kemarau, ternyata telah mengalami cuaca yang labil dan upnormal. Sudah seminggu lebih hujan turun terus menerus tanpa henti, menyebabkan pergeseran jadwal pengecoran sangat di luar prediksi. Pawang hujan? Sayangnya itu tidak bekerja. Allah rupanya tidak menulis takdir bahwa pawang hujan itu akan berhasil dalam misinya kali ini. Seminggu lebih kami hanya bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di dalam ruangan. Untungnya, lantai basement, mezzanine, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 telah tuntas proses cor. Pekerjaan arsitek dan Mechanical Electrical (ME) bisa masuk, sambil berharap hujan segera berhenti dan proses pengecoran lantai 5 segera dilakukan.
Hari ini, hari pengecoran pertama setelah off tujuh hari. Dengan semangat yang mulai membara lagi, aku mengikuti proses pengecoran yang memakan waktu satu hari penuh untuk memenuhi separuh bekisting plat lantai 5 yang telah diisi oleh besi-besi yang teranyam.
Roger... roger... Readymix terakhir datang! Readymix terakhir datang! Siap-siap test slump! Akhirnya, sebentar lagi pengecoran hari ini selesai.
"Rayya... Rayya... Rayya...," suara handy talky memanggilku.
"Ya, pak!" jawabku.
"Mbak, kamu order berapa kubik? Ini kenapa sisa banyak sekali?"
Deg! Aku yang mendengar pertanyaan itu langsung menutup mata dengan tangan kiriku. Teringat sebuah kertas berisi rincian BOQ yang digunakan acuan untuk order readymix ke supplier setiap harinya. BOQ yang kubaca adalah BOQ lama untuk pengecoran tertulis untuk pengecoran plat dan balok sekaligus 72 meter kubik. Sedangkan untuk pengecoran hari ini di jadwal baru hanya 65 meter kubik. Artinya tujuh meter kubik tersisa.
"Order tujuh puluh dua meter kubik, pak," jawabku dengan sedikit cemas. Aku telah melakukan sebuah kesalahan dan aku baru tersadar di detik-detik terakhir pengecoran malam ini akan tuntas.
"Gimana sih kamu, mbiaaaak! Kamu baca BOQ lama? Kesepakatan kita kan di rapat kemarin hanya 65 meter kubik!!!"
"Iya, pak! Maaf!" jawabku lemah. Sudah terbayang bagaimana marahnya Pak Roto yang berusaha semaksimal mungkin mempercepat pekerjaan di lapangan, namun, aku mengacaukannya.
"Pak Roto! Pak Roto! Ijin masuk, pak!" Aku mendengar suara yang tak asing masuk menyela percakapan kami.
"Iya, Ryan! Kamu ada area yang bisa dicor malam ini?!"
"Ada, pak. Tujuh meter kubik siap diterima di area tower A sisi utara."
"Oke, Ryan. Yok, semuanya siapkan jalan menuju tower A sisi utara! Segera! Beton makin mengeras. Duit ini! Duit. Yok, segera habiskan! CEPET! CEPET! CEPET!" Seketika nafasku lega. Tujuh meter kubik beton terselamatkan malam ini.  
Suara handy talky masih terdengar riuh. Bintang-bintang yang meramaikan langit malam seakan menyapaku dan bertanya apakah kau baik-baik saja? Lampu-lampu yang memberikan terang cahaya untuk para pencari nafkah di atas anyaman besi di lantai 5 itu seakan memberitahu ini pengecoran terakhir hari ini, sebentar lagi kita akan istirahat. Tenanglah. Sisa tujuh kubik itu telah ada solusinya. Are you okay, Rayya?
"Belum pulang, mbak?" suara di belakangku membuat kuterkejut. Portofon terlepas begitu saja. Buk. Jatuh tepat di luar railing balkon Site Office, untung tidak sampai terpantul ke luar lebih jauh. Aku menunduk dan melihat sebuah tangan sedang mengambil portofon melalui sela-sela railing yang tidak terlalu rapat, lalu memberikannya padaku seraya berkata, "Sampeyan terlihat lelah."
"Hehe. Makasih, pak! Maaf ya, merepotkan. Kalau nggak ada bapak, aku bisa pingsan mempertanggungjawabkan kelebihan orderan malam ini."
"Tenang mbak. Tadi tukangku mau kerja lembur menyiapkan balok dan plat untuk jadwal pengecoran besok. Dan udah diceklist. Kalau bisa dicor malam ini, kenapa nggak! Toh, kita semua yang untung kan," Ryan menoleh ke arahku, 
“He’em.”
"Sampeyan nggak pulang, karena khawatir ta, mbak?
“Nggak. Lagi pengen aja mengamati proses cor hari ini. Udah lama nggak lihat proses cor malam ditemani semarak lampu di atas sana.”
“Hahaha. Apa istimewanya, mbak?”
“Suka aja. Malam nggak selamanya ditemani bintang-bintang. Juga nggak selamanya mendapatkan cahaya rembulan. Lampu-lampu itu selalu menemani proses cor hingga tetes beton terakhir. Seakan pagi atau malam tak ada beda cahayanya. Sama-sama terang.”
“Puitis sekali. Biasanya manusia-manusia yang puitis punya tingkat kekhawatiran yang tinggi.”
“Bisa jadi iya. Bisa jadi enggak. Karena khawatir itu akan selalu ada membersamai manusia. Itu salah satu bentuk ujian manusia.”
“Sampeyan tak perlu terlalu mengkhawatirkan kejadian malam ini! Perjalanan masih panjang. Masih ada sepuluh lantai lagi.”
“Haha! Iya masih sepuluh lantai lagi ya. Masih panjang perjalanan drama proyek ini!”
“Namanya juga hidup, mbak. Kalau nggak ada drama, kata anak muda, nggak asyik,” ucap Ryan menirukan ekspresi anak muda, “Hidup itu ada yang bisa kita kendalikan, ada yang tidak. Dan kita tidak perlu mencemaskan hal yang tidak bisa kita kendalikan.”
"Sepakat! Dan kenyataan bahwa kita punya tingkat kekhawatiran yang tinggi membuat hidup lebih berwarna. Seperti malam ini. Kukira akan mulus, ternyata jantungku berdegub lebih kencang di saat-saat terakhir, ketika mengetahui aku kelebihan order. Antara merasa bersalah membuat kekacauan atau merasa beruntung akhirnya target kita hari ini terlampaui tanpa terencana. Hahaha. Allah itu Maha Baik ya!”
“Hahaha. Jantungku juga berdegub kencang sekarang, mbak."
"Mulai… Udah, ah! Makasih untuk ruang tujuh kubiknya. Jangan kapok kerja satu tim denganku. Ingat istri dan anak di rumah.” Aku menepuk bahunya dan membalikkan badan, melangkah meninggalkannya, dan masuk ke dalam kantor. Aku berjalan menuju meja kerjaku yang terlihat sangat berantakan dari jarak sepuluh meter. Barangkali jika ada orang-baru melihatnya, ia tak akan percaya bahwa pemilik meja itu adalah seorang wanita berkerudung yang dulu sering mendapatkan imej seorang ukhti. Sayangnya imej itu perlahan luntur semenjak aku memutuskan bergabung dengan kontraktor ini tiga tahun lalu. Rok yang biasa kupakai, kini telah menggantung di lemari selama sekian tahun. Aku belum pernah memakainya lagi. Tugas negara yang mengharuskan berteman dengan lumpur, tangga scaffolding, dan tumpukan material, membuatku harus memilih untuk menggantinya dengan celana. Setiap hari. Bahkan di jadwal cutiku, sekalipun.
Kertas berisikan gambar kerja, surat perintah cor, notulen rapat, dan memo-memo lainnya berantakan menutupi hampir seluruh meja hingga menyisakan satu luasan kecil yang telah tertutupi oleh sebuah tas kertas berwarna coklat. Aku berhenti tepat di depan mejaku sendiri. Mulai berpikir, apakah aku memesan makanan dari ojol, kurasa tidak. Tanganku reflek meraih tas itu dan membukanya. Sebuah buku bercover dua manusia yang berada di depan dua lukisan. Lukisan bunda maria dan langit-langit Masjid Hagia Sophia. Buku yang telah lama menjadi incaranku itu telah sampai di mejaku begitu saja. Aku melihat ada sebuah note di dalam tas itu.
"Buku untuk menemani perjalanan bertemu keluarga di kampung halaman. Semoga cutimu menyenangkan ya, mbak!"
Aku pun menoleh ke arahnya dan tersenyum. Dia penyelamat tujuh kubik betonku.
----
Esok harinya…
Bunyi sirine kereta terdengar. Gerbong besi yang konon tingkat keamanannya ditemukan oleh Eyang Habibie saat di Jerman ini bergerak perlahan membawaku menuju kampung halaman yang kurindu. Seperti biasa, tempat favoritku di samping jendela. Rumah-rumah penduduk yang hanya selemparan batu dari rel, terlihat sangat padat. Pemandangan anak-anak berlarian kejar-kejaran membuat senyuman akhirnya mampir di pagi ini. Pakaian yang tergantung pada kawat di pinggir rel pun tak mau kalah tampil dengan anak-anak kicik itu. Kereta semakin mempercepat lajunya ketika telah lepas dari kampung pinggir rel itu. Pemandangan berganti dengan berjajarnya kendaraan yang sedang antre hendak melewati pembatas kereta api. Kereta api sungguh menjadi rajanya kendaraan di darat ini.
Pramusaji mulai berlalu lalang menawarkan sarapan pagi atau sekadar camilan dengan kadar msg yang bikin nagih. Tapi ku hanya melihatnya, tak memanggilnya. Masih enggan untuk menyarap di jam sepagi ini. Ku melihat jam tangan di pergelangan kiriku, masih dua jam lagi kereta ini sampai pada kampung halamanku.
Aku membuka goodie bag yang sedari tadi sudah memanggil-manggil untuk kubuka. Kuraih sebuah buku yang masih dalam bungkusnya. Novel perjalanan 99 Cahaya di Langit Eropa. Aku sudah pernah membaca ulasannya di mana-mana. Itu yang membuatku tertarik untuk membacanya. Tak kusangka, Ryan memberikannya tepat di saat jadwal cutiku tiba dan di tengah huru hara cuaca yang tak menentu penyebab keterlambatan progress di lapangan dan tragedi tujuh kubik beton. Sungguh laki-laki yang jika ia masih single, kuingin sekali berdampingan dengannya seumur hidup.
Hanum Rais Salsabila. Wanita yang pernah kekeuh untuk menjalani LDR dengan suaminya, akhirnya memilih untuk membersamai suaminya, Rangga, yang sedang melanjutkan studi di benua Eropa. LDR? Akankah esok aku juga akan LDR dengan suamiku? Seperti kebanyakan pekerja proyek lainnya? Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul dan tanpa tahu kapan akan terjawab, karena hilal imam pun belum nampak. Berkarir terus di dunia perproyekan? Hm…sepertinya cukup empat tahun saja, tidak lebih. Karena aku memilki impian menjadi seorang dosen, dosen yang memiliki pengalaman di lapangan. Menjadi dosen pun artinya menetap di satu domisili. Lalu bagaimana jika mendapatkan suami yang tetap memilih bekerja di proyek? Akankah aku tetap menuju impianku, ataukah berubah haluan mengikuti ke manapun suamiku nanti pergi. Ah…persoalan ini rumit tanpa solusi sebelum bertatap muka dengan my future husband. 
Roda kereta sekali lagi menderit. Berhenti di stasiun S, stasiun ke-5, selama 10 menit. Seperti di stasiun sebelumnya, di stasiun ini juga ramai dengan penumpang naik. Meskipun terhitung stasiun kecil, stasiun ini telah menjadi pusat mobilitas tertinggi di kotanya.
Sepuluh menit termasuk waktu yang pendek. Penumpang yang hendak naik, telah mempersiapkan diri di belakang garis kuning. Ketika kereta benar-benar berhenti, mereka sat set wat wet memasuki gerbong kereta agar tidak tertinggal. Aku yang telah satu jam berada di dalam gerbong kereta mengamati aktivitas di luar yang sudah mulai lengang.
“Hey!” seorang laki-laki tiba-tiba duduk di sampingku. Seketika aku menoleh ke arahnya dan cukup terkejut dengan kehadirannya. “Ga nyangka ya, bisa ketemu di sini.”
“Hey!” jawabku dengan muka bingung. Laki-laki yang sudah empat tahun tak pernah jumpa, hari ini Allah kirimkan tanpa duga di sampingku. Terbesit di pikiranku, anak ini kenapa tahu aku duduk di sini? Dia secret admirer? Stalker ku yang tak pernah kutahu?
“Sebuah kebetulan yang Allah takdirkan ya,” ucapnya sambil menunjukkan tiket kereta yang tertulis nomor kursi beserta gerbongnya. Tiket yang wujudnya berbeda dengan yang kupegang. Tiket yang menunjukkan dia memesannya beberapa jam sebelum kereta ini datang. On the spot. Takdir ilahi.
“Ikutan reuni hari ini?” tanyanya membuyarkan lamunanku.
“Emang ada reuni?” jawabku yang baru sadar dari lamunan dan membetulkan posisi duduk.
“Ada. Kamu ga ikutan ikatan alumni kampus?”
“Nggak.”
“Pantes. Hari ini ada reuni kampus. Kabarnya sih akbar gitu. Mau bareng ke sana?”
“Kamu beli tiket dadakan hanya untuk reuni kampus? Sungguh anak kampus beneran. Nggak berubah, ya?” tanyaku menoleh dengan menghadapkan tubuh sedikit serong ke arahnya.
“Hahaha. Enggak. Dadakan beli tiket karena dipanggil bos besar. Harus segera sampai sebelum adzan dhuhur berkumandang.”
“Kamu kerja di Malang, sekarang?”
“Nggak. Aku kerja di kota ini. Bos besar di kota Malang.”
“Oh…”
“Mau ikutan reuni nggak? Ayo, datang bareng. Udah lama kita nggak dateng acara bareng.”
“Nggak. Aku mau jumpa bapak ibu.”
“Udah, ikut aja. Ntar aku anterin sampe rumah.” Deg! Anak ini! Tetap dengan sifatnya. Tidak berubah. Sekali jumpa denganku, aku harus turut serta dengannya. Dia pun akan rela membayarnya dengan mengantarkanku sampai depan pintu rumah dalam keadaan perut kenyang dan bertemu bapak ibu sekadar menceritakan kegiatanku bersamanya di hari itu. Takut akan dicap sebagai teman putrinya yang nggak baik.
Iya. Teman. Kami hanya teman. Teman yang seringkali memunculkan gosip bahwa kami memiliki hubungan lebih. Gosip itu pun sempat membuatku mempertanyakan kejelasan hubungan kami.
“Yo,” tanyaku saat kami memutuskan belajar bersama di teras perpustakaan.
“Hm,” jawabnya pendek sambil menulis tugas kuliah.
“Kita jadian aja, yuk!” ajakku to the point yang membuat Rio menghentikan gerakan pulpennya. 
Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Nggak, ah!” jawabnya tanpa menatapku.
“Kenapa?” desakku dengan menatapkan mataku ke arah matanya walau aku harus menempelkan pipiku di atas meja dan kakiku sedikit berjinjit. Demi melihat ekspresi wajahnya yang masih menunduk mengerjakan tugas kuliah.
Akhirnya dia meletakkan pulpennya dan menatapku dalam-dalam, “Aku suka kamu. Kamu itu istri-able, bukan pacar-able. Aku lebih seneng ngejaga kamu dengan hubungan seperti ini. Tidak perlu terbebani dengan perasaan kita masing-masing. Karena perasaan yang kita miliki itu sudah fitrah. Kalau pun suatu saat nanti akhirnya kita terpisah jarak dan waktu, kamu nggak perlu mencemaskan aku, aku pun tidak akan mencemaskanmu. Aku punya impian, kamu pun punya impian. Kita raih impian kita masing dulu. Jika sudah waktunya, nanti pasti akan bersama. Percaya!” Ia mengakhiri kalimatnya dengan senyuman menyakinkanku.
Mendengar jawabannya, aku hanya bisa diam. Terpaku. Berpikir keras. Dia suka aku? Sejak kapan? Jadi, selama ini dia menghabiskan banyak waktu denganku, karena dia ingin menjagaku? Kok bisa sih? Momen yang tak akan pernah kulupakan sepanjang hidupku. Dan hari ini ingatan akan momen itu tetiba muncul kembali setelah sekian tahun. Sikapnya. Cara bicaranya denganku. Sama. Tidak berubah.
“Kamu suka baca buku?” sekali lagi dia membuyarkan lamunanku.
“Oh, ini? Nemenin aja. Biar ga bosen di kereta. Ga ada yang diajak ngobrol.”
“Oh… buku bagus itu. Sembilan puluh sembilan cahaya di langit Eropa. Seorang Napoleon Bonaparte yang diduga tertarik dengan islam, sengaja membangun Eropa dengan titik awal di Arc de Triomphe menuju Ka’bah. Jika dugaan itu benar, sungguh Islam benar-benar telah memberikan cahaya di seluruh muka bumi ini. Panglima selevel Napoleon tunduk dengan cahayaNya,” penjelasannya membuktikan bahwa ia masih sama dengan Rio yang dulu. Lelaki cerdas. Suka membaca sekaligus menganalisa. Aku selalu kagum dengan cara dia berpikir.
“Dan negeri Eropa telah sedemikian pesat berkembang dengan mengamalkan nilai-nilainya, sayang mereka belum mengimani agama ini,” tambahku.
“Sepakat!” ucapnya menoleh ke arahku seraya menyodorkan gawainya, “Simpan kontakmu di hape ini ya.”
Pertemuan tak terduga yang menjadi awal hubungan kami terajut kembali. Setahun lagi, satu impianku sempurna aku jalani. Bekal pengalaman di lapangan menambah portofolio dan rasa percaya diriku untuk memulai karir di dunia pendidikan formal. Rio pun begitu, satu impiannya akan sempurna ia jalani, satu tahap lagi menjadi Site Engineer Manager termuda di perusahaan yang sudah ia incar setahun sebelum kelulusan.
***
Calon imam mulai nampak hilal. Namun, jawaban atas pertanyaan, akankah aku menjalani hubungan jarak jauh setelah menikah, bagaikan memasuki taman labirin. Bingung, pusing, serasa masih jauh menemukan muaranya.
Menikah tidak sebercanda itu. Menikah artinya siap untuk membangun sebuah peradaban baru penerus generasi penjaga bumi. Memang, semua-muanya sekarang serba berteknologi, bahkan yang jauh menjadi dekat. Tapi, apakah sebuah pernikahan jarak jauh hanya satu-satunya pilihan, padahal kita masih bisa memilih pilihan lain yang lebih Allah ridhoi? Takut rezeki akan seret karena harus resign dari kerja dan memilih untuk mengusahakan selalu bersama? Bukankah menikah sendiri adalah sebuah rezeki? Rezeki yang harus dijaga. Bukankah Allah menakdirkan seorang manusia yang menjadi pasangan kita untuk menjadi penenang jiwa, pembuka pintu rezeki untuk kita? Tentu, secanggih apapun teknologi, bonding yang paling powerfull adalah ketika bertatap muka langsung, bukan dengan video call. Secanggih apapun teknologi, keberkahan rumah tangga akan lebih banyak turun ketika sepasang suami istri lebih sering bercengkrama di bawah satu atap rumah, bukan dalam satu forum chatting teknologi. Secanggih apapun teknologi, manusia akan lebih merasa tidak sendirian, ketika pasangannya berada dalam jangkauan penglihatannya, walau tidak sedang beraktivitas yang sama. Ah… ketika keduanya menjadi pekerja proyek yang harus berpindah-pindah domisili memang memiliki konsekuensi ini. Menikah dengan LDM atau salah satu bersedia untuk ikut ke manapun pasangannya ditugaskan. Dan itu yang menjadi dilemaku ketika Rio datang kepada orangtuaku memintaku menjadi istrinya, sebulan setelah pertemuan kami di kereta kemarin. Berdiskusi dengan orangtuaku pun serasa ah…sudahlah!
“Kamu bakal resign?” tanya mama terkejut ketika aku menyampaikan rencana resignku.
“Iya, Ma.”
“Kenapa? Kenapa kamu harus resign?” Mama terlihat mulai menunjukkan emosi ketidaksetujuannya terhadap rencanaku.
“Aku nggak mau LDR-an Ma setelah nikah,” terangku.
“Kamu yang nggak mau atau Rio yang nggak ngijinin kamu berkarir?” Mama memulai pertanyaan-pertanyaan menyelidik.
“Rio ngijinin aku berkarir. Akunya nggak mau LDR-an abis nikah, Ma,” aku masih santai menjawab segala pertanyaan Mama.
“Rayya. Menjadi istri itu nggak harus selalu di rumah aja! Kamu bisa berkarya di luar rumah,”
“Ma… ini pilihan Rayya. Rio juga nggak maksa Rayya buat ikut dia ke mana pun penempatannya. Kenapa mama emosi, sih?”
“Karena wanita tanpa kemandirian finansial hanya akan membuat dia tidak berdaya, Rayya!!”
“Tapi kemandirian finansial juga akan membuat wanita tersebut abai terhadap suaminya, Ma!!”
“Rayya!” Plak! Tamparan mendarat di pipiku.
Pertama dalam seumur hidup, mama menamparku. Aku tercengang, wajahku memerah panas, air mataku menggenang. Aku tinggalkan mama di ruang makan, dan BRAK! Aku tutup pintu kamar sekeras yang kubisa. Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis, tapi gagal. Sekeras apapun aku menahannya, ia tetap jatuh.
Tamparan? Hanya berdiskusi tentang hal itu, mama sampai menamparku? Salahnya di mana? Ketika nggak setuju, haruskah dengan menampar? Toh, apa yang aku utarakan adalah sebuah fakta. Kesibukan mama di luar rumah membuat mama abai terhadap ayah.
Tubuhku terasa tegang dari ujung rambut hingga ujung kepala. Jantungku berdegub kencang, nafasku cepat, membuat aku berjalan mondar mandir entah sudah berapa putaran. Aku paksakan duduk di tepi ranjang, kupaksa bernafas lebih sadar, tapi air mata tetap mengalir dan pikiran secepat kilat me-recall memori-memori masa lalu. Tanganku masih mengepal, emosi tak tertahankan membuatku memukul-mukul bantal dan teriak sekencang mungkin. Aku tidak peduli apa kata tetangga.
Tok! Tok! Tok!
“Rayya… Ayah boleh masuk?”
Aku tidak menyahut panggilan ayah. Tak lama, Ayah sudah duduk di sampingku, di tepi tempat tidur. Kami menghadap ke arah luar jendela, ke titik yang sama.
“Nak, maafkan mamamu ya! Dia sama sekali nggak bermaksud menampar kamu. Itu refleks dari emosinya yang memuncak.” Aku masih sesenggukan, kepalan tanganku mulai merenggang.
“Kamu lihat pohon itu, Nak? Mungkin usianya seusiamu lebih mudah beberapa tahun. Kamu inget nggak, kalau kita yang menanamnya bersama-sama saat kamu umur tiga tahun? Kamu merengek terus untuk ikut ayah merapikan halaman itu. Rengekanmu sungguh membuat gempar tetangga jika ayah tidak menuruti. Akhirnya, ayah mengizinkan kamu ikut menanam beberapa pohon. Salah satunya pohon ini. Dulu, dia hanya setinggi ini ketika di tanam,” ayah memanjangkan lengan kirinya, “sekarang, tingginya sudah melebihi atap rumah kita. Banyak hal yang ia lewati. Panas matahari yang membakar. Hujan badai yang membuatnya basah kuyup. Petir menggelegar yang selalu tertarik dengannya. Lihatlah, ia semakin berdiri kokoh. Dari ranting yang setebal lengan ini, menjadi pohon yang kita peluk pun tak sanggup mempertemukan jari jemari tangan kiri dan kanan kita. Dari daun yang tidak bisa melindungi kita dari terik matahari, menjadi rimbunan daun yang jika kita duduk di bawahnya kita bisa berteduh sepanjang hari. Nggak ada hidup yang santai kayak di pantai terus menerus, Nak. Mungkin ini salah satu badai kecil yang harus kamu hadapi.”
“Trus aku harus gimana, Yah?” tangisku mulai mereda dan kepalan tanganku mulai membuka.
“Kamu boleh marah. Kamu boleh nangis. Terima semua emosi yang menghampirimu. Salurkan semuanya. Nggak ada yang salah dengan emosi itu,” ucap ayah sembari mengelus kepalaku, “Kami, orangtuamu, hanya manusia biasa, Nak. Seringkali kami khilaf terhadap kamu. Marah. Ngomel. Atau sampai memukul kamu. Kami pun sama denganmu, berusaha memahami kamu, tapi terkadang tidak paham jalan pikiran kamu. Ada banyak hal yang berbeda antara kami dan kamu. Suatu saat, ketika kamu sudah menjadi kami, kamu akan mengerti,” ayah merangkulku.
“Tapi sakit, Yah! Mama nggak harus ngomong gitu kan di depan Ayah tadi,” kuletakkan kepalaku di pundak ayah. Sandaran paling nyaman dan paling menenangkan.
“Pssst!”
“Kenapa ayah selalu diam? Kenapa ayah nggak ngomong?” aku menegakkan kepala dan memutar tubuhku sedikit menghadap ke arah ayah.
“Pernah, Nak! Ayah pernah,” ayah tetap menghadap ke arah keluar jendela dengan wajahnya yang tetap meneduhkan. “Tapi, setelah itu, Ayah sadar. Mama kamu hanya seorang manusia biasa, yang asal penciptaannya dari tulang rusuk. Tulang rusuk yang akan selalu bengkok. Tulang rusuk yang jika dipaksa untuk lurus, ia akan patah. Ketika patah, ia tak lagi bisa berfungsi menjaga hati si empunya tubuh. Dan Ayah tidak ingin mamamu patah. Ayah memilih untuk mengalah agar kapal ini tetap berlayar. Jika tidak ada salah satu dari kami yang mengalah, sudah sejak lama kapal ini karam, Nak.”
Dari wajah ayah, aku melihat bahwa pohon yang telah menjadi kokoh dan rimbun itu adalah ayah. Ayah yang menjadi ayah rumah tangga untukku, anak semata wayangnya. Ayah yang menjadi kepala sekolah untuk guruku, mama. Guratan pada wajahnya mengisyaratkan bahwa telah banyak kejadian besar dalam rumah tangganya yang telah ia taklukkan dengan usaha maksimalnya. Telah banyak hal yang tentu ia korbankan agar kapalnya tetap berlayar mengarungi samudra kehidupan yang penuh kejutan.
“Mamamu hanya khawatir dengan kamu, Nak. Ia sadar sekali, walau wajahmu sangat mirip dengan Ayah, namun karakter dan sifatnyalah yang ada pada diri kamu. Mamamu tahu kalau kamu nggak akan betah terus menerus di dalam rumah dengan aktivitas rumah yang monoton. Mamamu tahu kalau kamu suka pekerjaan yang menantang, dan mengurus pekerjaan domestik itu kurang menantang.”
“Trus, yang tentang kemandirian finansial? Selama ini aku melihat mama bertindak seenaknya terhadap ayah. Mentang-mentang menghasilkan duit sendiri, aku nggak mau merasa lebih tinggi dari suamiku nanti, Yah.”
Ayah tersenyum, “Setiap awal pernikahan, tidak semua pasangan baru memiliki finansial yang cukup, Nak. Dulu, Ayah belum seperti sekarang. Ayah belum bekerja dengan penghasilan yang tetap dan cukup setiap bulannya. Sedangkan Mamamu, sudah. Ayah belum bisa memberikan sepenuhnya kebutuhan lahir Mama kamu. Kebutuhan dapur pun kadang sebulan cukup, kadang enggak. Sisanya ditutupi oleh penghasilan Mama kamu. Mama kamu khawatir kalau Rio yang sekarang seperti Ayah yang dulu. Mamamu hanya ingin memastikan kamu tidak perlu mengalami apa yang ia alami dulu di awal pernikahan.”
“Rio kan sudah kerja empat tahun, Yah!”
“Itu belum menjamin pengaturan keuangannya baik, Rayya. Kamu sudah pernah membicarakannya?”
Aku terdiam, karena memang aku belum pernah menyentuh topik itu sama sekali. Aku masih merasa itu hal tabu untuk diobrolin di awal.
“Bicarakanlah, Nak! Agar itu bisa membuat kamu lebih tenang menjalani rumah tanggamu nanti. Mama dan Ayah memiliki sebuah kesepakatan yang kami buat agar Ayah nyaman, Mama nyaman, dan kapal ini tetap ajeg walau badai menghadang. Salah satunya tentang pengaturan keuangan. Di dalam agama kita, berlaku hukum keterpisahan harta antara suami dan istri. Itu yang kami sepakati di awal. Mungkin mama terkesan abai terhadap Ayah, tapi sebenarnya tidak. Kami memiliki waktu bersama untuk membicarakan segalanya dan menyepakati solusinya. Kami menjalankannya dan tidak mempedulikan apa kata orang. Karena kamu adalah buah hati ayah mama, ketika tadi kamu mengeluarkan statement itu, perlu menurut ayah meluruskannya.”
Kalimat-kalimat ayah membuatku makin terdiam. Ada banyak hal yang tidak kutahu tentang pernikahan. Yang kutahu ayah dan mama selalu bertemu setiap hari, setidaknya saat sarapan dan makan malam. Saat itulah kami membicarakan segala hal tanpa distraksi gawai. Setelahnya, mereka tak banyak bicara dan sibuk dengan urusannya masing-masing, walau berada dalam satu tempat. Ternyata itulah cara mereka mendukung satu sama lain, memberikan ruang berkarya untuk menumbuhkan potensi yang ada.
Satu atap. Ruang berkarya. Bertumbuh. Keberkahan. Banyak kata kunci yang berseliweran dalam benakku, memberikan andil pada keputusan besar yang akan kubuat. Menikah, pasti. Rio adalah lelaki yang entah sejak kapan ia berhasil mencuri perhatianku dan membuatku yakin bahwa kami bisa bertumbuh bersama. Berfokus pada rumah, ini yang masih kupertimbangkan. Keinginan paling besar dalam hidup setelah pernikahan adalah bisa sering bertatap muka dengan suami membicarakan banyak hal tentang masa depan keluarga kami.
"Abis nikah, aku resign, ya! Aku bakal ikut kamu di mana pun penempatan kamu," kataku kepada Rio saat kami mulai membicarakan masa depan di teras perpustakaan yang sering kami singgahi dulu waktu kuliah.
"Kamu yakin bakal melepaskan karir kamu, Rayya?" kata Rio yang cukup terkejut dengan pernyataanku.
"He'em. Bulan depan kita sudah menikah. Tepat empat tahun aku menimba ilmu di dunia perproyekkan. Kurasa cukup dan satu impianku telah sempurna tercapai. Waktu yang tepat untuk mencoba hal baru," jawabku mantap.
"Apa yang membuatmu mengambil keputusan itu? Kamu pintar. Kamu punya nilai akademis yang baik. Dan kamu punya kesempatan besar untuk meniti karir di perusahaanmu sekarang. Aku ga masalah kalau kita nanti harus LDM. Toh, aku kerja setiap hari dan hampir selalu lembur. Terus gimana dengan rencana sekolahmu?"
"Aku masih ingin lanjut sekolah, tetapi mungkin itu bisa kita bicarakan lagi. Hal terbesar yang ingin aku capai dalam pernikahanku adalah aku pengen kita jumpa setiap hari nantinya. Aku pengen kita bisa pillow talk mendiskusikan banyak hal untuk masa depan keluarga kita. Tanpa alat komunikasi untuk menghubungkan jarak kita yang jauh. Dan tentunya, aku pengen mencium tanganmu setiap pagi saat kamu berangkat kerja dan mendoakanmu dalam jarak dekat. Urusan rumah serahkan saja padaku," aku menatapnya sambil tersenyum, "tentu dengan satu syarat."
"Apa itu?" tanyanya menyelidik.
"Kasih aku uang jajan khusus, ya! Hahaha," jawabku sambil tertawa.
"Hmm... baik," jawab Rio dengan senyum manyun lalu membetulkan posisi duduknya, "betewe, terima kasih, ya! Sudah mau mengalah untuk selalu bersama saat menikah nanti. Jujur, aku tidak berekspektasi kalau kamu bakal memutuskan hal itu. Tentang sekolahmu nanti, insya Allah akan aku dukung."
"Itu soal prinsip, Rio," jawabku. Keputusan telah dibuat. Ada rasa deg-degan membayangkan seorang Rayya yang suka lembur, sering ngeluh kalau pulang larut, selalu pakai PDL setiap hari, akan menjadi Rayya yang sering berada di rumah, mengerjakan segala hal di rumah agar suaminya senang saat pulang rumah rapi, makan malam sudah tersedia. Uwuuu banget.
***
Hari ke-30 setelah resepsi pernikahan.
Mendapatkan keberkahan, memang harus mengalahkan ego. Surga tak didapatkan hanya dengan tawa riang. Karena tawa riang yang terlihat menyenangkan, seringkali membawa manusianya terjerembab dalam neraka.
Tiga puluh hari berada di rumah saja, ternyata memang bukan Rayya yang sebelumnya. Benar kata ayah dan mama. Pekerjaan rumah itu monoton dan kurang menantang bagiku. Tak seperti hari-hari sebelum menikah, awal pagi selalu terisi dengan semangat membara, ada perasaan bahwa aku akan menemui sesuatu yang menyenangkan di tempat kerja. Setelah pernikahan, awal pagi seperti itu hanya bertahan seminggu. Selebihnya, aku harus terus mencari hal yang membuatku bisa tetap bersemangat mengawali hari. Mulai dari nonton Youtube Devina Hermawan untuk menemukan resep simple tapi endeus, sampai cek out peralatan mbenthel untuk menemani sore yang kadang gabut. Tapi semuanya tetap tidak bertahan lama. Aku harus terus mencari sesuatu yang membuat Rayya yang dulu kembali. Rio pun merasakannya.
“Yang,” ucap Rio suatu saat makan malam di hari ke-50 pernikahan kami.
“Hm…,” jawabku pendek sambil mengunyah makanan.
“Nggak pengen balik kerja?” tanyanya agak kurang jelas karena sedang mengunyah makanan.
“Kenapa, yang?” tanyaku balik ketika suapan terakhir telah sempurna kutelan.
“Biar kamu bisa ceria seperti dulu.”
“Emang sekarang nggak ceria?” tanyaku sambil merapihkan meja makan dan menunggu Rio selesai dengan makanannya.
“Enggak,” jawabnya menggeleng. Ia telah menghabiskan seluruh makan malamnya.
“Kok bisa?” aku menyandarkan diri ke kursi makan.
“Yang… gapapa banget lho, kalau kamu mau kerja lagi. Aku dukung. Dulu kan aku pernah bilang, gapapa banget kalau kamu mau meniti karir dan kita LDRan.”
“Tapi aku tetep nggak mau LDRan, Yang.”
“Oke, kamu nggak mau LDRan. Kamu cari kerja yang bisa kerja dari rumah aja. Karena kamu yang sekarang seperti bukan kamu. Ga bisa diajak bercanda seperti dulu. Bawaannya sensi mulu. Padahal dulu kalau aku becandain, reaksi kamu ga seserius itu. Aku nggak tau ya, kamu ada pikiran apa. Ini hanya dugaanku. Kamu kangen kerja ya?”
“Aku nggak tau aku kangen kerja atau nggak, Yang. Tapi rasanya aku useless di rumah ini. Ya…meskipun pekerjaan domestik setiap hari ngantre, tapi masih ada perasaan yang nggak bisa aku jelasin dengan kata-kata.”
“Hayuk, aku bantu menemukannya.”
“Apa?”
“Yang bikin kamu bingung.”
“Yakin?”
“Emang kamu sudah tau?”
“Kemarin aku mulai menuliskan apa yang bikin aku kayak gini. Hanya, ini perlu divalidasi sama kamu.”
“Coba apa aja?”
“Sepertinya karena aku terbiasa untuk menghasilkan uang sendiri, Yang. Mendapatkan uang bulanan dari kamu, seharusnya bisa sama bahagianya ketika mendapatkan uang dari keringat sendiri. Nominal besarannya sama. Beban kerjanya lebih ringan.”
“Hey, mengurus rumah itu nggak ringan, Sayang.”
“Ringan. Hanya monoton. Itu yang membuat tantangannya tak sebesar ketika aku di proyek dulu. Selain itu, aku tidak berjumpa dengan manusia lain. Tidak ada yang bisa kuajak ngobrol.”
“Kamu nggak pernah maen ke rumah mbak Anggun, istrinya mz Pras, teman kantorku? Kan rumahnya di depan kita.”
“Pernah. Tapi feelnya berbeda.”
“Fix, kamu memang butuh kembali ke dunia sipil, Yang.”
“Gitu, ya?”
“Iya. Kamu rindu dengan duniamu, Yang.”
“Kamu ga papa?”
“Aku nggak papa. Aku ridho. Asalkan aku tetap menjadi prioritas pertama kamu,” jawabnya memberikan senyuman menyakinkan itu lagi.
Berada di tempat asing, tanpa teman dan keluarga, membuatku lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Ingin sonjo, tapi mulai dari mana. Seringnya, bukan aku yang mendahului, tetapi para ibu-ibu tetangga yang memulai. Tanah luas yang di depan kontrakan menjadi penyelamatku dari kesendirian. Ibu-ibu tetangga tiba-tiba menyapa dan mengajak bergabung menonton anak mereka bertanding. Seringkali aku iyakan. Setidaknya aku telah mencoba untuk membaur dan memperkenalkan diri kepada mereka. Tapi, tetap saja ada sebuah ruang yang kosong tak bisa terisi oleh hal-hal itu. Entah apa itu.
Hingga, suatu ketika ada yang menelponku. Di hari ke-100, di pagi hari setelah Rio berangkat kerja. “Halo, Assalamu’alaikum,” aku menjawab telepon dari nomor yang asing bagiku.
“Wa’alaikumsalam, Rayya. Ini Bu Kris,” suara empuk di seberang sana membuatku teringat akan masa lalu yang menyenangkan. Ada rasa yang mulai mengisi ruang kosong itu. Tapi aku belum tahu apa.
“Eh, bu Kris. Apa kabar? Maafkan nomornya belum tersave,” jawabku basa basi.
“Nggak papa. Kamu sekarang di mana?”
“Di Banyuwangi, Bu. Ibu di Banyuwangi?”
“Iya. Ibu di Banyuwangi. Sekarang sedang di hotel Amaris. Kalau Rayya tidak sibuk, boleh kita bertemu?”
“Jam berapa ibu senggang?” aku langsung mengiyakan. Sudah lama aku tidak berjumpa dengan Bu Kris. Sudah lima tahun berlalu.
“Rayya senggang jam berapa?”
“Sekarang senggang, bu.”
“Sekarang aja, yuk! Ibu tunggu di restoran hotel, ya.”
“Baik, bu,” kataku bersemangat. Bu Kris. Wanita yang pernah menjadi atasanku saat aku magang di kantor BUMN besar. Wanita yang sudah seperti ibuku sendiri. Ibu ideologisku.
Tak banyak kata, kulaju motor menuju Hotel Amaris. Ada banyak hal yang terlintas di dalam ingatan. Pengalaman magang pertama selepas lulus kuliah. Pertama kali mengenal dunia kerja yang nyatanya mengharuskan kita memberikan toleransi terhadap hal-hal yang tidak sesuai teori di perkuliahan. Pertama kali gejolak batin muncul begitu hebat dan Bu Kris lah yang memegang tangan ini agar tidak masuk dalam pusaran kegalauan yang terlalu dalam. Semoga hari ini pun Bu Kris membawa berita baik. 
“Hai, Rayya,” teriakan Bu Kris membuatku menoleh, lalu menuju ke arahnya.
“Assalamu’alaikum, bu!” aku meraih dan mencium punggung tangannya.
“Wa’alaikumsalam. Wah, Rayya makin bersinar saja wajahnya. Sini, duduk!” bu Kris menepukkan tangan ke kursi sebelah tempat ia duduk.
“Makasih bu. Ada agenda apa, bu di sini?” tanyaku basa basi di sampingnya.
“Ada yang harus ibu urus di sini. Tapi ibu nggak bisa lama-lama di kota ini.”
“Ibu sudah berapa hari di sini?”
“Sejak kemarin siang. Turun pesawat, ibu langsung menuju lokasi. Ibu mikir, siapa ya yang bisa ibu delegasikan untuk melanjutkan tugas ini. Semalaman ibu mikir. Iseng ibu buka instagram dan story kamu muncul. Jadilah, pagi ini ibu telpon kamu. Untung nomor kamu nggak ganti,” ucap Bu Kris dengan logat bugisnya yang khas, “Terus terang, kerjaan ibu di kantor pusat sedang menumpuk dan harus selesai akhir bulan ini. Dan agenda ini permintaan pak Bos.”
“Kerjaannya tentang apa?” ruang yang kosong itu terasa mendapatkan angin segar.
“Jadi, pak Bos punya lahan di sini. Beliau ingin membuat rumah lengkap dengan kebun pangannya. Apa ya istilah yang sedang in sekarang ini, per..per…”
“Permaculture, bu?”
“Nah, iya! Rayya tahu tentang permaculture?”
“Sedikit bu.”
“Bagus. Belajar yang banyak tentang itu ya! Tugas ini rencananya ibu delegasikan ke kamu. Pak Bos juga sudah tahu kinerjamu. Kukira dia akan setuju kalau project ini kamu yang handle. Kamu masih di sini dalam jangka lama kan?”
“Insya Allah begitu. Nanti saya diskusikan dengan suami ya, bu!”
“Kenapa? Suamimu melarang kamu kerja?”
“Oh, nggak, bu. Malah sebaliknya. Saya dulu yang terlalu keukeuh untuk berhenti bekerja dan memilih untuk mengurus rumah saja. Ternyata, mengurus rumah lebih melelahkan dan membosankan. Tantangannya tidak sesuai dengan saya. Hehe”
“Haha. Rayya… Rayya,” Bu Kris menepuk bahuku, “seringkali Allah menguji hambaNya dengan ekspetasi yang ia buat sendiri.”
Aku bengong mendengar kalimat bu Kris. Allah sedang menguji keinginanku? Apakah aku serius menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengerjakan pekerjaan rumah, ataukah aku bisa berpikir lebih realistis bahwa berkarya pun tak masalah bagi seorang istri?
“Okeh, nanti bicarakan dengan suamimu ya. Semoga apapun keputusan kalian, ridho Allah menyertai.”
“Amin.” 
Pagi yang membawa angin segar, walau Banyuwangi di atas jam 10 pagi sudah sangat membuat gerah. Sepulang dari Hotel Amaris, aku beraktivitas melanjutkan pekerjaan rumah yang belum selesai. Kali ini, mengerjakan rumah lebih menyenangkan dari sebelumnya. Aku merasakan ada yang berbeda dalam diriku. Apakah benar adanya bahwa aku rindu dunia sipil? Ah, jika sepulang dari berjumpa Bu Kris membuatku lebih bersemangat, artinya benar. Aku memang rindu.
“Yang,”
“Hm…”
“Tadi aku jumpa dengan Bu Kris.”
“Bu Kris siapa?”
“Ohya, aku belum cerita ya. Jadi, dulu setelah lulus kuliah, aku mendaftar magang di perusahaan A. Nah, Bu Kris ini atasan aku.”
“Oh… iya. Trus?”
“Dia menawariku kerjaan.”
“Kerjaan apa?”
“Kamu tahu permaculture kan? Salah satu list impian yang aku tuliskan bulan lalu?”
“Kemandirian pangan?”
“He em. Nah, Pak Bosku dulu itu punya tanah di sini. Mau bangun permaculture itu. Luasnya memang hanya 500m2. Rumah tinggalnya juga maunya dibangun sederhana aja. Mendengar itu tadi, seakan gayung bersambut tau nggak, Yang?”
“Kamu mau mengambil kesempatan itu?”
“He em.” jawabku tersenyum mantap.
“Nah, kita dong! Cahaya mata yang selalu kurindukan sudah kembali.”
“Heh?”
“Iya, aku ijinin kamu mengurus project itu. Aku percaya, kamu bisa atur waktu antara pekerjaan, suami, dan rumah.���
“Aaaah, terima kasih, Sayang!” kupeluk Rio dan kucium pipinya. Barangkali jika ku ditanya, hal apa yang aku syukuri saat ini, aku akan menjawab, memiliki Rio sebagai teman hidup sekaligus teman bertumbuh.
17 notes · View notes
wismamadani · 7 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
BELI KAVLING BONUS RUMAH SUBSIDI CICIL DEVELOPER NO BUNGA NO BANK MURAH MERIAH DARI PADA NGONTRAK TERUS ========================= 🏡 SEMUA BISA PUNYA RUMAH 🏡 🏡 DI MADANI LAND GROUP 🏡 ➖➖➖➖➖➖➖➖ • 🖱️CLICK LINK HERE : https://youtu.be/ZFh7_Ja67Vk ➖➖➖➖➖➖➖➖ 👩‍💻 WISMA MADANI 1 : Jl Tarikolot Citereup Bogor 📌Map Lokasi : https://maps.app.goo.gl/tKV5ztrPKe5iK7Qu9 =============== JANGAN LAGI TINGGAL DI KONTRAKAN, APALAGI DI RUMAH MERTUA!! SEMUA BISA RUMAH BERSAMA KAMI DISINI MADANI LAND GROUP!! Perumahan Komersial di lokasi strategis di pusat hunian padat dekat kota mandiri Sentulcity, Pemda Bogor dan kawasan industri Tengsaw, juga Gunung Putri. Dengan mengusung konsep, Harga Termurah Dibandingkan Kompetitor Sekitarnya. Bisa Dicicil Ke Developer Hingga 10 Tahun, Tanpa BI Cheking, Tanpa Bunga & Persyaratan Yang Mudah. Bisa Untuk Semua Kalangan, Mulai Pengusaha, Karyawan dan Freelance. karena tanpa rekening koran, slip gaji dan status lainya. yang penting bisa nyicil. Bi Cheking Bermasalah masih bisa Ambil Rumah. Mengusung konsep Kavling/Rumah dg Desain Minimalis Modern Tropis Double dinding. bahan material berkualitas dan terjamin. Pembayaran Fleksibel sesuai kemampuan konsumen. Booking Hanya 1Juta. DP mulai 10Juta. Cicilan Mulai 2Jutaan. Di Kelilingi Perumahan Citereup Residen, Pesona Citereup, Puri Harmoni Pasir Mukti, Bumi Citereup Asri, Laceland, Semesta dll. 🏡 SPESIFIKASI BANGUNAN: • Lantai Keramik 40x40cm • Kusen Aluminium • Pondasi Cor • Plester Aci • Pintu Solid • Genteng Metal • Kloset Duduk Sower • Carport • Terrace Belakang Masih Luas FASILITAS : • 5 Menit fasilitas pendidikan lengkap dr Paud s.d Kuliah. • 10 menit TOLL Citereup, RS Anisa, Centra Medika, Bina Husada, Mall Robinson, Stasiun Nambo Pasar Citereup Dll. • 15 Menit Pemda Bogor, MALL CCM, Stadiun Pakansari, TOLL Sirkuit Sentul, Adhycity, Citra Sentul, Sequoia Hills, Sirkuit Sentul, dll. • 25 Menit Sentul city, AEON Mall, RS EMC, IKEA, Taman Budaya, Jungle Land, SICC, BCA training center, Sampoerna Akademi, Dll. UNIT TERBATAS!! YUKK SEBELUM KEHABISAN!!!! ➖➖➖➖➖➖➖➖➖ 👩‍💻 MORE INFO : ☎️ 0816 579 115 🏡 Cari Rumah Indonesia
2 notes · View notes
meidarahmanisa · 1 year
Text
Pindah Rumah
Aku tinggal di dalam kompleks sekolah berasrama yang mewajibkan pengajarnya juga tinggal di dalam. Kami difasilitasi rumah dinas. Untukku yang baru masuk, kami masuk daftar antri dan tinggal di sebuah rusun di dalam kompleks itu juga. Ketika sudah berkeluarga, maka kami akan dipindahkan ke rumah dinas yang sudah kosong karena penghuni sebelumnya sudah pensiun. Teman-temanku yang sudah berkeluarga mendapat giliran paling awal. Aku masih mengantre karena belum nikah saat itu.
Lalu awal 2022 lalu aku menikah. Namun belum ada rumah dinas kosong. Tak lama berselang ada temanku yang lain pun menikah, dan langsung dikaruniai kehamilan dalam pernikahannya. Beberapa waktu kemudian, ada rumah dinas yang kosong. Sempat GR aku dan suami yang akan ditawari rumah dinas, meski sebenarnya kami masih betah di rusun karena masih berdua. Jika menempati rumah dinas rasanya terlalu luas untuk berdua. Ternyata belum sempat kami ditawari, rumah itu sudah ditempati temanku yang menikah setelahku. Mungkin karena istrinya sudah hamil, jadi diprioritaskan, pikir kami.
Waktu berselang, ternyata ada perekrutan pamong baru. 'Adik' lah istilahnya, hehe..
Sebenarnya ada satu rumah kosong sebelah hutan jati yang pernah ditawarkan pada kami (aku dan teman-teman lain) untuk ditempati. Namun kami menolak karena lokasinya yang dekat hutan jati, rumah itu sudah lama kosong dan tidak terawat. Tentu kami tolak. Karena jika menempati kamilah yang harus merenovasi.
Namun diluar dugaan, rumah itu tiba-tiba direnovasi sekolah dan ditempati adik kami itu. Jujur sempat jengkel. Tapi ya mungkin itu juga karena penolakan dari kami dulu. Ah sudahlah...
Waktu berlalu dan muncul kabar ternyata akan ada renovasi untuk seluruh rumah dinas. Seluruh pengajar yang tinggal dihimbau untuk berkemas dan mencari kontrakan di luar kompleks selama perbaikan, terkecuali yang tinggal di rusun.
Dititik itu aku merasa bersyukur karena aku dan suami tidak perlu keluar biaya pindah dan kontrakan. InsyaAllah kami tidak terusik dengan proyek renovasi tersebut karena rusun yang kami tempati terhitung masih gedung baru.
Mungkin representasi jawaban Allah, dari sebuah pinta yang serasa tak kunjung terjawab. Bahwa takdir terbaik adalah yang sedang kita jalani, dan rizki terbaik adalah yang sedang kita miliki. Tugas kita hanya ber-husnudzon padaNya.
Wallahu a'lam
4 notes · View notes
perumahanngawi · 9 days
Text
Tumblr media
Sebagai pasangan yang telah berkeluarga, hidup akan lebih tenang jika memiliki rumah sendiri.Selain untuk investasi jangka panjang, hunian yang kita miliki kelak akan menjadi tempat berteduh di hari tua nanti.Nikmati hari tua Anda dengan aliran uang kontrakan, bukan malah bayar kontrakan.Book dan pilih kavling hari ini, jangan tunda-tunda lagi. Ingat harga tanah selalu naik!🔖 Lokasi strategis🔖 One Gate System🔖 Keamanan 24 Jam🔖 Drainase Bawah Tanah🔖 Jalan Paving Luas🔖 Pagar Keliling 2 Meter🔖 Bebas Banjir🔖 Listrik 1300🔖 Mushola🔖 Taman Bermain dan Jogging TrackLokasi:🏡 GRIYA MENTARI ASRIJl. Sam Ratulangi, Klitik-Kersoharjo, Ngawi📲 Info:https://wa.me/6289524957549https://linktr.ee/perumahanngawiperumahan ngawi, perumahan syariah ngawi, kredit perumahan di ngawi, perumahan ngawi geneng, perumahan murah ngawi, jual rumah ngawi, rumah ngawi, jual tanah ngawi, perumahan minimalis ngawi, rumah murah minimalis, perumahan tanpa bank, perumahan jatim, perumahan murah jatim, perumahan jawa timur, perumahan strategis ngawi, perumahan ngawi kota, rumah dijual ngawi, perumahan tanpa DP, perumahan tanpa bunga, perumahan ponorogo, jual rumah ponorogo, rumah murah ponorogo, perumahan magetan, jual rumah magetan, rumah murah magetan, peruamhan ngawi murah, perumahan ngawi residence, perumnas ngawi, rumah subsidi ngawi, rumah kpr ngawi, perumahan subsidi ngawi, perumahan kpr ngawi, perumahan ngawi asri, perumahan di ngawi kota, dijual perumahan ngawi, rumah murah ngawi, rumah dijual ngawi, rumah murah di ngawi kota, rumah murah dijual di ngawi, kredit rumah ngawi, kredit rumah ngawi tanpa bank, kredit perumahan ngawi
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
untungrumah · 30 days
Text
Rumah di perumahan Permata Cibubur,Cileungsi (Lokasi strategis dekat terminal bis utama cileungsi)
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Jual Rumah di perumahan Permata Cibubur,Cileungsi (Lokasi strategis dekat terminal bis utama cileungsi).
Lokasi 100 meter setelah turun fly over cileungsi,dari arah cibubur,sebelum pintu masuk terminal bis utama cileungsi. Sistem cluster,keluar masuk 1 pintu penjagaan keamanan 24 jam.
2 menit dari pusat perdagangan dan niaga. 7 menit dari mesjid. 5 meni dari alfamart dan indomaret 19 menit dari tol cibubur. Banyak pertokoan,atm dan tukang sayur untuk belanja Bebas banjir untuk lokasi rumah ini Lingkungan asri,sejuk pepohonan dan suasana kekeluargaan tetangga,depan rumah taman yang lias sehingga memiliki privasi yang baik. Lokasi di jamin BEBAS BANJIR.
Surat Hak Milik (SHM) Luas tanah 90 m2 Luas bangunan 62 m2 Surat hak milik (SHM) Listrik 1300 watt Jaringan tv kabel ready 2 kamar tidur 1 kamar mandi Sirkulasi udara bagus karna banyak ventilasi dan ada ruang terbuka di belakang.
Atap sudah baja ringan. Siap di huni atau di kontrakan untuk investasi
MAAF TANPA PERANTARA. Harga Rp 687 juta nego bagi peminat serius Hubungi/WA langsung 087820789697
1 note · View note
balicaaa · 1 month
Text
Pemberangkatan ke Bali
Seenarnya agak drama ini, karena tadinya hanya akan dianter Apa... lalu kemudian adikku ingin ikut, ya masa mama gaikut. huhu... Akhirnya kami sekeluarga yang berangkat, aku, mama, apa, adek.
Sebelum berangkat, aku benar-benar berpamitan pada keluarga besarku, aku mengharapkan doa terbaik dar mereka untuk melepas kepergianku. Karena sejauh apapun jarak dengan mereka, akan terasa dekat dengan rangkaian kalimat doa yang senantiasa dilangitkan.
unexpectednya selain daripada do'a mereka juga memberikan materi yang tidak sedikit, pun air yang telah diberi do'a. Nyatanya Allah senantiasa memberiku kasih sayang yang tiada henti-hentinya.
Semoga mereka senantiasa mendapatkan kebahagiaan dunia dan juga akhirat kelak.
---
Dan hal yang dimudahkan lainnya adalah untuk mendapatkan tempat tinggal di dekat daerah sekolah. Ada Mbak Ainur yang menjadi perantara-Nya dalam memberikan kemudahan bagiku. Bersyukurnya di unit penempatanku, aku tidak sendiri. jadi ada teman diskusi dan tidak mengambil keputusan sendiri.
Alhamdulillah ala kulli hal, aku mendapatkan rumah kontrakan yang amat luas dan nyaman untuk ditinggali. Pun dengan harga yang terjangkau bersama dengan teman rantau lainnya. Rasanya Allah benar-benar memberikanku banyak kemudahan untuk berada disini.
Pun, ditempatkan di daerah yang bnayak muslimnya. Setiap waktu sholat aku masih senantiasa mendengarkan adzan. pemilik kontrakan pun mereka muslim. Ya Allah alhamdulillah ala kulli hal, betapa banyak nikmat yang sudah kuterima sampai hari ini.
0 notes
timrenovasirumah · 1 month
Text
Bongkar pasang plafon kamar mandi
Beberapa klien sering menanyakan atau konsultasi seputar pemasangan plafon untuk area kamar mandi,disini kami dari Tim Renovasi Rumah akan membagikan tips yang mungkin berguna sebelum anda memasang plafon kamar mandi:
pemilihan rangka plafon,di toko bangunan biasanya kita akan diberikan alternatif holo gypsum meni atau holo gypsum galvanis,saran kita karena lokasi pemasangan di kamar mandi yang identik dengan kelembaban maka kita pilih holo gypsum galvanis yang tahan terhadap karat
setelah memilih holo gypsum galvanis,kemudian ketebalan dari holonya,untuk area kamar mandi yang tidak begitu luas holo standar sudah cukup untuk pemasangan gypsum kamar mandi
Untuk jenis penutupnya ada beberapa pilihan plafon gypsum,plafon triplek,plafon grc,atau plafon pvc
Apabila posisi kamar mandi diatasnya juga kamar mandi di lantai-2,kami sarankan memakai jenis plafon yang tahan terhadap kelembaban atau kena air,ini untuk menghindari plafon abruk/roboh apabila terjadi kebocoran dari lantai kamar mandi di lantai-2,kita bisa menggunakan plafon grc atau plafon pcv
Pemasangan list gypsum,untuk profil list banyak pilihan di tukang list gypsum,model minimalis atau klasik,akan tetapi pilihlah lebar list gypsum menyesuwaikan lebar kamar mandinya,kita pakai list gypsum lebar 7 cm
Tumblr media
Pada umumnya kelengkapan pada plafon kamar mandi yang sering kita jumpai adalah titik lampu plafon baik lampu bohlam atau lampu downligh led,lampu stip led,Exhause fan plafon,man hole untuk pengecekan ruangan di atas palfon.
Mengenai pekerjaan bongkar pasang plafon kamar mandi,biaya akan tidak relevan apabila kita menghitung per meter persegi,mengingat volume pekerjaannya sedikit,sebagai gambaran saja disamping pekerjaan pokoknya(ganti plafon),ada item-item pekerjaan yang bersangkutan yang mau tidak mau akan menambah biaya di samping pekerjaan pokoknya,adapun pekerjaan tersebut antara lain sbb :
biaya bongkar plafon yang ambruk/rusak
biaya proteksi saniter closed/wastafel dengan menutup dengan plastik atau kardus untuk menghindari terkena kotoran
memindahkan alat-alat dan perlengkapan kamar mandi,ember,sabun,sampho,pembersih lantai dll
pembuatan steger kerja,karena posisi plafon di ketinggian 2,7m s/d 3,5m,maka dibutuhkan steger kerja untuk pemasangan plafon
biaya transportasi tukang,biasanya tidak mungkin pekerja menginap di rumah yang sedang dikerjakan,walaupun pekerjaan tersebut kurang dari seminggu,sebagai gantinya ada biaya kost/kontrakan atau biaya transportasi kendaraan menuju lokasi kerja
biaya kebersihan dan pembuangan sampah/puing
0 notes
diluarangkasa · 2 months
Text
10 Mei '24, hampir setahun lalu
Tulisan terakhir yang kutitip disini, my beloved tumblr.
Telah menjadi kebiasaan, sebelum menulis curahan baru, kubaca kembali curahan lama. Agak geli memang. Nah kalau boleh, sedikit kritik yaa penulis, Leny. Haha
Tulisanku terlalu banyak kode, kurang terbuka. Mungkin memang aku ingin menutup beberapa nama di lembaran memoriku. Tapi di usia 27th ini aku sudah lupa tentang siapa atau kejadian apa yg saat itu sedang menggebu², dan juga diksi yg terlalu obsesi sastra haha. Tapi yasudahlah, anak muda
Hampir satu tahun dari tulisan terakhir, tentang temanku yg suaminya sakit kanker. Alhamdulillah, dengan izin Allah ia sudah sembuh, kulihat Ncut (si istri) sudah mulai kerja kembali dan mereka sering pergi ngopsans (ngopi santai atau "nongkrong")
Lalu, anak²ku, dengan izin Allah mereka tumbuh dengan baik. Tapi aku tetap saja belum jadi ibu yg baik, saluran emosi yg meledak² mengalir pada anak² tak berdosa ini.
Hampir setahun ini keadaan kadang buruk dan baik menimpa anggota keluarga kami yg lain. Buruknya mengenai, cinta terlarang. Baiknya, tahun ini Nura mulai sekolah masuk TK A, dan banyak lagi.
Hari ini keringat mengalir lebih deras dari biasanya, kami sedang mengurus pindahan rumah (kontrakan). Yang rasanya ga beres² 😔😔.
Rumah baru kami ini adalah rumah om suamiku yg kosong karna ditinggal pemiliknya, om kami sudah meninggal Covid lalu, anaknya (Hafidz) bekerja di Jkt, dan mantan istrinya sudah menikah lagi.
Agak PR memang soal rumah baru kami ini, menguras tenaga dan emosi. Mulai dari bersih², beres², beres² lagi, beres² terus. Sekarang pun, aku masih di rumah lama, sambil menulis, menatap anak² dan suami yg sudah lelap.
Rumah (kontrakan) baru kami letaknya di belakang rumah ibu (mertua), dan berdempetan dengan rumah Bibi (tante) suamiku. Di belakangnya ada halaman yg luas, dan ada joglo kecil.
Semoga di rumah baru nanti keluarga kecilku ini menjadi lebih hangat, romantis, harmonis. Aamiin
Dan semoga keadaan kami menjadi berkah bagi orang² di sekitar kami. Aamiin
0 notes
afrisyaaulinuva · 3 months
Video
youtube
WISMA MADANI 1 || PROGRES PEMBANGUNAN KAVLING & PERUMAHAN
🏡 SEMUA BISA PUNYA RUMAH 🏡  🏡 DI MADANI LAND GROUP 🏡      ➖➖➖➖➖➖➖➖ 🖱️CLICK  : https://youtu.be/_DgIyr40VlM ➖➖➖➖➖➖➖➖ 👩‍💻  WISMA MADANI 1 :       Jl Tarikolot Citereup Bogor 📌 https://maps.app.goo.gl/tKV5ztrPKe5iK7Qu9 =============== ▪︎JANGAN LAGI TINGGAL DI KONTRAKAN,  APALAGI DI RUMAH MERTUA!! ▪︎SEMUA BISA RUMAH BERSAMA KAMI DISINI MADANI LAND GROUP!! Dengan mengusung konsep, Harga Termurah Dibandingkan Kompetitor Sekitarnya. Bisa Dicicil Ke Developer Hingga 10 Tahun, Tanpa BI Cheking, Tanpa Bunga & Persyaratan Yang Mudah. CUKUP BOOKING 1 JUTA DP MULAI 10 JUTA CICILAN 2.3 JUTA/BULAN FLAT SAMPAI LUNAS ! ✅  SPESIFIKASI : ▫️LUAS TANAH : 60 m² ▫️LUAS BANGUNAN: 30m² ▫️2 KT/1KM ▫️SURAT : SHM ♨️ HARGA : Rp. 275 Juta ♨️ HARGA  PROMO : Rp. 212 JUTA Perumahan Komersial di lokasi strategis di pusat hunian padat dekat kota mandiri Sentulcity, Pemda Bogor dan kawasan industri Tengsaw, juga Gunung Putri. Bisa Untuk Semua Kalangan, Mulai Pengusaha, Karyawan dan Freelance. Karena tanpa rekening koran, slip gaji dan status lainya. yang penting bisa nyicil. Bi Cheking Bermasalah masih bisa Ambil Rumah. Mengusung konsep Kavling/Rumah dg Desain Minimalis Modern Tropis Double dinding. bahan material berkualitas dan terjamin. -------------------------- https://youtu.be/ZFh7_Ja67Vk -------------------------- Pembayaran Fleksibel sesuai kemampuan konsumen. Booking Hanya 1Juta. DP mulai 10Juta. Cicilan Mulai 2Jutaan. Bestview Bukit hambalang dan lokasi strategis Di Kelilingi Perumahan Citereup Residen, Pesona Citereup, Puri Harmoni Pasir Mukti, Bumi Citereup Asri, Laceland, Semesta dll. 🏡 SPESIFIKASI BANGUNAN: • Lantai Keramik 40x40cm • Kusen Aluminium • Pondasi Cor • Plester Aci • Pintu Solid • Genteng Metal • Kloset Duduk Sower • Carport • Terrace Belakang Masih Luas FASILITAS : • 5 Menit fasilitas pendidikan lengkap dr Paud s.d Kuliah. • 10 menit TOLL Citereup, RS Anisa, Centra Medika, Bina Husada, Mall Robinson, Stasiun Nambo Pasar Citereup Dll. • 15 Menit Pemda Bogor, MALL CCM, Stadiun Pakansari, TOLL Sirkuit Sentul, Adhycity, Citra Sentul, Sequoia Hills, Sirkuit Sentul, dll. • 25 Menit Sentul city, AEON Mall, RS EMC, IKEA, Taman Budaya, Jungle Land, SICC, BCA training center, Sampoerna Akademi, Dll. UNIT TERBATAS!! YUKK SEBELUM KEHABISAN!!!! ➖➖➖➖➖➖➖➖➖ 👩‍💻 MORE INFO : ☎️ 0816 579 115 🏡 Cari Rumah Indonesia https://madanilandgroup.wordpress.com/2023/12/05/%e2%99%a8%ef%b8%8f-rumah-komersial-harga-subsidi-cicilan-flat-seharga-bayar-kontrakan-mau/ ________ #Rumah #Dijual #Citereup #Bogor #Properti #Kontraktor #Konsultan #Developer #BTN #MadaniLandGroup #WismaMadani #FLPP #Subsidi #Cibinong #NOBICheking #NOBUNGA #NORIBA #CCM #BISADICICIL #carirumahindonesia #SICC #CRICorp #CRIGroup #Cluster #Depok #GunungPutri
0 notes
keypropertisentul · 3 months
Video
youtube
🏠 READY STOCK RUMAH TERMURAH DI CITEUREUP BOGOR || KAVLING/RUMAH SUBSIDI CITEUREUP BOGOR JAWA BARAT
♨️ RUMAH MEWAH CICIL DEVELOPER TERMURAH CICILAN FLAT WISMA MADANI 1 CITEREUP BOGOR
Info Hub Tlp / Wa : 0816 579 115
www.propertysentulcity.com
-------------------------------------------------------
Follow akun social media kami untuk mendapatkan info seputar property sentul city : ◥ Instagram & Twitter :
* https://www.instagram.com/carirumahindonesia/
* https://twitter.com/CariRumahIndo
----------------------------------------------------
RUMAH ATAU KAVLING CICIL DEVELOPER TERBAIK DI CITEREUP BOGOR --------------------------------------------------
SEMUA BISA PUNYA RUMAH DI MADANI LAND GROUP 
================
WISMA MADANI 1 : Jl Tarikolot Citereup Bogor
---------------------
JANGAN LAGI TINGGAL DI KONTRAKAN, APALAGI DI RUMAH MERTUA!! SEMUA BISA RUMAH BERSAMA KAMI DISINI MADANI LAND GROUP!! .................................
Perumahan Komersial di lokasi strategis di pusat hunian padat dekat kota mandiri Sentulcity, Pemda Bogor dan kawasan industri Tengsaw, juga Gunung Putri. Dengan mengusung konsep, Harga Termurah Dibandingkan Kompetitor Sekitarnya. Bisa Dicicil Ke Developer Hingga 10 Tahun, Tanpa BI Cheking, Tanpa Bunga & Persyaratan Yang Mudah. Bisa Untuk Semua Kalangan, Mulai Pengusaha, Karyawan dan Freelance. karena tanpa rekening koran, slip gaji dan status lainya. yang penting bisa nyicil. Bi Cheking Bermasalah masih bisa Ambil Rumah. Mengusung konsep Kavling/Rumah dg Desain Minimalis Modern Tropis Double dinding. bahan material berkualitas dan terjamin. Pembayaran Fleksibel sesuai kemampuan konsumen. Booking Hanya 1Juta. DP mulai 10Juta. Cicilan Mulai 2Jutaan. Di Kelilingi Perumahan Citereup Residen, Pesona Citereup, Puri Harmoni Pasir Mukti, Bumi Citereup Asri, Laceland, Semesta dll. 🏡 SPESIFIKASI BANGUNAN:
• Lantai Keramik 40x40cm
• Kusen Aluminium
• Pondasi Cor
• Plester Aci
• Pintu Solid
• Genteng Metal
• Kloset jongkok
• Carport
• Terrace Belakang Masih Luas
FASILITAS :
• 5 Menit fasilitas pendidikan lengkap dr Paud s.d Kuliah.
• 10 menit TOLL Citereup, RS Anisa, Rs Sentra Medika,Rs Bina Husada, Mall Robinson, Stasiun Nambo Pasar Citereup Dll.
• 15 Menit Pemda Bogor, MALL CCM, Stadiun Pakansari, TOLL Sirkuit Sentul, Adhycity, Citra Sentul, Sequoia Hills, Sirkuit Sentul, dll.
• 25 Menit Sentul city, AEON Mall, RS EMC, IKEA, Taman Budaya, Jungle Land, SICC, BCA training center, Sampoerna Akademi, Dll.
UNIT TERBATAS!!
YUKK SEBELUM KEHABISAN!!!!
Info lebih lanjut hub:
0816 579 115
------------------------
#Rumah #Dijual #Citereup #Bogor #Properti #Kontraktor #Konsultan #Developer #BTN #MadaniLandGroup #WismaMadani #FLPP #Subsidi #Cibinong #NOBICheking #NOBUNGA #NORIBA #CCM #BISADICICIL #carirumahindonesia #SICC #CRICorp #CRIGroup #Cluster #Depok #GunungPutri
0 notes
carirumahindo · 4 months
Text
ABOUT US
🏡 SEMUA BISA PUNYA RUMAH 🏡
🏡 DI MADANI LAND GROUP 🏡
➖➖➖➖➖➖➖➖
🖱️CLICK : https://youtu.be/_DgIyr40VlM
➖➖➖➖➖➖➖➖
👩‍💻 WISMA MADANI 1 :
Jl Tarikolot Citereup Bogor
📌 https://maps.app.goo.gl/tKV5ztrPKe5iK7Qu9
===============
▪︎JANGAN LAGI TINGGAL DI KONTRAKAN, APALAGI DI RUMAH MERTUA!!
▪︎SEMUA BISA RUMAH BERSAMA KAMI DISINI MADANI LAND GROUP!!
Dengan mengusung konsep, Harga Termurah Dibandingkan Kompetitor Sekitarnya. Bisa Dicicil Ke Developer Hingga 10 Tahun, Tanpa BI Cheking, Tanpa Bunga & Persyaratan Yang Mudah.
✅ SPESIFIKASI :
▫️LUAS TANAH : 72 m²
▫️LUAS BANGUNAN: 30m²
▫️2 KT/1KM
▫️SURAT : SHM
♨️ HARGA : Rp. 300 Juta
♨️ HARGA PROMO : Rp. 223 JUTA
Perumahan Komersial di lokasi strategis di pusat hunian padat dekat kota mandiri Sentulcity, Pemda Bogor dan kawasan industri Tengsaw, juga Gunung Putri.
https://wismamadani01.wordpress.com/about/
Bisa Untuk Semua Kalangan, Mulai Pengusaha, Karyawan dan Freelance. Karena tanpa rekening koran, slip gaji dan status lainya. yang penting bisa nyicil. Bi Cheking Bermasalah masih bisa Ambil Rumah.
Mengusung konsep Kavling/Rumah dg Desain Minimalis Modern Tropis Double dinding. bahan material berkualitas dan terjamin.
--------------------------
https://youtu.be/ZFh7_Ja67Vk
--------------------------
Pembayaran Fleksibel sesuai kemampuan konsumen. Booking Hanya 1Juta. DP mulai 10Juta. Cicilan Mulai 2Jutaan.
Bestview Bukit hambalang dan lokasi strategis Di Kelilingi Perumahan Citereup Residen, Pesona Citereup, Puri Harmoni Pasir Mukti, Bumi Citereup Asri, Laceland, Semesta dll.
🏡 SPESIFIKASI BANGUNAN:
• Lantai Keramik 40x40cm
• Kusen Aluminium
• Pondasi Cor
• Plester Aci
• Pintu Solid
• Genteng Metal
• Kloset Duduk Sower
• Carport
• Terrace Belakang Masih Luas
FASILITAS :
• 5 Menit fasilitas pendidikan lengkap dr Paud s.d Kuliah.
• 10 menit TOLL Citereup, RS Anisa, Centra Medika, Bina Husada, Mall Robinson, Stasiun Nambo Pasar Citereup Dll.
• 15 Menit Pemda Bogor, MALL CCM, Stadiun Pakansari, TOLL Sirkuit Sentul, Adhycity, Citra Sentul, Sequoia Hills, Sirkuit Sentul, dll.
• 25 Menit Sentul city, AEON Mall, RS EMC, IKEA, Taman Budaya, Jungle Land, SICC, BCA training center, Sampoerna Akademi, Dll.
UNIT TERBATAS!!
YUKK SEBELUM KEHABISAN!!!!
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
👩‍💻 MORE INFO :
☎️ 0816 579 115
🏡 Cari Rumah Indonesia
https://madanilandgroup.wordpress.com/2023/12/05/%e2%99%a8%ef%b8%8f-rumah-komersial-harga-subsidi-cicilan-flat-seharga-bayar-kontrakan-mau/
____________________
#Rumah #Dijual #Citereup #Bogor #Properti #Kontraktor #Konsultan #Developer #BTN #MadaniLandGroup #WismaMadani #FLPP #Subsidi #Cibinong #NOBICheking #NOBUNGA #NORIBA #CCM #BISADICICIL #carirumahindonesia #SICC #CRICorp #CRIGroup #Cluster #Depok #GunungPutri
0 notes
fauzansholeh-blog · 4 months
Text
Hari ini iseng beli asinan sayur, sepengetahuan keluargaku penjual ini udah jualan cukup lama karena saat kita nempatin rumah ini sekitar 2005 beliau sudah jualan.
Yang keluar pesan dan tunggu abiku, setelah jadi dibawa keruang tamu dan abi cerita “Bapak itu udah jualan dari tahun 85, katanya jaman masih bayar kontrakan cuma 500 perak. Tahun 80an itu juga dia pernah ditawarin bayarin kontrakan yang sampe saat ini dia tempatin 2,5jt, tapi dia ngga punya uang..”
Ngga banyak komentar, lebih banyak menyadarkan diri agar syukurnya makin luas.
0 notes
zidnlman · 5 months
Text
pesantren waria
4 februari 2024, aku diajak ara (salah satu kawan kuliah) untuk pergi menyambangi pesantren waria. ya, pesantren waria. dua diksi 'berlawanan', pesantren dan waria. pesantren identik dengan para santri, kyai, pengajian, dan taat akan nilai-nilai keislaman sedangkan waria memiliki konotasi menyimpang terutama di wilayah sosial kita, hal tersebut karena adanya perbedaan antara dia dengan orang-orang pada umumnya. terlepas dari apapun itu, sekarang aku hanya ingin bercerita tentang yang simpel-simpel saja!. pukul 4 sore aku beserta ara dan yaya (adik tingkat kuliah) berangkat menuju pesantren itu yang berlokasi di deket mirota, ya pokoknya arah situ. dengan pengetahuan yang minim dan tanpa riset sebelumnya, rasa pertama yang muncul dalam lubuk hati ini adalah kagum, "ternyata waria-waria ini masih ingat Allah!". sesampainya disana rasa kagum itu semakin bertumbuh namun kali ini dibarengi dengan rasa takut dan bingung, lho, kenapa?. rasa itu muncul setelah mata ini memindai semua orang yang ada di dalam tempat itu. "yang waria yang mana saja, ya? "oh ternyata tidak semua waria, ya, disini?" "yang ini waria atau bukan?" "aku harus memanggilnya apa?, bagaimana nanti bila aku menyinggung perasaannya hanya karena salah memanggil?" gerutuku dalam hati perlahan, rasa itu mulai pudar karena aku berkenalan dengan salah satu orang yang ada di sana. namanya aprilia (tentu bukan nama lahir) asalnya dari nabire, papua tengah. ia tinggal di janti, dekat kontrakan lamaku dan kuliah di akademi penerbangan (seingatku). aku ingin mengulik tentang pesantren ini namun sepertinya aprilia bukan orang yang tepat karena ia pun baru bergabung ke pesantren ini kurang lebih 2 minggu yang lalu. lalu dengan memberanikan diri melawan ketakutan dan kebingungan itu (jangan diledek karena aku baru pertama kali berada di posisi ini) kutanya perihal ia nyaman dipanggil apa, ia akhirnya menjawab dengan senyum (mungkin memaklumi kecanggungan ini) "panggil saja mbak atau kaka senyamanmu saja". oh, ternyata mereka tidak se'jahat' yang kukira. pandanganku sebelumnya tentang takut menyinggung, offensive dan sebagainya ternyata engga. disana mereka belajar iqro, dan sangat sangat sangat antusias buat belajar, beneran antusias engga bohong. kemudian aku ditunjuk menjadi imam maghrib disana, sebuah kehormatan untuk dipercaya di tempat orang orang yang semangat mencari ilmu, apalagi ilmu agama. biar tulisan ini ada hikmahnya dan engga cuma wacingcong doang, aku mau tulis beberapa pelajaran yang bisa ku ambil dari pengalamanku ini; terlepas dari apapun pilihan hidupnya, ternyata dunia ini luas, amatlah luas. pada akhirnya perihal baik-buruk dan benar-salah itu sangatlah subjektif dan semestinya tidak berdampingan dengan hal kemanusiaan karena kemanusiaan di atas segalanya. maka di akhir kalimat ini akan ku tulis wasiat dari diriku untuk diriku sendiri: bermanfaatlah bagi sekitar tanpa menghakimi apapun kondisi hidupnya.
1 note · View note
perumahanngawi · 11 days
Text
Tumblr media
Sebagai pasangan yang telah berkeluarga, hidup akan lebih tenang jika memiliki rumah sendiri.
Selain untuk investasi jangka panjang, hunian yang kita miliki kelak akan menjadi tempat berteduh di hari tua nanti.
Nikmati hari tua Anda dengan aliran uang kontrakan, bukan malah bayar kontrakan.
Book dan pilih kavling hari ini, jangan tunda-tunda lagi. Ingat harga tanah selalu naik!
🎀 FREE desain tata ruang sesuai impian Anda
🎀 Tanpa biaya AJB dan bea balik nama
🎀 Angsuran 30 bulan tanpa DP dan bunga
🎀 Syarat hanya Fotocopy KTP dan KK
🔖 Lokasi strategis
🔖 One Gate System
🔖 Keamanan 24 Jam
🔖 Drainase Bawah Tanah
🔖 Jalan Paving Luas
🔖 Pagar Keliling 2 Meter
🔖 Bebas Banjir
🔖 Listrik 1300
🔖 Mushola
🔖 Taman Bermain dan Jogging Track
Lokasi:
🏡 GRIYA MENTARI ASRI
Jl. Sam Ratulangi, Klitik-Kersoharjo, Ngawi
📲 Info:
perumahan ngawi, perumahan syariah ngawi, kredit perumahan di ngawi, perumahan ngawi geneng, perumahan murah ngawi, jual rumah ngawi, rumah ngawi, jual tanah ngawi, perumahan minimalis ngawi, rumah murah minimalis, perumahan tanpa bank, perumahan jatim, perumahan murah jatim, perumahan jawa timur, perumahan strategis ngawi, perumahan ngawi kota, rumah dijual ngawi, perumahan tanpa DP, perumahan tanpa bunga, perumahan ponorogo, jual rumah ponorogo, rumah murah ponorogo, perumahan magetan, jual rumah magetan, rumah murah magetan, peruamhan ngawi murah, perumahan ngawi residence, perumnas ngawi, rumah subsidi ngawi, rumah kpr ngawi, perumahan subsidi ngawi, perumahan kpr ngawi, perumahan ngawi asri, perumahan di ngawi kota, dijual perumahan ngawi, rumah murah ngawi, rumah dijual ngawi, rumah murah di ngawi kota, rumah murah dijual di ngawi, kredit rumah ngawi, kredit rumah ngawi tanpa bank, kredit perumahan ngawi
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
ljhookertamansemanan · 5 months
Text
TSI/16720 (For Sale) Rumah Duri Kosambi Raya, Cengkareng, 4x8 m², 1 Lt, SHM
TSI/16720For SaleRumah Duri Kosambi Raya, Cengkareng, 4×8 m², 1 Lt, SHM Harga Rp 300.000.000Alamat Cengkareng, Jakarta Barat Deskripsi PropertiRumah kontrakan di Duri Kosambi Raya, Cengkareng, lokasi strategis, depan jalan raya, dilewati jaklingko, dekat area pertokoan, restaurant, superindo dan pasar, SHM Luas Tanah 31 m²Dimensi 4×8Luas Bangunan –Jumlah Lantai 1Perabotan –Kondisi –Kamar Tidur…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes