Tumgik
#lampauiaksara
ardinashulhah · 3 years
Text
#SirahNabi: Balasan Rasulullah SAW pada Penduduk Thaif
Penduduk Thaif melempari Rasulullah SAW dengan batu. Parahnya, ketika beliau bersimpuh di tanah mereka memegang lengannya dan menegakkannya, lalu ketika Rasulullah SAW berjalan kembali, mereka kembali melemparinya lagi sambil terkekeh-kekeh. Adalah Zaid bin Haritsah yang setia melindungi Rasulullah SAW, hingga terdapat luka berdarah di kepalanya.
Apa yang dialami Rasulullah SAW tidak menimbulkan dendam sedikitpun dalam hatinya. Padahal kesempatan membalas kejahatan penduduk Thaif ada di hadapan Rasulullah SAW. Saat itu, malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk membalikkan gunung Akhsyabin kepada mereka (penduduk Thaif). Tapi, taukah apa jawaban Rasulullah SAW saat itu?
"Sesungguhnya aku berharap semoga Allah berkenan mengeluarkan anak dari keturunan mereka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah".
Bukan hanya tidak mau membalas dendam, Rasullullah SAW justru mendoakan kebaikan! Dan kebaikan itu bukan kebaikan kaleng-kaleng, tapi kebaikan itu adalah nikmat iman yang dapat menyelematkan mereka di dunia dan akhirat.
Apa yang membuat Rasulullah SAW berbuat demikian? Ialah karena beliau menjalankan peran sebagai da'i dengan sebenar-benarnya. Rasulullah SAW memilih kemaslahatan dakwahnya daripada kepentingan dirinya. Karena tidak seperti seorang 'politisi' yang tugasnya bagiamana ia bisa menang, seorang da'i tugasnya adalah bagaimana dakwahnya bisa menang.
Pada saat itu juga yang menjadi kekhawatiran Rasullullah SAW bukanlah perbuatan kejam lagi keras yang dilakukan oleh penduduk Thaif terhadapnya, tapi beliau begitu takut kalau gangguan itu menjadi bukti murkanya Allah. Maka dalam do'anya yang panjang, Beliau SAW mengungkapkan "..Kepada siapakah diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang yang berwajah suram terhadapku, ataukah musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, semuanya itu tak kuhiraukan.."
📖Manhaj Haraki dalam Sirah Nabi.
Ardina. Bandung, 20 Maret 2021.
3 notes · View notes
ardinashulhah · 3 years
Quote
Tidak ada sesuatu yang lebih bisa memberikan nutrisi otak, kesegaran jiwa, dan kesehatan tubuh, serta mencakup segala keabahagiaan melebihi orang yang selalu melihat kitabullah. Manakala menyibukkan diri dengan Al-Qur'an kita akan dibanjiri oleh sejuta keberkahan dan kebaikan dunia.
Ibn Taimiyah
((Tidak sesuatu yang lebih bisa)), memang solusi terbaik itu bernama Al-Qur’an, bukan bercerita sana-sini, kabur dengan tidur, membaca buku, jalan-jalan, atau bahka menulis. Mungkin yang aku sebutkan bisa membantu, tapi tidak lebih dari bagaimana Al-Quran membantu kita. Begitulah luar biasanya mukjizat Nabi Muhammad SAW, kebaikan dan keberkahannya terasa pada ummatnya hingga sekarang. 
Ardina. Bandung, 20 April 2021. 8 Ramadan 1442H.
2 notes · View notes
ardinashulhah · 3 years
Text
Bacaan Ramadan #1: Dalam Dekapan Mukjizat Al-Quran
Tumblr media
Rezeki Ardina memang ya dapat hadiah buku mulu, alhamdulillah. Kode dari Allah diminta rajin baca. Kali ini bener-bener ga pake kode karena yang ngasih bilang wajib dibuat tulisan refleksi per 1 Ramadan. Mantap kan, namanya juga Teh Juan. 😁
Awal buka buku ini langsung kecewa dengan layoutnya, kenapa gak justify? Ckck, aku cukup geregetan, tapi aku tetep penasaran. Eh, ternyata paragraf awal kata pengantar sudah ngena. Nampolnya pas!
"Sebagian dari kita masih mengira bahwa tanda-tanda Allah SWT. Memberikan hidayah adalah dapat menghafal Al-Quran secepat kilat. Cukup dengan membaca sepuluh kali, sudah bisa hafal satu dua ayat dengan fasih. Sebagian orang juga mengira tanda Allah Swt. memberikan hidayah adalah kelancaran menyambung ayat tanpa harus murojaah (mengulang) sampai berbulan-bulan. Ada lagi yang mengira bahwa tanda Allah Swt. memberi hidayah adalah melalui waktu luang, lingkungan yang kondusif, dan sebagainya. Padahal, seseorang yang tidak sibuk pun belum tentu bisa menghafal Al-Quran. Bukan begitu?".
Kalimat terkahir itu terlalu nyata, untukku. Membuat malu. Waktu luang kemana saja menghilang? Hingga ayat-ayat baru pun tak banyak yang dicoba dihafalkan.
Dua empat jam yang sama, mulia dan tidaknya seseorang tergantung dari bagaimana menghabiskan detik demi detiknya.
Pada menit aku menulis ini jam sudah menunjukkan pukul 17.49 WIB, tanda adzan Maghrib sebentar lagi berkumandang. Satu ramadan sudah akan segera berganti dengan hari ke-duanya. Secepat itu waktu berlalu, secepat itu ramadan berlalu.
Gerak cepat, waktu itu tak mau menunggumu! :'
Ardina. Bandung, 13 April 2021. 1 Ramadan 1442H.
3 notes · View notes
ardinashulhah · 3 years
Text
“Apa kamu sudah selesai (berbicara), wahai Abu Walid?"
“Apa kamu sudah selesai (berbicara), wahai Abu Walid?", tanya Rasulullah SAW pada Uthbah. . Singkat cerita pada saat awal masa dakwah, suatu hari Rasulullah SAW diminta datang ke Ka'bah untuk menemui pentolan-pentolan kaum Quraisy. Saat itu salah tokoh yang menjadi perwakilan adalah Uthbah bin Rabi'ah a.k.a Abu Walid. . Uthbah menjelaskan panjang x lebar tawaran 'duniawi' yang tidak main-main kepada Rasulullah SAW; dengan syarat beliau SAW harus menghentikan dakwahnya di Makkah. . Tentu saja Rasulullah SAW tidak mau dan tidak tertarik. Tapi, supernya.. penjelasan yang panjaaang dari Uthbah itu tetap Rasulullah SAW dengarkan dengan seksama, tanpa sedikitpun memotongnya. Beliau SAW mendengarkan dengan lapang dada meski pendapat Uthbah tertolak dan tak dapat diterima. . Bahkaan, sebelum menimpali pernyataan Uthbah, Rasulullah SAW bertanya lagi "Apakah kamu sudah selesai, wahai Abu Walid?". Beliau SAW memastikan dan memberikan kesempatan Uthbah untuk menumpahkan uneg-uneg dalam pikirannnya hingga tuntas. Satu lagi, Rasulullah SAW memanggil Uthbah dengan panggilan yang ia senangi "Abu Walid", tanpa mengumpat atau mencela sama sekali. . Huft, bagai bumi dan langit aku dengan keteladanannya. Telinga ini masih belum optimal digunakan untuk mendengarKAN, bukan hanya sekedar mendengar tanpa kesadaran. Lisan ini seringkali masih (terlalu) terburu ingin ikut bersuara, padahal belum mendengarkan sudut pandang lawan bicara dengan paripurna. Ckck. Semoga kedepan lebih baik dalam berinteraksi dengan sesama manusia! . 📕:Manhaj Haraki dalam Sirah Nabi SAW: hal.133
2 notes · View notes
ardinashulhah · 3 years
Text
Hadiah di Mata Manusia Dewasa
Tumblr media
Niat. Dua kali ikut kajian Dhuha Masjid Nurul Ashri (online) bersama Ustadz Syatori rasanya badannya kayak digoncang-goncang "Sadar woy.. sadar..". Meski pembawaan Ustadz begitu lembut, tapi tetap saja berhasil menggoncang sanubariku. Duh.
Ikhlas, niat semata-mata karena Allah. Bukan yang lain. Bahkan, Kata Ustadz.. jikapun Allah menjanjikan ada banyak kebaikan dari sebuah amalan yang hamba-Nya lakukan lihatlah apa yang ada dibaliknya. Dibalik hadiah-hadiah besar yang menggoda orang beriman ada yang harus kita sadari dan maknai bahwa itu semua adalah 'tanda-tanda' Allah begitu menyukai jika hamba-Nya mengamalkan amalan tersebut.
Dibalik 700 kebaikan dari pahala sedekah, 10 kebaikan di setiap huruf Al-Quran, 100.000x lipat pahala shalat di Masjidil haram, dlsb. Lihatlah ganjaran yang besar itu adalah tanda Allah sukaaaaa (ridho) sekali jika kita melakukannya.
Analoginya seperti seorang anak kecil yang dijanjikan orang tuanya hadiah sepeda senilai empat juta jika berhasil shalat 5 waktu di masjid ketika liburan sekolah. Anak kecil itu pasyi berfokus pada hadiah sepeda yang begitu menarik hati, tapi tidak dengan seorang dewasa. Seorang dewasa dapat melihat ada makna bahwa 'shalat 5 waktu di masjid begitu penting dan berharga jika dilaksanakan' hingga hadiah besar pun rela orang tuanya janjikan.
Begitulah bab niat, halus sekali, tidak diketahui oleh siapapun kecuali diri kita dan Allah saja, tapi begitu penting ia dalam hidup. Dengan ikhlas lah, kita akan diridhoi-Nya. Dan, apalagi memang yang lebih penting dalam hidup ini selain ridhoi-Nya, selain mendapatkan rahmat-Nya?
Karena, kehidupan manusia tak pernah bisa lepas dari Allah SWT, barang sedetik pun, dan di titik mana pun. Maka, hanya pada-Nya lah sebaik-baik tempat bergantung. Wallahualam.
Allahumma inni asaluka 'ilman nafian. Warisqon toyyiban. Wa'amalam mutaqobbalan.
Ardina. Bandung, 17 April 2021. 5 Ramadan 1442H.
1 note · View note
ardinashulhah · 3 years
Text
Mengaku Saja Tidaklah Cukup
Tumblr media
Memang yaaa dibalik pencapaian orang yang kita inginkan ada susah-susah yang harus mereka rasakan. Boleh bilang 'aku bukan orang yang mudah menghafal' tapi ga berhenti di situ saja seharunya. Setelah menyadari dan menerima kapasitas diri, selanjutnya adalah berusaha sekuat tenaga dalam ikhtiar-ikhitar yang dapat dikerja. Menunjukkan bukti kesungguhan pada-Nya, mengambil ladang pahala bernama usaha.
Allahummar hamna bil quran..
Ardina. Bandung, 15 April 2021. 3 Ramadan 1442H.
1 note · View note
ardinashulhah · 3 years
Text
Belum Mengerti Nikmatnya
Tumblr media
"Hidup di bawah naungan Al-Qur'an adalah suatu nikmat. Nikmat yang tidak dimengerti kecuali oleh yang merasakannya".
Sepertinya aku belum sampai tahap itu, tapi semoga Allah sampaikan.. Allah izinkan merasakannya. :')
__
Gak heran lagi kenapa dalam rezeki waktu yang sama ada orang yang tahan berlama-lama dengan kalam-Nya, sedang ada orang lain yang menyentuhnya saja enggan, atau baru sebentar saja membacanya sudah bosan.
Padahal menuju kenikmatan atau kebahagiaan itu perlu proses, ada mujahadah yang perlu diusahakan. Ada bosan yang harus diterjang, ada hambar yang perlu dirasa di awal, juga ada do'a yang tak hentinya dipanjatkan.
Seperti kata Teh Wilda, bahwa Allah tak menjanjikan kebahagiaan instan bagi siapa-siapa yang berinteraksi dengan Al-Quran, tapi ia sudah dipastikan tidak akan membuat sulit seorang pun. Bahagianya justru dalam hadir dari setiap prosesnya.
Jika belum dirasa sekarang, tak mengapa. Bukan tidak mungkin untuk bisa kita rasakan nanti. Insya Allah..
Ardina. Bandung, 14 April 2021. 2 Ramadan 1442H.
1 note · View note
ardinashulhah · 3 years
Text
#BuyaHamka: Terlambat Mengagumi
Terlambat rasanya baru sekarang mengagumi tokoh Buya Hamka. Telah lama namanya terdengar, tapi baru kali ini benar-benar bersyukur ada sosok sehebat Buya Hamka lahir di Indonesia.
Hidupnya tak mudah dan penuh perjuangan, tapi tenang selalu ada dalam jiwanya. Mungkin itulah yang terjadi pada setiap manusia ketika dunia bukan lagi menjadi ambisi, tapi Allah lah yang selalu menjadi tujuan dan alasan setiap gerak yang dilakoni. 
Membaya buku “Ayah” karya anaknya yang ke-5, Irfan Hamka seolah disodorkan sosok Buya Hamka dalam kehidupan pribadinya. Sebagai ayah yang sangat mengerti dan sayang anaknya, sebagai suami yang begitu mencintai dan menghargai istrinya. 
Irfan dalam bukunya pun bercerita banyak tentang kisah Buya Hamka dengan tokoh-tokoh yang telah berbuat jahat padanya. Begitu takjub aku dengan sikap Buya Hamka yang tulus memaafkan dan tiada dendam. Dituduh, difitnah, hingga dipenjarakan telah diperbuat oleh tokoh-tokoh tersebut pada Buya Hamka, tapi hati nurani memang sulit dibohongi, pada akhir cerita tokoh-tokoh tersebut terlihat sekali menganggap Buya Hamka sebagai sosok yang pantas dihormati. 
Soekarno, perintahnya untuk memenjarakan Buya Hamka 2 tahun 4 bulan lamanya (karena tuduhan akan mem), pada akhir hayatnya berpesan ingin nanti Buya Hamka lah yang memimpin shalat jenazahnya.
...
(Menemukan tulisan ini di draft, belum selesai. Sepertinya ditulis selesai membaca buku "Ayah" yang berarti tahun 2020 lalu. Sayang ya memang kalau tidak langsung ditulis apa yang ada di kepala hingga benar tiba saatnya lupa. Baiklah, aku post dulu ya apa adanya. Belum selesainya tulisan ini mungkin kode untuk aku membaca buku "Ayah" lagi, memang terlalu bagus untuk hanya dibaca sekali.)
Ardina. Bandung, 20 April 2021. 8 Ramadan 1442H.
0 notes
ardinashulhah · 3 years
Text
Halo, Jombs!
Tumblr media
Ini merupakan tulisan seorang ibu rumah tangga yang menghafal satu ayat demi satu ayat setiap harinya. Katanya tak cukup rasanya menghafal dalam waktu 24 jam karena saking sibuk dan padatnya pekerjaan rumah.
Tumblr media
Halo, yang jombs apa kabar?
Ardina. Bandung, 19 April 2021. 7 Ramadan 1442H.
0 notes