Tumgik
#menjagarasa
raufabdurrauf · 4 years
Text
MENJAGA RASA
Perasaan itu datang tiba-tiba, kemudian jadi suka.
kata “suka” menjadi kata yang paling merona dan berwarna. Merah jambu warnanya. Ia suka datang tiba-tiba lalu pergi tanpa melaporkan LPJnya. 
Memang rasa suka tak ada yang tahu akhirnya, pertanggung jawabannya bisa berubah sepanjang masa. Tergantung bagaimana kita menjaganya dan mengendalikannya.
Jadi, ini kisahnya. Sepenggal kisah tentang rasa yang datang tiba-tiba.
Kala itu memang tak sengaja, dalam bahasan tentang sebuah industri makanan yang tak tahu kejelasan halalnya. Aku pun menjaprinya, chat ke dia dengan lancarnya aku memaparkan semua wawasan yang kupunya.
Ia pun terkagum, padahal aslinya aku yang kagum duluan sebelum dia.
Pasalnya laki-laki memang memiliki sifat ingin dianggap, makanya sering berbuat demikian. Ketika luka, diam saja. Tegar memang jadi topeng paling sempurna. Begitu kira-kira sifat laki-laki.
Kala itu memang tak sengaja, chat bikin ketawa jadi senjata. Rasa suka yang membahana jadi kebahagiaan tiada tara. Notifikasi dia, menjadi panggilan sempurna di kala menunggu di ruang tunggu.
Namun sanubari ini bergejolak, antara meng-iyakan rasa atau justru menghilangkan dan melupakan rasa yang ada. 
Akhirnya rasa itu menjebak diriku, perempuan itu berkata “kita ini bukan siapa-siapa, lantas kenapa bahagia dengan hal yang fana?” Ku mengambil jeda, berhenti sejenak dari gelora hati yang sementara. Fana.
Ia memberi tanda, kalau chatnya tidak penting tidak akan ku balas ya. Aku pun terkagum mendengarnya, entah mengapa penjagaannya membuat hatiku merona.
Kini aku berusaha menjaga, bukan. Ku berusaha melupakan yang nyatanya tak akan bisa. Lalu aku coba menchatnya. “Izin bertanya boleeh?” “Oh, seberapa penting pertanyaannya?” “75%!” Tegasku. “Blablabla..” “Maaf chat kamu sebatas itu? itu cuma 40%. Izin ya tidak akan ku balas.”
Semenjak itu, aku menjadi kesal namun rindu. Ah tak menentu. Ku coba lagi mengirim pesan, namun apa daya pesanku di pikirannya hanya 40% ke bawah. Semakin kesini aku berpikir, apa memang chatku tidak penting ya? Hahaha. Ketika itu aku langsung membaca ulang dan memposisikan diriku sebagai penerima chat, ih iya ternyata tidak penting!  Kini aku tersadar, bahwa menjaga dalam doa memang sebuah nikmat tiada tara. Walau aku tak tahu kapan waktunya tiba, tetapi Allah pasti memberikan takdir yang luar biasa. Rasa memang selalu ada, mungkin ia datang tiba-tiba, tapi ingat menjaga jadi sebuah kata paling bijaksana ketika kamu berhasil jadi pemenangnya. Selamat menjaga rasa hingga waktunya tiba!
2 notes · View notes
enidefitrianiz · 7 years
Quote
Hai, Tuan
Sudah sampai dimana perjalananmu? Semoga Allah slalu memberkahi setiap langkahmu dan senantiasa menjagamu.
0 notes
raufabdurrauf · 5 years
Text
Hidup Banyak Rasa
Pesan ini bermula dari sebuah kata “bagaimana jika”. Izinkan aku menuangkan banyak rasa dalam sebuah pertanyaan bermakna.
Bagaimana jika aku tidak jadi apa-apa? Bagaimana jika aku hanya orang biasa? Bagaimana jika aku tidak sesuai harapan orangtuaku? Bagaimana jika nilai ujianku jelek? Bagaimana jika sebenarnya dia tidak suka aku? Bagaimana jika nenekku bertanya tentang kapan lulus? Bagaimana jika aku tidak bisa melakukan ini itu? Pertanyaan di atas adalah kontempilasi makna kehidupan yang aku rajut dengan seni bertanya pada diri #selftalk. Memang hidup ini seyogyanya bermula dari sebuah pertanyaan, mulai dari pertanyaan apa, kenapa, bagaimana hingga mengapa dan lengkap 5W+1H itu pasti akan muncul dalam kehidupan. Nah, karena salah satu sifat manusia adalah ingin puas maka menunggu sebuah jawaban adalah kepastian yang dirindukan. Tapi pertanyaannya lagi, apakah harus semuanya dijawab? Misal pun dijawab apakah harus selalu sesuai ekspektasi orang-orang? Semisal perkara jatuh cinta, kita tidak tahu kalau sebenarnya hanya kita saja yang memiliki rasa suka dan akhirnya selalu bertanya  “apakah dia suka sama aku juga?”, “bagaimana jika tidak suka?” 
Tapi kamu tetap memperjuangkan dia yang tidak tahu apakah ada rasa atau tidak padamu. Lalu kamu mulai kehilangan arah, tidak fokus pada tujuan awalmu di kuliah atau sekolah. Sampai akhirnya kamu terperdaya oleh rasa itu. Oke, suka memang hal yang manusiawi dan itu anugerah terindah dari Allah. Tapi ada suatu hal yang harus kita jaga, bernama rasa ingin memiliki yang diselimuti oleh hawa nafsu. Cara menjaganya? Kurangi interaksi, sulit? Coba sesekali dan kasih apresiasi jika kamu berhasil dan katakan pada dirimu “ini adalah awal yang baik untuk menjaga diri” Karena hidup ini memang banyak rasa, tapi sejatinya kita mesti memastikan rasa apa yang harus kita pikirkan. 
1 note · View note