#novembernulis

[coklatjingga]

Ibuku pernah bertanya, "Nak, apakah rasamu telah habis di orang lama?"

Aku hanya tersenyum.

Percayalah, Bu. Rasaku tidak habis di orang lama. Aku hanya sedang menata hatiku sebelum membukanya kembali. Menyusun yang kemarin berserak, mengganti kaca yang sempat pecah. Aku tidak mau ketika seseorang yang tepat datang, kakinya justru terluka karena kenangan yang masih bertebaran di mana-mana.

Jadi, jangan khawatir, Bu. Aku tak akan mati rasa. Aku hanya sedang menyiapkan hati menyambut kedatangannya dan merayakan cinta dalam suka cita.

[coklatjingga]

Wahai, Gaza

Bagaimana malammu di sana?

Sudahkah kau temukan tempat berteduh?

Kudengar kau dipaksa melupakan rumahmu

Meninggalkan kekasihmu

Mengubur mimpi-mimpimu

Wahai, Gaza

Bagaimana malammu di sana?

Dimana malam ini kau berlabuh?

Kakimu tentu sudah lelah

Kemana tujuan entah

Wahai, Gaza

Bagaimana malammu?

Terasa sesak menuliskan ini, karena kutahu malammu tak pernah baik-baik saja.

[coklatjingga]

Katanya yang benar-benar cinta tidak akan pergi.

Tergantung.

Ketika cintanya malah membuat jauh dari Pemilik cinta, yang benar cinta akan memilih pergi. Bukan karena tidak cinta lagi, tetapi karena cintanya begitu suci sehingga ia tidak ingin menodai.

Kupikir begitu...

[coklatjingga]

Ya Allah, mohon ampuni semua dosaku dan sembuhkanlah hatiku. Lapangkan dadaku menerima takdir yang telah digariskan untukku.

Doa ini pernah menjadi bagian di setiap sujudku. Yang paling kupinta di hari-hari kelam itu. Dan kini doa itu telah Allah perkenankan untukku.

[coklatjingga]

Sebelum tidur cuma mau bilang,

Semoga malammu lelap, dalam doa panjang yang penuh harap kepadaNya. Jangan resah, sebagaimana kini kau tengah tertatih memantaskan diri, di sini aku pun tengah sibuk mematut diri, mempersiapkan hati untuk pertemuan kita nanti. Maka, tenanglah. Sekuat kau menjaga pandang, sekuat itu pula aku menjaga diri.

Kepadamu, yang masih menjada rahasia Allah untukku.

Batusangkar, 30112023

[coklatjingga]

Menjadi dewasa adalah ketika pada kesalahan seseorang kita bisa memaafkan dan sibuk mengintrospeksi diri bukan menghakimi.

[coklatjingga]

Cerita Pendek

Bagaimana aku bisa membenci? Sedang tawamu adalah yang paling sering kucari. Sepasang mata bundar itu, alis hitam yang tebal itu, suguhan pagi hari yang selalu kunanti. Berulang kali kau lari, mengasingkan diri dari cinta yang kumiliki, berulang kali pula aku tersungkur menapaki jejakmu, tertatih.

Kau mungkin menyebutku pengemis hati, sedang bagiku ini hanya sebuah perjuangan memenangkan hati. Meski masih abu bagiku, hatimu kah yang ingin aku menangkan atau hatiku sendiri yang sulit dijinakkan.

Aku ingat kata-kata yang sering kau lontarkan, saat keinginan kita sering berseberangan.

"Cinta tak begini, tak untuk diperdebatkan. Cinta beriringan namun kau selalu meminta arah berlainan."

Aku tak pernah paham kalimat itu. Sebab usiaku terlalu muda untuk menangkap rasa cinta yang kau berikan.

Menurutmu, cinta adalah rasa yang haus pengorbanan. Sedang, di mataku cinta adalah rasa yang butuh diperjuangkan.

Hingga akhirnya kau tetap pada jalanmu, mengorbankan perasaanmu agar aku bahagia dengan selainmu. Sementara aku tetap di jalanku, memperjuangkan cinta ini agar bisa bahagia denganmu.

[coklatjingga]

Kupikir setelah patah hati hebat satu tahun lalu aku tak akan bisa lagi merasakan cinta. Namun, ternyata aku salah. Kali ini aku justru sedang jatuh sejatuh-jatuhnya dalam cinta. Cinta yang belum pernah hadir sebelumnya. Cinta yang tak bisa kudefinisikan dengan ribuan kata. Cinta yang membuatku takut kehilangan dan jauh darinya. Cinta itu yang selama ini hatiku cari ternyata telah tumbuh tapi lupa kusirami.

Cinta yang membuatku tegar melangkah meski payah. Cinta yang menguatkanku saat dunia menekan dengan hebatnya. Cinta ini, terlalu istimewa untuk kubagi. Bahkan aku cemburu saat kulihat di dekatku ada yang lebih mencintainya.

Ya, cinta itu cinta yang tak ada tandingannya.

Cinta pada Allah pemilik seluruh cinta.

Ya Allah, ajari aku untuk terus menyuburkan cinta ini. Bantu aku untuk tak menduakanmu dengan apapun di hatiku. Bimbing aku yang masih belajar mengeja dan memeluk cintaMu, cinta yang tak lekang oleh waktu.