Tumgik
#richardo fransiscoli
Text
11:11
Waktu menunjukkan pukul 11:09. Aku duduk termenung memandang lampu kamar, membiarkan setiap pikiranku melayang, layaknya roh Tuhan yang melayang - melayang di bumi ketika bumi ini diciptakan.
“Masih beberapa menit lagi.”, pikirku sambil kemudian meletakkan kembali smartphone ku tepat disamping tubuhku yang terbaring lemas.
Saat itu ku tengah menunggu jam sakral, beberapa kepercayaan berkata bahwa ketika jam menunjukkan angka yang sama dan disaat yang bersamaan apapun yang kita pikirkan menjadi sebuah kenyataan. Sejujurnya, aku termasuk orang yang skeptik di hampir segala hal. Oleh sebab itu tak heran bagiku jika terkadang aku melakukan beberapa eksperimen aneh untuk membuktikan sesuatu, entah apapun itu.
“11:10, Ah... Satu menit lagi!” kataku kali ini, sambil kemudian duduk dan menyalakan rokokku.
Entah kenapa malam itu terasa begitu tenang, pikiranku juga terasa sepi. Tak seperti biasanya aku mengalami hal ini. Tak seperti biasanya juga suara - suara aneh itu tidak berteriak dalam benakku.
Semuanya terasa lembut..
Damai..
Seolah tak ada beban..
Aku bahkan merasa bahwa tubuhku terasa begitu ringan layaknya bulu burung merpati yang terbang melayang dengan lembut tertiup oleh angin...
Ahhh.. Seandainya momen ini terus kualami.
Namun aku bingung, aku bahkan tidak tahu apa yang aku pikirkan.
Semuanya terasa begitu kosong, sepi, luas, layaknya semesta raya yang tak bertepi.
Tiba - tiba, aku merasakan sebuah kejanggalan.
Telingaku seolah tak mendengar apapun, hidungku serasa tak bernafas, detak jantungku serasa berhenti.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Apakah aku mati?
Atau, inikah yang disebut sebagai sebuah pengalaman ketika ku memasuki sebuah entitas baru?
Tak ada yang bisa kurasakan saat itu. Nampaknya hanya mataku yang berfungsi dengan maksimal, begitupula otakku yang masih terus bekerja sama dengan kedua mataku untuk menafsirkan visual yang ada didepanku.
Sebuah cahaya perak kebiruan melesat dari luar jendela. Tanpa bunyi, tanpa hembusan angin - Hanya cahaya! Saat itu aku tidak bisa merasa, aku hanya bisa melihat!
Cahaya itu terbang dengan cepat, menembus dinding tebal rumahku. Melayang perlahan kedalam ruang tamu, memantulkan sebuah nuansa kebiruan di dalam rumah, pantulan cahayanya masuk melalu ventilasi kamarku - Terang, berkilau, redup, dan kembali terang, bergerak layaknya pantulan cahaya yang mengenai permukaan kolam renang.
Aku memutuskan untuk menghampiri cahaya itu.
Apakah orang - orang dirumahku ini buta? Atau mereka tidur dengan sangat lelap sehingga mereka tidak menyadari ada sebuah cahaya begitu terang layaknya lampu mercusuar yang bersinar di tengah ruang tamu mereka?
Aku mendekati cahaya itu, tanpa rasa takut sedikitpun. Tiba - tiba cahaya itu mengecil, lalu melayang layaknya kunang - kunang. Cahaya itu melesat ke arah jam dinding rumahku yang saat itu tengah menunjukan pukul 11 : 11.
Mataku terbelelalak kaget. Aku kembali teringat akan tujuanku sebelumnya. Ku berusaha untuk berkonsetrasi namun tak bisa. Ah sial, cahaya ini mengalihkan fokusku!
Aku berdiri cukup lama saat itu, cahaya itu masih terus memutar di sekitar jam dinding. Namun aku heran,
Apakah kedatangan cahaya itu telah menghentikan waktu?
Mendadak cahaya itu terbang mendekatiku, aku hanya diam.
Tidak ada yang dapat kurasakan. Semuanya terasa hampa.
Cahaya itu semakin mendekat, dan kini bertransformasi menjadi sebuah garis meliuk, layaknya pita seorang balerina. Meliuk indah memutari tubuhku, menari di hadapan wajahku.
Aku memang tidak bisa merasakan secara fisik nuansa malam itu pada tubuhku.
Aku bahkan tidak bisa merasakan ringannya udara itu masuk kedalam hidungku.
Aku juga bahkan tidak dapat merasakan detak jantung ku, ataupun aliran darahku.
Yang kurasakan saat itu lebih dari sebuah pengalaman fisik. Tubuhku memang terasa mati.
Tapi entah mengapa, jiwaku yang tadinya seolah melayang kini kembali bersemayam dalam diri. Memberikan sebuah rasa penuh dan hangat tapi sangat sulit dijelaskan dalam artian pada umumnya.
Cahaya itu, ya cahaya itu..
Apakah dia bagian dari jiwaku yang hilang?
Apakah dia bagian dari kebahagiaan yang selama ini kucari?
Kebahagiaan yang sejatinya terabaikan?
Kebahagiaan paling sederhana yang sesungguhnya menjadi kebutuhan mendasar kita umat manusia?
Cahaya itu berhenti menari - nari dan kemudian turun disekitar kakiku, membesar, dan semakin terang. Lambat laun kubisa merasakan kehangatan pada tubuhku. Aku bisa merasakan kembali oksigen yang masuk kehidungku. Aku juga bisa merasakan kembali detak jantungku yang sebelumnya terasa berhenti.
Cahaya itu semakin bersinar, bersinar dengan sangat terang. Saat itu entah mengapa aku merasakan ketakutan.  Jantungku berdegup kencang, tubuhku terasa lunglai. Cahaya itu seolah menarik kembali energi yang telah dia berikan kepadaku.
Aku menurunkan tubuhku, terlihat seperti orang yang berlutut. Cahaya itu perlahan menampakkan sebuah wujud. Wujud yang tak asing bagiku. Sebuah wujud yang sering kulihat pada dongeng - dongen natal ketika ku masih kecil dulu. Dia mengingatkanku pada Rudolf, namun dia tidak memiliki bulu coklat, ataupun hidung merah seperti badut. Cahaya itu semakin membesar, meledak ledak, bagaikan semburan gas di matahari - tapi tidak panas. Perlahan tapi pasti, cahaya itu telah berhenti membesar, dan semakin menampilkan sebuah bentuk jelas - RUSA PERAK!
Aku tidak pernah melihat sesuatu seindah ini.
Dia terlihat sangat nyata, namun juga sulit untuk dipercaya.
Lekukan tubuhnya terpahat tegas namun tetap lembut.
Dia terlihat begitu menawan layaknya patung David, karya Michael Angelo. Namun tak ada otot ataupun urat yang terpahat.
Hanya sebuah bentuk dasar yang indah,
Ya, indah dan bercahaya.
Cahayanya memancarkan sensasi kedamaian yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Saat itu kubertanya..
Apakah maksud dari semesta raya mengirimkan dia kepadaku?
to be continued.
0 notes
Video
youtube
Kalau yang inisih, bisa dibilang adalah film dengan genre eksperimental pertama yang gue bikin. Film ini sebenernya merupakan film pesanan dari temen gue yang mau ngasih film ini sbg hadiah untuk ceweknya. Between Us membuka mata kita akan makna perbedaan yang sebenarnya. Tonton! :P
0 notes