Tumgik
#rumah sederhana di kampung
rumahminimalis23 · 2 years
Text
Tumblr media
Rumah Baru desain Minimalis dalam Cluster lokasi strategis dekat Tol dan MRT di Cinere, Depok DISKON HINGGA 19% DAN BONUS KANOPI DAN AC
DIAH Cinere, Depok
Fast Respon : 0878-8363-9007
Info lengkap kunjungi : linktr.ee/diahpru Ig : @rumah_minimalis2lantai
rumah2lantai #rumah2lantaiminimalis #rumah2lantaimurah #rumah2lantaidepok #rumah2lantaia #rumah2lantaiasri #rumah2lantaididepok #rumah2lantaidibogor #rumah2lantaidepokmurah #rumah2lantaiexclusive
0 notes
jasaarsitekrumah · 2 years
Text
PROMO, WA 0822-2894-4844, Paket Desain Rumah Sederhana Di Kampung  Blitar
Tumblr media
WA 0822-2894-4844, Archimax Architect adalah Perusahaan Arsitek Profesional yang melayani Paket Desain Rumah 3 Kamar Tidur 1 Mushola  Blitar, Paket Desain Rumah 3d  Blitar, Paket Desain Rumah 30/60  Blitar, Paket Desain Rumah 3 Lantai  Blitar, Paket Desain Rumah 36  Blitar.
Hubungi via Whatsapp https://wa.me/6282228944844
Kami telah menyelesaikan beberapa Project Desain Rumah Customer dari kota Bogor, Lamongan, Jepara, Bojonegoro, Surabaya dan Seluruh Indonesia.
ARCHITECT TERPERCAYA
Sudah lebih dari 1000 rumah dari seluruh Indonesia dan dari luar negeri kita desain , dengan mengutamakan pelayanan dan kepuasan Klien.
Didukung tim ahli yang berpengalaman serta profesional untuk desain dan bangunan
Profesional
Semua pekerjaan terinci dalam SPK secara jelas
Budget dapat disesuaikan keinginan klien
Pembayaran sesuai progress
Tepat Waktu
Hasil Render Memuaskan
Gambar Detail dan Lengkap
Free Ongkir
Melayani seluruh Indonesia
Layanan kami daintaranya :
Desain 3D Eksterior
Desain 3D Interior
DESAIN 3D DENAH
Gambar Denah/Layout
Gambar kerja/struktur
Rencana Anggaran Biaya
Konsultasi gratis
Hubungi
WA/Telp : 0822-2894-4844
WA/Telp : 0822-2894-4844
WA/Telp : 0822-2894-4844
Website Official
www.archimaxarchitect.com
0 notes
agenrumahwinata · 2 years
Text
Tumblr media
TERJANGKAU, Hubungi 0812-1244-2489, Rumah Properti Di Bogor Winata Properti
DESKRIPSI (HARGA)
Rumah Properti Harga 255 Juta Di Ciseeng Kabupaten Bogor, Jual Rumah Properti Murah 255 Juta Nego Di Ciseeng Kabupaten Bogor, Rumah Properti Jual Cepat 255 Juta Bisa Nego Di Ciseeng Kabupaten Bogor, Rumah Properti Dijual Murah Cepat 255 Juta Di Ciseeng Kabupaten Bogor, Rumah Minimalis Jual Cepat Harga 255 Juta Nego Di Ciseeng Kabupaten Bogor
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur
Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor
( Dekat Starbuck Kota Wisata )
Langsung Owner
0819-9925-0870
 #rumahdiciseengparung, #rumahdiciseengdijual, #rumahdiciseengdijualcepat, #rumahdiparungbogor, #rumahdiparungbogormurah, #rumahdiparung, #rumahdiparungpanjang, #rumahdiparungbogor, #rumahdiparungciseeng, #rumah
0 notes
Text
Tumblr media
DIJUAL CEPAT, Hubungi 0812–1244–2489, Rumah Bagus Dijual Murah Di Ciseeng Parung Bogor Winata Properti
KLIKhttps://wa.me/6281212442489, Rumah Bagus Dijual Cepat Di Ciseeng Parung Bogor, Rumah Bagus Dijual Cepat Butuh Uang Di Ciseeng Bogor, Rumah Bagus Murah Butuh Uang Di Sekitar Ciseeng Bogor, Rumah Bagus Dijual Murah Di Ciseeng Bogor Butuh Uang, Rumah Bagus Dijual Butuh Uang Di Ciseeng Parung Bogor
Winata Properti
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur
Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor
( Dekat Starbuck Kota Wisata )
Langsung Owner
0819–9925–0870
Kunjungi Juga :
#perumahanbagus, #perumahanbagusciseeng, #perumahanbagusbogor, #perumahanbagusdibogor, #perumahanbagusgodean, #perumahanbagusmurahbogor, #perumahanbagusmewah, #perumahanbagusresidence, #perumahanbagussda, #perumahanbagus2021
0 notes
Text
Tumblr media
DIJAMIN NYAMAN, Hubungi 0812-1244-2489, Rumah Properti Dijual Murah Di Ciseeng Bogor Winata Properti
DESKRIPSI 1 (GEOGRAFIS)
Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Tugu Lele Ciseeng, Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Perumahan Alam Parung, Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Politeknik Siber Sandi Negara BSSN,,Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Telaga Kahuripan Residence,,Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Taman Wisata Bukit Munara
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur
Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor
( Dekat Starbuck Kota Wisata )
 
Langsung Owner
0819-9925-0870
 #rumahdijual300juta, #rumahdijual, #rumahdijualmurah, #rumahdijualcepat, #rumahdijualonline, #rumahdibogor, #jualrumahdiparung, #rumahdijualdiciseeng, #rumahdijualdiciseengbogor, #rumah
0 notes
Text
Tumblr media
MUDAH DIAKSES, Hubungi 0812–1244–2489, Rumah Dijual Cepat Di Ciseeng Parung Bogor Winata Properti
KLIK https://wa.me/6281212442489, Rumah Dijual Cash Di Ciseeng Parung Bogor Dekat SPBU PERTAMINA 34.163.08 Ciseeng, Rumah Dijual Cepat Cash Di Ciseeng Parung Bogor Dekat Go Steak Panorama Bali Residence Ciseeng, Rumah Dijual Cepat Di Ciseeng Parung Bogor Dekat Apotek K24 Ciseeng, Rumah Dijual Cepat Di Ciseeng Parung Bogor Dekat Telkom STO Ciseeng, Rumah Dijual Cepat Di Ciseeng Parung Bogor Dekat Perumahan Kaisar Ciseeng
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur
Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor
( Dekat Starbuck Kota Wisata )
Langsung Owner
0819–9925–0870
Kunjungi Juga :
#jualrumahminimalisfurnish, #jualrumahminimalisjaksel, #jualrumahminimalisbaru, #jualrumahminimalis1lantaidikepanjen, #jualrumahminimalis1lantai, #jualrumahminimaliskbp, #jualrumahminimaliskebbaru#dijualrumahkprparungbogor, #dijualrumahcash, #dijualrumahcashmurah
0 notes
lanmaxtremesblog · 5 months
Text
Selera Seks Budak Orang Kampung
Sejak aku ditukarkan ke sekolah di sebuah kampong yang terletak di pedalaman semenanjung, hidup ku semakin berubah hari demi hari. Aku merupakan seorang guru matematik yang baru keluar dari maktab. Sememangnya aku adalah lelaki yang perwatakan menarik, sederhana dan mudah menghormati orang-orang kampong. Maka tidak hairanlah boleh dikatakan semua orang kampong cukup suka kepada ku.
Kampung yang terletak jauh dari bandar dan boleh dikatakan agak ceruk juga di tempati lebih kurang 100 keluarga. Kedudukan antara rumah adalah jauh dan dipisahkan oleh kebun getah. Manakala jalan penghubung hanyalah jalan tar kecil yang hanya muat-muat untuk sebuah kenderaan sahaja. Manakala sekolah tempat aku mengajar pula menjadi tempat pelajar-pelajar dari kampung ini dan juga lagi dua buah kampung bersebelahan menuntut ilmu. Begitulah sedikit penerangan tentang kampung yang ku diami sekarang.
Aku tinggal di sebuah rumah kampung yang disewakan oleh salah seorang penduduk kampung yang berhijrah ke Bandar. Kuarters guru-guru tidak dapat menampung lagi jumlah guru-guru kerana projek pembinaan kuarters yang lebih besar masih dalam pembinaan. Walau pun rumah yang aku sewa tidak secantik mana, hanya rumah kampung beratapkan asbestos dan berdindingkan papan. Namun aku selesa mendiaminya meskipun seorang diri.
Seperti yang telah aku sebutkan sebelum ini tentang perwatakan aku dan juga hubungan ku yang baik dengan orang kampung, maka ramai orang kampung yang datang meminta berbagai bantuan dengan menjadikan aku sumber rujukan mereka dalam berbagai hal. Kelebihan aku yang mahir dalam komputer memberikan mereka semua peluang untuk merujuk aku dalam berbagai masalah komputer dan sekali gus mengajar anak-anak mereka supaya pandai mengendalikan komputer.
Selama bertahun aku menetap di kampung tersebut, selera nafsu ku juga semakin berubah. Minat ku kepada isteri-isteri orang yang matang dan montok semakin meluap-luap. Kebanyakkan suri rumah yang menetap di kampung tersebut memiliki tubuh yang montok. Maka sudah tentu masing-masing memiliki struktur tubuh yang gebu seperti tetek yang besar, malah ada yang melayut, perut yang gebu, peha yang montok serta bontot yang bulat dan besar. Tidak ketinggalan juga ramai antaranya yang kelihatan tonggek. Sudah tentu saban hari aku menelan air liur melihat punggung mereka yang bulat itu melenggok-lenggok dan bergegar di dalam kain batik sewaktu ke kedai atau ke rumah ku bagi bertanyakan berbagai pandangan berkaitan ilmiah dan kehidupan. Memang malu dan sukar untuk aku katakan, namun hakikat sebenarnya adalah aku sudah pun menikmati beberapa isteri orang sepanjang aku mengajar di sini.
Semuanya bermula dari keberanian ku mengorat kak Timah, isteri abang Azhar. Kak Timah datang ke rumah ku pada petang minggu itu bagi bertanyakan kepada ku cara untuk menutup akaun arwah emaknya yang meninggal dunia bertahun dahulu. Sepanjang kak Timah berbual di ruang tamu rumah, mata ku seakan sukar untuk melepaskan dari menatap wajahnya yang bagi ku sungguh menawan meski pun usianya ketika itu sudah hampir mencecah 45 tahun. Teteknya yang kelihatan sedikit melayut di dalam baju kurung kedahnya nampak seperti sedap untuk di hisap. Pehanya yang montok itu kelihatan montok dan sungguh menggoda di dalam kain batiknya yang lusuh. Sepanjang aku berbual dengannya, tidak habis-habis aku membayangkan alangkah nikmatnya jika peha montok itu mengangkang untuk ku sumbat batang ku di celah nonoknya. Sepanjang kami berbual, sempat juga aku selitkan sedikit unsur-unsur lucah.
Ternyata kak Timah juga suka, malah dia juga turut memberi respon dengan kata-kata lucah walau pun dalam bentuk sindiran. Kemudian kak Timah meminta diri untuk pulang dan sebaik dia berdiri dari sofa rotan ku, mata ku segera mencari bontotnya. Berkali-kali aku menelan air liur melihat bontotnya yang berkain batik lusuh itu. Dah lah bontot besar, lebar pulak tu. Bila berjalan ke pintu bontotnya melenggok dan bergegar. Aku yang geram pun dengan selambanya menampar bontotnya sampai dapat ku lihat ianya bergegar. Kak Timah tak marah pun, dia sekadar menjeling dan senyum. Paling mengejutkan adalah dia mengatakan adakah aku gatal dan aku menjawab sememangnya aku gatal melihat bontot yang cantik miliknya itu.
Kak Timah berhenti di muka pintu dan dengan membelakangi ku dia melentikkan bontotnya. Terbeliak mata ku melihat bontotnya yang lebar itu kelihatan semacam makin sendat dalam kain batik lusuh itu. Aku tepuk bontotnya sekali lagi dan dia nampaknya membiarkan. Melihatkan kak Timah seakan menyukai dengan perbuatan nakal ku, aku memberanikan diri meraba bontotnya yang nyata tidak memakai seluar dalam.
Aku tunduk menciumi bontotnya dan kak Timah menonggekkan bontotnya. Aku semakin stim dan aku tarik tangan kak Timah kembali ke ruang tamu. Aku minta kak Timah berdiri berpaut pada dinding dan aku pun kembali mencium dan menghidu bontotnya yang besar lebar itu sepuas hati ku. Menonggek kak Timah berdiri membiarkan bontot lebarnya aku cium dan ku puja dengan bernafsu. Aku menyangkung di belakang kak Timah. Batang aku yang keras dalam seluar aku rocoh-rocoh. Sememangnya aku mengidamkan bontot perempuan yang lebar dan bulat seperti milik kak Timah itu. Kak Timah aku lihat menoleh kepada ku dengan tudung yang masih di kepalanya. Dia senyum melihat aku menggomol bontotnya.
Aku berdiri pula dan aku rapatkan batang aku di bontot kak Timah yang bulat. Sungguh sedap dan lembut rasanya. Tangan ku meraba-raba bontot kak Timah. Daging empuknya yang lebar dan berlemak aku ramas penuh nafsu. Kak Timah melentikkan tubuhnya. Dia seperti menyerahkan seluruh bontotnya yang berkain batik lusuh kepada ku. Aku memang bernafsu betul ketika itu. Bontot bini orang kampung yang besar dan montok itu membuatkan aku sungguh tak tahan.
Aku keluarkan batang aku dan aku lancap di belakang kak Timah. Sambil melancap aku tengok bontot kak Timah. Aku ramas bontot empuknya. Kak Timah menoleh lagi dan dia tersenyum lebar melihatkan aku melancap di bontotnya. Kak Timah menarik batang ku rapat ke daging empuk bontotnya. Kain batik lusuhnya aku rasa sungguh lembut dan licin disentuh batang ku. Aku menghimpit batang ku ke bontot empuknya.
Aku cium kepala kak Timah yang bertudung itu. Aku hembuskan nafas berahi ku di telinganya. Tubuh gebu bini orang itu seakan menggeliat hingga bontot montoknya rapat menyentuh batang ku yang keras. Aku gila betul kepada bontotnya. Kak Timah rapatkan batang ku di celah bontotnya. Sekali lagi aku merasakan bontot empuknya yang sedap di dalam kain batik lusuh yang lembut itu menghimpit batang ku. Tubuh kak Timah turun naik membuatkan bontot empuknya turun naik menghimpit batang ku. Sedap sungguh rasanya ketika itu.
Kak Timah pun melentik-lentikkan bontotnya seakan mahu melanyak batang ku di bontotnya. Memang betul-betul nikmat aku dilancap bontot kak Timah. Batang ku menempel di bontot kak Timah menikmati lenggokkan daging empuknya yang berlemak. Aku semakin tak tahan lagi. Kanan kiri pinggul berlemak kak Timah aku ramas-ramas. Aku tarik pinggul empuknya hingga bontotnya rapat menghenyak batang ku. Aku tekan batang ku dan ku sorong tarik batang ku di atas bontot lebar yang empuk milik bini orang kampung itu. Aku stim teramat sangat melihat bontot besar yang berkain batik. Aku tak tahan. Akhirnya air mani ku terpancut-pancut keluar. Bontot kak Timah yang berkain batik lusuh dihujani pancutan demi pancutan air mani.
Kak Timah menoleh dan melihat muka ku yang nyata sedang dilanda keghairahan melepaskan air mani di atas bontotnya. Kak Timah melentikkan bontotnya seakan meminta ku melepaskan air mani ku sepuasnya. Dia hanya tersenyum membiarkan bontot lebar yang besar itu di limpahi air mani lelaki yang bukan suaminya.
Aku peluk kak Timah. Tubuh montok yang berlemak itu aku peluk dalam keberahian melepaskan air mani yang membasahi kain batik lusuh di bontotnya. Tetek kak Timah aku ramas geram bersama geramnya aku menekan batang ku yang sedang memancutkan air mani di bontot kak Timah.
Kak Timah pun pulang ke rumah bersama air mani ku yang masih membasahi kain batiknya. Malah, dia membiarkan cairan kental keputihan itu meleleh di bontotnya. Aku berdiri di pintu memerhatikan bontot besarnya yang melenggok dan bergegar di dalam kain batik yang basah dengan air mani ku.
Perbuatan ku bersama kak Timah tidak berakhir di situ. Sekali-sekala, kak Timah datang ke rumah ku dan kami akan bermesra-mesra hingga air mani ku membasahi kain batiknya. Kadang kala aku tidak melancap di bontotnya, tetapi kak Timah melancapkan batang ku dengan menggoncangkan batang ku menggunakan tangannya yang dibaluti kain batik lusuhnya yang lembut. Namun, lumrah manusia, diberi betis nak peha. Akhirnya kak Timah berzina juga dengan ku.
Persetubuhan yang kami lakukan memang sungguh menikmatkan. Dapat juga aku merasa tubuh montok bini orang kampung yang berbontot besar dan montok itu. Walau pun kami tidak pernah bersetubuh telanjang, hanya dengan menyelak baju dan kain batiknya sahaja sudah cukup membuatkan persetubuhan kami hangat. Kak Timah tahu aku meminatinya kerana bontotnya. Akhirnya dapat juga ku nikmati dubur kak Timah dan membenihkan lubang najisnya yang empuk berlemak itu. Pertama kali aku melakukannya, air mani ku keluar tidak sampai seminit. Ianya gara-gara terlalu ghairah kerana mendapat apa yang selama ini aku idamkan. Setakat air mani ku memenuhi lubang nonoknya sudah menjadi perkara biasa. Malah, seorang bayi turut terhasil dari perbuatan sumbang kami berdua.
Kak Timah yang sentiasa sudi melayan nafsu ku dan curang kepada suaminya semakin hangat di atas ranjang. Dia semakin bijak mengetahui apakah keinginan ku dalam permainan nafsu. Bontotnya yang aku idam-idamkan dan selalu ku puji dan stim kepadanya menjadi medan persetubuhan yang paling kerap aku nikmati. Malah sekiranya masa tidak mengizinkan atau kami kesuntukan masa, tetapi tetap inginkan persetubuhan, kak Timah tahu bagaimana hendak melakukannya.
Dia akan hisap batang ku dulu dan kemudian dia akan menonggeng di mana-mana saja yang sempat dan tersembunyi, selak kain batiknya dan aku pun jolok duburnya. Pernah kami melakukannya di majlis gotong royong di balairaya. Kami sempat melencong di dalam kebun pisang. Pokok pisang kebun Haji Jamil menjadi tempat kak Timah berpaut sementara aku menikmati lubang bontot lebarnya yang sedap dan berlemak itu. Bergegar lemak-lemak yang melebarkan dan membesarkan bontot bini orang tu. Memang sedap. Tak hairanlah setiap kali main bontot memang tak pernah pancut luar. Sedap sangat lepas dalam.
Selain kak Timah aku juga dah merasa tubuh montok dan gebu milik kak Esah. Bini orang yang selalu gersang itu aku nikmati tubuhnya sewaktu aku dalam perjalanan ke rumah ketua kampung melalui jalan pintas yang melalui kebun-kebun. Kak Esah kira sudah berumur juga. Di dalam lingkungan 50-an. Anak-anaknya juga sudah besar-besar dan ada yang lebih tua dari ku. Suami kak Esah terperap di rumah lantaran sakit angin ahmar. Jadi hanya kak Esah dan anak-anaknya yang mencari rezeki dengan membuka kedai makan di tepi jalan besar yang dibuka setiap malam hingga awal pagi.
Biar aku cerita macam mana tubuh gempal kak Esah yang montok tu aku nikmati. Sewaktu aku melalui denai yang merupakan salah satu jalan pintas, aku terserempak dengan kak Esah yang juga sedang melalui jalan yang sama dan juga hendak pergi ke rumah ketua kampung. Jadi kita orang pun berjalan bersama-sama perlahan-lahan sambil berborak-borak. Sewaktu tiba di denai yang kecil, aku biarkan kak Esah jalan dahulu di depan sementara aku mengikutnya di belakang. Semasa tu lah aku tengok bontot kak Esah yang berkain batik tu nampak licin tanpa seluar dalam.
Bontotnya yang besar dan nyata sungguh berlemak lebar itu membuatkan aku geram. Melenggok-lenggok bersama pehanya yang besar. Sambil aku mengikutnya aku merocoh batang aku yang keras dalam seluar sambil mata aku tak henti menontot lenggokan bontot kak Esah. Kak Esah cakap apa pun aku tak perasan sampaikan dia menoleh ke belakang tengok aku sebab aku tak ambil endah apa yang dia katakan. Aku sedar kak Esah menoleh kepada aku yang sedang khusyuk pegang batang dan tengok bontot dia. Aku tengok muka kak Esah, dia senyum je kat aku. Lepas tu aku pun senyum balik kat dia dan akhirnya kita orang pun tiba kat rumah ketua kampung.
Selepas selesai urusan, aku dan kak Esah berjalan balik ke rumah bersama-sama. Kemudian kak Esah tanya aku satu soalan killer. Dia tanya kenapa masa dalam perjalanan pergi tadi dia nampak aku pegang batang aku sambil tengok bontot dia. Aku pun dengan selamba je bagi tau yang aku stim sangat kat bontot dia yang besar tu dan melenggok-lenggok dalam kain batik tu. Kak Esah senyum je dan dia pun kata patutlah masa kat rumah ketua kampung mata aku asyik tengok peha dia je. Memang betul pun, masa aku kat rumah ketua kampung, kak Esah duduk depan aku. Mata aku asyik memandang pehanya yang gebu dan lebar dalam kain batik tu. Aku berkali-kali menelan air liur dan bayangkan betapa bestnya kalau peha besar tu terkangkang menerima rodokan batang aku di cipapnya.
Masa ketua kampung pergi ambilkan borang asrama untuk anak kak Esah, aku lagilah tak boleh tahan sebab kak Esah duduk silangkan kakinya. Jadi pehanya nampak lagi sendat dalam kain batik tu. Aku tau kak Esah tengok aku, jadi dengan selamba aku raba-raba batang aku yang keras dalam seluar.
Lepas dah melalui denai kecil, aku pun berjalan beriringan dengan kak Esah. Aku tengok depan belakang kiri kanan. Line clear. Aku pun mula cucuk jarum. Aku raba bontot kak Esah. Rasa lembut je bontot lebar dia yang berlemak tu. Dari tepi aku nampak bontot dia menonggek pulak. Makin stim pulak aku. Kak Esah biarkan je. Dia senyum je. Aku yang tau dia ni mesti boleh makan punya pun tarik tangan dia masuk kat belukar tepi denai tu. Kak Esah biar je aku tarik dia sampai agak dalam sikit dari denai tu, aku pun sandarkan kak Esah kat sepohon pokok yang redup. Aku peluk kak Esah dan kucup bibir bini orang yang berumur dan montok tu. Kak Esah nampaknya membalas. Memang dia pun suka kat aku rupanya.
Kami berdiri berpelukan dan berciuman. Tubuh montok kak Esah yang bertudung, berbaju kemeja singkat dan berkain batik itu aku peluk semahunya. Seluruh pelusuk tubuh bini orang yang berlemak itu aku raba dan ramas sesedapnya. Batang aku yang makin stim dalam seluar kak Esah pegang. Dia buka seluar aku dan dia pegang serta mula melancapkan batang aku sampai aku jadi makin stim yang teramat sangat. Aku minta kak Esak hisap batang aku. Kak Esah pun menyangkung dan menghisap batang aku keluar masuk mulutnya. Aku tengok kepala kak Esah yang bertudung tu bergerak depan belakang hisap batang anak muda yang berpuluh tahun muda darinya. Bontot kak Esah yang lebar tu nampak sendat dalam kain batiknya masa dia menyangkung macam tu. Aku paut kepala kak Esah dan aku jolok mulut kak laju-laju. Kak Esah biarkan aku rodok kepala dia yang bertudung tu.
Selepas itu, aku minta kak Esah duduk atas rumput yang bersih dan kering. Kak Esah macam faham apa yang aku nak buat. Dia pun mengangkang dan menunggu aku membuka kain batiknya. Aku usap peha kak Esah dan aku selak kain batiknya. Cipap kak Esah yang kehitaman tu aku nampak dah berkilat dengan lendir. Nampak sangat makcik kita sorang ni dah stim sangat. Aku pun apa lagi, terus terjun dalam lubang cipapnya yang dah longgar gila tu. Aku hayun sesedap rasa. Walau pun dah longgar sebab dah berderet budak yang dia beranakkan, tapi masih syok dengan kelembutan daging dalamnya dan licin dengan air cipapnya. Kena pulak tu kak Esah kemut memang sedap. Rasa macam ada mulut satu lagi tengah hisap batang aku kat bawah. Lazat, memang lazat.
Kak Esah terkangkang dengan kain batiknya yang terselak. Tudungnya yang semakin kusut menampakkan bahawa dia semakin hilang kawalan diri. Aku menjolok cipap longgar perempuan berumur yang bertubuh montok dan berlemak itu semahu-mahunya. Bunyi lucah dari cipapnya yang berlendir dengan air nafsu sungguh memberahikan. Tudung kak Esah sedikit kusut. Lemak yang membuncitkan perut kak Esah membuai-buai setiap kali aku menghenjut batang ku keluar masuk bagaikan belon yang berisi air. Nafsu ku semakin tidak keruan dan aku semakin seronok menyetubuhi wanita matang itu.
Kak Esah memeluk ku dan menarik tubuh ku rapat kepadanya. Dia berbisik bertanyakan adakah sedap menyontot tubuh gemuknya. Aku memberi respon dengan mengatakan ianya sungguh melazatkan. Kak Esah mendesah nikmat dan menyuarakan kesedapannya di jolok batang ku. Suara kak Esah semakin tersekat-sekat.
Kak Esah semakin kuat memeluk ku dan akhirnya tubuhnya terangkat-angkat membuatkan tubuh ku yang lebih slim darinya turut terangkat. Jelas dia sudah mencapai kepuasan batinnya. Bau peluh kak Esah semakin semerbak menusuk hidung ku. Aku bangun dari menindih tubuhnya. Aku minta kak Esah menonggeng di atas tanah yang beralaskan rumput. Kak Esah menonggeng dan aku lihat kain batik di bontotnya basah dengan air nafsunya. Aku selak kainnya dan aku ramas daging bontot kak Esah yang berlemak.
Aku sumbat batang ku ke dalam lubang cipap kak Esah. Aku celup batang aku sekali dua hingga ke pangkal dan aku keluarkan kembali. Aku ludah simpulan lubang dubur kak Esah yang berwarna gelap itu. Aku kuak belahan bontotnya yang berlemak itu bagi membolehkan air liur ku masuk ke dalam duburnya. Aku halakan kepala batang ku ke simpulan dubur empuk bini orang yang berumur itu dan aku tekan sedikit demi sedikit hingga tenggelam kepala batang ku.
Kak Esah merengek dan bertanya kepada ku adakah boleh melakukan persetubuhan melalui jalan najis itu. Aku memberitahunya bahawa sudah tentu boleh dan sememangnya aku bernafsu kepadanya gara-gara bontotnya. Kak Esah memberitahu ku bahawa dia tidak pernah di liwat dan agak takut untuk melakukannya. Aku memujuk kak Esah agar tenang dan biarkan aku saja yang bertungkus lumus. Aku minta kak Esah berikan saja duburnya untuk ku nikmati. Kak Esah agak gugup, namun dia membenarkan.
Aku tekan batang ku hingga seluruhnya masuk ke dalam dubur kak Esah. Melentik tubuh gebunya mungkin sebab pedih sebab pertama kali duburnya di liwat. Aku hayun batang aku di lubang najisnya yang sempit itu. Sungguh sedap rasanya meliwat dubur perempuan berumur yang berlemak itu. Kain batik kak Esah aku selak lagi hingga seluruh bontotnya yang putih dan lebar itu menampakkan gegarannya. Bagaikan belon berisi air, bontot berlemak kak Esah berayun ketika aku menghayun batang ku. Setiap kali batang ku menujah dubur empuk berselulit perempuan kampung itu, semakin sedap ku rasa. Aku menghayun bagai nak gila.
Kak Esah merengek tak henti-henti. Melentik bontot kak Esah dijolok batang aku. Aku hilang kawalan. Bontot berlemak yang lebar itu semakin membuatkan aku ghairah. Aku jolok bontot tonggek bini orang itu semakin laju. Kak Esah mengerang semakin kuat. Akhirnya aku benamkan batang ku dalam-dalam dan ku lepaskan air mani yang berkhasiat dan subur ke dalam dubur kak Esah. Kak Esah merengek sewaktu dia merasakan air mani terpancut-pancut dari batang ku yang tersumbat sedalam-dalamnya di dalam duburnya. Aku perah seluruh air mani ku agar keluar memenuhi lubang bontot bini orang yang kegersangan itu.
Selepas puas memenuhkan lubang bontotnya, aku tarik batang ku keluar. Serentak itu, tanpa aku duga kak Esah mengeluarkan gas aslinya dari lubang bontotnya yang ternganga. Berkali-kali kak Esah terkentut-kentut hingga anginnya dapat ku rasa kuat menghembus batang ku yang sudah terkeluar dari duburnya. Kemudian mengalirlah benih ku keluar dari duburnya setelah ianya sesat tidak menjumpai lubuk peranakan yang boleh dibuntingkannya, sebaliknya hanya najis-najis yang bakal diberakkan sahaja yang dijumpainya. Kak Esah tersipu-sipu malu. Dia berdiri dan membetulkan tudung serta kain batiknya. Ketika itu kak Esah memanggilku dan mengangkat kainnya. Kak Esah menunjukkan sesuatu kepada ku. Dari kainnya yang diangkat, aku lihat air mani ku mengalir turun dari duburnya ke peha dan betisnya. Kak Esah kata air mani ku banyak dan dia kata aku seakan-akan kencing di dalam duburnya.
Dengan kepedihan, kak Esah berjalan semacam terkangkang pulang ke rumahnya. Sewaktu kami berpisah mengikut haluan masing-masing, aku terdengar bunyi air mani ku tercirit-cirit dari lubang bontotnya. Kak Esah ketawa kecil sambil berlalu dari situ. Aku melihat kain batik kak Esah basah dari bontot hingga ke bawah. Aku tersenyum sendiri. Tak sangka, sedap juga emak orang yang dah kira berumur tu. Paling kelakar adalah sempat juga dia kentut kepada ku. Memang aku tak dapat lupakan kak Esah. Setiap kali terkentut, tiap kali itulah aku akan teringat kepada kak Esah.
selepas affair dengan kak Esah, aku menjalinkan pula hubungan sulit dengan Kak Sue. Dia ni bini orang juga. Lakinya bekerja bawa lori di pekan dan balik 3 hari sekali. Anaknya pun dah besar-besar dan paling sulong sebaya aku dan masih belajar di unversiti. Aku mula main dengan kak Sue semasa kak Sue datang ke rumah aku minta tolong buatkan surat untuk urusan tanahnya. Aku pun sambil buat surat sambil cucuk jarum. Kak Sue ni orangnya biasa-biasa je, tak semontok kak Esah dan Kak Timah, gebu-gebu je lah. Tapi bontot dia membuatkan aku macam nak bawak dia lari dan kawin kat Siam. Dahlah lebar, tonggek pulak tu. Aku yang stim sangat kat dia pun selamba je bangun dari kerusi komputer. Dia punya terlopong tengok aku sampai lalat pun boleh masuk. Nak tahu kenapa. Sebab masa aku bangun tu batang aku tegak menongkat kain pelikat. Kak Sue senyum je kat aku. Aku pun senyum juga kat dia.
Lepas tu aku offer dia pegang batang aku. Kak Sue ni pun berani juga nak cuba. Dia pun pegang. Biasalah, alang-alang dah pegang, aku minta dia lancapkan sekali. Kak Sue pun lancapkan dan aku pun tanggalkan kain pelikat dan baju aku sampai aku telanjang depan kak Sue. Kak Sue pun hisap batang aku lepas aku minta dan seterusnya persetubuhan pun bermula. Aku main dengan kak Sue tak pernah ikut depan. Walau jolok cipap sekali pun, tak pernah ikut depan. Mesti menonggeng sebab aku syok gila dengan bontot dia yang lebar dan tonggek tu. Dah lah pinggang dia slim. Aku beruntung sebab kak Sue dah selalu kena liwat laki dia. Jadi tak ada masalah masa aku jolok bontot dia pertama kali. Memancut air mani aku dalam bontot dia. Kak Sue ni pun jenis suka pakai kain batik ke hulu hilir. Jadi memang senang sangat nak main dengan dia kat mana-mana pun.
Pernah sekali tu aku dah gian gila dengan bontot tonggek dia tu, aku main dengan dia kat belakang reban ayam rumah dia. Masa tu aku sengaja datang ke rumah dia. Tengok-tengok dia tengah berkemban sidai baju kat ampaian. Aku pun ngorat ajak main. Dia pun ok je. Tapi masa tu mak dia ada dalam rumah. Anak-anak dia pun ada juga. Jadi dia pun ajak aku pergi belakang rumah dan kat belakang reban pun jadi. Aku selak kain batik kemban dia dan jolok cipap dia dari belakang. Bila nak terpancut je, aku cabut batang aku dan aku jolok bontot dia. Aku rodok dubur tonggek kat Sue kuat-kuat sampai dia menjerit kecil. Lepas tu macam biasalah, aku kencingkan mani aku dalam bontot dia.
Tu je lah… sampai sekarang aku masih menikmati tubuh empuk mereka. Dari apa yang aku tahu, masing-masing kata puas main dengan lelaki muda. Sebab lelaki dah berumur ni dah tak pandang sangat perempuan montok-montok dan gebu-gebu macam mereka. Lelaki muda je yang boleh bagi mereka kepuasan batin walau pun lubang masing-masing dah longgar. Lebih-lebih lagi lubang bontot yang ada sebilangannya yang sebelum itu tak pernah kena liwat, akhirnya di liwat juga. Bagi mereka, walau pun tak sedap pada mulanya, tapi bila dah selalu kena, sedap gila rasanya hingga menimbulkan kerinduan dan ketagihan pada duburnya untuk diliwat. Malah, itu jugalah satu-satunya lubang yang masih sempit dan sedap ditubuh mereka yang boleh dinikmati dengan penuh nikmat untuk lelaki muda yang memberikan mereka kepuasan batin. Jadi tak hairanlah dia orang semua malas nak jaga badan. Lagi besar bontot dia orang lagi dia orang suka sebab dia orang tahu ada orang yang menghargai bontot besar mereka tu.
By_lanmaxtremesblog
346 notes · View notes
fuzzymoonfun · 2 years
Text
Ustazah Dayana 8 : Kembali ke Sekolah
SPM telah berlalu dan sekolah pun menjadi lengang tanpa kehadiran pelajar yang kini sedang bercuti. Aku kini termenung sendiri mengenangkan kisahku dengan Leman kekasihku yang kini berada di kampung.
Sedang aku mengimbas kembali kenanganku, tiba tiba telefonku berdering. “Oh awak Leman, apa khabar?” “Khabar baik Ustazah..ustazah sihat ke?” balas Leman.
“Sihat, bila awak akan balik ke sini?” tanyaku lanjut. “Owh..dalam masa dekat buka sekolah nanti ustazah, kan nak ambil keputusan SPM” tambahnya lagi. “Baiklah..jaga diri baik baik ya di kampung” dan talian diputuskan setelah berbalas ciuman dan salam.
Memandangkan cuti masih berbaki 2 minggu lagi, Aku mengambil keputusan untuk menyibukkan diri dengan mengikuti aktiviti senaman yoga bersama sama cikgu Suraya.
“Ustazah Yana..petang esok ambil saya di rumah ya!” Cikgu Suraya seperti biasa mengingatkan ku setiap kali selepas aktiviti senaman itu. “Baiklah, jumpa esok!”
Hari demi hari, aku semakin akrab dengan Cikgu Suraya, dan memandangkan rumahnya tidak jauh dari rumah sewaku, selalu juga aku bertandang ke rumahnya.
Rumah Cikgu Suraya ini sederhana saja, dan baru ku tahu yang dia ini telah kematian suami sejak 5 tahun lalu akibat kemalangan jalanraya. Dia mempunyai 2 orang anak perempuan yang berada di kampung bersama orang tuanya.
Satu hari sambal ku bertandang ke rumahnya selepas aktiviti kami, dengan tiba tiba Cikgu Suraya membuka perbualan berkenaan Leman. “Yana, saya nak tanya sikit boleh? Berkenaan pelajar awak Leman tu..makin ceria saya nampak dia tu. Terapi apa yang awak gunakan? Boleh kongsikan ke?” tanya dia kepadaku.
“Alaa..teknik biasa biasa je Su..tu pun ambil dari internet, saya ni kan ada basic je..mana tau teknik teknik ni” jawabku. Tak puas dengan jawapanku, dia bertanya lagi. “Alaa Yana..orang tanya taknak kongsi. Bukan apa, saya tengok Leman tu lain benar perubahannya. Saya taulah sebab pernah menjadi pelajar kelas saya selama dua tahun. Teknik apa yang awak guna tu..cerita lah”pintanya.
Muka ku merah padam. “Nak beritahu atau tidak ya?” kataku dalam hati. “Macam ni lah Su. Nanti saya ceritakan bila tiba masanya ya?” “Yelah yelah” kata Su seakan merajuk dan meneruskan perbualan berkenaan topik memasak pula.
Disebabkan oleh pertanyaan Cikgu Suraya petang tadi, Aku menjadi serba salah. Satu sebab tak beritahu kawan karibku, satu lagi akan membuka aibku nanti sebagai seorang ustazah. Dayana..Dayana…apa lagi yang awak buat ni…
Tanpa ku sedar..tanganku mencapai telefon ku dan mencari nama cikgu Suraya dan mendail nombor tersebut. Tuttt..tutt..”Assalamualaikum Yana..ada apa call malam malam ni? Selalu tunggu esok je?” ejeknya. “Takdelah, teringat soalan awak petang tadi berkenaan Leman. Awak betul nak tau ke?” tanyaku berharap supaya topik ini dapat diselesaikan..tetapi harapanku meleset sama sekali. “Eh Yana..mestilah nak tau..sebab bulan depan lepas buka sekolah saya kena hadiri kursus kaunseling juga. Mana tau teknik awak dapat membantu saya jadi penuntut terbaik ke..hehe” katanya.
“Kalau awak nak tahu..esok jumpa awak di rumah boleh?” tanyaku. “Eh boleh je..pukul berapa nak datang?” “Pagilah..sebelum ke aktiviti kita tu” kataku. “OK!”
Pagi esoknya aku bersiap siap untuk ke rumah cikgu Suraya. Sambil ku memandu dan memikirkan apa yang harus ku beritahu cikgu Suraya, tiba tiba telefon ku berbunyi tandanya ada mesej masuk. LEMAN tertera pada skrin telefonku.
“Ustazah..saya dah ada di rumah ni. Baru sampai dari kampung. Lusa kan kena pergi sekolah ambil keputusan” mesej Leman. “Tunggu di parking kereta boleh? Kejap lagi saya ambil awak” mesej aku dan terus menuju ke rumahnya. Dari skrin telefonku dapat kulihat smiley dan perkataan “Baiklah ustazahku sayang”
Hampir tak keruan rasanya sepanjang pemanduanku kerana asyik memikirkan apa yang harus ku katakan pada cikgu Suraya. Lebih kurang 15 minit memandu, akhirnya sampai juga ke tempat letak kereta berbumbung ayah Leman, tempatku pertama kali merasai tangan lelaki atas cipapku.
“Assalamualaikum Ustazah..apa khabar? Kenapa Ustazah menjemput saya ni?” tanya Leman ingin tahu. “Saya rindu awak Leman..dan ada perkara lain yang Leman kena bantu saya” kataku dan teruskan memandu ke rumah cikgu Suraya.
“Saya pun rindu ustazah..ustazah tau tak..lepas kita main di sekolah hari tu..sampai hari ni saya dah tak melancap atau tengok cerita lucah” kata Leman memulakan bicara.
Membulat mataku seakan tidak percaya. “Betul ke ustazah dengar ni Leman? Macam tak percaya je” kataku lagi. “Betul ustazah…sumpah betul ni..kan ustazah sendiri cakap taknak Leman bazirkan air Leman lagi” katanya dengan panjang lebar.
Merah mukaku menahan malu, sebab memang aku yang menyuruhnya berbuat demikian. Aku tersenyum dan mengangguk kepadanya, dan dapat ku lihat bondolan pada seluarnya yang memang tak asing lagi bila berdua denganku.
“Kita nak kemana ni ustazah?” tanya Leman bila melihatku memandu ke arah taman perumahan. “Kita nak ke rumah cikgu Suraya sayang..” kataku sambal tersenyum. Mula lah akal nakal ku berfikir..hehe
Terkejut dengan kataku, Leman terus memegang tanganku sambil berkata “Tak nak lah ustazah..cikgu Suraya garang” Aku meneruskan pemanduan seperti tiada apa yang berlaku.
Sampainya di rumah cikgu Suraya, aku memakir terus ke dalam kawasan berpagarnya dan mematikan enjin kereta. “Jom Leman” kataku dan terus keluar dari kereta. Agaknya seperti cikgu Suraya menjangkakan kehadiranku, terus membuka pintu rumahnya dan menekan kunci pagarnya supaya tutup semula. Oh ya, pintu pagarnya dilengkapi sistem auto.
“Eh…Yana..Leman pun ada sekali ke?” cikgu Suraya terus kedalam untuk mengambil tuala menutup rambutnya. Leman terkedu sebentar kerana selama ini tak menjangkakan cikgu Suraya mempunyai rambut yang lurus dan panjang sampai ke pinggang. Pertama kali Leman dapat tengok cikgu garangnya tanpa tudung.
“Masuklah Yana..haa Leman..tunggu apa lagi tu..masuk lah ke dalam” katanya lagi. Sekali lagi Leman meneguk air liurnya kerana berada di dalam rumah bersama dua orang cikgu yang cantik, dan matanya tak berkelip melihat cikgu Suraya hanya mengenakan baju kaftan sutera dan kain batik.
“Leman..maaflah cikgu sebab tak kemas rumah, sebab ingat ustazah Yana je yang datang sorang” katanya. “Tak mengapa cikgu, ni pun kebetulan je sebab ustazah Dayana yang jemput saya di rumah” kata Leman.
“Oh ya..kalau Leman nak nonton TV di depan tu..buatlah macam rumah sendiri ya..cikgu ada hal nak bincang dengan ustazah Yana” “Baiklah cikgu”
“Yana..kata nak datang sorang je..ni berdua pulak..ada apa apa ke yang saya tak tahu ni..”tanya cikgu Suraya.”Su kan nak tahu teknik yang saya gunakan. Kan saya kata saya tak reti teknik teknik tu..pasal tu ajak Leman datang..lagipun kebetulan hari ni dia balik dari kampung” kataku.
“Kejapp..Leman! datang sini jap” “Kenapa cikgu?” “Cikgu nak tanya ni..kamu ikut sesi kaunseling dengan ustazah Dayana kan? Ada perubahan tak?”
Merah padam muka Leman. Dengan perlahan Leman berkata “Ada cikgu..banyak perubahan dari dulu”. “Haa..ni lah yang saya nak tau macam mana Yana buat” katanya pada ku.
“Errr…..macam mana ni ye” kataku gugup. Leman tiba tiba berkata “Cikgu, apa kata kita ke sekolah, nak tak? Sebab kesian ustazah..rasanya nota semua tertinggal di sana tu” “Haa..betul jugak tu..kejap biar saya bersiap” kata cikgu Suraya sambil terus ke biliknya di atas.
“Leman..apa ni….eeeeee….”sambil mencubit pehanya dengan kuat.”Nanti dah sampai apa saya nak buat haa?” “Alaa..kita pergi lah bilik kaunseling tu ustazah..boleh lakon semula..rindu pulak nak ke sekolah ni” pancingnya, yang sememangnya sudah mengena.
Tak sampai 10 minit, cikgu Suraya turun mendapatkan kami berdua. “Wah cikgu..lawa cikgu pakai baju ni” kata Leman. Cikgu Suraya mengenakan tudung biru gelap, kena dengan baju T lepasnya dan seluar yoga hitam.
“Biasa je ni..nanti petang nak keluar dengan ustazah Yana pulak..Jom naik satu kereta. Kereta saya di luar sana tu. Yana kereta awak biarkan je dalam ni ya”
Kami bertiga pun menaiki kereta cikgu Suraya menuju ke sekolah. Yelah, waktu cuti persekolahan kan, memang tiada sesiapa di situ. Sampainya di sekolah, cikgu Suraya membuka pintu utama dan kami pun bergerak masuk menuju ke bilik guru.
Sampainya di sana, cikgu Suraya membuka pintu bilik guru dan berkata “Yana..ambillah nota awak tu..saya dengan Leman tunggu je di sini”
Aku pun terus menuju ke mejaku dan mengambil fail Leman dan nota yang tak seberapa itu dan terus keluar. “Nah Su..ni je yang ada” kataku. “Eh…sikit je notanya, mana yang lain?” katanya dengan nada kecewa.
Leman seperti biasa memerhati je terus bersuara “Cikgu, teknik ustazah Dayana ni lain sedikit, kerana banyak nasihat motivasi dan dorongan. Kalau cikgu nak tahu macam mana, jomlah ke bilik kaunseling”. “Eh sini pun boleh” “Tak sama cikgu, lagipun suasana bilik kaunseling tu lebih nyaman”
“Yelah” kata cikgu Suraya dan kami bertiga pun menuju ke bilik kaunseling 2. Sampainya di situ, kami pun masuk dan mengunci pintu. Seperti biasa, bilik itu dilengkapi cermin tinggi dan 2 kerusi berbentuk L.
“Haaa…cepatlah. Saya akan duduk disini je sebagai pemerhati” kata cikgu Suraya sambil duduk di atas lantai berkarpet.
Aku berasa amat malu kerana dalam beberapa saat lagi semua aibku akan terbuka dihadapan kawan karibku.
Aku pun mengambil tempatku di kerusi dan sebelum meneruskan, ku menyuruh Leman menutup semua lampu, kecuali lampu di belakang cermin tinggi.
“Aik..kenapa tutup lampu Yana?” tanya cikgu Suraya sedikit bingung. Aku menyuruhnya diam dan perhatikan sahaja, dengan berjanji takkan beritahu sesiapa tentang apa yang bakal berlaku. “Baiklah” jawabnya ringkas.
Aku pun memulakan seperti sesi kaunseling biasa, tetapi kali ini meminta Leman memberitahu masalah yang dihadapi semuanya dari awal supaya pemerhati kami dapat menangkap dan memahami adegan seterusnya.
Leman pun memulakan ceritanya macam awalnya..menonton video lucah..onani..kekerapan nya sehingga di amula berdiri dan berkata “saya kalau tak onani nanti batang saya sakit” dan mula membuka seluarnya sehingga menampakkan batangnya menegak dan berkilat dihujungnya, kerana sememangnya terlalu ghairah dengan kehadiran dua cikgu cantik dalam bilik ini.
Cikgu Suraya yang asyik dengan adegan ini dapat ku lihat mulutnya melopong apabila Leman menanggalkan seluarnya dan mula mengurut. “Ustazah..boleh tolong saya tak? Kalau tak nanti lambat” Aku tahu semuanya ini berlakon sahaja, kerana aku pun mahukannya! “Baiklah, ustazah tolong awak”. Tapi kali ini tak ada lagi tudung berlapik, tak ada lagi sarung tangan. Terus ku berlutut didepannya, menggenggam batangnya dan terus masukkan ke dalam mulutku. Bagai bayi kelaparan susu, aku tidak menghiraukan lagi pemerhati kami yang berada di sudut bilik.
“Ummphhh..umphhh…slurp..slurppp” bunyi itu yang kedengaran memenuhi bilik kaunseling 2. Sambil aku menghisap batang kesayanganku itu, Leman bertindak membuka semua bajunya, dan membantuku membuka zip bajuku dari depan. Leman kemudiannya melepaskan cangkuk baju dalam ku membiarkan buah dada ku membuai mengikut rentak hisapanku.
Tanganku yang sebelah lagi menuruni melepasi perut menuju ke arah cipapku yang sememangnya telah basah menunggu diteroka. Aku menghentikan hisapanku dan terus berdiri menanggalkan semua pakaianku di hadapan Leman. Kini aku dan Leman telah berbogel sepenuhnya disebalik sinar malap lampu.
Aku melutut dan mula menghisap batang Leman semula. Sambil tanganku yang sebelah lagi bermain dengan cipapku yang berair dan berlendir. Selesai 10 minit menghisap Leman, aku membaringkan diriku di atas lantai, dan Leman seperti tahu apa yang hendak dibuat, terus membenamkan mukanya ke cipapku dengan lahapnya menjilat semua air berahiku. “Arrgghhhhhhhh sedapnya Leman…” Jilatan demi jilatan sehingga aku mencapai klimaks ku yang pertama.
Dalam samar samar lampu, aku melihat ke arah cikgu Suraya yang dilihat merah matanya kerana terlalu lama tidak berkelip dan berkali kali menelan air liurnya. Dapat kulihat juga yang tangan kanannya telah masuk ke dalam seluar yoganya dan sedang menggosok cipapnya.
“Su…datanglah dekat sini..tak perlu nak malu” kataku lemah kerana baru melepasi klimaks ku tadi. Cikgu Suraya mulai dekat dengan kami dan terus duduk bersebelahan ku. “Tak sangka Yana guna teknik ni ya…tak terfikir pula..patutlah budak paling diam pun boleh bercakap” sambil mencubit ku.
Sambil bercakap dengan cikgu Suraya, aku mendapat sensasi lain secara tiba tiba, iaitu semasa Leman sedang memasukkan batangnya ke dalam cipapku dan mula mendayung. “Ah..Ah..Ah..Le..Man..Se..Dapppp….” Plapp lap plap bunyi telurnya berlanggar dengan daging bontotku.
Cikgu Suraya yang duduk bersebelahan ku nampaknya tidak keruan dan dapat ku hidu bau yang tak asing lagi iaitu bau cipap yang basah. “Su..kalau dah tak tahan tu..buka je semua baring sebelah saya ye” “Alaaaa Yana..saya dah lama tak macam ni..malu lah” Ah…Ahhh….Ahhh….Suuuuuu…Le…Man….aku mencapai klimaks ku yang kedua.
Cikgu Suraya makin tidak tahan melihat seorang kawan nya dihenjut oleh pelajarnya sampai berdecit decit bunyi dalam bilik tu. Dia terus meluruskan tangannya dan menanggalkan baju serta seluarnya semuanya dan berbogel sebelah ku.”Sini..saya tolong Su ya..”kataku sambil meraba buah dadanya sambil turun ke cipapnya yang basah.
“ahhhhhhhhhh….”desisnya apabila jari ku bermain dengan cipapnya yang dah becak dengan airnya. Aku menariknya ke arahku dan memeluknya. Akibat diperlakukan demikian, bontotnya ternaik seumpama sujud, dengan pemandangan air cipap berair yang menitik ke lantai. Leman seperti mengerti terus mencabut batangnya dari cipapku dan terus melutut di belakang cikgu Suraya dan terus menekan batangnya ke dalam cipap cikgu Suraya. “Ahhhhhhhhhhhhhhhhh……pelan pelan Leman…Sakit cikgu” sebelum dapat meneruskan lagi percakapannya tiba tiba cikgu Suraya mengejang dan mengeluh “Ughhhhh…Ughhhh…..Leman….” belum apa apa lagi cikgu Suraya mengalami klimaks yang pertama. Maklumlah dah lama ditinggalkan. Leman membiarkan terendam dulu sebelum memulakan dayungan. Dayung demi dayung, semakin lama semakin laju dan dalam sehingga akhirnya terpancut cruuuttt…cruuuttt…cruuutttt…jauh ke dalam Rahim cikgu Suraya. “Lemaaaaaannnnnn….”jerit cikgu Suraya kemudian menangis. “Kenapa lepas dalam Leman?” “Maafkan saya cikgu, sebab dengan ustazah memang Leman lepas dalam” kata Leman. Cikgu Suraya memandang mataku seakan tidak percaya.
Cikgu rehat dulu ya..giliran ustazah Dayana pula. Kali ini aku menonggeng menghadap Leman. Leman melutut belakangku dan menjilat lurah bontotku dan cipapku seketika, dan kemudiannya meliwatku. Aku yang pernah merasai semuanya kini menerimanya dengan ghairah yang amat hebat.
Dari belakang lubang bontotku menjadi santapan batang Leman sehingga dia memancutkan benihya ke dalam bontotku.
Kami kemudiannya bergilir gilir bersetubuh bagaikan pasangan yang secocok. Cikgu Suraya pun sudah tidak malu untuk menghisap batang Leman, serta berkongsi air mani dalam mulutnya kepadaku.
Hampir setiap kali kami akan mengalami klimaks dan akhirnya tertidur keletihan di atas lantai diterangi lampu samar belakang cermin.
Kami terbangun melihat jam sudah 9.00malam. Cepat cepat kami mengemaskan diri dan meninggalkan kawasan sekolah. Setibanya di rumah cikgu Suraya, kami bertiga mandi dan tidur bersama dan mengulangi persetubuhan kami bagai tiada kesudahan.
Dayana…apakah akan terjadi nanti…..
2K notes · View notes
carinameow · 4 months
Text
Halimah dan Sidek tinggal menyewa di sebuah kampung.
Sidek yang berumur 51 tahun dan bekerja sebagai buruh kontrak menebang hutan,seringkali masuk ke hutan sehingga berhari-hari lamanya,malah kadang-kala sehingga sebulan tak balik ke rumah.
Manakala Halimah pulak,berumur 48 tahun,menjadi suri rumahtangga sepenuh masa menjaga anaknya Shidah yang masih bersekolah rendah.
Anaknya Meon,yang berumur 20 tahun bekerja sebagai seorang mekanik di bengkel motorsikal yang terletak selang 2 buah rumah dari rumahnya.Jarak umur Meon dengan adiknya memang jauh,malah Halimah dan Sidek sendiri tidak menyangka bahawa mereka masih boleh menimang cahaya mata setelah sekian lama disangkakan hanya Meon sahajalah anak tunggalnya.
Kerja Meon sebagai mekanik bermula sejak dia habis sekolah.Lantaran masalah kewangan keluarganya,dia tidak dapat menyambung pelajaran ke peringkat universiti.Demi membantu keluarga,Meon bekerja di bengkel Abu.Bermula sebagai budak suruhan,Meon kini sudah pandai membaiki motorsikal,hasil didikan Abu yang percaya dan yakin dengan kebolehan Meon.Wang gajinya lebih kepada membantu Ibu dan adiknya mengalas perut lantaran bapaknya,Sidek yang jarang pulang ke rumah akibat bertugas di pedalaman dan jauh dari rumah.
Halimah yang merupakan suri rumahtangga sepenuh masa,masih cantik orangnya.Berwajah putih berseri dengan tahi lalat di kiri dagunya,sering memakai tudung ketika keluar rumah,menyembunyikan rambutnya yang pendek paras bahu.Selalu jugak Halimah merasakan dahaga dan kegersangan menikmati hubungan seks suami isteri lantaran hidupnya yang selalu ditinggalkan suami.Namun apakan daya,dia tetap teruskan hidup bersama anak-anaknya.Malah,Halimah jugakpernah terniat untuk curang demi tuntutan kegersangan nafsu seksnya yang seringkali sukar untuk dibendung,namun tiada siapa yang ingin mengoratnya lantaran statusnya sebagai isteri orang.Halimah tahu,hanya bontot tonggeknya yang besar dan lebar itulah sahaja senjatanya lantaran bentuknya yang memang tonggek dan melentik,namun walaupun dia cantik,tetapi tubuhnya tidak terlalu seksi untuk dipertontonkan kepada masyarakat.Bertubuh yang berisi,kedua-dua teteknya yang sederhana besar malah sedikit melayut,perut yang buncit,peha dan bontot tonggek yang lebar memberi kemungkinan bahawa tiada siapa yang bernafsu seks kepadanya.Ini mendorong Halimah untuk memendamkan sahaja kegersangan nafsu seksnya sendirian.Sejak suaminya masuk ke hutan 2 minggu lalu,dia tidak pernah merasakan kenikmatan hubungan seks.Pernah jugak dia melancapkan lubang cipapnya sendirian,tidak seronok rasanya,jadi,terpendamlah sahaja perasaan berahinya.
Namun,sudah hendak menjadi cerita,pada satu pagi yang indah,Shidah menyertai rombongan sekolahnya pergi ke Kuala Lumpur dan esok baru pulang ke rumah,tidur di sekolah di Kuala Lumpur,menurut kata gurunya.Jadi hanya tinggal Halimah dan Meon sahajalah di rumah.Oleh kerana hari itu adalah hari Ahad dan bengkel motorsikal ditutup,maka Meon mengambil keputusan untuk bangun lewat pada pagi yang indah itu.Halimah yang sendirian menonton rancangan “Selamat Pagi Malaysia” merasa boring kerana tiada teman borak,lantaran Shidah sudah pergi mengikuti rombongan sekolahnya.Lantas dia teringatkan Meon yang sedang tidur di biliknya.
Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik Meon,dilihatnya anaknya itu masih berselimut di atas katil.Digerakkan kaki Meon supaya bangun dari tidur.Dengan mata yang kelat,Meon membukakkan matanya.Terlihat Emaknya sedang berdiri di tepi katil memerhatinya.
“Meon,dah pukul 9:00 pagi ni…!!!Nape tak bangun lagi ni,Sayang…!!!Mak boring la sorang-sorang…!!!”kata Halimah.
“Hmmm…jap lagi Meon bangun…!!!”balas Meon sambil kembali melelapkan matanya.
“Bangun tau,Sayang…!!!Kejap lagi kalau Mak datang tak bangun,Mak siram dengan air…!!!”kata Halimah sambil tersenyum dan berlalu dari bilik anak bujangnya.
Meon,yang terjaga itu sukar hendak melelapkan matanya kembali.Namun dia cuba jugak melelapkan matanya tetapi sukar.Terlalu saying rasanya hendak meninggalkan katil di pagi hari Ahad yang dingin itu.Kabus yang masih menerawang menyejukkan suasana.Batang kote Meon yang semulajadi keras sendiri selepas bangun tidur menongkat selimut yang di pakainya.Perlahan-lahan diurut-urut batang kotenya dari luar selimut,fikirannya terbayangkan Nor,anak Haji Ali yang selalu menjadi modalnya melancapnya itu.
Tiba-tiba Emaknya muncul kembali.Meon pun pura-pura tidur kerana takut Emaknya perasan kelakuannya yang sedang mengurut-urut batang kotenya yang sedang mencanak menongkat selimut itu.
“Ish…ish…ish…masih tak bangun lagi si bujang ni…!!!”bisik hati Halimah.
Namun,perhatiannya tertarik kepada bonjolan yang menongkat tinggi selimut anaknya.Serta-merta perasaannya berdebar.Naluri keberahian seorang wanita yang dahagakan sentuhan nafsu seks itu terus bangkit melihat kain yang menyelimuti anaknya di tongkat oleh batang kote anaknya yang sedang keras itu.Niatnya yang hendak mengejutkan Meon serta-merta mati.Apa yang ada difikirannya adalah gelora keinginan nafsu seks ingin melihat batang kote keras milik anaknya.
Halimah yang menyangka anaknya masih tidur itu perlahan-lahan duduk di tepi katil.Tangannya terasa ingin sekali memegang batang kote yang sedang keras menegak itu.Sudah lama rasanya dia tidak dapat memegang batang kote suaminya.Keinginannya telah mendorong Halimah untuk memberanikan diri memegang batang kote Meon.Batang kote Meon dipegangnya dengan lembut.Kekerasan otot batang kote anaknya menambah keberahian Halimah untuk melihatnya dengan lebih dekat lagi.Perlahan-lahan Halimah menyelak selimut Meon,maka terpampanglah tubuh Meon yang tidur tanpa seurat benang di hadapan matanya.Batang kote Meon yang sudah tidak tertutup itu diusapnya dengan lembut.Hampir sama dengan batang kote milik suaminya.Halimah mengusap-usap batang kote Meon dengan perasaan berahi.Keinginan nafsu seksnya yang merindukan batang kote suaminya itu telah menghilangkan kewarasannya dan membuatkannya lupa bahawa dia sebenarnya sedang bernafsu seks memegang batang kote anaknya sendiri.
Meon yang pura-pura tidur itu,berdebar-debar merasakan batang kotenya dipegang oleh Emaknya.Dia tidak menyangka bahawa Emaknya tergamak dan berani memegang batang kotenya.Hendak dibukak matanya,takut Emaknya memarahinya pulak kerana lambat bangun tidur dan menipu berpura-pura tidur.Jadi Meon mengambil keputusan membiarkan sahaja perlakuan Emaknya terhadap batang kotenya.
Sentuhan lembut tapak tangan dan jari-jemari Halimah di batang kote Meon membangkitkan kenikmatan kepada Meon.Batang kotenya menegang dengan secukup-cukupnya dan ini memberikan perasaan sensasi kepada Halimah untuk memegangnya dengan lebih kuat lagi.Halimah kemudiannya terus melancapkan batang kote Meon dengan nafasnya yang semakin terburu-buru.Bukan senang nak merasa batang kote lelaki,jadi,peluang dah ada depan mata,inilah masanya…
Meon yang masih berpura-pura tidur itu benar-benar menikmati kesedapan batang kotenya dilancapkan oleh Emaknya sendiri.Dia membiarkan Emaknya terus melancapkan batang kotenya dan difikirannya terbayangkan Nor anak Haji Ali yang sedang melancapkan batang kotenya.Keberahiannya akhirnya memuncak dan membuatkan air maninya memancut keluar dari batang kotenya yang keras dan sedang dilancapkan oleh Emaknya Halimah.
Halimah yang teruja dengan pancutan demi pancutan air mani anaknya Meon itu terus melancapkan batang kote anaknya sehingga tiada lagi air mani yang keluar.Aroma air mani yang sudah lama tidak menusuk ke hidungnya memberikannya satu perasaan yang melambangkan sedikit kepuasan.Air mani anaknya yang melekit di tangannya diciumnya dan dihirupnya sedikit demi sedikit dengan penuh bernafsu seks.Meon yang terkejut mendengar bunyi hirupan itu membuka sedikit matanya dan terlihat olehnya bahawa Emaknya Halimah sedang menjilat air maninya yang berlumur di tangan.Berdebar-debar perasaan Meon ketika itu.Dia tidak menyangka bahawa Emaknya Halimah mampu bertindak dengan sebegitu rupa.
Halimah yang puas merasa air mani anaknya yang melekit di tangannya kembali bangun dari katil dan menyelimuti anaknya.Dia kemudian keluar dari bilik Meon dan kembali ke ruang tamu menonton TV.Terasa saying hendak mencuci tangannya.Bau air mani lelaki yang dirindui itu terasa sayang hendak dihilangkan dari tangannya.Kalau boleh,dia ingin tangannya terus melekat dengan air mani anaknya itu buat selama-lamanya.Perasaan bersalah ada sedikit bersawang dalam mindanya,namun baginya ia tidak perlu dirisaukan kerana perbuatannya itu langsung tidak disedari oleh anaknya.Dia melakukannya ketika anaknya sedang lena.
Namun berbeza pulak bagi Meon,dia benar-benar tidak menyangka bahawa batang kotenya dilancapkan oleh Emaknya sendiri.Malah,air maninya jugak dinikmati oleh Emaknya dengan penuh nikmat di hadapan matanya sendiri.Meon terasa malu kepada dirinya sendiri,jugak kepada Emaknya.Namun begitu,kenikmatan yang baru sahaja dinikmati secara tiba-tiba membangkitkan seleranya dan kalau boleh dia ingin Emaknya melakukannya lagi, tetapi perasaan hormatnya sebagai anak serta-merta mematikan hasratnya.Baginya,yang lebih baik adalah,merahsiakan perkara ini dan membiarkan Emaknya masih menganggap bahawa dirinya sedang tidur ketika perkara itu berlaku.
Hari itu,mereka anak-beranak berlagak seperti tiada apa-apa yang berlaku.Masing-masing buat hal sendiri.Namun di hati masing-masing,hanya Tuhan saja yang tahu…
Pada petangnya,Halimah yang selesai mengangkat pakaian di ampaian terlihat kelibat anaknya yang sedang terbaring di sofa.Bunyi TV masih kedengaran namun tidak pasti adakah anaknya sedang tidur atau tidak.Perlahan-lahan dia menghampiri anaknya dan dia melihat mata anaknya terpejam rapat.Terlintas di fikirannya ingin mengulangi kembali saat-saat indah menikmati batang kote keras anaknya di dalam genggamannya.
Sementara itu,Meon yang terbaring di sofa sebenarnya tidak tidur.Dia sebenarnya ingin memancing Emaknya kerana kenikmatan batang kotenya dilancapkan pagi tadi mendorongnya untuk menikmatinya sekali lagi.Dia tahu bahawa Emaknya terhendap-hendap memastikan adakah dirinya sedang tidur.Jadi Meon sengaja mematikan dirinya di atas sofa.
Halimah sedar,inilah masanya yang paling sesuai untuk melepaskan giannya.Tanpa segan silu,Halimah terus menyelakkan seluar pendek sukan anaknya.Batang kote anaknya yang gemuk dan panjang itu dipegang dan terus dilancapkannya.Tidak sampai seminit,batang kote anak bujangnya itu sudah pun mengeras di dalam genggamannya.Halimah berkali-kali menelan air liurnya melihatkan batang kote yang keras di hadapan matanya itu diusap-usap dan dirocoh-rocoh oleh tangannya yang gebu.Semakin dilancap semakin galak kerasnya.Kepala takuk batang kote Meon yang kembang berkilat bak kepala cendawan itu dimainkan dengan ibu jarinya.Meon sedikit menggeliat kerana ngilu.Serta-merta Halimah memperlahankan rentaknya kerana takut Meon akan terjaga.
Halimah sedar,seleranya kepada batang kote anak lelakinya itu semakin meluap-luap di lubuk keinginan nafsu seksnya.Dia tahu apakah risiko melakukan perkara terkutuk itu,lebih-lebih lagi bersama darah dagingnya sendiri.Halimah menggigit bibirnya kegeraman.Halimah tidak peduli,tekaknya seolah-olah berdenyut ketagihan melihatkan batang kote tegang anaknya di depan matanya sendiri.Nafasnya semakin laju.Halimah akhirnya membuat keputusan nekad.Keberahiannya yang sudah semakin hilang pedoman itu membuatkan dia berani membenamkan batang kote anaknya ke dalam mulutnya yang lembap itu.
Meon sekali lagi menggeliat kesedapan.Batang kotenya yang sedang dipegang oleh Emaknya tiba-tiba merasakan memasuki lohong yang hangat dan basah.Perlahan-lahan dia membukak matanya kecil.Dilihatnya batang kotenya kini sudah separuh hilang di dalam mulut Emaknya.Terlihat olehnya raut muka Emaknya yang masih cantik itu sedang mengulum-ngulum batang kotenya dengan matanya yang tertutup.Hidung Emaknya kelihatan kembang-kempis bersama deruan nafas yang semakin laju.Inilah pertama kali Meon merasai bagaimana sedapnya batang kotenya dinikmati oleh mulut seorang wanita.Kenikmatan yang dirasai membuatkan dia tidak peduli siapakah wanita yang sedang mengulum-ngulum batang kotenya itu,lebih-lebih lagi ianya bukan dilakukan secara paksa.Meon cepat-cepat kembali memejamkan matanya apabila dilihat Emaknya seakan ingin membukak mata.
Halimah yang yakin anaknya tidur mati,perlahan-lahan menghisap batang kote anaknya.Perlahan-lahan dia menghirup air liurnya yang meleleh di batang kote anaknya.Penuh mulut Halimah menghisap-hisap batang kote Meon.Semakin lama Halimah menghisap-hisap batang kote Meon,semakin dia lupa bahawa dia sedang menghisap-hisap batang kote anaknya sendiri.Perasaan Halimah yang diselubungi keinginan nafsu seks membuatkan dia semakin galak menghisap-hisap batang kote anaknya.Batang kote keras yang penuh menujah lelangit mulutnya dirasakan sungguh mengghairahkan,air mazi anaknya yang sebati dengan air liurnya dirasakan sungguh menyelerakan.Sudah lama benar dia tidak menikmati batang kote suaminya.Dirinya seolah seorang budak kecil yang sedang kemaruk setelah mendapat barang pemainan baru.
Meon semakin tidak dapat tahan.Hisapan Emaknya di batang kotenya yang keras menegang itu membuatkan Meon semakin tak keruan.Dia nekad,apa nak jadi,jadilah.Dia tak dapat bertahan lagi berpura-pura tidur sebegitu.Akhirnya di saat air maninya hendak meledak,Meon memberanikan dirinya memegang kepala Emaknya Halimah.Kepala Emak Kandungnya yang sedang galak turun-naik menghisap-hisap batang kotenya itu dipegang dan ditarik rapat kepadanya,membuatkan batang kotenya terbenam jauh ke tekak Halimah,Emak Kandungnya sendiri.Halimah terkejut,jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.Serta-merta dia merasakan teramat malu apabila disedarinya anaknya sedar dengan perbuatannya.Malah,anaknya memegang kepalanya sementara batang kote anaknya itu semakin terbenam jauh ke dalam mulutnya.Halimah cuba menarik kepalanya dan cuba mengeluarkan batang kote anaknya dari dalam mulutnya namun dia gagal.Meon menarik kepala Halimah serapat mungkin ke tubuhnya dan serentak itu,memancut-mancut air mani Meon memenuhi mulut Halimah.Meon benar-benar kenikmatan.
Halimah yang sedar batang kote anaknya itu sedang memuntahkan air mani di dalam mulutnya terus diam tidak meronta.Dia membiarkan sahaja mulutnya menerima pancutan demi pancutan padu air mani anaknya sehingga tidak dapat ditampung oleh mulutnya yang comel itu.Halimah tiada pilihan,dia tidak dapat menolak kepalanya agar batang kote anaknya memancut di luar mulutnya.Maka,dalam keterpaksaan,berdegup-degup Halimah meneguk air mani anaknya yang menerjah kerongkongnya.Cairan pekat yang meledak dari batang kote anak bujangnya yang dihisap itu ditelan sepenuhnya bersama air mata yang mula mengalir ke pipinya.
Pautan tangan Meon di kepala Emaknya Halimah semakin longgar,seiring dengan air maninya yang semakin habis memancut dari batang kotenya.Halimah mengambil peluang itu dengan terus menarik kepalanya sehingga tercabut batang kote Meon dari mulutnya.Segera Halimah bangun dan berlari menuju ke dalam biliknya.Meon yang tiba-tiba merasakan penyesalan itu segera bangun menuju ke bilik Emaknya.Pintu bilik Emaknya terkunci dari dalam.Meon mengetuk pintu perlahan berkali-kali sambil suaranya lembut memanggil-manggil Emaknya.Namun hanya suara esakan Emaknya di dalam bilik yang didengarinya.
“Makk…Maaf,Makk…!!!Meon minta maaf,Mak…!!! Meon tak sengaja,Makk…!!!Makkkkk…!!!”rayu Meon di luar bilik Emaknya.
Sementara di dalam bilik,Halimah sedang tertiarap di atas katil,memekup mukanya di bantal dengan air matanya yang semakin berjujuran di pipinya yang gebu.Rasa penyesalan akibat pengaruh keinginan nafsu seksnya sendiri telah membuatkan dirinya seolah-olah hilang harga diri sehingga sanggup melakukan perkara terkutuk itu dengan anak kandungnya sendiri.Halimah benar-benar menyesal atas segala perbuatannya.Dia sedar,ini semua bukan salah anaknya.Ini semua salahnya.Halimah tersedu-sedan mengenangkan kesilapannya di atas katil sendirian,membiarkan anaknya,Meon sendirian memujuknya di luar biliknya…
“Meon,mari makan,Sayang…!!!”ajak Halimah kepada Meon di pintu bilik Meon.
Meon yang sedang termenung di tebing katil seolah tidak menghiraukan Emaknya.Fikirannya merasa bersalah dan malu atas apa yang telah berlaku pada petang tadi.Halimah sedar perubahan anaknya.Dia terus duduk rapat di sebelah Meon.Jari-jemarinya kemas memegang telapak tangan Meon.Diramas dengan lembut jari-jemari Meon.
“Mak,Meon rasa bersalah sangat kat Mak…!!!Meon nak minta maaf banyak-banyak,Mak…!!!”kata Meon sambil matanya masih terus menatap kosong ke lantai.
“Meon,Mak yang sepatutnya minta maaf,Sayang…!!! Meon tak salah langsung,Sayang…!!!Kalau bukan Mak yang mulakan dahulu,perkara ni takkan terjadi,Sayang…!!!”kata Halimah.
Mereka terdiam seketika.Suasana sepi malam yang mula menjelma seolah memberikan ruang untuk dua beranak itu berbicara secara peribadi dari hati ke hati.Halimah menarik tangan Meon yang digenggamnya ke atas pehanya yang gebu.Jari-jemari anaknya diramas dengan lembut,penuh kasih sayang dari seorang Emak kepada anaknya sendiri.
“Kenapa Mak buat macam tu…???Mmmm…boleh Meon nak tahu tak,Mak…???”tanya Meon sedikit gugup.
Halimah terdiam sejenak.Otaknya ligat mencari jawapan bagi soalan yang terlalu sensitif dari anaknya itu.Secara tak langsung,dia gugup hendak menjawabnya.Tangannya yang kemas memegang tangan anaknya di atas pehanya yang lembut itu semakin ditarik ke arah tundun lubang cipapnya.Fikirannya bercelaru,buntu.
“Kenapa,Mak…???”sekali lagi Meon bertanyakan kepada Halimah.
“Susah Mak nak cakap la,Sayang…!!!Hal orang perempuan la,Sayang…!!!Nanti Meon tahu la,Sayang…!!!”kata Halimah ringkas dan dia terus berdiri lalu keluar dari bilik Meon,meninggalkan anaknya diam sendirian.
Meon keliru dengan jawapan Emaknya.Akal mentahnya tidak berapa memahami objektif jawapan Emaknya.Dia hanya mampu melihat Emaknya berlalu keluar dari biliknya meninggalkannya sendiri bersama seribu satu persoalan di kepala.Bontot tonggek lebar Emaknya yang tonggek itu kelihatan melenggok ketika melangkah keluar.Daging bontot tonggeknya yang bulat dan montok kelihatan membonjol di kain batik lusuh yang dipakai Emaknya.Meon menelan air liur melihat harta berharga milik Emaknya Halimah.Hatinya berdebar,perasaannya tiba-tiba bercelaru.Rasa kasihan dan sayang kepada Emaknya Halimah yang sebelum ini terbit dari hatinya secara tiba-tiba di selinap masuk oleh perasaan nafsu seks yang terlalu malu bagi dirinya untuk memikirkan.Meon lantas bangun menuju ke dapur,terlihat Emaknya sedang duduk mendagu di meja makan.Mata Emaknya seolah-olah merenung kosong hidangan makan malam yang telah disediakan di atas meja.Perlahan-lahan Meon menghampiri Emaknya,dipegangnya kedua-dua bahu Emaknya lembut.Meon menunduk dan mulutnya menghampiri telinga Emaknya.
“Meon berjanji pada Mak yang cuma kita berdua aje yang tahu pasal ni,Mak…!!!Mak jangan la risau apa-apa pun…!!!Meon teramat sangat sayangkan Mak…!!!”bisik Meon di telinga Emaknya.
Halimah merasakan sejuk hatinya mendengar kata-kata Meon yang lembut itu.Jari-jemari Meon yang sedang memegang bahunya terasa sungguh selesa.Haba dan hembusan nafas dari Meon di telinganya membangkitkan bulu roma Halimah.Perasaan terus berdebar-debar menyelinap ke dadanya bersama selautan rasa sayang yang tinggi menggunung kepada anak bujangnya itu.Halimah menoleh perlahan memandang wajah Meon yang hampir rapat di pipinya.Layanan dan sikap Meon kepadanya seolah-olah mengisi sedikit kekosongan batinnya yang merindukan belaian lelaki,iaitu suaminya.
Wajah mereka saling berhadapan.Meon mengukir senyuman yang ikhlas di bibirnya,begitu jugak dengan Halimah.Pipi gebu Halimah diusap oleh Meon dengan lembut.Halimah memejamkan matanya.Bibirnya yang lembap dan comel terbukak sedikit.Meon yang seperti dipukau dengan paluan gendang syaitan itu pun tanpa ragu-ragu terus membenamkan mulutnya mengucup bibir Emaknya.Mereka berdua kemudiannya terus saling berkucupan bibir dan mulut,penuh kasih sayang.Perasaan yang sejak mulanya lambang kasih sayang antara Emak dan anak akhirnya bertukar menjadi perasaan kasih sayang yang berlambangkan seks yang saling memenuhi dan memerlukan.
Tangan Halimah kemudiannya dengan perlahan-lahan mengusap rambut anak bujangnya yang sedang hangat mencumbui bibirnya.Bibir Halimah ligat meneroka mulut Meon yang nampaknya masih tidak mahir dalam permainan manusia dewasa itu.Nafas masing-masing saling bertukar silih-berganti.Degupan jantung dua insan itu semakin kencang,seiring dengan deruan keinginan nafsu seks yang semakin bergelora.Halimah semakin lemah,dia terus memeluk tubuh Meon.Tertunduk Meon dipeluk oleh Emaknya,mulutnya masih mengucup bibir Emaknya.Ghairah Meon kembali bangkit,lebih-lebih lagi apabila bayangan Emaknya menghisap batang kotenya di pagi dan petang hari itu silih-berganti di kotak fikirannya.Meon semakin berani memulakan langkah,tangannya yang tadi memegang bahu Emaknya kini menjalar ke kedua-dua tetek Emaknya yang masih berbalut t-shirt.Kekenyalan kedua-dua tetek Emaknya yang tidak memakai coli itu dirasakan sungguh mengasyikkan.Puting kedua-dua tetek Emaknya yang semakin keras dan menonjol di permukaan t-shirt digentel lembut berulang kali,Halimah semakin terangsang dengan tindakan anaknya itu.Ini mendorong Halimah untuk meraba dada anaknya yang bidang itu.Tangannya kemudian turun ke pinggang anaknya dan seterusnya dia menangkap sesuatu yang keras dan membonjol menujah kain pelikat yang dipakai oleh anaknya.Batang kote Meon yang semakin keras di dalam kain pelikat digenggam oleh Halimah.
Dirocoh-rocoh batang kote anaknya dengan penuh bernafsu seks.Perasaan penuh bernafsu seks yang melanda Halimah mendorongnya untuk mengulangi sekali lagi perbuatannya seperti di waktu siang tadi.Halimah kemudiannya terus melepaskan kucupan di bibir anaknya.Senyuman terukir di wajahnya,mempamerkan rasa keberahian yang tiada selindung lagi.Halimah kemudiannya terus melucutkan kain pelikat Meon,maka luruhlah kain pelikat yang Meon pakai ke lantai dan sekaligus mendedahkan batang kotenya yang sasa dan berotot itu tegak mengeras menghala muka Emaknya.Halimah tahu kehendak Meon.Malah,dia jugak sebenarnya menginginkannya jugak.Perlahan-lahan Halimah membenamkan batang kote keras Meon ke dalam mulutnya.
Meon memerhatikan sahaja perbuatan Emaknya tanpa selindung lagi.Sedikit demi sedikit batang kotenya dilihat tenggelam ke dalam mulut Emaknya yang comel.Tahi lalat di dagu Emaknya menambahkan lagi kecantikan wajah Emaknya yang sedang menghisap-hisap dengan perlahan-lahan batang kotenya.
Halimah semakin galak menghisap-hisap batang kote anaknya.Perasaan keibuan yang sepatutnya dicurahkan kepada anaknya sama sekali hilang.Keinginan nafsu seks dan kerinduan batinnya menguasai akal dan fikiran membuatkannya hilang pertimbangan sehingga tergamak bermain keinginan nafsu seks bersama dengan anak kandungnya sendiri.Halimah benar-benar tenggelam dalam arus gelora keinginan nafsu seks.Batang kote anaknya yang dihisap-hisap dan keluar-masuk di dalam mulutnya benar-benar memberikan sensasi kelazatan menikmati batang kote lelaki yang dirindui selalu.Setiap lengkok batang kote anaknya disedut dan dinikmati dengan penuh perasaan.Tangan kirinya mengusap-usap lubang cipapnya dari luar kain batik.Sungguh bertuah dirinya dirasakan pada ketika itu,kedahagaan batin dan nafsu seksnya yang selama ini membelenggu jiwanya terasa seolah-olah terbang jauh bersama angin.Dirinya merasakan begitu dihargai.Jiwanya semakin tenteram dalam gelora keinginan nafsu seksnya sendiri.
Meon pulak benar-benar menikmati betapa lazatnya merasakan batang kotenya dihisap-hisap oleh mulut Emaknya.Wajah Emaknya yang sedang terpejam mata menikmati batang kotenya dengan penuh bernafsu seks itu memberikan satu kenikmatan yang sukar untuk diucapkan.Matanya tertancap kepada tangan Emaknya yang sedang menggosok-gosok lubang cipap.Kain batik yang dipakai oleh Emaknya kelihatan terperosok ke bawah kelengkang akibat kelakuan Emaknya itu.Peha gebu Emaknya yang kelihatan lembut dan menyelerakan membangkitkan selera nafsu seks Meon.Serta-merta Meon menarik batang kotenya keluar dari dalam mulut Emaknya.Meon kemudiannya terus tunduk mengucup Emaknya dan sekaligus dia memeluk tubuh Emaknya.Halimah membalas perlakuan Meon dengan kembali mengucupinya.Sambil bibirnya mengucup bibir Emaknya,Meon menarik Halimah agar berdiri dan Halimah terdorong untuk mengikut sahaja kemahuan Meon.Mereka pun kemudiannya sama-samaberdiri dan berpelukan erat,dengan bibir masing-masing yang saling berkucupan penuh keberahian.Meon kemudiannya terus mengusap-usap kelangkang Emaknya.Kain batik lusuh yang menutupi lubang cipap Emaknya terasa basah akibat lendir nafsu seks yang semakin banyak membanjiri lohong kewanitaan Emaknya Halimah itu.Meon kemudiannya terus menyelakkan kain batik Emaknya ke atas,batang kote mudanya yang tidak pernah memasuki mana-mana lubang cipap wanita kekok untuk memulakan langkah yang berani itu.
Halimah tahu kelemahan yang dihadapi oleh anaknya.Sambil tersenyum,dia terus menyingkap kain batiknya ke atas dan berpusing menghadap meja makan,mempamerkan bontot tonggeknya yang tidak dilindungi sebarang seluar dalam kepada anaknya.Meon seperti terpukau menatap bontot tonggek Emaknya yang putih berseri dan bulat menggebu di hadapan matanya.Bontot tonggek lebar Emaknya diusap-usap dan diramas-ramas dengan penuh bernafsu seks.Usapannya kemudian semakin penuh bernafsu seks,dari pinggang turun ke peha,kelentikan bontot tonggek Emaknya yang tonggek benar-benar membakar keinghinan nafsu seksnya.Sementara itu Halimah mencapai batang kote Meon yang terpacak di belakangnya.Tanpa segan silu,Halimah kemudiannya terus menarik batang kote Meon agar mengambil posisi yang memudahkan untuk mereka menjalankan misi yang seterusnya.Batang kote Meon ditarik sehingga terselit di celah kelengkangnya.Meon yang membiarkan sahaja tindakan Emaknya itu terdorong ke hadapan memeluk belakang tubuh Emaknya dan batang kotenya terus menyelinap ke celah kelengkang Emaknya yang sememangnya sudah terlalu licin dan becak dengan lendiran nafsu seks.Halimah kemudiannya terus menonggekkan tubuhnya dan tubuhnya maju-mundur menggesel-geselkan batang kote Meon di celah kelengkangnya.Bunyi lagaan dan geselan batang kote Meon yang keras di kelengkangnya berdecup-decup di ruang dapur.Meon yang pertama kali menikmati pengalaman yang mengasyikkan itu terangsang yang teramat sangat.Tangannya tak henti-henti meraba-raba dan meramas-ramas bontot tonggek lebar Emaknya yang tonggek menyentuh perutnya.
Halimah sudah tidak sabar-sabar lagi,tangannya segera mencapai batang kote Meon yang keras di alur kelengkangnya dan memandunya masuk ke mulut lubang cipap segala kenikmatan miliknya.Dia sudah tidak peduli batang kote siapa yang sedang dipegangnya itu.Baginya,peluang menikmati batang kote lelaki bagi mengubati kesakitan keinginan nafsu seks dan batinnya tidak seharusnya dilepaskan begitu sahaja.Dengan sekali lentik sahaja,lubang cipapnya dengan mudah menerima seluruh batang kote keras anaknya menceroboh terowong lubang cipapnya yang sudah lama dahagakan tujahan batang kote lelaki buat kali pertama.Halimah hanya membiarkan batang kote hangat Meon terendam di lubuk lubang cipapnya.Statusnya sebagai Emak kepada anak lelakinya itu sudah hilang begitu sahaja.Keinginan nafsu seksnya benar-benar menghilangkan kewarasannya sebagai seorang Emak,sehingga sanggup menyerahkan seluruh tubuhnya,malah mahkota kewanitaan yang selama ini hanya dinikmati oleh suaminya seorang,dinikmati oleh anaknya atas keinginannya dan kerelaannya sendiri.Halimah benar-benar khayal menikmati batang kote anaknya menunjal-nunjal pangkal lohong lubang cipap nikmatnya.Dia kemudiannya terus mengemut-ngemut batang kote anaknya semahu hatinya,terasa seperti ingin sahaja dia melumatkan batang kote itu di dalam lubang cipapnya.
Manakala Meon pulak benar-benar menikmati kemutan yang dirasakan oleh batang kotenya yang terendam di dalam lubang cipap Emaknya yang hangat itu.Seluruh otot batang kotenya yang mengembang keras terasa dihimpit oleh dinding lubang cipap Emaknya yang lembut dan licin itu.Terasa seolah-olah batang kotenya disedut-sedut oleh lubang cipap Emaknya.Meon kemudian perlahan-lahan menujah-nujahkan batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu sehingga kepala cendawannya yang berkembang pesat itu menghenyak-henyak pangkal lubang cipap wanita yang seharusnya disanjung sebagai ibu.Perasaan sayang Meon yang sebelum itu sekadar antara anak kepada ibu semakin dihantui keinginan nafsu seks yang membara.Keberahian yang diciptakan Emaknya Halimah itu telah mendorong Meon untuk menyayangi Emaknya Halimah itu seolah-olah seorang kekasih,yang rela untuk memberikan kenikmatan hubungan seks sumbang mahram antara darah daging.Meon tahu,dari lubang cipap yang sedang ditujahnya dengan batang kotenya itulah dirinya keluar satu masa dahulu.Namun kini lubang cipap itu sekali lagi dia masuki dengan penuh kerelaan,hanya cara dan permainan perasaan sahaja yang berlainan.
Begitu jugak dengan Halimah.Terfikir jugak di benaknya bahawa batang kote lelaki yang sedang dinikmati di liang lubang cipapnya itu adalah milik seorang bayi yang keluar dari liang lubang cipap yang ditujah itu dahulu.Namun kini,bayi itu sudah besar dan kembali memasuki liang lubang cipapnya atas desakan keinginan nafsu seksnya dan batinnya sendiri.Perasaan berahi Halimah yang selama ini terpendam terasa seolah-olah ingin meletup di perutnya.Peluh semakin timbul di dahi dan tubuhnya bersama nafasnya yang semakin laju dan sempit.Halimah sudah lama tidak merasakan perasaan sebegini.Naluri kewanitaannya semakin merangsang agar perasaan itu semakin memenuhi akalnya.Halimah semakin tidak keruan.Batang kote yang semakin galak menujah lubang cipapnya semakin menenggelamkan Halimah dalam lautan keinginan nafsu seks.Akhirnya Halimah menikmati puncak kenikmatan seksnya sendiri.Tubuhnya bergegar bersama ototnya yang mengejang.Batang kote anaknya yang menujah lubang cipapnya dari arah belakang buat kali pertamadihimpit penuh kegeraman.Bontot tonggeknya semakin dilentikkan agar batang kote anaknya itu semakin kuat menghentak dasar lubang cipapnya.Halimah benar-benar hilang akal.Dia benar-benar di puncak segala nikmat yang selama ini dirindukan.
Meon hanya memerhati perubahan demi perubahan pada tubuh Emaknya.Dia tahu bahawa Emaknya baru sahaja mengalami satu kenikmatan yang terlalu nikmat.Belakang baju t-shirt Emaknya nampak basah dengan peluh.Begitu jugaklah dengan bontot tonggek Emaknya yang terdedah,terasa perutnya akan peluh Emaknya yang membasahi bontot tonggek Emaknya itu.Kemutan yang begitu sedap dirasakan jugak semakin longgar.
“Meon…terima kasih,Sayanggg…!!!Mak teramat sangat cintakan dan sayangkan Meon sekarang ni,Sayanggggg…!!!”kata Halimah sambil menoleh kebelakang melihat Meon yang masih berdiri gagah.
Meon hanya tersenyum,tangannya meramas-ramas lembut daging lembut di pinggul Emaknya.Lemak-lemak yang menambah kegebuan dan kebesaran bontot tonggek Emaknya diusap-usap dengan penuh kasih sayang.Halimah tahu bahawa Meon perlukan kenikmatan seperti dirinya.Halimah kemudiannya terus melentikkan tubuhnya,sambil menekankan batang kote Meon agar tenggelam lebih dalam dan menghenyak-henyak dasar lubang cipapnya.Bontot tonggeknya digelek-gelekkan seperti penari dangdut di kelab malam,membuatkan batang kote Meon menikmati lebih geseran dengan dinding lubang cipapnya.Meon merintih kecil menahan gelora kenikmatan.Halimah tahu,Meon menikmati perbuatannya.
“Sedap,Sayanggg…???”tanya Halimah dengan penuh manja.
“Uuuhhh…Seee…Sedap Mmm…Makkk…!!! Ooooohhhhh…!!!”jawab Meon tersekat-sekat.
Batang kotenya semakin ditekan ke dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu.Bontot tonggek Emaknya yang tonggek itu ditatap dengan penuh bernafsu seks.Halimah sekali lagi menoleh melihat Meon yang sedang penuh bernafsu seks menatap bontot tonggeknya.
“Mak cantik tak,Sayanggg…???”tanya Halimah menggoda anaknya.
“Ooohhh…Mak cantikkk…!!!Mmm…Mmakk…Meon… Ttt…tak tahannn…!!!”rintih Meon tak tahan di goda oleh Emaknya Halimah itu.
“Nanti kalau Mak nak lagi boleh tak Meon tolong buatkan,Sayanggg…???”Tanya Halimah penuh kelembutan dan godaan kepada anaknya yang sudah semakin di ambang puncak kepuasan nafsu seks.
“Ooohhh…Makkkk…!!!”rintih Meon.Meon semakin tidak tahan melihat Halimah tak henti-henti menggodanya.
Tubuh Halimah yang menonggeng di tepi meja itu memberikan sensasi keberahian yang meluap-luap kepada Meon.Dia benar-benar tidak menjangka dirinya telah menyetubuhi lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama.Bontot tonggek Emaknya yang tonggek itu semakin menaikkan keinginan nafsu seks Meon.Keinginan nafsu seks dan keberahian Meon semakin kritikal.Dia tidak mampu bertahan lagi.Malah,dia ingin meluahkan perasaannya kepada Emaknya Halimah itu tentang apa yang diingininya,demi perasaannya yang benar-benar ingin menikmati kepuasan nafsu seks yang terlalu sukar untuk diungkapkan itu.
“Ooohhhhh…Makkk…Meon nak selalu,Makkkkk…!!! Meon…sss…stim…ppp…pada…bbb…bontot tonggek Makkk…!!!”akhirnya Meon meluahkan perasaannya yang ingin sekali diluahkan.
“Sayanggg…Meon anak Makkk…!!!Meonnn Sayangg…!!!”Halimah jugak menikmati perasaan berahi yang sedang melanda Meon.
“Makkk…Ahhhhhhh…!!!”rintih Meon.
Cuurrrrrr…Cruuuttttt…Cruttttt…akhirnya terpancutlah air mani jantan anak muda itu ke dalam lubang cipap dan rahim Emak kandungnya Halimah sendiri itu buat kali pertama.
Meon menikmati betapa sedapnya melepaskan air mani di dalam liang lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama.Air maninya yang banyak memancut keluar dari batang kotenya yang keras meleding di dalam lubang cipap Emaknya itu memancut-mancut dengan sepuas-puasnya.Halimah memejamkan mata menikmati air mani anaknya yang hangat memenuhi lubang cipapnya.Dasar lubang cipapnya terasa disirami air mani yang hangat yang memancut–mancut memenuhi segenap rongga lubang cipapnya yang sepatutnya hanya untuk suaminya seorang sahaja.Namun akibat desakan keinginan nafsu seksnya yang kegersangan,rongga lubang cipapnya yang biasanya disirami oleh air mani suaminya kini dipenuhi oleh air mani anaknya atas kerelaannya sendiri.
Mereka berdua kelesuan,namun masih lagi di kedudukan yang sama.Halimah masih terpejam matanya,menonggeng berpaut di tepi meja makan.Kain batiknya yang diselakkan ke atas pinggang masih mendedahkan bontot tonggeknya yang sedang dihimpit rapat oleh anaknya yang sedang terpejam matanya,menikmati saki-baki keindahan dan kenikmatan menyetubuhi lubang cipap Emaknya Halimah itu sendiri.Batang kote Meon masih terendam di dalam lubuk lubang cipap Halimah,seolah-olah begitu sayang untuk melepaskan saat-saat manis itu hilang begitu sahaja.Perasaan kasih dan sayang yang selama ini diperuntukan untuk seorang ibu hilang bersama angin malam,diganti oleh perasaan kasih dan sayang yang sepatutnya hanya dimiliki oleh seorang kekasih.Halimah kepuasan,dahaga keinginan nafsu seksnya dan batinnya yang selama ini mencengkam akhirnya terurai sudah.Kenikmatan yang dialami sebentar tadi sama sekali tidak disesali,malah dia benar-benar menghargainya.Bagaikan harga sebuah maruah kepada seorang suami,bukan lagi kepada seorang anak.Halimah merelakannya,disetubuhi lubang cipapnya oleh darah dagingnya sendiri,demi kepentingan keinginan nafsu seknya dan batinnya sendiri.Dia tahu,dirinya kini bukan lagi dimiliki oleh suaminya seorang,malah anaknya sendiri jugak,yang sudah menikmati tubuhnya.Anaknya kini ‘suami’nya,yang didambakan belaian penuh bernafsu seks untuk dinikmati melebihi dari suaminya.Demi keinginan nafsu seks dan kasih saying yang semakin membara,Halimah kini mencintai ‘suami’ barunya…iaitu anak lelaki kesayangannya Meon…
*************************************************
Pada satu pagi,selepas beberapa bulan bermulanya hubungan seks sulit di antara dua beranak itu,Halimah sedang menjemur kain di belakang rumah.Beberapa meter dari tempat menjemur pakaian,sepasang mata sedang galak meratah seluruh pelusuk tubuh Halimah yang sedang berkemban kain batik sahaja,mendedahkan bahagian atas dadanya serta keseluruhan bahunya yang putih melepak itu.Rambutnya yang kering,tanda masih belum mandi terikat di belakang,mempamerkan wajahnya yang cantik.Meon bersandar di bingkai tingkap dapur merenung tubuh Emaknya Halimah itu yang selalu diratah sejak beberapa bulan yang lalu.
Halimah sedar Meon sedang memerhatikannya.Dia hanya membiarkan sahaja,malah kadangkala sengaja dia menonggeng sehingga melentik-lentik bontot tonggeknya di hadapan Meon.Biar Meon stim dan terus setia berkhidmat untuknya.Baginya,taraf Meon kini sudah lebih tinggi di ranjang berbanding suaminya.Asal ada sahaja peluang,tak dapat banyak,sikit pun jadilah buat stim-stim dan lepaskan rindu.Terutama ketika suaminya pulang dan berada di rumah.
Dah seminggu suaminya berada di rumah.Esok suaminya akan kembali bertugas di hutan.Projek penebangan balak masih belum selesai di kawasan itu.Banyak lagi kawasan yang masih belum dijelajah.Sepanjang minggu itu,Sidek dan Halimah kerap melakukan hubungan seks suami isteri bersama.Maklumlah,Sidek dah lama tak dapat,paling kuat pun cuma dapat dilancap oleh perempuan Indonesia yang bekerja di pondok kantin pekerja.Itu pun kena modal.
Oleh kerana keadaan tak clear untuk buat projek,maka Meon hanya kerap menikmati batang kotenya dihisap-hisap dan dilancap oleh Emaknya Halimah itu sahaja.Biasanya ketika Sidek keluar ke kedai membeli rokok ataupun ketika hanya mereka berdua sahaja berada di dapur.Jadi Meon sedikit berasa bosan kerana tak dapat nak buat lebih-lebih dengan Emaknya Halimah itu.Malah,kadangkala malam-malam dia sendirian melancapkan batang kotenya di atas katil sambil mencuri dengar suara rengekan Emaknya Halimah yang kedengaran perlahan.Cemburunya mula bangkit,namun apakan daya.
Tetapi pada pagi itu,mereka berpeluang menikmati kembali keghairahan hubungan seks sumbang mahram terlarang.Ianya terjadi sewaktu Sidek keluar minum di warung kopi setelah diajak oleh kawannya.
Selesai menjemur pakaian,Halimah terus masuk ke dalam rumah.Dilihatnya kasut anaknya Shidah tiada di depan rumah.Matanya melilau mencari kelibat Shidah di rumah jiran,ternampak sekumpulan kanak-kanak sedang bermain batu seremban di serambi rumah.Salah seorang dari mereka adalah anaknya,Shidah.Nampak macam baru sampai kerana Halimah nampak anaknya Shidah sedang menanggalkan kasut dan naik ke serambi.Di hatinya berbisik gembira,ada peluang keemasan menanti.
Segera Halimah menuju ke dapur dan terlihat Meon masih berdiri di tingkap,kali ini dia melemparkan pandangan yang jauh ke luar tingkap.
“Hai…merenung jauh nampak…???Teringat kat siapa tu,Sayang…???”tanya Halimah,mengejutkan Meon dari lamunan.
“Teringat kat Mak la…!!!”jawab Meon ringkas.
Sambil meletakkan bakul pakaian yang kosong ke atas lantai,Halimah kemudiannya terus membongkokkan tubuhnya dan mengambil peluang melentikkan bontot tonggeknya,biar dijamu mata anaknya.Meon hampir terbeliak menonton aksi menggoda Emaknya Halimah itu.Tubuh gebu yang sedang berkemban itu ditatap penuh bernafsu seks.Bontot tonggek Emaknya Halimah yang bulat dan lebar itu ditatap penuh minat.Terus sahaja Meon mendapatkan Emaknya Halimah itu dan mereka berdua kemudiannya terus saling berpelukan dan jugak saling berkucupan penuh bernafsu seks,cuba menghilangkan kerinduan yang meronta-ronta.Tubuh dua beranak itu saling memeluk-meluk dan jugak saling meraba-raba seluruh tubuh pasangan seolah kegersangan yang begitu mendalam sedang melanda naluri keberahian masing-masing.
Halimah sudah tidak sabar-sabar lagi.Lubang cipapnya sudah basah akibat keghairahan ingin menikmati batang kote anaknya.Perasaan berahinya yang mengundang rasa cinta sehingga merelakan seluruh tubuhnya disetubuhi oleh anak kandungnya semakin menguasai diri.Halimah pun kemudiannya terus memusingkan tubuhnya dan berdiri sambil berpaut pada tepi mesin basuh.Bontot tonggeknya yang sudah memang tonggek itu semakin dilentikkan ke arah Meon yang sedang mengurut-urut batang kotenya yang sudah terjulur keluar dari celah tuala yang masih terlilit di pinggang.Halimah kemudiannya terus menyingkap kainnya ke atas pinggang,mempamerkan bontot tonggeknya yang montok dan lebar itu kepada anaknya.Meon stim,lancapan di batang kotenya semakin laju sehingga ianya benar-benar keras agar mudah menyelinap masuk ke dalam lubuk syurgawi lubang cipap Emaknya Halimah itu sendiri,tetapi matanya tertarik kepada sesuatu.Ada sesuatu di celah bontot tonggek Emaknya Halimah itu. Meon kemudiannya terus menunduk dan mencolet sedikit dan baru dia tahu,ianya adalah air mani bapaknya yang masih melekat di celah bontot tonggek Emaknya Halimah itu,tetapi kenapa di lubang bontot tonggeknya…???Ah,Meon tak kisah.Cairan yang melekat di hujung jarinya dipalitkan di kain batik kemban Emaknya Halimah yang terselak di pinggang.Meon kemudiannya terus menjulurkan kepala takuk batang kotenya di muara lubang cipap Emaknya Halimah itu.Halimah kemudiannya terus membantu batang kote Meon untuk masuk ke dalam lubang cipapnya buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).Lubang cipapnya penuh dengan batang kote anaknya.Tubuhnya yang menonggeng di mesin basuh mempamerkan lubang cipapnya sendiri sedang dijolok oleh batang kote anaknya dari arah belakang.
Meon kemudiannya terus menghayun-hayunkan batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu,dari perlahan kepada laj dan sebaliknya.Halimah benar-benar tak tahan. Dia tak macam ini ketika bersama dengan suaminya.Mungkin seleranya sudah lebih kepada anaknya,Meon.
“Ooooohhhhh…Ooooohhhhh…Meonnnn…!!!Erghhh…Sedapnyaa,Sayanggg…!!!Ooooohhhhh…!!!”rengek Halimah.
Meon terus memacu lubang cipap Emaknya Halimah itu dengan batang kotenya dengan sekuat kuderat anak muda itu.Emaknya Halimah itu benar-benar tenggelam dalam gelora keinginan nafsu seksnya sendiri.Keberahian Halimah akhirnya memuncak.Melengkung tubuhnya bagai udang,bersama dengan peluh yang terbit kecil di tubuhnya.
Meon tahu bahawa Emaknya Halimah itu gemar jika dia meneruskan permainan non-stop.Maka dia terus memacu batang kotenya di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu dengan penuh bernafsu seks meskipun ketika itu Emaknya Halimah itu sedang kelelahan setelah puas menikmati puncak kenikmatan.
“Meonn suka pada Mak tak,Sayanggg…???”tanya Halimah dengan lembut,menggoda anaknya yang sedang memacu lubang cipapnya yang selesa menonggeng di tepi mesin basuh.
“Suka sangat,Makkk…!!!Ooohhh…Mak seksi sangat laaa…!!!Ooooohhhhh…!!!”Meon bersuara penuh bernafsu seks.
“Seksi sangat ye,Sayanggg…Tang mana…???Bontot Mak ni ker,Sayanggg…???Mmmmmm… Aaaaahhhhh…!!!”goda Emaknya Halimah sambil melenggok-lenggokkan bontot tonggeknya.
“Uuuhhh…Uuuhhh…Uuuuuhhhhh…!!!Seksinyaa… bontot Makkkkk…!!!Ooooohhhhh…!!!”desah Meon dalam keadaan yang penuh bernafsu seks.
“Meon nak pancut dah ker sekarang ni,Sayanggg…???”tanya Halimah.
“Ye,Makkk…!!!Ooooohhhhh…tak tahan lagi, Makkkkk…!!!Ooooohhhhh…!!!”rengek Meon dengan muka yang semakin berkerut menahan sesuatu yang semakin ingin meledak keluar dari batang kotenya.
“Ooohhh…kerasnyaaa…!!!Aaaaahhhhh…da… dalammm,Sayanggg…!!!”pinta Halimah ghairah.
“Aaahhh…!!!Aaahhh…!!!Makkkkk…!!!”rengek Meon bersama air maninya yang pekat memancut laju dan banyak memenuhi segenap rongga lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).
“Ooohhh Meonnn…!!!Ooohhh…banyaknya, Sayanggg…!!!Ooohhh…banyaknya air mani, Sayanggggg…!!!”rengek Halimah merasakan batang kote sasa anaknya berdenyut-denyut melepaskan air mani di dalam lubang cipapnya.
Setelah puas,mereka berdua terus menjalankan aktiviti masing-masing.Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik air dan mandi,sementara Meon pulak terus menuju ke biliknya,memakai pakaian dan duduk menonton TV di ruang tamu.Dihati masing-masing bermain soalan yang sama berulang kali.Bilalah Sidek nak balik bertugas…???
*************************************************
Pagi tadi,awal-awal lagi Sidek telahpun keluar pergi bertugas.Kali ini perginya agak lama, mungkin sebulan ataupun 2 bulan.Halimah berlagak sedih di saat-saat pemergian suaminya,sedangkan di hatinya bersorak kegirangan.Setelah pemergian Sidek,Halimah kemudiannya terus masuk ke dalam bilik air untuk mandi dan membersihkan dirinya.Sisa-sisa air mani Sidek yang masih pekat di celah bontot tonggeknya dibersihkan.Begitu jugak dengan kesan air mani Sidek yang kering dan melekat di perutnya yang buncit itu.
Selesai mandi,Halimah terus masuk ke dalam biliknya.Rambutnya dikeringkan dengan menggunakan tuala.Seluruh tubuhnya dilap sehingga kering.Tangannya kemudiannya terus membukak almari pakaian,memilih pakaian apa yang hendak dipakai pada hari itu.Kain batik merah dipilihnya.Tanpa memakai seluar dalam,dia pun terus menyarungkan kain batik di tubuhnya.Lilitan di pinggang diikat kemas.Kemudian dia memilih baju apa yang hendak dipadankan.Matanya tertarik dengan baju t-shirt kuning cair yang terlipat kemas.Terus dicapainya dan dibelek-belek.Nampak kecil baju itu,pasti ianya akan sendat di tubuhnya.Malah, agak singkat.Pasti tundun lubang cipapnya dan perutnya yang buncit itu akan jelas kelihatan.Halimah terus memakai coli berwarna hitam dan disarungkan baju t-shirt itu ke tubuhnya.Tubuhnya ibarat sarung nangka yang sendat dibalut baju t-shirt kuning cair yang ketat dan singkat.Seluruh lengkuk dan bonjolan di tubuhnya jelas kelihatan.Dia kelihatan seksi berpakaian sebegitu.Meskipun tubuhnya tidak ramping lagi seperti di usia muda,namun kemontokan tubuhnya yang mengembang seiring dengan usianya benar-benar terserlah.Lengannya yang montok dan gebu kelihatan sendat,begitu jugak dengan tubuhnya yang sendat dibaluti bau t-shirt itu.Coli hitam yang dipakai dapat dilihat dengan jelas dari baju yang dipakai.Perutnya yang buncit serta tundun lubang cipapnya yang membukit tembam terpampang di balik kain batik yang katat membalut dirinya.Apatah lagi bontot tonggeknya.Tubuhnya yang lentik itu semakin menyerlahkan bontot tonggeknya yang tonggek lantaran baju t-shirt dan kain batik yang dipakai amat sendat.Kemontokan bontot tonggek lebarnya yang besar itu tidak mampu disembunyikan oleh baju t-shirtnya.Baju t-shirtnya terselak ke pinggang,menyerlahkan seluruh bontot tonggeknya yang sendat dibaluti kain batik merah itu.Halimah mengambil tudung berwarna kuning,dipakai di kepalanya dan kemudian dia terus keluar menuju ke bengkel tempat Meon bekerja.
Suasana di bengkel tersebut tidak terlalu sibuk.Bos Meon keluar minum di kedai kopi di hujung sana.yang tinggal hanyalah Meon dan seorang pelanggan yang sedang menunggu motorsikalnya siap dibaiki oleh Meon.Halimah berjalan menuju ke arah Meon yang sedang mencangkung membaiki sesuatu di bawah enjin motorsikal.Mata pelanggan yang sedang menunggu motorsikalnya siap dibaiki itu terpukau melihat seluruh tubuh montok Halimah yang sedang berjalan menuju ke arah Meon.Kedua-dua tetek Halimah yang sederhana dan sedikit melayut itu ditatap dengan penuh geram.Perut buncit Halimah yang sendat dibaluti t-shirt itu ditatap dengan penuh bernafsu seks sehingga pandangannya turun ke tundunnya yang tembam.
Halimah kemudiannya terus menghampiri Meon.Meon yang sedar akan kehadiran Emaknya Halimah itu serta-merta menghentikan tugasnya sebentar.Pandangan matanya seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Seluruh tubuh montok Halimah ditatapnya dari atas dan sampai ke bawah.
“Eeerrrr,Mak…!!!Ada apa,Mak…???”tanya Meon kepada Emaknya Halimah itu.
“Takde apa-apa…!!!Mak cuma nak cakap aje…!!!Jom balik rumah kejap…Mak ada buat sarapan sikit…!!!Kamu belum sarapan lagi tadi kan…???”kata Halimah cuba nak memancing anaknya.
“Eeemmm…kejap lagi,ye Mak…!!!Meon nak tunggu Bos datang dulu la,takut tak siap motor Pakcik ni…!!!”jawab Meon.
“OK,tapi cepat sikit ye…!!!”kata Halimah sambil berlalu meninggalkan Meon.
Mata Meon dan mata pelanggan itu bulat memerhatikan lenggokkan bontot tonggek Halimah yang montok dan sendat dibaluti oleh kain batik merah itu.Kemudian Meon menyambung kembali tugasnya.
“Nak,itu Mak kamu ye…???”tanya pelanggan yang menunggu motorsikalnya siap itu.
“Ye,Pakcik…!!!Kenapa,Pakcik…???”jawab Meon.
“Takde apa-apa…!!!Eeehhh…kamu buat dulu la ye,Pakcik nak beli rokok kejap…!!!”kata Pakcik itu.
Meon mengangguk sahaja sementara lelaki itu terus berlalu dari situ.Tujuannya bukanlah ke kedai rokok tetapi mengikut Halimah pulang dari jauh.Kemudian dia nampak Halimah masuk ke rumah melalui pintu dapur.Lelaki itu pun terus menuju ke sana.Pintu dapur yang tidak tertutup itu membolehkan dia melihat kelibat Halimah menyusun juadah sarapan pagi di atas meja makan.
“Eeehhh…Pakcik,buat apa kat situ…???”tanya Halimah setelah disedarinya dirinya diperhatikan oleh seseorang dari luar rumah.
“Takde apa-apa…!!!Pakcik saja nak jalan-jalan…!!!Kamu tinggal kat sini ye…???”tanya lelaki itu.
“Ye,Pakcik…!!!Eeerrr…Pakcik yang ada kat bengkel tadi,kan…???”tanya Halimah.
“Ye…!!!Ooohhh…boleh kita berbual kejap tak…???Boleh tak saya nak masuk ke dalam…???”tanya lelaki itu sambil kakinya terus melangkah masuk sebelum dipelawa oleh Halimah.
“Eeerrr…ooohhh…masuk la…!!!”jawab Halimah serba tak kena.
Kemudian lelaki itu terus berdiri dekat dengan Halimah yang sedang menunduk-nunduk menyediakan sarapan di atas meja makan.Bontot tonggek Halimah yang tonggek dan sendat berkain batik itu ditatapnya geram.
“Adik,saya suka tengok Adik ni dari bengkel tadi…!!!”kata lelaki itu kepada Halimah.
“Suaminya mana…???”tanya lelaki itu kepada Halimah pulak.
“Dia keluar pergi buang air besar…!!!Itu hah…kat jamban belakang rumah…!!!”kata Halimah menipu lelaki itu sambil jarinya menunjuk kepada tandas di belakang rumah yang sebenarnya sudah tidak digunakan lagi.
“Ooohhh…dia ada kat sini ye…!!!OK la…Pakcik pun nak cepat ni…!!!Tapi sebelum suami Adik tu keluar dari jamban,boleh tak Adik tolong Pakcik sekejap…???”kata lelaki itu.
“Tolong apa,Pakcik…???”tanya Halimah.
Tanpa berkata apa-apa,lelaki itu pun terus mengeluarkan batang kotenya yang sudah tegang dari zip seluar yang sudah dibukaknya.Dilancapkan batang kotenya sendiri di hadapan Halimah sambil matanya melahap seluruh kemontokan tubuh Halimah.
Halimah tahu kehendak lelaki itu,tetapi dia tidak berselera dengan lelaki yang sudah tua itu.Dilihatnya batang kote lelaki itu sudah tegang namun tak semantap kepunyaan anaknya,Meon.
“Dik,Pakcik suka sangat pada badan Adik tu…!!!Tolong buatkan Pakcik ye…!!!Tolong ye…!!!”kata lelaki itu sambil menghulurkan batang kotenya kepada Halimah.
“Apa ni,Pakcik…???Baik Pakcik keluar sebelum saya jerit kuat-kuat,biar suami saya belasah Pakcik sampai mati…!!!Cepat,keluar…!!!”bentak Halimah sambil terus menolak lelaki itu keluar dari rumah.
Menyedari peluangnya untuk menikmati tubuh wanita montok itu tidak kesampaian,lelaki itu terus melancap laju,dengan harapan air maninya sempat menyembur keluar selagi tubuh montok yang sendat dibaluti pakaian-pakaian yang sendat itu masih di depan mata.Sambil dia berundur ke belakang akibat ditolak oleh Halimah,sambil itulah dia mengambil kesempatan untuk menjamu matanya sambil melancap memerhati tubuh seksi itu.
Akhirnya memancut-mancut air mani lelaki itu terus ke perut,tundun lubang cipap dan peha Halimah.Habis bertompok baju t-shirt dan kain batik Halimah dengan lendir pekat lelaki tua itu.Halimah semakin geram,ditolaknya tubuh lelaki itu lebih kuat.Lelaki itu pun mengambil kesempatan menyimpan batang kotenya yang semakin mengecil kembail ke dalam seluar.
“OK,saya keluar…!!!OK…terima kasih ye,Dik…!!!”kata lelaki tua itu sambil terus keluar dari rumah,sambil tangannya mengambil peluang meramas pinggul Halimah dan terus berlalu keluar dari situ.
Halimah berdebar-debar.Selama ini disangkakan tubuhnya tidak menarik lagi,tetapi nampaknya dia silap.Rupa-rupanya masih ada orang yang mengharap untuk menikmati tubuhnya.Mungkin cara pemakaian yang harus dititikberatkan untuk menampilkan tubuhnya agar kelihatan lebih seksi.Jika sebelum ini,hanya baju kurung yang longgar selalu menyarung tubuhnya untuk keluar rumah,kini Halimah tahu,dia harus lebih berani mengenakan pakaian yang lebih mendedahkan kemontokan tubuhnya.Halimah terus masuk ke dalam biliknya,menanggalkan seluruh pakaiannya.Halimah berbogel mencari pakaian di dalam almari pakaian.Matanya tertumpu kepada sepasang kebaya Jawa yang terlipat kemas di almarinya.Itu baju yang dipakai sewaktu Meon masih kecil dahulu.Tak tahulah samada masih muat atau tidak.Dengan berhati-hati Halimah menyarungkan kain batik lepas itu di tubuhnya.
“Hhhmmm…masih ketat jugak…!!!Tak la teruk sangat,selesa juga…!!!”bisik hati Halimah sambil memusing-musingkan tubuhnya bergaya di hadapan cermin.
Bontot tonggeknya kelihatan sendat dibaluti kain batik lepas itu.Tundun lubang cipapnya semakin jelas ketembamannya bersama perutnya yang buncit.Kakinya dihulurkan ke hadapan.Kulit betisnya yang putih dan licin itu terserlah kelihatan dari belahan kainnya.Kainnya diselakkan lagi belahannya dan seluruh kakinya,dari hujung kaki sehingga ke peha jelas kelihatan.
Kemudian Halimah memakai baju kebaya berwarna merah yang jarang dan bersulam bunga-bungaan itu.Agak sendat juga membalut tubuhnya tetapi masih boleh selesa dipakai.Halimah bergaya di depan cermin.Seluruh tubuhnya sendat dibaluti kebaya Jawa yang ketat.Bajunya yang jarang jelas mempamerkan coli hitam yang terikat di tubuhnya yang putih melepak.Lurah kedua-dua teteknya kelihatan jelas di celah bukaan dada baju kebaya itu.Baju kebayanya kelihatan singkat di paras pinggang,mendedahkan seluruh bentuk bontot tonggeknya yang tonggek dan besar itu terserlah kegebuannya di sebalik kain batik lepas yang sendat.Halimah kemudian terus keluar dari bilik dan menuju ke dapur.Ketika itu dia mendengar suara Meon memberi salam dan kelibat Meon masuk ke dapur mencuri tumpuannya.
Meon terpaku melihat Emaknya Halimah itu bergaya sebegitu.Keberahiannya serta-merta bangkit dan segera dia memeluk tubuh Emaknya Halimah itu,kemudiannya terus saling berkucupan penuh bernafsu seks sambil tangannya meraba-raba seluruh pelusuk tubuh Emaknya Halimah itu.Halimah membiarkan segala perbuatan anaknya,dia suka diperlakukan begitu oleh anaknya.Halimah sedar,Meon tak tahan melihat dirinya berpakaian sebegitu,lalu dua pun terus berlutut di hadapan Meon.Batang kote Meon yang keras itu ditarik keluar dari seluar pendek yang Meon pakai.Halimah kemudiannya terus menghisap-hisap batang kote anaknya yang sedang bernafsu seks itu.
Meon sungguh terangsang melihat Emaknya Halimah itu yang lengkap berbaju kebaya yang sendat itu sedang berlutut menghisap-hisap batang kotenya.Dia membiarkan sahaja Emaknya Halimah itu melahap-lahap seluruh batang kotenya.Batang kotenya terasa hangat keluar-masuk di mulut comel Emaknya Halimah itu.
Halimah jugak sudah terangsang.Lalu dia terus bangun berdiri dan memeluk tubuh sasa Meon.Batang kote Meon yang keras dihimpit di perutnya yang lembut.Terasa kehangatan batang kote anaknya seolah-olah menyerap masuk ke daging dan lemak perutnya yang buncit.
“Meon sayang pada Mak tak…???”tanya Halimah sambil tangannya mula merocoh-rocoh batang kote anaknya.
“Sayang sangattttt…!!!Kenapa Mak pakai baju lawa-lawa macam ni…???”tanya Meon.
“Hari ni hari istimewa,Sayang…!!!Mak rindu sangat kat Meon la,Sayanggg…!!!”kata Halimah.
Mereka kembali saling berkucupan seperti sepasang kekasih.Masing-masing saling meraba-raba tubuh di antara satu sama lain dengan penuh bernafsu seks.Halimah yang tahu keinginan Meon kemudiannya terus menonggeng sambil berpaut di tepi meja makan.Bontot tonggeknya digelek-gelek menggoda.Meon kemudiannya terus menyelakkan kain batik lepas Emaknya Halimah itu dan terus menusuk batang kote kerasnya masuk jauh ke dalam lubuk lubang cipap gatal Emaknya Halimah yang sedang kebanjiran itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).Tangannya memegang pinggul Emaknya Halimah itu dan dia terus memacu sekuat hatinya.
Terjerit-jerit Halimah kesedapan menikmati tubuhnya dan jugak lubang cipapnya dibelasah oleh anaknya dalam keadaan menonggeng di meja makan.Halimah kemudiannya melentikkan tubuhnya dan ini membuatkan Meon semakin tak boleh tahan.Tubuh Emaknya Halimah yang gebu dan sendat berbaju kebaya itu menggoncang keinginan nafsu seksnya.Batang kotenya semakin meleding keras mengembang pesat di dalam lubang cipap Emaknya Halimah itu.Nafasnya semakin terburu-buru seiring dengan peluh jantannya yang semakin timbul di dahinya.Akhirnya…
Crrruuutttt…crrruuutttttt…memancut-mancut air mani Meon membanjiri liang lubang cipap Emaknya Halimah itu buat kali pertama pada hari tersebut ( kali secara keseluruhannya).
Halimah kemudiannya terus mengemut-ngemutkan batang kote Meon dengan lubang cipapnya agar mereka menikmati saat-saat indah itu dengan lebih lama.Setelah selesai,mereka berdua kemudiannya terus bersarapan pagi bersama-sama.Selepas selesai bersarapan pagi,Meon kembali ke bengkel dan menyambung kerjanya,sementara Halimah pulak terus mengemaskan meja makan dan dapur.
Tiba-tiba,kedengaran suara lelaki memberi salam.Dia kenal akan suara itu.Segera dia menuju ke pintu dapur.Terlihat suaminya Sidek tersenyum-senyum berjalan menuju ke arahnya dari kereta yang diletakkan di halaman rumah.
“Eeehhh…Abang…!!!Ada apa-apa yang tertinggal ker,Bang…???”tanya Halimah sambil tersenyum ke arah suaminya.
“Mesin gergaji tertinggal la,Mah…!!!Eeehhh… cantiknya Mah hari ni…???Kenapa ni…???”tanya Sidek sambil terus masuk ke rumah.
“Alah…tadi Mah belek-belek baju-baju lama kat almari tu dan ternampak pulak la baju kebaya ni,tu yang Mah cuba pakai ni…!!!OK tak,Bang…???”tanya Halimah kepada suaminya.
“Hmmm…OK jugak…!!!Tak tahan Abang tengok sarung nangka ni…!!!”kata suaminya sambil tangannya meraba perut dan tundun lubang cipap isterinya.
Mereka berdua kemudiannya terus masuk ke dalam bilik.Halimah memulakan langkah mengucup bibir suaminya.Sidek tak tahan memeluk tubuh Halimah.Tangannya meramas setiap inci tubuh isterinya yang montok berlemak itu.Halimah terus menanggalkan seluar suaminya dan terus menangkap batang kote suaminya yang keras menegak.Dilancapkan batang kote suaminya sehingga Sidek menggeliat kesedapan.
“Tolong hisap batang kote Abang ni,Mah…!!!”pinta Sidek kepada isterinya.
Halimah menurut.Dia terus melabuhkan bontot tonggeknya di tepi katil.Sidek berdiri merapati isterinya.Batang kotenya yang keras itu didekatkan ke muka isterinya.Halimah kemudiannya terus mengulum-ngulum batang kote Sidek.Mulutnya menghisap-hisap batang kote Sidek dengan penuh perasaan,sehingga matanya terpejam menikmati batang kote lelaki yang keras menongkah mulutnya.
“Ooohhh…sedapnya,Mahhh…!!!Hisap kuat lagi,Sayanggg…!!!”pinta Sidek penuh nafsu.
Halimah semakin galak menghisap-hisap batang kote suaminya.Kepala takuk batang kote Sidek yang berkilat itu dinyonyot kuat.Sesekali lidahnya menyapu seluruh kepala batang kote Sidek dengan penuh bernafsu seks.Sidek tak tahan diperlakukan sebegitu.Dia benar-benar merasakan nikmat diperlakukan sebegitu.Halimah mahu Sidek puas di mulutnya.Dia mahu Sidek cepat-cepat pergi kerja.Lagi cepat Sidek meninggalkan rumah lagi bagus.Hatinya berdebar-debar jugak.Nasib baik Sidek balik bukan sewaktu dia dan anaknya sedang asyik berasmara dan saling melakukan hubungan seks sumbang mahram di dapur tadi.Jika tidak,pasti buruk padahnya.
Sidek semakin tak tahan,hisapan dan kuluman Halimah di batang kotenya semakin laju dan menyedapkan.Bunyi air liur yang Halimah sedut menambah keberahian Sidek.Akhirnya,memancut-mancut air mani Sidek menyembur di dalam mulut Halimah.Halimah seperti biasa,meneguk setiap air mani yang ditakungnya.Berdegup-degup tekaknya meneguk air mani Sidek yang pekat dan kental itu.
Sidek kepuasan,terduduk di tepi Halimah yang menyandarkan kepala di bahunya.Tangan Sidek sibuk meramas seluruh bontot tonggek Halimah.Halimah hanya membiarkan sahaja.
“Abang,nanti tak terlewat ker nak pergi ke tempat kerja…???Dah pukul 10:00 pagi ni…!!!”kata Halimah.
“Alah…sabar la,Sayang…!!!Kalau dapat lagi seround dua ker apa salahnya…!!!”kata Sidek sambil tangannya mula menjalar masuk ke belahan kain batik lepas Halimah.
Tangan Sidek mengusap-usap peha Halimah yang licin dan gebu itu.Kemudian tangannya meraba bulu-bulu halus di tundun lubang cipap Halimah yang tembam dan seterusnya jarinya menjalar ke belahan kelengkang Halimah yang becak itu.
Sidek bermain-main jarinya di lubuk lubang cipap Halimah.Halimah terangsang.Jari hantu Sidek masuk menerobos ke lubang cipap berahinya,sehingga diselaputi cairan yang licin dan melekit.Berulang-ulang kali Sidek menjolok lubang cipap Halimah dengan jarinya.Halimah hanya membiarkan penuh rela.Matanya terpejam menikmati lubang cipapnya dilancapkan suaminya.
Sidek mengeluarkan jarinya dari lubang cipap Halimah,jarinya yang berlumuran dengan lendir itu dicium.Serta-merta mukanya berubah.
“Mah,cuba bagitahu pada Abang macam mana boleh ada air mani kat dalam lubang cipap Mah ni…???”tanya suaminya dalam nada sedikit marah.
“Alah…Abang ni,bukan ker itu air mani Abang sendiri…???Bukan ker pagi tadi kita main…???”kata Halimah sambil terus bangun berdiri melindungi lubang cipapnya dari disentuh lagi oleh Sidek.
“Hey…mana ada…!!!Bila masa pulak Abang pancut lepas kat dalam lubang cipap Mah ni…???Bukan ker pagi tadi Mah yang mintak Abang pancut lepas kat dalam lubang bontot Mah tu…???Lebih baik Mah cakap,air mani siapa ni…!!!Jangan fikir Abang tak kenal baunya…!!!”marah Sidek.
Halimah serta-merta kaget.Wajahnya pucat lesi,peluh dingin mula menitik di dahinya.Dia terlupa bahawa pada pagi itu dia sendiri yang menginginkan lubang bontotnya disetubuhi oleh batang kote suaminya.Halimah sudah tiada alasan lagi yang hendak diberikan.Dia terus diam membisu.
“Mah…Abang tak sangka yang Mah sanggup berlaku curang kat belakang Abang…!!!Ini baru sekejap aje Abang tinggalkan…!!!Entah macam mana kalau dah kena tinggal berbulan-bulan lamanya nanti…!!!Abang kecewa sangat,Mah…!!!Abang sangat kecewa,Mah…!!!”herdik Sidek.
“Baiklah,Abang nak Mah bagitahu sekarang jugak siapa punya kerja ni…???”tanya Sidek.
Halimah diam.Walau mati pun dia tidak akan beritahu siapa punya angkara.Pasti teruk nanti kalau suaminya tahu itu adalah hasil hubungan seks sumbang mahram sulit antara dia dan anaknya,Meon.Sidek terus bertanyakan soalan yang sama,malah semakin keras.Namun setelah bosan dengan sikap Halimah yang membisu seribu bahasa.
Akhirnya Sidek mengalah.Dia kemudian membawa masalah itu ke pengetahuan Pejabat Agama Islam Daerah.Akhirnya Halimah diceraikan dengan talak 1 bersaksikan hakim dan hak penjagaan anak diserahkan kepada Sidek.Di Mahkamah Syariah,Halimah hanya diam membisu tidak berkata-apa-apa.Hatinya bagai menanti detik kegembiraan yang sekian lama dinantikan.Selepas sah dirinya diceraikan,dia bagaikan terlepas dari belenggu.Shidah tidak lagi menetap bersamanya.Dia dijaga oleh neneknya,ibu mertuanya yang jugak ibu bekas suaminya,Sidek.Tetapi Meon mengambil keputusan untuk menetap bersama dengan Halimah atas alasan sudah lebih had umur penjagaan dan sudah bekerja serta mampu menjaga diri sendiri.Lebih-lebih lagi dia memberikan alasan supaya dapat menjaga Emaknya Halimah itu yang kini menjanda dan sendirian.
“Meon,Abah nak cakap sikit…!!!”kata Sidek sambil menarik Meon ke satu sudut yang tiada orang di luar Mahkamah Syariah.
“Abah nak kau jaga Mak kau tu baik-baik…!!!Shidah biar Abah yang jaga sebab Abah dapat hak untuk jaga dia…!!!Kau perhatikan sikit Mak kau tu…!!!Kalau kau nampak ada lelaki lain dengan dia,terpulang la pada kau nak pelupuh belasah sampai cacat ataupun mampus…!!!Aku dah tak ada hati lagi dengan Mak kau tu…!!!Tapi kalau dia cakap nak kahwin lagi,kau suruh dia kahwin cepat-cepat…!!!Faham tak…???”terang Sidek kepada Meon.
Meon mengangguk tanda faham akan setiap permintaan ayahnya.Di hatinya berdebar-debar membayangkan bagaimanakah agaknya nanti bila hanya tinggal dia dan Emaknya Halimah itu sahaja yang hidup bersama.Malah ada jugak rasa bersalah di hatinya kerana akibat keterlanjurannya bersama dengan Emaknya Halimah itulah ibubapa dia bercerai-berai.Nasib baik ayahnya tak tahu air mani siapakah yang dipersoalkan lantaran Emaknya Halimah itu yang mengambil sikap tutup mulut dan berdiam diri demi melindungi hakikat sebenar hubungan seks sumbang mahram sulit mereka dua beranak.
Sepanjang perjalanan pulang dari Mahkamah Syariah,Halimah yang membonceng di belakang Meon memeluk rapat anak bujangnya.Sesekali jika ada peluang,batang kote anaknya diusap-usap.Meon membiarkan sahaja perbuatan gatal Emaknya Halimah itu.Di bibirnya terukir senyuman kemenangan untuk memiliki Emaknya Halimah itu.Baginya,tiada perempuan lain yang mampu memberikan kenikmatan seks sehebat Emaknya Halimah itu.Malahan,baginya seluruh tubuh Emaknya Halimah itu sudah cukup lengkap dan sudah cukup seksi untuk dirinya.Meon sudah mula terfikir,apakah perkara pertama yang ingin dilakukan setibanya di rumah nanti.
Halimah rapat memeluk Meon.Kedua-dua teteknya sengaja ditekan ke tubuh anaknya.Tangannya menyeluk kelengkang Meon sebaik sahaja mereka memasuki halaman rumah mereka.Rasa cintanya kepada Meon semakin meluap-luap.Perasaan Halimah ibarat seorang pengantin yang baru pulang dari bernikah.Tidak sabar-sabar lagi rasanya ingin mempersembahkan tubuhnya kepada maharaja yang masih muda dan gagah.Malah baru lepas memenangi tubuhnya di medan perang.
Halimah kemudiannya terus membawa Meon masuk ke dalam bilik.Meon kemudiannya terus memaut pinggang Emaknya Halimah itu dan meramas-ramas bontot tonggek Emaknya Halimah yang lembut dan berlemak itu.Bibir mereka berdua kemudiannya terus mula memagut sesama sendiri setibanya di tepi katil di dalam bilik Halimah.Benteng yang selama ini menjadi pemisah untuk selalu bersama akhirnya runtuh sudah.Tiada lagi halangan,tiada lagi gangguan.Setiap masa dan setiap hari adalah detik bersama yang terlalu sukar untuk diucapkan.Bagaikan pengantin baru mereka berkelakuan sewaktu berdua-duaan di dalam rumah.Sampaikan sanggup Meon mengambil cuti seminggu demi menikmati peluang menyetubuhi tubuh dan lubang cipap seorang wanita yang hamper pencen,yang sentiasa ketagihkan batang kotenya dan benar-benar memuaskannya.
Cukuplah masa seminggu,tubuh Meon yang sasa menjadi semakin susut,Halimah pulak sampai demam-demam.Semuanya gara-gara kemaruk menikmati setiap inci tubuh di antara satu samal lain.Maklumlah bagaikan pengantin baru.Terciptalah sebuah kasih sayang yang penuh bernafsu seks dan tidak kenal jemu,sepasang kekasih yang terlalu sebati laksana suami isteri,hidup di alam nan nyata bertopengkan watak sepasang ibu dan anak…
9 notes · View notes
ameliazahara · 7 months
Text
Merantau itu sepi. Tapi Allah menggantinya dengan pengalaman hidup yang lain.
Allah beri balas segala duka itu dengan kebahagian yang setara takarannya—sesuai dengan apa yang ditinggalkan (kampung halaman beserta keluarga).
Aku terbiasa hidup di rantau, rumah asing bagiku.
Dengan ajaib, saat ini Allah perkenankan untuk bisa tinggal di rumah, merasakan hangat dekap keluarga kembali. Aku telah banyak belajar hal yang rumit dari kehidupan di luar rumah. Survive tiada berkesudahan adalah hal yang biasa dilakukan selama di tanah rantau. Hal itu tidak berlaku di rumah, sekalipun berada di rumah yang sederhana rasanya lebih tenang.
Untukmu yang Allah perkenankan perjalanan rantau, sungguh aku sangat paham bagaimana rasanya. Rumah itu bukan soal utuh bangunan, tapi di mana hatimu berada.
12 notes · View notes
rumahminimalis23 · 2 years
Text
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6287883639007, Rumah 2 lantai minimalis tampak dengan balkon, Rumah cantik 2 lantai tangerang selatan, Inspirasi rumah 2 lantai modern, Rumah idaman sederhana cantik 2 lantai, Rumah 2 lantai minimalis di lahan sempit
Rumah Baru desain Minimalis dalam Cluster lokasi strategis dekat Tol dan MRT di Cinere, Depok DISKON HINGGA 19% DAN BONUS KANOPI DAN AC
DIAH Cinere, Depok
Fast Respon : 0878-8363-9007
Info lengkap kunjungi : linktr.ee/diahpru Ig : @rumah_minimalis2lantai
rumah2lantai #rumah2lantaiminimalis #rumah2lantaimurah #rumah2lantaidepok #rumah2lantaia #rumah2lantaiasri #rumah2lantaididepok #rumah2lantaidibogor #rumah2lantaidepokmurah #rumah2lantaiexclusive
0 notes
nuritawa · 7 months
Text
Akhir-akhir ini aku menyelesaikan bacaan dari buku terbaru Mba Urfa Qurrota Ainy, perihal menghadapi duka ditinggal kepergian orang tua. Awalnya aku seperti merasa punya trust issue soal kematian, perasaan tidak ingin membuka memori lama karena aku berpikir sudah saatnya berjalan lebih jauh.
Aku merasa sudah sembuh.
Tapi yang terjadi setelah melewati lembar demi lembar malah membawa ku pada cerita masa lalu yang masih hangat dalam ingatan. Hampir dua tahun ibu berpulang tapi kejadian itu terlihat begitu jelas dalam benak kepala ku.
Bukan salah dari buku ini, tetapi seperti inilah perasaan berduka yang kupahami. Kejadian itu tidak akan pernah lupa sampai kapan pun, akan menjadi pengalaman duka yang kadang sulit aku pahami, apakah aku benar-benar selesai dengan perasaan ini, atau tidak?
Yang jelas luka itu memudar seiring berjalannya waktu. Membawa pandangan ku terhadap kematian berubah, dan tentu saja rasa dukanya berubah rasa tak sesakit sejak awal kepergian beliau.
Hari ini adalah tahun ke tiga ramadhan tanpa ibu. Ada perasaan kosong, hilang, sepi, sunyi bahkan perasaan berjarak yang begitu jauh dengan pertemuan. Anehnya meski digempur dengan perasaan yang cukup familiar dari tahun sebelumnya, aku belum menangis sama sekali. Tidak ada reaksi yang menandakan aku sedih menghadapi kenyataan ini. Padahal postingan soal sepinya ramadhan tanpa ibu berseliweran disemua beranda akun sosmed ku.
Bahkan anehnya saat ziarah kubur, aku hanya memandang gundukan tanah itu tanpa ada perasaan mendayu-dayu cemas, ketakutan, atau perasaan khawatir yang sempat ku rasakan dulu. Dan sampai pada malam ke dua ramadhan ini, belum ada satu tetes air mata ku yang jatuh untuk menggambarkan sepinya ramadahan ini tanpa beliau. Kadang aku berpikir, apakah aku sudah sepenuhnya sembuh dari luka berduka? atau apa mungkin sebenarnya aku sudah mati rasa? meninggalkan cerita dimasa lalu karena terbiasa tanpa adanya beliau?
Mungkin aku sudah cukup selesai pada semua emosi berduka. Aku melihat bahwa perjalanan ini sudah saatnya dimulai dengan melihat banyak hikmah dari segala kehidupan yang ibu berikan padaku.
Karena entah kenapa, aku seolah melihat ibu dijalan-jalan kampung, disudut rumahku, di dapur sederhana kami, di berbagai surau dekat rumah, dari berbagai alat masak atau alat makan, sederhananya rasa masakan, bahkan dari sisa alat sholat beliau yang tetap ku pertahankan sampai saat ini. Aku melihat beliau dalam bentuk pengajaran, ilmu, dan kasih sayang.
Mumpung Tuhan masih memberi ku ingatan pada setiap perjalanan bersama Ibu, selama ramadhan ini aku ingin mengabadikannya dalam tulisan. Kadangkala, pikiran ku tidak muat untuk memikirkan betapa luar biasa pengajaran beliau dalam merawatku selama ini.
semoga cerita sederhana ini bisa menjadi tabungan memori, sekaligus perjalanan healing terapi menerima perjalanan duka. Dan semoga, jika ada kebaikan didalamnya bisa menjadi amal jariyah yang panjang untuk beliau.
ps. ya, sebenarnya aku tidak bisa berjanji akan selalu tepat menulis cerita-cerita ini, tapi aku akan usahakan sebaik mungkin. Ohya, ternyata aku menangis juga ketika menulis ini. memang benar, aku perlu mengenal diriku lebih dalam lagi.
Banyuwangi, 12 Maret 2024 | nuritawa
8 notes · View notes
agenrumahwinata · 2 years
Text
Tumblr media
TERJANGKAU, Hubungi 0812-1244-2489, Rumah Properti Di Bogor Winata Properti
DESKRIPSI (HARGA)
Rumah Properti Harga 255 Juta Di Ciseeng Kabupaten Bogor, Jual Rumah Properti Murah 255 Juta Nego Di Ciseeng Kabupaten Bogor, Rumah Properti Jual Cepat 255 Juta Bisa Nego Di Ciseeng Kabupaten Bogor, Rumah Properti Dijual Murah Cepat 255 Juta Di Ciseeng Kabupaten Bogor, Rumah Minimalis Jual Cepat Harga 255 Juta Nego Di Ciseeng Kabupaten Bogor
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur
Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor
( Dekat Starbuck Kota Wisata )
Langsung Owner
0819-9925-0870
 #rumahdiciseengparung, #rumahdiciseengdijual, #rumahdiciseengdijualcepat, #rumahdiparungbogor, #rumahdiparungbogormurah, #rumahdiparung, #rumahdiparungpanjang, #rumahdiparungbogor, #rumahdiparungciseeng, #rumah
0 notes
Text
Tumblr media
DIJUAL CEPAT, Hubungi 0812–1244–2489, Rumah Bagus Dijual Murah Di Ciseeng Parung Bogor Winata Properti
KLIKhttps://wa.me/6281212442489, Rumah Bagus Dijual Cepat Di Ciseeng Parung Bogor, Rumah Bagus Dijual Cepat Butuh Uang Di Ciseeng Bogor, Rumah Bagus Murah Butuh Uang Di Sekitar Ciseeng Bogor, Rumah Bagus Dijual Murah Di Ciseeng Bogor Butuh Uang, Rumah Bagus Dijual Butuh Uang Di Ciseeng Parung Bogor
Winata Properti
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur
Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor
( Dekat Starbuck Kota Wisata )
Langsung Owner
0819–9925–0870
Kunjungi Juga :
https://goo.gl/maps/MV2Te4tUgxpzG12w6
https://www.facebook.com/JualPropertiRumah/
#perumahanbagus, #perumahanbagusciseeng, #perumahanbagusbogor, #perumahanbagusdibogor, #perumahanbagusgodean, #perumahanbagusmurahbogor, #perumahanbagusmewah, #perumahanbagusresidence, #perumahanbagussda, #perumahanbagus2021
0 notes
Text
Tumblr media
DIJAMIN NYAMAN, Hubungi 0812-1244-2489, Rumah Properti Dijual Murah Di Ciseeng Bogor Winata Properti
DESKRIPSI 1 (GEOGRAFIS)
Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Tugu Lele Ciseeng, Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Perumahan Alam Parung, Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Politeknik Siber Sandi Negara BSSN,,Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Telaga Kahuripan Residence,,Rumah Properti Dijual Di Ciseeng Parung Bogor Barat Dekat Taman Wisata Bukit Munara
Kota Wisata, Ruko Boston Blok RK 2 Nomor 38 Cibubur
Kelurahan Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor
( Dekat Starbuck Kota Wisata )
 
Langsung Owner
0819-9925-0870
 #rumahdijual300juta, #rumahdijual, #rumahdijualmurah, #rumahdijualcepat, #rumahdijualonline, #rumahdibogor, #jualrumahdiparung, #rumahdijualdiciseeng, #rumahdijualdiciseengbogor, #rumah
0 notes
walidahchoirun · 1 year
Text
Book Review: Ibu & Kue Lebaran
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Penulis: Aji Nur Afifah
Halaman: 232 halaman
Tahun terbit: 2019
Redaksi QultumMedia
Novel Self Improvement dengan cover gambar toples putih dan background berwarna orange bercampur warna teracota memberikan kesan sendu (seperti warna matahari tenggelam).
POV: Aku (Ibu)
Latar: Ruang Tengah di Kota Malang
Novel ini terdapat 3 topik besar; Keluarga adalah Segalanya, Cinta Menguatkan Semesta, dan Harapan Itu Doa, didalamnya berisi kumpulan cerpen sederhana yang dapat menyentuh hati.
Cerpen dengan judul Lima Stoples, cerita ini dapat dikemas dengan ringan dan sederhana namun meninggalkan kesan yang mendalam, diceritakan dengan alur mundur – maju, ritme lambat yang dapat menambah memberikan kesan pembaca dapat tenggelam dalam cerita sehingga dapat menitikkan air mata karena hanyut dalam cerita. Cerita terasa ditulis menggunakan hati. Tokoh utama seorang Ibu, yang memiliki 5 anak Bernama Damar, Safira, Demara, Setyo, dan Citra. Diceritakan seorang ibu yang hidup bersama Bi Iyah seorang ART (Asisten Rumah Tangga), Ibu itu merindukan kepulangan ke – 5 anaknya ke kampung halaman karena bekerja merantau, bahkan untuk mendengar suara anak – anaknya melalui gawai, ke-5 anaknya tidak memberi kelonggaran waktu untuk wanita paruh baya itu dengan alasan sibuk karena tuntutan pekerjaan.
Diakhir cerita, penulis mengakhiri cerita dengan keadaan sang ibu yang sudah tak bernyawa, tak lagi harus menahan rindu akan kepulangan 5 anaknya.
“Mungkin seorang ibu mampu membesarkan lima orang anak dalam sendirian, tetapi belum tentu lima orang anak mampu merawat seorang ibu.”
Cerpen ini serat akan makna, sebagai reminder bakti kepada orangtua terutama seorang ibu yang sudah membesarkan seorang anak dengan penuh kasih sayang.
Pada Topik; Harapan Itu Doa, terdapat salah satu cerpen berjudul Tele – pati. Isi cerpen ini menggunakan ritme cepat, dengan karakter seorang perempuan yang tidak bisa mengutarakan perasaan maupun kemauannya secara langsung. Ringkas namun mampu mendeskripsikan gambaran seorang Wanita pada umumnya penuh kode dan susah dimengerti bagi kaum adam.  
Lagi – lagi novel ini berisi kumpulan cerpen yang relate dengan kehidupan sehari – hari, serat akan makna, menggelitik, dan menguras emosi. Highly recommended dibaca untuk semua kalangan.
⭐️ 4,5/5
@careerclass @bentangpustaka-blog @langitlangit.yk
12 notes · View notes