Tumgik
#sakramen
poetrafoto · 2 years
Photo
Tumblr media
Kesempatan sangat langka buat kami, dapat mendokumentasikan sakramen pernikahan dengan 12 Romo yang hadir dari beberapa negara. From the wedding day of @jessicaclorindaa & @fidel.adhyaksa. Pemberkatan pernikahan / sakramen perkawinan di Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta. photographer: @ownerpoetrafoto videographer: @sandyasumma wedding photos: @poetrafoto wedding job: @makapictures MUA: @jessibenitamua @jessicabenitamua @clarabellesantosomua hairdo: @yani_wiwied gown: @cintamimeidina For more info & pricelist, please send us DM to @poetrafoto or WA: https://wa.me/6281328749391. Thank you. #pemberkatanpernikahan #pemberkatannikah #pemberkatanmakeup #pemberkatanajadulu #pemberkatan #pemberkatangereja #pemberkatanwedding #sakramen #sakramenpernikahan #sakramenperkawinan #sakrament #weddingindonesia #weddinginspiration #weddingideas #inspirasiwedding #weddingjogja #jogjawedding #weddingyogyakarta #weddingyogya #jwphotography #jwp #jogjaweddingphotographer #jogjaweddingnet #jogjaweddingplanner #weddingphotographerjogja #weddingjakarta #weddingsemarang #weddingsolo #weddingsurabaya #weddingbandung (at Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung) https://www.instagram.com/p/CpL2XHRvc-F/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
iqbaljk · 6 months
Text
Sakramen Kebahagiaan.
Menulis mengajarkan kita untuk mengekalkan beberapa prasangka baik tentang peristiwa yang sedih dan yang sudah.
Mengulang kenangan berarti mengulang ingatan tentang apapun yang telah dan singgah.
Usia cenderung menempatkan ingatan kepada banyak hal: cinta, kesedihan, kelucuan, hingga ruang dan waktu. Itu sebabnya kita tak pernah lupa di mana dan pada siapa saja yang membuat kita merasa pulang dan bahagia.
Munajatku kali ini sederhana—semoga orang-orang yang kita cintai tetap tumbuh dan mengakar kuat di dalam kepala, memoar dan hati kita. Sebagai keluarga, kakak, sahabat atau apapun predikat yang pernah disebut manusia tentang saling menjaga kisah dan kasih.
Sebab akad yang baik untuk segala pertemuan dan perpisahan adalah menuliskan sakramen bahagia lalu kita baca dan terima bersama dengan lapang dada. Seikhlas-ikhlasnya.
Tumblr media
0 notes
pilypilystuff · 6 months
Text
Tumblr media
selesai menerima sakramen tobat
gugupnya takutnya stengah mati
tapi Puji Tuhan bisa. terima kasih banyak Tuhan karena masih diberi kesempatan 🙏
0 notes
officialubai · 7 months
Text
Kenapa Kristen
Agama Kristen, sebuah agama yang memiliki pengikut yang sangat besar di seluruh dunia, menarik perhatian banyak orang dengan kekayaan sejarah, ajaran moral, dan praktik ibadahnya. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan secara mendalam mengapa agama Kristen begitu penting bagi banyak orang, serta nilai-nilai dan keyakinan yang mendasarinya.
Sejarah Agama Kristen
Agama Kristen bermula dari ajaran Yesus Kristus, seorang guru spiritual yang hidup sekitar 2.000 tahun yang lalu di wilayah Palestina yang sekarang dikenal sebagai Israel. Yesus dianggap sebagai sosok utama dalam agama Kristen, dan ajaran-ajaran-Nya, yang tercatat dalam kitab suci Alkitab, menjadi dasar bagi praktik keagamaan umat Kristen.
Dari awalnya yang sederhana, agama Kristen berkembang pesat, terutama setelah kematian Yesus ketika pengikut-pengikut-Nya mulai menyebarkan ajaran-Nya ke berbagai wilayah di seluruh dunia. Ini menyebabkan berbagai aliran dan denominasi dalam agama Kristen, masing-masing dengan interpretasi dan praktik yang sedikit berbeda.
Nilai-Nilai Utama Kristen
Salah satu nilai utama dalam agama Kristen adalah kasih. Yesus mengajarkan kasih terhadap sesama sebagai prinsip yang mendasar, bahkan kepada orang-orang yang dianggap sebagai musuh. Selain itu, pengampunan juga merupakan nilai penting dalam agama Kristen, dengan ajaran bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapat pengampunan dan memulai kembali.
Selain itu, agama Kristen juga menekankan pentingnya iman dan doa. Iman kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan mendoakan kehendak-Nya merupakan praktik penting bagi umat Kristen dalam memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan.
Praktik Ibadah Kristen
Praktik ibadah dalam agama Kristen bervariasi tergantung pada aliran atau denominasi. Namun, ada beberapa praktik umum yang dilakukan oleh umat Kristen di seluruh dunia. Ini termasuk ibadah mingguan di gereja, doa harian, membaca Alkitab, dan partisipasi dalam sakramen seperti baptisan dan perjamuan kudus.
Selain itu, musik rohani juga merupakan bagian integral dari ibadah Kristen, dengan himne dan lagu pujian yang digunakan untuk memuji dan menyembah Tuhan.
Pengaruh Agama Kristen dalam Kehidupan Sehari-Hari
Agama Kristen memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan sehari-hari umatnya. Nilai-nilai seperti kasih, pengampunan, dan iman membentuk landasan moral bagi banyak orang Kristen dalam mengambil keputusan dan berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu, agama Kristen juga memberikan harapan dan penghiburan bagi banyak orang dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan. Keyakinan akan adanya kehidupan setelah kematian dan janji keselamatan melalui Yesus Kristus memberikan ketenangan dan kekuatan bagi umat Kristen.
Kesimpulan
Agama Kristen adalah salah satu agama terbesar dan paling berpengaruh di dunia, dengan nilai-nilai moral yang kuat dan praktik keagamaan yang beragam. Memahami lebih dalam tentang agama Kristen dapat membantu kita memahami pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari dan nilai-nilai yang dipegang oleh umatnya.
0 notes
saatrenungan · 7 months
Text
youtube
Renungan 3Mar2024
Bacaan Injil Yoh 2,13-22
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. 
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Di tengah kehidupan kita yang serba cepat dan penuh dengan berbagai godaan, seringkali kita lupa akan esensi sejati dari keberadaan kita di dunia ini. Kisah yang tercantum dalam Yohanes 2:13-25, dimana Yesus membersihkan Bait Allah, dan bacaan pertama dari Keluaran 20:1-17, yang memuat Sepuluh Perintah Allah, mengajarkan kepada kita tentang pentingnya kembali kepada inti dari iman kita dan menghormati kekudusan ruang dan waktu dalam hubungan kita dengan Allah. 
Kedua bacaan ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menjaga kesucian dalam hubungan kita dengan Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa berarti menghindari perilaku yang merusak diri sendiri atau orang lain, menjauhi praktik yang tidak jujur atau tidak adil, dan menjalani kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Dalam bacaan Injil malam ini, kita mungkin ‘shock’ melihat apa yang Yesus perbuat jauh 180’ dari apa yang kita kenal sebagai sosok yang penyabar, penuh kasih namun kali ini Ia marah besar mengusir semua pedagang dan binatang, membuat porak poranda barang dagangan mereka. Dalam ayat 16 Yesus menyatakam kekesalan-Nya karena Bait Allah digunakan untuk berdagang. Yesus mengajarkan bahwa Bait Suci adalah tempat kudus dimana Allah tinggal dan memperdengarkan sabda-Nya sehingga orang yang ambil bagian dalam persekutuan dengan-Nya akan dikuduskan, oleh sebab itulah Ia marah ketika melihat rumah Bapa-Nya dijadikan tempat berjual beli dan mencari keuntungan duniawi dan bukan menjadi tempat untuk memuliakan nama Allah. 
Dalam ayat selanjutnya Yesus menyatakan “Hancurkan Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya kembali”, dan membuat orang Yahudi heran atas kuasa apa hingga Ia boleh membuat ‘heboh’ di Bait Allah dan marah kepada-Nya hingga berusaha untuk membinasakan Yesus. Mereka berpikir ‘sombong’ amat ya mau membangun Bait Allah dalam tiga hari padahal perlu 46 tahun untuk membangun Bait Allah ini, dan Engkau akan membangunnya dalam waktu tiga hari?” Orang Yahudi gagal paham bahwa yang dimaksud Yesus dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri (ay 21) yang akan dikorbankan dan bangkit pada hari ketiga karena begitu besar kasih Allah kepada manusia hingga Ia merelakan Anak Tunggal-Nya untuk menebus dosa kita. Yesus menjanjikan jalan keselamatan dan hidup menjadi ‘manusia baru’ setelah kita mau merendahkan hati meruntuhkan ‘manusia lama’ kita yang penuh dengan dosa dan menyerahkan diri menerima kehadiran-Nya dalam hidup kita. Hanya melalui persekutuan dengan Roh Kudus dan kehadiran Yesus dalam diri kita melalui sakramen Ekaristi lah kita meletakkan dasar bangunan bait Allah dalam diri kita.
Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk membersihkan 'Bait Allah' dalam diri kita, membuang segala yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya, dan mempersiapkan hati kita sebagai tempat yang layak bagi-Nya. Dengan demikian, kehidupan kita akan menjadi saksi nyata dari cinta dan kasih karunia Allah kepada dunia.
Mari kita renungkan: bagaimana cara kita menjaga kesucian hubungan kita dengan Allah? Apakah kita telah membiarkan hal-hal duniawi mengalihkan kita dari kekudusan yang Dia inginkan bagi kita? Di tengah kesibukan dan kebisingan dunia, marilah kita berusaha untuk kembali kepada esensi iman kita, menjaga hati dan pikiran kita tetap fokus kepada Allah, dan hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan-Nya. Dengan demikian, kita tidak hanya akan mendekatkan diri kepada Allah tetapi juga menjadi terang bagi sesama, memancarkan kasih dan kebenaran-Nya dalam segala yang kita lakukan.
Berkah Dalem
0 notes
garamterang · 7 months
Text
MINYAK URAPAN DAN UKUPAN, APA MAKNANYA BAGI KITA?
Renungan Kamis, 22 Februari 2024 Nas: Keluaran 30:22-38
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah rempah-rempah pilihan, mur tetesan lima ratus syikal, dan kayu manis yang harum setengah dari itu, yakni dua ratus lima puluh syikal, dan tebu yang baik dua ratus lima puluh syikal, dan kayu teja lima ratus syikal, ditimbang menurut syikal kudus, dan minyak zaitun satu hin. Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus. - Keluaran 30:22-25
Minyak urapan yang kudus yang di sini diperintahkan untuk dibuat, ditentukan bahan-bahan dan jumlahnya (ayat 23-25). Para penafsir tidak sepakat tentang bahan-bahan dan jumlah itu. Kita yakin bahwa, secara umum, bahan-bahan dan jumlah itu adalah yang terbaik dan paling cocok untuk tujuan itu. Pasti demikian halnya apabila hikmat ilahi menetapkannya untuk kemuliaan ilahi. Minyak itu harus dibuat dari bahan-bahan campuran secundum artem -- seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah (ayat 25). Rempah-rempah, yang semuanya hampir seberat 25 kilogram, harus dicampurkan ke dalam minyak, yang kira-kira sebanyak lima atau enam liter, dan kemudian disaring, dan meninggalkan bau harum yang mengagumkan dalam minyak itu. Dengan minyak ini kemah Allah dan semua perabotannya harus diurapi. Minyak itu juga harus digunakan dalam penahbisan para imam (ayat 26-30). Pengurapan minyak ini harus diteruskan di antara mereka turun-temurun (ayat 31). (MHC: Keluaran 30:22-30, Tafsiran SABDA).
Refleksi: Dalam konteks Kristen, minyak urapan sering digunakan dalam upacara sakramen seperti penahbisan rohaniwan atau penyembuhan. Minyak tersebut dianggap sebagai lambang hadirat Roh Kudus yang memberikan kuasa atau pengurapan khusus kepada individu untuk tugas atau panggilan tertentu. Ukupan, atau penyembahan dupa, juga memiliki makna simbolis dalam mempersembahkan doa kepada Tuhan. Minyak urapan dan ukupan mencerminkan aspek spiritual dan sakramental dalam tradisi Kristen, menandakan kesetiaan, penyucian, dan ketergantungan pada kehadiran ilahi. "Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (1 Yoh. 2:20).
Doa: Tuhan kami Yesus Kristus, Engkaulah Sang Nabi, Imam dan Raja yang diurapi. Dan Engkau juga yang mengurapi setiap pemercaya, yaitu setiap orang yang Engkau pilih, bukan saja untuk diselamatkan, tetapi juga untuk tugas pelayanan di dunia ini. Engkau juga memperlengkapi setiap anak-anak Tuhan dengan karunia-karunia rohani dalam rangka membangun jemaat-Mu di bumi ini. Amin. (TWP)
0 notes
dinaest · 10 months
Text
Makna dan Panggilan Kependetaan di Era Milenial : Menemukan Otentisitas dan Kolaborator
 
“Manusia adalah roh. Tapi apakah roh itu? Roh adalah diri. Namun apakah diri itu? Diri adalah suatu relasi yang menghubungkan dirinya dengan dirinya sendiri atau merupakan relasi yang menghubungkan dirinya dengan dirinya sendiri dalam relasi tersebut; diri bukanlah relasi, melainkan relasi yang menghubungkan dirinya dengan dirinya sendiri. Manusia adalah sintesis dari yang tak terbatas dan terbatas, dari yang sementara dan yang kekal, dari kebebasan dan kebutuhan, singkatnya, sebuah sintesis. Sintesis adalah hubungan antara dua hal. Dilihat dengan cara ini manusia masih belum menjadi diri.... Dalam relasi antara dua, relasi adalah yang ketiga sebagai satu kesatuan negatif, dan keduanya berhubungan dengan relasi dan dalam relasi dengan relasi; dengan demikian di bawah kualifikasi psikis, hubungan antara psikis dan fisik adalah suatu relasi. Namun jika hubungan itu menghubungkan dirinya dengan dirinya sendiri, maka hubungan ini adalah pihak ketiga yang positif, dan ini adalah diri.”
 
Søren Kierkegaard, The Sickness Unto Death: A Christian Psychological Exposition for Upbuilding and Awakening
 
Sebagai seorang yang menyenangi eksistensialisme, saya menghormati Kierkegaard sebagai seseorang yang berhasil mendorong saya menemukan dan memaknai diri. Karya tulisannya berhasil membuat saya masuk lebih dalam untuk menguji dan medekonstruksi diri dalam menimbang ulang berbagai nilai yang menjadi filosofi hidup saya. Dan dari pernyataannya di atas, kuatlah keinginan saya untuk mengaitkan keterikatan diri kita dengan siapa kita dan relasi bersama “yang lain” dan kepemimpinan. Bagi saya, pemimpin adalah seseorang yang menemukan urgensi mengenali diri dan mau berproses untuk menunjukkan keaslian dirinya dan membangun terus relasi sehat bersama sekelilingnya. Memimpin adalah memberi pengaruh melalui kedirian.
 
Definisi ini sebenarnya sangat sederhana. Soal memberi pengaruh. Dan karenanya hidup manusia teramat bernilai. Demikianlah Kejadian 1 dan 2 mengingatkan melalui diksi “segambar dan serupa” dengan Allah, dan “mengusahakan dan memelihara” : keberadaan dan fungsi. Nilai dan tugas. Tidak ada manusia yang tak bernilai karena adanya dia di dunia merupakan karya Allah tak ternilai dan bagi sebuah tujuan. Tujuan kekekalan dan kebaikan.
 
Kependetaan adalah sebuah jabatan gerejawi di mana seorang anggota sidi jemaat dipersiapkan melalui pendidikan khusus dan pendampingan sebelum akhirnya dia memeroleh tahbisan dalam dukungan Gereja untuk menjadi seorang pelayan Gereja penuh waktu. Beginilah GKP memahami kependetaan. Jabatan ini terutama berkaitan dengan panggilan khusus seorang pendeta dalam pelayanan Firman dan Sakramen. Keduanya tak bisa dilakukan oleh pelayan non tahbisan (di GKP hanya pendeta saja). Dalam asumsi bahwa pendeta sudah dipersiapkan untuk melakukan dan mengembangkan kapasitasnya dalam pelayanan sacramentum dan pemberitaan Firman.
 
Jika kemudian kita melihat pelayanan Firman dan Sakramen hanya soal kotbah maka layang pandang kita sempit sekali. Dua bagian ini saya maknai selama hampir 12 tahun jadi pendeta sangat luas sekali. Tergantung dari bagaimana seorang pendeta paham makna dan tugasnya. Untuk bisa melihat makna dan tugas nya yang tersembunyi dalam realitas kemanusiaan dan relasi di gereja dan masyarakat, pendeta perlu spiritualitas dan proses bernalar terus menerus.
 
GKP, Gereja Kristen Pasundan tak akan pernah bisa menyempitkan makna dan tugas kependetaan hanya soal kotbah di atas mimbar. Mengapa? Karena sejak dari awal, jemaat-jemaat GKP telah hadir dan bertumbuh melalui pelayanan kotbah sosial, yaitu keterlibatan secara aktif anggotanya dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan dan memberitaan Firman melalui karya Pembangunan jemaat dalam pendidikan, kesehatan, konsultasi hukum, pendampingan korban ketidakadilan, pemberdayaan ekonomi dan sebagainya.
 
Baiklah, saya menilik panggilan kependetaan yang saya kaitkan dengan jemaat Kampung Sawah, tempat ketiga saya mutasi. Jemaat ini memulai kiprah kekristenannya sejak tahun 1847 dan menumbuhkembangkan dirinya dalam berbagai relasi yang dibangunnya bersama masyarakat. Jemaat ini tak pernah lepas dari dirinya sendiri dan masyarakat. Anggotanya kebanyakan saudara bersaudara secara darah dan melalui perkawinan. Kemudian juga menjadi sodara melalui relasi berteman dan membangun RT, RW, Kelurahan, Kecamatan bahkan Kota. Hidup bersama-sama sebagai warga Kampung Sawah dihayati oleh orang Kristen Kampung Sawah dengan hidup yang peduli, rukun, mau saling bantu dan menopang. Apa yang menjadi kesulitan dia maka itu juga menjadi tanggungjawab saya. Demikian pemberitaan Firman dan Sakramen dihidupi oleh jemaat ini.
 
Maka, pelayanan saya secara organisatoris sebagai Ketua MJ bidang Keesaan dan Kesaksian menjadi sebuah pelayanan strategis yang sangat bermakna bagi saya melihat konsepsi identitas Kampung Sawah. Sebagai Gereja milik Allah, Kampung Sawah terus menjadikan dirinya berdaya dan memberi pengaruh. Sebagai sebuah jemaat dalam konsepsi identitasnya, jemaat Kampung Sawah terus memaknai diri dan panggilan sebagai sebuah Persekutuan Kristen tertua di Kampung Sawah yang menjadi panutan dalam semua karya baiknya bagi dunia. Dan apa peran pendeta dalam itu? Apakah dia yang utama? Apakah dia pusat ? Tidak.
 
Ada banyak pendeta yang sudah melayani Kampung Sawah. Bahkan sebelum kami para pelayan tertahbis ini, ada guru jemaat yang sudah lebih dulu merintis pelayanan gerejawi dipandu dan ditemani oleh banyak anggota jemaat dan masyarakat. Semua orang ini memberi kontribusi yang penting sehingga menjelang 150 tahun usianya, Kampung Sawah hadir sebagai adanya dirinya saat ini. Masing-masing dengan peran yang signifikan. Begitu saya menyebutnya. Penting. Gereja telah memberi percayanya pada kami menjadi rekan sekerja bersama jemaat.
 
Saat ini, jemaat Kampung Sawah hadir dalam periode dunia yang mendigital. Sebuah dunia yang dihidupi oleh manusia yang mencoba menemukan identitas dalam perkembangan teknologi juga dipengaruhi olehnya. Dalam diri dan panggilannya, pendeta memiliki tantangan dalam menunaikan tugasnya. Kini dan mungkin nanti, relasi gereja dengan anggotanya, cara para pemimpin gereja berkomunikasi dengan umat dan dunia, sangat dipengaruhi oleh mental manusia yang dipengaruhi digitalisasi.
 
Digitalisasi membawa kemudahan pada hidup manusia. Namun di dalam soal memaknai kemanusiaan ada yang patut diwaspadai. Ketika berbagai alat manusia ciptakan dan kendalikan, mestilah disadari bahwa manusia bisa saja melakukan kesalahan dan kelalaian. Dehumanisasi bisa terjadi. Kecanggihan teknologi dipergunakan untuk memutus relasi dan bukan membangunnya. Teknologi bisa dipergunakan untuk membunuh manusia dan bukan menopang kehidupannya. Teknologi bisa dipergunankan untuk menghancurkan sebuah peradaban, system sosial dan bukan merawat dan membangunnya ke arah kebaikan.
 
Dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin yang memberi pengaruh, pendeta perlu terus belajar memaknai ini. Dan jalan pertama yang saya ingin ajukan dalam obrolan saya dengan teman-teman mahasiswa yang saat ini saya tutor bersama Komisi Tutorial Sinode yang adalah calon-calon  pendeta adalah sebuah upaya masif untuk terus menemukan keaslian diri dan mengembangkan nalar.
 
Otentisitas artinya asli, bisa dipercaya, dan valid. Gen Z atau generasi yang lahir tahun 1990 an sangat serius menggumuli keaslian diri dalam kemanusiaan. Itulah yang mereka coba temukan dalam semua platform media sosial, dan ini menjadi peluang bagi Gereja untuk memperkenalkan Kerajaan Allah. Pemberitaan kasih dan kebaikan Allah melalui Firman dan Sakramen menjadi sebuah tantangan baru bagi Gereja dan khususnya para pendeta untuk secara sadar terus berani menjadi diri sendiri, dan tak malu mengajak generasi muda gereja menunjukkan keunikan, menerima diri, berdamai dengan banyak hal di tengah semua persoalan hidup mereka, dan berbuat sesuatu yang baik bagi diri dan lingkungannya.
 
Digitalisasi juga tak akan lepas dari kolaborasi. Hampir di semua lini hidup bermasyarakat, kolaborasi menjadi opsi dalam bekerja. Bahkan gawai yang kita gunakan menggunakan filosofi kolaborasi yang kuat. Semua aplikasi di gawai kita saling berkolaborasi memainkan peran untuk menolong kita dalam melaksanakan tugas-tugas dalam keseharian. Kolaborasi memungkinkan kita memahami bahwa dalam kesadaran kita unik, kita menghormati keunikan orang lain karena kita membutuhkan orang lain untuk menopang. Sudah gak zamannya lagi kita kerja sendirian! Kita berkolaborasi untuk membangun sebuah system yang lebih efektif dan efisien untuk menyelesaikan persoalan.
 
Prinsip ini mengarahkan fungsi kependetaan yang kedua yaitu menjadi pionir dalam kolaborasi. Tapi, seorang pemimpin yang bisa memandu kolaborasi hanyalah seseorang yang bisa menerima diri sehingga menerima orang lain. Hanya dengan jalan self esteem atau penerimaan diri yang kuat, maka seorang pendeta bisa meretas jalan kolaborasi umat dengan masyarakat dan dunia. Pendeta perlu memaknai kolegialitasnya seperti ini: bahwa saya unik, tapi teman saya juga, maka kalau saya menggandengnya maka kerja kami akan cepat selesai dan berhasil. Merasakan bahagia dalam keistimewaan orang lain dan mendukung orang lain sehingga bisa mencapai level terbaik dalam hidupnya. Hanya pemimpin otentik dan kolaboratif yang bisa seperti ini.
 
Konsep menjadi pusat atau utama bukanlah konsep yang menyenangkan. Karena menjadi pusat hanyalah milik Kristus dalam kependetaan. Pendeta bukanlah sosok yang layak diutamakan karena periodisasi pelayanan mereka yang sebentar di jemaat GKP maka mesti memikirkan bagaimana dalam periode pelayanan, dia bisa menumbuhkembangkan umat melalui otentisitas dan kolaborasi. Kependetaan yang menjadi pusat juga tidak spiritual karena pendeta hanyalah anggota Tubuh Kristus di mana Kristus yang seharusnya jadi pusat. Semakin mendalam spiritual seorang pendeta harus memungkinkannya untuk melepas dan menyiapkan kepemimpinan berikutnya.   
 
Dalam meretas jalan inilah saya mencoba menumbuhkembangkan diri selama tiga setengah tahun ke depan. Semoga dengan pertolongan Allah Tritunggal Maha Kudus yang selalu mengingatkan saya akan gerak perikoresis yang menopang saya, saya mampu terus menggumuli keaslian diri dan bergairah berkolaborasi. Dengan demikian bersama sahabat-sahabat pendeta dan anggota jemaat, saya bisa menikmati pelayanan kependetaan yang tidak mudah namun  bernilai demi kemuliaan Allah. Semata bagi Dia.
 
Terpujilah Allah dalam jemaatNya!
0 notes
adrianhendarta · 11 months
Text
Procedur Keanggotaan Gereja
Proses menjadi anggota:
Menghadiri ibadah minggu setidaknya 1 bulan setiap minggunya secara rutin;
Mengisi formular keanggotaan;
Untuk jemaat dan pelayan pindahan dari gereja lain, dipersilahkan untuk berbicara terlebih dahulu dengan salah seorang dari pastoral team;
Wajib mengikuti 2 kelas SIJASSA – Siap Jalan Sama-Sama Antiokhia (Siap Datang, Siap Tumbuh)
Harus terlebih dahulu menjalani baptisan air selam (kecuali pindahan dari gereja lain)
Secara resmi bukan lagi anggota gereja lain dan menandatangani kesepakatan keanggotaan
Adapun yang didapatkan dari menjadi anggota gereja:
Kesempatan untuk dilibatkan dalam pelayanan dan masuk ke dalam kepengurusan/ kepemimpinan gereja;
Memiliki suara di dalam pengambil keputusan gereja dan juga mengikuti rapat-rapat tertutup tertentu yang diadakan sepanjang tahun;
Dilayani sakramen khusus seperti sakramen pernikahan, penghiburan dan penguburan, penyerahan anak dan even-even khusus lainnya;
Mendapatkan prioritas di dalam pelayanan khusus seperti konseling, pemberkatan rumah, besuk dan lain sebagainya.
Proses menjadi pelayan di dalam gereja:
Sudah menjadi anggota gereja setidaknya 3 bulan dan menghadiri ibadah setiap minggunya secara rutin;
Menyelesaikan 3 kelas SIJASSA (Siap Datang, Siap Tumbuh dan Siap Melayani);
Untuk jemaat dan pelayan pindahan dari gereja lain, dipersilahkan untuk berbicara terlebih dahulu dengan salah seorang dari pastoral team;
Mengikuti proses interview dan/atau audisi dengan koordinator departemen terkait;
Kesediaan untuk menandatangani kesepakatan pelayanan – termasuk di dalamnya aktif mengikuti setidaknya komsel dan kelas-kelas bible study.
Proses menjadi pemimpin di dalam gereja:
Sudah menjadi pelayan gereja setidaknya 1 tahun dan menghadiri ibadah setiap minggunya secara rutin;
Menyelesaikan 4 kelas SIJASSA (Siap Datang, Siap Tumbuh, Siap Melayani dan Siap Memimpin);
Mengikuti proses interview dan pemuridan langsung dengan pastoral team;
Referensi pribadi dari orang sekitar dan persetujuan dari sidang jemaat;
Kesediaan untuk menandatangani kesepakatan kepemimpinan GKB Antiokhia
Berbagai level keanggotaan di dalam GKB Antiokhia yang tidak memandang suku, ras, golongan dan latar belakang (di luar Advisory Council, Gembala Sidang, Executive Board)
Pengunjung – (pertama kali)
Simpatisan – (hadir beberapa kali namun belum menjadi anggota)
Anggota sidang jemaat – (sudah resmi menyatakan covenant dengan gereja)
Pelayan – (terlibat di dalam pelayanan gereja)
Pengerja – (termasuk di dalam struktur organisasi gereja)
0 notes
bakiakjepang · 11 months
Text
Napak Jero 2023
Anda telah ditambahkan dalam grup “Napak Jero 2023”
Tetiba ponsel menampilkan notifikasi demikian. Nomor WhatsApp telah ditambahkan kembali ke dalam grup Napak Jero 2023 untuk memudahkan koordinasi antar peserta serta penyelenggara. Romo Irtikandik sesegera mungkin membagi informasi terkait hal-hal teknis dalam Napak Jero. Kali ini, perjalanan dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 5 Juni 2023, dengan rute Novisiat Batu – Kolumbarium Parantijati (Pandanlandung) – Gereja Katolik St. Yusup (Ngrejo) – Gua Maria Sendang Purwaningsih (Donomulyo).
Sehari sebelum keberangkatan para peserta yang datang dari berbagai kota berkumpul dan mendengarkan instruksi serta tips perjalanan. Hari pertama di Novisiat Batu diakhiri dengan ibadat malam dan devosi kepada Sakramen Mahakudus. Matahari sama sekali belum terlihat di hari selanjutnya, hal ini dikarenakan para peserta memulai perjalanan pada pukul 04.00 WIB. Mereka akan memulai perjalanan pertama mereka menuju Kolumbarium Paranti Jati, Pandanlandung Malang. Para peserta harus menempuh sekitar kurang lebih 20 km untuk sampai ke Kolumbarium. Medan yang ditempuh pun beragam termasuk tanjakan dan bebatuan yang cukup terjal. Sesekali mata dimanjakan dengan pemandangan gunung yang menyembul dari balik hamparan perkebunan jeruk yang siap panen. Di hari pertama para peserta mendapat kesempatan untuk singgah di Rumah Sosial Belas Kasih untuk sejenak mengistirahatkan kaki. Setelah singgah, segera saja para peserta melanjutkan perjalanan mereka menuju tujuan akhir di hari itu.
Kolumbarium dan Taman Doa Paranti Jati, menjadi tempat istirahat mereka di malam hari. Setelah menutup kegiatan di hari pertama dengan perayaan Ekaristi, para peserta berbagi pengalaman berjalan mereka di hari yang pertama. Ada yang merasakan kram, sehingga harus tertinggal dari teman seperjalanan namun malah mendapat kesempatan untuk berkontemplasi. Salah satunya adalah Christian yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ini. Ia merefleksikan sesuatu hal tentang berjalan naik dan turun. Ketika berjalan naik, tubuh butuh tenaga dan perjuangan lebih di jalan menanjak, namun ketika berjalan turun, tubuh tak perlu banyak tenaga. Demikian pula dengan “naik” untuk menjadi baik butuh banyak perjuangan tak semudah “turun” lalu jatuh ke dalam dosa.
Keesokan harinya para peserta memulai perjalanan lebih awal. Pemanasan dilakukan pada jam 03.10 dan mereka mulai berjalan meninggalkan Kolumbarium pada pukul 03.30 WIB. Hari ini mereka berjalan menuju Gereja Katolik St. Yusup, Ngrejo, Kepanjen. Tercatat di peta Google, mereka harus menempuh kurang lebih 30 km untuk bisa sampai ke tujuan. Ritme berjalan tak semulus hari pertama, wajar karena rasa sakit di kaki yang masih tersisa setelah menyelesaikan perjalanan hari pertama. Tak sedikit yang harus berjalan dengan langkah terseok. Tak banyak pula peserta yang saya jumpai. Pasalnya, ketika berjalan mereka banyak menemukan jalur selain yang tertera pada peta Google. Begitulah Napak Jero, prosesnya akan berbeda pada masing-masing pribadi namun bertujuan sama. Hal ini diamini oleh beberapa peserta yang saya jumpai di titik temu. Pengalaman mereka berbeda satu dengan yang lain, ada yang melewati sungai kecil, ada yang tersesat di rimbunnya perkebunan tebu, ada pula yang tertidur di kios milik warga. Bu Ari dan Pak Agus Sur adalah yang pertama kali sampai di pintu gerbang gereja. Pak Agus Sur sampai dengan membawa buah tangan, yakni satu batang tebu untuk melepas dahaga. Semakin sore para peserta berdatangan. Beberapa peserta harus dijemput dengan paksa karena hari semakin gelap dan tidak memungkinkan untuk mereka menyelesaikan perjalanan di hari kedua. Setelah seluruh peserta kembali, malam itu ditutup dengan perayaan Ekaristi bersama umat Stasi Ngrejo.
Pada hari terakhir, rute yang harus ditempuh sekitar 33 km untuk sampai ke tujuan akhir. Dari Stasi Ngrejo, para peserta memulai perjalanan pada pukul 04.15 WIB. Seperti pada hari sebelumnya, mereka memulai perjalanan dengan pemanasan dan doa. Suasana masih gelap dan hening karena penduduk setempat belum memulai aktivitas mereka di luar rumah. 
Ada yang menarik terkait rute di perjalanan hari ketiga. Para peserta diharuskan menyeberang dengan menggunakan perahu motor untuk memangkas jarak kurang lebih sekitar 12 km. Jika hanya dengan perjalanan darat tanpa menyeberang danau, mereka harus menambah 12 km untuk sampai ke tujuan. Dermaga penyeberangan terletak di sebuah tempat wisata bernama Wisata Rajut Indah tepatnya di Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung. Penyeberangan ini memangkas perjalanan sehingga bisa langsung sampai di Kecamatan Kalipare. Cuaca panas dan kondisi jalanan yang berdebu menambah lika-liku perjalanan hari itu. Satu persatu para peserta saya temui dengan langkah yang tak seoptimis hari-hari sebelumnya. Dalam perjalanan, perkebunan tebu di kanan dan kiri tak sengaja menjadi peneduh perjalanan mereka. 
Ketika berjalan, ada satu cerita menarik tentang buah semangka. Salah satu frater yang turut menjadi peserta membawa buah semangka utuh dari sebelum menyeberang danau. Semangka tersebut ia beli dipasar. Ia berpikir bahwa meski buah ini menambah beban bawaan, ia meyakini semangka tersebut bisa menjadi pelepas dahaga nantinya. Benar saja, setelah beberapa kilometer berjalan dari dermaga Kalipare, semangka tersebut menjadi penghilang dahaga di tengah panas terik. Semangka tersebut juga  menjadi cerita tersendiri untuk Santy, salah satu peserta Napak Jero dari luar kota. “Semangka yang dibawa frater kemarin adalah semangka terenak seumur hidup saya!” begitu ujarnya. Buah yang selama ini hanya sekadar buah tiba-tiba menjadi penyegar di teriknya matahari. Itulah Napak Jero, membuat para pelakunya kembali menyadari secara penuh hal-hal sederhana yang ternyata sangat berharga.
Singkat cerita, para peserta satu persatu sampai ke tujuan akhir, Gua Maria Sendang Purwaningsih, Donomulyo. Kali ini ada hal menarik tentang siapa yang menjadi paling akhir mencapai tujuan. Waktu semakin malam bahkan menjelang hari selanjutnya, beberapa peserta mengkonfirmasi belum dekat dengan tujuan di hari terakhir. Mau tak mau mereka harus dijemput demi keamanan dan keselamatan mereka. Satu peserta bersikeras untuk tetap menyelesaikan perjalanan. Dengan segala sisa tenaga yang ia punya, ia berhasil sampai di Gua Maria sebelum tengah malam. Ia berhasil mengalahkan dirinya, ia berhasil melampaui batas dirinya.
Selalu ada cerita-cerita menarik dari Napak Jero. Cerita tentang semangka, cerita tentang mengalahkan ego diri, cerita tentang kontemplasi dan masih banyak lagi. Satu benang merah kembali saya dapatkan dari kegiatan ini, mungkin dalam praktiknya kita akan bersama-sama dalam berjalan, menemukan teman seperjalanan, bergurau dan saling berbagi dengan teman seperjalanan. Sampai pada akhirnya lelah mengharuskan untuk fokus dengan diri masing-masing. Pada saat itulah masing-masing pribadi berkesempatan untuk mencari/menemukan jawaban, berkontemplasi, dan menyadari hal-hal yang menjadi tujuan menyelesaikan perjalanan.
Napak Jero menjadi kesempatan untuk kita yang sudah terlalu riuh dan membutuhkan kesempatan untuk melambat dan menikmati. Hal yang selama ini sangat sederhana seperti keberadaan buah semangka di tengah terik matahari adalah hal yang (mungkin) jarang disadari dan disyukuri. Mungkin banyak hal yang kita lewatkan termasuk senyum dan kemurahan hati seseorang yang menawarkan tempat berteduh dan segelas air. Napak Jero membantu Anda menyadari hal-hal sederhana itu.
Tumblr media
0 notes
poetrafoto · 2 years
Photo
Tumblr media
From the wedding day of @jessicaclorindaa & @fidel.adhyaksa. Pemberkatan pernikahan / sakramen perkawinan di Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta. photographer: @ownerpoetrafoto videographer: @sandyasumma wedding photos: @poetrafoto wedding job: @makapictures MUA: @jessibenitamua @jessicabenitamua hairdo: @yani_wiwied attire: @cintamimeidina For more info & pricelist, please send us DM to @poetrafoto or WA: https://wa.me/6281328749391. Thank you. #pemberkatanpernikahan #pemberkatannikah #pemberkatanmakeup #pemberkatanajadulu #pemberkatan #pemberkatangereja #pemberkatanwedding #sakramen #sakramenpernikahan #sakramenperkawinan #sakrament #weddingindonesia #weddinginspiration #weddingideas #inspirasiwedding #weddingjogja #jogjawedding #weddingyogyakarta #weddingyogya #jwphotography #jwp #jogjaweddingphotographer #jogjaweddingnet #jogjaweddingplanner #weddingphotographerjogja #weddingvows #indonesiawedding #indonesianweddingphotographer #indonesiaweddingphotographer #indonesianwedding (at Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung) https://www.instagram.com/p/CpCQ-O3LLDS/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
thomaserikthio · 2 years
Text
ST. LEO AGUNG - PADA PERAYAAN KELAHIRAN VIII, (KHOTBAH XXVIII)
ST. LEO AGUNG – PADA PERAYAAN KELAHIRAN VIII, (KHOTBAH XXVIII)
Khotbah 28 [Al. 27]. Dalam Kelahiran Tuhan VIII. (Teks Latin dari Migne, PL, vol. 54, Kol. 221 – 226) Sejak kita, yang terkasih, selalu didorong oleh semua kata-kata ilahi untuk bersukacita di dalam Tuhan, hari ini tanpa ragu kita diilhami lebih banyak untuk sukacita rohani, sakramen Minggu Natal bersinar lebih terang bagi kita: ketika kita kembali kepada kecenderungan yang tak terlukiskan dari…
View On WordPress
0 notes
ebisss-my · 6 years
Text
Rekod menetapkan rekod francais dalam kemenangan Kings over Suns | Sukan
Rekod menetapkan rekod francais dalam kemenangan Kings over Suns | Sukan
Yogi Ferrellof menyerang Kings Sacramento untuk mengawal bola semasa perlawanan menentang Elie Okobo dari Phoenix Suns di Golden 1 Center di Sacramento, California, 23 Mac 2019. – AFP pic
SACRAMENTO, 24 Mac – Buddy Hield dan Harrison Barnes menjaringkan 25 mata untuk memimpin tuan rumah Sacramento Kings untuk kemenangan 112-103 ke atas Phoenix Suns semalam.
Marvin Bagley III menambah 16 mata…
View On WordPress
0 notes
saatrenungan · 11 months
Text
youtube
Renungan 9Nov2023
Bacaan Injil Yoh 2,13-22
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. 
Demikianlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Dalam bacaan Injil malam ini, kita mungkin ‘shock’ melihat apa yang Yesus perbuat jauh 180’ dari apa yang kita kenal sebagai sosok yang penyabar, penuh kasih namun kali ini Ia marah besar mengusir semua pedagang dan binatang, membuat porak poranda barang dagangan mereka. Dalam ayat 16 Yesus menyatakam kekesalan-Nya karena Bait Allah digunakan untuk berdagang. Yesus mengajarkan bahwa Bait Suci adalah tempat kudus dimana Allah tinggal dan memperdengarkan sabda-Nya sehingga orang yang ambil bagian dalam persekutuan dengan-Nya akan dikuduskan, oleh sebab itulah Ia marah ketika melihat rumah Bapa-Nya dijadikan tempat berjual beli dan mencari keuntungan duniawi dan bukan menjadi tempat untuk memuliakan nama Allah. 
Dalam ayat selanjutnya Yesus menyatakan “Hancurkan Bait Allah ini dan dalam tiga hari Aku akan membangunnya kembali”, dan membuat orang Yahudi heran atas kuasa apa hingga Ia boleh membuat ‘heboh’ di Bait Allah dan marah kepada-Nya hingga berusaha untuk membinasakan Yesus. Mereka berpikir ‘sombong’ amat ya mau membangun Bait Allah dalam tiga hari padahal perlu 46 tahun untuk membangun Bait Allah ini, dan Engkau akan membangunnya dalam waktu tiga hari?”Orang Yahudi gagal paham bahwa yang dimaksud Yesus dengan Bait Allah adalah tubuh-Nya sendiri (ay 21) yang akan dikorbankan dan bangkit pada hari ketiga karena begitu besar kasih Allah kepada manusia hingga Ia merelakan Anak Tunggal-Nya untuk menebus dosa kita. Yesus menjanjikan jalan keselamatan dan hidup menjadi ‘manusia baru’ setelah kita mau merendahkan hati meruntuhkan ‘manusia lama’ kita yang penuh dengan dosa dan menyerahkan diri menerima kehadiran-Nya dalam hidup kita. Hanya melalui persekutuan dengan Roh Kudus dan kehadiran Yesus dalam diri kita melalui sakramen Ekaristi lah kita meletakkan dasar bangunan bait Allah dalam diri kita.
Berkah Dalem
0 notes
garamterang · 7 months
Text
PENTAHBISAN IMAM-IMAM, APA KORELASINYA DENGAN KITA?
Renungan Jumat, 16 Februari 2024 Nas: Keluaran 29:1-37
"Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu. Kauikatkanlah ikat pinggang kepada mereka, kepada Harun dan anak-anaknya, dan kaulilitkanlah destar itu kepada kepala mereka, maka merekalah yang akan memegang jabatan imam; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Demikianlah engkau harus mentahbiskan Harun dan anak-anaknya. - Keluaran 29:1-2, 9
'Pekerjaan yang harus dilakukan adalah pentahbisan orang-orang yang telah dipilih Allah untuk menjadi imam-imam. Dengan pentahbisan ini para imam itu mengabdikan dan memberikan diri untuk melayani Allah, dan Allah menyatakan penerimaan-Nya atas mereka. Dengan upacara pentahbisan itu pula bangsa itu diberitahukan bahwa tidak seorang pun boleh mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, dan bahwa para imam itu tidak mencari hormat dengan menjadi imam, tetapi mereka dipanggil oleh Allah untuk pekerjaan itu (Ibr. 5:4-5). Dengan demikian mereka dibedakan dari orang-orang kebanyakan, disisihkan dari pelayanan-pelayanan umum, dan dipisahkan bagi Allah dan langsung melayani-Nya. Perhatikanlah, semua orang yang dipekerjakan bagi Allah harus dikuduskan bagi-Nya. Pertama-tama orang itu harus mendapat perkenan-Nya, baru kemudian melakukan pekerjaannya. Ungkapan bahasa Ibrani untuk pentahbisan (ayat 9) adalah memenuhi tangan. Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya, dan domba jantan persembahan pentahbisan adalah domba jantan yang ditaruh ke atas telapak tangan (ayat 22, 26). Pentahbisan itu adalah untuk penyempurnaan mereka juga. Tentang Kristus dikatakan bahwa Ia telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya (Ibr. 7:28, KJV: Ia dibuat sempurna atau dikuduskan dan ditahbiskan untuk selama-lamanya). Mungkin ungkapan di atas dipinjam dari tindakan menaruh persembahan ke atas telapak tangan mereka, untuk diunjukkan di hadapan TUHAN (ayat 24)." (MHC: Keluaran 29:1-37, Tafsiran SABDA).
Refleksi: Pentahbisan imam (penatua, penilik jemaat dan pendeta) dalam konteks Kristen memiliki makna penting sebagai suatu ritual atau upacara di mana seseorang diberikan tugas khusus sebagai pemimpin rohani atau pastor dalam komunitas gereja. Proses ini sering melibatkan doa, tata cara khusus, dan doa pentahbisan sebagai simbol pemberian kuasa rohaniah. Pendeta sebagai pejabat gerejawi yang telah diresmikan melalui proses ini dianggap memiliki tanggung jawab untuk memimpin ibadah, memberikan sakramen, dan memberikan pengajaran agama. Pentahbisan tersebut merupakan suatu tanda pengakuan dan tanggung jawab yang mendalam terhadap panggilan rohani dan pelayanan dalam komunitas Kristen.
Doa: TUHAN YESUS Kepala Gereja, kami berdoa untuk para pemimpin rohani dalam jemaat lokal, yaitu para pendeta, penilik jemaat, dan pastor kiranya mereka benar-benar dalam kendali rohani Tuhan Yesus melalui Roh Kudus untuk menjalankan tugas sakramen-sakramen dan penggembalaan, serta pengajaran Firman Tuhan dengan penuh kasih dan tanggung jawab. Amin. - (TWP)
0 notes
dennylin · 7 years
Photo
Tumblr media
"Sign from a promise and eternal love ❤️" • • • And all I know is Everything I have means nothing Jesus if You're not my one thing Everything I need right now Cause all I want is Everything You are and nothing Jesus if You're not my one thing Everything to me right now One Thing - Hillsong Worship #Happysunday #janganlupagreja #rohanividgram #Jesus #hillsong #worshipmusic #dennylin #Grejayuk #Love #sakramen (at GMS Favour Central Park)
0 notes
Text
Mengenal mu membuatku lara
Tumblr media
Masih segar ingatanku tentang bagaimana pahitnya sikap mu dan keluargamu.
Alhamdulilah aku masih bisa menjaga Islam sebagai agamaku, dan kau dengan agamamu. Hidup yang terlalu penuh toleransi membuat kita seolah pura-pura lupa atas kita. Karena aku tak bisa jika pernikahanku nanti menjadi sakramen di gereja lalu juga kau tak mau menjabat tangan bapakku di ijab qobul.
Ingat dimana sikap yang penuh kekang mu padaku. Tentang rencana ku menjadi aktivis yang kau remehkan. Ingat dimana aku berjuang sendirian menahan malu, menahan tangis saat kata-kata ibumu membuatku tak fokus saat ujian ku :)
Kau tau? Mungkin itu terlihat sepele atau semacam berlebihan. Tapi kau tak tahu seberapa besar aku bertahan dari itu semua.
Lalu setelah semua kuhentikan komunikasi kita. Kau muncul berkomunikasi dengan temanku alih-alih mengatakan kau rindu padaku. Semudah itukah kau melupakan kesalahanmu padaku?
Tunggu.. karena itu aku semakin tahu siapa dirimu. Kau yang sudah bersama dengan orang baru tapi dengan mudahnya kau bilang rindu pada masa lalu.
1 note · View note