Tumgik
#tetaplah kalian hore selalu
meldaijw · 4 years
Text
[Aduhai ...]
Aduhai.. saya mah ga ada hak membuat seseorang bertahan atau meninggalkan. Keputusan apapun bukan saya yg menentukan. Tentu saya akan bahagia jika dia tetap bertahan. Namun jika sudah memutuskan untuk pergi, saya jg tak bisa menahan. Pasti sudah dipikirkan matang-matang. Mungkin memang ini bukan tempat yg tepat baginya. Bisa jadi itu yg terbaik untuknya.
Bohong kalau saya bilang saya "gapapa" dengan keputusan itu. Selalu ada minimal satu pertanyaan dasar, "kenapa" lalu instrospeksi diri "saya salah apa", "kurangnya dimana", "apa yg harus diperbaiki", "bukankah semua bisa dibicarakan, dikomunikasikan baik-baik", dsb. Kemudian belajar melepas dengan kalimat
"Sesungguhnya jika ia ingin tinggal, setidaknyaman apapun maka ia pasti akan tetap tinggal. Namun jika ia ingin pergi, sekuat apapun ditahan pasti akan pergi juga".
Berpisah dengan seseorang yang namanya (hampir) tiap hari dibaca melalui aplikasi pesan singkat memang satu hal yang berat. Tapi, "ya sudah lah" respon sederhana yg mampu mengakhiri segala hal yg membebani. Sulit memang melepas sesuatu yg sudah cukup lama bertahan bersama. Tapi apa boleh buat? Keputusan sudah dibuat.
Selanjutnya tetaplah bertahan. Kau tahu satu kalimat sederhana,
"memulainya itu mudah, istiqomahnya (bertahan) yg susah".
Tapi dengan semangat yg tersisa, tekad harus terus membulat. Kita pasti bisa terus bertahan! Ini bukan agenda musiman yang begitu terlaksana lantas bubar berhamburan. Ini agenda harian, terus dan terus dilaksanakan sampai maut memisahkan, Insya Allah.
Maafkan aku yg menolak amanah mengepalai kalian karena memang aku belum mampu mengembannya. Sebagai tim pembantu saja aku masih sering lalai, apalagi harus memimpin dan membawa lingkaran kecil ini. Gapapa, kita tetap harus berhusnudzon sama ketua kita ya. Masih dengan formasi yg sama. Aku tim hore sang pembantu. Sering-sering ditegor ya aku nya. Kita harus bisa saling menguatkan satu sama lain. Harus. Pasti bisa, insya Allah. Allah selalu bersama kita. Semangat istiqomah, akhwat Kutub 37 🙏
@meldaijw | 24 Januari 2021
0 notes
nininmenulis · 5 years
Text
NININMENULIS.COM – Readers, ada cerita apa kalian di Hari Ibu, 22 Desember 2019 kemarin? Pasti banyak cerita yang terjadi di hari itu ya. Bisa cerita bersama dengan Ibu tercinta, teman, keluarga, anak, suami, dan lain-lain. Tahun ini Hari Ibu aku lalui dengan agak berbeda. Aku merayakan Hari Ibu dengan para Penjaga Dunia di NIVEA World of Imagination. Penjaga dunia adalah sebutan untuk anak-anak yang ditugaskan oleh Ibu Semesta untuk mengumpulkan medali yang tersebar di ke-empat dunia, Dunia Hutan, Dunia Pasir, Dunia Air, dan Dunia Angin.
NIVEA World of Imagination merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh NIVEA Creme Tin dalam bentuk taman bermain modern interaktif di mana anak-anak diajak berimajinasi melalui dongeng Ibu Semesta. Dongeng Ibu Semesta ini diciptakan oleh Mochamad Ariyo Faridh Zidni atau Kak Aio, pendiri Komunitas Ayo Mendongeng Indonesia. Selain bekerjasama dengan Komunitas Ayo Mendongeng Indonesia, NIVEA World of Imagination juga menggandeng Waktunya Main dan Sembilan Matahari.
Gerbang NIVEA World of Imagination (Foto: Yudi DH)
Dongeng Ibu Semesta dibuka dengan kisah Ibu Semesta, Sang Penjaga Alam yang terpaksa harus pergi meninggalkan ke-empat anak-anaknya untuk mengajarkan mereka tentang nilai-nilai kesederhanaan, kepercayaan, keperdulian, dan keberanian. Kepergian Sang Ibu Semesta membuat ke-empat anaknya seperti kehilangan pembimbing yang kemudian menimbulkan perpecahan karena masing-masing anak memperebutkan medali-medali peninggalam Ibu Semesta untuk menyelamatkan diri sendiri dan membuat dunianya sendiri. Perpecahan ke-empat anak Ibu Semesta ini membuat dunia mengalami ketidakseimbangan dan kekeringan.
Baca juga: Perupa Asal Thailand Mit Jai Inn Menampilkan Karya Khusus Anak-anak di Museum MACAN
Setelah beberapa lama dalam ketidakseimbangan, ada pesan dari Ibu Semesta bahwa akan hadir para Penjaga Dunia yang dapat mengumpulkan ke-empat medali di empat dunia untuk menyelamatkan dunia dari ketidakseimbangan dan kekeringan. Dan salah satu Sang Penjaga Dunia di NIVEA World of Imagination bernama Ataya Narendra Arkananta yang biasa dipanggil Ata.
Ata seorang anak laki-laki berusia 6 tahun memiliki Ayah bernama Yudi Dwi Hertanto dan Bunda bernama Rifa Rachmawati. Di hari Minggu, 22 Desember 2019 lalu Ata hadir bersama kedua orang tuanya ke NIVEA World of Imagination untuk menjalankan misi dari Ibu Semesta mengumpulkan empat medali yang saat ini tersebar di empat dunia, Dunia Hutan, Dunia Air, Dunia Angin, dan Dunia Pasir.
Kisah Ibu Semesta dan ke-empat anaknya (Foto: Yudi DH)
Sebelum memasuki NIVEA World of Imagination, sosok kecil Ata tidak dapat menyembunyikan antusiasnya. Seperti bola bekel, Ata melompat sembari berlarian, tidak sabar menunggu pintu NIVEA World of Imagination di buka. Tidak jarang Ata menarik tangan bunda dan ayahnya untuk lekas masuk ke dalam padahal pintu gerbang masih ditutup oleh security. Sebelum memasuki NIVEA World of Imagination, Ata sudah dibekali ‘kantong sakti’ berupa string bag berwarna putih yang di dalamnya berisi perlengkapan untuk menaklukan empat dunia.
Pintu dibuka, dan Ata pun memasuki area museum untuk mendengarkan perintah Ibu Semesta kepada dirinya sebagai Penjaga Dunia. Wajahnya tampak serius dan terkadang memandang Sang Bunda seakan meyakinkan bahwa ia mampu menyelesaikan misi dari Ibu Semesta. Dalam pesannya, Ibu Semesta pun mengingatkan pentingnya #SentuhanIbu bagi Penjaga Dunia saat berpetuangan di dalam NIVEA World of Imagination. Ata pun dengan sigap menggandeng kedua tangan ayah dan bunda saat pintu ke empat dunia dibuka.
Ata dan bunda di Dunia Air (Foto: Yudi DH)
Dunia Air NIVEA World of Imagination (Foto: Yudi DH)
“Bunda, Ata ingin ke sana!” serunya ceria saat melihat Dunia Air dari kejauhan tanpa tahu tantangan apa yang akan dihadapinya di dunia yang dipenuhi oleh bajak laut tersebut. Sebelum langkahnya sampai ke Dunia Air Ata masih sempat berlarian melihat kandang burung Merak dan kadang-kadang bermain bola biru NIVEA yang tersebar di sepanjang jalan yang dilalui. Bunda tidak melepaskan sentuhannya terhadap Ata hingga ia mencapai yang diinginkan saat ini yakni menahklukan Dunia Air.
Baca juga: Mola-mola Jet Spinner, Wahana Baru di Ocean Dream Samudra Ancol
Setelah diberi pelindung dan ‘dipersenjatai’ oleh senapan, Ata dan bunda pun menaiki perahu bersama-sama menghalau serangan bajak laut yang menembakkan senapannya bertubi-tubi. Dengan keberanian yang dimiliki Ata dan bunda, bajak laut pun berhasil di taklukan dan pulang mendapatkan medali Dunia Air. Ata sempat ingin berlama-lama di Dunia Air namun ada bunda yang mengingatkan bahwa misinya belum selesai, dan Ata pun kembali siap menghadapi tantangan di ketiga dunia lainnya.
Ata dan bunda menyelesaikan tantangan di Dunia Angin (Foto: Yudi DH)
Tantangan yang harus di selesaikan Ata dan bunda di Dunia Angin (Foto: Yudi DH)
Tanpa menunggu lama, Ata yang tidak melepaskan genggaman tangannya dari Sang Bunda pun siap menghadapi tantangan di dunia NIVEA World of Imagination berikutnya, Dunia Angin yang kali ini dipilih Ata. Di sini kepercayaan antara Ata dan bunda diuji dari tempat ketinggian di antara kencangnya tiupan angin. Bersimpulkan gelang kepercayaan yang ada antara Ata dan bunda, tantangan di Dunia Angin pun dengan mudah dilalui Ata. Dukungan bunda membuat Ata mudah melalui kencangnya terpaan angin yang bertiup tanpa memakan waktu yang lama. Ata dan bunda pun meninggalkan Dunia Angin dan tidak lupa membawa medali yang sudah tersimpan dalam ‘kantong sakti’.
Matahari siang itu sangat terik, rasanya sangat lelah melanjutkan misi berikutnya di NIVEA World of Imagination. Tetapi sepertinya rasa lelah tidak ada dalam kamus Ata, Sang Penjaga Dunia. Bunda sempat menawarkan Ata untuk beristirahat sesaat, tetapi Ata dengan mantapnya berkata, “kita lanjut ke Dunia Pasir, bund!” Sukses dengan dua dunia, Dunia Air dan Dunia Angin sebelumnya tidak membuat Ata jumawa. Ata tetaplah seorang anak ceria yang penuh semangat dan sederhana. Itulah yang menjadi bekal Ata sukses menaklukan tantangan di Dunia Pasir.
Ata manyusuri labirin di Dunia Pasir (Foto: Yudi DH)
Ata mencari medali Dunia Pasir yang tertimbun di kedalaman (Foto: Yudi DH)
Dunia Pasir berisikan labirin yang menyesatkan dan dihuni oleh monster pasir yang menakutkan. “Simplicity!” teriak Ata merapal mantra sakti saat monster pasir mulai menghalangi perjalanannya menyusuri labirin. Setelah melewati labirin yang berliku dan menyesatkan, juga mendapatkan serangan dari monster pasir, Ata pun tinggal melengkapi koleksi medalinya dengan medali Dunia pasir yang tertimbun di kedalaman. Ah rasanya tidak percaya melihat Ata sukses menghadapi tantangan di tiga dunia NIVEA World of Imagination.
“Ayo bunda, satu lagi!” ucap Ata bersemanggat. Rupanya tidak hanya anti lelah, Ata ini juga anak yang anti lapar. Untung ada bunda yang selalu peduli dan memberikan #SentuhanIbu melalui makanan yang disuapkan ke Ata sembari menunggu waktu menjelajahi Dunia Hutan. Seperti namanya, Dunia Hutan di NIVEA World of Imagination berisikan pohon-pohon unik dengan sulurnya yang menyimpan mantra ajaib. Konon bila menemukan mantra ajaib ini di antara sulurnya dan mengucapkannya dengan lantang akan keluar makhluk hutan yang pemalu pembawa medali Dunia Hutan. Apakah Ata sukses menyelesaikan tantangan terakhir ini?
Baca juga: #XperienceSeru dari Jalan-jalan Sampai ‘Naik Panggung’
Sebelum menjelajahi Dunia Hutan NIVEA World of Imagination, Ata terlebih dahulu menyamar menjadi makhluk hutan. Bunda dengan sigap mendandani Ata mulai dari memberikan topeng yang menyerupai makhluk hutan. Sempat bermain dengan kunang-kunang yang keluar dari pohon-pohon visual interaktif, Ata dan bunda menyusuri sulur mencari dua kata mantra yang tersimpan di dalamnya. “NIVEA CARE!” teriak Ata merapal mantra yang didapatnya dengan bantuan bunda. Ajaib! Sosok makhluk hutan yang pemalu pun hadir dan menari bersama Ata, Sang Penjaga Dunia. Dengan riang gembira mereka menari tarian hutan yang di akhir tarian, diberikannya Ata sebuah medali Dunia Hutan.
Menari bersama makhluk hutan di Dunia Hutan (Foto: Yudi DH)
“Hore terkumpul semua!” teriak Ata girang melihat empat medali yang ia dapatkan di Dunia Air, Dunia Angin, Dunia Pasir, dan Dunia Hutan bersama Sang Bunda lengkap sudah. Bukan hanya sekedar mendapat medali, Ata pun belajar akan keberanian, kepercayaan, kesederhanaan, dan kepedulian bersama dengan bunda. Sebuah medali NIVEA World of Imagination pun layak dimiliki Ata sebagai Penjaga Dunia yang sukses melaksanakan semua misi dari Ibu Semesta.
Kini NIVEA World of Imagination pun kembali menemukan keseimbangannya. Ata pun tidak lupa memberikan pelukan hangat ke bunda juga ayah, dan mengalungkan medali NIVEA World of Imagination ke bunda sebagai rasa terima kasih Ata Sang Penjaga Dunia atas semua #SentuhanIbu yang diberi selama ini. Ah indahnya #SentuhanIbu yang dapat membimbing seorang anak menaklukan dunia. Inilah kisah Hari Ibu yang aku rayakan bersama dengan Ata, Sang Penjaga Dunia. Ingin menjadi seperti Ata? tungguin NIVEA World of Imagination berikutnya ya!
Petualangan Ata Sang Penjaga Dunia di NIVEA World of Imagination NININMENULIS.COM – Readers
0 notes