Setiap orang pasti punya salah. Saling mengingatkan yuk; bukan menja(t)uhkan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Si anak ekstrovert mendadak tidak bercerita?
Bisa jadi dia sedang tidak baik-baik saja.
0 notes
Text
Tak apa.
Setiap kita punya jalur berprosesnya masing-masing.
Boleh jadi mereka lurus lancar menanjak dan kita naik turun berkelok-kelok, tak apa.
Boleh jadi mereka terus berjalan tak henti sedangkan kita lebih banyak berhenti, tak apa.
Boleh jadi mereka bertemu banyak hal baik namun kita dipertemukan dengan yang kurang baik, tak apa.
Boleh jadi mereka tiba lebih dulu padahal kita masih jauh dari tujuan yang sama, tak apa.
Sungguh, tak apa.
Setiap kita punya jalur berprosesnya masing-masing.
Asal kita tetap yakin sampai tujuan, asal kita tetap teguh pada pendirian, asal kita selalu mempertahankan kebenaran dalam kebaikan, maka tak apa.
Sungguh, tak apa.
Semangat ya, Kita!
1 note
·
View note
Text
Sudah ada di fase ...
Mau bertahan, ayo jalan bareng-bareng. Perkuat alasan. Satukan tujuan. Bangun hubungan dan komunikasi yang apik setiap harinya.
Tapi kalau mau pergi, silakan, gapapa. Tidak lagi bisa dan mau menahan. Tidak lagi perlu penjelasan. Tidak lagi bertanya kenapa. Tidak lagi mengemis memberi beragam alasan agar seseorang tetap bertahan. Sudah tidak.
Sungguh sudah tidak ada lagi air mata yg menetes karenanya. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak bertemu orang baru yang memutuskan singgah untuk kemudian mengucap kata pisah, maka semakin terbiasa untuk tiap keadaan dan suasana yang tercipta.
Terima kasih diri sudah mahir beradaptasi.
8 Februari 2025 | @meldaijw
5 notes
·
View notes
Text
Sahabat
Mau seisi dunia berusaha mempersatukan dua raga tuk bersama, kalau mereka berkata tidak ditambah Tuhan bilang tidak, ya tidak akan bisa terlaksana.
Banyak hal di dunia ini yang tidak diketahui oleh orang banyak. Apalagi jika berhubungan dengan isi hati manusia. Hanya mereka sendiri yang tahu. Pun jika dua insan saling mengutarakan perasaannya dan ternyata sama, tidak berarti mereka bisa bersatu begitu saja.
Ada banyak hal yang hanya mereka yang tahu alasannya sehingga mereka memutuskan tetap bersama hanya dengan ikatan yang berbeda, berhenti di sebuah persahabatan misalnya.
Mungkin akan mengecewakan banyak pihak yang sudah susah payah, meluangkan waktu, mendoakan mereka bisa bersatu, sesuai harapan mereka. Tetapi, biarlah. Semoga, seiring berjalannya waktu, mereka bisa menerima keadaan dan kenyataan bahwa dua insan ini telah sepakat hanya sebatas sahabat.
Semoga tidak ada lagi harap berlebih dari agar tak ada rasa kecewa yang muncul dari keputusan bulat yang telah dibuat sepasang sahabat.
Kalau ada yang bilang, "Gak mungkin ada pertemanan cwk dan cwk tanpa ada rasa" kami sepakat. Bohong lah kalau gak ada rasa. Tapi yg menjadi pembedanya adalah setelah ada rasa lalu apa? Tetap sebagai sahabat, tidak lebih.
So, teruntuk bakal calon mas ku di masa depan, suatu saat akan ku perkenalkan kau dengan seorang yg pernah selalu ada, 911 nya aku kala itu. Gak perlu khawatir sebab kami bisa kok saling tidak berkabar sama sekali. Kau bisa bertanya banyak hal tentangku padanya. Belum tentu juga jawabannya benar. Haha. Tapi jika kau tanya, "Kalau ku bilang stop kontak dengan dia, gimana?" akan ku jawab, "Siap. Tapi sebentar, kita ketemu yuk, ngobrol dulu" hehe 😊
6 Februari 2025 | @meldaijw
1 note
·
View note
Text
Tidak Suka Sedih
Begitu adilnya semesta menciptakan keseimbangan. Kaya dan cukup. Sehat dan sakit. Muda dan tua. Lapang dan sempit. Hidup dan mati. Semua saling melengkapi. Termasuk dalam urusan perasaan, ada suka dan tidak suka.
Satu hal yg menyenangkan dan membuatku suka berada di kampung adalah kehangatannya. Selain karena cuaca yg hangat, orang-orangnya pun sehangat itu.
Ada yg melihat mobil kami masuk gang, menerka-nerka, saat jendela ku buka langsng berteriak, "MBA IMEL" dan berjalan mengikuti kami dari belakang. Ada yg melihat ibuku langsung bertanya, "Sama mba Imel ga bude?" Duuh. Ada juga yg bela-belain sepulang dari sawah dapat kabar kami tiba, bergegas mandi dan langsung menemuiku, rindu katanya, khawatir aku pulang cepat dan gak bisa ketemu. Oh, ada juga tukang pijat yg melihatku, bertegur sapa melepas rindu, lalu tanpa diminta berinisiatif memijat bahu, punggung, leher, dan kepalaku. Gratis. Kali pertama aku dikretek kepala. Beliau langsung tahu bahwa aku selama ini kirang tidur, kelelahan bekerja, dan tepat di beberapa titik pijatannya menyakitkan. Namun setelahnya aku jadi jauh lebih fresh. Ah, sambutan yg sangat hangat, aku suka dan senang! Terima kasih, Warga ♡
Namun, ada pula bentuk kerja semesta dalam menyeimbangkan kehidupan. Ada hal-hal yg sangat tidak ku suka, yakni sedih. Aku sedih mendengar mbah-mbah 81 tahun bercerita matanya sudah tidak berfungsi sempurna, kakinya sering sakit, setiap 30 menit sekali harus buang air dan saat malam mau tidak mau menyiapkan ember untuk pipis dan istinja. Ada mbah-mbah yg sdh tak bisa jalan, hidupnya hanya di kasur saja. Makan, minum, di-lap untuk mandi, sampai buang air pun di dalam kamar. Bahkan sebagian lantainya basah bekas istinja. Ada juga mbah-mbah yg setiap ku datangi selalu merapalkan banyak doa rezeki dan jodoh untukku, sejak sekian tahun lalu beliau mau banget ke Jakarta menyaksikan pernikahanku, tapi sayang doanya belum juga terkabul. Sedih.
Aku suka bertemu para sepuh di kampung ibu. Tapi aku tidak suka sedih.
27 Januari 2025 | @meldaijw
0 notes
Text
Katakan "Tidak!"
Gapapa kok untuk bilang enggak. Gak semua hal harus di-gaskeun. Tengok dulu cerminnya. Mampu enggak. Perlu ikut enggak. Kalau sekiranya memang enggak cocok ya enggak perlu dipaksa juga kan. Rem aja dulu. Berhenti sejenak dulu. Tinggalkan saja dulu, sebentar saja gapapa. Nanti kalau sudah yakin sanggup baru gas lagi. Tapi pastikan bersama dengan orang-orang yang tujuannya sama ya. Kalau sudah berbeda, bisa jadi kamu salah rombongan.
16 Januari 2025 | @meldaijw
0 notes
Text
Puzzle
Manusia bertumbuh dari bayi, anak-anak, remaja, hingga disebut dewasa. Saat bayi kita diperkenalkan ekspresi, suara, sentuhan. Ketika menjadi anak-anak kita dijelaskan ini dan itu, mencerna banyak informasi, bahkan apapun pertanyaan kita dijawab dengan lengkap dan penuh pemakluman, "namanya juga anak-anak" bahkan dielu-elukan dengan keingintahuan yang tinggi. Menginjak usia remaja, kita mulai dilatih untuk berpikir, menimbang baik-buruk, diapresiasi ketika benar, direvisi ketika salah, meski ada juga yang dibiarkan begitu saja dengan harapan bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Saat usia dewasa, mungkin belum sepenuhnya matang disebut "dewasa", mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan menjadi sosok yang ditanya oleh anak-anak dan remaja, sosok yang menjelaskan ini dan itu pada mereka.
Menjadi dewasa, ternyata tidaklah mudah. Kita terkadang mengalami kebingungan akan banyak hal. Kita tidak lagi mendapatkan penjelasan yang utuh dan lengkap. Pun saat kita bertanya pada dewasa lainnya, kita hanya mendapatkan potongan-potongan informasi, seperti puzzle. Tak jarang kita memerlukan waktu beberapa hari, minggu, bulan, bahkan perlu waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkan tiap keping puzzle dan menyusunnya menjadi informasi yang sempurna. Bahkan saat menurut kita puzzle tersebut sudah sempurna, ada saja satu dua potongan yang ternyata posisinya salah, sehingga kita diharuskan melihat sudut pandang yang lebih luas untuk menemukan kekeliruan, menerka dari setiap kejadian, dan bisa jadi kita 'dipaksa' menerima kenyataan akan sebuah ketidaksempurnaan. Puzzle tidak terpecahkan.
Tapi tak mengapa. Bukankah yang sempurna hanya milik sang pencipta? Setidaknya, setiap usaha kita menemukan keping puzzle, merangkai dan menyusunnya, bisa saja bernilai kebaikan atas bentuk ikhtiar (usaha dan doa) juga tawakkal (berserah) kita pada-Nya. Kepasrahan dan keyakinan kita akan dilihat sebagai bentuk penghambaan.
So, untuk kita para dewasa yang sampai detik ini masih mencari jawaban akan banyak hal, gapapa. Tetap semangat ya, Kita! Maksimalkan usahanya, serahkan semua kepada-Nya, dan terus memohon kebaikan pada sang Ilahi. Semoga sesegera mungkin kita bisa mengumpulkan kepingan-kepingan puzzle hingga lengkap untuk kemudian disusun dalam sebuah bingkai kehidupan kita. Semangat!
28 Desember 2024 | @meldaijw
1 note
·
View note
Text
Hari Guru
Ada dua tipe manusia yang katanya nau jadi guru, tapi gak jadi
1. Katanya mau jadi guru tapi malah berprofesi yang lain namun bisa menampilkan sosok yang berwibawa, anggun, elegan, memberikan penyampaian yg jelas dan mudah dipahami layaknya seorang guru. Cuma emang nasibnya aja tidak membuatnya berprofesi sebagai guru.
2. Saat ditanya ini itu jawabnya "Ah susah ngejelasinnya" tapi pas diungkit cita-citanya dulu "katanya mau jadi guru?" Malah dijawab "ya, makanya gak jadi"
Ternyata enggak mudah ya jadi seorang guru. Mesti tahu banyak banget hal dan ilmu pengetahuan di bidang yang diampunya. Tidak hanya tahu, guru juga sebaiknya bisa menjelaskan alasan kenapa segala sesuatu harus begitu, filosofi dan logikanya sangat dipakai agar bisa menyampaikan pada pendengar dan diterima akal mereka.
Selamat Hari Guru ✨️
1 note
·
View note
Text
Vesakha G.
Dua puluh delapan bulan kurang sehari yang lalu kita terakhir bertemu. Aku melihatmu tersenyum dan terbujur kaku. Dengan baju dan sepatu baru. Sudah lepas beban di kepalamu. Sudah hilang rasa sakitmu.
Tiga tahun lalu kamu menitip pesan padaku, "Nanti kelas sembilan wali kelasnya kak Imel lagi ya" tapi sayangnya ku masukkan namamu di kelas berbeda. Namun kau tetap berlapang dada. Siang tadi, di depan teman-temanku, terbongkar sudah cerita itu.
Namun tak apa. Kita masih tetap bertegur sapa dengan ramah bukan tiap berjumpa? Kau selalu dengan bangga menyebut "Kak Imel wali kelasku".
Terima kasih, Adik sudah selalu ceria. Meski sesekali kau pernah mengeluh, "Kak, kepalaku sakit" sekilas melihatku khawatir, rautmu lantas berubah, "Tapi sekarang udah gapapa, Kak" kemudian kembali menghampiri teman-temanmu. Kau buat banyak lelucon konyol, membuat mereka tertawa bahagia. Sungguh, sangat keras usahamu menahan sakit itu. Sangat mahir kau membohongi kami. Hingga tak seorang pun tahu semua yang kau alami.
Jasadmu telah menjadi abu. Abu mu telah menyatu dengan samudera, menguap bersama buih di laut lepas. Hingga kemudian turun kembali membasahi bumi. Menyuburkan tanaman-tanaman yang hampir mati.
Membicarakanmu menjadikanku sensitif, selalu berhasil membuatku membasahi pipi, seperti siang tadi. Teringat akan kisah-kisah singkat semasa hidupmu selama ini.
Dalam kepercayaanmu, kau akan kembali lagi ke bumi dalam wujud yang sama atau mungkin berbeda, reinkarnasi katanya. Mungkinkah kau kembali menjadi murid didik ku lagi? Semoga ya, di lain waktu kita bisa bertegur sapa kembali.
13 November 2024 | @meldaijw
1 note
·
View note
Text
Jauh
Apakah dia yang jauh di sana bisa digapai?
Tidak!
Mari saling tatap tanpa harap.
Biarlah tetap terlihat tanpa terikat.
Jakarta, 6 November 2024
@meldaijw #Kutipan #Quote
1 note
·
View note
Text
Hidup, Mudah, dan Doa
Akan ku permudah jalanmu menjauh dari hidupku.
Akan ku permudah langkahmu pergi meninggalkanku.
Akan ku permudah segala usahamu tuk melupakanku.
Kelak, saat kita bertemu, kau kan merasa tak nyaman.
Kelak, saat kau mencari, tak kan mampu melihatku.
Sesungguhnya aku tetap ada tapi kau tak kan bisa menemukanku.
Coba, bagaimana kalau kalimat-kalimat itu yg disampaikan Tuhan untukmu? Kamu hidup hanya sekadar hidup. PerintahNya tak kau laksanakan. LaranganNya kau kerjakan. Saat waktumu habis, tak lagi mampu menyesali semua yang telah terjadi. Kesengsaraan yang abadi telah menanti. Seperti itu kah yang kau harap akam terjadi?
Jangan ya. Ingat sebuah pepatah,
Tak ada kata terlambat untuk berubah
Yuk, perlahan mulai berubah, bergerak, berpindah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Memang tidak mudah, mungkin nanti akan ada saja rintangannya, tapi tolong jangan menyerah. Kita bisa!
Setelah sudah di jalur yang benar, maka bertahanlah dalam kebaikan. Berat memang, karena surga yang akan menjadi ganjarannya. Kebahagiaan yang kekal paripurna.
Semoga, kita selalu bisa berjalan lurus di jalan yg diridhai dan diberkahi olehNya. Semoga kita selalu diberi kemudahan dalam berjalan menujuNya, diberi kemudahan dalam melangkah mendekatiNyq, diberi kemudahan untuk selalu mengingatNya, diberi kenyamanan saat bermunajat kepadaNya, hingga kelak saat waktunya tiba dengan mudahnya kita melafalkan pengakuan atas namaNya sebagai satu-satunya Tuhan dan kekasihNya sebagai RasulNya, beehasil menyeberangi jembatan setipis rambut dibelah tujuh sampai ke tujuan, kemudian hidup abadi dalam kebahagiaan. Aamiin allahumma aamiin.
#Refleksi #Muhasabah #NTMS @meldaijw
1 note
·
View note
Text
Tempat Khusus
Sebelum aku menulis panjang lebar, mungkin kau perlu tahu latar belakangku. Besar di (ex) ibukota, dua dekade menyaksikan perubahan kota metropolitan ini. Melihat perkembangan setiap perubahan yang ada, tidak hanya dari segi sosial budaya, juga dari sisi sarana dan prasarana. Berbagai pejabat negara telah berusaha keras "membangun" negeri melalui ibukotanya. Terjadi cukup banyak perubahan ke arah kebaikan, meski ada saja celah buruk yang bisa diperhatikan; Salah satunya di bidang transportasi. Namun sayang sekali, tidak sedikit penduduknya yang mampu memanfaatkan fasilitas yang sudah dikembangkan.
Kereta rangkaian listrik, misalnya. Tahukah mereka, dalam satu gerbong kereta, terdapat dua tempat khusus untuk orang-orang yang masuk dalam kategori prioritas, letaknya di ujung gerbong, kanan dan kiri. Prioritas yang dimaksud adalah lansia, ibu hamil, juga siapapun yang membawa balita di gendongannya atau bersama anak kecil di gandengannya. Enam kursi di ujung kiri dan enam kursi di ujung kanan gerbong. Jumlah yang sepertinya cukup untuk diduduki para prioritas dalam tiap perjalanan.
Jadi, siapapun yang merasa membawa anak kecil, menggendong balita, dipersilakan langsung mengarah ke ujung gerbong saat memasuki rangkaian kereta. Pun siapapun yg melihat kursi prioritas kosong, jika hendak mendudukinya, jangan tidur, perhatikan penumpang yang masuk ke dalam rangkaian. Jika melihat kaum prioritas, tolong segera bangkit, panggil mereka untuk menempati posisi seharusnya. Apalagi jika rangkaian sedang penuh, tolong masing-masing sadar diri dan sadar posisi.
Kaum prioritas, tolong duduk di kursi yang sudah disiapkan khusus untuk kalian. Silakan usir mereka yang menduduki hak kalian. Jangan sampai kalian sengaja duduk di kursi umum dan "memakan" hak nonprioritas. Kami juga perlu duduk tenang di kursi yang menjadi hak kami!
Paham?
Selain itu, seramai apapun rombongan kalian, tolong tenang di transportasi umum. Ajarkan pula anak-cucu kalian untuk bersikap baik dan memiliki etika yang tepat saat berada di keramaian. Tidak membuat bising, tidak berlarian, duduk dengan rapi dan tidak menginjak-injak kursi yang seharusnya digunakan untuk duduk. Bicaralah seperlunya dengan nada secukupnya. Tidak terlalu tinggi, tidak terlalu berisik. Tolong jangan ganggu orang lain yang sedang berusaha rehat sejenak dalam perjalanan.
Paham?
@meldaijw #NTMS
1 note
·
View note
Text
Buat apa?
Sudah tahu betapa rapinya dia menutup diri, masih saja berharap mendapat kabarnya lewat sosial media, buat apa?
Setelah beragam usahamu hanya dianggap angin lalu, masih saja terbesit ingin bertemu, buat apa?
Sesederhana menemukan namanya melihat ceritamu lantas merasa bahagia, buat apa?
Seorang penulis buku ternama menampilkan sebuah kutipan berharga:
Seharusnya lekas berkaca, sudah terpisah jarak, diabaikan pula, tapi masih terselip harap tuk sekadar bertegur sapa, buat apa?
Sudah ya?! #NTMS
@meldaijw | October 27th 2024
1 note
·
View note
Text
Tanam Tuai
Seorang sahabat pernah berucap,
Kita gak pernah tahu kebaikan apa yang membawa kita ke surga-Nya kelak. Selagi bisa berbuat baik pada siapapun, dengan cara apapun (selagi kita mampu) lakukan.
Pernah dengar sistem tanam tuai? Apa yang kita lakukan sekarang akan memberikan dampak di kemudian hari. Jika kita menanam banyak kebaikan saat ini, maka yakinlah kelak kita pun akan menuai banyak kebaikan di kemudian hari. "Gusti Allah mboten sare" bukan?
Menariknya adalah misal di kemudian hari semasa hidup kita masih belum bisa menuai kebaikan-kebaikan yang kita tanam, maka percayalah kelak kita akan menuainya melalui kemudahan-kemudahan menyeberang jembatan shirotol mustaqim, menjawab pertanyaan-pertanyaan di alam kubur, atau kelak kita lah yg memegang kunci surga dan mendapatkan privillage mengajak siapapun yang kita inginkan masuk untuk bersama-sama hidup dalam kebahagiaan yang kekal, insyaAllah.
Yuk berbuat baik!
#reminder #NTMS @meldaijw
1 note
·
View note
Text
Takut.
Apa benar seiring bertambahnya usia, rasa takut ikut bertambah pada diri manusia? Takut berbuat salah. Takut mengambil risiko. Takut mencoba sesuatu. Takut memulai hubungan dengan orang baru. Takut ini. Takut itu.
Tak bisa kah rasa takut seketika sirna dalam setiap jiwa? Salah satu cara yg bisa melawan rasa takut adalah melakukan. Misal, takut berbuat salah maka lakukanlah. Kemungkinannya ada dua, pertama akan menghasilkan satu kebenaran. Kedua akan berbuat salah tapi setelahnya bisa belajar dari kesalahan agar tidak terulang kembali di kemudian hari.
Takut mencoba sesuatu, misalnya mengontak orang lama yg tidak pernah lagi bercengkrama hanya untuk menyampaikan sebuah berita yang sama sekali tidak ada pentingnya. Lawan rasa takut dengan melakukan. Hubungi dia, keluarkan isi kepala, tanpa aba-aba kau cerita semuanya. Sudah? Apa yang kau dapatkan? Tidak ada. Jelas. Apa yang kau harapkan? Orang itu juga bingung harus merespons apa. Bahkan tidak merespons adalah respons yang tepat baginya untuk menangapi ketidakpentingan ceritamu. Tapi setidaknya kau dapat sebuah lega, bukan? Tersampaikan sudah padanya. Cukup sampai di sana saja. Setidaknya malam ini kau berhasil melawan rasa takutmu. I'm so proud of you!
Jika setelahnya muncul rasa takut yang baru, tak apa. Itulah risiko yg harus kau terima akan perbuatanmu. Kau telah melawan dua rasa takutmu, mencoba sesuatu dan memgambil sebuah risiko. Apakah perbuatanmu salah? Akan ternilai jika sudah tiba waktunya. Setidaknya, jika benar maka selamat kau sudah membuka satu pintu untuk memulai hubungan dengan orang baru. Namun, jika perbuatanmu salah, maka kau akan mengetahui sebuah kesalahan baru, kau bisa belajar darinya, minimal tidak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari.
#tulisan @meldaijw 071024
1 note
·
View note
Text
Menyenangkan
Tahu kah kamu, selalu menyenangkan melihat namamu di barisan penonton cerita kehidupanku. Lihat, aku baik-baik saja, bukan. Itu yang ku tampilkan, agar kau pun mengira hal serupa; Aku baik-baik saja. Meski sesekali ku ceritakan kisah-kisah yg berbeda, aku ketiduran di kereta, aku bertemu kawan lama. Juga sesekali ku tampilkan gambar random dengan lagu galau di dalamnya, apa mungkin kau bertanya aku kenapa? Ah sepertinya tidak. Tapi tak apa, setidaknya kau tahu saat itu aku sedang tidak baik-baik saja. Besok lusa juga kembali ku bercerita, hal-hal baik yang menjawab setiap tanya yang tak kau sampaikan.
Kau selalu bisa mencari tahu tentangku. Panggungku telah ku bangun untuk siapapun yang ingin mengetahui hidupku, mungkin salah satunya itu kamu.
Meski tidak berlaku sebaliknya. Menanti namamu hadir di bagian pembuat cerita, sepertinya mustahil. Sedikit yang ku tahu, kau tak terlalu suka mengekspos dirimu pada dunia. Sulit bagiku mengetahui cerita hidupmu, apa kau sedang risau, gulana, atau justru bahagia bersamanya? Aku tak dapat mengetahuinya. Tapi tak apa, doa terbaikku terus melangit untukmu.
Sehat dan bahagia selalu ya, Kamu! ^♡^
1 note
·
View note