Tumgik
#wisata alexandria mesir
helmanumasta22 · 2 years
Text
Wisata Jeep dead sea, tour dead sea dari tel Aviv, tour dead sea dari Jerusalem, Wisata dead sea dari Amman, tour gulungan dead sea, wisata Perahu dead sea, tour dead sea massada ein gedi, wisata Petra dan dead sea, wisata dead sea Petra wadi rum, jembatan raja husein, jembatan allenby ke petra, layanan vip jembatan allenby, jam jembatan raja husein, jam jembatan allenby 2022, situs web jembatan allenby, tour jembatan raja husein mesir, alexandria mesir, wisata alexandria mesir, kota alexandria mesir, sejarah kota alexandria mesir, alexandria di mesir*ISRA MI'RAJ DI BUMI PALESTINE*
Assalamualaikum Kembali kami menginfokan kepada Bapak/Ibu untuk program konsorsium kami 🕌 *JEJAK JEJAK RASUL 3 NEGARA MESIR JERUSALEM JORDAN* 🕌 🚌 *CITY TOUR :*CAIRO - ALEXANDRIA - TABA – JERUSALEM – HEBRON - JERICHO – ALLENBY - DEAD SEA - AMMAN - WADI RUM - PETRA - BLESSING TREE (POHON SAHABI)
📝 *PERIODE KEBERANGKATAN:*12 – 22 FEBUARI 2023
✈ *EMIRATE AIRLINES*
💵 *PRICE :*USD 2599 ALL INSegera Booking karena Seat Terbatas & Happy Selling ✈️💺
Info dan reservasi0815-611-0900
Tumblr media
0 notes
stevaninumasta22 · 2 years
Text
Jejak Jejak Rasul 3 Negara 0815-611-0900 WA
Tumblr media
tour amman jordan, city tour amman jordan, tour guide amman jordan, tour wadi rum, wisata terbaik wadi rum, alexandria mesir, tour petra jordan, jembatan raja husein, sahabai tree jordan, pohon sahabi di yordania, tour cairo, tour cairo mesir, wisata jeep dead see, tour jerusalem, jericho city palestine, tour jericho, taba mesir, wisata taba
0 notes
balqisbalqiiss · 6 years
Text
Sepenggal Kisah Travelling ke Kairo, Mesir
Tumblr media
Piramida, Mesir (Sumber: www.wallerz.net)
Bismillahirrohmanirrohim..
"Dunia ini ibarat kita sedang membaca sebuah buku, ketika kita tidak meluangkan waktu, tenaga. uang, dan kesempatan untuk travelling, maka kita hanya membaca buku itu satu halaman saja.”
Tahun ini, rencananya,suami ingin mengajak kami sekeluarga untuk travelling ke UK. Ketika saya tanyakan pada suami, apa saja yang bisa kita kunjungi disana, jawaban dari suami kurang membuat saya tertarik (untuk saat ini). Saya punya impian ingin lebih dulu menjelajahi negara-negara yang punya sejarah Islam di dalamnya. Setelah memantapkan hati, saya pun memilih Mesir. Alasan utamanya, ingin melengkapi keinginan besar suami untuk mengajak emak dan bapak ke negara berikutnya, tempat dimana suami menuntut ilmu sebelum negara Malaysia.
Akhir tahun 2016 lalu, Alhamdulillah kami sudah mengajak emak dan bapak ke Malaysia, melihat kampus dimana suami belajar menempuh S2-S3 nya. Giliran Mesir, yang pada akhirnya bisa terealisasikan di tahun ini. Alhamdulillah, setelah travelling kemarin, suami bilang sudah tidak ada lagi yang mengganjal di benaknya untuk mengajak emak dan bapak melihat kampusnya dulu menuntut ilmu, dimana selama kurang lebih hampir sepuluh tahun, emak dan bapak hanya bisa memanjatkan doa, mentransfer uang bulanan, dan memberikan semangat lewat telepon, tanpa tahu seperti apa kampus suami belajar.
Seperti biasa, suami terus browsing tiket pesawat, Alhamdulillah, ada promo dari maskapai Saudi Arabia, OMR 230 untuk kami berempat (2 dewasa, 1 anak, 1 bayi). Berangkatnya berhenti dulu sekitar satu jam di Madinah (ngga perlu turun), kemudian transit tiga jam di Jeddah. Kalau pulangnya, transit sampai 10 jam di Jeddah. Alternatif suami, katanya kita bisa tidur di dalam bisnis lounge. Saya pun mengikuti apa pun pilihan suami, mulai dari tiket sampai penginapan. Meskipun ada transit, dengan mimilih tiket yang promo, kita jadi bisa banyak saving. Lumayan kan dipakai untuk pengeluaran selama di Mesir? Namanya juga jalan-jalan, dinikmati saja, hehe.
Alhamdulillah, visa kami dengan mudah cepat diurus disini. Hanya memerlukan berkas foto copy passport, foto background putih, resident card, surat kantor, serta booking tiket pesawat. Dalam waktu tenggang lima hari kerja, visa kami sudah siap. Biayanya kurang lebih sama seperti visa ke Turki, sekitar 25 dollar per orang.
Sedangkan untuk visa emak dan bapak, Alhamdulillah dibantu oleh rekan suami di Jakarta, alumni kampus Al-Azhar juga. Jadi passpor emak dan bapak dikirimkan dari Bengkulu ke temannya yang bersedia membantu menguruskannya ke Embassy Mesir di Jakarta. Biaya untuk visa emak dan bapak lebih besar dua kali lipat dari visa kami.
Alhamdulillah, setelah urusan visa selesai, kami memesan penginapan. Kalau sebelumnya kami biasa memesan lewat www.booking.com untuk hotel, sekarang untuk apartemen pesannya lewat www.airbnb.com. Memesan lewat website atau aplikasi ini sangat nyaman dan memudahkan, karena kita bisa langsung berkomunikasi dengan pemiliknya. Terakhir travelling ke Dubai kami masih bisa memilih hotel, (waktu itu membawa kendaraan sendiri, jadi walaupun dapet fasilitas sarapan dari hotel, tetap saja bekal yang dibawa banyak, mulai dari rice cooker, rendang, kering tempe, kentang mustoffa, sambel, buah-buahan, sayuran, sampai talenan, hingga peralatan MPASI de Aisyah). Kalau sekarang lebih enak pilih apartemen, karena kamar yang dibutuhkan lebih banyak, apalagi emak memasakkan kami rendang, jadi bisa dengan mudah menghangatkannya. Ada saudara juga yang membuatkan bumbu nasi goreng, jadi bisa masak nasi goreng, tinggal beli telur dan minyaknya.
Perjalanan menuju Kairo, Mesir
Alhamdulillah perjalanan dimudahkan. Kami berangkat dari Muscat sekitar setengah 5 sore, berhenti sebentar di Madinah sekitar pukul 8 malam. Panorama bandara Madinah yang begitu megah dengan khas payung-payung putih menjulang tinggi seperti Masjid Nabawi, membuat hati saya merasa begitu tenteram. Air mata saya menetes, kalau bisa turun, saya ingin turun lagi kesini. Ya Allah, semoga kelak bisa menginjakkan kaki kesini lagi mengajak orang tua, keluarga, dan guru-guru kami, aamiinn..
Sekitar pukul 11 malam, kami transit di bandara Jeddah. Faris terus bertanya apa kita sudah sampai di Mesir. Ia begitu senang ketika naik bus bandara. Sampai di bandara Jeddah, disambut dengan kondisi kacau balaunya. Baru sampai disini saja hati saya sudah diliputi rasa syukur ketika membandingkannya dengan Muscat, tempat kami tinggal. Bandara di Muscat yang sudah bagus sekarang, orang-orangnya ramah anak, tertib, teratur. Masya Allah.. Terimakasih ya Allah..
Disini, kami menunggu sambil melihat pesawat yang parkir. Mengobrol segala macam yang bisa membuat anak-anak senang, membeli cemilan keripik dan cokelat putih. Saat bosan, jalan-jalan ke dalam duty free, menghitung boneka yang dipajang, menghitung orang, menceritakan pilot dan pramugari yang lalu lalang, dsb. Waktu di bandara Muscat, dang Faris mengisi waktu luangnya untuk menggambar pesawat, mewarnai, dan baca buku tentang khitan. Sempat bosan, lalu dibecandain de Aisyah menggunakan boneka kumi, tapi jadi garing gitu hehe. Lalu saya ajak saja mereka untuk peregangan badan, kaki lurus, kemudian main lari-larian.
Alhamdulillah tidak perlu menunggu lama, kami pun berangkat lagi.
Oh ya, pakai maskapai Saudi Arabia ini ternyata banyak fasilitas yang didapat. Kalau biasanya di salah satu maskapai, penerbangan sebentar hanya dikasih snack, disini dikasih makan nasi, lengkap dengan sayur, roti, kue, buah, jus, dsb sampai 2 kali. Sama seperti penerbangan ke Indonesia saja. Dang Farisaris pun mendapatkan goodie bag yang menarik, tas yang berisi aneka sticker, kartu bermain, tempat minum, headset, dan gantungan tas. Sedangkan de Aisyah mendapat goodie bag sendok pesawat terbang, tissue, beserta celemek. Sebelum travelling ini, sekilas saya pernah ingin membelikan tas untuk dang Faris, tapi masih dipikir lagi butuh beneran ngga, Alhamdulillah dikasih disini. Begitu juga sempat pengen beli sendok pesawat, kesukaan dang Faris, tapi masih dipikir-pikir lagi karena harganya lumayan. Ternyata dapet gratis dari goodie bag, Alhamdulillah.. Allah memang baik banget. Seringkali tiba-tiba memberikan sesuatu secara cuma-cuma yang memang sudah waktunya kita butuh.
Sesampainya disana..
Sekitar pukul 2 tengah malam. Sudah ada mahasiswa yang menjemput bandara. Teman baik kami dari Muscat dengan 3 orang anaknya beserta bibi yang ikut serta juga, lebih dulu sampai disana, karena menggunakan maskapai yang berbeda, yakni Oman Air. Selama di Mesir, kami tidak tinggal satu apartemen dengan mereka, karena kebutuhan dan isi kantongnya pun berbeda, hehe.
Rencana kami selama di Mesir, hanya akan menjelajahi Kairo saja. Karena ada emak dan bapak yang ikut serta. Suami ingin benar-benar santai menikmati liburan ini untuk family time, tanpa diburu-buru dan memaksakan kehendak. Karena pada akhirnya sudah pasti bisa ditebak, anak-anak atau dari kami sendiri pun akan jatuh sakit. Sedangkan teman baik kami, rencananya akan pergi ke Alexandria serta Luxor. Alexandria masih 3 jam lagi dari Kairo, sedangkan Luxor masih harus naik pesawat dengan penerbangan sekitar 1 jam. Suami memang sempat cerita, dulu waktu masih di Kairo, ketika teman-temannya banyak yang mengajaknya liburan ke Luxor, suami berpikir ulang sampai pada akhirnya ngga jadi ikut. Suami berpikir lebih baik uangnya disimpan dulu, ia ingin ke Luxor bersama istrinya kelak, padahal biayanya pun ga mahal-mahal amat, sekitar 5 jutaan. Namun memang begitulah suami, selalu berpikir panjang ke depan, bukan hanya kesenangan semata saat itu saja. Saya sempet kepengen juga, tapi lagi-lagi berpikir ulang, pengalaman sebelum-sebelumnya kenapa anak sempat ada saja sakitnya, ya karena ada memaksakannya. Karena sekarang udah ga ada lagi istilah nanggung atau mumpung disini, lebih baik menurunkan keinginan. Secukupnya tapi benar-benar menikmati.
Udaranya sangat dingin ketika itu. Sempat terlintas apa beli jaket yang lebih tebal, tapi masih ingin lihat cuaca esok hari. Karena di Muscat pun sudah mulai kerasa hangatnya. Sebelum kesini teman nge-capture Mesir weather, sekitar 26′. Jadi mungkin kalau siang udaranya ya mirip-mirip di Indonesia. Kata suami, kalau di Mesir ini puncak winternya dinginnya dingin banget, harus pakai long john, kupluk, syal, sarung tangan, kaos kaki. Mirip-mirip waktu kami kemping di Jabal Akhdar akhir tahun kemarin. Ya Allah, kalau keinget malam itu cuma satu, adanya pertolongan Allah. Nah kalau summer di Mesir, suhunya lebih rendah dari Muscat tapi panasnya nyengat, bikin pipi yang kalau ga kuat bisa terasa kayak kebakar. Sedangkan di Muscat kalau puncaknya summer bisa sampai 50°C, tapi masih kerasa enak, banyak anginnya.
Setelah itu kami menuju apartemen, gaya apartemennya ya mirip-mirip kayak waktu di Bahrain. Tapi di Bahrain agak serem, disini terasa tenang. Kami disambut oleh pemilik apartemennya, orang Mesir juga. Saat suami asyik mengobrol dengan pemilik dan para mahasiswa, saya ke dalam mengecek, ternyata heaternya ada yang ngga nyala. Jadi subuhnya menikmati dingin air es untuk mandi, karena kasihan anak-anak sudah agak gatal badannya, lucu lah mereka mandi sambil teriak-teriak tapi kesenengan juga main shower, hehe.
Perjalanan Selama disana..
Mesir ini merupakan salah satu negara di Benua Afrika, yang beribukota Kairo. Negara yang begitu terkenal dengan bangunan Piramid ini, termasuk negara yang sering didatangi oleh wisatawan karena mempunyai banyak obyek wisata menarik yang masih terkesan kuno.
H-1
Kami akan mengunjungi Masjid Al-Azhar untuk shalat Jum’at disana. Sepanjang perjalanan menuju kesana kami melewati kuburan kuno, kata suami ngga ada perubahannya, tetap sama bentuknya, ngga ada pula yang diperbaiki, beberapa spot malah dijadikan tempat tinggal oleh sebagian penduduk.
Karena de Aisyah tertidur maka kami menaruhnya di stroller. Sebulan sebelum keberangkatan, kami membeli twin stroller. Sudah hampir setahun saya browsing, awalnya tertarik dengan merk graco, harganya kalau di Oman lumayan banget. Waktu travelling ke Dubai, teman dari Muscat ada yang pakai, saya suka dengan strollernya karena bisa dipakai dari newborn sampai umur 8 tahun. Modelnya depan belakang. Sang kakak pun bisa diposisi duduk tegap ataupun berdiri. Tapi waktu itu masih dipending lagi sampai mudik ke Indonesia akhir tahun lalu. Disitu kami sempet salah bandara, jadi de Aisyah saya gendong sambil dorong stroller dang Faris yang sedang tertidur. Karena suami fokus dorong koper dan bawaan yang lumayan. Darisitu kerasa udah butuh banget twin stroller. Bukan untuk memanjakan anak, tapi ketika sedang travelling seperti ini, lalu anak tertidur, kenapa tidak menyimpang energi untuk menggendongnya? Jadi memang twin strollernya tidak digunakan untuk ke mall saat belanja atau ke taman, namun untuk travelling atau mudik. Tapi ternyata toys ur us di Muscat bangkrut, jadi gagal beli yang merk graco ini sepulang mudik. Hingga pasang iklan di Familiies In Oman yang ketiga kalinya, Alhamdulillah akhirnya dapet yang insya Allah terbaik dan harganya setengahnya dari graco. Modelnya nyamping, jadi dang Faris dan de Aisyah bisa sambil ngobrol atau berbagi makanan. Kekhawatiran di awal akan ribet ketika di bandara ternyata ngga sama sekali, ukuran lebarnya memang sudah di design untuk bisa masuk lift, melewati imigrasi, dsb. Jadi ngga perlu tutup lipat sampai masuk gerbang pesawat.
Habis Jum’atan, kami foto-foto di dalam Masjid Al-Azhar, letaknya mirip-mirip Masjid Biru di Istanbul. Namun auranya terasa berbeda, suami nostalgia zamannya dulu ia rutin halaqoh disini. Para mahasiswa, sebagian besar muslimah, keluarga expat disini juga sering mendengar kajian langsung dengan para ulama di masjid ini.
Masjid Al-Azhar (Arab: جامع الأزهر‎ jami' al-'Azhar, masjid yang gemilang) adalah sebuah masjid yang dibangun oleh Panglima Jauhar Assiqilli di Kairo antara tahun 359-361 Hijriyah atau 970-972 Masehi atas perintah khalifah Muiz Lidinillah, dari Daulat Fatimiah. Masjid ini adalah masjid Islam yang paling terkenal sekaligus masjid kampus terbesar.Masjid ini dinamakan Al-Azhar sebagai isyarat kepada Zahra, julukan Fatimah az-Zahra, putri Rasulullah .Pada masa Daulat Mamalik, untuk pertama kali masjid ini berfungsi sebagai universitas dan pada tahun 1961 berubah menjadi universitas modern yang memiliki beberapa fakultas. Al-Azhar dianggap sebagai poros pemikiran Islam, politik dan ilmu-ilmu agama di Mesir dan dunia Islam. Mesjid ini memiliki lima menara dengan bermacam-macam tipe dan tiga mimbar. Di dalamnya terdapat perpustakaan yang sangat besar.
Kemudian, kami makan siang di Chinnese Food Restaurant, sesuai dengan rekomendasi mahasiswa, bersama dengan para mahasiswa dan keluarga teman kami dari Muscat. Pelayannya orang China dan Afrika tapi masya Allah fasih berbahasa Arab. Harga makanannya lumayan miring, tapi rasanya cukup, tidak terlalu enak banget, hanya memang porsinya besar sekali, cocok untuk mahasiswa hehe. Kami pesan mie china, beda rasanya dengan yang pernah kami makan sebelumnya. Kalau mie china di Istanbul, persis mirip dengan di kampus IIUM Malaysia, yang mulai dari bikin mie nya sendiri, sampai memasaknya bisa kita lihat langsung di depan kita, bener-bener fresh, nyummy, dan ngangenin.
Waktu makan disini, ada dua pengemis datang. Yang pertama anak kecil, sudah diberikan minuman kaleng dan uang tapi masih tetap berdiri. Ia menonton kami makan, pasti ia lapar. Kami ajak ia makan bersama, ternyata benar ia sangat lapar, makanannya ia habiskan tak tersisa sampai tulangnya. Saat ditanya, ia punya banyak adik di rumahnya. Alhamdulillah bisa membawakan pulang bekal untuknya di rumah. Setelah itu datang lagi bapak-bapak, badannya sudah agak bongkok, kami bungkusi juga ia makanan, Faris memberikannya, setelah bapak-bapaknya pegang sempat tumpah ke bawah karena ia kurang hati-hati memegangnya, ia ambil lagi dan memasukkannya. Tiba-tiba ada ibu-ibu yang duduk di belakang kita, ia bilang, bapak itu sebenarnya punya tempat tinggal bagus.
Wallahu’alam. Tugas kita sebagai manusia tidak perlu sejauh itu. Lakukanlah yang terbaik yang bisa dilakukan.
Memang di Kairo ini, banyak sekali pengemis yang lalu lalang. Jadi Alhamdulillah, ngerasa banyak-banyak bersyukur..
Setelah makan, kami menuju salah satu mall, namanya Denada Mall. Beberapa bulan terakhir dang Faris ingin punya traktor. Kalau ikutan shalat, setiap habis doa untuk ayah ibu dan doa mau belajar, ia khusyuk minta doa ingin traktor. Lalu beli kacamata hitam untuk anak-anak, dan sendal dang Faris yang sudah rusak.DIsini gantian dang Faris yang tertidur, waktu mau naik ke lantai atas ternyata ngga ada lift disini, jadilah strollernya kami angkut bersama-sama.
Kuliner Khas Mesir
Ketika banyak orang yang khawatir untuk travelling ke luar karena sulit beradaptasi dengan makanannya, Alhamdulillah lidah keluarga kami tidak menyulitkan. Delapan hari tujuh malam berada di Mesir, tidak membuat kami semata-mata hanya memakan bekal yang di bawa atau memasak nasi di tempat kami menginap, tapi dengan santai kami juga tetap mencoba beraneka ragam makanan khasnya.
Jadi inget bapak mertua, waktu pergi haji, emak membekalinya sambel cabe. Karena memang butuh waktu untuk berkenalan dengan lidah beberapa orang yang fanatik dengan masakan Indonesia, apalagi masakan istri atau ibu tercinta, yang tentunya selalu dirindukan. Namun tetap saja ada efeknya bila terlalu lama, seperti yang suami dan saya rasakan saat ke Turki tahun lalu, delapan belas hari di sana mulai terasa ngga enak perut, meski anak-anak merasa biasa-biasa saja.
1. Roti Isyh
Roti isyh merupakan makanan pokok orang Mesir. Bisa dibilang, mereka ini ngga bisa hidup kalau ngga mengkonsumsi roti isyh. Bahan dasarnya dari tepung gandum dan ragi. Karena kebutuhan roti isyh yang tinggi oleh penduduk Mesir, beberapa tempat produksi beroperasi hingga 20 jam sehari. Harga roti isyh 1 LE. Roti isyh memiliki rongga di dalamya, maka bisa diisi dengan telur, sayur, dan lainnya seperti sandwich.
Tumblr media
2. Tho’miyah
Nah, inilah roti isyh yang telah diisi. Ada 2 macam roti isyh, yang satu namanya Tho'miyah bil beid, diisi oleh falafel dan telur. Falafel adalah makanan yang dibuat dengan adonan kacang Arab berwarna kuning yang digulung bulat menyerupai bola kemudian digoreng hingga kecokelatan (mirip-mirip perkedel gitu). Yang kedua, diisi oleh Ful, kacang tanah yang digodok semalaman hingga menjadi semacam bubur. Kata suami, tho’miyah ini merupakan salah satu makanan yang ngangenin ketika meninggalkan kairo 12 tahun silam. Vegetarian cocok sekali bertandang ke Mesir karena makanannya dominan sayuran dan kacang-kacangan. Orang Mesir juga biasa memakan roti Isyh dengan Salata Zabadi (semacam keju olahan), atau Salata Baba Ghonnu (terong yang dibakar lalu dihaluskan), atau dengan kofta (daging giling berbumbu), ayam panggang, ikan, dan lain sebagainya. Anggapannya, seperti nasi bagi orang Indonesia gitu ya..
Tumblr media
3. Ruz Bil Laban
Makanan mirip puding yang kami sukai ini terbuat dari beras yang direndam kemudian dimasak bersama susu, gula, dan vanili. Setelah itu dipanggang di oven dan disimpan di lemari es. Beberapa ada yang menambahkan caramel di atasnya untuk menambah kelezatan. Teksturnya hampir mirip dengan bubur sumsum. Untuk desert dan cemilan, orang Mesir memang suka rasa yang sangat manis. Nyummy.. 
Tumblr media
4. Kushari.
Makanan ini sudah beberapa kali saya coba sejak tinggal di Muscat. Saat mencoba di Mesir, saya malah merasa lebih enak rasanya yang di Muscat, jadi hanya mencicipi semangkuk berdua dengan suami, ditambah aisyah yang minta disuapi beberapa sendok. Dang faris pada saat itu sedang asyik menikmati Ruz Bil Laban dan segelas air sungai nil.
Bahan untuk membuat kushari terdiri dari campuran nasi, kacang lentil, spaghetti, macaroni, bawang putih, saus tomat, dan buncis. Terakhir, ditaburi dengan bawang goreng dan perasan jeruk nipis. Karena tidak mengandung produk hewani, kushari dapat disantap oleh orang vegetarian selama dimasak menggunakan minyak sayur.
Tumblr media
5. Asyir mango
Kalau pernah nonton Ayat-Ayat Cinta pasti ngga asing denger kata asyir mango. Minuman ini jadi favorit dang Faris. Kalau biasanya kami lebih suka bikin jus di rumah, atau beli jus kemasan yang 100% original (tanpa pengawet dan pewarna), disini ngga terlalu khawatir. Karena asyir mango ini benar-benar original, tanpa ditambahi gula atau pemanis buatan, hingga air.
Nah, bingung kan? Saya juga awalnya berpikir ini mirip mangga yang diblender dengan air. Tapi pada kenyataannya, ngga ada sedikit pun penambahan air. Jadi asyir dalam bahasa arab yang berarti jus ini, tidaklah sama. Asyir mango ini dibuat dari buah mangga yang benar-benar sudah matang, lalu kulitnya dilepas dan bijinya di buang. Maka teksturnya berbeda dengan mangga yang diblender dengan air, kalau asyir mango masih ada gerindil-gerindil buah mangganya.
Dang Faris paling suka asyir mango yang ditambahi es krim vanila di atasnya. Mirip-mirip sama fanta floats gitu. Sedangkan saya dan de Aisyah lebih suka minum segelas berdua tanpa es krim.
Yang menarik, kalau mau beli asyir mango lihat tokonya. Mereka memang sengaja memajang buah-buahan bergelantungan di depan. Beberapa toko sampai menghiasnya dengan motif-motif tertentu. Tapi, bukan berarti mereka menjual semua bawah. Karena saat kami mencoba minta dibuatkan alpukat, ternyata alpukatnya diblender dengan air dan susu, malah sampai berwarna putih jadinya. Kurang enak, tapi tetap saya habiskan.
Suami sempat ditawarkan asyir mango dan asyir strowbery dalam satu drijen, kami pun mencoba membelinya. Tapi ada syaratnya bila di bawa pulang, drijennya dimasukkan ke dalam freezer bila tidak ingin langsung dihabiskan. Untuk menjaga kestabilan teksturnya dan harum mangga-nya (tidak cepat bau). Karena ternyata cara mereka menyajikannya pun sama. Di keluarkan di pagi hari dari freezer ketika akan menjualnya.
Tumblr media
2 notes · View notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes
pesantrenpandeglang · 5 years
Text
Santri Darunnajah Kunjungi Benteng Qaitbay Alexandria
Alexandria, sebuah kota di tepi Laut Mediterania, kota yang pernah menjadi ibu kota Mesir pada 332 SM – 641 M, merupakan ibu kota dan kota terbesar bagi Provinsi Alexandria. Salah satu landmark dan tempat wisata yang terkenal di kota ini adalah Benteng Qaitbay.
Santri Pondok Pesantren Darunnajah Peserta ECV (Educational and Cultural Visit) to Egypt 2020, yang juga mengikuti Daurah Mukatsafah Bahasa Arab dan al-Qur’an al-Karim di Ma’had Mu’allimi al-Qur’an al-Karim di al-‘Umraniya, Giza, Mesir, berkesempatan berkunjung ke Benteng Qaitbay, Alexandria pada hari Sabtu, 7 Maret 2020.
Benteng Qaitbay terletak di Pulau Pharos, ujung barat kota Alexandria, di tempat yang dahulu terdapat Mercusuar Alexandria yang hancur karena gempa pada tahun 702 H di zaman Sultan An-Nashir Muhammad bin Qalawun. Benteng Qaitbay dibangun oleh Sultan Al-Asyraf Abu an-Nashr Qaitbay pada tahun 882 H/1477 M dan selesai pada tahun 884 H.
Benteng ini dibangun oleh Dinasti Mamluk sebagai benteng pertahanan Mesir atas serangan-serangan Turki Utsmani, karena dengan masuknya Turki Ustmani ke Alexandria akan mempengaruhi wilayah-wilayah Arab lainnya. Sultan Qanshuh al-Ghuri sangat memperhatikan Benteng Qaitbay hingga ia melengkapi persenjataan untuk Benteng ini.
Benteng berbentuk kotak dengan luas 150 x 130 m, dikelilingi laut di tiga sisi, benteng terdiri dari tembok-tembok, menara utama di bagian Barat Laut, adapun tembok terdiri dari tembok bagian dalam dan tembok bagian luar, di tembok bagian dalam terdapat asrama tentara dan gudang senjata, adapun di tembok bagian luar terdapat empat menara pertahanan dari masing-masing sisi.
  Bangunan utama terletak di halaman di dalam benteng, dengan bentuk kotak dengan lebar 30 m dan tinggi 17 m, terdiri dari 3 lantai, di atasnya terdapat menara kecil dengan bentuk setengah lingkaran. Lantai pertama merupakan masjid, lantai kedua merupakan ruang-ruang prajurit, dan lantai ketiga merupakan kursi Sultan Qaitbay yang berfungsi untuk memantau kapal-kapal yang melintas. Di lantai 3 juga alat pembuat roti untuk para prajurit yang tinggal di benteng ini.
Benteng Qaitbay merupakan salah satu benteng terpenting di tepi Laut Mediterania, Para Penguasa Mesir sangat memperhatikan benteng ini, selain pada masa Dinasti Mamluk, pada masa Turki Utsmani, benteng ini digunakan sebagai tempat pertahanan dan asrama bagi prajurit infantri, kavaleri dan altileri juga sebagai pertahanan pintu masuk Mesir dari arah utara.
Setelah Turki Utsmani semakin melemah, benteng ini juga kehilangan peran strategi dan pertahanan, hingga Napoleon Bonaparte dari Perancis berhasil menguasai benteng ini dan kota Alexandria tahun 1798 M hingga menguasai seluruh Mesir. Napoleon merenovasi tembok benteng agar sesuai dengan pertahanan abad ke-19 M. Pada Revolusi Ahmad Arabi pada 11 Juli 1882 M yang bertujuan untuk mengusir Inggris dari Mesir, benteng ini rusak, hingga Komite Penjagaan Peninggalan Bersejarah Arab Kuno pada tahun 1904 M memperbaiki benteng dengan bantuan tim Arkeolog Perancis.
(dn.com/Imam)
from WordPress https://ift.tt/2vVQ3O9 via IFTTT
0 notes
haibiii · 5 years
Text
JALAN-JALAN RANDOM KE ALEXANDRIA
Judulnya aja udah random. Isinya pasti ga jauh bedalah.
Ets, tapi tunggu dulu! Aku mau cerita perjalanan liburan tanpa susunan agenda ke Alexandria yang siapa tau bisa jadi alternatif pilihan kalian.
Dari awalnya bingung mau liburan kemana dengan budget pas-pasan dan masa liburan yang ga lama-lama amat serta visa yang belum diperpanjang, membuat Alexandria jadi tujuan yang pas. Insyaallah.
Setelah runding kapan berangkat, akhirnya ditetapkan kami berangkat hari Senin dan balik hari Rabu. Singkat banget ya? Iya emang!
Tiket kereta udah dibeli 2 hari sebelum berangkat. Tertera pukul 10.00 jadwal kereta di atas tiketnya. Berarti harus berangkat pagi dari rumah. Oke sip.
Berhubung cuma 3 hari, jadi ga perlu lah itu packing ribet. Masukin aja kaos 2, jilbab netral, rok ganti dan perintilan kecil lainnya. Niatnya mau masak untuk makan di kereta, tapi ternyata mager dan akhirnya ga sarapan. Nice! Jangan ditiru.
Dari rumah naik angkot (tremco) menuju stasiun. Dua teman udh tiba. Aku masih kejebak macet sekitar 400 meter dari stasiun. Setengah jam lagi kereta berangkat. Dan tiket mereka aku yang pegang. Wakwawwww.... Semoga keburu.
Ga nyampe 10 menit akhirnya tiba di stasiun. Ketemu mereka dan langsung cari gerbong kereta. Alhamdulillah ga ada drama telat ketinggalan kereta. Kalo sampe ada, siap-siap aja gantiin tiket mereka. Huft.
Ga banyak yang dilakuin di kereta. Tidur, nonton, nyemil, tidur lagi. Tau-tau sampe.
Pukul 13.30 kami tiba di Alexandria. Hey, kami liburan. Norak ya gue? Bodo! Pokoknya seneng banget bisa liburan.
Selama di sini, kami numpang tidur di rumah kawan. Karena banyak kawan Indonesia juga yang tinggal di Alexandria. Kalo mau sewa homestay atau hotel juga bisa. Banyak juga homestay punya orang Indonesia. Jadi, pasti nyaman insyaallah tempat dan pemiliknya.
Kami ga langsung ke tempat nginap. Masih siang juga. Jadi terlalu sayang waktunya kalo langsung istirahat.
Setelah ngobrol mau kemana, diputuskan kami akan naik bus wisata Alexandria yang jalurnya sepanjang pinggir laut. Supaya dapat kursi di atas (berhubung busnya tingkat) jadi kami harus naik dari pos akhir.
Dari stasiun ke pos akhir lumayan jauh. Kami coba naik tram yang ada di depan stasiun Sisi Gabir. Sebelumnya tanya ke petugas. Trus ada tram datang. Kami naik sampe stasiun terakhir. Tapi ternyata belum nyampe tempat tujuan. Kalo nunggu tram lagi, masih lama kata bapak yang kami tanya. Jaraknya masih lumayan jauh. Berapa kilo ya? Hmm 4 km kayaknya. Kami pilih jalan kaki. Sambil ngobrol dan nikmatin angin laut, ga kerasa jalan sejauh itu. Tau-tau sampe. Belum sampe pos akhir sih, tapi sampe warung makan. Laper!
Kami makan di restoran lokal. Makan kusyari. Khas Mesir banget kan? Kusyari itu hmm apa ya? Makanan berat sih. Isinya itu ada makaroni, mie, kacang adas trus disiram saus tomat gitu. Enak sih. Laper soalnya. Eh tapi beneran enak kok. Coba aja.
Beres makan, lanjut sholat dan nunggu bus. Pas banget bus berhenti di depan mesjid.
Gimana sensasi naik bus tingkat? Seru sih. Ku duduk paling depan. Jadi lebih jelas lihat ke jalanan. Ditambah suasana sore menunggu matahari terbenam. Senja-senja gitulah. Di pinggir laut pula. Kurang kamu aja. Iya, kamu!
Kami naik bus sampe Mandaroh. Satu jam lah kurang lebih di atas bus. Lanjut ke rumah kawan. Istirahat untuk lanjut besok jalan lagi.
Hari kedua di Alexandria, kami keluar rumah jam 11 siang. Rencananya jam setengah 10. Tapi ga tau jadi ngaret. Oia, perjalanan kali ini aku ditemani mbak Fikr dan Kak Maul. Bertiga aja.
Tujuan hari ini kemana? Ke perpus aja. Ngapain? Ga tau. Pokoknya nyampe aja dulu di sana. Namanya juga random. Tiba di perpus, ada satu tempat yang udah lama penasaran banget pengen kulihat isinya. Bentuknya mirip planetarium di Jakarta. Namanya Alexplotarium. Tiket masuknya 5 Le. Isinya banyak alat-alat peraga sains. Ada studio untuk nontonnya juga. Tapi kebetulan hari itu tutup. Jadi ga tau isinya gimana.
Puas coba semua alat, kami masuk ke perpustakaan. Maunya sih baca buku. Nikmatin suasana macam mahasiswa lokal yang lagi belajar gitulah. Tapi ku malah nonton Drakor di sana.
Ga lama-lama di dalam, kami lanjut cari makan. Mampir cafe yang masih di lingkungan perpus. Oke, untuk kantong gue yang pas-pasan, pajak di kafe ini mehong cyiiiinnnn.. alias, mahal juga uy. Tapi untungnya patungan. Wkwk.
Kenyang makan, lanjut jalan cobain naik tram lagi ke arah San Stefano. Ternyata tram ini ada gerbong khusus wanita. Jadi kami pisah dulu sama ka Maul. Hati-hati di sana, kak.
Di San Stefano mampir Starbucks yang cuma numpang duduk doang. Dari kursi-kursi depan jalan raya, lanjut masuk ke dalam karena dingin, lanjut naik ke atas dan akhirnya keluar lagi. Ga beli apa-apa. Duduk doang. Oke, lain kali gue praktekin lagi kalo lagi pengen nongkrong tapi bokek.
Waktu masih sore, sayang banget kalo langsung pulang ke rumah. Besok pun udah balik Kairo.
Jalan-jalan sepanjang garis laut seru juga, loh. Pasang headset, putar lagu melow. Perfect. Sesekali ada obrolan. Tapi selebihnya asik dengan pikiran masing-masing.
Udahlah gitu aja sih. Lanjut cari makan, naik Uber yang sama-sama ga tau jalan, pulang, tidur. Besoknya siap-siap balik Kairo. Ada drama lari-larian ngejar kereta. Tapi tetap ga kekejar. Deg-degan takut ketinggalan kereta ke Kairo. Tapi Alhamdulillah ga terjadi. Kami pulang dengan selamat ke Kairo.
Dan sampai Kairo, aku dapet undanganmu
Nanti kalo ada trip lagi, insyaallah kuceritain. Bye!
0 notes
Text
Menapaki Jejak Para Nabi bersama Cheria Holiday
New Post has been published on http://bit.ly/2EL1b4c
Menapaki Jejak Para Nabi bersama Cheria Holiday
Bila kamu muslim/muslimah yang sudah berkesempatan traveling berkeliling dunia, tapi belum pernah mengunjungi Masjid Aqso, sebaiknya kamu mulai merencanakannya untuk perjalananmu berikutnya.
Tour Jejak Rosul Cheria Holiday
Tidak tanggung-tanggung, Rosululloh SAW bersabda tentang Masjid Aqso di atas,
“Tidak disarankan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu)
Tentu, kamu sudah paham. Selain kita berziarah menapaki jejak Rosul di Masjid Aqso, kamu insya Allah mendapatkan ganjaran pahala karena mengikuti sunnah Rosululloh SAW.
Nah, kamu bisa mempercayakan perjalanan Menapaki Jejak Para Nabi bersama Cheria Holiday.Selain memfasilitasi perjalananmu menuju Masjid Aqso (Palestina, Yordania, dan Mesir). Berdiri sejak tahun 2012, Cheria Travel dengan program Travel Wisata Halalnya, sudah berpengalaman melayani ribuan wisatawan dan peziarah.
Kamu tidak perlu khawatir, karena selain memiliki komitmen pelayanan terbaik, harganya yang bersaing, dan adanya garansi kepuasan bagi para tamu, Cheria Travel bisa kamu andalkan ketika akan Tour Jejak Rosul ke Masjid Aqso.
Rincian Paket Tour Ziarah Masjidil Aqso 2018
Seperti yang disebutkan di atas, tour ini tidak hanya ziarah ke Masjid Aqso tetapi juga ke Yordania dan Mesir selama 10 hari. Berikut rincian perjalanannya:
Hari 1
Peserta tour berangkat menuju Kairo menggunakan Oman Air pukul 14.50 dan insya Allah akan tiba di Cairo International Airport pukul 23.45.
Setelah bertemu dengan pemandu, para peserta akan diproses imigrasinya lalu langsung menuju hotel untuk beristirahat.
Hari 2
Dimulai dengan sarapan di hotel, peserta akan langsung mulai tour di Kairo dengan urutan sebagai berikut:
Makam Imam Syafi’i
Piramid dan Sphinx
Perfume Factory dan Papyrus
Setelah tour ke 3 lokasi di atas, peserta akan makan siang bersama, lalu melanjutkan tour ke:
Egyptian Museum
Masjid Al Azhar
Husein Mosque (ziarah ke makam cucu Rosululloh SAW)
Khan El Khalili Bazaar
Nile Cruise (restoran terapung)
Di Nile Cruise itulah, peserta akan makan malam sembari melihat tari khas Mesir.
Hari 3
Setelah sarapan di hotel, peserta akan melanjutkan perjalanan ke Alexandria dengan rincian kunjungan ke:
Makam Nabi Daniyal dan Lukmanul Hakim
Masjid Mursi Abu Abbas
Makam Imam Busiri
Makam Abu Darda
Pantai Alexandria
Istana Montazah
Perpustakaan Alexandria
Laut Mediterania
Citadel of Qaitbay
Setelah menyelesaikan tour, peserta akan kembali ke Kairo untuk makan malam dan beristirahat.
Hari 4
Seperti sebelumnya, peserta sarapan di hotel terlebih dahulu sebelum menuju:
St. Catherine lewat Terusan Suez
Terowongan Ahmad Hamdi
‘Uyun Musa
Lokasi Fir’aun tenggelam
Sebelum melanjutkan tour, peserta makan siang. Lokasi tour berikutnya di hari ke-4:
Patung Al-Samiri
Biara St. Catherine
Gunung Sinai (hiking)
Masjid Al Wadi Al-Muqaddas
Makam Nabi Harun AS
Makam Nabi Sholeh AS
Hari ke-4 ini diakhiri dengan makan malam dan istirahat di hotel.
Hari 5
Setelah sarapan, peserta akan menuju:
Biara St. Catherine (melihat Pohon yang Terbakar dalam riwayat Nabi Musa AS dan Surat Perjanjian Nabi Muhammad SAW
Laut Merah (kota Taba)
Hari ke-5, peserta bermalam di Taba.
Hari 6
Sarapan pagi di hotel, selanjutnya peserta akan melanjutkan perjalanan ke perbatasan Taba untuk imigrasi menuju Jerusalem.
Lokasi yang dikunjungi:
Bukit Zaitun
Masjid Aqso (sholat)
Bethlehem
Masjid Omar
Kolam Salomo
Hebron (Al Haram Al Ibrahimi)
Makam Nabi Yunus AS
Di hari ke-6, peserta bermalam di Jerusalem.
Hari 7
Selepas sarapan di hotel, peserta akan memulai city tour di Jerusalem, seperti:
Kompleks Aqso (Dome of the Rock, Mt. Olive, Salam El Farisi Mosque, Bouraq Mosque)
Via Dolorosa
Makam Rabiah El Adawiyah
Pasar tua di kota suci (Al Qahtani, Khan Al Zait, Al Atarin)
Gereja Makam Kudus
Omar Mosque
Golgotha
Di hari ke-7, peserta masih bermalam di Jerusalem.
Hari 8
Sarapan di hotel, lalu peserta akan melanjutkan perjalanan ke Jericho dan mengunjungi:
Makam Nabi Musa AS
Allenby Bridge (menyeberang ke Yordania)
Kerak dan Muta’a
Makan siang sejenak lalu melanjutkan mengunjungi:
Zaid bin Haretha
Jafa’a bin Aby Taleb
Abdallah bin Rahawa
Istana Shobak
Hari ke-8 diakhiri dengan perjalanan menuju Petra untuk makan malam dan istirahat di hotel.
Hari 9
Sarapan sembari check-out hotel, peserta melanjutkan napak tilas ke Wadi Rum lalu langsung makan siang di restoran lokal di sana.
Selanjutnya, peserta akan diajak ke lokasi yang sangat terkenal yaitu gua di riwayat Ashabul Kahfi.
Baru terakhir, peserta akan mengunjungi makam Abdurrahman bin Auf, lalu bermalam di Amman.
Hari 10
Setelah sarapan, peserta akan langsung menuju makam Bilal bin Rabah. Makan siang di hari ke-10 ini di restoran lokal yang langsung dilanjutkan perjalanan ke Queen Alia International Airport.
Menggunakan pesawat Oman Air, peserta akan diterbangkan ke Muscat (sampai pk. 23.45), transit di sana, lalu terbang menuju Jakarta.
Hari 11
Semua peserta sampai di Jakarta kembali, insya Allah.
Ziarah Jejak Rosul Penuh Hikmah
Coba deh hitung, berapa tokoh coba yang kamu kunjungi di tour ini? Buanyak banget!
Tidak cuma makam Nabi dan Rosul, kamu juga diajak mengenali dan menyelami cerita para sahabat Nabi Muhammad SAW yang juga tentu banyak memberikan hikmah dan pelajaran dalam hidup kita.
Sekarang yang kamu cek adalah jadwal keberangkatan, JANGAN sampai kelewatan!
20 Oktober – 30 Oktober 2018
17 November – 27 November 2018
Nah, silakan langsung aja ya KLIK LINK-nya untuk info selengkapnya dan cara daftarnya: Tour Jejak Rosul. Happy traveling!
0 notes
Text
Alexandria, Saksi Hadirnya Peradaban Islam di Mesir
Judul tersebut termasuk dalam Feature Sejarah. Sebelumnya, apasih yang dimaksud dengan Feature ? Feature adalah alah satu teknik penulisan berita jurnalistik, untuk mengungkapkan secara panjang lebar dan mendalam, suatu realitas sosial yang dijumpai di tengah masyarakat. Berdasarkan batasan itu, di kalangan jurnalis Indonesia, feature disebut juga berita kisah atau berita bertutur. Menurut Wolseley dan Campbell ada 6 Jenis Feature, yaitu :1. Feature Minat Insani (human interest feature) 2. Feature Sejarah (hystorical feature) 3. Feature Biografi (biografical feature) 4. Feature Perjalanan (travelouge feature) 5. Feature yang mengajarkan keahlian (how-to-do feature) 6. Feature Ilmiah (scientific feature).
[Analisis]
Alexandria, sebuah nama yang cantik. Sesuai namanya, kota di pesisir utara Mesir ini memang sangat cantik [What]. Kota ini berhadapan langsung dengan birunya Laut Mediterania. Bibir pantainya dihiasi hamparan pasir putih kekuningan, khas padang pasir Timur Tengah, berbaur dengan bebatuan yang menonjol di sana-sini [Where].
Dari sisi usia, Alexandria tergolong kota tua. Ia dibangun oleh Alexander the Great (Alexander Agung), penguasa Kekaisaran Makedonia, sebuah negeri di timur laut Yunani. Pada masa jayanya, Alexander berhasil memimpin ke kaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, yang membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Ketika menaklukkan Mesir, ia membangun Alexandria dan menjadikannya sebagai ibu kota kekaisaran [Who].
Sejarah mencatat, Alexander the Great membangun kota ini pada 332 SM dengan mendatangkan sejumlah arsitek dari Yunani. Tak heran, ‘cita rasa’ Romawi sangat terasa di Alexandria. Hal itu tampak pada berbagai bangunan peninggalannya, seperti gedung teater tempat adu gladiator yang merupakan tiruan Colloseum di Italia [When].
Saat ini, kota terbesar kedua di Mesir tersebut dihuni oleh sekitar empat juta orang. Selain menjadi saksi masuknya peradaban Romawi, Alexandria juga merupakan saksi sejarah hadirnya peradaban Islam di kawasan ini. Tak heran, Alexandria memiliki banyak peninggalan bersejarah, yang beberapa di antaranya masih bisa disaksikan hingga saat ini [Why].
Masjid al-Abbas al-Mursi, merupakan masjid terindah dan paling bersejarah di Alexandria. Kemegahan bangunannya telah menarik perhatian banyak orang, bukan saja untuk beribadah, tapi kekaguman orang akan arsitekturnya. Tampil dengan fasad berwarna krem, empat kubah besar dan sebuah menara nan menjulang, masjid ini dibangun pada 1775 M untuk menghormati Syekh Abu al-Abbas al-Mursi, ulama Andalusia yang makamnya terdapat di dalam tempat ibadah ini. Syekh al-Mursi lahir di Andalusia, Spanyol, pada 1219. Pada 1242, ketika penguasaan Kristen di Spanyol kian meningkat, ia merantau ke Tunisia, kemudian ke Alexandria, tu juan populer banyak ulama pada saat itu. Sang ulama, yang dikenal sebagai guru dan cendekiawan, tinggal di kota ini selama 43 tahun hingga wafatnya pada 1286. Untuk sampai pada bentuknya yang sekarang, masjid ini telah beberapa kali direnovasi, salah satunya pada1943 ketika Mesir diperintah oleh Raja Faruk I. Kala itu, ditambahkan alun-alun masjid yang luasnya 43.200 meter persegi.
Benteng Qaitbay, berdiri megah di bibir Laut Mediterania, benteng ini dibangun oleh salah satu sultan dari Dinasti Mamluk, al-Ashraf an-Nashr Syaifudin Qaitbay, pada 1423 M. Layaknya benteng, bangunan ini berfungsi untuk menahan serangan yang kerap datang untuk mencaplok Mesir. Ancaman serangan itu utamanya datang dari pasukan Turki Utsmani. Kini menjadi objek wisata penting di Alexandria. Berada di benteng ini, pengunjung dapat menyaksikan sebuah karya arsitektur benteng yang indah dengan loronglorong panjang serta pandangan lepas ke Laut Mediterania nan luas. Tampil dengan warna pastel yang lembut, benteng ini dilengkapi pula dengan masjid di lantai tertinggi
Taman Muntazah, berada di ujung timur Alexandria. Taman yang terhampar seluas 155 hektare ini dikelilingi tembok besar dari selatan, timur, hingga barat. Namun, di sisi utaranya pengunjung bisa menikmati indahnya pantai dan matahari terbenam. Taman ini didominasi oleh pohon kurma. Selain tanaman khas dunia Arab itu, tumbuh pula aneka kembang, seperti bougenville, lantana ungu, kembang sepatu, dan tanaman hias lain yang jarang ditemui di wilayah tropis seperti Indonesia. Taman ini merupakan bagian dari Istana Muntazah, kediaman Raja Faruk, keturunan ter akhir Dinasti Muhammad Ali yang menguasai Mesir sejak abad ke-19. Pada 1953, Raja Faruk digulingkan lewat kudeta militer oleh Gamal Abdul Nasser, yang kemudian mengubah sistem pemerintahan di Mesir dari kerajaan menjadi republik. Setelah dikudeta, dia diasingkan ke Monako sampai meninggal. Kini, Istana Raja Faruk menjadi milik negara dan digunakan sebagai tempat menerima tamu-tamu kenegaraan [How].
0 notes
helmanumasta22 · 2 years
Text
Wisata Jeep dead sea, tour dead sea dari tel Aviv, tour dead sea dari Jerusalem, Wisata dead sea dari Amman, tour gulungan dead sea, wisata Perahu dead sea, tour dead sea massada ein gedi, wisata Petra dan dead sea, wisata dead sea Petra wadi rum, jembatan raja husein, jembatan allenby ke petra, layanan vip jembatan allenby, jam jembatan raja husein, jam jembatan allenby 2022, situs web jembatan allenby, tour jembatan raja husein mesir, alexandria mesir, wisata alexandria mesir, kota alexandria mesir, sejarah kota alexandria mesir, alexandria di mesir*ISRA MI'RAJ DI BUMI PALESTINE*
Assalamualaikum Kembali kami menginfokan kepada Bapak/Ibu untuk program konsorsium kami 🕌 *JEJAK JEJAK RASUL 3 NEGARA MESIR JERUSALEM JORDAN* 🕌 🚌
*CITY TOUR :*CAIRO - ALEXANDRIA - TABA – JERUSALEM – HEBRON - JERICHO – ALLENBY - DEAD SEA - AMMAN - WADI RUM - PETRA - BLESSING TREE (POHON SAHABI)
📝 *PERIODE KEBERANGKATAN:*12 – 22 FEBUARI 2023
✈ *EMIRATE AIRLINES*
💵 *PRICE :*USD 2599 ALL INSegera Booking karena Seat Terbatas & Happy Selling ✈️💺
Info dan reservasi
0815-611-0900
Tumblr media
0 notes
helmanumasta22 · 2 years
Text
Tumblr media
Wisata Jeep dead sea, tour dead sea dari tel Aviv, tour dead sea dari Jerusalem, Wisata dead sea dari Amman, tour gulungan dead sea, wisata Perahu dead sea, tour dead sea massada ein gedi, wisata Petra dan dead sea, wisata dead sea Petra wadi rum, jembatan raja husein, jembatan allenby ke petra, layanan vip jembatan allenby, jam jembatan raja husein, jam jembatan allenby 2022, situs web jembatan allenby, tour jembatan raja husein mesir, alexandria mesir, wisata alexandria mesir, kota alexandria mesir, sejarah kota alexandria mesir, alexandria di mesir
ISRA MI'RAJ DI BUMI PALESTINE
Assalamualaikum
Kembali kami menginfokan kepada Bapak/Ibu untuk program konsorsium kami
🕌 JEJAK JEJAK RASUL 3 NEGARA MESIR JERUSALEM JORDAN 🕌
🚌 CITY TOUR : CAIRO - ALEXANDRIA - TABA – JERUSALEM – HEBRON - JERICHO – ALLENBY - DEAD SEA - AMMAN - WADI RUM - PETRA - BLESSING TREE (POHON SAHABI)
📝 PERIODE KEBERANGKATAN: 12 – 22 FEBUARI 2023
✈ EMIRATE AIRLINES
💵 PRICE : USD 2599 ALL IN
Segera Booking karena Seat Terbatas & Happy Selling ✈️💺
Info dan reservasi :
wa 0815-611-0900
1 note · View note
stevaninumasta22 · 2 years
Text
Isra'Miraj Di Bumi Palestine 0815-611-0900 WA
Tumblr media
tour amman jordan, city tour amman jordan, tour guide amman jordan, tour wadi rum, wisata terbaik wadi rum, alexandria mesir, tour petra jordan, jembatan raja husein, sahabai tree jordan, pohon sahabi di yordania, tour cairo, tour cairo mesir, wisata jeep dead see, tour jerusalem, jericho city palestine, tour jericho, taba mesir, wisata taba
0 notes
stevaninumasta22 · 2 years
Text
Paket tour muslim 0815-611-0900 WA
Tumblr media
tour amman jordan, city tour amman jordan, tour guide amman jordan, tour wadi rum, wisata terbaik wadi rum, alexandria mesir, tour petra jordan, jembatan raja husein, sahabai tree jordan, pohon sahabi di yordania, tour cairo, tour cairo mesir, wisata jeep dead see, tour jerusalem, jericho city palestine, tour jericho, taba mesir, wisata taba
0 notes