tamubrengsek
tamubrengsek
tamubrengsek
31 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
tamubrengsek · 6 years ago
Text
Comeback
Hello Tumblr, it's been almost 4 years since my last post. After 4 years full of ups and downs without writing in this platform, melancholic side of mine forced me to comeback here writing shit-but-cringe about my feeling. It's great to be back, and after all this time, i'd say "I'm back bitch."
Fuck grammar, i just want to post it spontaneously.
1 note · View note
tamubrengsek · 6 years ago
Text
Worthed
Ada urusan yang belum selesai. Rasanya ini mengganjal. Tentang saya, dan juga anda. Baik dulu, maupun sekarang, ada harap yang tetap sama. Baik dulu, maupun sekarang, ada usaha yang perlu di lakukan. Yang sekarang, tentunya, perlu jauh lebih besar. Kenapa? Entah. Mungkin karena banyak hal signifikan, yang terjadi pada rentang waktu diantara dulu dan sekarang. Apapun itu, tidak masalah bagiku. Aku akan terus berusaha, sampai aku tidak bisa berusaha lagi.
Asa ini naik turun. Melihat kita saling bertukar pesan. Oh, senang sekali rasanya. Meskipun saya tidak tahu pasti, tentang respon anda ini, apakah ini kabar baik, atau kabar buruk. Saya benar-benar tidak bisa menebaknya. Yang saya tahu pasti, saya sedang memperjuangkan sesuatu yang sangat layak.
Bandung, 7 Juni 2019. 23:12
1 note · View note
tamubrengsek · 6 years ago
Text
Yang mengganjal
Ku tulis pesan tersirat
Untuk yang tersurat
Sebab akibat
Ingatan tentang mu yang pekat
Jariku tak berhenti
Klik sana klik sini
Temukan informasi
Tentangnya yang sedang pergi
Asaku tak pernah letih
Mendorong ku beraksi
Tak mengapa
Bagiku ini manusiawi
Rasa takutku tak seberapa
Dibanding cemasku
Ku cuma ingin tahu
Bagaimana kabarmu?
Bandung, 7 Juni 2019. 22:16
1 note · View note
tamubrengsek · 8 years ago
Quote
Highschool friends, they're best.
1 note · View note
tamubrengsek · 9 years ago
Photo
Tumblr media
9K notes · View notes
tamubrengsek · 9 years ago
Text
Yang Harus
Ada yang harus reda, namanya ego.
Ada yang harus terik, namanya keyakinan.
Ada yang harus mengalir, namanya kebaikan.
Ada yang harus surut, namanya amarah.
Ada yang harus luas, namanya hati.
Ada yang harus dalam, namanya pikiran,
Ada yang harus berjuang, namanya aku.
©kurniawangunadi
3K notes · View notes
tamubrengsek · 10 years ago
Quote
It is miserable, but for a while, i feel like i just don't belong to be here, perhaps.
2 notes · View notes
tamubrengsek · 10 years ago
Text
Takdir
Ini sulit Rasanya ingin kembali Lelah nampaknya Terus tenggelam dalam jelaga
Akalku berbisik lirih Logika makin buat merintih Luapkan sesal munculkan perih
Hati ini menjerit Ada tanya yang terus menghantui Apakah takdirku memang tuk berada disini?
Kamis, 24 September 2015, 20:14
1 note · View note
tamubrengsek · 10 years ago
Quote
Kelak aing bakal amat sangat mensyukuri tanggal 9 Juni 2015
Thought
0 notes
tamubrengsek · 10 years ago
Quote
Sumber air yang tak terlalu diinginkan: mata
Zenrs
1 note · View note
tamubrengsek · 10 years ago
Text
New Chapter
Aku sedikit menoleh untuk temukan fakta. Gelisah ini memuakkan. Ditemani keingintahuan yang terus menyeruak, aku coba beranjak. Rasanya semu untuk mencarinya. Bila berhasil pun hanya luaskan amarah. Tak guna lagi untuk membahasnya, rasa ingin tahu ku memang kelewat batas. Sesal bukanlah hantu masa lalu. Hanya perlu ikhlas, sirnalah jelaga di dalam kalbu. Lebih baik ikuti arah angin, daripada terus sesali. Kemana arahnya membawa, siapa yang tau?
Rabu, 28 Januari 2015
23.22
1 note · View note
tamubrengsek · 11 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Wajah Baru Alun-Alun Bandung setelah di tata ulang Pak Walikota.
Rabu, 14 Januari 2015.
1 note · View note
tamubrengsek · 11 years ago
Quote
Karena pantang menyerah dan keras kepala itu beda-beda tipis
Quote of the week
3 notes · View notes
tamubrengsek · 11 years ago
Text
Disana
Satu yang mengoyak khayalku Tentang sesuatu yang telah layu Buatku ini mengganggu Pikiranku yang tengah terbujur kaku
Aku memang tak pandai berkilah Untuk sekedar tutupi salah Ucapan maaf untuk yang terluka Biarlah terucap walau tak diterima
Aku bukanlah seorang hipokrit Yang bisa samarkan diri Dari kejaran kenyataan pahit Rasanya lebih baik ku siapkan diri Untuk pergi tanpa pamit
Minggu, 23 November 2014, 23.08
0 notes
tamubrengsek · 11 years ago
Text
Bagiku yang terjadi saat ini seperti sebuah anomali. Tak bisa dipungkiri bahwa terkadang muncul rasa iri. Entahlah, aku pun sebenarnya tak menginginkannya. Aku hanya tak ingin terus dibayangi oleh stigma negatif. Stigma yang membuat ku bergelut untuk membohongi perasaan, agar aku dapat mengetahui lebih banyak tentang kalian dan mereka. Agar aku tak tertinggal lebih banyak lagi. Agar aku dapat merasakan yang telah kalian alami. Karena apa yang aku alami, tak sama seperti kalian. Karena jalanku bukan jalan kalian. Takdirku juga tak seperti kalian pada umumnya. Karena aku, kalian, dan mereka, mungkin memang tak akan sepenuhnya sama lagi. Setidaknya untuk saat ini, hingga waktu yang tak menentu. Karena kehidupan memang tak selamanya linear. Membuatku berpikir, untuk apa aku ada disini?
Minggu, 16 November 2014. 22.12
0 notes
tamubrengsek · 11 years ago
Text
Menyambut Sejarah Baru
Jumat, 7 November 2014, awalnya memang tak ada yang spesial ketika memulai hari itu. Hanya kuliah kalkulus dan solat jumat sebagai rutinitas seperti biasanya pada setengah hari Jumat. Mungkin berakhirnya penantian Cinta dan Rangga selama dua belas tahun dalam mini seri AADC sedikit memberi keharuan pada siang itu. Akan tetapi ada penantian lain yang berakhir hari itu. Penantian yang bahkan lebih lama dari dua belas tahun.
***
Sore itu, jalanan kota Bandung di beberapa titik menjadi lebih ramai dari biasanya. Segerombolan orang berbaju biru bertebaran di jalanan. Mereka mencari tempat untuk menyaksikan sebuah sejarah. Ya, pada saat itu, tim kesayangan warga Jawa Barat, Persib Bandung, tinggal selangkah lagi akan menjadi juara setelah terakhir kali merasakannya sembilan belas tahun yang lalu. Tak mudah untuk mewujudkan hal tersebut. Lawan dari Persib kali ini, Persipura Jayapura adalah juara bertahan musim lalu.
Sembilan belas tahun. Sembilan belas. Bahkan itu sama dengan umur saya saat ini.
Tentu saja saya juga tak ingin melewatkan momen tersebut dan mencari tempat nonton bareng yang paling ramai untuk menyaksikannya. Maka dipilihlah Balai Kota Bandung yang saya rasa cukup tepat untuk menjadi venue nobar.
***
Hari sudah memasuki waktu maghrib, saya menyempatkan diri untuk solat di masjid raya dekat Balai Kota. Kala itu jemaah di masjid tersebut mendadak menjadi biru seluruhnya.
Setelah selesai solat maghrib, saya dikejutkan ketika tiba-tiba seorang petinggi masjid naik mimbar untuk memberikan sedikit khutbah yang kira-kira begini isinya,
"Alangkah indahnya ketika kita memiliki harapan, lalu kita melaksanakan solat. Lalu setelahnya, kita berdoa kepada Allah agar harapan kita itu dikabulkan. Oleh karena itu, mari kita berdoa agar tim Persib Bandung mampu memenangkan pertandingan malam hari ini."
Bloody hell, football!
Baru kali ini saya melaksanakan doa bersama di masjid raya hanya untuk sebuah pertandingan sepak bola. Dan mungkin semua tempat di Bandung melakukan hal yang sama kala itu.
Akhirnya saya memasuki balai kota dan menempati bagian sayap kanan.
Disana sudah berkumpul ribuan bobotoh yang sudah siap sejak sore hari. Dengan nyanyian khas nya, kami siap untuk menyambut sejarah baru.
"Sekarang telah menjadi lautan biru, mari bung rebut kembali"
***
Selama pertandingan, saya berusaha untuk menikmati setiap momen yang terjadi, baik ketegangan maupun keriuhan bobotoh pada malam itu. Tidak tahu hasil akhirnya baik atau buruk bagi Persib, malam itu adalah sejarah. Entah sudah berapa lama saya tidak merasakan euforia akan sepakbola lokal yang menggila ini.
Pertandingan berakhir dengan skor 2-2 pada waktu normal sehingga harus dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Namun pada babak ini, skor tidak juga berubah hingga harus berlanjut ke babak adu penalti.
Ketegangan memuncak. Empat eksekutor pertama dari Persib dan tiga eksekutor pertama Persipura mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Ketika penendang ke empat Persipura gagal dalam mengeksekusi penalti, balai kota semakin riuh. Teriakan “JUARA!” sudah mulai terdengar, petasan pun mulai di ledakan ke angkasa. Sedangkan disisi yang lainnya, teriakan yang mengingatkan bahwa kita belum juara juga nyaring terdengar. Maka tibalah saatnya penendang ke lima Persib untuk mengeksekusi penalti.
Ahmad Jufriyanto menarik nafas, ia tahu akan menjadi penentu kemenangan apabila tendangan penaltinya berhasil. Dengan ancang-ancang yang tidak terlalu jauh, dia melakukan tendangan penalti dan….. BANG!
***
Balai kota mencapai puncak keriuhannya pada malam itu. Tak kuat rasanya untuk tidak meneteskan air mata. Bagi saya, mungkin ini momen paling emosional selama menjadi seorang supporter. Menangis untuk sebuah pertandingan sepak bola, tak apa, tangis haru memang bertebaran pada malam itu. Semua orang saling merangkul, tak peduli orang disekitarnya dikenal atau tidak, seakan-akan kita semua adalah keluarga, dipersatukan oleh sebuah ikatan yang bernama, Persib Bandung.
Teriakkan “Persib Juara!” benar-benar terdengar pada malam itu. Petasan dan juga flare dinyalakan dalam perayaan kami yang sedang merayakan selesainya penantian sembilan belas tahun. Tak henti-hentinya kami melakukan kami melakukan selebrasi yang timbul dari emosi dalam diri. Biarkan lah kami dan warga Bandung lainnya untuk berpesta. Karena sembilan belas tahun bukan waktu yang sebentar. Karena kota ini sudah terlalu letih untuk menanti lebih lama lagi.
Bagi generasi yang lahir tahun 90an keatas, mungkin Persib juara hanya sebuah dongeng. Sebuah dongeng yang terlalu sering diperdengarkan tiap tahunnya dan selalu menimbulkan harapan akan menjadi nyata. Akan tetapi yang terjadi tahun ini berbeda. Apa yang terjadi tahun ini layaknya sebuah antiteori dari tahun-tahun sebelumnya. Generasi 90an keatas akan selalu mengingat Palembang sebagai tempat yang bersejarah. Generasi 90an keatas akan selalu mengingat 7 November 2014 sebagai bahan cerita untuk anak cucu mereka.
"Liga Indonesia tak pernah mulus jalannya dan selalu penuh kerikil, tapi ini adalah sebuah season finale yang megah. Ini adalah sebuah pamungkas yang akan membuat fans klub lain bertutur dalam hati, ‘Tahun depan giliran kami.’”
- Pangeran Siahaan
Tumblr media
Wilujeng, Persib!
1 note · View note
tamubrengsek · 11 years ago
Text
Harap
Semoga Yang diresahkan Yang dirisaukan Tak akan berujung kekecewaan
Semoga Yang telah terucap Yang telah terungkap Tak akan menjadi untai lisan yang menguap
Semoga Yang telah tertulis Yang telah terlukis Tak akan menjadi sekedar barisan janji manis
Semoga Yang telah dialami Yang telah terlewati Tak akan menjadi sekedar ingatan basi
Semoga Yang telah tersurat Yang telah tersirat Tak akan berakhir sia-sia
Semoga Pada akhirnya Kau dan aku Akan menjadi kisah yang nyata
Minggu, 2 November 2014, 00.34
1 note · View note