Text
Logged out. If you read this, the blog is yours. There's no more writing about you in the future, but you once lived here with me. Back in the day. Back in our day.
0 notes
Text
Selamat ulang tahun Khai yang walau namanya ada banyak yang pakai, cuma Khai yang ini yang berkesan buatku. Khai yang ini berulangtahun kemarin, tapi seperti tahun lalu, dia merayakannya di H+1. Sebelum tiup lilin, pejamkan mata dan bilang apa yang kamu mau biar terkabul doamu oleh-Nya. Mauku cuma kamu terus bahagia. Kamu layak dirayakan.
0 notes
Text
You might wonder why did I said yes after all things you said to me. I don’t know either. But it is a solace to know I’m still able to love you. It always is. It brings me some sort of peace to know after all these shitty days, I could still love you. I could still have a tiny place on the internet belongs to me and you. Probably telling you about unimportant little things, about foods I just cooked, about my headache. I could tell you about everything. And not being with you means I would lose that tiny place. I would belong to nowhere. I am already unimportant, and I would be even more unimportant.
I don’t want to lose what’s left of you. Even when you told me you can’t be whole again when you’re with me. Even when the place I told you becomes even smaller.
You were once my safe space. You still are.
1 note
·
View note
Text

Kamu tau gak dulu aku seneng bgt soalnya DP kita kayak lagi couple-an padahal bukan wkekekekekek lucu bgt!!!!! Pas itu aku masih mikir sebenernya aku deket sama kamu gak sih soalnya aku takut aku anggep iya tapi kamu anggep temen doang ._____. (pengalaman)
1 note
·
View note
Text
Tadi malem aku ngerayain ulang tahun kakak iparku. Kecil-kecilan sih, pakai donat dari The Harvest aja. Terus aku kepikiran, sebentar lagi ulang tahun kamu. Kamu mau kue atau donat? Atau kue kukis bikinan aku? Kalau kue/donat, harus beli. Kalau dikirim dari sini susah.
8 notes
·
View notes
Text
Halo. Aku baru selesai makan nasi goreng kimchi. Tadi pagi aku makan 2 donat, terus sekarang nasi goreng. Enggak sehat banget. Tapi kenyang. Kamu udah sarapan belum?
3 notes
·
View notes
Text
Aku sayang kamu hari ini. Barusan aku baru makan donat gula. 2. Hari ini lagi enggak pengen hidup sehat, enggak ke gym juga. Aku cuma mau selimutan di kasur aja. Tadi malem, aku tiba-tiba keinget kamu lagi. Sebelum tidur aku penasaran, kamu tidur atau belum ya? Terus aku stalk akun kamu lewat akun kosongan aku. Ternyata nggak ketauan kamu udah tidur atau belumnya. Kamu tidurnya nyenyak enggak? Semoga kalau kamu tidur, enggak digigit nyamuk ya.
1 note
·
View note
Text
Halo! Aku nulis ini soalnya tadi liat Spotify kamu play Asing-nya Juicy Lucy. :D Aku gak tau kamu bakal baca ini atau enggak (soalnya kamu biasanya lupa URL blog ini), cuma aku kangen. Terus bingung harus kemana.
Aku masukin lagu Asing barengan sama Langit Favorit di playlist yang lagi suka aku dengerin sekarang. Lagunya kayak tanya-jawab. Liriknya nyambung.
Sedih ya, padahal aku belum tau warna langit favorit kamu apa. Karena kamu morning person dan gak suka begadang, kayaknya bukan malem ya warna langitnya? Mungkin lebih ke sunset atau sunrise kali ya. Kalau aku sukanya sunset, apalagi kalau warnanya pink! Cuman, jarang banget aku nemuin warna langit kayak gitu. Terakhir pas aku ke Bali aja.
Aku masih bimbang banget akhir kita gimana. Ternyata, gak ada kamu hampa banget. Aku ngerasa kehilangan aja gitu. Biasanya bangun tidur siang aku bales chat kamu, ngingetin kamu makan, tapi sekarang tiba-tiba aku nggak bisa kayak gitu lagi. Kalau aku reactivate akun nanti, kita bakal bareng lagi gak, ya? Aku nggak tau. Tapi kalau enggak, rasanya bakal sia-sia banget reactivate akun.
Sebelum aku hapus akun KKT, aku sempet curhat sebentar sama Macie & Bailey. Nggak membantu sih kalau sama Macie karena problem dia sama kita mirip. Tapi ada yang Bailey bilang yang aku inget. Kalau udah lost spark, udah gak bisa diapa-apain lagi. Aku sedih banget dengernya. Kayak... emang iya ya? Tapi kamu sempet bilang ke aku, kamu masih sayang aku. Aku juga masih sayang banget sama kamu. Aku mikir apa emang gak bisa dibetulin lagi kalau udah lost spark? Aku bukan tipe orang yang selalu pengen hubungan itu buat jadi menarik dan exciting, kadang bareng sama kamu tanpa ngapa-ngapain pun aku seneng, jadi aku gak tau lost spark itu kayak gimana. You’re still as attractive as when you talked with me for the first time. You’re still as interesting as you were back then. Aku kaget bukan main pas kamu bilang kamu lost spark, karena hampir semua orang yang cerita soal lost spark, ujung-ujungnya putus. I started wonder what I did wrong. Walaupun kamu bilang bukan salah aku, aku tau kok aku juga bikin salah. Mungkin itu salah satu alasannya.
Aku nggak tau apa ‘spark’ itu bisa balik lagi atau enggak... tapi semoga aja bisa. Kalaupun enggak, in my case, buat ngilangin ‘spark’ di aku, maybe I would need fully 2 months. Maybe even more.
Udah segitu aja. Lama-lama nulis gini sedih juga (padahal yang baca mungkin aku doang). Kamu jangan lupa makan ya.
3 notes
·
View notes
Text
Listing things that remind myself about you.
Like I said, everything around me somehow reminds me of you :)
Restoran ramen
Kucing kecil!
Basreng
https://youtube.com/shorts/F2vL5gR9JOQ?si=gu9UFFJoebtc-R8f
Hujan
Susu ultra
Tobiko sushi
https://twitter.com/Yoda4ever/status/1717198826975715707?t=axslu0D_5AFEId1FZepsqw&s=19
0 notes
Text
Aku menulis ini dengan mata yang setengah berat untuk pacarku yang sudah terlelap. Hari-harinya biasanya diisi dengan penat. Kalau aku bisa mengangkat setengah dari bebannya, aku mau mengangkat itu agar ia bisa merasa ringan. Tidak perlu lagi jalan dengan leher tertunduk karena keberatan beban di pundak.
Kalau aku bisa melakukan apa saja, aku mau mencuri semua kebahagiaan di dunia buat dia. Dia pantas atas semua kebahagiaan di atas bumi. Dia pantas dicintai. Pantas untuk dapat peluk dan puk-puk di punggung setiap habis dimarahi bos atau diberi tugas yang bukan tanggungjawabnya. Pacarku pantas atas semua makanan di buffet all you can eat kesukaannya sampai ia kenyang.
Pokoknya, semua hal yang baik di dunia, kalau bisa aku curi bakal aku beri dia semuanya. Sampai kantong dan tasnya kepenuhan. Sampai kamarnya tidak bisa dibuka lagi pintunya. Semuanya!
1 note
·
View note
Text

Seperti kata Sal Priadi: “Besok kita pergi makan!”
Besok pagi, setelah mandi dan rapi-rapi, genggam tanganku erat, ya! Aku akan ajak kamu berjalan-jalan kecil berkeliling kota, mencumbu tiap sudut dari inci ke inci, akan ku ceritakan bagaimana bentuk bangunan-bangunan itu sebelum mereka dipermak. Kau tahu kalau aku pengamat handal. Semua sisi dari kota ini menarik, unik, dan bikin penasaran. Kalau kau tanya kenapa toko itu bentuknya seperti itu? Kemungkinan besar aku tahu. Kemungkinan besar aku telah menyingkap tirai tak kasat mata di balik toko itu yang tak semua orang tahu (dan peduli).
Kita berjalan-jalan melewati gang-gang kecil bau ikan asin dijemur yang banyak kucingnya. Kalau kau tidak lagi takut kucing, kita bisa ajak kucing-kucing itu berdansa. Kita bilang ‘permisi’ pada setiap orang yang sedang menjemur baju atau menepuk-nepuk kasur. Kalau kau lelah, boleh beristirahat sebentar di warung kelontong sambil membeli es teh botolan! Nanti kita lanjut lagi berjalan-jalan sampai kaki terasa berat, pundak terasa ringan. Ada banyak topik yang kita bisa bicarakan sambil bergandeng tangan.
Sebut tempat mana yang mau kau tuju. Toko buku? Kita bisa mampir ke sana. Kalau ini tahun 2010, kita bisa mampir ke rental DVD untuk menyewa satu film yang bisa kita tonton sepulang nanti. Bukit di belakang kota juga menarik jika kau mau duduk-duduk menanti sore sambil mengunyah cimol atau batagor dengan sedikit kecap, atau bakso (yang bumbunya hanya cuka dan sambal). Kita bisa menanti matahari pergi di atas rumput-rumput hijau, aku akan bawa anti-nyamuk buat mengusir serangga yang iseng mampir dari ilalang-ilalang di sekitar bukit. Aku mau senja datang perlahan, tanpa awan dan tanpa hujan, menjemput rombongan bulan dan bintang-bintang dengan damai. Aku mau kita seperti itu. Jika tak ada lagi tanganku di genggamanmu aku mau melepasmu seperti sore yang pergi pelan-pelan, sempat mengecup kening langit sebelum ia pergi dan membenahi selimut biar malam tak terasa sepi. Rengkuh aku dalam pelukmu; sebagai imbalan, aku akan bisikkan kata-kata damai.
Untuk saat ini, mari pulang bersamaku. Kita sudahi hari-hari yang penat dengan makan malam di meja makan yang tersaji hangat. Apapun yang mau kau makan, biar aku yang masak. Kau boleh duduk santai di bawah lampu gantung ruang makan yang warnanya kuning temaram. Kau boleh minta aku berceloteh tentang hariku yang berwarna—kadang kelabu kadang ungu janda, sebagai gantinya aku beri kamu satu peluk untuk harimu yang pelik. Kau diizinkan untuk menangis di atas bahuku. Pakai baik-baik, ya. Kau boleh mengadu seperti seorang bayi. Apapun yang terjadi di harimu, aku siap mendengarkan. Kalau kau butuh kecupan, punya sejuta untuk diberikan kapan pun kau mau. Telingaku masih dua, dua-duanya terbuka lebar untuk setiap cerita. Kita bisa makan berdua di ruang makan dengan masakan hangat yang berasap, ditemani dua cangkir teh, ditemani gelak-tawa yang renyah atau sedu-sedan yang sepadan. Apapun itu.
Untuk saat ini, kita lupakan sejenak rencana menjemput sore yang tadi. Kita nikmati siang dengan terik dan hujannya. Kota ini belum sepenuhnya kita telusuri, hari masih panjang. Terus berpegangan tangan dan ingat kemana kau pulang, rumah yang tentram di balik bukit yang kebunnya diisi mawar. Di akhir dari setiap hari yang buruk akan selalu ada gerbang dan tangan yang terbuka lebar, semangkuk masakan panas untuk berdua, dan sepoci teh untuk dibagi.
Besok kita pergi makan, ya. Besoknya lagi. Lusanya. Seminggu penuh. Dua minggu. Satu bulan. Satu tahun. Satu dasawarsa.
Kita akan selalu pergi makan di kedai yang tenar di sosial media, di rumah makan yang baru buka, di emperan, di resto bintang lima, di dapur rumah kita, dimanapun! Setiap hari. Anggap itu hadiah dariku karena setiap hari kamu selalu membanggakan. Aku ingin mengapresiasi kerja kerasmu dengan semangkuk soto tanpa kecap atau ramen kesukaanmu (walau aku masih harus banyak belajar).
7 notes
·
View notes
Text

“Kalau kamu belanja nanti, aku ikut ya!”
Saras mengernyitkan dahi. Tumben banget. Biasanya, pacarnya cuma mau tau jadi. Ia akan memberi Saras selembar kertas berisi daftar barang-barang yang mau ia beli kemudian menjemputnya saat Saras menelpon.
“Kenapa kok tumben banget?”
“Kasian pacarku berat nanti bawa belanjaannya!”
“Kan biasanya juga gitu.”
Nakula cemberut, “Ya emang kenapa sih gak boleh ya sesekali aku mau nempel terus ke kamu?!”
Melihat wajah pacarnya yang sekarang merajuk bikin Saras ingin mencubit keras pipi Nakula, lalu ia kunyah seperti roti. Lucu sekali!
“Yaaa boleh,” ujar Saras. “Tapi nanti pulangnya makan di tempat yang aku mau, oke?”
“Kamu enggak mau masak aja?”
“Mau ikut gak?”
Nakula cemberut lagi. “Mau. Mau ikut.”
“Janji jangan kebanyakan beli jajanan?”
Mendengar syarat Saras, Nakula menunduk lesu.
“Janji?”
“Oke, janji... Asal pulang makan kita beli eskrim, ya...” Ia memohon dengan dua matanya yang besar.
“Boleh. Mau eskrim? Boleh. Mau apalagi? Aku cium? Boleh. Kamu mau apalagi aku kasih, deh!”
Nakula tersenyum kegirangan. Ia memeluk Saras dengan erat, lalu mencium pipi gadisnya berkali-kali. “Aku mau cium dan cium dan cium dan cium dan cium dan cium dan eskrim!”
0 notes
Text
6 months, 182 days, 4368 hours, 262080 minutes.
Aku enggak pernah nyangka kalau bakal ada waktunya buat aku dimana aku ngerasa disayang sebanyak ini. Perjalanan kita enggak mulus-mulus aja, tapi aku selalu bersyukur karena yang penting ada kamu di sini. 🩷
Terima kasih buat semua rasa sayang kamu, semua perhatian kamu, galaknya kamu kalau ngasih tau aku, pokoknya seeeemua tentang kamu buat aku, makasih buat itu. Aku sayang kamu banget. Detik ini aku lagi enggak banyak ide buat ditulis, jadi nanti ya kalau aku banyak idenya aku tulis buat kamu lagi.
Daaaah. Cayang byi kciw. 🍼
0 notes