Tumgik
thingsinmymindblr · 3 years
Text
Sebagai ibu baru, ngurus newborn ini agak melelahkan dan menguji kesabaran banget. Apalagi, sebagai anak tunggal aku nggak pernah ada pengalaman ngurus bayi. Rasanya lelah lahir batin harus nyusuin tiap dua jam apalagi kalo tengah malem karena harus sambil nahan ngantuk. Tidur nggak bisa tenang karena telinga harus siaga 24 jam.
Terus jadi timbul pertanyaan, sebenernya aku siap atau nggak sih jadi ibu?
Tapi ya tetep nggak bisa dipungkiri meskipun lelah banget fisik dan batin, ngelihat anak yang lagi tidur, yang senyum, perasaan lelah itu jadi hilang.. meskipun kalo pas waktu nyusuin kadang sebel karena belum sempet tidur, anak udah keburu bangun buat minta nyusu
Hari ini, ditengah perasaan lelah, tiba-tiba ada tamu..
Ternyata teman ibu..
Beliau tanya, gimana ASIku, lancar atau nggak. Terus beliau juga bilang, salut dan terharu sama aku karena beliau ngeliat dari aku menikah sampai sekarang, waktu nikah katanya aku mau ngurusin tamu, ngasih-ngasih sovenir langsung, katanya nggak banyak pengantin yang mau kayak gitu, juga aku mau tinggal bareng suami padahal tempat kerja jauh dan akhirnya harus resign karena hamil sampe sekarang udah lahiran dan ngurus baby sendirian, soalnya ibuku dan bapak kalo pagi kerja. Beliau salut dan kagum karena aku mau merelakan semua demi suami, juga anak. Sebelum pamit beliau bilang, itulah nikmatnya jadi ibu.
Setelah beliau pulang, aku yang lagi nyusui, sempet diem, mencerna omongan beliau.
Pas aku lagi galau-galaunya jadi ibu baru, ada kalimat kayak gitu...
3 notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
Ngelihat orang-orang yang bisa santai menghadapi hidup iri juga ya. Pengen bisa se santai itu tapi kok gak bisa, pasti ada aja yang dipikirin.
Rasanya hidupku kok ngesot. Lambat progresnya. Punya target finishnya di mana tapi melangkah ke sana kok rasanya berat terus.
Allah bilang, gak akan kasih beban ke manusia melebihi kemampuannya. Allah juga bilang kalo kesulitan itu selalu dibarengi sama kemudahan.
Gimana cara ngelihat kemudahan itu di tengah kesulitan ya? Gimana caranya kuat ngangkat bebannya ya?
2 notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
JULI 01
Tumblr media
Berantem tentang hal remeh suatu saat nanti akan kita rindukan. Menyatukan dua kepala ternyata butuh usaha yang luar biasa. Sempurna memang bukan milik manusia ya
1 note · View note
thingsinmymindblr · 5 years
Photo
Tumblr media
345 notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
Tumblr media
3K notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
Tumblr media Tumblr media
now i see daylight
1K notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
Lembayung
Di lembayung sore seperti ini, aku biasa menggandeng tanganmu. Mengisi relung-relung kosong di sela jemarimu.
“Mau ke mana?” Tanyamu.
Aku terkekeh, “Ke depan, ke indomaret. Jajan.”
Kau tidak protes. Kau menyetujui untuk ikut tanpa banyak tanya beserta gegas memakai sepasang sandal bewarna merah yang tampaknya hanya muat untuk kaki kecilmu saja.
Kita berjalan. Banyak tertawa. Kau mencoba menyamakan derap langkahku agar tidak tertinggal di belakangku. Kita adalah dua pasang yang mudah bahagia di hal-hal yang sederhana. Sesederhana menghabiskan sore menjelang malam dengan jajan di minimarket lalu pulang ke tempat yang sama.
"Tak apa sesederhana ini?” tanyaku sepulang dari minimarket itu. Dengan melingkar keresek putih di lenganku sedangkan lenganku yang satu lagi kau peluk erat. 
“Gak papa. Asal ada kamu.”
Belum aku menjawab, tiba-tiba kau memotong lagi, “Jalannya jangan cepet-cepet!!” Ucapmu ketus dengan dalil ingin memeluk lenganku lebih lama ketimbang biasanya.
Aku duduk di sebelah pintu, sedangkan kau asik mengganti baju dengan pakaian yang lebih sejuk di tengah panasnya kota ini meski sekarang cuaca sedang berganti menuju malam.
“Malam ini kita mau ke mana?” Tanyamu yang tengah menggulung rambut dan mengikatnya ke belakang.
“Di kamar saja, boleh?” usulku.
“Boleh.” Kamu langsung duduk di sebelahku, menyandarkan kepala di bahuku, lalu sibuk membuka ponselmu lagi.
Buatku, menghabiskan banyak waktu dalam satu ruangan yang sama asal bersamamu, aku seperti tidak pernah kelewatan apa-apa. Sebab, untuk hidupku, kamu adalah segalanya. Seakan wangi tubuhmu yang belum menyentuh air sejak pagi, wangi rambutmu yang tak kau bilas sejak kemarin, tak pernah mengganggu hidungku. Aku nyaman bersamamu di segala keadaan. Keadaan terburukmu sekalipun.
Sebab, kau; adalah hal-hal sederhana yang begitu aku cinta.
Lalu, kita menghabiskan seharian menonton tivi via hdmi. Sesekali ketika lehermu lelah, kau rebahkan kepalamu di dadaku sambil sedikit merengek memasang wajah manja itu. Kita tetap melanjut menonton, bedanya, kali ini tanganku memijat pelan punggungmu.
Seakan saat itu aku bisa dengan sombongnya berkata bahwa aku tau apa isi jawabanmu ketika mereka bertanya sebuah pertanyaan yang itu-itu saja;
“Apa tidak bosan seharian di kamar gitu aja?”
Sebab, aku pun akan menjawab hal yg sama seperti apa yg akan kau ucapkan di depan segala tanya-tanya itu;
“Bosan? Selama bersama dia?”
Kau melirik ke arahku, lalu tersenyum manis sekali, 
“Tidak akan pernah.”
263 notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
“Mahalnya kata maaf itu tetap tidak ada apa-apanya di hadapan kata percaya. Kau mungkin dimaafkan, tapi di tiap penjelasanmu yang selanjutnya, percaya kerap tak akan lagi kau temukan di mata mereka.”
— (via mbeeer)
1K notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
“Kita itu semacam sesuatu yang tak bisa dijelaskan, tapi sama-sama tak perlu penjelasan. Seakan bahagia karena bersamamu bisa menjawab semuanya.”
— (via mbeeer)
811 notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Photo
Tumblr media
2K notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
Tumblr media
Semoga saling tersembuhkan. Dengan semua tawa tentang hal bodoh di masalalu, rencana liburan yang entah kapan akan terlaksana, juga tentang bagaimana masing-masing dari kita punya harapan akan masa depan🌻
ed.
14 notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
“Sometimes the worst thing that happens to you, the thing you think you can’t survive…it’s the thing that makes you better than you used to be.”
— Jennifer Weiner, Fly Away Home (via books-n-quotes)
2K notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
⏱️
Dari semua yang sudah kita rangkai menjadi cerita, ada satu yang akhirnya menyadarkan. Tentang betapa kita merasa nyaman pada kesabaran satu sama lain.
Tentang terbiasa memaafkan atau di maafkan, hingga lupa bahwa kesabaran bisa berubah menjadi bom waktu. Luka bisa saja terpendam di balik kata maaf dan persembunyian perih paling ampuh adalah sebuah senyum.
Tanpa sadar kita berlomba adu ketahanan. Siapa yang lebih cepat meledakan bom waktu dan siapa yang paling lama bertahan untuk sebuah pembenaran.
Pada kita yang lupa untuk menghargai kesabaran, semoga tidak saling lupa bahwa bom waktu adalah kesakitan yang belum merekah. Luka basah yang belum timbul sebagai sebuah konsekuensi.
ed.
11 notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
Tumblr media
4K notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
Tumblr media
2K notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Photo
Tumblr media
Source: minalita, via IslamicArtDB
631 notes · View notes
thingsinmymindblr · 5 years
Text
Tumblr media
4K notes · View notes