Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Imunisasi Polio Tetes VS Suntik, Yuk Disimak Penjelasannya
Penyakit polio atau lumpuh layu merupakan penyakit yang banyak ditakutkan oleh sebagian orang karena akan menimbulkan kecacatan seumur hidupnya. Penyakit ini tidak bisa diobati dan hanya dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio. Vaksin ini diberikan 4 dosis ditambah dengan satu dosis penguatan, yaitu pada waktu bayi lahir-1 bulan, bulan ke-2,3,4 dan dosis penguatan saat usia bayi 18 bulan. Vaksin yang diberikan dapat berupa Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) and Oral Poliovirus Vaccine (OPV).
Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) merupakan vaksin polio yang berisi virus polio yang sudah tidak aktif dan diberikan dalam bentuk suntikan di bahu atau paha dalam. Pada vaksin ini terdapat sedikit komponen neomisin, streptomisin dan polimiksin B, sehingga bagi mereka yang memiliki alergi terhadap antibiotik tersebut tidak disarankan mendapatkan vaksin IPV karena ditakutkan akan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ringan yang dapat terjadi setelah penyuntikan adalah kemerahan, bengkak di tempat suntikan yang akan hilang dalam 2-3 hari. Reaksi berat biasanya jarang terjadi, yaitu berupa reaksi alergi yang dapat menyebabkan syok anafilaksis.
Efektivitas perlindungan vaksin polio IPV sampai dengan 99%-100% bila diberikan dalam 3 dosis.3 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perlindungan lapisan usus terhadap virus polio sedikit lebih rendah daripada perlindungan yang didapat dari vaksin polio OPV, namun, perlindungan lapisan kerongkongan terhadap virus polio sama saja dengan vaksinasi polio OPV.
Oral Poliovirus Vaccine (OPV) merupakan vaksin polio yang berisi virus Polio yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated). Vaksin ini diberikan secara oral berupa tetesan ke dalam mulut bayi. Pemberian vaksin polio tetes masih mungkin sekalipun sangat jarang sekali, menimbulkan reaksi berat berupa Paralitik Poliomielitis (Vaccine-Associated Paralytic Poliomyelitis atau VAPP) dan Vaccine-derived Polioviruses (VDPVs), yang dapat menyebabkan wabah polio.
Baca Juga:
Penyebab Infeksi Hepatitis B Pada Bayi
Rubella Pada Anak
Orang tua pasti memilih jenis vaksin yang paling aman untuk diberikan kepada anaknya. Vaksin polio tetes masih diberikan di banyak negara di berbagai belahan dunia karena praktis dan kemudahan pemberian vaksin. Rekomendasi dari IDAI 2017 bagi anak Indonesia adalah memberikan vaksin polio tetes sebanyak 3 dosis dan pada dosis ketiga, diberikan vaksin polio suntik (IPV) bersamaan dengan vaksin polio tetes (OPV). Dosis penguat vaksinasi polio dapat diberikan berupa vaksin polio tetes (OPV) atau vaksin polio suntik (IPV).
Baca Juga: 5 Pertanyaan Seputar Vaksin Bayi
Kini orangtua tak perlu bingung untuk melakukan vaksin, hanya dengan mengakses www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat, Anda bisa mendapatkan layanan vaksin ke rumah loh! Info lebih lanjut mengenai vaksinasi, hubungi segera Asisten Kesehatan Maya melalui Telp / SMS / WhatsApp : 0811-18-16-800 sekarang juga!
0 notes
Text
Penyebab Telapak Kaki Sering Terasa Panas dan Solusinya
Gejala telapak kaki sering terasa panas seperti terbakar kemungkinan besar karena gangguan saraf tepi. Masalah ini harus segera diatasi. Jangan sampai masalah gangguan pada saraf tepi atau biasa disebut neuropati perifer semakin menjadi masalah yang serius. Karena jika dibiarkan, bisa saja terjadi kelumpuhan.
Oleh sebab itu, bagi Sahabat Sehat yang merasa memiliki gejala telapak kaki yang terasa panas seperti terbakar, maka sangat disarankan untuk mencari tahu penyebab masalah. Dengan demikian, Sahabat Sehat dapat menentukan tindakan lanjutan yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.
Penyebab Telapak Kaki Sering Terasa Panas
Umumnya gejala telapak kaki sering terasa panas terjadi karena adanya gangguan saraf tepi atau biasa disebut neuropati perifer. Neuropati Perifer biasanya dialami oleh penderita gula darah tinggi (diabetes melitus) karena adanya kerusakan saraf di bagian tepi yang biasanya terjadi pada saraf tungkai. Kerusakan saraf pada bagian tungkai menyebabkan saraf bagian tepi mengirim sinyal ke otak walaupun tidak ada luka pada tungkai.
Neuropati sangat umum terjadi. Diperkirakan sebanyak 25%-30% penduduk Amerika Serikat menderita neuropati. Kondisi seperti ini mempengaruhi orang-orang pada berbagai usia. Namun, bertambahnya usia tentunya akan bertambah juga resiko terhadap gangguan saraf tepi ini. Diantara statistik lain yang sering dikutip, neuropati biasanya terjadi pada :
60-70% penderita diabetes melitus
30-40% orang yang sedang menjalani terapi kanker dan kemoterapi
30% terjadi pada orang yang menderita gangguan sistem imun seperti HIV/AIDS.3
Walaupun masalah ini kerap terjadi, namun bukan berarti masalah gangguan saraf tepi harus dibiarkan. Pastikan untuk segera melakukan penanganan yang tepat sehingga proses penyembuhan bisa lebih cepat.
Faktor Utama Penyebab Gangguan Saraf Tepi
Diabetes dan penyalahgunaan alkohol merupakan penyebab tersering terjadinya gangguan saraf tepi. Namun ada juga faktor lain yang menjadi sumber masalah ini. Berikut adalah berbagai penyebab gangguan saraf tepi, yaitu :
Masalah diabetes
Gangguan ginjal kronis
Kekurangan vitamin B12, asam folat dan vitamin B6
Gangguan penyerapan vitamin B
Efek samping minuman beralkohol
Gangguan hormon tiroid
Penyakit lyme
HIV/AIDS
Efek penggunaan obat HIV yang berlebihan
Amyloid polyneuropati
Efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi
Kelebihan dosis B6amiodarone, isoniazid, dan metformin.
Keracunan logam berat seperti merkuri dan arsen
Vasculitis atau peradangan pembuluh darah
Sarkoidosis
Gangguan pembuluh darah arteri tepi (Peripheral Artery Disease)
Diabetes tipe 1 dan 2 merupakan penyebab tersering terjadinya rasa panas dan terbakar pada telapak kaki. Gejala ini terjadi pada penderita diabetes karena adanya gangguan pada sistem saraf tepi tubuh (tungkai) terutama saraf perasa (sensorik) pada kaki dan tungkai.
Kadar gula darah yang tinggi yang tidak dikendalikan dapat menyebabkan kerusakan pada saraf tepi, terutama pada jangka panjang. Gula darah tinggi akan menghambat sinyal saraf ke otak serta melemahkan suplai darah yang mengandung oksigen ke saraf tepi.
Untuk mengecek gula darah bisa dilakukan ke klinik yang menyediakan layanan pengecekan gula darah. bisa juga dengan melakukan pengecekan gula darah secara mandiri. Untuk melakukan pengecekan gula darah secara mandiri, Sahabat Sehat dapat membeli perlengkapan pengecekan gula darah melalui tautan berikut: Alat Cek Gula Darah
Gejala Neuropati Perifer Bukan Hanya Telapak Kaki Terasa Panas
Walaupun gejala telapak kaki yang terasa panas merupakan gejala gangguan saraf tepi namun bisa jadi telapak kaki terasa panas terjadi kerena faktor lainnya. Bisa jadi hal tersebut terjadi karena aktivitas berjalan kaki yang berlebihan sehingga terjadi peradangan pada area telapak kaki (plantar fasciitis). Bisa juga karena penggunaan alas kaki yang tidak nyaman.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk memahami dengan baik apa sebenarnya gejala pada seseorang dengan masalah gangguan neuropati perifer. Sahabat Sehat, berikut adalah berbagai gejala gangguan pada sistem saraf tepi antara lain:
Sensasi terbakar atau panas pada telapak kaki
Mati rasa pada area tungkai atau telapak kaki
Paresthesia atau kesemutan
Nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk, berdenyut atau terbakar pada telapak kaki
Sensitif terhadap sentuhan
Gangguan koordinasi
Kelemahan otot hingga lumpuh
Munculnya gejala telapak kaki terasa terbakar meski tidak berjalan jauh
Telapak kaki terasa panas meski sudah menggunakan alas kaki yang nyaman
Penanganan Neuropati Perifer
Pemeriksaan ke dokter sangat diperlukan untuk mengatasi masalah gangguan saraf tepi. Pemeriksaan ke dokter dan pengobatan medis perlu segera dilakukan jika mengalami beberapa gejala berikut:
Rasa nyeri yang hebat, kesemutan sampai mati rasa pada kaki
Tubuh terasa lemah dan hilangnya keseimbangan tubuh
Luka pada kaki yang tidak disadari penyebabnya
Jika membutuhkan konsultasi dokter terkait masalah Neuropati Perifer, Sahabat Sehat bisa memanfaatkan layanan konsultasi dokter gratis dari ProSehat. Konsultasi sekarang: Layanan Konsultasi Dokter Gratis
Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan solusi yang tepat sesuai dengan penyebab munculnya gangguan saraf tepi pada telapak kaki.
1 note
·
View note