Tumgik
tikaakw · 5 years
Text
Meyakinimu
Semakin banyak waktu yang dijalani, semakin banyak pertemuan yang terjadi. Kesantunanmu membuatku tak henti-hentinya berdoa, semoga di waktu nanti aku mencari istri, kamulah yang kucari.
Mengapa tak sekarang?
Karena aku tahu, asumsi ini jangan sampai menjadi kebenaran. Jangan sampai perasaan ini membuat langkah kakiku tertahan, apalagi sampai memberatkan langkahmu karena kuutarakan perasaan itu sekarang. Biar semua seperti air mengalir, menemukan jalannya untuk sampai ke muara.
Kalau di ujung perjalanan nanti kita tidak berada di muara yang sama, tidak akan menjadi kesedihan. Jangan sampai kebahagiaan dan kesedihan itu ditentukan oleh harapan yang bersandar pada seseorang. 
Aku akan bersyukur pada pertemuan kita saat ini. Pertemuan denganmu membuatku harus lebih cepat dalam bersiap. Bersegera untuk mewujudkan satu per satu ambisiku. Bertambah alasanku untuk mewujudkan semua impianku yang berharga.
©kurniawangunadi
1K notes · View notes
tikaakw · 5 years
Text
KKN di Bulan #5 , end.
Meskipun Bu Abas tidak bisa memberikan pelatihan di Bulan Januari dan Februari, beliau menyanggupi untuk memberikan pelatihan di Bulan Maret (which is 3 minggu setelah penarikan KKN). Ternyata pihak desa memberi sambutan baik. Pelatihan akhirnya dilaksanakan tanggal 10 Maret 2018 dengan akomodasi dan konsumsi full dari desa. Terharu gaksiiii mereka bisa sebaik itu menerima kami meskipun status kami bukan lagi mahasiswa KKN. Pantas saja betah di Bulan.
Setiap bulan, sejak penarikan KKN, ibu – ibu pengurus bank sampah masih rutin memberikan laporan - tanpa diminta - bahwa bank sampah yang dibentuk masih berjalan. Alhamdulillah. Bahkan di Bulan Desember 2018 saya masih diajak untuk turut serta dalam agenda Desa Bulan studi banding bank sampah ke Desa Panggungharjo, Yogyakarta. Terharu sekaligus senang rasanya, serius. Diantar jemput ke/di Secang (karena saya menggunakan transportasi bis dari Semarang), diberi tempat menginap, ikut studi banding gratis, dapat ilmu gratis, masih dapat uang saku pula. Ya Allah… orang – orang kenapa pada baik begini, sih? Bapak Camat Selopampang juga berkenan hadir pada hari itu. Pak Camatnya GAUL & SUPEL ABIS. Hobi beliau adalah trabas, heuheuheu. Dari awal bertemu beliau saat pembekalan KKN di kampus, sudah merasa kalau beliau adalah seseorang yang berpikiran terbuka dan mudah membaur dengan warganya.
Tumblr media
Selama studi banding di Jogja, peserta mempelajari kiat – kiat sukses BUMDES di Desa Panggungharjo. Mulai dari pengelolaan tempat wisata, tempat makan, pengelolaan limbah, bank sampah, hingga kiat – kiat memperoleh sponsorship/kerjasama. Belajar ekonomi juga ya jadinya. Setelah paparan singkat di aula, peserta diajak ke lokasi pemilahan dan pemrosesan sampah. Ketika kunjungan ke lokasi, para peserta langsung menutup hidung dan memilih menjauh karena ingin muntah. Sedangkan saya merasa biasa saja. Sepertinya indera penciuman saya sudah tidak sensitif terhadap bau sampah sejak kuliah di Teknik Lingkungan hahaha.
Tumblr media
Setelah studi banding, terbitlah jalan – jalan. Kami memilih untuk mengunjungi Pantai Parangtritis dan sekitarnya. Seru sekali! “Tika di sana bareng anak KKN dan pemuda pemudi juga?”. O tentu tidak. Saya sendirian dari Semarang. Selama di Jogja, ya saya membaur bersama ibu – ibu dan bapak – bapak hehehe. Sudah biasa. Sejak KKN juga begitu karena pemuda pemudi lebih banyak bekerja di luar kota.
Di pekan – pekan terakhir sebelum penarikan, mahasiswa – mahasiswa KKN lebih banyak disibukkan dengan agenda pertemuan dan rapat. Maklum, persiapan untuk Expo Kecamatan. Namun tidak dengan saya, saya justru melipir ke Semarang sejenak untuk memulai proses administrasi Tugas Akhir. Ah, rasanya cepat sekali. Rasanya baru saja dekat dengan warga di Bulan, tetapi sudah harus kembali ke kampus. Tika belum ingin mengakhiri masa KKN, hiks.
Jujur, KKN is the best part of my college story
Tumblr media
1 note · View note
tikaakw · 5 years
Text
KKN di Bulan #4
Baiklah… mari beranjak ke pekan empat dan lima. Tinggalkan cerita tentang Pak Carik. Meskipun ceritanya tidak berhenti di Pantai Bandengan, biarlah itu jadi penghias masa – masa KKN saja hehehe.
Alhamdulillah di pekan ke empat, kegiatan terkait program mono disiplin sudah dapat dimulai. Ah ya, sepertinya ada yang lupa saya tuliskan di cerita – cerita sebelumnya. Saya memilih program pembentukan bank sampah dan pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan sebagai program monodisiplin. Klasik ya? tak apa, yang penting dijalani dengan ikhlas dan sepenuh hati. InsyaAllah berkah.
Sebelum memulai program bank sampah, sowan ke Dinas Lingkungan Hidup menjadi agenda utama saya. Hal ini menjadi penting mengingat DLH juga pasti memiliki program kerja, baik yang akan maupun telah dijalankan. Akan lebih baik jika program yang akan saya jalankan di Desa Bulan selaras dengan rencana program DLH. Dengan begitu, diharapkan hasilnya juga akan lebih maksimal. Apalagi saya warga pendatang, sudah seharusnya menghormati dan tidak sok tau to?
Di DLH, saya berkenalan dengan Pak Khamim, Pak Sriyono, dan Pak Totok di bagian teknik dan bagian pengelolaan bank sampah Kabupaten Temanggung. Banyak cerita dan ilmu yang saya dapat dari beliau – beliau ini. Dari mulai kuliah, hal teknis terkait pengelolaan sampah eksisting di Temanggung, sampai curhat pun ada hehehe. Katanya, anak – anak KKN di Temanggung sering sekali membuat program pengadaan tempat sampah dengan mengajukan permohonan ke DLH.
“Lha kok enak sekali programnya, mbok ya program KKN itu yang ada unsur edukasi dan melatih kemandirian masyarakat gitu lo. Bukan DLH tidak mau memberi, percuma to minta tempat sampah banyak tapi setelah KKN tempat sampahnya mangkrak. Harusnya masyarakat diedukasi dulu untuk memilah dan mengurangi/mereduksi sampah dari sumber. Pakai saja tempat sampah yang ada, karung pun bisa dipakai jika memang belum ada tempat sampah terpilah. Yang penting mindset dan habit masyarakat dulu yang diperbaiki.”, begitu kira – kira yang disampaikan pihak DLH. Saya sangat setuju dengan pernyataan di atas, mengingat wilayah pelayanan persampahan memang belum sampai ke wilayah pelosok. Banyak pertimbangan terkait hal ini.
Kemudian ada yang bertanya, “percuma dong ada pemilahan kalau memang pelayanan persampahan belum sampai ke Desa Bulan?”. Untuk itulah saya membuat program bank sampah, kawan. Awalnya masyarakat diedukasi tentang pemilahan dan reduksi sampah dari sumber. Tidak harus di forum resmi. Bisa kok disampaikan/diselipkan saat bertemu di halaman rumah saat sore hari, saat pergi bersama ke pasar, maupu  di momen – momen lain. Sampah anorganik hasil pemilahan nantinya bisa disetor ke bank sampah. “Bagaimana dengan sampah organik?”. Masyarakat Desa Bulan sudah terbiasa membuang sampah organik ke jogangan, ke kebun, atau dijadikan pakan ternak. Ya benar, warga di sini tidak perlu komposter.
Kembali ke koordinasi dengan DLH, kami bersepakat untuk memberikan paparan awal dan pendampingan pembentukan bank sampah pada tanggal 29 Januari 2019. Di hari itu pula majemen bank sampah Desa Bulan terbentuk. Alhamdulillah saya tidak mengeluarkan dana sama sekali untuk program ini karena konsumsi ditanggung pihak desa. Selain itu pihak DLH juga menolak pemberian fee. “Tidak perlu mbak, ini sudah menjadi tugas dan tanggungjawab kami.”, begitu katanya. MasyaAllah…. ohya, perwakilan dari Dinas Kesehatan Kecamatan Selopampang juga datang lho.
Tumblr media
Terkait program pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan, Pak Totok memberi saran untuk menemui Bu Abas. Bu Abas adalah salah seorang aktifis persampahan di Temanggung. Beliau biasa mengisi workshop mewakili DLH. Saya memutuskan berkunjung ke rumah beliau di Perumahan Tawangsari keesokan harinya, setelah kunjungan ke DLH. Cerita beliau tentang jatuh bangun meyakinkan dan mendampingi masyarakat untuk peduli terahadap sampah sejujurnya telah menginspirasi dan menguatkan saya secara tidak langsung. Di sepanjang percakapan, Bu Abas banyak menyebutkan peran suaminya di awal – awal membangun bank sampah hingga beliau menjadi aktifis seperti sekarang. Dulu ketika masih hidup, suami beliau merupakan orang yang cukup aktif menggerakkan masyarakat. Romantis ya, ternyata dukungan suami begitu penting bagi ibu – ibu yang sedang berjuang seperti beliau. Senang sekali rasanya bisa bertumbuh dan menebar manfaat bersama pasangan.
Singkat cerita, Bu Abas belum bisa memberi pelatihan di Desa Bulan hingga awal Bulan Maret 2018. Jadilah saya mengisi pelatihan sendiri, bermodalkan keterampilan yang ibu saya ajarkan sejak SD. Bersyukur sekali mempunyai ibu yang kreatif huhuhu. Saya mengisi pelatihan di sela – sela pertemuan PKK, setelah pengajian rutin, maupun saat iseng main ke rumah ibu – ibu di sana, hehe. Iya, biar engga gabut. Kerajinan yang dibuat antara lain rajutan dari kantung plastik bekas, tudung saji dan hiasan pintu/jendela dari gelas AMDK, dan gantungan kunci dari plastik kemasan. Eh ternyata yang tertarik tidak hanya ibu – ibu tapi adik – adik juga. Tidak jarang mereka main ke posko minta diajari merajut dan membuat gantungan kunci. Program kerja ini juga tidak ada biaya karena saya sudah mempunyai alat rajut, jahit, dan ATK yang dibutuhkan. Ku senaaang.
Tumblr media
to be continue...
2 notes · View notes
tikaakw · 5 years
Text
KKN di Bulan #3
Masih ku ingat betul bagaimana suasana di sekitar Walitis hari itu. Bau tanah basah, semilir angin pegunungan, guguran daun berwarna kuning-kecokelatan yang membentuk selimut alami bagi lapisan tanah di bawahnya, juga buah pinus kering yang berserakan menciptakan komposisi yang begiiiitu indah, masyaAllah.
Walitis merupakan pohon yang tumbuh di lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Desa Jetis Kecamatan Selopampang. Tinggi pohon ini mencapai ± 30 meter dengan diameter ± 8 meter. Usianya mungkin sudah ratusan tahun. Konon, walitis berasal dari tongkat yang ditancapkan oleh seorang syeh/ulama pada zamannya yang kemudian tumbuh menjadi pohon. Namun, terlepas dari segala mitos dan cerita rakyat di baliknya, aku bersyukur karena pohon ini masih terus Allah jaga. Bisa dibayangkan berapa banyak air yang disimpan oleh pohon sebesar itu. Juga oksigen yang dihasilkan olehnya.
Tumblr media
Kearifan lokal berupa mitos, ritual, anjuran, maupun pantangan yang diwariskan oleh leluhur – leluhur kita memang sering terkesan tidak masuk akal. Namun, semakin ke sini aku menjadi semakin sadar bahwa semua itu bukan bermaksud syirik, tetapi lebih kepada metode/cara leluhur – yang dulunya merupakan tokoh masyarakat, dalam menanamkan nilai – nilai kebaikan, nilai – nilai religius, hidup selaras alam, dan upaya menjaga alam yang sudah Allah titipkan. Karena begitulah pendekatan yang paling mudah diterima masyarakat. Bukan dengan paksaan maupun kekerasan, namun dengan kelembutan dan menyesuaikan kondisi eksisting masyarakat. Kearifan lokal yang diwariskan tadi sebenarnya bisa dijelaskan secara logis bahkan ilmiah. Contohnya?
Ojo maem ning lawang, mengko ditampik joko. Logikanya, pintu adalah jalan orang untuk keluar-masuk, bukan tempat makan.
Ojo maem nganggo layah, mengko lambene ndower. Sederhananya, cobek itu untuk menghaluskan bumbu, bukan untuk makan. Kalau cobeknya dipakai makan, lantas dengan apa ibu menghaluskan bumbu? Hehehe.
Anak perempuan zaman dahulu ditakuti begini : nek perawan ora iso masak, suk nek mati dikon nyunduki godhong asem nganggo alu. Memang tidak masuk akal, tapi hasilnya? perempuan zaman dahulu jadi pintar memasak berbagai menu.
Dilarang menebang pohon yang (biasanya) dikeramatkan. Bukan itu maksudnya, pohon adalah penyimpan air yang baik. Kalau pohon ditebang, tidak akan ada lagi yang mengikat/menyimpan air di akarnya. Akibatnya bisa kekeringan, longsor, bahkan banjir.
Dilarang kencing di pohon nanti jin penunggunya marah. Secara ilmiah, urin mengandung ammonia (NH3) yang dapat mencemari air tanah dan air permukaan. Kalau air tercemar, yang rugi manusianya juga kan?
Dan lain – lain
Mmm…kok ceritanya jadi seperti Kuliah Kerja Nyari ilham ya? haha, tak apa. Main pun bisa menjadi sarana belajar dan berkontemplasi kan?. Ah ya, ada yang lucu selama di walitis. Namaku tertulis di salah satu pohon di sana. Hmm…namaku memang pasaran sepertinya.
Tumblr media
Meninggalkan cerita tentang walitis…
Hingga pertengahan Januari, belum ada program yang kami jalankan mengingat jadwal kegiatan warga juga belum ada. Di akhir bulan baru ada, katanya. Di pekan ke tiga sejak penerjunan, kami – mahasiswa KKN, berkesempatan mengikuti annual vacation yang diadakan oleh pemuda-pemudi Karang Taruna Desa Bulan. Tahun ini Pantai Bandengan Jepara menjadi tujuannya. Di sini lah ceritaku dan Pak Carik dimulai XDDDD (bentar2 mau ketawa dulu).
Untuk Pak Carik,
3 Januari 2019, kali pertama aku melihatmu dan tau namamu. Biasa saja, tak ada sesuatu yang wah. Memang kamu ganteng, tapi, gantengmu seketika hilang ketika ku tau you’re an active smoker. Tapi jujur, aku memang tidak ada perasaan apa-apa, flat.
Gerimis pagi itu (13 Januari 2019) mengiringi perjalanan menuju Jepara. Entah disengaja atau memang kebetulan, kita satu mobil. Sepanjang perjalanan aku hanya mengamati jalanan di luar. Hanya sesekali berbincang dan menanggapi pertanyaan, termasuk pertanyaanmu. Tapi aku sudah lupa apa yang dulu kau tanyakan. Tak banyak interaksi hari itu. Sesampainya di parkiran Pantai Bandengan aku sempat bertanya padamu “sudah habis berapa rokok sejak berangkat tadi, Pak?”. Kau hanya menanggapi dengan senyuman. Ah, klasik.
to be continue…
0 notes
tikaakw · 5 years
Text
Jawaban Al Qur'an Atas Resahmu
@edgarhamas
Ketika kamu merasakan kesedihan, melihat kebenaran tak kunjung menang dan bahkan semakin hari semakin membuatmu bergeleng kepala menyaksikan kecurangan-kecurangan yang tiada putus,
“Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (Al Baqarah 214)
Ketika kamu dipertontonkan laga manusia berlomba-lomba mencari dunia demi dunia. Duduklah dan dinginkan matamu dengan,
“Dan kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (Al Ankabut 64)
Ketika kamu mengira bahwa dunia itu tujuan utama sehingga kamu harus banting tulang mengumpulkannya, dan ketika ada yang membisikkan bahwa akhirat bukanlah segalanya, ternyata terbalik,
“Dan carilah negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia..” (Al Qashash 77)
Ketika kamu gemetar menyangka orang-orang zalim akan berhasil membuatmu tak berdaya, kamu mengira bahwa mereka begitu rapi menciptakan tipu daya, ternyata kenyataannya adalah,
“padahal Allah mengepung dari belakang mereka” (Al Buruj 20)
Lalu mereka mengira bahwa dusta-dusta dan makar mereka akan terlupakan. Mereka yakin orang-orang beriman mudah melupakan kejahatan dan tak akan menuntut apa yang telah mereka lakukan, nyatanya
“dan Tuhanmu tidak lupa.” (Maryam 64)
“Tapi, kita kan lemah, kita tak ada apa-apanya dibandingkan kehebatan mereka menguasai sumber-sumber kekuatan”, begitu kamu bergumam. Tapi Al Qur'an sudah bilang,
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi bumi.” (Al Qashash 5)
Al Qur'an memberikan energinya pada siapa yang mau datang padanya. Semakin kau dekat, semakin kau kuat. Itulah yang membuat mereka selalu mencari cara menjauhkanmu dari energi Qur'ani,
“Dan orang-orang yang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan (mereka).” (Fusshilat 26)
1K notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
KKN di BULAN #2
Welcome to Bulan
Langit Temanggung kala itu – 3 Januari 2018 – tertutup awan kelabu. Ditemani kabut tipis yang mengiringi rombongan kami sepanjang perjalanan menuju Desa Bulan.
Rintik hujan menyambut kedatangan kami di sana. Halaman luas dengan kombinasi batu kali dan tanah lembab yang basah akibat hujan, rimbunan pohon talas dan singkong di bagian kiri, juga sebuah pohon rambutan yang cukup besar menghiasi rumah bercat biru muda yang lebih tepat ku sebut villa daripada posko KKN itu. Rumah tinggal kami selama di Bulan ini memang bangunan lama, desain khas ala desa – ruang tamu luas, kursi banyak, jendela di setiap sisi bangunan, dan lantai tegel warna merah kuning – sengaja dipertahankan. Dengan suasana seperti itu, siapa yang tak betah tinggal di sana? Ku rasa semua akan suka.
Tumblr media
Begitu masuk rumah, senyuman hangat dari Bu Nar (Eyang) menjadi pemandangan pertama yang ku dapat, juga Mbak Fitri yang juga mengulum senyum ramahnya. Setelah itu kami dipersilakan duduk dan menikmati teh hangat yang telah disiapkan. Kesederhanaan dan kehangatan orang desa selalu mengesankan bagiku.
Tunggu, sepertinya aku melihat sesuatu.
Bukan hantu kok, hehehe. Ada seorang anak kecil yang mengintip malu-malu dari balik jendela. Ternyata itu putra Mbak Fitri, Kenzie namanya. Usia nya baru 6 tahun. Alhamdulillah ada anak kecil di posko, ku bahagia. Selepas ashar kami merapikan barang masing-masing dan istirahat. Kami juga berkenalan lebih jauh satu sama lain. Mari ku perkenalkan juga pada kalian. Yang pertama Rizal (kordes), kedua Harno (tukang rusuh), ketiga Sarah (sekdes), keempat Clory (bendahara), kelima Syahid (bendahara 2), keenam Banon (fotografer), dan terakhir aku (pembantu umum). Kami belum mengenal satu sama lain sebelumnya, kecuali aku dan syahid yang kebetulan sekelas.
Tumblr media
7 hari awal kami gunakan untuk berkenalan dengan perangkat desa dan warga sekitar. Selain itu kami juga berkeliling desa untuk mengetahui permasalahan dan potensi yang ada. Selama 7 hari ini pula, kabut tebal dan hujan turun setiap malam. Bahkan aku sempat berpikir desa ini seperti kota mati karena tak ada kehidupan selepas maghrib. Yang ada hanya jalanan gelap, lampu halaman yang remang-remang, suara jangkrik, dan kabut. Sepertinya di rumahku – yang juga desa – tak se sepi ini. Mungkin kabut dan ke-sepi-an itu cara Bulan menyambut kami. Ya intinya 7 hari itu kami gunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan Desa Bulan. Ah ya, ku beri tau, jangan heran kalau di sini Adzan Ashar baru dikumandangkan jam 16.30. Kenapa? Karena mayoritas penduduk pulang dari sawah/ladang/kebun pada jam tersebut. Unik memang, tapi rasional juga, hmm.
Tumblr media
Desa Bulan merupakan salah satu dari 12 desa di Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung. Kalau ingin tau lebih jauh, teman-teman bisa buka googlemaps, hehe. Jumlah penduduk Desa Bulan pada tahun 2016 mencapai 1.519 jiwa. Mayoritas penduduk menganut agama Islam. Secara administrasi Desa Bulan terdiri atas 4 dusun, 5 RW, dan 14 RT. Keempat dusun tersebut yaitu Dusun Bulan, Dusun Ganjuran, Dusun Tlondan, dan Dusun Sisir. Desa seluas 160,69 Ha ini terletak pada ketinggian 660 – 920 mdpl. Posisi ini cocok untuk pertumbuhan tanaman kopi, tembakau, kakao, singkong, dan sengon sehingga perekonomian warga didominasi pada sektor pertanian. Komoditas pertanian yang banyak terdapat di Desa Bulan antara lain singkong, padi, jagung, dan tembakau.
Udah ah, jangan serius-serius kaya maba, haha. Btw, di hari ke 7 kami tracking ke embung jetis dan Walitis lho.
To be continue…..
2 notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
KKN di BULAN #1
Sebelum bicara lebih jauh, ada baiknya kalau saya jelaskan terlebih dahulu apa itu KKN. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan mata kuliah wajib yang berbobot 3 SKS, di UNDIP tentunya. Saya berkata demikian karena di beberapa universitas KKN sudah ditiadakan. Kalau sudah sampai tahap KKN artinya waktu di kampus tinggal sebentar lagi. Teruntuk teman-teman yang sudah melewati masa KKN dan sedang menyusun Tugas Akhir semoga Allah mudahkan ya, aamiin.
Berbeda dengan beberapa universitas tetangga yang mengirim mahasiswa KKN ke luar Pulau Jawa, UNDIP masih concern di wilayah Jawa Tengah saja. Dimana aku akan menjalani KKN? Dengan siapa aku akan tinggal selama ± 40 hari? Seperti apa teman satu posko dan orangtua asuhku nanti? Pertanyaan itulah yang terus terngiang di kepalaku sejak pengisian form pendaftaran KKN. Mengingat dimana lokasi pengabdian dan siapa yang akan menjadi teman satu kelompok ditentukan langsung oleh pihak universitas. Aku sangat berharap akan menjalani masa KKN di tempat yang sejuk dan masih banyak lahan hijau – Temanggung contohnya. Hasilnya?
Alhamdulillah wa syukurillah Allah kabulkan doaku untuk menjalani 40 hari masa pengabdian di kota tembakau – Temanggung. Aku sudah jatuh cinta dengan kota kecil ini bahkan jauh sebelum KKN. Aku hanya sekali saja berkunjung ke sana, for the first time, awal tahun 2015. Tapi entah, seolah ada bagian dari Temanggung yang membuatku rindu layaknya aku merindukan kampung halamanku sendiri, Malang. Apa yang ku cari? Siapa yang ku rindukan? Entahlah. Yang pasti sebagian hatiku telah tertinggal di sana.
Desa Bulan, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung. Ya, di sana lah tempatku mengabdi. Terimakasih ku tujukan untuk Koordinator Desa ku, Rizal. Terimakasih ya sudah memilih Desa Bulan, hehe. Oh ya, karena KKN di Bulan ini juga aku jadi mensyukuri kuliahku di UNDIP. Kalau lah dulu aku melanjutkan pendidikan sesuai keinginan – kuliah di ITS – tentu aku tak akan merasakan indahnya Temanggung dan segala hal tentangnya, Alhamdulillah.
Selain mendapat tempat mengabdi sesuai harapan, hal-hal lain mengenai KKN yang ada dalam doaku hampir semua Allah kabulkan. Lokasi yang sesuai keinginan, tim yang asik, tidak ada anggota tim yang merokok, tidak ada yang hanya titip proker, warga desa yang sangat mendukung, dan masih banyak yang lain. Alhamdulillah. Aku yakin, ini juga karena doa ibuku yang tak pernah putus di sepertiga malam terakhirnya. Terimakasih, Bu. Semoga ibu sehat di sana, selalu ada dalam Lindungan-Nya, aamiin. Pengalaman apa saja yang aku dapat? Seperti apa orang-orang yang ku temui di sana? Hal-hal mengesankan apa saja yang ku rasakan? Tunggu saja. Yang pasti aku begitu antusias menjalani masa pengabdian ini. Because I love doing social project so much, KKN ini salah satunya.
To be continue….
0 notes
tikaakw · 7 years
Text
Raising A Mindful Family #2 (End)
Tulisan ini adalah lanjutan review International Islamic Parenting Seminar dengan judul “Raising A Mindful Family” yang dilaksanakan di Bandung, 3 Februari 2018. Seluruh materi yang dituliskan kembali disini disampaikan oleh Dr. Mohamed Rida Beshir, seorang Islamic Marriage and Parenting Expert yang berasal dari Canada yang juga merupakan co-author dari buku best seller berjudul “Parenting Skills: Based on The Qur’an and Sunnah”. Sebagai penghubung antara materi satu ke materi yang lainnya, hadir juga Ustadz Adriano Rusfi, seorang Psikolog yang juga founder dari Majelis Luqmanul Hakim. Tulisan pertama dapat di baca di link berikut ini.
Sebelumnya, mohon maaf untuk kalimat-kalimat berbahasa Inggris yang saya pertahankan sebagaimana materi diberikan, karena khawatir ada pemaknaan yang hilang atau kurang lengkap jika semua ditranslasi ke dalam bahasa Indonesia. Enjoy reading, happy learning!
Tumblr media
Saya pernah mendapat nasehat dari seorang guru bahwa investasi terbesar yang dapat kita berikan bagi kehidupan kita adalah belajar dan ilmu pengetahuan. Beliau juga berpesan bahwa setiap waktu dan kesempatan yang kita luangkan untuk menuntut ilmu karena Allah adalah bentuk perjuangan untuk dapat menjalankan ibadah yang benar: ilmu sebelum amal. Setali tiga uang dengan hal tersebut, kemarin Mr. Rida menyampaikan bentuk investasi besar lainnya yang dapat kita lakukan,
“Nurturing and parenting our children are biggest invesment in life, our road to Jannah.”
Road to Jannah, ternyata sebesar dan sejauh itulah pentingnya investasi dunia akhirat ini, yang tentunya perlu kita siapkan sejak jauh-jauh hari. Masih ingat kunci kesepuluh pada tulisan sebelumnya, kan? Yup, pre-marital education. Jadi, meski belum menjalankan amanah Allah untuk mengasuh, penting juga bagi kita untuk mempersiapkan ilmu untuk amanah tersebut, sejak jauh-jauh hari.
Terdapat 5 komponen utama dalam Excellent Parenting. Apa sajakah itu?
Komponen yang pertama adalah visi, yaitu tujuan jangka panjang. Berkaitan dengan ini, saya jadi ingat Ibu Elly Risman pernah menyampaikan, “Main bola saja ada tujuannya, ada gawangnya, masa mengasuh anak tidak ada tujuannya?” Nah, ternyata, sebaik-baik visi kita bagi anak-anak kelak adalah aspire them to be like generation of the Prophet’s companion, yang kualitasnya adalah proud to be Muslim, have self confidence, dan juga strong in belief in Allah. Selain itu, anak-anak juga perlu loved and accepted by parents sehingga bisa menunjang mereka untuk bisa capable and highly skilled dan menjadi critical thinker dalam kehidupannya.
Untuk bisa memiliki visi yang benar dalam menjalankan pengasuhan, terdapat beberapa pengetahuan dasar yang perlu kita ketahui, yaitu Islamic knowledge in general (Al-Qur’an and Sunnah), Islamic Characters, pengetahuan tentang perkembangan anak baik dari segi fisik, intelektual, sosial, maupun emosional, dan yang tak kalah penting adalah Islamic Parenting Principles.
Termasuk di dalam Islamic Parenting Principles yaitu, parenting is a shared responsibility. Ya, parenting tidak bisa hanya dilakukan oleh ibu saja atau ayah saja, tapi harus oleh keduanya. Nah, ustadz Adriano Rusfi mengatakan bahwa yang seringkali menjadi masalah dalam hal ini adalah perempuan lebih giat belajar dan mempersiapkan dari pada laki-laki. Tapi, kita tetap bisa memilih sikap terbaik, yaitu berprasangka baik kepada Allah. Prinsip lainnya adalah link the child to his creator, anger management, dan menciptakan atmosfer keluarga yang positif dan sehat, yaitu dengan memberikan contoh-contoh positif kepada anak-anak.
Komponen yang kedua adalah knowledge atau ilmu pengetahuan. Hal ini menjadi logis dan masuk akal karena sebagai seorang muslim, we have to do anything based on knowledge. Sambil menunggu Allah memberi rezeki berupa pernikahan dan keluarga, belajar saja dulu, karena dengan belajar berarti bahwa kita sedang berupaya untuk dapat menjalankan ibadah dengan benar. Iqra or read is the best wiring of knowledge. Tapi, haruskah hanya dengan membaca buku? Tidak, karena arti membaca disini bisa sangat sangat luas, termasuk membaca hikmah yang Allah hadirkan dalam kehidupan kita.
Komponen yang ketiga adalah willingness to change. Bagaimana caranya? Yaitu dengan self-search dan self-improvement karena tantangan zaman hari ini dan hari-hari berikutnya akan semakin menantang sehingga kita tidak bisa lagi menggunakan cara-cara lama yang digunakan oleh orangtua kita dalam mengasuh kita dulu.
Komponen yang keempat adalah membentuk positive and healty family atmosphere yang berkaitan dengan kualitas-kualitas yang harus kita miliki kelak ketika menjadi orangtua, yaitu
building relationship, understand our children, willing to gain knowledge, active and nurture the fitra in them, be friend to the, reason up and explain wisdom, and make sure that your Islamic life is not miserable.
Hmm, kualitas terakhir itu cukup bikin mikir, ya! Sedih juga, mengingat kehidupan berislam kita (eh saya maksudnya) yang mungkin masih miserable. Semoga Allah mampukan kita untuk menjadi muslim yang selalu menjadi lebih baik setiap harinya.
Komponen yang terakhir adalah wisdom atau kebijaksanaan. Saya baru menyadari bahwa ternyata ada kekeliruan-kekeliruan dalam wisdom ini setelah Mr. Rida memberi penjelasan mengenai lack of wisdom, seperti contohnya picking your fights, making halal become difficult and haram become easy, living unfulfilled dream through our teen, using all inherited methods of Tarbiyah, and blind imitation. Wow, sedikit banyak hal tersebut terjadi pada kita atau sekitar kita, bukan?
Sebaliknya, kebijaksanaan ini dapat dilakukan dengan meng-install konsep-konsep penting kepada anak-anak kita, yaitu bahwa,
Allah is our creator and He loves us. Rasulullah is our role model. Our real home is in the hereafter. Allah is with us all the time, He always supporting and watching. We are accountable for actions and the use of our sense. And, you have to be keen about what is good for you.
Alhamdulillah. Sekian review dari Raising A Mindful Family yang bisa saya tuliskan, mohon maaf untuk setiap keterbatasan atau bahasa Inggris saya yang masih berantakan. Semoga setiap upaya kita dalam belajar, mempersiapkan, dan memperbaiki semua hal terkait kehidupan keluarga bisa menjadi nilai ibadah yang dibicarakan-Nya bersama malaikat-malaikat pencatat amal kebaikan. Sampai jumpa di review-review belajar selanjutnya. Baarakallahu fiik :)
PS: Untuk membaca artikel-artikel lain tentang pranikah dan parenting, klik disini dan disini.
_____
Picture Source: Pexels
526 notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
Raising A Mindful Family #1
Tulisan ini ditulis sebagai review dari International Islamic Parenting Seminar dengan judul “Raising A Mindful Family” yang dilaksanakan di Bandung, 3 Februari 2018. Seluruh materi yang dituliskan kembali disini disampaikan oleh Dr. Mohamed Rida Beshir, seorang Islamic Marriage and Parenting Expert yang berasal dari Canada yang juga merupakan co-author dari buku best seller berjudul “Parenting Skills: Based on The Qur’an and Sunnah”. Sebagai penghubung antara materi satu ke materi yang lainnya, hadir juga Ustadz Adriano Rusfi, seorang Psikolog yang juga founder dari Majelis Luqmanul Hakim.
Sebelumnya, mohon maaf untuk kalimat-kalimat berbahasa Inggris yang saya pertahankan sebagaimana materi diberikan, karena khawatir ada pemaknaan yang hilang atau kurang lengkap jika semua ditranslasi ke dalam bahasa Indonesia. Enjoy reading, happy learning!
Tumblr media
Lecturing diawali dengan pertanyaan yang lucu dari Mr. Rida, “Marriage is a 3 ring circus: engagement, wedding, and .. what’s the 3rd ring?” Saya kemudian menjawab, “The 3rd is parenting.” karena saya berpikir bahwa parenting adalah hal esensial dalam keluarga, dan juga karena belakangnya -ing. Haha. Tapi ternyata jawaban saya salah! Beliau bilang, ring yang ketiga adalah suffering alias kesediaan untuk menderita. Wow, agak mengerikan ya mendengarnya. Tapi, banyak kasus di ring ketiga ini sehingga berujung pada perceraian.
Amerika Utara memiliki tingkat perceraian sebesar 31,4% sementara di negeri kita sendiri, 84% perceraian terjadi di 5 tahun pertama karena alasan-alasan sepele. Wow, angka ini cukup mencengangkan, ya! Lalu, bagaimana agar kita dapat menghindari hal tersebut? Semua berawal dari proses pemilihan pasangan. Kepada laki-laki, panduan memilih pasangan sudah jelas tersampaikan melalui sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yaitu,
“A woman is sought for marriage for 4 reasons: her wealth, her beauty, her social status, and her Deen. So, select the one who is religious, otherwise, you are at loss.”
Meski terkesan hanya diperuntukkan bagi laki-laki, sebenarnya hadist ini juga menjadi petunjuk bagi perempuan, yaitu bahwa jika tanpa iman, maka kekayaan, kecantikan, dan sosial status menjadi tidak ada artinya.
Lalu, bagaimana dengan perempuan? Apakah hadist tadi tidak bisa menjadi patokan bagi perempuan dalam memilih pasangan? Tentu saja bisa, dan ada juga hadist lain yang menjelaskan bagaimana perempuan memilih pasangan, yaitu,
“If there comes to you one with whose character and religious commitment you are pleased, then give (your daughter or female relative under your care) to him in marriage ..”
Yup, perempuan dianjurkan untuk melihat laki-laki dari agama dan akhlaknya.
Setelah menentukan pasangan, lalu apa yang menjadi kunci bagi pernikahan yang sukses dan bahagia? Berikut adalah 10 Keys to Blissfull and Successfull Marriage yang disampaikan oleh Mr. Rida.
Pertama, mutual commitment to marriage status. Mutual berarti bahwa komitmen yang kuat terhadap pernikahan ini tidak hanya dipegang oleh perempuan saja atau laki-laki saja, tapi keduanya. Pada siapa sebenarnya komitmen ini terjadi? Apakah isteri pada suami? Atau suami kepada isteri? Utamanya, komitmen itu, atau yang sering kita kenal sebagai mitsaqan ghaliza, adalah komitmen kepada Allah.
“Fear Allah in your dealing with your wives. This relationship is a trust from Allah.”
“Take a good care of your wives. They are entrusted to you by Allah.”
Menariknya, kalimat yang diucapkan seorang laki-laki kepada wali nikah perempuan saat ijab qabul dalam aturan bahasa arab merupakan kalimat fi’il madi atau past tense. Mengapa? Karena dengan siapa kita menikah sudah Allah tetapkan jauh sebelum hari akad nikah terjadi, bahkan sebelum kita terlahir ke dunia, sehingga akad ini adalah bentuk pengesahan bagi ketentuan yang telah ada tersebut. Maa syaa Allah.
Kedua, trust and faithfullness, yang untuk menghadirkannya kita perlu memerhatikan dan menjalankan petunjuk Rasulullah, yaitu tentang bagaimana interaksi antarlawan jenis di dalam Islam. Selain itu, trust and faithfullness ini juga membutuhkan transparency and clarity, dimana masing-masing pasangan perlu membantu pasangannya untuk bisa memberikan kepercayaan terhadapnya.
Keempat, proper understanding of objective of marriage. Yup, tujuan pernikahan! Mr. Rida bertanya pada seluruh peserta seminar, “How do you think most men define marriage?” Seluruh peserta terlihat berpikir, pun peserta-peserta laki-laki yang duduk di sayap kanan. Lalu, Mr. Rida menjawab, “Most men define marriage as a very expensive way to get laundry done!” Hahaha, beliau ini memang lawak sih ya, kocaque! Kemudian, tujuan-tujuan terbaik dari pernikahan pun disampaikan: realizing and fulfilling sunnah, peace and tranquility, comfort, serenity, satisfaction, protection, shelter, becoming your self, dan lain-lain. Tapi, diantara semuanya, ada satu yang menurut saya adalah the ultimate objective of marriage. Apakah itu?
Help each other to be closer to Allah by encouraging our spouse to do a right things.
Kunci pernikahan yang kelima adalah proper understanding of gender relation, yaitu relasi yang supporting, protecting, and cooperating with each other for righteousness. Nah, kalau kita pikir-pikir dari segi bahasa tentang ketiganya itu, rasa-rasanya ada bagian supperior (misalnya yang mensupport dan menjaga), tapi ternyata tidak demikian, karena supporting and protecting is not about top-down, but equal.
“And women have the same rights as the duties they have to fulfill in kindness and according to what is equitable.”
Keenam, proper understanding of spousal obligation. Disamping suami dan isteri memiliki kewajiban masing-masing yang harus dipenuhi, ternyata ada juga kewajiban bersama yang harus dipenuhi oleh keduanya, yaitu
treating one another with respect, love, and gentleness; providing companionship for each other, helping each other to be better Muslim, fulfilling each other emotional needs, and dealing with each other based on the proper understanding of qawwamah, obedience of wife to husband in Islam (the standard is according to syariah), and status of woman in Islam.
Selain itu, disebutkan pula dalam Al-Baqarah ayat 187 tentang relasi dan kewajiban pasangan, yaitu bahwa, “They are your garment and you are their garment.”
Ketujuh, following the Quranic way of communication. Memang ya, Al-Qur’an ini maa syaa Allah, keren sekali! Sampai-sampai, untuk urusan komunikasi pun dibahas. Salah satunya adalah tentang Ahsan: we should only say words that are the best. Rasulullah pun mencontohkan sikap-sikap terbaik saat berkomunikasi, dimana beliau,
always used descent language and good words, never raised his voice, never got angry for personal reasons, did not blame or point fingers, never called other with bad names, always conveyed respect and consideration, faced the person talking to him, never cut a person off while talking, repeated himself to make sure that he was clear, confirmed what other person said, and illustrated what he was saying.
Kedelapan, paying special attention to the early stage of marriage. Hmm, awalnya saya heran, memangnya kenapa dengan tahun-tahun pertama pernikahan sampai dibilang perlu paying special attention? Bukankah itu masa-masa bahagia? Tapi ternyata, early stage of marriage ini ya memang sweet, but critical. Ustadz Adriano Rusfi pun menjelaskan tentang banyak sekali problematika di awal pernikahan, yang bisa menjadi pemicu pernikahan bahkan sebelum pernikahan itu memasuki usia 5 tahun pertama.
Ternyata, problematika yang seringkali terjadi di awal pernikahan ini adalah bagaimana menyatuka dua pribadi yang bereda, problematika finansial, perbedaan prinsip dalam pendidikan anak (biasanya masalahnya adalah suami dominan untuk mengambil keputusan tapi suami tidak lebih memahami parenting daripada isteri yang suka belajar), dan hadirnya pihak ketiga, baik itu orangtua atau mertua, yang merasa masih perlu melakukan intervensi tata kelola rumah tangga anaknya. Semua ini terkait juga dengan kunci kesembilan, yaitu learning and practicing Islamic way of addresing conflict.
“What is the last key that’s not written in the presentation?” tanya Mr. Rida. Hmm, apa ya? Ternyata, setelah setengah menit diberikan waktu untuk berpikir, jawabannya adalah PRE MARITAL EDUCATION. Beliau mengatakan, sembilan kunci sebelumnya hanya akan dapat menjadi sempurna jika semuanya diawali dengan pendidikan pra-nikah. Beliau juga meyakinkan para peserta yang masih ada di stage pra-nikah bahwa pernikahan, mengasuh, dan mengelola rumah tangga perlu diawali dengan kesediaan untuk belajar dan menuntut ilmu, bahkan jauh sebelum menikah.
Bersambung ke tulisan berikutnya, ya! :)
_____
Picture Source: Pexels
647 notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
Al Quds, Palestina, dan Sudut Pandang yang Perlu Dibeningkan
@edgarhamas | edgarhamas.tumblr.com
(disampaikan dalam Agenda Diskusi Online yang diadakan oleh FSLDK Surabaya Raya | Selasa, 12 Desember 2017)
Baitul Maqdis, atau Al Quds, atau Elia Capitolina ketika berada di bawah kekuasaan Romawi, bukanlah sekadar sebuah kota. Lebih dari itu, dia adalah ruang dimana banyak peradaban bertemu, banyak ide-ide dan gagasan beradu, dan bersinggungan di atasnya banyak sekali kekuatan. Tidak salah jika seorang ilmuwan muslim, DR Muslih Abdul Karim mengutip perkataan Ulama, bahwa palestina yang di dalamnya ada Al Quds adalah “Ummul Ma’arik”, Mother of Battles, Induk peperangan.
Nah, pada kesempatan kali ini, izinkan saya membagi pembahasan menjadi tiga titik besar. Pertama; adalah perlunya kita untuk membeningkan sudut pandang kita dalam melihat Palestina. Kedua; sebagaimana tema berbicara, kita akan membahas situasi terkini Al Quds secara khusus, palestina, dan dunia Arab secara umum yang menjadi latar konflik. Dan ketiga; kita perlu untuk melihat akan berbagai kemungkinan yang akan terjadi setelah Trump mengumumkan dukungannya tehadap Israel untuk menjadikan Al Quds sebagai ibukota.
Pembahasan Pertama; Membeningkan Sudut Pandang
Apa itu Al Quds? Itu pertanyaannya. Jangan pernah membahas jauh-jau tentang satu masalah yang padahal kita tak mengerti apa hakikat permasalahan itu.
Teman-teman sekalian, Al Quds memiliki banyak sekali nama. Orang Yahudi dan Nasrani menyebutnya sebagai Jerusalem, dan umat Islam menyebutnya sebagai Baitul Maqdis atau Al Quds. Semua nama sangat berarti, dan kesemuanya sepakat bahwa kota ini adalah merkusuar penting bagi tiga agama langit. Dalam perspektif Yahudi, disinilah Nabi Sulaiman membangun Haikal (kuil). Bagi Nasrani, disitulah tempat Yesus Kristus disalib. Bagi Umat Islam, disanalah Nabi Muhammad ﷺ berangkat menuju langit ke tujuh dalam agenda agung berjudul Isra’ Mi’raj.
Al Quds tidak untuk muslim saja, tidak pula untuk nasrani saja, atau yahudi. Ia adalah hak semua pemeluk agama langit. Namun yang jadi titik penting dalam pembahasan kita adalah; dalam sejarah, kedamaian pemeluk 3 agama ini tidak pernah terwujud kecuali ketika di bawah kekuasaan Muslim. Ini bukan sebuah klaim. Ini adalah fakta sejarah. Saya mengatakan ini bukan karena saya muslim, melainkan karena sepanjang referensi baik Barat maupun Timur, semuanya bersaksi bahwa Palestina secara umum, dan Al Quds secara khusus hidup dalam harmoni di bawah pemerintahan islami.
“A people without the knowledge of their past history, origin and culture is like a tree without roots”
(Masyarakat tanpa pengetahuan tentang sejarah, asal dan kultur mereka, ibarat pohon yang tidak berakar), kata Marcus Harvey.
Apa yang membuat Al Quds penting?
Tumblr media
Pertama, karena disanalah sentral pertemuan dari 3 benua. Asia, Afrika dan Eropa
Kedua, letaknya yang strategis membuat para penguasa ingin sekali menguasainya. Itulah mengapa sudah sangat terkenal kaidah geopolitik yang berbunyi, “siapa yang menguasai palestina, maka ia akan menguasai dunia.”
Ketiga, dan ini yang paling penting, tempat ini menjadi “pusat” tiga agama langit. Dan ini sangat berhubungan dengan iman. Bukan masalah politik atau militer. Keimananlah yang menjadikan kota ini benar-benar bermakna. Bahkan sampai-sampai tokoh zionis Yahudi, Benyamin Disraeli berkata, “The view of Jerusalem is the history of th world; it’s more, it is the history of earth an heaven.”
Bayangkan saja, logikanya, bagaimana mungkin tanah kecil yang tak sebesar Jawa Barat (Palestina seluas 26.990 km², dan Jawa Barat seluas 37.174 km²) bisa menjadi titik penting yang selalu penuh dengan pergulatan kekuatan dunia? Sebab yang dicari bukanlah luasnya, bukanlah kekayaannya, namun karena kedudukan dan pengaruhnya.
Itulah mengapa, dari sini kita perlu memahami, bahwa permasalahan Al Quds bukan semata-mata masalah politik. Dia adalah masalah peradaban yang sangat-sangat kompleks. Tidak akan bisa saya menyebut seluruh hakikat tentang Al Quds dan palestina hanya dengan pertemuan online 2 jam-an ini. Maka akan saya sampaikan saya garis besarnya.
“Sebab Al Quds, adalah masa lalu, masa kini dan masa depan kita”, kata salah seorang pemimpin perjuangan Rakyat Palestina di jalur Gaza.
Pandangan Masing-masing Agama Secara Ringkas :
YAHUDI : memandang bahwa Al-Quds adalah ibukota mereka, tidak ada yang berserikat dengan mereka walau satupun, sebagaimana pendiri Zionis, Mandell Slair berkata, “kalian menanyakan padaku apa keinginanku, maka Aku menjawab, bahwa keinginanku adalah Yerusalem. Kalian bertanya padaku, maka aku menjawab; Haikal, dan ia adalah sesuatu yang hilang dari kita. Apa yang kita anggap benar, adalah apa yang akan kita perjuangkan untuk meraihnya. Ialah negeri kita yang indah, keyakinan kita yang disucikan!”
NASRANI : Kaum Kristiani memandang Palestina sebagai ikatan keyakinan, yang membuat mereka berkumpul dari saentero negeri untuk menziarahi Baitul Lahm (Bethlehem) di selatan Baitul Maqdis , dikatakan bahwa tempat tersebut merupakan maskot Yesus Kristus, sebagaimana diceritakan dalam Injil Matius halaman 4, dan dinamakan dalam Kitab Suci mereka sebagai “Rumah Daud”
ISLAM : Kaum Muslimin memandang bahwa Palestina, terutama Baitul Maqdis, adalah negeri yang diberkahi, disebutkan berkali-kali dalam Al-Qur’an dan dimuliakan dengan hadist-hadist Nabi Muhammad SAW.
Allah berfirman, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS Al Isra ayat 1)
Masjid Al-Aqsha memiliki keberkahan, begitupula tanah tempat ia kokoh berdiri. Di Palestina lah, terutama di Al-Quds, Nabi Adam alaihissalam membangun pondasi Masjid ini, 40 tahun setelah membangun Ka’bah di Makkah.
Fakta Penting :
Dalam permasalahan Al Quds, kaum muslimin dan kristen banyak sekali bersatu pada dan memiliki keyakinan yang sama, bahwa kota ini untuk seluruh pemeluk agama langit. Namun yahudi tidak. Dalam doktrin mereka yang tertulis di kitab talmud; Palestina adalah ibukota abadi mereka dan hanya untuk mereka, yang lain hanyalah binatang dan bangsa di bawah kendali mereka.
Saat itulah konflik menjadi-jadi.
Pembahasan Kedua :
Situasi Terkini di Al Quds
6 Desember lalu, dunia dikejutkan dengan pernyataan Trump mengakui Al Quds sebagai ibukota Israel. Tentu dunia geger dengan sikapnya yang sangat kontroversial ini. Apa alasannya ketika ditanya, “mengapa anda melakukan ini semua?’, jawabannya adalah; karena demokrasi. Sebab mayoritas kongres AS mendukung ini. Faktanya memang, anggota kongres didominasi oleh mereka yang mendukung kepentingan yahudi. Bahkan bisa dibilang, sebagian besar anggota kongres AS telah dibeli suaranya oleh yahudi.
Awal petaka itu bermula ketika tahun 1995, kongres menyepakati untuk memindahkan kedubes AS dari Tel Aviv menuju Al Quds dan di saat yang sama juga mengakuinya sebagai ibukota Israel. Keputusan kongres tidak dijalani oleh para presiden hingga 20 tahun lamanya, sebab mereka meyakini bahwa kebijakan itu akan merusakn perdamaian duna.
Makanya, Trump mengatakan bahwa para presiden AS sebelumnya adalah pengecut. Ia lanjutkan, Trump malah mengatakan bahwa pemindahan ibukota ke Al Quds adalah hak Israel, untuk kemaslahatan AS dan demi perdamaian. Itulah semuanya, asumsi fana dan perhitungan Trump yang salah fatal. Tak lama setelah itu, banyak sekali telepon dari pemimpin negara di dunia yang mengecam Trump.
Mengapa pemindahan ibukota dari Tel Aviv ke Israel adalah ide yang sangat buruk?
Setidaknya ada beberapa jawaban. Pertama, Amerika berati telah merestui israel untuk menjajah teritori yang bukan haknya, sebab Yerusalem/Al Quds adalah tanah yang dilindungi badan Internasional. Kedua, amerika dengan sengaja ingn menyalakan kembali bara api konflik di atas tanah Palestina untuk mencegah palestina merdeka seutuhnya. Ketiga, AS berarti telah mengatakan pada dunia, bahwa ia menjadi rekan israel dalam membantai manusia. Keempat, AS telah memberi lampu hijau bagi Israel untuk mencaplok tanah Palestina. Kelima, memperkeruh sitausi antara dua negara (israel dan palestina). Dan keenam, mengancam kedudukan kota suci bagi tiga agama langit.
Sejauh ini, setelah pidato kontroversial trump, telah gugur 4 orang warga Palestina oleh agresi zionis israel. Ada juga 15 orang yang luka-luka parah karena serangan mendadak israel. Khusus di daerah Gaza, sudah ada 4 orang gugur dan 170 orang luka-luka. (sumber : @PalinfoAr)
Langkah Trump mengakui Al Quds sebagai ibukota israel adalah kebijakan yang aneh. Ini bisa menjadi blunder baginya, bahkan ini ahistoris (tidak sesuai dengan arah sejarah yang terjadi di muka bumi ini). Mungkin ada yang bertanya, mengapa Trump melakukan kebijakan gila ini? Ustadz Anis Matta mengatakan bahwa Trump berusaha mengalihkan isu karena tekanan politik dalam negerinya. Sudah lama Amerika merusak negara lain untuk kepentingan domestik mereka sendiri. Ini tidak adil dan tidak beradab. Di dalam negeri, Trump kehilangan kepercayaannya, maka ia melakukan ‘caper’ untuk menegaskan bahwa dia ada dan kuat.
APA YANG AKAN TERJADI SETELAH INI?
-Keputusan Donald Trump ini akan menjadikan Palestina makin terbakar dengan konflik, sebagaimana saat ini dunia memiliki dua titik merah konflik di Korea dan Ukraina.
-Timur Tengah sudah sangat panas, ada banyak sekali permasalahan yang dibentangkan oleh yahudi dan sekutunya untuk mencegah kebangkitan Islam di tanah Arab. Dengan adalah konflik pemindahan ibukota ke Al Quds, trump telah membuat Timur Tengah menjadi kawasan konfliik paling panas di muka bumi.
-sebenarnya, Trump telah membelah dunia kemudian menjadi dua blok baru; pro-israel atau kontra-israel. Dan akan banyak sekali kepentingan yang bermain untuk memanfaatkan situasi ini guna memukul amerika. Diantaranya, Rusia dan Cina yang kini cenderung berseberangan dengan AS
-di dalam dimensi lain, Trump secara gegabah telah membangunkan singa tidur. Bernama umat Islam. Dan dia akan tahu bahwa umat Islam jika telah bangun dari tidur panjangnya, akan sangat bisa untuk menjadi kekuatan baru dunia yang mengalahkan dominasi AS-Eropa.
APA YANG BISA KITA LAKUKAN UNTUK MEMBANTU TERSELESAIKANNYA KONFLIK DI PALESTINA?
Terdidik, mendidik, itu yang utama. Pembahasan ini tidak cukup sekadar 2 jam. Ini adalah problem yang bisa dikatakan abadi sampai hari kiamat datang. Sebab, silahkan dicek di pengetahuan agama-agama langit, baik Islam, Nasrani, dan Yahudi, meyakini bahwa akhir zaman akan sangat lekat dengan problema Palestina.
Bagi muslim contohnya. Palestina adalah; tempat kejadian akhir zaman akan berada di sana, ibukota negeri Islam akan berada di sana ketika akhir zaman, Dajjal akan dibunuh oleh Nabi Isa di pintu Ludd, yakni di sebuah daerah di Palestina. Ya’juj dan Ma’juj akan datang menyerbu bumi dan akan dimatikan di Palestina. Perang akhir zaman akan terjadi di Palestina.
Akhir Kata,
Ada banyak alasan untuk membela Al Quds dan Palestina. Namun yang paling tinggi di atas semuanya, yakni keimanan. Keimanan lah yang membuat orang Palestina rela bertahan berpuluh tahun lamanya, berbekal kerikil dan pisau dapur, melawan tank Merkava israel dan pesawat siluman F-35 mereka. Keimanan lah yang membuat pemuda Palestina bisa bertahan belajar di reruntuhan puing sekolahnya yang dihancurkan Apache isral.
Tahukah kamu mengapa Nabi-nabi namanya abadi sedangkan nama raja mudah menghilang? Karena di zaman apapun, di periode apapun, agama selalu mengisi pemikiran manusia dan memadukannya dengan ide-idenya, ruang hidupnya, dan usianya.
Membela Palestina bagi umat muslim terutama, adalah “juz’ min aqidah”, bagian penting dari akidah kita. Kamu tahu 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui? Apa yang kamu rasakan ketika saya bilang, 19 dari 25 nabi dan Rasul itu diutus di Palestina!
Itulah segores pemaknaan yang seharusnya membuat kita berdiri tangguh membelanya. Bukan temporal dan bukan reaksioner, namun pembelaan yang diiringi dengan pemahaman dan ilmu. Klaim Yahudi tentang Palestina, semuanya dusta. Akan perlu banyak waku untuk menjabarkannya. Namun satu hal; Yahudi tidak pernah benar-benar ingin kembali ke palestina. Sebab telah termaktub di taurat mereka; bahwa ketika seluruh yahudi berkumpul di Palestina, maka itulah saat-saat menuju kehancuran mereka. Semua ini adalah agenda zionisme. Pangkalnya adalah zionisme, yang puncaknya nanti adalah; hadirnya Dajjal untuk memimpin mereka.
Ini bukan teori konspirasi, sahabat. Ini adalah dunia kita yang penuh dengan intrik dan rahasia. Ini adalah dunia kita tempat kebenaran dan kebatilan bertempur sampai matahari terbit dari barat. Sebab itulah, sejatinya rasa nyaman bukanlah saat yang tepat. Kini kita harus sadar bahwa kita telah ada di ujung tanduk peradaban manusia.
Dan palestina akan jadi latarnya.
3K notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
:”“““
Wahai hati, dengarlah.
Sebesar apa kita berharap, maka kita harus bersiap-siap untuk kecewa dengan hal yang lebih besar. patah hati sebelum waktunya, misalnya. Namun bila kau gantungkan harap pada-Nya maka ketenangan yang akan kau dapat.
Perihal harap tak pernah salah. Harapan semu kitalah yang membuat kekecewan semakin pedih saja. Akan ada masanya kita akan memahami, bahwasanya cinta tak melulu diartikan dengan bahagia saja. Cinta bisa pula kita artikan sebagai perjuangan dan penuh peluh. Layaknya semut Ibrahim yang membela kebenaran. Meski terjal, namun ia tetap menempuhnya.
Wahai hati, dengarlah.
Belajarlah untuk menerima, menerima ketetapan baik ataupun buruk nantinya. Segala sesuatu yang ada didunia ini tak hanya bercerita tentang bahagia saja, namun bertandang pedih tetap akan kita rasakan jua. Layaknya manisnya iman pernah kita rengkuh secara bersamaan.
Wahai hati, dengarlah.
Apa kabar Al-Qur’an kini? Masihkah kita menjadikan Al-Qur’an sebagai prioritas ditengah kesibukan kita yang  mulai menggurita ini? Atau menjadikan sebagai pajangan semata untuk menutupi kesholihan kita agar nampak baik didepan manusia?
Perihalnya, hanya diri kita yang mengetahui. Seberapa penting prioritas Al-Qur’an dalam diri.
Wahai diri, dengarlah.
Dengarlah kembali, perihal tangis yang kita tutupi dengan tawa. perihal kecewa yang kita tutupi dengan senyum.
Jujurlah.. Melembutlah.. Kepada-Nya saja..
Tak apa, sesekali sembilu sendiri tak akan menjadikan diri hina. Dan memang sudah selayaknya kita bersikap demikian dihadapan-Nya. Kalau mau menangis, menagislah. Ungkapkan semuanya.
“Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, wahai Rabbku.”
Sesederhana itu harusnya kita meminta, sesederhana itu harusnya kita berharap, dan sesederhana itu harusnya kita memahami. Bahwasannya kita hanyalah seorang hamba, yang mana sampai kapanpun meminta kebaikan dan kelembutan hati adalah yang utama.
melembutlah wahai diri, melembutlah…
((Self Reminder - Ibn Syams))
1K notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
Pengorbanan Perasaan
Sewaktu kecil dulu, kita tidak begitu paham bagaimana perasaan orang tua. Saat kita menangis, merengek meminta sesuatu. Saat kita sakit, kemudian terbaring beberapa hari. Kita tidak pernah tahu.
Sampai kita sebesar ini, barangkali kita juga tidak cukup tahu apa yang sebenarnya orang tua rasakan. Seberapa besar pengorbanan rasa mereka hingga kita sampai bisa berjalan sejauh ini.
Saat kamu mengatakan cita-citamu untuk merantau jauh, menempuh studi di luar kota, luar pulau, bahkan luar negeri. Mereka bersedia mengorbankan rasa rindu mereka, membiarkan langkah kakimu pergi dengan tenang -dan ringan- untuk menggapai mimpi-mimpimu. Mereka bersedia menahan kangen, perasaan yang lazim. Perasaan-perasaan lain seperti kesepian, juga hal-hal lain yang tidak sanggup diungkapkan. Saat mereka mengingat betapa riuhnya rumah saat kamu masih ada di sana. Rasa cemas setiap hari memikirkanmu di perantauan, hingga tidur mereka tidak nyenyak sampai menerima kabarmu. Meski cuma pesan singkat.
Kemudian, saat kamu berbicara tentang seseorang yang kamu sukai. Saat mereka harus berkorban lebih besar lagi atas perasaannya. Merelakanmu memilih hidupmu dengan orang lain. Dan merelakan diri bahwa dirinya tidak menjadi prioritas utamamu lagi. Kamu memiliki keluarga kecil yang harus kamu urus.
Mereka harus menahan rindu, menahan kesepian, menahan berbagai perasaan yang mungkin baru akan dimengerti saat nanti kita berkeluarga dan memiliki anak.
Perasaan yang mereka korbankan begitu banyak. Rasa cinta, rasa rindu, rasa cemas, rasa khawatir, dan segala perasaan yang diciptakan Tuhan di dunia ini, mereka harus menanggungnya. Dan yang kita tahu hanya beberapa, yang kita tahu hanya sedikit. Sementara kita sering mengeluh kepada mereka. Atas batasan-batasan yang mereka buat, atas aturan-aturan yang tidak bisa kita terima, atas nasihat-nasihat yang menurut kita kuno.
Kita merasa lebih maju dalam segala hal, tapi kita lupa kalau kita tidak pernah bisa mengalahkan pengorbanan mereka sedikitpun. Yogyakarta, 5 Oktober 2017 | ©kurniawangunadi
2K notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
Ternyata, bisnis haram ini juga ada di kota.
Tadi saat akan berangkat rapat sekitar pukul 19.30, aku tidak sengaja mendengar percakapan singkat seorang bapak dengan rekannya di telepon.
Bapak : aku wingi ngimpi mangku cah bayi kang (aku kemarin mimpi memangku anak bayi kang) Rekannya : ...... B : Aku lali e kui nomer piro (aku lupa itu nomer berapa) R : ..... B : La, iyo, tolong sampeyan delokke ning buku, bayi kui nomer piro ya (iya, tolong diliatin di buku, bayi itu nomer berapa ya)
Mungkin bagi sebagian orang percakapan ini biasa aja, atau justru terdengar aneh. Tapi bagiku, percakapan itu udah gak asing lagi. Ya, I’m sure kalau si bapak ini menanyakan nomer togel kepada rekannya, sekali lagi saya tekankan, to-gel. Ada juga ya ternyata di Semarang, haha. Padahal ini di kota lho, ku kira cuma di desa.
Well, buat kalian yang mungkin belum tau togel itu apa. Jadi, togel ini termasuk bisnis gelap yang yaaaa bisa dibilang cukup banyak peminatnya. Kenapa aku bilang bisnis gelap? karena togel ini termasuk judi, which is semua orang tau kalo judi itu hukumnya haram. Ya, aku tau ini sejak kecil dan sedihnya I couldn’t do anything to fix this problem. Semua orang - mulai dari petani, pedagang, remaja, orang tua, PNS, bahkan oknum polisi pun tak luput dari bisnis haram ini. (gimana mau diberantas, orang polisinya juga ikut-ikutan -_-). Dan parahnya lagi ada buku khusus buat togel ini. Related with conversation above, kalo misal hari ini ada yang mimpi ada ular piton, bakal diliat tuh di buku togel, ular nomer berapa, dan sebagian besar orang yang ikut togel tadi percaya kalau nomer itu bakal keluar hari berikutnya. Hadeeeeh, teori dari mana coba.
For your information, togel ini semacam arisan gitu lah atau undian berhadiah, wkwk. Orang yang mau ikutan (gak harus daftar yang ribet), cukup dateng ke ‘bandar’ togel, sebutin nama, nomer yang mau diajuin, dan bayar sesuai banyaknya angka yang diserahin (maksimal empat angka). Dalam seminggu, bisnis ini cuma libur dua hari seingetku. Selang satu hari, akan ada pengumuman pemenang (berasa undian beneran kaya di tipi-tipi yakan). Hadiah untuk dua nomer (buntut/ekor) Rp 250.000,00, untuk tiga nomer (gulu/leher) Rp750.000,00, dan bisa dapet jutaan kalau bisa menang empat nomer (ndas/kepala). Tiap hari bakal ada rekapan nomer-nomer yang keluar/menang dan rekapan ini bakal dipake buat ‘ngeramal’ nomer yang akan keluar tanggal berikutnya (mereka lebih rajin dan lebih jago matematika kan daripada mahasiswa, ckck). Gini nih kalau pinter gak pada tempatnya. Tapi serius mereka bisa berjam jam ngadep kertas rekapan cuma buat ‘ngeramal’ angka.  Surprisingly, aku juga tau caranya. Gak nyangka kan? hahaha. Soalnya aku orangnya kepo, jadi dulu suka nanya-nanya gitu. Intinya gitu lah ya, kalo di detail-in ntar panjang dan kesannya aku malah ngajarin, wkwk.
Dari cerita di atas aku sadar kalau ternyata masih banyak ‘tradisi’ gak baik di masyarakat yang dianggap biasa aja. Padahal kalau anak kecil paham beginian, bukan hal mustahil mereka juga bakal ikut-ikutan, kan bahaya. Makanya, yuk lebih peka sama orang-orang di sekitar kita. Kejahatan, kriminalitas, kemaksiatan,dll bisa survive bukan karena makin banyak orang jahat. Tapi karena banyak orang baik diem, gak saling menguatkan, gak saling mengingatkan untuk menuju kebaikan - menuju ke jalan yang benar.
6 notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
MASUK KAMPUS #3, end.
Mari kita lanjutkan ceritanya.
Setelah mengalami tiga kali penolakan dan penyesalan karena gak daftar SBMPTN, aku menjadi agak pendiam di rumah. Bagaimana tidak? Siapa juga yang tega melihat orangtua sedih karena anaknya ditolak di mana mana. Tapi demi pendidikan aku tetap mencoba seleksi masuk perguruan tinggi yang masih dibuka. Seleksi selanjutnya adalah Ujian Mandiri IPB. Gak ada pikiran sama sekali buat masuk sini sebenernya, aku mikirnya di IPB bakal lebih banyak bahas biologi – anggapanku waktu itu. Berhubung aku sudah pasrah, “yasudahlah daftar mana aja, yang penting bisa kuliah”. Lagi dan lagi, seleksi terdekat ada di Surabaya. Kali ini ayah memutuskan untuk berangkat pagi saja, daripada menginap dan merepotkan orang lain. Alhasil kami harus menembus dinginnya pagi untuk menuju lokasi tes. Kami berangkat dari rumah pukul 3 pagi - mengendarai motor, dan sampai di sama pukul 5.45. Ada kejadian yang membuatku jengkel di sini. “Kenapa perutku mules di tengah tes dan gabisa ditahan?” (yang pengen ketawa, ketawa aja gpp). Rasanya pengen nangis waktu itu. “Kenapa musti sekarang sih, gabisa ditunda ntar aja gitu? Atau gak kemarin pas lagi di rumah, duh.” Pesan 7 : jangan makan atau minum yang aneh-aneh kalau mau ada agenda penting (contohnya es sirup pinggir jalan yang gatau juga es nya itu mengandung bakteri e-coli seberapa banyak). Di situ aku udah mikir yang jelek-jelek aja (tetep gak syukur, astaghfirullah) “Ya Allah, apa aku emang gak diijinin kuliah atau gimana? Hiks”. Tes pun selesai. Di luar ayah sudah menunggu. Beliau bilang “Kalau emang yang ini gak lolos lagi, kamu coba lagi tahun depan aja ya nduk. Selagi nunggu seleksi tahun depan, kamu buka jasa les aja di rumah”. Deg. Pelupuk mataku langsung panas, tapi aku tau aku gaboleh cengeng di depan ayah. Aku cuma bisa mbatin, tahan Tik tahan, kamu kuat kok. Dan benar saja, begitu pengumuman dipublish hasilnya tetap sama -  DITOLAK. Empat kali sudah. *sigh*. Udah gabisa bayangin lagi reaksiku saat itu, nangis doang di kamar. Gak berani keluar. Ayah Ibu juga gak berani (lebih tepatnya gak tega) masuk kamarku.
Di saat emang aku lagi bener-bener down, Alhamdulillah masih ada teman yang kasih support ke aku, mengingat dia juga belum mendapat tempat kuliah (Thanks to Tajuddin Atho’illah). Bersyukur sekali Allah masih memberiku semangat lewat perantara temanku ini. Pesan 8 : begitulah kebanyakan manusia, baru akan bersyukur ketika berada dalam kesulitan. Dan begitulah beda teman biasa dan teman baik, perhatikan, apakah dia ada saat kamu berada di posisi terendahmu. Kadang juga kita terlalu berlebihan berterima kasih kepada teman kita tersebut, terlebih kalau lawan jenis – akan ada setan-setan yang ikut nimbrung di dalamnya, sampai kita lupa bahwa yang memberikan semangat itu adalah Allah, Rabb kita.
Kembali lagi ke perjuangan masuk kampus, dengan sangat berat hati aku meminta kepada orangtuaku untuk diijinkan mendaftar dua seleksi terakhir – Ujian Mandiri Undip dan Seleksi Reguler D3 ITS. Aku memilih Teknik Lingkungan dan Statistika untuk UM Undip. Untuk D3 ITS aku memilih D3 Teknik Elektro Kerjasama PLN dan D3 Teknik Mesin Produksi – kalau gak salah. Besar harapanku untuk bisa diterima di D3 Teknik Elektro ITS. Udah jatuh cinta banget kayanya sama Teknik Elektro, gatau kenapa. Tapi tetap, semua ku pasrahkan ke Allah. Bagaimanapun jalanku nanti, itu pasti yang terbaik. Seingetku tes D3 ITS tanggal 22 Juli 2014 dan UM Undip tanggal 24 Juli 2014. Keduanya di Surabaya. Kalo diinget inget lagi, kebayang kan capeknya ayahku nyetir motor bolak balik Malang-Surabaya hampir tiap minggu, berangkat jam 3 pagi pula. Dan setelah ku pikir pikir (lagi), aku juga mendzalimi adik-adik di SMP yang harusnya dapet materi hari itu tapi harus kosong karena ayahku harus ijin ke Surabaya – apa lagi alasannya kalau bukan karena aku. Maafkan Tika Ya Allah.
Aku masih harus menunggu pengumuman selama hampir 2 pekan. Seleksi Reguler D3 ITS dipublish tanggal 7 Agustus 2014 dan UM Undip tanggal 9 Agustus. Alhamdulillah wa syukurillah aku dinyatakan lolos di dua seleksi tersebut. Kabar gembiranya lagi, aku diterima di jurusan yang emang bener-bener aku pengen – Teknik Elektro. See? Allah punya cara terbaik untuk membahagiakan hambaNya. Pesan 9 : kadang di saat semua orang menjauh darimu dan sesuatu yang kau harapkan itu hampir mustahil kau dapat, bisa jadi Allah memberimu rizki dari arah yang tak kau sangka-sangka. Perasaan haru campur bahagia langsung menyelimuti seisi rumah, padahal yang seleksi cuma aku. Ya, begitulah keluarga, baik suka maupun duka, mereka akan tetap setia di samping kita. Fix lah ya aku ambil D3 Teknik Elektro Kerjasama PLN ITS. Lebih deket juga dari rumah kalau dibanding Semarang. Yeay!
Eits, dramanya belum selesai saudara-saudara. Jangan terlalu seneng dulu. Pada akhirnya takdirku bukan di Teknik Elektro. Alasannya adalah karena ketiadaan biaya untuk daftar ulang di ITS – saat itu di ITS sudah berlaku UKT+SPI. Dalam jangka waktu 5 hari sejak pengumuman, aku harus menunggu (lagi) kepastian kuliah, kali ini lebih karena masalah biaya. Padahal untuk biaya pendaftaran berbagai universitas-universitas di atas saja bisa dibilang lumayan, mengingat saat itu ayah juga harus menyiapkan biaya pendaftaran adikku untuk masuk SMA/SMK. Ayahku baru mendapat kabar kalau pinjaman uang baru akan diterima tanggal 12 Agustus jam 11 siang. Kabar ini diterima tanggal 11 malam. Padahal pendaftaran ulang D3 ITS dilaksanakan tanggal 12 Agustus jam 7 pagi. Coba rasakan kalau saat itu kalian jadi aku. Pesan 10 : bersyukurlah kalian yang berkecukupan sehingga tidak perlu terlalu memikirkan biaya kuliah dan biaya lain-lain. Awalnya ayah bilang, “Gapapa nduk kamu ayah anterin aja dulu pagi, terus ayah balik ke Malang lagi buat ambil uang karena uang pinjamannya gabisa ditransfer. Kalau udah dapet ayah balik lagi ke Surabaya buat ngasih uangnya”. Pesan 11 : penting buat kalian untuk mengurus Tabungan dan ATM meskipun kalian tinggal bareng orangtua. Kita gatau kapan ATM itu dibutuhkan. Ha? Gak tega lah aku. Perjalanan Malang-Surabaya itu lama lho, capek, belum lagi macetnya jalanan kalo udah di atas jam 7. Di saat kaya gitu ayah masih bisa bilang mau bolak balik Malang-Surabaya demi aku? Dalam beberapa jam aja?. Perjuangan orangtua untuk anaknya memang luar biasa, apa pun rela mereka lakukan. Orang yang selama ini kita anggap ‘kurang sayang’ ke kita bila dibandingkan ibu, nyatanya juga menyimpan sejuta rasa sayang dan cinta ke anaknya (serius aku nulis ini sambil nangis :”( ). Perjuangannya gak kalah sama ibu. Kekecewaanku karena gajadi masuk Teknik Elektro padahal ia udah di depan mata itu rasanya kaya mau bersin tapi gabisa, sakit kan? Tapi aku yakin perasaan orangtuaku pasti lebih sakit, mereka lebih kecewa karena belum bisa bahagiain anaknya (MaasyAllah, udah jungkir balik pontang panting berjuang, mereka masih bisa seperti itu Ya Allah).
Kita sudah ada di penghujung cerita. Impianku untuk bisa belajar di Teknik Elektro kandas sudah. Ternyata takdirku di sini, di Teknik Lingkungan. Padahal aku gak suka kimia, ternyata jurusan tempat aku belajar justru lumayan banyak bahas kimia. Pesan 12 : jangan terlalu bahagia ataupun terlalu sedih ketika mendapatkan sesuatu, Allah bisa merubahnya 180o sewaktu-waktu, bahkan dalam hitungan detik. Baca QS. Al-Baqarah : 216. Aku harus menerima dengan ikhlas dan tetap semangat karena hanya aku yang berkesempatan kuliah diantara saudara-saudaraku yang lain. Meskipun harus mendapat UKT paling tinggi, ayah bilang “Gapapa UKT segitu, ayah usahakan, kamu fokus kuliah aja gausah mikir biaya. Dulu ayah gabisa kuliahin mbak mu, jadi sekarang kamu harus kuliah yang bener ya nduk” (yakan nangis lagi). InsyaAllah, Yah. Aku hanya berharap bisa menjaga amanah ini dengan baik dan semoga apa yang ku pelajari di sini bisa membawa kebermanfaatan bagi banyak orang, aamiin.
End.
9 notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
MASUK KAMPUS #2
Sebelum pendaftaran SNMPTN dibuka, ayahku menyarankan untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru Polman Astra Jakarta. Aku gak menolak karena pilihan jurusan yang ada tidak terlalu banyak membahas hal-hal berbau kimia. Fyi, aku menghindari jurusan yang banyak membahas kimia dan reaksi-reaksinya. Basic ku matematika dan fisika karena dari SD sudah tertarik di kedua bidang itu. Nah, saat daftar pertama ini belum kerasa banget euphoria perjuangan masuk kampus nya karena belum Ujian Nasional juga sih. Jadi waktu itu aku mikirnya kalau diterima Alhamdulillah, kalau gak diterima yaudah #pasrah. Pesan 1 : jangan merendahkan atau menyepelekan sesuatu hanya karena itu bukan keinginanmu. Hasilnya aku hanya lolos seleksi administrasi dan gagal di psikotes. Padahal aku udah bayangin hidup di Jakarta bakal kaya apa, wkwk. Pesan 2 : jangan terlalu banyak menghayal kalau gak bener-bener berusaha buat meraihnya.
Next, pendaftaran SNMPTN resmi dibuka. Setelah membaca referensi jurusan yang ada di pamflet-pamflet universitas (ingat, hanya membaca, belum menganalisis), di pekan pertama pendaftaran aku mengisi Pilihan 1 Teknik Mesin UGM dan Pilihan 2 Teknik Elektro UGM. Alasanku memilih satu univ tidak lain dan tidak bukan adalah ‘katanya’ kalau pilih cuma 1 univ, peluang diterima akan lebih besar karena sama seperti wanita, univ juga tidak mau diduakan #tsaah. Untuk jurusan, kenapa aku memilih Teknik Mesin dan Teknik Elektro adalah karena menurutku nantinya akan lebih banyak mempelajari fisika dan matematika dibandingkan kimia. Ya, aku tetap kekeuh tidak mau berhubungan dengan kimia #apasihTik. Selang beberapa minggu, pilihanku berubah karena guruku menyarankan untuk tidak kuliah jauh-jauh ke Jogja dan dengan polosnya aku nurut -_-. Akhirnya di detik-detik akhir penutupan pendaftaran SNMPTN, pilihanku jatuh pada Teknik Elektro dan Teknik Lingkungan ITS. Aku juga gatau itu kenapa pilihan 2 ambil Teknik Lingkungan. Pesan 3 : sebelum memilih sesuatu, biasakan untuk mencari tahu dan tabayyun terlebih dahulu. Jangan hanya karena alasan suka atau ikut-ikutan teman dan akhirnya memilih tanpa ada rencana ke depan.
Sambil menunggu pengumuman SNMPTN, aku mencoba mendaftar di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Pesan 4 : Banyak-banyaklah mencoba. Lagi lagi kampusnya di Jakarta. Selain bakal full belajar matematika, biaya kuliah gratis dan adanya uang saku tiap bulannya menambah list alasanku untuk mendaftar di sini. Setelah dinyatakan lolos seleksi 1 (Seleksi Administrasi) aku berhak mengikuti tes selanjutnya (Tes Akademik) yang diadakan di Surabaya. So, aku dan ayah harus menginap di rumah saudara karena takut terlambat kalau berangkat dari rumah pagi hari. Fyi, perjalanan Malang-Surabaya menggunakan motor memakan waktu selama 2,5-3 jam. Sebelum pengumuman tes tahap 2, pengumuman SNMPTN dipublish terlebih dahulu. Bagaimana hasilnya?   MERAH yang artinya belum diterima (kalau tidak boleh disebut ditolak). Lumayan shock ketika melihat pengumuman ini. Impian untuk masuk Teknik Elektro ITS kandas sudah. Mungkin kita memang belum berjodoh.
Sepekan kemudian, pengumuman seleksi tahap 2 pun di post di website STIS. Alhamdulillah, aku dinyatakan lolos seleksi tahap 2 yang konon katanya susah untuk dilalui. Dan lagi, ayahku harus bolak balik Malang-Surabaya mengantarkan anak tercintanya ini karena lokasi tes terdekat hanya ada di Surabaya (ini masih 2 kali bolak balik ya, nanti hitung sampai akhir ayahku harus bolak balik berapa kali). Untuk tes ketiga (psikotes) ayah memutuskan untuk menginap di rumah saudara di Sidoarjo supaya tidak terlalu jauh. Selain itu, ayah juga lupa tepatnya UPN Veteran Surabaya (lokasi tes ketiga) itu di sebelah mana, hehe. Di tes ketiga ini aku udah yakin banget bakal lolos karena ‘katanya’ (lagi) tes ini cukup mudah, yang paling susah adalah tes akademik. Pagi itu aku melalui psikotes dengan hati bahagia dan bersemangat. Tapi kebahagiaan dan rasa penasaran selama penantian itu berakhir menyakitkan karena aku harus menerima kenyataan kalau nomor pendaftaranku tidak tercantum dalam list calon mahasiswa yang lolos seleksi tahap 3.
Aku down berat. Bingung harus bereaksi seperti apa karena percaya gak percaya aku GAK DAFTAR SBMPTN!!! Dengan sombongnya aku yakin banget bakal diterima di STIS dan gak perlu coba daftar SBMPTN. Ya Allah Tik, angkuhnya kamu, sombongnya kamu sampai ndisiki kersone Gusti Allah. Di satu sisi aku harus mengetahui temanku diterima sebagai calon mahasiswa STIS plus diterima juga di Kedokteran UNS lewat jalur SBMPTN. Di sisi lain, aku belum dapat tempat kuliah. Bisa bayangin kan perasaanku waktu itu? Pesan 5 : tidak ada yang patut disombongkan dari diri ini. manusia hanya bisa berencana dan bertawakkal, selebihnya terserah Allah. Mungkin ini cara Allah untuk menegurku. Seakan Allah berbicara di depanku “Kamu tuh manusia. Apa yang mau kamu sombongin? Apa karena kamu pinter? Kamu udah lolos tahap 2? Gak ada yang bisa kamu sombongin Tikaaa, ilmu mu itu gak ada apa-apanya” “Dan lagi, selama ini kamu kemana aja? Sholat dhuha dan tahajjud pas susah, pas mau ujian atau cari tempat kuliah aja? Sebelum itu ke mana kamu? Di saat kamu banyak Ku beri nikmat kenapa kamu gak menemuiKu di sepertiga malam terakhir?. Hayalan pertanyaan-pertanyaan itu menjadi tamparan keras buatku, bahkan sampai sekarang. Pesan 6 : kelebihan yang kamu miliki, entah di bidang akademik, kemampuan bahasa asing, ataupun limpahan rizki jangan lantas membuatmu lupa bersyukur. Banyak-banyak istighfar atas segala kesalahan dan hamdalah atas segala nikmat yang Kau beri Ya Allah.
To be continue…………..
2 notes · View notes
tikaakw · 7 years
Text
MASUK KAMPUS #1
Hari ini adikku UNBK alias Ujian Nasional Berbasis Komputer. Semoga diberi kelancaran sampai akhir ya, Bi. Tetiba keinget, gak kerasa waktu cepet banget berlalu. Kayanya baru kemarin jadi pejuang Ujian Nasional, sekarang udah adikku aja yang ada di posisi itu. Kayanya juga baru kemarin daftar kuliah sana sini dan sekarang udah hampir 3 tahun kuliah di perantauan. Ngomong-ngomong soal kuliah, aku mau berbagi cerita mengenai perjuanganku masuk dunia perkuliahan. Selain aku berharap bisa memotivasi adik-adik yang lagi berjuang buat cari kampus, tulisan ini insyaAllah ngejawab juga bagi yang sering tanya “kenapa gak kuliah di UB aja?”.
Oke, jadi ceritanya sampai awal kelas XII SMA aku belum tau mau jadi apa, setelah lulus mau kuliah dimana,dll. Dari SD, SMP, SMA ya gitu-gitu aja, let it flow, gak ada ambisi buat ikut banyak organisasi semacam OSIS ataupun ikut lomba karya tulis. So, I couldn’t  find my passion karena kegiatanku ya cuma sekolah, les (pas SMP), paski (pas SMA), pulang. Monoton. Menjelang Ujian Nasional pun aku gak ikut les sama sekali. Di saat yang sama, teman-teman yang lain banyak yang les persiapan UN dan SBMPTN, hewh yasudahlah. Toh percuma kalau les tapi gak niat, buang duit doang. Biasanya, ada tiga alasan buat ikut les. Pertama karena merasa butuh pendalaman. Kedua karena disuruh orangtua. Ketiga, ikut-ikutan teman. Bener gak?. Kembali ke topik, awal-awal kelas XII udah lumayan banyak yang saling tanya ntar mau ambil jurusan apa setelah lulus. I truly am don’t know. Satu yang pasti, aku gamau daftar kedokteran, titik. Dengan default muka kaya begini (you know lah), bisa-bisa pergi semua pasienku ntar, haha.  Aku juga gak berniat daftar kuliah di Malang karena serasa pindah gedung sekolah doang, temennya itu lagi itu lagi. Alhamdulillah orangtua ku juga gak membatasi aku buat kuliah di luar Malang dan mau ambil jurusan apa, terserah aku aja katanya. Kewajiban mereka hanya membiayai. Ini adalah satu hal yang patut disyukuri. Kenapa? karena di luar sana masih banyak orangtua yang menuntut anaknya untuk kuliah di jurusan tertentu, contohnya kedokteran atau keperawatan. Terlebih buat anak perempuan, gak boleh kuliah jauh-jauh, gak boleh kuliah di jurusan ini, gak boleh kuliah di jurusan itu, yaa semacam itu lah. Jadi , buat yang masih diberi kebebasan oleh orangtua, bersyukurlah.
Kalau dihitung dari awal, aku udah enam kali daftar buat masuk kuliah terhitung sejak Februari 2014 sampai Juli 2014. Empat diantaranya berakhir dengan DITOLAK. Menurutku itu lumayan banyak dan lumayan melelahkan. Lumayan nyesek juga ketika harus melihat temanmu dengan mudah dapat kampus dengan jurusan yang diinginkan. Terus? Enam kali daftar itu apa aja? Cerita ada di postingan selanjutnya. InsyaAllah banyak pelajaran yang bisa diambil.
2 notes · View notes
tikaakw · 8 years
Text
Hari Ibu
Katanya sih hari ini hari ibu, katanya. Pernah suatu ketika aku mengucapkan hari ibu kepada ibuku. Tau apa jawabannya? T : ibuuuuuk selamat hari ibu {()} I : halah, hari ibu gak hari ibu yo pacet ae ben dino tandang gawe. Lek jenenge hari ibu yo wayae ibuke dijak jalan-jalan, shopping, spa. Lha iki malah ndik pawon terus -_-. (Read : halah, hari ibu ataupun bukan hari ibu tetep aja tiap hari kerja. Yang namanya hari ibu, harusnya ibu diajak jalan-jalan,shopping,spa. Nah ini malah di dapur terus -_-) T : he he he XD
22 Desember 2016
0 notes