Don't wanna be here? Send us removal request.
Photo

Saat air mata ini jatuh aku masih berfikir untuk terus patuh, ini bukan hal baru tapi kenapa terasa sangat menyayat hati. Apa mungkin karena aku tergiur oleh kenyamanan sehingga aku lupa oleh kenyataan. Bukan, ini sudah benar sebuah kenyataan,hannya saja aku yang merasa terlalu terlena akan nyaman.
Saat aku berada dalam kenyamananku aku lupa bagaimana rasanya air mata jatuh. Dan saat aku merasakannya sekarang aku merasa seperti terbunuh. Cukup tuhan, kenapa Engkau hannya memberi kepadaku sebuah kebahagiaan semu?
Trimakasihku masih belum cukup untuk membalas semua jasa yang telah engkau lakukan untukku. Trimasih masih berada di sampingku, masih menemani aku dalam perjuanganku, tahan sedikit lagi egomu IBU, aku ingin terus bersamamu sampai aku sanggup mengambilalih tugas untuk membahagiakanmu. Sedikitpun aku tak lupa apa yang harus engkau korbankan untukku, aku ingat Kau mengalami banyak kesulitan saat bersamaku, tapi aku masih berharap Engkau masih mau selalu bersamaku.
Aku masih ingat masa kecilku tanpa seorang Ayah, dan itu berarti engkau pun tanpa seorang suami IBU, walaupuan aku masih kecil aku tau Ayah masih ada, seandainya dia sudah berpulang mungkin rasanya tidak akan terlalu sakit, tapi saat aku tau dia masih ada tapi terus mengabaikan kita, kenapa rasanya sangat sakit ya ibu?.
Ayah, apakan saat Kau ditempatmu, kau merasa rindu pada kami? Ayah, apakamu disana memikirkan kami? Ayah, apa kamu tau IBU bekerja keras untuk mengambilalih tugasmu? Ayah, apa kamu tau IBU bermandikan peluh untuk memberi makan anakmu ini? Ayah, apakah tidak ada sedikitpun rasa untuk kami ayah?
Aku begitu membenci Ayah BU, sampai rasanya kalau aku bertemu dia aku tidak akan pernah mengakuinya sebagai Ayah. Bagaimana bisa aku untuk mengakuinya? orang yang telah mebuang Aku dan IBU aku anggap sebagai Ayah? Bagaimana bisa aku lakukan itu IBU? Bagaimana ini pantaskah anak yang masih berusia 5 tahun berfikir seperti itu? pantaskan itu.
Sampai orang yang membuat IBU terus bertahan disini pergi, dia nenekku, IBU dari IBUku. Nenek sudah berbulan bulan sakit, terhitung ibu merawatnya semenjak 8 bulan lalu, selama 8 bulan nenek tidak bisa berjalan jangankan berjalan menggerakkan tubuh saja sangat sulit bagi Bliau. Dan disini kebaktiaan IBUku dipertanyakan sebuah pilihan sulit yang harus ibu pilih.
Ayah membuat IBU dalam situasi yang sangat sulit, Ayah meminta Ibu untuk ikut pulang ke Malang, jika tidak Ayah tidak menganggap IBU ada lagi. (Sungguh egois bukan) dan di sisilain Nenekku sedang terbaring lemah tidak berdaya di Pemalang. IBU harus memilih untuk menjadi seorang Istri yang baik apa menjadi seorang Anak yang baik. Dan pilihan Ibuku sudah sangat jelas ia memilih untuk menjadi Anak, merawat orang tuanya yang telah mengandungnya selam 9 bulan 10 hari dan juga telah mebesarkannya. Dan itu berarti Ibu menjadi Istri yang buruk untuk Ayahku.
Tapi Ibu tetap menjadi ibu terbaik untukku, dan seandainya aku dalam posisimu IBU aku kan berusaha mengambil keputusan sebaik Engkau. Aku tidak akan meninggalkanmu, hannya untuk laki-laki yang jadi suamiku tapi tidak menjadikan IBUku sebagai IBUnya. Untuk laki-laki yang menginginkan aku tapi enggan pada Mu. aku tidak akan meninggalkamu untuk laki laki sepeti itu
2 notes
·
View notes
Photo

laksana embun di pagi hari, begitu suci dan murni. Engkau bagai pelita di kala gelapku yang selalu memberi penerang untuk jalanku. Engkau bagai setetes air yang menghilangkan hausku. Engkau segalanya bagiku. Terimakasih telah memperjuangkan hidupku dengan mempertaruhkan nyawamu.
0 notes
Photo

terkadang seseorang akan membenci diri meraka sendiri. mereka merasa tidak puas pada diri mereka sendiri, padahal mereka memiliki kelebihan yang tidak orang lain miliki. tapi terkadang ada juga yang sangat membanggakan diri mereka sendiri sampai mereka lupa mereka punya kekurangan...........
intinya lihatlah diri kalian sendiri, jangan terlalu rendah diri dan juga jangan terlalu tinggi hati. jangan hannya bisa menilai orang lain.
0 notes