Text
Jika suatu saat aku hanya diam, ada dua kemungkinan yang terjadi.
Entah karna sedang kecewa, atau memang sedang mencoba memahami perkataan orang lain disimpan baik baik atau untuk diintropeksi.
Tidak ada kondisi diri yang baik-baik saja dari diamnya seseorang. Bisa karna seseoranglah penyebabnya entah itu perkataan seseorang itu yang menyinggung, atau perbuatannya yang menyakiti hati dan hari.
- via Eutophiaa dengan sedikit perubahan. Ditulis dengan perasaan 😂
9 notes
·
View notes
Text
“Kala dalam hening doa hanya tangisan yang mampu mewakili segala yang bergemuruh dalam hati. Terus saja menangis sampai sesak di dalam hati Allah lapangkan.”
— Menyapa Mentari ( @menyapamentari ) 🌻💙
367 notes
·
View notes
Text
Orang-orang yang pandai menyembunyikan rasa, kukira mereka sungguh kuat hatinya. Bukan lemah dalam menyatakan, bukan pula pecundang yang takut sebelum berperang. Ia lebih menghargai hati mereka yang telah bahagia bersama yang lainnya. Atau mungkin ia lebih tahu bahwa bertepuk sebelah tangan tidak lebih mengenakkan daripada menerima sebuah penolakan. Iya mungkin demikian.
136 notes
·
View notes
Text
Martabak spesial, gak pake telor, gak pake dagingnya ga pake apa apa. Tapi cuma kulitnya aja, kulitnya cuma tepung sama air. Tanpa garam atau penyedap rasa. Gimana?
Tetep spesial?
Atau spesial cuma nama?
🙂
1 note
·
View note
Text
Bagaimana kamu bisa dihargai? jika tidak pernah menghargai orang lain?
Jangan salahkan orang itu, mungkin orang itu pernah terluka hatinya karna tak pernah kamu hargai.
Jangan salahkan orang lain, jika mereka tidak menghargai kamu.
Karna itu akibat dari apa yang kamu lakukan dulu
-titifatimaaf
#tamparandirisendiri #selfreminder #belajardarihariini
4 notes
·
View notes
Text
Kita tak selalu bicara soal perasaan, tapi kita paham bagaimana saling menjaga perasaan. Kita tidak selalu berbicara manisnya masa depan, tapi kita paham apa yang harus diperjuangkan. Aku menyukai kau karena tak banyak janji, kau tunjukan padaku kau layak didampingi.
–boycandra
1K notes
·
View notes
Text
Sudahkah?
“Kamu pantas mendapatkan seseorang yang sudah yakin denganmu. Tanpa perlu bertanya-tanya lagi mengenai siapa dirimu di matanya.”
—
You deserve that kind of person. // A. W.
Bandung, 16 Januari 2018.
(via surat-pendek)
3K notes
·
View notes
Text
“Ketika punya kabar gembira dan kau tidak lagi punya orang spesial untuk kau bagi cerita; saat itulah kau akan mengerti, terkadang, rindu bisa terasa begitu menyiksa sekali.”
— (via mbeeer)
761 notes
·
View notes
Text
☺️
Kau dan Aku; Manusia Penuh Luka

Sebagai manusia biasa, kadang-kadang kau terluka. Kau tak tahu cara menyembuhkannya, tak tahu di mana bisa dapat resep untuk mengobatinya. Yang pertama-tama kau tahu dan yakini, ruang sendiri akan sedikit menenangkanmu. Maka kau mencari sudut terjauh yang bisa kau jangkau, lalu bersembunyi di sana. Menyepi dari keramaian. Di sudut itu, tak ada yang bisa menemukanmu. Tak ada yang bisa mengajak dan diajak bicara. Tak ada yang terganggu oleh jerit-tangismu. Tak ada yang bisa menertawakan air matamu. Ini tempat yang tepat untuk memulihkan diri, batinmu. Waktu seperti mengurangi kecepatan berputarnya, membiarkanmu menikmati kesunyian yang perih itu tanpa perlu terburu-buru. Batas antara siang dan malam mulai kabur. Gelap dan terang melebur. Waktu terus melambat … dan semakin lambat nyaris berhenti. Kamu tersiksa. Tetapi, kamu pura-pura menikmatinya dengan satu keyakinan bahwa di luar sana, di dunia yang sebenarnya, hidup berjalan dengan jauh lebih menyedihkan karena kamu harus jadi ’yang sendiri dalam kerumunan’. Sebatang kaktus di tengah hamparan gurun pasir. Tak ada yang bisa mengerti dirimu. Tak ada yang tahu betapa perihnya luka di tubuhmu. Maka kau memilih sendiri. Dan terus sendiri. Sayangnya, kau lupa. Ketika kau merayakan satu kesedihan, boleh jadi kau sedang melewatkan berbagai momen bahagia. Sayangnya, kau lupa bahwa ketika kau menyendiri, kau juga sebenarnya sedang membuat orang-orang yang mencintaimu merasa sendiri dan terluka. Kau juga barangkali lupa bahwa hidup harus dilanjutkan, arti harus dicari, dan cinta harus terus tumbuh. Maka, kapan pun kau merasa siap, berjanjilah kau akan membawa tubuhmu yang penuh luka itu keluar dari ruang sendirimu, temui mereka yang kau cintai dan mencintaimu. Bicaralah dengan mereka apa adanya, menangis bersama, atau menertawakan apa saja sampai rahangmu pegal.
Kebersamaan barangkali tak kan menyembuhkan lukamu. Tetapi, setidaknya, ia melumpuhkan kesadaranmu atas waktu.
Hingga nantinya, tiba-tiba saja, kau akan tahu bahwa luka-luka di tubuhmu telah tak lagi terasa. Meski, tetap saja, bekasnya ‘kan tetap ada, sebagai pengingat bahwa kau hanyalah manusia biasa.ㅤㅤ
…
Depok, 30 Desember 2018
2K notes
·
View notes
Text
Memeluk kaktus pun aku mau
Asalkan kaktus itu kamu
1 note
·
View note
Text
Aku takut, apa yang aku rasakan hari ini, kemarin, bahkan nanti. Akan terasa padamu juga. Aku harap, kamu tidak pernah merasakannya. Jangan, jangan sampai :'')
Kalau kata dilan, biar aku saja.
0 notes
Text
Aku? Cerminan dirimu?
Kamu? Cerminan diriku?
Jika kamu cerminanku
Apakah kamu merasa apa yang aku rasakan?
Atau membayangkan apa yang aku rasakan
Apakah kamu merasa selalu khawatir terhadap suatu masalah?
Apakah kamu merasakan kesedihan yang sama ketika kita sudah berdebat kekurangan kita?
Dan
Jika aku ceriminanmu
Apakan aku benar benar merasakan apa yang kamu rasakan?
Apakah sedihku ini sama dengan apa yang kamu rasakan?
Apakah rasa takut kehilanganku sama seperti yang aku rasakan juga saat takut kehilanganmu?
Apakah aku merasakan cemburu seperti saat kamu cemburu? Memendam amarah dalam tawa?
Apakah rasa sakitku sama? Seperti rasa sakit yang kamu alami sekarang atau waktu itu?
Apakah bahagiamu sepenuhnya olehku? Seperti aku selalu merasakan bahagia yang berbeda saat bersamamu?
Tapi kenapa, kadang masih ada rasa penasaran. Dan selalu berdebat, padahal aku benci itu. Namun jika tidak aku ungkapkan. Perasaanku makin kacau, dan membuat aku benci padamu.
Tetapi
Aku ingin merasakan benci kesal marah kecewa padamu. Bukan hanya sayang cinta dan perhatian saja. Tidak selamanya selalu tentang kasih sayang
Dan jangan sampai aku menyukaimu karna tentang kasih sayangnya saja.
Namun, aku juga harus menyukaimu tentang amarah dan kebencian dan sifat alamimu (😁)
Bukan berarti untuk pergi, namun belajar, dipelajaru, dipahami. Bahwa Segala sesuatu tidak selamanya selalu indah dan berjalan mulus. Namun aku akan menjalankan perjalanan panjang bersamamu (bukan ingin, tetapi akan) dengan segala jalan rusak, bencana, amarah, hujan, petir, atau apapun itu.
Dan kasih sayang dan cinta, itu bonusnya 🤗
Dan (lagi) hehe
Jika kita ada dalam suatu masa, aku ingin membenahi ini semua tak akan ku buatmu merasa kecewa. Dengan izinNya, insyaallah aku ingin bersamamu
Sampai nanti
Saat aku/kamu dipanggil olehNya
0 notes
Text
Cinta itu seperti burung
Membuatmu bisa memandang seluruh isi dunia dengan suka cita, bahkan terkadang kau merasa seluruh dunia ini hanya milikmu seorang
Cinta itu menakutkan seperti hantu
Semua orang membicarakannya, tetapi sedikit sekali yang benarbenar pernah melihatnya
Cinta itu sesejuk air sungai
Ya. Cinta sejati memang seperti air sungai, sejuk menyenangkan dan terus mengalir. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti, semakin lama semakin besar, karena semakin lama semakin banyak anak sungai yang bertemu. Begitu juga cinta, semakin lama mengalir semakin besar batang perasaannya
Tereliye/berjutarasanya
0 notes
Text
Hubungan ini, ibarat pohon.
Pohon itu tumbuh karna diberi pupuk,tanah yang subur,dan kamu tidak memberi pupuk dan tanah subur itu. Kamu hanya menyiramiku dengan air,ya hanya kata kata yang mengalir seperti air. Purcuma kalau hanya ada air saja,pohon lebih cepat kropos. Bahkan pohon jati sekalipun. Pohon tidak akan tumbuh subur ditanah yang kering dan gersang. Bahkan tak ter urus,coba saja dengan memberi pupuk dan tanah yang bagus pada pohon itu. Seperti pemberian pembuktian dan usaha. Pohon itu akan tumbuh baik kembali walaupun sudah rusak,sama halnya pohon itu seperti perasaan kita.
24/5/18 05:40
0 notes
Text
Setiap ku mendengar tangisan hatimu
Tak pernah terbayangkan betapa hancurnya hatiku
Seandainya/B.Jodie
0 notes
Text
Jangan sampai.. ya :)
Aku menunggalkan segala untuknya. Dan ia menanggalkanku untuk segalanya
Duatigadesember
81 notes
·
View notes