Text
Selamat ulang tahun, temanku dari SD, Almira.
Kalau dikasih kesempatan untuk mengulang waktu, aku memilih kembali di masa SMA.
Alasannya karena mau bilang, “Al, makasih sudah pernah nemenin aku pulang sore hanya untuk download one piece dulu di aula sekolah. Makasi juga kamu selalu kasih boncengan gratis, dan akhirnya uang jatah busku utuh, bisa buat beli kue kacang di koperasi.”
Untuk semua hal yang kamu khawatirkan tentang hari esok, aku cuma mau bilang, “Gapapa kalau kamu cemas, namanya juga manusia. Ayo beli matcha!”
Juga, kita belum mewujudkan keinginan untuk berpergian bersama ke Bandung, Bromo, Bali, Sumbawa, Banyuwangi, dan Banda Neira. Apa jangan-jangan Allah mau kasih berpergian kita untuk pertama kalinya adalah pergi ke Tanah Suci Mekkah-Madinah dulu, ya? AAMIIN ✨
Sekali lagi, selamat merayakan perjalanan yang penuh karuniaNya ini. Ada Allah swt dan aku. Karena apa gunanya hidup, kalau tidak punya teman bernama Kiki 💌🫶🏻✨
Love,
Kiki yang kadang dipanggil Cici.
0 notes
Text
PADAHAL CUMA SURAT
Selamat malam, Nak, atau waktu apa pun saat kamu sudah bisa membaca surat ini.
Hari ini aku cukup lelah, setelah melewati tiga hari masuk sekolah dengan beradaptasi bersama siswa baru. Suara jerit tangis yang saling bersahutan, ditambah orang tua mereka yang tak tega melepaskan putra putrinya. Aku lelah, Nak.
Tapi sudah menjadi hal biasa bagiku, untuk perayaan awal tahun pelajaran.
Selepas pulang sekolah, seperti biasa. Aku tetap menjalankan pekerjaan lain. Belanja bahan pokok untuk jualan, saling berbagi tugas dengan ibuku (karena kita menjalankan bisnis bersama), menyiapkan diri untuk pergi mengajar les privat dan kelompok, disambung dengan beberes rumah, dan berakhir di pukul 9 malam. Aku baru bisa scroll tiktok, baca buku “Pada Sebuah Kapal” dari NH. Dini, lalu membaca surat yang ditulis temanku.
Aku membaca surat yang ditulis oleh temanku, seorang dokter hewan, di laman blognya. Suratnya ia tujukan kepada putrinya yang baru lahir bulan Juni lalu. Putri pertamanya, setelah kehilangan calon anaknya yang sempat tinggal di rahim istrinya.
Tiba-tiba aku menangis. Bukan karena isi suratnya yang berisi rasa suka dan duka. Melainkan, upaya dan ketulusan cintanya pada keluarga kecilnya. Dokter vet ini sebelumnya tak pernah seperti ini semasa sekolah. Jadi, rasa-rasanya begitu asing, saat membaca karya-karyanya. Memang asing, atau aku saja yang selama ini tak pernah benar-benar mengenal teman-temanku.
Tapi ada kalimat yang begitu menyentuhku, dari isi surat Pak Dokter Vet tersebut, “Jika ada pilihan untuk mengulang hari bahagia, aku akan mantap memilih hari ini (15 Juni 2025). Because it’s worth in every second in just one day. Lelahku bekerja dari pagi sampai sore, kehujanan sepanjang perjalanan, juga ibumu yang pasti berdesakan di KRL dari Jakarta ke Bekasi. Aku yakin, Vania pasti akan memilih hari yang sama.”
Ia menaruh begitu besar cinta dan sayangnya kepada istri dan anaknya. Bahkan dari hampir semua tulisannya, ia selalu bangga dengan istrinya.
Lalu aku menutup laman blog miliknya, dengan bengong dan bendungan air mata. Betapa aku begitu merasakan cinta dan ketulusan lewat karyanya.
Harapanku, Nak, kalau nanti kamu hadir, entah masih di rahim atau nanti sudah dapat ku temani tumbuh kembangmu, aku ingin dan selalu ingin mendokumentasikannya bukan hanya lewat gambar. Namun juga lewat tulisan kumpulan surat, untuk nanti dapat kamu baca dan menemani harimu.
Dan satu lagi, tenang, Nak! Karena ibumu Kiki.
Iya, aku Kiki. Nanti kamu boleh memanggilku, ibu.
0 notes
Text
don’t look back, don’t run after what is already gone. let it go with peace. because the right train will come. and when it does, you will be ready to step on board, knowing that this time, it was meant for you. 🤍
0 notes
Text
Tentang Tiga Puluh dan Mimpi-Mimpi yang Tertunda
Hi, selamat merayakan ulang yang ke-30 tahun, Oryza Sativa.
Hmm…., mulai dari mana, ya?
Sebenarnya 29 Mei, sudah terlampau lama untuk dilewati. Sudah dua minggu yang lalu, tapi pesan ini baru tertuliskan. Maaf. Bukan karena lupa, justru aku sangat ingat. Melainkan karena aku merasa ada jiwaku yang kurang di dua minggu terakhir, sehingga tak mampu untuk berucap.
Setahun, terasa seperti satu dekade. Dan sejak akhir tahun lalu, setiap bulan terasa seperti satu tahun lamanya. Aku merasa seperti itu, apakah kamu juga merasakan yang sama?
Oryza, aku pernah bingung karena isi fyp ku berisi konten tentang orang-orang yang katanya hidupnya terakhir di tahun 2019. Aku bingung, dan akhirnya mencari tahu. Ternyata menurut mereka, setelah 2019, hidup kita cuma sekedar untuk bertahan atau adaptasi untuk hidup. Aku rasa, ada benarnya juga, sih. 24/7 vigilant mode, membuat 24 jam terasa tegang dan panjang, juga banyak melelahkan.
Belakangan, hidup rasanya semakin jauh dari life as we know it. Dan jika 70% tubuh manusia mengandung air, aku rasa 50% nya berisi air mata dari duka-duka yang terpaksa kamu pendam. Apalagi saat 29 Mei tahun lalu, kamu datang ke rumah dan bilang atas penyakitmu. Wajahmu terlihat takut, namun tak mampu menangis, disaat kita sekeluarga panik dan tangis ibu pecah. Sekuat itu kah kamu? Rasanya aku ingin memelukmu dan memaksamu untuk menangis, saat kau ingin melakukannya, tanpa perlu malu dan takut kepada kami.
Setelah operasi panjang itu, dan proses penyembuhan yang memberi banyak arti kehidupan untukmu dan kami. Aku pun turut berbahagia atas kebahagiaanmu dan suami. Padahal kami sudah ikhlas akan ketidakmungkinan tersebut, namun bagi Allah itu mudah. Tak sabarnya ingin aku mengajak ponakanku nanti bermain bersama, dan terkadang ingin membuatnya menangis sesekali.
Teruslah hidup dengan pilihan yang membuatmu nyaman, tanpa harus membunuh mimpi-mimpimu. Mungkin lebih baiknya dengan menunda, daripada menguburnya. Dan kalau sesekali kita dapat berbicara terlalu dalam, ingin aku bertanya, “Bagaimana sih caranya hidup? How do you live?”
Love,
adik yang dulu selalu merengek minta diajak bermain.
0 notes
Text
Untuk Kakakku yang Sedang Berulang Tahun
(Telat satu hari, tetap bisa dirayakan, kan?)
Selamat tanggal 29 Mei yang ke 29 kalinya.
Kalau dari lagu legend-nya bulan Mei, “Kami dari…, 27 bulan Mei. Bulan Mei. Ayo dong, bantai kami! Kalo elo punya nyali.” (bacanya pakai nada, yak).
“Mbak Ris”, adalah panggilanku kepadamu sedari kecil. Kadang juga, aku akan memanggilmu, “Oryza”. Kau tak pernah marah, ketika aku memanggilmu dengan sebutan apa pun, bahkan jika aku memanggilmu, “Oryza Jelek”. Kau hanya akan tertawa sambil membalasku dengan lebih sarkas dan tajam.
Kau yang sering aku sebut dengan, “Mbak Ris, hehehe.”, ketika aku membutuhkan bantuanmu. Harus diakhiri dengan senyuman manis, namun penuh dengan makna menginginkan sesuatu. Dan kau akan menjawab dengan sangat sigap dan begitu semangat, “NGGAK!”. Namun begitu, kau tetap akan menuruti kemauan adik-adikmu.
Hi, Oryza! Aku tak yakin kau bisa menemukan pesan ini, atau bahkan membacanya. Tapi siapa yang akan tahu nantinya, bukan? Jika nanti kau bisa menemukan tulisan jelek ini, lalu membacanya, kali ini aku benar-benar menginginkan sesuatu yang bisa kau upayakan. Dengan cara apa pun, bahkan jika harus menyogok Tuhan pun, aku ingin melakukannya.
Begini. Yang pertama, aku ingin mengucapkan permohonan maaf yang begitu sangat ingin aku sampaikan secara langsung, namun apa lah daya, aku melihatmu saja, sudah ketakutan. Untuk segala hal yang ku buat dan membuatmu marah hingga benci dan kecewa, aku benar-benar meminta kemurahan hatimu untuk memaafkanku.
Kedua, mungkin kau selalu mengira bahwa aku tak pernah mengucapkan kata “terima kasih”, setelah semua hal yang kau berikan. Sesungguhnya, aku selalu merayakannyan dengan menulis pada buku harianku, atas hal kebaikan yang kau berikan. Aku sangat berterima kasih.
Dan yang ketiga, aku selalu terpukul dan sedih ketika kau merasa sakit. Sejak kecil, aku selalu merasa kasihan dan sedih, ketika kau harus merasakan hal yang begitu pedih. Saat kau terpukul, saat kau takut, saat kau kecewa, dan bahkan saat kau sakit. Aku selalu ikut merasakannya. Dan mungkin, kau mengira, aku tak pernah peduli. Hanya karena aku tak pernah menunjukkan mimik wajah atas rasa peduliku kepadamu. Bahkan kau tahu, setiap kau sakit atau ingin sendiri, seisi rumah selalu memintaku untuk mendekatimu. Meskipun aku takut akan peringaimu, namun aku terjang dengan rasa peduliku yang begitu dalam. Aku akan selalu membantumu dan tak akan rela untuk kau merasa sendirian.
Keempat, aku benar benar lupa, bahwa kemarin adalah tanggal 29. Ya, hari kelahiranmu. Karena pada biasanya, kau selalu pulang membawa buah tangan untuk kami, saat tanggal 29 Mei, guna perayaan bersama. Namun tahun ini berbeda. Benar sekali, karena kau sudah bersuami. Bahkan aku tak ingat sekali pun. Namun, sejak pagi ini, dalam benakku selalu muncul jiwamu. Hingga malam ini, ada yang menekan bel pintu rumah, orang rumah berpikir bahwa itu tamu (orang lain), namun aku menebak bahwa itu kamu. Dan ternyata benar, itu memang kamu.
Kamu datang tak seperti biasanya. Biasanya setiap kau datang, pasti akan ada teriakan khas darimu untuk memanggil nama Osin. Kali ini berbeda. Kau memanggil nama, “Mother…, mother mana?” Di situ perasaanku sudah merasa tak nyaman.
Saat matamu menemukan keberadaan ibu, kau langsung berkata tanpa ada keraguan di dalamnya, namun terlihat jelas rasa sakit untuk menahannya dari matamu, “Aku harus operasi lagi, buk!”
Semua yang dengar kaget, aku pun sangat kaget juga. Kami pikir, harus operasi usus buntu kembali. Karena sebelumnya, kau telah mengalami operasi usus buntu. Ternyata kami salah.
“Operasi kista. Aku didiagnosa kista.”, katamu dengan sangat tegar dan tenang.
Lalu kau menjelaskan apa yang kau rasakan dan hasil laboratorium juga USG sementara.
Pikiran dan jiwaku tak tenang, ketika kau menambahi ucapanmu dari hasil pemeriksaan. Bahwa dokter menyampaikan, penyakit yang kau alami ini, bisa mengarah ke kanker. Namun, perlu uji klinis lebih dalam lagi, yaitu operasi besar.
Hi, Oryza.
Aku sangat yakin, kau bisa tenang dalam ucapammu. Namun begitu terlihat juga rasa cemasmu. Aku sangat terpukul mendengarnya, dan begitu sedih, takut, cemas, juga khawatir.
Kali ini aku benar-benar minta kepadamu, untuk kau tetap semangat dan jangan pernah merasa sendirian. Kami selalu ada, meski kita sudah tak dekat. Aku akan berusaha lebih kuat dalam menyogok Tuhan agar kau bisa sembuh dan selamat. Kau pasti sembuh!
Sekali lagi, selamat merayakan 29!
Kadomu tahun ini sangat berarti. Ini kado dari Sang Kuasa. Ia ingin melihatmu lebih kuat dan menghapus segala dosa dan kesalahanmu.
Dari adikmu yang penuh salahnya, dan akan selalu membuatmu tak merasakan sendirian.
0 notes
Text
Hi, Nak!
Ketika kamu nanti baca ini, mungkin saat itu kamu sudah dewasa. Dan pada saat kamu sedang melewati masa tersebut, pasti ada rasa takut, khawatir, gelisah, banyak keraguan, dan suatu hal yang membuatmu ingin berhenti. Tidak apa-apa, Nak. Itu hal normal yang dialami oleh orang dewasa. Kamu cukup untuk selalu menegakkan mimpi-mimpi dan strategi dalam mencapainya, dengan diimbangi rasa tunduk dan berserah diri akan semua rencanaNya yang lebih sempurna. Kamu tak perlu merasa sombong, bahwa sesungguhnya kamu bisa melakukan semuanya sendiri. Kamu tak akan pernah bisa, Nak! Selalu libatkan Dia Yang Maha Bijaksana. Sekali pun kamu tak menyukai hasilnya, percayalah sama perkataan ibuk, bahwa segala hasilNya, adalah sesuatu yang terbaik. Kamu cukup perlu belajar untuk ikhlas, dan selalu menyediakan sedikit ruang untuk si ikhlas. Karena menerima sesuatu yang tak kita harapkan, membutuhkan ruang tersendiri untuk hidup yang lebih waras.
Nak, dunia punya distraksi atas apa yang mau kita fokuskan.
Maka, jangan sampai kita terjebak oleh hal-hal yang tidak perlu. Hal-hal yang akan kita sesali di kemudian hari. Karena hidup itu sederhana, yang tidak adalah keinginan-keinginannya.
Kamu punya ibuk, punya orang-orang yang peduli dan sayang kepadamu. Sekali pun tak ada yang berdiri di sampingmu bahkan memelukmu, jangan risau. Kamu punya Dia Yang Maha Agung. Kamu punya Sang Pemilik alam semesta. Mintalah ampun kepadaNya, atas semua kelalaianmu.
0 notes
Text

Terlampau sudah, 24.
Kini, marilah keep swimming bersama 25.
0 notes
Text
Hadiah, 25.
Matahari enggan menunjukkan sinarnya, di delapan belas pagi. Tak terdengar suara kicauan burung, melainkan ayunan kaki pada pedal motor yang berhasil menghasilkan suara melalui knalpotnya. Brummmm…bruuumm…bruuumm. Seperti itulah terdengarnya. Nyaring, dan sulit rasanya untuk telinga ini menolak. Dibukalah petualangan baru, dengan gerbang awal yang sudah menanti di depan.
Baru saja membuka mata lima menit, dan mencoba menganalisa sekeliling, sembari melihat jam dinding. Arah gerak yang menunjukkan kerjasama antara jarumnya, mampu menunjukkan pukul 06.03 WIB. Dengan tersadar, badan bergerak untuk beranjak dari selimutnya yang sungguh lebih nyaman daripada harus berjumpa dengan kenyataan.
Kreekkk. Aduuuhh! Dalam batin ingin teriak sekencang apa pun itu. Pada bagian leher belakang, terasa begitu sakit seperti ada posisi yang salah pada tulangnya. Mencoba untuk melatih dengan menunduk dan menghadap ke atas secara perlahan. Namun rasanya sungguh begitu perih tak karuan. Kembali melihat jam, kini tak lagi fokus untuk merasakan sakitnya. Mencoba untuk menahan sambil berkata pada diri, “Apakah ini awal permulaan untuk 25?”
Aku pikir mengawali petualangan ini dengan mendapatkan hadiah rasa sakit di bagian leher belakang adalah satu-satunya hadiah yang tak pernah diharapkan, ternyata tidak. Abang, sepeda motor kesayang juga ingin diberi hadiah. Ia meminta hadiah ban belakang yang ternyata sudah sangat halus seperti kulit bayi. Hadiah untuk diri sendiri kepada Abang, si motor merah kesayangan.
Tak cukup sampai itu. Mr. Iwan, guru bahasa inggris di kelas, memberikan challenge kepada semua siswa di kelasnya. Bagi yang dapat menjawab pertanyaannya, maka akan mendapatkan hadiah. Hadiahnya didapatkan dari teman-teman yang hadi di kelas saat itu. Aku mencoba untuk ikut menjawab pertanyaannya. “Romance scam.” kataku saat itu. Dan yaps, aku berhasil mendapatkan hadiahnya. Berupa makanan ringan dari para siswa lain yang hadir di kelas.
Kumpulan hadiah untuk 25, sesungguhnya sangat menarik dan seraya ingin berkata kepadaku, “Ini belum seberapa. Semangat mencari keuntungan yang lebih besar.”
0 notes
Text
Untuk Kakakku yang Sedang Berulang Tahun
Selamat malam, oryza, atau waktu apa pun saat anda membaca surat ini (meski sepertinya tak pernah terbaca olehmu).
Selamat ulang tahun yang ke 28, untuk kakakku yang selalu menipuku sewaktu kecil, tapi pendengar cerita harianku nomor wahid.
Seorang wanita yang sungguh keras kepala, tapi menyediakan ruang dan waktunya untuk keluarga, tempat di mana saya bisa izin untuk ngutang, tapi bahkan dikasihnya cuma-cuma.
Maafkan jika adik-adikmu selalu membuatmu kesal, karena itu memang tugas kami. Semoga tidak pernah bosan untuk memarahi kami hingga memberikan tatapan mata dengan sudut yang tajam, saat kami tak membersihkan dapur dengan baik, juga tentunya kami berdua selalu menjawab dengan tawa terhehe hehe.
Jika semua doa bisa dituliskan, maka tidak akan cukup halaman. Maka, doa sederhana saya, semoga oryza senantiasa diberikan kesehatan dan kebahagiaan, dan dilancarkan rezeki juga segalanya. Karena masih ada kami berdua yang masih mengawali dan mengakhiri dengan kata hehe saat sedang butuh bantuanmu.
Sekali lagi, selamat ulang tahun, Oryza.
Terima kasih telah mendengarkan segala cerita saya dan menjadi donatur utama kami.
All the love
0 notes
Text
untuk segala hal yang begitu banyak dan sering kita tanyakan, cukup untuk terus dilakukan saja.
2 notes
·
View notes
Text
It’s About YODO not YOLO
Hari ke-7 di bulan syawal 1444H, Minggu, 30 April 2023. Kekosongan juga rasa takut berubah saat mendengar kabar tersebut.
Semenjak bulan syawal 1444H dimulai, banyak kabar bahagia dari kerabat, teman, bahkan keluarga, akan rencana baik selanjutnya. Di tengah rasa bahagia dan penuh syukur, Tuhan menyelipkan kuasaNya dengan kabar duka.
Seorang adik kelas, sudah bertemu dengan takdirnya. Dia berhati baik, cantik parasnya, sopan tingkahnya, ramah sapaannya, berwawasan tinggi dengan rasa penuh tunduk dan tak pernah terdengar berita buruk tentangnya.
Baru saya sadari, dengan penuh rasa takut dan cemas yang berkepanjangan ini. Usai di dunia ini, tak mengenal usia. Tiga hari lagi, dia genap berusia 24 tahun, sama persis dengan usia saya. Tapi Tuhan, lebih sayang kepadanya, sehingga memintanya lebih awal dari bayangan manusia.
Selalu manusia berpikir, hidup itu hanya sekali. Padahal, sejatinya hidup selalu berulang-ulang kali setiap hari. Mulai dari tidur, hingga kembali terlelap dengan selimut lelah dan bangun esoknya.
Sesungguhnya hidup sudah ada yang merencanakan. Tuhan mengatur segalanya, dan kematian datang di akhir cerita dunia. Hanya sekali datangnya kematian, dibandingkan ribuan hari hidupnya.
You only die once, yang benar. Bukan You only live once. Kematian yang harusnya dan selalu dipikirkan juga disiapkan. Kalau sudah takdirnya, rencana manusia hanyalah sebuah rencana. Tuhan Yang Maha Segalanya.
Dari kabar duka yang sampai detik ini membuat saya dipenuhi kekosongan pikiran, saya hanya ingin dan ingin setiap hari mampu dan tak lupa mengingat nama Sang Pencipta. Meminta rasa ampunan darinya setiap saat. Karena kehilangan seseorang yang tak pernah mengenal usia, sungguh memberikan hikmah untuk menerima segala keputusanNya dengan persiapan matang.
Semoga almarhumah dilapangkan tempatnya yang sekarang. Ditemani dengan cahayaNya yang menyejukkan. Al-Fatihah.
8 notes
·
View notes
Text
Tokoh Favorit
“Sejak saat itu, dia jadi tokoh favoritku.” ucapmu saat mengenakan kemeja kesayanganmu.
Tanpa bibir ini bergerak untuk mengeluarkan sebait kata, aku hanya mampu memandangi wajahmu yang tengah berbinar itu.
Engkau tak akan pernah tahu, bagaimana caranya menyimpan rasa ini selama 10 tahun.
Yang engkau ketahui, hanya harimu yang penuh dengan ragam cerita-ceritaku. Dan aku selalu suka caramu menjaga suasana setiap mulutku berceloteh.
Hari-hari aku berupaya dengan keras, mewarnai harimu, yang sebenarnya engkau tak memintanya. Namun, aku suka melukisnya.
Kau pun juga tak lupa melengkapi obrolan kita, dengan menggambarkan indahnya hidupmu dengan tokoh favoritmu.
Sejak saat kau memintaku untuk memberikan senyuman palsu, juga menurunkan hujan deras, dikala tokoh favoritmu mulai muncul di tengah cerita kita.
Kini, kau sudah jauh lebih hebat. Membuat tokoh favoritmu menjadi dua.
Dia, dan gadis kecil dengan perpaduan antara kamu dengannya.
Kemarin, setelah 5 tahun tak ada warna darimu, kamu kembali hadir dengan menanyakan kabarku. Lewat siaran langsung temanku.
Rasanya, kita seperti dua orang asing yang baru memulai perkenalan. Kau yang dulu selalu berada di dekatku. Dan kau, akan selalu menjadi tokoh favoritku. Aku masih dan sedang mencintaimu, meski kau tak pernah tahu. Kini sudut wajahmu, selalu menjadi cerita indah dari dua tokoh favoritmu. Bukan lagi milikku.
1 note
·
View note