Tumgik
uliedwiyanti · 7 years
Text
negative vibes part 1
Tumblr media
source
“To become a good swimmer, first you have to trust the wave.”
Saya pernah mengalami masa-masa yang sulit bagi emosi saya selama berbulan-bulan. Dan saya tidak ragu untuk mengakuinya di sini. I felt so depressed and anxious that I wanted to have a long sleep but too afraid to close my eyes. Tapi di saat lain, saya bisa tidur seharian meski setelah bangun tetap merasa lelah. I cried like a baby. A lot. Jantung saya berdebar kencang tiap kali melihat jam, kalender, atau kapanpun ketika saya merasakan waktu berlari, hari berganti, dan mati bisa datang kapan saja. Saya enggan melihat foto-foto masa lalu, kenangan-kenangan yang diingatkan Facebook, atau kenangan yang saya simpan dalam memori sendiri karena semua itu bikin saya sedih. Karena itu bikin saya merasa hidup saya sia-sia. Tapi, saya juga tak mampu merencanakan apa yang harus saya lakukan esok pagi, dan esoknya, dan esoknya karena saya keburu cemas sebelum memikirkannya. Rasanya seperti terimpit di antara kandang naga dan medusa, bahkan lebih buruk karena keduanya hanya makhluk rekaan, meanwhile… my feelings were real.
Saya mengingat lagi pelajaran-pelajaran yang saya dapat tentang cara menenangkan diri, afirmasi positif, dan sebagainya. Berhasil….sebentar. Lalu mereka datang lagi.
Saya ngga bisa menjelaskan bagaimana semua ini bermula, kenapa saya merasakan hal-hal itu. rasanya ibarat tertimpa gunung yang longsor, runtuh begitu saja. 
Saya cerita ke pasangan, dan itu malah bikin saya malu, karena merasa hidup saya terlalu negatif dan ngga layak menyusahkan hidupnya yang positif. I spread negative vibes, and I felt guilty for that. Cerita ke orang lain apalagi. I would be a shame.
Di penghujung masa sulit itu, saya berubah. My heart was numb. saya ngga lagi punya ketertarikan pada hal-hal bertagar positive vibes, saya sangsi pada kata-kata bernuansa optimisme, saya alergi pada motivasi-motivasi positif, saya ngga bisa lagi menikmati ide-ide tentang pikiran positif, bahkan jika itu pernah keluar dari mulut atau tangan saya sendiri–dalam bentuk tulisan atau perkataan. saya alergi pada status, caption, bahkan sosok (maya maupun nyata) yang extremely positive. sesuatu yang saat itu saya anggap sebagai bagian dari Pollyanna syndrome: kecenderungan untuk terus menerus merasa optimis, senang, positif, tapi seringkali tidak realistis.
I lost my connection with positive pole. I moved to negative pole. I lived there for weeks and met them: darkness, bad things, bad feelings, hatred, pessimism, depression, illness, and couple more things.
hal-hal yang sering dicampakkan. dianggap racun. dianggap sebagai penghalang kebahagiaan. dijauhkan dari anak-anak. diperkenalkan sebagai musuh bersama, tidak diterima, tak juga mendapat sekadar “Hello”.
Tumblr media
poor negatron
dalam situasi yang demikian, saya merasakan empati yang luar biasa pada orang-orang di luar sana yang sedang mengalami ‘kekalahan’. mereka yang diasingkan karena berandal, mereka yang dihukum karena kriminal, mereka yang tak mendapat apa yang motivator janjikan: kemudahan hidup dan kebahagiaan sejati. sedangkan di sisi lainnya, orang-orang sibuk dengan ‘cahaya positifnya’ sendiri-sendiri, membangun menara ‘kesenangannya’ sendiri-sendiri, memoles ‘kemolekan’ dirinya sendiri-sendiri di media–yang seringkali palsu. apa artinya semua itu jika tak menjadikan kita lebih peduli?
hanya karena seseorang terlahir dari lingkungan buruk, dari keluarga yang pecah, dari pendidikan yang minim, dari kondisi keuangan yang melilit, or just simply mengalami nasib buruk dalam hidupnya, yang membuat hidupnya jauh dari jangkauan frekuensi positive vibes, yang membuat mereka berkawan dengan perjuangan yang keras, kesendirian, keperihan, depresi, pikiran negatif, bahkan keputusasaan, bukan berarti mereka kalah dan boleh ditinggalkan.
bad things happen to everyone, everyday, always. no requirement needed. no terms nor conditions applied. no algorithm can save anyone from it.
setelah itu, saya jadi berkawan dengan dunia di kutub negatif. melihat berbagai hal dari sudut negatifnya. saya merasakan negative vibes dalam diri saya.
apakah negative thinking itu selalu buruk? ternyata tidak juga. 
berpikir negatif sebenarnya kan unsur penting dalam proses antisipasi masalah yang akan terjadi. kalau polisi bisa mencegah perampokan atau mengungkap pelaku pembunuhan, itu juga karena peran pikiran negatif. 
tentu berpikir positif punya dampak baik terhadap kesejahteraan mental. tapi, terlalu ‘positif’ juga ternyata ngga selalu bagus. maksud saya, ya sudah, kita alamiah saja. hal buruk pasti terjadi, itu kenyataannya. kita ngga selamanya merasa happy, kita juga perlu merasa sedih, marah, jijik, takut. kita bakal kacau kalau menghindar dari pengalaman dan perasaan negatif. kita ngga bisa mengendalikan semua masalah. 
terlalu ‘positif’ yang ekstrem, justru bikin kita susah hidup dalam realita. berpikir positif malah bisa kontraproduktif kalau itu membuat kita menolak mengakui hal-hal yang menyakitkan dalam hidup yang tak bisa dihindari (akan dibahas lebih lanjut di tulisan bagian 2).
selain itu, terlalu berlebihan dalam menampilkan sisi positif atau terlalu berlebihan dalam usaha meyakinkan diri bahwa ‘hidup akan baik-baik saja selama saya berpikir positif’, bisa menimbulkan ekses yang ngga kita duga: mereka yang sedang merasa gagal dalam menggapai hidup yang baik-baik saja akan semakin terpuruk dan menyalahkan diri mereka sendiri karena tidak bisa tampil seceria dan sepositif itu. alih-alih menyebarkan positive vibes, yang tersebar bisa jadi malah vibes seputar kompetisi, seperti, “Look, I’m positive, I’m the inspirator, my life is fruitful, what about yours?” sejujurnya, untuk orang-orang dengan self-esteem (penilaian tentang seberapa berharga diri sendiri) yang rendah, kalimat-kalimat sepositif apapun ngga bisa memperbaiki self-esteem mereka, malah bisa berbalik jadi bumerang buat mereka. itu malah bisa mengingatkan mereka soal kegagalan yang pernah mereka alami, berapa banyak tujuan yang tak tercapai, berapa banyak kekecewaan yang ia hadapi, dan berapa kali ia merasa dirinya tidak berharga.
tapi, yah. kita ngga punya kewajiban menyenangkan semua orang juga sih. menampilkan sisi positif yang berlebihan di media sosial maupun di hidup yang nyata adalah hak semua orang. perasaan iri, tertinggal, kalah, atau apapun namanya, yang dialami orang lain karena melihatnya bukan urusan kita lagi, toh kita kan ngga bermaksud bikin orang iri, ya? salah sendiri merasa iri dan tertinggal dan negatif dan terpuruk dan depresi dan putus asa. kita mah membangun menara ‘kesenangan’ kita sendiri-sendiri aja. hm, yang kalimat terakhir kayak pernah baca. di mana ya? de javu~
tulisan ini masih panjang, karena itu akan bersambung ke bagian 2: tentang cara pandang alternatif terhadap pengalaman dan emosi negatif juga terhadap negative vibes, tentang percaya pada ombak alih-alih memberontak dan tenggelam, dan tentang bagian akhir soal masa sulit yang saya ceritakan di awal tulisan.
bagian kedua sudah diunggah, silakan baca di sini.
913 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
Menikahi Keluarganya
Menikahinya berarti kamu juga menikahi keluarganya. Tidak hanya dia seorang.
Ada ayahnya, ibunya, adiknya, kakaknya. Belum lagi kakek nenek dan om tantenya. Keluarga besarnya pelan-pelan menjadi keluarga besarmu. Kamu masuk di dalamnya.
Cerita tentang keluarganya adalah tentangmu juga. Masalah di keluarganya, masalahmu juga. Aib keluarganya, aibmu juga. Kebahagiaan keluarganya, kebahagiaanmu juga.
Menikah berarti…keluarganya kini keluargamu juga. Kamu akan tinggal di dalam budayanya, merayakan berbagai masa dengan mereka semua. Kebiasaan keluarganya kini menjadi sesuatu yang mau tidak mau, menjadi kamu terima. Kamu akan beriringan, berdampingan, dengan segala sesuatu yang keluarganya kerjakan.
Begitulah konsekuensi menyeluruh itu bekerja.
967 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Quote
No texts? I understand. No calls? I understand. No time for me? I understand. But when you see me with someone else I hope you understand.
Unknown (via onlinecounsellingcollege)
3K notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
Ayat-Ayat Suci Al-Qur'an Tentang Cinta Pada Dunia
Surah Al Imran: 14 Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Surah Ali Imran : 31 Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Surah At Taubah : 24 Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Surah Al Hujuraat : 7 Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,
Surah Al Qiyaamah : 20 Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, Surah Al Fajr : 20 Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. Surah Al ‘Adiyat : 8 Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al Qur'an yang menerangkan tentang kecintaan pada dunia.
67 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
Usai Disini
Kadang, perlu ada akhir setelah ada awal, agar kita tahu dan belajar tentang sebuah proses.
Kadang, perlu ada keputusan di setiap ketidakpastian agar kita punya jalan tujuan kita selanjutnya.
Kadang, perlu ada keberanian untuk mengorbankan kebahagiaan demi kebaikan.
Kadang, perlu ada tangisan di setiap perjalanan yang penuh senyuman agar kita bisa bersyukur.
Setiap perjalanan yang kita lalui bersama, aku yakin punya banyak hikmah dan pelajaran kehidupan untuk selanjutnya.
0 notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
Membaca Timeline Sejarah Palestina dengan Jernih
@edgarhamas
Tumblr media
Membaca tentang Palestina selalu saja membuat kita antusias. Karena benar adanya, ia bukan hanya bicara tentang tanah lapang di tengah bumi yang sama seperti belahan bumi lainnya. Jauh lebih dari itu, Palestina, walaupun kecil ukurannya (hanya 2/3 dari luas Jawa Barat) namun sungguh sejarahnya penuh pesona. Begitu banyak shahabat Rasulullah ﷺ yang bercita-cita dimakamkan di bawah hamparannya dan tercapai citanya itu. Diantaranya Ubadah bin Shamit, Muadz bin Jabal, Shafiyah binti Huyai istri Rasulullah, Abu Ubaidah Ibn Jarrah dan banyak lagi, radhiyallahu anhum.
Palestina, selalu saja istimewa.
Dan kamu harus tahu, untuk mengetahui bahwa Palestina adalah bagian dari akidah kita, jangan mensetting ‘awal’ perjalanan bacaanmu dari episode Isra’ dan Mi’raj saja, walaupun benar bahwa peristiwa ini adalah momentum spesial yang mengubah arah sejarah manusia. Sebab nyatanya; Palestina adalah milik umat Islam jauh sebelum Rasulullah diutus. Palestina adalah tanah yang Allah berikan bagi penyembah-Nya yang shalih, bukan untuk yahudi yang dengan angkuhnya mengklaim Palestina milik mereka.
Apa yang Ada di Benak Yahudi?
Yahudi dengan sombong dan gampangnya berkata, “kami lebih berhak atas Palestina, karena kami bangsa pilihan Tuhan sementara yang lain hanya keledai dan monyet. Darah kami adalah darah para Nabi yang berasal dari Ibrahim”, kira-kira begitulah ringkasan pemikiran mereka yang ada di protokol zionis, talmud, dan taurat yang sudah diobrak abrik isinya.
Padahal Al Quran dengan tegas merekam dialog antara Allah dan Nabi Ibrahim, tatkala Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.”
Nabi Ibrahim berkata, “dan juga dari anak cucuku?”, maka Allah menjawab, “Janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang yang zalim.”
Para mufasir menafsirkan ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim adalah; yahudi.
Episode kepemilikan Umat Islam atas Palestina nyatanya dimulai sejak Nabi Adam diturunkan ke alam dunia. Nabi Adam mendapat perintah dari Allah untuk membangun dua masjid pertama di muka bumi. Yang dibangun lebih dulu adalah pondasi Ka’bah di Makkah. Selang 40 tahun kemudian, Nabi Adam membangun masjid kedua di muka bumi. Masjid inilah yang kita kenal sekarang dengan nama Masjid Al Aqsha. Ya, sejak awal manusia di muka bumi, Al Aqsha adalah masjid! Bukan kuil, bukan tanah kosong, apalagi kandang kuda.
Nah, sekarang kita meloncat beribu tahun setelah Nabi Adam menuju zaman Rasulullah ketika Isra dan Miraj.
Menurut kamu, apa yang membuat Isra Mi'raj menjadi momentum yang sangat agung dan mulia?
Peristiwa Isra Miraj, dulu ketika kita masih kecil, selalu dominan tentang kisah Rasulullah Muhammad ﷺ naik ke langit tertinggi, bertemu para Nabi dan mendapat perintah shalat dari Allah. Benar. Memang begitu kenyataannya.
Namun sejatinya, semakin dewasa kita, seharusnya makin memaknai lebih detil apa yang terjadi di peristiwa Isra dan Miraj yang sangat sayang jika pemahaman saat ini sama dengan pemahaman kita di masa belia.
Salah seorang Ulama mengemukakan judul yang sangat bagus untuk menggambarkan rahasia Isra Miraj, yaitu; Sebuah Estafeta Kepemimpinan yang Baru.
Salah satu alasan, mengapa Allah memperjalankan Nabi Muhammad dari Makkah ke Baitul Maqdis dulu, baru ke langit, adalah karena Baitul Maqdis menjadi satu latar utama ‘serah terima kepemimpinan umat manusia’ dari nabi-nabi sebelumnya kepada Nabi Muhammad. Dan serah terima ini, disimboliskan dengan dijadikannya Nabi Muhammad sebagai imam shalat ratusan ribu Nabi dan Rasul di malam agung itu.
Ratusan ribu Nabi dan Rasul?
Benar. Bukan hanya mengimami Nabi-nabi Ulul Azmi yang lima sebagaimana kita diajari waktu kecil. Melainkan mengimami shalat “124 ribu Nabi dan 315 Rasul”, sebagaimana hadits Abu Umamah dari Abi Dzar. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani.
“Dengan dijadikannya Nabi Muhammad sebagai Imam shalat para nabi”, tutur DR Yusuf Qardhawi, “menjadi isyarat bahwa kepemimpinan umat manusia telah berpindah kepada umat yang baru dan Nabi yang baru ﷺ, kenabian yang sifatnya untuk semesta raya, bukan lagi yang terbatas pada satu kaum di ruang dan waktu yang berbeda. Kenabian ini untuk seluruh warna kulit manusia, segenap zaman, dan sampai hari akhir nanti.”
Isra Mi’raj Jadi Penegas; Pemimpin Baru Muncul, Bukan Lagi dari Bani Israil.
Ya. Kepemimpinan telah digantikan. Bukan lagi nabi-nabi dari Bani Israil. Allah telah menjadikan nabi terakhir dari bangsa Arab, untuk seluruh manusia bahkan semesta raya seluruhnya. Dengan momentum Isra Mi'raj ini, semakin terang bahwa Yahudi tidak berhak memiliki Palestina. Karena Rasulullah ﷺ diangkat menjadi pemimpin seluruh Nabi dan Rasul di atas tanah Palestina! Dan umat Rasulullah ﷺ adalah kita, Umat Islam.
Bagaimana keadaan Masjid Al Aqsha ketika Rasulullah melakukan Isra Mi'raj?
Keadaan Al Aqsha sangat memprihatinkan. Saat itu Al Quds dijajah oleh Romawi Timur dan diganti namanya menjadi kota Elia Capitolina. Bagian tengah Masjid Al Aqsha dijadikan tempat sampah kota, dan dibiarkan tidak terurus. Banyak sekali bangunannya runtuh karena peperangan dan perusakan yang dilakukan Romawi. Agar lebih jelas, akan kami ilustrasikan dengan gambar.
Tumblr media
(sumber : Abdullah Al Ahmar Instutute for Ma’arif Maqdisiyah)
Jadi kita bisa menyimpulkan bahwa saat peristiwa Isra Mraj, Al Quds atau Baitul Maqdis berada dalam jajahan Romawi Timur, dan dalam keadaan yang 180 derajat berbeda dengan kondisinya sekarang. Sebab pada faktanya, Al Aqsha mengalami rekonstruksi berkali-kali sebab usianya yang sangat panjang semenjak Nabi Adam hingga kini.
Apa Usaha Rasulullah Muhammad untuk Membebaskan Palestina?
Ini sangat jarang dibahas secara khusus dalam buku-buku Sirah Nabawiyah Rasulullah. Padahal, banyak sekali fakta yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad sangat bersungguh-sungguh untuk membebaskan Palestina yang saat itu dijajah Romawi. Usaha itu meliputi; Pengiriman Utusan ke Raja Heraclius agar memeluk Islam, Perang Mu’tah –sebuah pertempuran pertama antara umat Islam melawan Romawi-, Perang Tabuk, hingga bahkan wasiat terakhir Rasulullah adalah ekspedisi Usamah yang bertujuan untuk membebaskan Palestina.
Perang Mu’tah (September 629 M) antara 3000 pasukan Muslimin melawan 200.000 tentara Romawi Timur.
Tumblr media
Dalam pertempuran ini, 3 panglima muslim gugur, yakni Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah, radhiyallahu ‘anhum. Kepemimpinan pasukan muslimin diambil alih oleh Khalid bin Walid. Hasil dari pertempuran ini adalah; seri. Namun efeknya besar; Romawi ketakutan, bagaimana mungkin 3000 pasukan bisa seri melawan 1/5 juta manusia. Faktanya, Mu’tah berada 88 kilometer dari Al Quds. Sangat dekat.
Perang Tabuk (Oktober 630 M/ 8 H) antara 30.000 pasukan Umat Islam melawan 500.000 tentara Romawi.
Tumblr media
Pertempuran ini berujung pada tidak bertemunya kedua belah pihak, namun memberikan sinyal pada Romawi bahwa Umat Islam telah menjangkau wilayah terdekat menuju Palestina. Jarak antara Tabuk dan Al Quds adalah 397 kilometer. Sangat dekat.
Ekspedisi Usamah bin Zaid (Mei 632 M/ 11 H) adalah perintah terakhir Rasulullah sebelum wafatnya (Juni 632 M/ Rabiul Akhir 11 H) untuk membuat pasukan yang dipimpin seorang sahabat beliau berusia 17 tahun, Usamah bin Zaid, guna membebaskan Palestina dari cengkraman Romawi Timur.
Bersama Usamah, ada 3000 sahabat Rasulullah diantaranya Abu Bakr dan Umar bin Khattab.
Dari 3 momentum besar itu, kita seperti diberi sinyal oleh Rasulullah, bahwa pembebasan Palestina adalah ruh perjuangan yang tidak boleh mati. Keadaan kita bahkan sama dengan masa Rasulullah, dimana Palestina sedang dijajah oleh kekuatan yang zalim. Bahkan sebelum wafat pun, Rasulullah membangun pasukan pembebasan Palestina. Bukan main perhatian beliau agar tanah suci itu terbebaskan.
Selanjutnya di bawah kepemimpinan Abu Bakar, perjuangan pembebasan Palestina tetap dilanjutkan. Perintah pertama Abu Bakar adalah, “lanjutkan pemberangkatan pasukan Usamah!”. Bahkan beliau melakukan langkah sangat hebat; Mengutus 5 batalion raksasa Pasukan Islam yang menyebar di Persia dan Syam, finish akhirnya adalah Al Quds Palestina sembari berkata, “Ketahuilah wahai umat Islam, bahwa Rasulullah telah memerintahkan kita membebaskan Syam (kini Syam adalah Palestina, Yordania, Suriah dan Lebanon), maka aku akan melakukan hal yang sama sebagaimana Rasulullah lakukan.”
Akhirnya, Al Quds atau Baitul Maqdis dibebaskan oleh Umat Islam di masa kepemimpinan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab setelah pengepungan sebulan sejak November 636 M sampai April 637 M.
Umar sendiri yang datang untuk menerima kunci Al Quds dari penguasanya saat itu. Al Quds saat itu bernama Elia. Kota itu dipimpin Uskup tinggi bernama Patrick Sophronius, Ada sebagian besar orang Kristen disana dan fakta pentingnya; tidak ada satupun orang yahudi.
Umar bin Khattab menyebut pembebasan Baitul Maqdis sebagai “Fathul Futuh” Pembebasan terbesar. Sebab kota itu adalah milik Umat Islam, dan disanalah sahabatnya, Rasulullah Muhammad ﷺ mengimami para nabi dan rasul sebelum naik ke langit. Pada hari bebasnya Baitul Maqdis jugalah Bilal bin Rabah kembali melantunkan adzan merdunya setelah lama tak bisa melakukannya sejak Rasulullah wafat. Dalam suatu kesempatan Umar berkata tentang Baitul Maqdis :
عمر بن الخطاب: ”نعم المسكن بيت المقدس، القائم فيه كالمجاهد في سبيل الله، وليأتين زمانٌ يقول احدهم ليتني لبنة في بيت المقدس“
“Sebaik-baik tempat tinggal adalah Baitul Maqdis. Orang yang tinggal di dalamnya seperti nilai mujahid di jalan Allah. Dan akan datang suatu zaman ketika seseorang akan berkata; seandainya aku adalah salah satu bata dari bata-bata Baitul Maqdis.”
Baiklah, sampai disini sebenarnya sudah cukup panjang. Terlalu panjang jika kita terus menerus berjalan mengarungi sejarah palestina yang masih sangat-sangat jauh untuk dijelajahi.
Kita padahal belum berbicara bagaimana perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi yang heroik melawan pasukan 22 negara Eropa. Pasukan Salib menjajah Palestina tahun 1096 M, yakni 6 abad setelah Umar membebaskannya. Selama 90 tahun orang Nasrani menjadikan Masjid Al Aqsha sebagai kandang kuda pasukan Salib dan mengganti kubah Al Aqsha dengan salib raksasa. Hingga akhirnya tahun 1187 M, Shalahuddin bersama 13 ribu pasukannya mengalahkan 60 ribu pasukan salib di pertempuran Hitthin, untuk kemudian membebaskan Palestina yang kedua kalinya.
Sekarang, umat Islam merasakan penjajahan atas Palestina yang ketiga kalinya. Dan parahnya, yang menjajah Palestina adalah kaum yang paling keras permusuhannya dengan Umat Islam.
Siapa mereka? Yahudi.
Darimana kita tahu bahwa mereka sangat membenci umat Islam? Dari firman Allah dalam surat Al Maidah 82, “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” MasyaAllah.
Penutup; Sinyal Sejarah Sedang Berbicara Padamu
Kamu tahu? Ada sinyal yang sama, yang didengungkan sejarah padamu sebagaimana ia memberi sinyal pada Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al Ayyubi. Sinyal yang sama dan keadaan yang sama, yang membuat kamu hidup di titik sejarah dimana Umar dan Shalahuddin hidup.
Apa itu?
Baik Umar bin Khattab, maupun Shalahuddin Al Ayyubi, dan kita, sama-sama hidup ketika Palestina dijajah oleh kekuatan yang zalim. Umar menyaksikan Romawi menjajah Palestina. Shalahuddin menyaksikan dengan pedih pasukan Salib menyembelih umat Islam di Palestina. Dan kita, menyaksikan dengan mata kepala sendiri, zionis yahudi membunuhi anak-anak tak berdosa, mengebom masjid dan sekolah, meluluh lantakkan perumahan dan rumah sakit.
Sejarah sedang memberi sinyal. Apakah kita adalah generasi yang ditakdirkan untuk membebaskan Palestina? Sebab saat ini dunia Islam sedang bangkit. Di saat yang sama, kezaliman yahudi makin menjadi-jadi dengan membuat Al Quds sebagai ibukota mereka.
Namun ingat; fajar mentari terbit biasanya setelah malam gelap gulita. Gelombang laut akan tsunami setelah didahului dengan air surut.
Inilah saatnya kita merebut takdir sejarah kita. Jangan sampai kita lewatkan, jangan sampai kita tak peduli. Jangan sampai kita malah membuang muka dan mengoceh mengabaikan Palestina. Sebab bahaya, jika Allah akan ganti kita dengan yang lainnya, “dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” (QSbMuhammad : 38)
Jangan pernah bosan membela Palestina!
(disampaikan dalam Diskusi Online bersama rekan perjuangan G10 Palestina. Komunitas G10 ini —Gerakan 10 juta untuk Palestina— komunitas sederhana yang dirintis mengajak rekan-rekan mahasiswa untuk mulai ikut serta dalam Pembebasan Palestina melalui infaq rutin)
1K notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Quote
Stand like you’ve never been broken, Walk like you’ve never had a fall, Smile like you’ve never been sad, Love like you’ve never been hurt.
Muslim Smiles (via islamicquotesandwisdom)
255 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
Someday you will find someone who always opposite with you. If you turn the right, they will turn the left. If you go straight, they will turn back. Life always have two side!
0 notes
uliedwiyanti · 7 years
Video
84K notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Photo
Sesuai banget dengan kehidupanku saat ini yang masih ngambang antara produktif atau tidak.
Tumblr media
BENAR PRODUKTIF ATAU TERNYATA HANYA MERASA PRODUKTIF?
Sepekan yang lalu, saya merasa banyak hal terkait waktu di keseharian saya sedang berantakan. Indikasinya? Mudah saja, beberapa yang bisa saya ceritakan misalnya saya lebih sering pulang malam dari kantor, kurang punya banyak waktu untuk menulis, snooze alarm beberapa kali di dini hari, makan semua dimasakin Ibu, dan beberapa kali merasa kejar-kejaran dengan deadline pengumpulan tugas harian di jam 23.59 malam. Menyadari semua itu, saya merasa perlu melakukan sesuatu, hingga saya pun menyusun ulang apa saja yang menjadi amanah saya dalam sepekan dan mencoba memanfaatkan waktu-waktu senggang untuk bisa mengerjakan to do list harian.
Allah Maha Tahu kalau semua itu belum cukup mendongkrak saya, hingga atas seizin-Nya dua buah undangan mengisi acara pun saya terima. Tak tanggung-tanggung, temanya adalah tentang produktivitas. Saya jadi curiga, jangan-jangan inilah cara Allah membuat saya belajar dengan cara yang lain, yaitu dengan mendengarkan diri saya sendiri berbicara perihal produktivitas agar saya kembali ingat apa yang perlu saya lakukan. Maa syaa Allah, Tabaarakallahu, kegiatan ini membuat saya semangat lagi! Saya ingin bercerita di dashboard biru dongker ini juga tentang itu semua. Disimak, ya!
Produktif? Apa Sih Artinya?
Berbicara tentang produktif dan produktivitas, kiranya kita perlu berhati-hati nih, jangan-jangan selama ini kita hanya merasa produktif tapi ternyata belum benar-benar produktif karena salam mendefinisikan produktif itu sendiri. Kalau begitu, yuk samakan dulu frekuensi kita tentang arti produktif!
Merujuk pada KBBI, produktif berarti (1) bersifat atau mampu menghasilkan; (2) mendatangkan hasil, manfaat, dan keuntungan; (3) mampu menghasilkan terus, dst. Tapi, sederhananya, bagi saya,
produktif berarti terus bergerak. Bukan berarti gerak-gerak tanpa arah, tapi gerak-gerak ibadah kepada Allah yang dapat diwujudkan melalui apa saja, seperti misalnya belajar, bekerja, berkarya, berbagi, mengabdi, dan juga kegiatan lain apapun yang ada dalam koridor kebenaran dan kebaikan.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa, instead of productive, be afraid that you may be just busy. Ya, sibuk sama sekali berbeda dengan produktif meski mungkin terlihat sama. Sibuk adalah kegiatannya banyak, pekerjaannya banyak, deadlinenya menumpuk, janji temunya berjejer, dan seterusnya, tapi semua hanya dilakukan untuk dunianya saja tanpa ada kontribusi sedikitpun untuk kehidupan akhirat karena tidak diniatkan untuk beribadah kepada Allah. Sebaliknya, produktif adalah mengerjakan segala sesuatunya untuk Allah, berharap segala sesuatu itu akan menjadi penolong kelak di akhirat. (Pelajari lebih lanjut tentang ini dengan menonton sebuah video di Youtube dengan judul Run to be Eternal pada link berikut ini)
Kalau Muslim(ah) yang Produktif, Itu Kayak Gimana?
Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh muslimdaily.com, muslim(ah) produktif adalah ia yang menggunakan seluruh sumber daya yang ia miliki dan yang ada di sekitarnya untuk berjuang dan bekerja sekuat tenaga agar dapat mencapai posisi yang tinggi kelak di surga. Maka, dari penjelasan tersebut kita dapat mengambil makna bahwa muslim(ah) produktif adalah ia yang hidupnya senantiasa berisi kebaikan dan ibadah-ibadah kepada-Nya yang diwujudkan melalui apa saja sebab misinya adalah tentang bagaimana menjadikan dunia ini sebagai ladang amal yang akan dipanen di akhirat. 
Memangnya, apa sih yang membuat kita perlu menjadi seorang muslim(ah) yang produktif? 
Pertama, sebagai anak muda, kita semua memiliki energi untuk bergerak yang sangat besar, sayang sekali jika energi tersebut digunakan untuk lebih banyak diam, galau, dan mengurusi hal-hal yang tidak penting seperti cinta dan perasaan yang tidak karuan. Sebaliknya, energi yang besar itu sangat lebih dari cukup untuk membuat kita produktif bergerak dalam mengupayakan kebermanfaatan.
Kedua, we are not only live once. Kita tidak hidup sekali, sebab di akhirat nanti kita akan dihidupkan kembali untuk menghadap Allah dan mempertanggungjawabkan setiap yang kita lakukan di dunia. Jika kita mengisi hidup dengan lebih banyak membuang-buang waktu, galau, dan tidak menjadi hamba yang produktif dalam kebermanfaatan, bagaimana kita kelak akan mempertanggungjawabkan semuanya? Oleh karena itu,cseorang muslim(ah) yang menggenggam iman di dalam hatinya akan memahami bahwa dalam setiap gerak-geriknya di dunia ada Allah yang selalu mengawasi, maka ia akan paham bahwa setiap detik akan dipertanggungjawabkan.
Bagaimana Caranya Supaya Bisa Jadi Produktif?
Pertama, milikilah niat yang lurus dan wujudkanlah dengan serius. Mengapa harus berniat lurus? Sebab niat ini adalah penentu, yang saking pentingnya sampai Allah ingatkan kita dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan ayar 23,
“Dan Kami tampakkan apa yang dahulu telah mereka kerjakan lalu Kami jadikan ia bagaikan debu yang beterbangan.”
Nah lho?! Ternyata ada lho amalan-amalan yang kelak akan berakhir menjadi bagaikan debu yang beterbangan, yaitu sia-sia dan tidak mendapat pahala karena tidak dilakukan dengan ikhlas karena Allah.
Kedua, ambilah kesempatan dan proaktif dalam berbuat baik. Tidak perlu menunggu ajakan teman, tapi jadilah yang mengajak. Tidak perlu menunggu kolaborasi, tapi ciptakanlah kolaborasi. Tidak perlu menunggu disuruh, tapi lakukanlah dengan inisiatif yang tinggi. Terus kalau sendirian kan engga ada teman, gimana, dong? Mulai dulu saja setulus hatimu, sebab menjadi produktif secara tidak langsung berarti bahwa kita memancarkan radar produktivitas yang menarik orang-orang dalam frekuensi yang sama, sehingga entah bagaimana akan Allah pertemukan dengan orang-orang yang bahagia melakukan kebaikan dalam hidupnya
Ketiga, belajar, belajar, dan terus belajar. Jangan salah, belajar ini dapat dilakukan melalui apa saja, tidak harus selalu di dalam kotak-kotak persegi empat ruang kelas atau berlembar-lembar buku, sebab semua hal berpotensi menjadi pembelajaran bagi kita.
Keempat, fokus dan sungguh-sungguhlah dalam melakukan kebaikan dan jangan biarkan ada banyak ruang yang tersisa untuk mengurusi hal-hal recehan. Ini tentu tidak mudah, karena ternyata ada banyak sekali hal kecil di sekitar kita yang berpotensi menjadi distraksi, terutama yang menggoyangkan fokus kita dari fokus menjalankan tugas ibadah kepada Allah. Contoh paling umumnya adalah godaan lawan jenis! Nah lho?!
Kelima, sadari potensi diri dan pikirkanlah kebaikan apa saja yang bisa dilakukan dengan potensi itu. Mengapa? Karena potensi diri ini bagaimana pun adalah titipan dari Allah, yang kelak pasti akan menuntut pertanggungjawaban. Lalu, bagaimana kelak kita akan menjawab tanya Allah tentang untuk apakah potensi diri ini digunakan?
Tips dan Tools Productivity
Untuk menghadirkan atmosfer positif dan produktif, sebagai anak muda milenials kita bisa juga menggunakan tools productivity yang dapat kita download di smartphone, seperti misalnya Trello untuk to do list pekerjaan/tugas harian atau Yawme untuk checklist amalan harian. Atau, kalau lebih nyaman menggunakan tulisan tangan, common-place book adalah solusi yang juga bisa digunakan.
Okay, clear, ya? 
Selamat mengakhiri akhir pekan! Besok Senin, semoga kita dimudahkan-Nya untuk bertransformasi menjadi seseorang yang dalam setiap gerak di kesehariannya, baik itu belajar, bekerja, berkarya, berbagi, mengabdi, dan juga kegiatan lain apapun, selalu menjadikan Allah sebagai alasan utamanya :”)
_____
Picture Source: Pexels
429 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
Semua Sesuai Kadarnya
Kita semua tau bahwa Dia memberikan apa yang hambanya sedang butuhkan, bukan sekedar permintaan. Namun, kadang kita lupa bagaimana menjadi hamba yang bersyukur, yang mampu menjadikan setiap nikmat itu bernilai sebuah ibadah. Maka jangan mengeluh, jika ada doa yang belum terkabul, karena masih banyak nikmat yang belum tersyukuri. Iya kan ?
Lihatlah betapa mudahnya Alloh membalikkan rezeki hambanya. Setiap harta yang tidak berkah, tidak akan mendatangkan keberhasilan, meski dengan upaya yang penuh dan doa yang senantiasa di langitkan. Karena semua bermula dari keberkahan bukan banyaknya nominal
Jika harta menjadi patokan bahagia, lihatlah firaun dan qorun yang hati dan hidupnya penuh kegelisahan tanpa ujung. Hingga akhirnya neraka menjadi tempat persinggahan terakhirnya
Jika pujian menjadi ukuran bahagia, lihatlah zulaikha yang dipuji karena cantik jelitanya, namun justru menjadikan fitnah bagi keluarganya juga sekelilingnya, karena terumbar dan patuhnya pada nafsu
“Dan jika iman dan syukur menjadi landasan bahagia, maka beruntunglah engkau. Seperti sahabat julaibib yang diperebutkan bidadari surga karena imannya. Atau bahkan seperti aisyah yang menjadi bagian dari keluarga surga, karena taat dan syukurnya menjalani hidup yang sederhana tapi penuh keikhlasan dan keberkahan”
Semua ini mengajarkan, bahwa Dia memberikan nikmat sesuai kadar bahagia setiap hambanya. Karena Alloh tau batasan dan ukuran bahagia setiap makhluknya, bukan dengan akal kita
Mari meluaskan syukur, mari melapangkan dada. Karena semua, sudah sesuai kadarnya
@jndmmsyhd
393 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
A Journey
Every human journey lives in the world of course with the permission of God. The journey of every human must be different because the man himself is created with different forms and characters.
Human travel is likened to a person's journey through a highway. he uses a different vehicle than others. He will also cross each other and even crossed with other vehicles from the opposite direction.
Every human journey will go the opposite way with others and use different fleets, so the speed and time of travel will be different.
Sometimes in the course of life, we expect the same results as others, but we must realize that it is impossible to get the same result because each of us travels differently.
Remain patient and willing to accept what has been outlined into the journey of our respective lives
0 notes
uliedwiyanti · 7 years
Quote
All [things] are from Allah
Holy Qur'an, an-Nisa 78 (via reverthelp)
114 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
No matter how many times we fall into sin:
1-Get up 2-Make Tawbah 3-Learn from it/Improve 4-Move on
Allah’s mercy is limitless. Don’t limit yourself in seeking it!
353 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
When you remember that every struggle and every problem comes from Allah and not people, you’ll be a lot more content!
49 notes · View notes
uliedwiyanti · 7 years
Text
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Only in the remembrance of Allah do hearts find rest.”
[13:28]
544 notes · View notes
uliedwiyanti · 8 years
Text
The End of The Masehi Year
I really bleesed that I got some beautiful things in my life in 2016. One of that is you. I never expect that 2016 I would meet you. I I hope in 2017, our hopes will be come true. Aamiin In the end of the year, I just wanna say that I really blessed to have you. Thanks to you that have give more color into my life. 😊
0 notes