unabletobeheard
unabletobeheard
🌫️
12 posts
INFJ yang belajar merekam kisah yang berserakan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
unabletobeheard · 3 years ago
Text
Tentang Rindu
Sedari kecil hingga dewasa sekarang, semua orang rumah paling tahu tentang sifatku yang selalu uring-uringan atau murung ketika acara besar keluarga. Sebagai seorang yang introver yang paling tidak suka keramaian, riuh acara besar keluarga juga sama melelahkannya. Pasti saja setiap acara keluarga aku uring-uringan atau murung bahkan parahnya sangat sensitif sekali. Meski kakak-kakak yang lain kadang tak memahami kenapa harus bersifat seperti itu setiap acara keluarga besar, tapi ibu paling paham apa yang aku rasakan dan kenapa aku begitu. Alhasil, ketika kakak-kakak yang lain tidak bisa toleransi dengan sifatku itu, ibu yang selalu terdepan membela dan membiarkanku menyendiri atau tidur ketika keluarga sedang riuhnya berkumpul.
Awalnya, kupikir aku memang tidak suka saja keramaian. Apalagi keramaian keluargaku kadang seperti penonton dahsyat yang dibawa bu elly sugigi. Sudah jelas riuhnya. Aku tak suka. Tapi, semakin aku menyadari dan belajar tentang diri sendiri, bukan karena riuhnya keluarga berkumpul tapi ada satu lubang kosong yang tak pernah diisi hingga begitu lamanya.
Ya, semuanya itu hanya perkara aku merindukan sosok yang telah tiada. Mungkin terlihat sepele tapi semakin aku sadari bahwa ditengah riuhnya keluarga aku menginginkan adanya sosok ayah di tengah-tengah kita.
Maka tak jarang ketika acara besar keluarga aku menepi di kamar dan menangis segukan entah karena apa. Awalnya, aku gak begitu paham bahwa aku memang merindukan sosok ayah ada disekeliling kita. Tapi makin ke sini, makin jelas rasanya. Ternyata rindu itu memang berat, betulkan kata dilan. Awalnya sih aku sinis pada dilan karena gak percaya bahwa rindu berat.
Aku jadi ingat moment saat kakak perempuanku menikah dan saat itu aku menangis segukan hingga makeup luntur dan harus make up ulang saking aku menangis sedu sedan. Iya itu juga sama perkaranya karena aku merindukan ayah ditengah kebahagiaan kakak perempuanku dihari pernikahannya.
Lalu, sekarangpun sama begitu. Tak jarang aku terbangun dari tidur dan merindukan ayah dan menangis tengah malam karenanya. Rasanya rindu ini gak tahu harus dilampiaskan dengan apa selain dengan tangisan.
Yah... pada akhirnya, meski pertemuan dengan ayah rahimahullah begitu singkat di dunia. Semoga bisa berjumpa di surga dengan kekal selamanya. Melepas rindu dengan begitu puasnya.
ربنا اغفر لي ولوالدي وللمؤمنين يوم يقوم الحساب
4 notes · View notes
unabletobeheard · 3 years ago
Text
Tanggung Jawab.
Rasanya sungguh ingin berteriak sekencang-kencangnya atau kalau boleh menyayat luka hingga dalam dan berbekas lama supaya tahu rasa sakitnya sedalam apa.
Satu hal yang paling disayangkan adalah ketika seseorang paling dekat tidak tahu apa itu tanggung jawab dan tidak tahu bagaimana harus bertanggung jawab. Rasanya pilu sekali. Sampai pertanyaan paling negatif terlontar dalam benak "untuk apa memiliki anak kalau tanggung jawab saja tidak punya?"
Miris.
0 notes
unabletobeheard · 3 years ago
Text
Pertama dalam hidup.
Keluargaku, bisa jadi mengenal jelas bahwa aku emang tak pandai menyampaikan apa yang aku rasakan dan aku inginkan. Aku paling pandai memendam banyak hal. Tapi bisa jadi mereka juga tak mengenal jelas aku orang seperti apa. Ya tak apa.
Tapi, hari ini aku beranikan diri mengungkapkan kekecewaanku terhadap ibu. Ya tak banyak. Mungkin kalau dihitung waktu tidak sampai 5 menit aku mengoceh mengungkapkan kekecewaanku. Sejujurnya rasanya ternyata setelah ibu tahu bawa aku sekecewa itu pada beliau, rasanya diakupun tak enak. Rasanya seperti ikatan batin kita sama sama terjalin sebagai ibu dan anak. Aku merasakan sakit hati sama seperti ibu yang sakit hati mendengarkan kekecawaanku padanya. Tapi apa boleh buat, aku menimbang baik buruknya ucapan yang aku lontarkan dari mulutku. Berjam-jam lamanya aku memikirkan bagaimana harus aku ungkapkan itu. Memang menyakitkan baik bagi ibu atau untukku. Tapi akupun cukup lelah jika ibu tidak tahu selama 1/2 perjalanan hidup anaknya, anaknya merasakan dan memendam kesakitan. Ibu harus tahu. Tujuanku hanya itu.
Aku hanya ingin ibu tahu bahwa aku tetap anak yang lahir dari rahimnya yang pantas beliau tahu bahwa aku memiliki kebaikan dan berdiri sendiri tidak harus dibanding-bandingkan dengan siapapun itu.
Aku harap ibu berubah. Bu maaf ya...
0 notes
unabletobeheard · 3 years ago
Text
Mencintai yang sementara
Mengapa banyak manusia mencintai hujan. Selalu dikaitkan romantisme dan ketenangan. Katanya saat hujan, ia menghadirkan genangan juga kenangan. Padahal hujan hanya turun sementara. Setelah bumi kembali seperti semula. Tidak lebih mencintai sungai kah kita karna alirannya menghidupkan nyawa bagi mahluk semesta. Toh keduanya adalah air yang Allah turunkan kebumi. Sama-sama layak kita cintai.
Mengapa banyak manusia menyukai senja, padahal ia adalah matahari itu sendiri. Disukai justru saat ia pergi. Bukankah matahari memberikan nyawa pada bumi sepanjang hari. Tidaklah lebih layak kau sukai matahari daripada senja.
Ya begitulah kita, terlalu mencintai sesuatu yang sementara. Mungkin karna yang sementara itu mampu memberikan sesuatu yang berbeda, berbeda dari yang biasanya menetap lama. Mungkin yang sementara seperti sebuah warna baru dari banyaknya warna disekeliling kita. Tapi semuanya layak dicitntai.
Begitulah manusia, seringkali lebih mengejar dan mencintai yang sementara. Rela pergi jauh ke tepi pantai untuk melihat senja, rela menaiki gunung dan kemah berdingin-dingin bahkan kehujanan untuk melihat sunrise. Atau rela memuji hujan padahal tak mau juga hujan-hujanan. Ya, sama seperti dunia. Sementara, tapi kita rela berlelah-lelah mengejarnya.
568 notes · View notes
unabletobeheard · 4 years ago
Text
Tentang Kerjaan (3)
Ketika aku akan memilih kerjaan ini, ada satu pertanyaan yang tetap mengusikku. Dan kucoba tanyakan pada orang yang aku percaya bisa memberikan sudut pandangnya. Tapi, entahlah jawaban mereka tak memuaskan hatiku dan tak membuatku tenang. Karena ya ketenangan itu hanya Allah yang miliki. Lalu, tadi malam saat aku mulai mengantuk, ada pesan dari seorang sahabat. Begitu aku memanggilnya. Dan ya nasihat ini benar-benar dikhususkan untuk keresahan atas pertanyaan aku yang tak ada jawaban. Aku tak tanya padanya dan tak meminta sudut pandangnya. Tapi, anehnya dia tahu apa yang jadi pertanyaan besarku. Dia memang tahu bahwa aku akan pergi bekerja di sebuah tempat.
Lalu, dia menuliskan chat ini ( aku sudah izin padanya untuk membagikan chat ini di tumblr )
" Bismillah... Teh, ada yg mau saya sampein mumpung inget.
Saya dapet faedah dari ustadz abu izzi soal pengajaran. Faedah yg saya dapetin adalah kita semua punya amanah ilmu. Yg di mana amanah ilmu ini lebih berat dibebankan kepada para pengajar ilmu. Jadi jangan sampai mengkhianati amanah ilmu ini.
Secara tidak langsung, amanah ini amanah langit. Karena ilmunya sendiri berasal dari langit. Jadi ikuti apa yg diturunkan dari langit seperti para salaf terdahulu yg mengikutinya. Coba pelajari bagaimana para salaf belajar & mengajar. Cari hikmah2 yg bisa didapatkan dari kisah-kisah mereka. Amalkan hikmah2 tersebut. Kemudian ajarkan dengan hikmah2 tersebut. Karena nyatanya saat ini banyak pengajar yg hanya mengajar, bukan mendidik. Banyak juga pengajar yg mengajar sesuai dunia yg didapat dari mengajarnya tersebut
Kalau ketika kita mengajar masih mengingat dunia yg membuat kita jadi berkurang tawakkalnya, berkurang qonaahnya, berarti hati kita belum ikhlas buat menunaikan amanah ilmu itu. "Kok aku ngajar gaji nya dikit ya" "nanti aku makan apa ya" "nanti biaya nikah gimana ya" nah suara2 ini bisa jadi indikasi kalau hati kita belum ikhlas. Sedangkan dalam setiap amalan ikhlas itu termasuk yg paling penting.
Terus faedah lain yg saya dapetin dari hidup, bahwa pendidikan itu pasti pahit. Bukan pendidikan kalau gak pahit. Jadi semua orang yg berkaitan dgn pendidikan atau menuntut ilmu, pasti merasakan pahit. Kayak syairnya imam Syafi'i yg bilang kalau kita gak ngerasain pahitnya belajar, maka kita bakalan ngerasain pahitnya kebodohan. Termasuk dalam mengajar. Terus faedah lain dari hidup. Sebagai pendidik, kita mendidik anak manusia, sedangkan manusia itu kalau sudah ada yg menancap ke dalam hati bakalan susah berubahnya, jadi tanamkanlah hal2 yg berguna dunia-akhirat buat mereka.
Yaaa saya pribadi dulu pernah jadi "pendidik" walaupun qoddarullah harus dengan cara yg salah & ilmu yg salah dahulu. Tapi setelah saya mulai belajar agama, barulah kesalahan2 itu Allah tampakkan. Alhamdulillah.
Semoga Allah berkahi teh Zahra ya. Fii amanillah. "
Lalu, aku ungkapan bahwa hal itu adalah keresahanku selama ini. Dia berikan jawaban untuk aku waspada dan tetap tenang juga.
Lalu, dia membalas lagi.
" Soal pengajaran ilmu, banyak kok penjelasannya dari ustadz abu izzi di channelnya AlHiqniy. Beliau jadi pembimbing di sekolah ustadz abu usamah kalo gak salah.
Oh iya satu lagi, aku dapet faedah ini dari temen yg emg deket sama beliau. Jadi sebagai guru yg ngasih hikmah ke muridnya itu, guru yg bisa menekan ego muridnya agar ego itu kalah. Sebagai contoh, yg saya sempet singgung tadi, yaitu nyebutin suara2 yg mungkin ada di hati kita yg bisa bikin amalan hati kita tergerus. Jadi yg berkutat dgn ilmu tuh bener2 hatinya "main". Krn hati sendiri kan bejana ilmu. Salah satu cara beliau mengajar ya gitu, ditekan ego kita itu. Diingatkan kesenangan dunia tapi "dijatuhkan" lagi ketika kita diingatkan tujuan utama dalam hidup sebagai hamba.
Wahh masyaallah, faedahnya besar banget. Saya juga dengernya keheranan, kok bisa ada gitu ngasih faedah sebesar ini biidznillah.
Terus... Pertolongan Allah itu pasti ada. Orang kafir aja, yg kufur sama Allah, Allah kasih kelebihan dunia. Maka Allah pun sangat mungkin memberikannya juga ke orang2 yg beriman. Tapi ingat juga, yg sering disampein muridnya ustadz abu izzi, ustadz nuzul dzikri, beliau nyampein hadits tentang tandanya hamba disayang sama Allah itu, Allah kasih ujian. Dan saya yakin teh Zahra juga bisa ngegali hikmah lain yg lebih dalam, insyaallah.
Aamiinn... Sama sama teh, semangat ya. "
Dan aku lega sekali ketika mendengar semuanya. Alhamadulillah. Terima kasih atas teman-teman yang tak luput menasihati diri ini yang lemah, bodoh dan tak punya kuasa apa-apa. 🤍 Terima kasih atas doa baiknya ya teman-teman. Terharu sekali bacanya.
Semoga Allah selalu menjaga dan melindungi kita semua. Semoga Allah memudahkan kita semua untuk menjalani inci demi inci kehidupan ini.
Tentang kerjaan adalah sebuah cerita yang berasal dari kisah nyata. Cerita ini memang tentang sebuah kerjaan. Cerita ini dituliskan bertujuan untuk meluapkan emosi. Kalau gak ada telinga yang mau mendengar kuharap ada mata yang mau membaca. Jika bukan orang lain, biarlah diri sendiri jadi pelakunya. Cerita ini untuk arsip dan kenangan agar aku ingat, bahwa ternyata hidupku penuh akan perjuangan dan kerja keras. Aku berusaha untuk tetap bertanggung jawab terhadap diri sendiri setidaknya. Selain bekerja untuk ibadah tentunya. Untuk baca tentang kerjaan yang lain, bisa klik di bawah ini ya.
1 note · View note
unabletobeheard · 4 years ago
Text
Tentang Kerjaan (2)
Dulu, ketika aku sedang penat dari sebuah kerjaan apapun aku selalu ingin memilih menghilang dan tidak ditemukan siapa-siapa. Selalu saja begitu. Tapi ya itu tak pernah terjadi. Karena aku sadar atas tanggung jawabku yang sedang aku emban. Tak mungkin aku meninggalkannya begitu saja bukan? Tapi mungkin itu sebuah doa pada akhirnya. Kini, aku di dalam kereta untuk pergi ke sebuah kota yang jauh dari rumahku. Hmm aku tak bisa menghitung berapa jaraknya. Aku hanya tahu dengan naik kereta dibutuhkan sekitar 13 jam lebih. Itupun belum sampai pada tujuan.
Apakah aku pergi ke kota itu murni untuk menghilang dan tidak ditemukan oleh siapa-siapa? Tidak. Aku tidak berniat seperti itu pada awalnya. Aku hanya mencoba untuk mendapat suasana baru di lingkungan baru. Tapi, ternyata pada akhirnya ketika aku memilih untuk pergi ke kota ini, itu membuat hidupku total berubah. Rencana-rencana yang sedikit diubah. Tak apa. I'm never change i just learned.
Ketika aku mulai berpamitan kepada keluarga di rumah, aku jadi merasakan kasih sayang mereka kembali. Dari mulai kakakku yang paling metal hatinya mau rela mengatarkanku ke stasiun, kakakku yanng cantik yang tentu saja memberikan keperluanku selama di perjalanan, dari mulai sepatu, baju, uang dan masih banyak lagi. Dan kakak laki-lakiku yang lain yang mengelus kepalaku dengan hangat serta mendoakanku agar selamat. Tak lupa what's app kakakku yang lain untuk mengingatkan agar membeli air dan roti sebelum berangkat "makanan di kereta mahal-mahal soalnya" ucapnya di chat. Dia mungkin gak tahu, bahwa makanan di kereta itu makanan yang aku suka. Hehe. Dan kebaikan kakak yang lain yang tak bisa aku sebutkan tapi sangat bermakna dalam untukku. Dan akhirnya aku pergi meninggalkan rumah dengan perasaan hangat dan perasaan bahwa aku memang adik yang disayangi oleh mereka. Mungkin memang benar, perjalanan akan memberikan pelajaran kepadaku bahwa orang rumah itu benar-benar menyayangiku dengan tulus.
Karena nanti dikota itu aku akan bekerja, ya tentu saja aku pergi untuk bekerja bukan untuk liburan. Haha. Aku akan lebih jarang menatap layar ponselku. Bahkan setiap harinya itu aku dijatah hanya beberapa jam saja bisa membuka ponselku. Ya, kupikir itu lebih baik untuk kesehatan mentalku. Sebetulnya ini adalah hal terberat untukku. Di mana ya ponsel itu udah jadi sahabatku mengantikan siapapun. Tapi, ya ini konsekuensi atas apa yang aku raih. Semua orang bebas memilih pilihan tapi dia gak bisa memilih konsekuensi atas pilihan itu.
Dengan begitu, semua seperti doa yang dikabulkan. Aku seolah menghilang untuk tidak ditemukan. Meski menghilang ini penuh dengan perencanaan tapi aku tak tahu siapa saja yang nanti akan mencariku? Geer banget pengen dicariin. Haha
Awalnya aku sempat ragu apakah aku ambil pekerjaan ini atau tidak, ya karena kalau dari segi nominal, gaji di kota itu sangat jauh dari kecukupan untuk kehidupanku. Sedangkan aku ditawarkan banyak kerjaan yang gajinya lumayan. Entahlah, aku tetap ingin ambil kerjaan ini meski resikonya gajinya kecil. Ya hitung-hitung aku belajar untuk hemat dan qanaah, batinku. Ya meski begitu, aku tetap ada kerjaan lain untuk nambah-nambah pemasukan.
Dan sebetulnya, hatiku lebih banyak tergerak untuk pergi ke kota itu. Yang aku yakini, teruslah berjalan seperti burung yang memiliki peta. Hujan, badai, terik, kondisi tak nyaman, kondisi yang nyaman biarkan jadi pelajaran. Terus berjalan ke arah yang menurut peta benar. Hingga Allah yang menunjukan apakah kamu harus berbelok arah, atau memutar balik tujuan.
Aku berharap, caraku menghilang seperti ini membuatku bisa banyak ambil pelajaran dan hikmah yang bertaburan.
Menjadikanku sosok yang dewasa dan hidup penuh makna.
Meski terkadang akan tak baik-baik saja aku harap aku bisa melewatinya dengan dewasa.
Terima kasih untuk keluargaku yang selalu mendukungku atas apapun pilihanku. Aku terharu atas kebaikan kalian.
Semoga aku bisa betah di sana. Bertemu orang orang baru yang baik hatinya.
20:31 Sabtu, 19 Desember 2020 di dalam kereta eks 6D menuju kota itu.
Nb : Kerjaanku adalah menemani bertumbuh dan belajar ; ngajar.
Tentang kerjaan adalah sebuah cerita yang berasal dari kisah nyata. Cerita ini memang tentang sebuah kerjaan. Cerita ini dituliskan bertujuan untuk meluapkan emosi. Kalau gak ada telinga yang mau mendengar kuharap ada mata yang mau membaca. Jika bukan orang lain, biarlah diri sendiri jadi pelakunya. Cerita ini untuk arsip dan kenangan agar aku ingat, bahwa ternyata hidupku penuh akan perjuangan dan kerja keras. Aku berusaha untuk tetap bertanggung jawab terhadap diri sendiri setidaknya. Selain bekerja untuk ibadah tentunya. Untuk baca tentang kerjaan yang lain, bisa klik di bawah ini ya.
0 notes
unabletobeheard · 4 years ago
Text
Hingga Waktunya Tiba (1)
Aku pernah bilang pada psikologku, bahwa aku gak pernah minta dilahirkan dikeluarga ini tapi disisilain aku tersedarkan bahwa semua sudah atas ketentuanNya. Aku tetap harus bersyukur bahwa sampai detik ini, aku masih diberikan kehidupan meski kehidupan yang sedang dialami saat ini penuh, sesak, banyak racun, dan seolah melihatkan bahwa aku tak ada harganya di mata mereka. Aku selalu memaksakan diriku sendiri untuk bilang " tak apa. Jalani saja setiap langkahnya. Ketika keluargamu tak memudahkan urusan kehidupanmu di dunia, semoga Allah yang mudahkan itu semua. Yang perlu kamu minta pertolongan di saat-saat seperti ini hanya Allah. Tidak ada yang lain"
Dan ya, diposisi saat ini tidak bekerja dan disaat banyak ketidakpastian dalam hidup, aku masih Allah berikan rezeki yang sangat cukup untuk melanjutkan hidup. Aku makin yakin bahwa Allah tak pernah dzalim pada hambanya.
Meski pagi ini aku dapat cacian dari kakak perempuanku, dan aku tidak mau peduli dan dengarkan tapi semua kata yang ia lontarkan begitu menusuk dan menyakitkan, aku tetap tidak bisa membendung tangisku. Aku merasa sangat didzalimi dan ya aku jadi ingat kajian ustadz nuzul bahwa orang-orang yang akan meminum air di telaga rasulullah nanti adalah orang yang di dzalimi yang haknya diambil. Tak usahlah aku mengharapkan rasa empati dari keluargaku atas setiap hal yang mereka lakukan padaku yang begitu menyakitkan setiap harinya, aku hanya perlu bersabar menjalaninya dan ya aku berharap aku adalah orang yang bisa meminum air di telaga nanti di saat tak ada yang bisa memberikan air itu kecuali nabi muhammad shalallahu alaihi wasallam.
Keluargaku yang seperti ini, tetap memberikan pelajaran bagiku bahwa Allah satu-satu tempat berlindung. Bahwa berdoa adalah satu-satu jalan disaat semua terasa sesak. Dan aku harap, aku jadi orang yang selalu berdoa disetiap saat. Berdoa hanya kepada Allah. Dan meski Allah belum kabulkan, semisal ketika aku berdoa untuk dapat keluarga baru yang menyejukan dan menentramkan hati, itu sungguh tak apa. Karena, aku yakin Allah tidak pernah ingkar dari janjiNya.
Yang perlu aku lakukan, berdoa setiap saat. Karena, siapa sih diri ini? Hanya sosok yang lemah. Hanya sosok yang tidak ada daya.
Ditulis dengan perasaan campur aduk. Antara ingin marah tapi tak bisa, nangis, kecewa, merasa sangat sakit hati dan perasaan yang lainnya. Akhirnya hanya bisa berlinang air mata dan lega setelah menyerahkan semua urusan kepadaNya.
Hingga waktunya tiba adalah tulisan tentang mengenal diri untuk sebuah penantian. Entah itu penantian hadirnya seseorang atau penantian tentang kehidupan yang abadi. Bersiap-siaplah atas sebuah perjalan yang abadi. Karena, perjalanan panjang itu butuh bekal yang tak sedikit.
0 notes
unabletobeheard · 4 years ago
Text
Tengah Patah Pucuk
Tentang kecewa yang kamu rasakan. Jangan mudah menyalahkan dan menilai keadaan buruk yang terlihat olehmu. Bisa jadi ada alasan yang tak bisa kamu pahami, bisa jadi ada alasan yang sulit diungkapkan pada siapapun. Jika ada satu alasan buruk yang terlihat olehmu, mengapa kamu tak memberinya kesempatan dengan sepuluh kemungkinan prasangka terbaik? Tentu hal itu lebih menenangkan bagimu, dan kecewa itu takkan menghampirimu.
Tentang kecewa yang kamu rasakan. Kamu belajar untuk memahami tak ada seseorang yang mampu bersikap sempurna, termasuk dirimu. Kamu belajar untuk memaklumi dan memaafkan hal-hal yang berada di luar intensimu. Kamu pun mungkin perlu mengingat lagi, bahwa segala yang sudah terjadi merupakan ketetapan terbaik yang telah Allah berikan. Sedih yang kamu rasakan tak mengubah apapun yang sudah terjadi. Maka memaafkan dan menasihati dengan hati yang lapang adalah sikap terbaik.
Tentang kecewa yang kamu rasakan. Satu hal buruk yang terlihat olehmu mungkin kini telah menghilangkan kebaikan yang ada dalam dirinya. Jangan sampai ia pergi karena sudah tak ada lagi nilai dalam matamu. Karena rasa menyalahi diri, galibnya timbul di akhir kisah perjalanan.
2 notes · View notes
unabletobeheard · 4 years ago
Text
Berdialog (1)
Z : ada beberapa hal yang membuatku gak nyaman jadi manusia.
A : apa itu? Aku boleh tau?
Z : aku gak nyaman ketika aku dirindukan oleh seseorang dan dikhawatirkan.
A : kenapa demikian? Aku boleh tau?
Z : karena kedua itu hanya membuat hati was-was saja dan aku gak suka membuat was-was orang lain. Aku ingin orang lain damai saja dengan perasaannya. Enggak ada was-was.
A : tapikan manusiawi kalau seseorang punya perasaan khawatir dan merindukan seseorang, terlebih mungkin itu sebuah perasaan untuk membuktikan kalau orang itu penting, berharga dan layak dicintai.
Z : iya aku tahu betul. Tapi bagiku ada cara lain untuk membuktikan itu semua tidak dengan cara mengkhawatirkan dan merindukan.
A : hmm kamu memang selalu unik. Dan itu persona yang aku suka.
Berdialog adalah sebuah serial cerita tentang dialog dengan seseorang, seseorang itu bisa diri sendiri, orang yang paling menginspirasi, orang yang paling dekat denganku, atau dirimu. Berdialog adalah sebuah tulisan untuk menghibur diri sendiri bahwa di bumi yang hidup itu enggak sendiri. Selamat menikmati~
0 notes
unabletobeheard · 4 years ago
Text
Tentang Kerjaan (1)
Aku suka kerja dibagian pelayanan terhadap orang lain, kenapa suka? Karena mungkin itu satu-satunya cara aku untuk membunuh kesepian. Konon katanya, orang introvert itu adalah orang yang gampang kesepian. Dan ya.. aku mengakuinya bahwa itu betul sekali buatku. Jadi, aku selalu menyibukan diri untuk melayani orang lain. Biar aku tidak kesepian dan tentu saja biar aku dapat cuan untuk bisa bertahap hidup. Hehe.
Cuman ya, masalahnya aku gak selamanya bisa mengatasi kesepian itu dengan ngehibur diri memberikan pelayanan ke orang lain. Ada kalanya, saking kesepiannya aku hanya ingin tidur dan tidur. Semua chat masuk yang bertumpuk-tumpuk itu, aku abaikan. Bahkan melihat notifikasi yang banyak, aku kesal sekali. Alhasil aku nunggu kerjaan untuk balas chat nanti-nanti sampai kekumpul energiku.
Ya meski semua ini akan terus berulang, tapi aku berharap bahwa kesabaranku untuk melayani orang lain terus bertambah. Ya saat ini sih aku pikir masih gampang melayani orang lain, balesin chat mereka, tapi kalau ketika udah ketemu orang yang rese banget, ya kesabaranku diuji di sana. Kadang aku ingin balas judes aja kalau orangnya rese gitu. Tapi, aku ingat baik-baik lagi bahwa semua orang itu berhak mendapatkan perilaku terbaik dariku. Kalau dianya yang rese sama aku, ya itu tanggung jawabnya bukan tanggung jawabku, sih.
Ya, semoga kesabaranku terus Allah berikan menjadi sebuah kesabaran yang seluas semesta atau kesabaran yang tanpa batas.
Nb : kerjaanku adalah ngadmin.
Tentang kerjaan adalah sebuah cerita yang berasal dari kisah nyata. Cerita ini memang tentang sebuah kerjaan. Cerita ini dituliskan bertujuan untuk meluapkan emosi. Kalau gak ada telinga yang mau mendengar kuharap ada mata yang mau membaca. Jika bukan orang lain, biarlah diri sendiri jadi pelakunya. Cerita ini untuk arsip dan kenangan agar aku ingat, bahwa ternyata hidupku penuh akan perjuangan dan kerja keras. Aku berusaha untuk tetap bertanggung jawab terhadap diri sendiri setidaknya. Selain bekerja untuk ibadah tentunya.
0 notes
unabletobeheard · 4 years ago
Text
Kepergian
"Yang pergi biarlah berlalu, tidak perlu memaksa agar ia kembali jika memang sudah diusahakan. Sebagaimana takdir rezeki jika memang ia adalah hakmu, maka ia akan datang kembali untuk melengkapi jatah rezekimu di dunia. Tidak perlu khawatir atas kepergian dan kehilangan, toh akan selalu ada ganti terbaik dari yang Allah ambil. Sebab kamu akan tetap hidup sampai kamu mendapatkan semua ketentuanmu."
Pada waktunya nanti kamu akan dihadapkan oleh kepergian dan kehilangan, entah pada seseorang atau pekerjaan, atau mungkin pada barang atau hati yang didambakan.
Kita semuanya adalah peminjam, dari segala sesuatu yang sebenarnya adalah milik Tuhan. Tidak ada cara terbaik untuk melepaskan selain berserah diri pada semua ketetapan-Nya, mengantisipasinya dengan menetralkan rasa pada semua yang dicinta, dan saat ia diambil maka tidak akan terasa berat untukmu.
Tegapkan lagi langkahmu, kuatkan lagi pundakmu, dan serahkan lagi semua urusan pada Tuhanmu. Sebab Ia selalu mendengar dan mengetahui bagaimana usahamu.
@jndmmsyhd
382 notes · View notes
unabletobeheard · 4 years ago
Text
Setelah Hujan Reda
Awan yang mendung dan hitam memberi sinyal akan turunnya hujan, meski tidak selalu seperti itu tapi kebanyakan dari situlah awal hujan itu datang. Untukmu yang akhirnya menepi sejenak sembari menunggu hujan reda, cobalah menghela napas untuk melemaskan pundak dan beban yang belum terselesaikan. Biarkan ia terjatuh dan luntur sebagaimana derasnya hujan membasahi bumi.
Toh pada akhirnya setiap orang akan menghentikan pekerjaannya saat hujan turun, menunggunya selesai dari membasahi tanah dan menyisakan genangan air.
Setelah hujan reda, mulailah melangkah kembali dan memperjuangkan apa yang sempat terputus. Mengisyaratkan bahwa setiap kita akan ada masanya untuk menepi dari hujan masalah dan kebingungan hidup, tunggulah sejenak sampai ia jelas dan kamu bisa berpikir apa yang harus kamu lakukan setelah itu.
Terkadang, rumitnya pikiran dan masalah yang terasa sangat berat itu berawal dari kebingungan dan rentetan masalah yang datang bertubi-tubi. Biarkan sejenak sampai jelas dan tahu harus darimana untuk mulai memperbaikinya.
Setelah hujan reda, semua orang akan kembali melangkahkan kaki untuk hidupnya, mulai berjalan kembali dan mengikuti rangkaian skema kehidupan. Kelak kamu akan paham bagaimana hujan itu mengajarkan jeda dan menunggu, memberi selang waktu untuk melihat dan menelisik permasalahan.
Setelah hujan reda, mari kembali melangkah. Sudah saatnya kamu menyelesaikan apa yang sudah menjadi tugasmu, sebab bahagia dan senyuman itu juga sudah menantimu.
Setelah hujan reda.
@jndmmsyhd
251 notes · View notes