Untuk Hati Yang Lelah
Untuk hati-hati yang sedang lelah. Ketika mulai bosan berjuang sendirian, sementara yang lain tidak pernah peduli dengan apa yang kita lakukan. Mungkin hanya menyangkal bahwa kita tidak sedang sendirian adalah motivasi terakhir untuk tetap berjuang, meski sendirian, meski terabaikan, dan meski harus membohongi diri sendiri.
Untuk hati-hati yang sedang lelah. Ketika merasa telah berusaha sejauh mungkin. Tetap memaksakan diri agar mendapat apa yang diperoleh seperti orang lain. Terus berjuang mencari jawaban atas segala hal yang menurut kita tidak pernah adil adanya. Rela memaksakan kehendak, meski pada akhirnya harus mengenakan topeng.
Untuk hati-hati yang sedang lelah. Ketika tidak tahan lagi ingin berteriak, tidak tahan lagi ingin mengeluh. Hanya karena tidak ingin terlihat lemah di antara yang lain, terlihat tidak berguna, mengasah tatapan-tatapan hina yang memperkeruh perasaan, yang hanya semakin menambah luka batin, luka yang belum sempat diobati dan tidak tahu di mana mencari pelipur laranya.
Untuk hati-hati yang sedang lelah. Mari ingat lagi untuk siapa kita berjuang. Karena ada dua malaikat yang selalu mengirimkan do'a yang berhias tangis mereka di sepertiga malam. Meski jauh. Dua malaikat yang bahkan mungkin sering kita lupa untuk menghubunginya di sela-sela kesibukan. Dua malaikat yang meski salah satu atau keduanya telah tiada, do'a mereka akan selalu tertanam di hati kita masing-masing.
Dan ingat untuk apa kita melakukan itu semua. Semoga Allah masih dihadirkan dalam hati, dalam setiap kegiatan.
Untuk hati-hati yang sedang lelah. Dalam hidup ini tidak pernah ada yang sia-sia, bukan? Termasuk lelah.
Jadi, untuk siapa kamu lelah?
Bogor, 29 Oktober 2015 | Seto Wibowo
688 notes
·
View notes
- SURAT CINTA UNTUK IBU-
Seterang rembulan seelok embun di pagi hari
Jiwa seolah-olah masih merindu pada elegi pagi
Setitik demi setitik mulai merekah
Pena usang mulai menjalankan tugasnya
Huruf demi huruf mulai kurangkai
Kata demi kata kutuangkan dalam secarcik kertas
Kalimat demi kalimat terlihat mulai tersusun rapi pada kertas putih tanpa noda
Terangkai penuh cinta & tertulis selembut sutera
Sepucuk surat untuk ummi tercinta
Sebuah kertas untuk wanita yang menjadi ratu bahkan bidadari dalam istana kecilku
Dari seorang anak gadis yang masih tertatih menuju cahaya kedewasaan
Teruntuk engkau wahai bidadari yang selalu menemani
Tak ada satupun yang mampu kubalas dari setiap tetes air susumu
Takkan mampu kubalas seluruh waktu yang kau berikan serta kasih sayang yang telah kau sirami pada jiwa ini
Aku hanya mampu menjaga setiap kewajibanku
Hanya mampu menjalankan setiap amanahku
Kusaring dengan baik-baik setiap kata yang keluar dari gerakan lidahku
Karena dengan itu dunia tahu, bahwa anak ini digurui oleh seorang bidadari
Gertakanmu mampu menebas
Tak punya ijin darimu bak malapetaka bagiku
Karena amarahmu adalah luka bagiku dan bahkan lebih dalam bagimu
Serta mengartikan bahwa aku masih mengecewakanmu
Walau begitu kekanak-kanakkannya anakmu
Akan terus kucoba agar bisa mendewasa
Mendewasa untuk tak mengecewakanmu & menjadi yang terbaik untukmu
Bila kumampu membawa seseorang ke JannahNYA
Maka sudah pasti engkau yang akan kubawa terlebih dahulu
Kukepakkan sekuat-kuatnya doaku agar terus terbang ke langit
Kujaga namamu dalam setiap baris doaku
Sebagai tanda sayang & cintaku padamu
Karena batinku tahu, selalu ada ingatanmu tentang diriku dalam setiap waktumu
Karena jiwaku yakin bahwa tanpa aku merengek sekalipun, selalu ada namaku dalam setiap deret doamu
Anak gadismu yang masih belajar..
2 notes
·
View notes
Jangan datang ketika aku sudah pergi. Karena jika aku kembali, aku takut tidak akan sama seperti dulu lagi..
#hargai #selama #masih #ada
2 notes
·
View notes
Jadilah perempuan tangguh. Yang ketika dikecewakan sedihnya tidak terlalu lama berlarut. Yang ketika terluka maka percaya Allah telah menyiapkan obatnya. Yang ketika putus asa tidak butuh waktu lama untuk bangkit. Jatuh itu pasti. Namun, bangkit adalah sebuah pilihan. Harapan itu selalu ada, jemputlah.
Seto Wibowo (via kuebeludrumerah)
2K notes
·
View notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes
#muslimah #strong #ikhlas #sabar #Lillahita’ala #istiqomah
0 notes