/3
Seumpama berlian, aku adalah kaca di sekelilingmu
Biar aku jaga dari debu dan kesendirian
Agar kamu tak rasa sepi
Agar orang lain tak datang menjamah cantikmu
Tapi jangan kau benturkan aku
Habis bila kau lakukan itu
Aku tak ingin bila kau hanya menjadi hiasan pada jari, pada leher, atau yang lain
Biar saja hanya aku yang memperindah dirimu
Sebab aku hanya ingin ada di dekatmu selamanya
—Vaioletic
3 notes
·
View notes
/2 Langit Merah
Sayang, langit sedang begitu indah
Banyak bunga-bunga api bermekaran di angkasa
Ada yang mengepalkan tangan dengan mata tertutup
Ada juga yang melihat dengan binar di wajahnya
Tapi Sayang, bagiku bukan langit atau sekedar lampion kertas di udara
Namun waktu yang kita habiskan bersama
Kamu ibarat langit di sore hari
Dengan gaun jingga kemerahan
Sayang, bila waktu ini datang lagi
Aku kupersembahkan bintang-bintang di langit sana
Atas segala aksara kata, kau adalah hal yang paling ingin aku miliki
Besok, lusa, atau lain hari
Jari manismu akan kuhias dengan bunga Edelweis
Sebagai segala mimpiku
Sayang, bukakan sedikit jeruji di dalam hatimu
Agar aku dapat menaruh sedikit harap untukmu
Bila akasa memang jalan dari pijakan kita
Dan rumah tempatku berpulang
Aku harap rasa kita terbang bersama pesawat kertas di langit merah
—Vaioletic
1 note
·
View note
/1
Kala malam
Semua kebohongan bercampur peluh dan darah
Seumpama lentera tanpa sumbu api
Berdandan cantik si Jalang di bawah rambu lalu lintas
Kuning, hijau, merah kembali
Waktu terus mengejar diri yang tak abadi
Aktivitas serupa diulang berkali-kali
Kotak kayu tak menunggu hijau
Bila delapan sudut persegi sebagai tempat menutup mata
Haram katanya bagi si Penabuh
Bendera kuning diikat di tiang listrik
Kala malam bulan memerahRanjang terakhir-V-
3 notes
·
View notes
[Hari ke-1 dari 360 hari berpuisi]
Mantra-mantra aku ucap lewat sajak dan puisi malam, kuseduh dalam kelam kopi hitam. Ada seseorang yang kukultus melebihi Tuhan-- dari parasmu hingga takdirmu. Yang kau bakar hingga api menggerogoti belulang, hingga padi yang kau sekam habis dimakan belalang.
Dan tiada air mata jatuh dari mata yang berlinang, aku serapah lewat kata-kata; haus bagai padang pasir Sahara.
0 notes
0 notes
Weeeeeeee, udah februari lagi tapi baru dipost sekarang; hadeh. Ini cerbung omong kosong saya, dan keluhan untuk tahun ini dan tahun sebelumnya, intinya sama aja sih. #poetry #puisi #cerbung #susukntlmanis #gaktaumaungapain #sajak #sajakrindu (di Tempat Penjajahan Anak Kost) https://www.instagram.com/p/CLCAhRnMd6a/?igshid=19iibjqrj048b
0 notes
Besar kemungkinan yang gagal akan menjadi semakin gagal, tapi kapan mau mencoba untuk tetap bertahan. Kalau dirimu saja masih enggan menerima kegagalan adalah jalan menuju dunia baru.
Vaioletic
0 notes
Tak mengpa...
aku sudah bahagia, meski hanya sebatas penonton setia keseharianmu dari telefon genggamku.
Vaioletic
1 note
·
View note
“tidak semua yang aku tulis itu kamu.”
— tidak semua yang kamu baca itu aku.
berhenti..
590 notes
·
View notes
Terkadang sebuah kisah berakhir manis ataupun tragis. Banyak yang harus direlakan. Banyak juga yang harus dibenahi. Tak mengapa, itu lah alur.
Vaioletic
0 notes
Kisah Perjalanan di Bawah Langit Sendu (on Wattpad) https://my.w.tt/6pkaFF1Sgbb Isa merupakan seorang gadis yang terlahir dari benih air murni di pinggir air terjun, ia di bangkitkan oleh sang Dewi Bumi. Ketika di perjalanan ia bertemu perempuan yang begitu cantik, kemudian ia berpetualang hingga ia menyadari apa yang sedang terjadi pada dunianya.
0 notes
Kita senjang di tiap-tiap langkah
Berdua memacu pelana arah berbeda
Kau ke sebrang sabana
Aku ke hilir nestapa
Kita bebas entah kemana
Tanpa sayap dan angkasa
Mau sampai kapan meracu kata?
Sampai kita dewasa
Sampai ego tak lagi ada
Sampai semua sedia kala
—Vaioletic
0 notes
—Maaf
Aku duduk bersender tembok rumah
Tinggi menghayal kita
Pada secangkir minuman tua
Melamun duka yang kini hanya aksara
Violet dan nada serapah
Di atas ranjang yang kabur
Ingatan-ingatan 'mu melerai nyawa
Pada baris-baris kata perpisahan
Pada ungkapan terima kasih
Pada loteng-loteng kenangan
Pada setiap nafas dan namamu
Aku mohon, maafkan aku.
—Vaioletic
0 notes
1 note
·
View note
Untuk kamu—
Biar kelana jauh menuju singgahsana
Tiba asa yang jadi pelipur lara
Dan kau berserah di 3 malam
Terima kasih telah berjuang
Bersyukur untuk tetap bertahan
Untuk 'mu pemenang ❤️
—Vaioletic
0 notes
This time, be with you as long as you want—
Kampung kecil di sudut perbatasan Bogor-Banten, dengan temaram lampu jalan dan sedikit rindu yang kita lepas pada kopi saset angkringan favorit kita. Matahari yang redup diiringi jangkrik dan kodok yang bernyayi bersaut-sautan, "Pak, sosisnya jangan dikasih saos yah" hal yang selalu kau pinta tiap kali kita duduk memecah rindu di angkringan.
Bulan semakin tinggi dan dahan-dahan kering yang entah kapan jatuh melebur tanah. "Nad, lu kapan libur lagi?" aku mungkin salah bertanya seperti itu, andai aku tak menanyakan hal konyol itu dulu-- "ga tau kapan lagi, masalah kampus gua masih banyak" Nadi menggenggam gelas plastik hangat yang terisi kopi, sambail menempelkan gelas di matanya, salah satu kebiasaan anehnya, katanya sih biar ga pusing.
"Lagi ada masalah Nad? Mau aku pijetin ga?" tanganku yang melayang kepundaknya sembari bibirku yang menjamah kening mungilnya. "enak ga? Kalo kurang enak kasih saos geh" canda yang sering aku lontarkan padanya, jangankan saos permen mint saja bisa buat ia kepedesan hahaha.
"Nad, Nadii" "eh iya apa?" malam kian menjelma bersama sayup-sayup lampu di pinggir jalan dan kendaraan hilir-mudik. Kau semakin sayu, mungkin kecapean sehabis kuliah tadi, katanya sih dosennya kedapetan yang super duper jengkelin.
"pulang yuk, dah malem nih Nad, Mamah kamu pasti nyerocos tuh kalo pulangnya telat kaya pas itu, hehe" raut wajah Nadi berubah gusar, pandangan kosong menatap langit-langit malam. "Nad, masih ada pikiran? Ga mau cerita dulu? Lagian masih jam segini, aku cuma bercanda ko tadi." sejenak udara dingin malam menyelimuti kita, malam kita, dan malam terakhir kita.
Jam arloji seakan membeku dan detik jarumnya menusuk hati perlahan-lahan, Nadi yang sedari tadi diam kini mulai mencoba berbicara, suaranya lirih. "Re, gue pengen ngomong sama lu, mungkin ini yang gue pengen sampein udah lama semenjak kita berantem terakhir kali. Dengerin pelan-pelan ya Re, gue pengen lu ngerti apa yang terjadi belakangan ini, atas semua pertanyaan lu, dan kenapa gue ngehindarin lu"
—Vaioletic
1 note
·
View note
Kau benar
Kau benar
Kau benar
Aku bodoh
0 notes